Professional Documents
Culture Documents
Penerapan Analisis Swot Guna Penyusunan Rencana Induk E-Government Kabupaten Kaur PDF
Penerapan Analisis Swot Guna Penyusunan Rencana Induk E-Government Kabupaten Kaur PDF
ABSTRACT
Kaur regency is a result of development of prime regency, South Bengkulu regency, Bengkulu
province. It is together with the fast change of strategic environment which is complex, dynamic, and
diverse. It is resulted some competitions in the society and the more extensive of society needs and
desire. Nowadays, the government needs to be supported with information technology in order to
bureaucracy reformation in the government organization can be maximized effectively, during this
time Kaur Regency has not apply information technology effectively and efficiently in order to deliver
information, discuss some issues and also doing some business transactions in every units. It is
because the government does not have main planning of information system process to support the
implementation of e – government in Kaur regency government. The government also has not
maximized and using program in the field of information technology. Methodologies used in this study
are literature study, interview, direct observation and questioner. The analysis instruments used is
SWOT analysis. Kaur regency is in the position of quadrant I (Strengths, Opportunity). This strategy is
based on the idea of company that is using power to get the biggest opportunity. The Kaur regency
government must create some strategies to reach the goal, they are employing computer expert as
training instructor, making priority scale in adding computer equipments, analyzing the equipments
which are able to use open sourer system, making a LAN network which uses backbone as the main
network and making class C network which uses telephone lines, inviting professionals as instructor in
the processing and fixing data and also make it as centre regulation as a base to make calculation and
legalization of prime planning in the implementation e – government.
1. PENDAHULUAN
Seiring dengan semakin cepatnya perubahan lingkungan strategis yang komplek, dinamis, dan
beraneka ragam yang mengakibatkan terjadinya kompetisi serta berakibat semakin luasnya keinginan
dan kebutuhan masyarakat. Untuk memenuhi hal tersebut pemerintahan pada saat ini perlu ditunjang
dengan memanfaatkan Teknologi Informasi supaya reformasi birokrasi dalam penyelenggaraan dan
pemerintahan dapat dioptimalkan dengan efektif. [2]
Sebagai daerah baru hasil pemekaran, harus memiliki rencana induk TI untuk mendukung
implemintasi e-government seperti diamanatkan oleh Inpres No 3 tahun 2003 tentang e-government di
pemerintahan. [3]
Salah satu cara yaitu melalui implementasi e-government. Dalam implementasi e-government
tersebut perlu adanya rencana induk teknologi informasi sebagai pedoman dalam integrasi teknologi
informasi di Pemda, sehingga implementasi e-government diharapkan dapat membantu meningkatkan
interaksi antara pemerintah, masyarakat dan bisnis sehingga mampu mendorong perkembangan politik
dan ekonomi.
Saat ini, penggunaan teknologi informasi di pemerintahan semakin meningkat tidak hanya untuk
proses operasional sehari-hari, tetapi sudah menuju pada dukungan bagi proses pengambilan
keputusan, bahkan pada beberapa sektor industri, ketergantungan terhadap teknologi informasi sudah
sangat besar seperti pada sektor perbankan dan keuangan. [4]
sistem informasi dimasa yang akan datang, untuk itu penulis menggunakan 4 macam cara yaitu
melalui wawancara, kuesioner, study pustaka dan pengamatan langsung.
2.1 Wawancara
Wawancara bertujuan untuk mendapat gambaran yang jelas dari para eksekutif di masing-masing
unit kerja mengenai proses bisnis disetiap unit, permasalahan dengan sistem yang ada.
2.2 Kuesioner
Penyebaran kuesioner bertujuan untuk mendapatkan kondisi sekarang dari sistem informasi yang
ada di seluruh unit kerja, disini ditanyakan informasi tentang sistem informasi yang
dipakai/pernah dipakai, cara pengolahan data yang sedang berjalan, kondisi perangkat keras yang
dimiliki, kondisi jaringan di masing-masing unit, SDM yang memiliki kemampuan komputer dan
berbagai hal lain yang ada hubungannya.
