GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
KEPUTUSAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
NOMOR : 188.44/ {09| /DPE/2016
TENTANG
PEMBERIAN PERPANJANGAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN OPERASI PRODUKSI
KEPADA PERSEROAN TERBATAS (P.T.) BUMI BILLITON RAYA
Menimbang
Mengingat
GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,
a. bahwa sesuai ketentuan ayat (2) Pasal 47 Undang-Undang Nomor 4
Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, mengatur
bahwa pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi
dapat diperpanjang 2 (dua) kali masing-masing 5 (lima) tahun
dengan mengajukan permohonan dan memenuhi persyaratan
perpanjangan Operasi Produksi;
b. bahwa berdasarkan surat Direktur PT. Bumi Billiton Raya nomor:
01/BBR/X/2016 tanggal 3 Oktober 2016 perihal Permohonan
Perpanjangan IUP Operasi Produksi, serta persyaratan untuk
perpanjangan IUP Operasi Produksi yang disampaikan oleh PT, Bumi
Billiton Raya telah memenuhi syarat, maka dapat memberikan
perpanjangan IUP Operasi Produksi kepada PT. Bumi Billiton Raya;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan huruf b, maka perlu menetapkan Keputusan Gubernur
tentang Pemberian Perpanjangan Izin Usaha Pertainbangan Operasi
Produksi Kepada Perseroan Terbatas (PT.) Bumi Billiton Raya;
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2043);
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1967. Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2823) sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang,
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negura
Republik Indonesia Nomor 29);
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4033);
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003. tentang Pembentukan
Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten
Bangka Barat dan Kabupaten Belitung Timur di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4268 J;5. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377);
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);
8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
9. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756);
10.Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4959);
11.Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5059);
12,Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587}
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
13.Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan
Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 23, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3330);
14,Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4575);
15.Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4833);
16,Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah
Pertambangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5110);17.Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 29, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5111) sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun
2014 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor
23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan
Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 263, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5597);
18.Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan
dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan
Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5142);
19.Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2012 tentang Jenis dan Tarif
Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 16, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5276);
20.Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012) tentang Izin
Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5285);
21.Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 6
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah |
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2008 Nomor 2 Seri D);
22.Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 2
Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2014-2034 (Lembaran Daerah |
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2014 Nomor 1 Seri E,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Nomor 52 Seri E);
23.Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 7
Tahun 2014 tentang Pengelolaan Pertambangan Mineral (Lembaran
Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2014 Nomor 4
Seri E);
Memperhatikan : 1, Surat Edaran Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor:
04.£/30/DJB/2015 tanggal 30 April 2015 tentang Penyelenggaraan
Urusan Pemerintahan di Bidang Pertambangan Mineral dan
Batubara Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 Tentang Pemerintahan Daerah;
2. Surat Bupati Belitung Timur Nomor : 503/008/BPMPT/2016 tanggal
14 September 2016 Hal Penjelasan terkait proses perizinan PT. Bumi
Billiton Raya;
MEMUTUSKAN =
Menetapkan
KESATU Memberikan Perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi
kepadaKEDUA,
KETIGA
KEEMPAT
KELIMA
KEENAM
KETUJUH
KEDELAPAN
Nama Perusahaan : PT. Bumi Billiton Raya
Alamat Perusahaan : Jl. Kamboja I No. 118 B Tanjung Pandan
Belitung, Provinsi. Kepulauan Bangka
Belitung.
Nomor Pokok Wajib Pajak : 02.092.766, 1.305.000
Nama Direktur Utama. Ir, Isak Adhariady, MM
Nama Direktur : Ir. Isak Adhariady, MM
Nama Komisaris : Ir, Mohammad Taib Moestar
Pemegang saham perusahaan /Nilai persentase saham :
1, Nama pemegang saham : Ir. Isak Adhariady, MM. (60 %).
2, Nama pemegang saham : Ir. Mohammad Taib Moestar (40 %)
Komoditas : Mineral bukan logam (Pasir kuarsa)
Lokasi Penambangan
Desa : Tanjung Batu Itam
Kecamatan : Simpang Pesak
Kabupaten Belitung Timur
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Luas 174 Hektar.
sclama 5 (lima) tahun dan tidak dapat diperpanjang lagi, dengan jangka
waktu tahap kegiatan sebagai berikut :
a. Konstruksi selama 1 (satu) tahun.
b. Produksi 24 (empat) tahun.
Dengan Peta dan Daftar Koordinat Izin Usaha Pertambangan (IUP)
Eksplorasi tercantum dalam Lampiran I dan Lampiran Il Keputusan ini.
Pemegang IUP Operasi Produksi mempunyai hak untuk melakukan
kegiatan konstruksi, produksi, pengangkutan dan penjualan serta
pengolahan dan pemurnian dalam IUP.
