Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Ria Arisandi 1618012103
Indah Iswara 1618012061
Perceptor :
dr. Noflih Sulistia, Sp.Rad
dr. Rasyidah, Sp.Rad
PENDAHULUAN
LAPORAN KASUS
a. IDENTITAS PASIEN
• Nama / Umur : Ny. G / 21 Tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Pendidikan : SMA
• Suku Bangsa : lampung
• Alamat : kota bumi
• Pekerjaan : mahasiswa
Menurut keluarga pasien, pasien memiliki ibu yang menderita Tuberculosis, sudah
mengkonsumsi obat 2 tahun lalu dan dinyatakan sembuh. Adik pasien juga
menderita keluhan yang sama dan masih dalam tahap pengobatan hingga saat ini.
Pasien tidak pernah meminum obat profilaksis TB dan pasien sudah melakukan
screening TB dengan rontgen thoraks 2 tahun yang lalu dan dinyatakan normal.Pasien
selama beberapa tahun terakhir tidak tinggal bersama kedua orang tua dan anggota
keluarga lainnya.Menurut keluarga pasien, tempat tinggal pasien termasuk
lingkungan yang bersih.
Gambaran Radiologis
DISKUSI
Bila kuman menetap di jaringan paru, berkembang biak dalam sitoplasma makrofag.
Disini ia dapat terbawa masuk ke organ tubuh lainnya. Kuman tuberkulosis yang
masuk melalui saluran napas akan bersarang di jaringan paru sehingga akan terbentuk
suatu sarang pneumoni, yang disebut sarang primer atau afek primer. Sarang primer
ini mungkin timbul di bagian mana saja dalam paru, berbeda dengan sarang
reaktivasi. Bila menjalar sampai ke pleura, maka terjadilah efusi pleura. Dari sarang
primer akan kelihatan peradangan saluran getah bening menuju hilus (limfangitis
lokal). Peradangan tersebut diikuti oleh pembesaran kelenjar getah bening di hilus
(limfadenitis regional). Afek primer bersama-sama dengan limfangitis regional
dikenal sebagai kompleks primer. Kompleks primer ini akan mengalami salah satu
seperti berikut :1) Sembuh dengan tidak meninggalkan cacat sama sekali (restitution
ad integrum). 2) Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas (antara lain sarang
Ghon, garis fibrotik, sarang perkapuran di hilus). 3) Menyebar dengan cara,
perkontinuitatum,penyebaran secara bronkogen,unilateral atau bilateral dan
penyebaran secara hematogen dan limfogen. 2,5
Pemeriksaan standar radiologi ialah foto toraks PA. Pemeriksaan lain atas indikasi:
foto lateral, top-lordotik, oblik, CT-Scan.Pada pemeriksaan foto toraks, tuberkulosis
dapat memberi gambaran bermacam-macam bentuk (multiform).Gambaran
radiologik yang dicurigai sebagai lesi TB aktif : 1) Bayangan berawan / nodular di
segmen apikal dan posterior lobus atas paru dan segmen superior lobus bawah. 2)
Kavitas, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak berawan atau
nodular. 3) Bayangan bercak milier. 4) Efusi pleura unilateral (umumnya) atau
bilateral (jarang).Gambaran radiologik yang dicurigai lesi TB inaktif 1) Fibrotik 2)
Kalsifikasi 3) Schwarte atau penebalan pleura.7-8
Gambar 2.Pada gambar kiri terdapat gambaran kavitas serta bercak berawan pada lapangan
paru kanan atas, sedangkan gambaran CT scan menunjukkan penyebaran bahan infeksius
dari kavitas ke sistem tracheobronchial
Luas lesi yang tampak pada foto toraks untuk kepentingan pengobatan dapat
dinyatakan sbb (terutama pada kasusBTA negatif) : 1) Lesi minimal , bila proses
mengenai sebagian dari satu atau dua paru dengan luas tidak lebih dari sela iga 2
depan (volume paru yang terletak di atas chondrostemal junction dari iga kedua
depan dan prosesus spinosus dari vertebra torakalis 4 atau korpus vertebra torakalis
5), serta tidak dijumpai kavitas 2) Lesi luas. Bila proses lebih luas dari lesi minimal.7-
8
Pada tuberculosis primer, foto polos PA tampak gambaran bercak semi opak terletak
di suprahiler (diatas hilus), perihiler (sepanjang limfangitis), dan parakardial
(disamping kor) dengan batas tidak tegas.Tampak pembesaran di hilus, parabronkial,
paratektal.Pada fase lanjut tampak garis-garis fibrosis yang berjalan radier dari hilus
ke arah luar, kalsifikasi di hilus, terdapat cairan di sinus costophrenicus, pericardial
efusion serta atelektasis di perihiler (akibat stenosis bronkus karena perforasi kelenjar
kedalam bronkus).Kelainan radiologis ini dapat terjadi dimana saja dalam paru-paru,
namun sarang dalam parenkim paru sering disertai pembesaran kelenjar limfe
regional (komplek primer).7-8
Pada Tuberkulosis sekunder, pada foto polos thoraks tampak gambaran bercak semi-
opak bentuk amorf seperti kapas batas tidak tegas di infraklavikula (menunjukan
infiltrat), tampak densitas inhomogen bentuk amorf di apeks atau basal paru
(menunjukan fibroeksudatif), tampak garis-garis fibrosis, tampak kaverna (bulatan
opak dengan lusen ditengahnya) bentuk bulat atau oval, tampak bulatan opak batas
tegas tepi ireguler inhomogen didalamnya terdapat kalsifikasi amorf (menunjukan
tuberkel/tuberkuloma).Sarang-sarang yang terlihat pada foto roentgen biasanya
berkedudukan dilapang paru atas dan segmen apikal lobi bawah, walaupun terkadang
dapat terjadi di lapangan bawah paru yang biasanya disertai oleh pleuritis.7-8
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan
fase lanjutan 4 atau 7 bulan. Pengobatan Tb menggunakan obat antituberkulosis
(OAT), yang terdiri atas Rifampicin (R), Isoniazid (H), Prirazinamid (Z), Etambutol
(E), dan Streptomycin (S). Pengobatan tuberkulosis dibagi menjadi, 1) TB paru
(kasus baru), BTA positif atau pada foto toraks: lesi luas: 2 RHZE / 4 RH atau , 2
RHZE / 4R3H3 atau , 2 RHZE/ 6HE. 2) TB paru kasus kambuh: 2RHZES / 1 RHZE /
5 RHE. 3) TB Paru kasus gagal pengobatan: 2 RHZES/1 RHZE/5H3R3E3. 5-6
DAFTAR PUSTAKA