3. ALAT PENELITIAN
3.1 Analisis Swot
Analisis SWOT teknik dalam membedah kasus bisnis sebagai berikut : [20]
a. Strength (kekuatan)
b. Weakness (kelemahan)
c. Opportunity (kesempatan/peluang)
d. Threat (ancaman)
Trend (tendensi) atau terjadian dengan mengancam perkembangan atau keberlangsungannya
organisasi. Analisis SWOT digunakan untuk mencari keuntungan dan memperbaiki situasi. Mencari
keuntungan dilakukan dengan ekspansi, memperbaiki situasi dengan menyelesaikan berbagai masalah
yang dihadapi. Dampak dengan dilakukannya SWOT analisis adanya kesimpulan dasar (basic
conclusions),
4. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam pustaka tentang teori perencanaan, sepanjang sejarah pemikiran perencanaan terdapat
beberapa tipe perencanaan, antara lain: (1) perencanaan induk (master planning); (2) perencanaan
komprehensif/menyeluruh (comprehensive planning); (3) perencanaan inkremental (incremental
planning); (4) perencanaan advokasi (advocacy planning); (5) perencanaan strategis (strategic
planning); dan (6) perencanaan adil/ekuiti (equity planning). Dalam penelitian ini akan fokus
membahas tentang perencanaan e-government pemerintahan daerah: [5]
Pedoman penyusunan rencana induk teknologi informasi sudah ditetapkan oleh pemerintah dan
MPR RI supaya pengimplemintasian e-government di lemabaga pemerintah lebih fokus sehingga
hasil yang diharapkan optimal, adapun peraturan dan pedoman yang sudah ada sampai saat ini
adalah kerangka kerja teknologi informasi nasional sesuai dengan Garis- garis Besar Haluan Negara
(GBHN) Tahun 1999, mengamanatkan pada setiap lembaga Negara baik pusat maupun di daerah
mempercepat integrasi teknologi informasi guna mempercepat reformasi birokrasi sehingga tercipta
penyelenggaraan yang bersih dan berwibawa yang bebas dari KKN yang sejalan dengan cita-cita
reformasi.[3]
Good governence United Nation Development Program (UNP) mendefenisikan governance
sebagai : the exercise of political, econimic and adaminstrative authorty to manage anation’s affairat
all level: [7]
Sebenarnya ada beberapa definisi yang diberikan oleh institusi non pemerintah dan lembaga
pemerintahan mengenai e-government. Bank Dunia mendfenisikan sebagai berikut :
E-Government refers to the use by government agencies of information technologies (such as
Wide Area Networks, the Internet, and mobile computing) that have the ability to transform relations
with citizens, businesses, and other arms of government: [8]
Sementara pemerintah Amerika Serikat mendefiniskan e-government sebagai :
E-Government refers to the delivery of government infromation and services online through the
Internet or other digital means: [9]
Jadi dapat disimpulkan bahwa e-government pada dasarnya adalah penyampaian informasi dan
layanan dari suatu lembaga pemerintahan terhadap masyarakat, pelaku bisnis dan industri, dan
lembaga pemerintahan lainnya melalui penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk
mewujudkan pelaksanaan pemerintahan yang efektif dan efisien, layanan yang lebih baik dan nyaman,
mencakup jangkauan yang lebih luas, serta menjamin transparansi dan akuntabilitas.
Dalam memanfaatkan potensi tersebut, banyak negara telah memutuskan untuk menggunakan
Information computer technology (ICT) untuk meningkatkan pelayanan pemerintahan kepada
masyarakat dalam semua bidang untuk melaksanakan pelaksanaan implementasi e-government:
[10]
5. SASARAN TI
Tahap selanjutnya adalah tahap penentuan objectives, objectives merupakan sasaran-sasaran yang
cukup terperinci dan harus dicapai agar goal yang ditentukan dapat terpenuhi. Sebagai titik awal yang
sangat penting agar dapat menentukan objectives dengan baik diperlukan pengetahuan tentang
unit kerja, proses yang berlangsung didalamnya, hubungan antar organisasi dan lain-lain. Hal lain
yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan objectives adalah terpenuhinya kaidah SMART
(Specific Measurable, Attainable, Realistic and Time Limit).
6. KELEMBAGAAN
Model kelembagaan yang ideal dalam pengelolaan penerapan teknologi
informasi di pemerintah daerah adalah dengan menggunakan perpaduan model sentralisasi dan
desentralisasi atau yang lebih dikenal dengan model hybrid. Sentralisasi kewenangan diperlukan
guna mengontrol pelaksanaan penerapan teknologi informasi di masing-masing unit terkait, sehingga
tercipta suatu sistem yang terintegrasi satu sama lain dengan interoperabilitas yang tinggi,
sentralisasi juga dibutuhkan untuk dapat mengatur penggunaan standarisasi dalam sarana ataupun
prasarana yang dibutuhkan guna memaksimalkan investasi. Sentralisasi ini diwujudkan dalam satu
unit yang bertanggung jawab langsung pada pimpinan daerah dan mempunyai tingkat kewenangan
yang setara dengan dengan badan atau dinas, sehingga memungkinkan untuk melakukan
koordinasi secara horizontal. Tugas dan tanggung jawab unit ini diantaranya adalah :
a. Melakukan koordinasi dan perencanaan secara menyeluruh dalam memaksimalkan penggunaan
teknologi informasi di pemerintahan daerah.
b. Melakukan standarisasi arsitektur sistem, standarisasi data dan informasi yang dibutuhkan guna
menjamin interoperabilitas sistem yang akan diterapkan.
c. Mengelola portal informasi pemerintah daerah dan gateway sistem informasi manajemen
pemerintahan daerah yang menghubungkan sistem ini dan jaringan internet.
d. Membantu perencanaan pengembangan sistem informasi dibutuhkan di masing-masing unit.
e. Mengelola prasarana dan sarana yang dibutuhkan secara bersama-sama dalam pengoperasian
sistem informasi manajemen pemerintahan daerah seperti jaringan utama (backbone), berbagai
server mail, DNS dan berbagai basis data.
Desentralisasi dibutuhkan untuk menjamin fleksibilitas sistem, dan untuk meningkatkan daya
respon sistem terhadap perubahan-perubahan yang diperlukan. Desentralisasi ini diwujudkan dengan
memberikan kewenangan- kewenangan kepada masing-masing unit untuk mengelola secara
mandiri penggunaan teknologi informasi di unit masing-masing guna menghindari duplikasi yang
tidak diperlukan, serta menjamin interoperabilitas antar sistem maka perencanaan dan pengembangan
teknologi informasi di masing-masing unit haruslah di koordinasikan secara penuh dengan sentral unit
pengelola teknologi informasi. Hal ini juga dibutuhkan guna lebih mengefektifkan dana investasi yang
dikeluarkan.
security berkepentingan
Sistem Analis Memberikan layanan konsultasi internal dan studi kelayakan untuk
dan Desain analisa dan membuat model organisasi. Membuat analisa bisnis dan
desain sistem dari unit kerjanya jika memerlukan sistem informasi.
Administrator Membangun, memelihara dan memonitor infrastruktur jaringan di
jaringan lingkungan unit kerjanya. Memberikan konsultasi tentang jaringan
kepada staf di lingkungan unit kerjanya yang membutuhkan.
Programmer Mengimplementasikan sistem inormasi manajemen, situs-situs dll
Teknisi Radio Menangani radio wave LAN yang ada di lingkungan Pemkab
Wave LAN
Teknisi Menangani dan merawat komputer serta jaringan yang ada di unit kerja
Komputer masing-masing.
User (operator) Pengguna sistem dan aplikasi yang berjalan, sehingga memungkinkan
lancarnya staf memberikan informasi kepada atasannya.
9. JARINGAN
Topologi makro jaringan komputer menggambarkan penggunaan media kabel secara bersama
untuk membentuk jaringan untama (bac-bone) yang menghubungkan masing-masing gedung
dilikungan pemerintahan Kabupeten Kaur secara garis besarnya pemelihan media tersebut adalah :
a. Media kabel digunakan untuk menghubungan gedung-gedung yang berdekatan.
b. Media telkom speedy digunakan untuk menghubungkan gedung yang letaknya berjauhan.
c. Unit kerja pengolahan data dan sistem informasi menjadi pintu keluar masuk data di Pemda
Kaur, termasuk hubungan ke internet.
d. Kebijakan satu pintu mempunyai beberapa keuntungan antara lain :
- Kemudahan pengorganisasian jaringan
- Kemudahan pengelolaan komunikasi
- Kemudahan pengelolaan keamanan jaringan
- Dibutuhkan SDM lebih sedikit
-
9.1 Topologi Jaringan bac-bone
11. PENDANAAN
Investasi yang dibidang teknologi nformasi membutuhkan dana yang relatif besar, sehingga
dibutuhkan meikanisme pendanaan yang memadai. Idiealnya pendanaan yang dapat dilakukan melalui
dana pemerintahan daerah, atau pun dalam hal-hal tertentu dapat bekerjasama dengan dunia usaha
untuk membangun jaringan teknologi informasi. Pengolaan dana harus dilakukan dengan transparan
dan harus dapat dipertanggungjawabkan pada masyarakat, pendanaan dalam pembangunan
pengelolaan teknologi informasi dipemerintahan daerah dapat dilakukan sepenuhnya secara internal
melalui mikanisme swakelola, atau diserahkan pada pihak ketiga dengan mikanisme kontrak kerja.
Dana operasional dan perawatan sistem informasi, pada umunya untuk tahun pertama dibutuhkan dana
sebesar 20% per tahun dari nilai investasi awal.
Secara umum berdasarkan kepemilikan dan penggunanya sistem informasi yang dipergunakan
oleh unit kerja dapat di klasifikasikan menjadi 3 kelompok:
- SI yang dipergunakan oleh unit kerja itu sendiri
- SI yang dipergunakan oleh semua unit kerja
Dilihat dari fungsinya, maka sistem informasi dapat dibagi menjadi 4 kelompok :
• G2C (Government To Citizens)
Sistem informasi ini berfungsi untuk mendukung terwujudnya pelayanan masyarakat yang
berbasis elektronik, aplikasi ini dibutuhkan khusus masyarakat umum.
• G2B (Government To Business)
Salah satu tugas utama dari sebuah pemerintah adalah membentuk lingkaran bisnis yang kondusif
agar roda perekonomian sebuah negara dapat berjalan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu
diperlukan relasi yang baik antara pemerintah dengan kalangan bisnis tidak saja untuk
memperlancar para pelaku bisnis namun lebih jauh lagi banyak hal yang menguntungkan bagi
pemerintah : [13]
14. APLIKASI
KEPEGAWAIAN
1. Pengadaan PNS
2. Sistem Absensi dan Penggajian
3. Sistem Penilaian Kinerja PNS
4. Sistem Pendidikan dan Latihan
KEPEMERINTAHAN
1. Pengelolaan Barang Daerah
2. Katalog Barang Daerah
3. Pengelolaan Pendapatan Daerah
KEWILAYAHAN
1. Potensi Daerah
2. Perikanan dan Kelautan
3. Pariwisata
4. Industri Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
KEMASYARAKATAN
1. Kesehatan
2. Pendidikan
3. Ketenagakerjaan
SARANA DAN PRASARANA
1. Transportasi
2. Jalan dan Jembatan
3. Terminal dan Pelabuhan
Di samping dari segi pengamanan, harus juga ditunjang dengan peraturan- peraturan yang
perlu diketahui oleh tim teknis atau pranata komputer antara lain.
16. STRUKTUR ORGANISASI YANG UNTUK UNIT KERJA DAN PENGOLAHAN DATA
Bidang Informatika
K. Aplicatiaon Dev. Ko. Technical Sup. Ko. Operation Ko. Aplicatiaon Sup.
2. Produk Pokok
a. Aplikasi yang efektif dan efisien
b. User’s Manual dan Technical Manual yang updated
c. Dokumen perencanaan strategis TIK termasuk arsitektur informasi Unit Pengelola e-
government dan antisipasi perkembangan teknologi
3. Kompetensi
a. Kemampuan dasar TIK
b. Pemahaman terhadap prinsip-prinsip dasar sistem informasi
c. Kemampuan dasar teknis perangkat keras dan jaringan
d. Kemampuan pengadaan dan perawatan perangkat lunak
c. Application Sistem Analisis
Sistem analisis untuk aplikasi-aplikasi komputer membuat rancangan system berdasarkan
kebutuhan pengguna. Sistem Analyst menerjemahkan kebutuhan pengguna menjadi user requirements
dan functional specifications yang digunakan Programmer untuk membuat /memodifikasi aplikasi.
Dalam tingkat manajemen, jabatan ini tergolong dalam tingkat operasional
1. Tugas Pokok
a. Memfasilitasi pengembangan sistem informasi dan aplikasi computer
b. Mempelajari permasalahan-permasalahan dan kebutuhan-kebutuhan organisasi
c. Memberikan rekomendasi bagaimana sumber daya informasi dapat meningkatkan kinerja
organisasi
2. Produk Pokok
High-Level design document yang mencakup juga user requirements, seta spesifikasi dan
persyaratan aplikasi baik fungsional (efektivitas) maupun nonfungsional (efisiensi).
3. Kompetensi
a. Kemampuan dasar TIK
b. Pemahaman terhadap prinsip-prinsip dasar sistem informasi
c. Kemampuan dasar teknis perangkat keras dan jaringan
d. Application-Programmer
Programmer untuk aplikasi komputer merawat/memodifikasi aplikasi computer berdasarkan
rancangan dari analisis sistem. Dalam tingkat manajemen, jabatan ini tergolong dalam tingkat
operasional.
1. Tugas Pokok
a. Mengembangkan aplikasi komputer
b. Melakukan pengujian terhadap aplikasi
2. Produk Pokok
Aplikasi sesuai dengan dokumen rancangan dan memenuhi persyaratan fungsional (tidak memiliki
major bugs yang mempengaruhi fungsionalitas utama aplikasi) serta persyaratan nonfungsional.
3. Kompetensi
a. Kemampuan dasar TIK
b. Pemahaman terhadap prinsip-prinsip dasar sistem informasi
c. Kemampuan dasar teknis perangkat keras dan jaringan
e. Koordinator Data
Koordinator Data bertanggung jawab terhadap arsitektur data dan mengelolanya sebagai aset
instansi. Dalam tingkat manajemen, jabatan ini tergolong dalam tingkat taktis/manajerial.
1. Tugas Pokok
a. Membuat arsitektur data
b. Mengelola data
2. Produk Pokok
a. Dokumen arsitektur data
b. Dokumen perencanaan strategis TIK termasuk arsitektur informasi Unit Pengelola e-
government dan antisipasi perkembangan teknologi
3. Kompetensi
a. Kemampuan dasar TIK
b. Pemahaman terhadap prinsip-prinsip dasar sistem informasi
f. Database Administrator
Database Admininistrator bertanggung jawab terhadap perawatan sistem basis data dan
integritasnya. Dalam tingkat manajemen, jabatan ini tergolong dalam tingkat operasional.
1. Tugas Pokok
a. Membuat rancangan basisdata dan data definition
b. Ikut mengamankan basisdata
c. Melakukan perawatan data
d. Memonitor penggunaan basisdata dan statistik kinerja
2. Produk Pokok
a. Dokumen rancangan basisdata
b. Dokumen prosedur backup and recovery
3. Kompetensi
a. Kemampuan dasar TIK
b. Pemahaman terhadap prinsip-prinsip dasar sistem informasi
c. Kemampuan dasar teknis perangkat keras dan jaringan
g. Koordinator Technical Support
Koordinator Technical Support bertanggung jawab terhadap Network Administrator, Sistem
Adminstrator dan lain-lainnya yang merawat sistem agar sistem dapat terus berjalan baik. Dalam
tingkat manajemen, jabatan ini tergolong dalam tingkat taktis/manajerial.
1. Tugas Pokok
a. Menjamin adanya layanan yang berkesinambungan
b. Mengelola konfigurasi
c. Memonitor proses-proses dan penggunaan system
2. Produk Pokok
a. Sistem yang efektif dan efisien
b. Laporan ketersediaan, termasuk permasalahan-permasalahan yang muncul dan insiden yang
terjadi
3. Kompetensi
a. Kemampuan dasar TIK
b. Kemampuan dasar teknis perangkat keras dan jaringan
h. Network Administrator
Network Administrator bertanggungjawab terhadap kontrol teknis dan administrasi dari jaringan.
Dalam tingkat manajemen, jabatan ini tergolong dalam tingkat operasional.
1. Tugas Pokok
a. Membuat perencanaan infrastruktur telekomunikasi
b. Mengimplementasikan perencanaan infrastruktur telekomunikasi
2. Produk Pokok
a. Dokumen perencanaan infrastruktur telekomunikasi
3. Kompetensi
a. Kemampuan dasar TIK
b. Pemahaman terhadap prinsip-prinsip dasar sistem informasi
i. Sistem Administrator
Sistem Administrator bertanggung jawab terhadap sistem komputer secara keseluruhan termasuk
jaringan. Dalam tingkat manajemen, jabatan ini tergolong dalam tingkat operasional.
1. Tugas Pokok
Mengelola pembelian perangkat keras dan lunak serta instalasinya sesuai prosedur
a. Menambah workstation baru dan konfigurasinya
b. Menginstall perangkat lunak system
2. Produk Pokok
Sistem dengan aplikasi-aplikasi yang berjalan dengan baik, termasuk jelasnya user accounts dan
minimumnya efek negatif yang ditimbulkan virus komputer.
2. Storage space yang cukup bagi para pengguna
3. Kompetensi
a. Kemampuan dasar TIK
diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwewenang
untuk melakukan kegiatan sistem informasi berbasis komputer. Mencakup semua profesi yang
telah dijabarkan diatas, seperti sistem analis, programer, operator, network administrator, database
administrator
Berdasarkan SK Menpan tersebut, Pranata Komputer terdiri dari Pranata Komputer
tingkat terampil dan Pranata Komputer tingkat ahli. Pranata Komputer adalah jabatan karir yang
hanya dapat diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil. Tugas pokok Pranata Komputer adalah
merencanakan, menganalisis, merancang, mengimplementasikan, mengembangkan dan atau
mengoperasikan sistem informasi berbasis komputer. Jenjang jabatan Pranata Komputer seperti yang
tertuang pada SK Menpan Nomor 66/Kep/M.PAN/7/2003 adalah seprti tabel berikut :
18. KESIMPULAN
Rencana induk e-government ini adalah sebagai rekomendasi pada Pemerintahan daerah dalam
rangka penerapan dan mendukung pengimplementasian e-governmen hal ini sejalan dengan Inpres No
3 tahun 2003 tentang pedoman penerapan e-government di pemerintahan pusat maupun didaerah,
sesuai dengan keadaan dan persiapan yang ada pada pemerintahan daerah maka rencana induk e-
government yang dibangun adalah untuk mendukung pencapaian visi dan misi di Pememerintahan
daerah sehingga visi dan misi dari Pememerintahan daerah dapat dilaksanakan dengan baik,
DAFTAR PUSTAKA
[1] Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Kabupaten Mukomuko, Kabupaten
Seluma, Dan Kabupaten Kaur Di Provinsi Bengkulu
[3] Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan
E-Government.
[4] Grant, G. and D. Chau, "Developing a Generic Framework for e-Government". Journal of Global
Information Management, 2005.
[5] Campbell, S. dan Fainstein, S. (eds.). 2001. Readings in Planning Theory. Blackwell Publishers,
Cambridge, MA.
[6] Gordon, G.L. 2003. Strategic Planning for Local Government. International City/County
Management Association, Washington, D.C.
[7] Andi Yogyakarta, 2006, Local Government Financial Manajemen, transpransi public policy.
[8] Word Bank, http://www1.wordbank.org/publicsektor/egov/difenitio.htm
[9] Eko Indrajit Richardus, Dr., Ir (2006). Electronic Government. Penerbit Andi, Yogyakarta
[10] Ho , Holliday, Layne dan Lee , Netchaeva , PBB , UN The Influence of Perceived Characteristics
of Innovating on e-Government Adoption Electronic Journal of e-Government Volume 2 Issue 1
(11-20) : 2007
[11] Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
[12] Keputusan Menkominfo Nomor : 57/KEP/M.KOMINFO/12/2003Tentang Panduan Penyusunan
Rencana induk pengembangan e-government pada lembaga
[13] Eko Indrajit Richardus, Dr., Ir (2006). Electronic Government. Penerbit Andi, Yogyakarta
[14] Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 49 tahun 2001 tentang Sistem Informasi Potensi Daerah
dan yang dibutuhkan oeh dunia usaha.
[15] Bryson, J.M. 1988. Strategic Planning for Public and Nonprofit Organizations. Jossey-Bass, San
Fransisco, CA.
[16] Fred R. David, 2009, Manajemen Strategis Penerbit Salamba Empat buku 1 edisi 12.
[17] Smith, N.I. 1994. Down-to-Earth Strategic Planning. Prentice Hall, Sydney.
[18] Martin, E.W; Brown, Carol V; Dehayes, Daniel W; Hoffer, J.A; Perkins, William. C.Managing
Information Technologi Fourth Edition. New Jersey : Person Education , Inc
[19] Jogiyanto. 2006. Sistem Informasi Strategik Untuk Keunggulan Kompetitif. Yogyakarta:
Penerbit ANDI.
[20] Rengkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. : Jakarta Penerbit PT.
Gramedia Pustaka Utama
[22] Agung setiawan, 2003, Pengantar sistem komputer penerbit informatika Bandung
[23] Keputusan Mentri Pendayagunan Aparatur Negara nomor:66/Krp/M.PAN/7/2003, tentang jabatan
fungsional pranata komputer dan angka kreditnya
[24] Master Plan Kota Denpasar Bali