IUP Operasi Produksi sebagaimana dimaksud dictum KESATU dilarang
dipindahtangankan kepada pihak lain tanpa persetujuan Gubernur
Kepulauan Bangka Belitung.
PT. Bumi Billiton Raya sebagai Pemegang IUP Operasi Produksi dalam
melaksanakan kegiatannya mempunyai hak dan kewajiban sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Ill Keputusan ini.
Sclambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja setelah diterbitkannya
Keputusan ini, Pemegang IUP Operasi Produksi sudah harus
menyampaikan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) kepada
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung untuk mendapat persetujuan.
Terhitung sejak 30 (tiga puluh) hari kerja persetujuan RKAB
sebagaimana dimaksud dalam diktum KELIMA, Pemegang IUP Operasi
Produksi harus memulai aktifitas di lapangan.
PT. Bumi Billiton Raya sebagai Pemegang IUP Operasi Produksi sebelum
melaksanakan kegiatannya agar dapat menyelesaikan hal-hal yang
terkait dalam ruang dan lahan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Dalam hal pemegang IUP Operasi Produksi tidak memenuhi kewajiban
dan/atau melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam diktum
KETIGA, KEEMPAT, KELIMA, KEENAM, KETUJUH dan/atau ketentuan
peraturan perundangan bidang pertambangan mineral maka IUP Operasi
Produksi tersebut dapat dihentikan sementara, dicabut atau dibatalkan
sesuai dengan peraturan perundang-undanganKESEMBILAN _:_ Keputusan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan
ketentuan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam
Keputusan ini, akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Pangkalpinang
pada tanggal 25 OkTBEF 2016
‘Ternbusan =
1. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI di Jakarta,
2. Menteri Keuangan RI di Jakarta
3. Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI di Jakarta.
4. Inspektur Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI di Jakarta.
5. Direktur Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan RI di Jakarta.
6. Direktur Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan RI di Jakarta.
7. Direktur Jenderal Pendapatan Daerah, Kementerian Dalam Negeri RI di Jakarta.
8. Bupati Belitung Timur di Manggar.
9. Kepala Biro Hukum dan Humas/Kepala Biro Keuangan//Kepala Biro Perencanaan
dan Kerjasama Luar Negeri, Setjen. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI di Jakarta,
10. Sekretaris Direktorat Jenderal Mineral, dan Batubara KESDM RI di Jakarta,
11. Direktur Teknik dan Lingkungan Mineral, dan Batubara KESDM RI di Jakarta,
12. Direktur Pembinaan Program Mineral, dan Batubara KESDM RI di Jakarta,
13. Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral KESDM RI di Jakarta,
14, Direktur Pajak Bumi dan Bangunan, Kementerian Keuangan RI di Jakarta,
15. Direksi P:T. Bumi Billiton Raya di Tanjung Pandan.LAMPIRAN I
KEPUTUSAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
NOMOR — ; 108-44 / 1091 / DPE / dole
TANGGAL : 25 OKTOBER 2016
DAFTAR KOORDINAT IZIN USAHA PERTAMBANGAN (IUP) OPERASI PRODUKSI
Nama Perusahaan : PT. Bumi Billiton Raya.
Lokasi
- Desa : Tanjung Batu Itam.
+ Kecamatan : Simpang Pesak.
- Kabupaten : Belitung Timur.
+ Provinsi : Kepulauan Bangka Belitung.
Komoditas Tambang : Mineral Bukan Logam (Pasir Kuarsa).
Luas Wilayah : 174 Ha.
5 6
2 Br 3 9 i
108 3 0.3 Br 3 9 46.5 Ls
108, 3 0.3 BT 3 9 35.1 Ls
108 3 3.9 BT 3 9 55.1 Ls
108 3 3.9) Br 3 10 3.4 LS
108 3 75 Br 3. 10 3.4, Ls
108 3 65: BT 3. 10 12.5 Ls
108 3 iL BT 3 10 12.5 Ls
108 3 IL Br 3 10 22.7 Ls
108 3 15.5 Br 2 10 22.7 Ls
108 8 15.5 Br 3 10 32.3 Ls
108 2 54.5 Br 3 10 32.3 Ls
108 2 54.5 BT 3 10 44.8 Ls
108 5 46.5 BT 3 10 44.8 Ls
108 2 46.5 Br 3 10 48.9 is
108 2 318 BT 5 10 48.9 is
108 2 31.8 BT 3 10 417 Ls.
108 = 27.1 BT 3 10 417 Ls
108, 2 27.1 Br 3 10 33.4 1s,
108) 2 31.3 Br 3 10 33.4 1s,
108) “a 31.3 BT B 10 3.3 1s,
108 2 pes ee eee el 10 3.3 Ls.
108 2 Bel Br 3 9 38.4 Ls
108; 2 40.4 Br 3 9 584 Ls
108, 2 40.4 BT 3 9 55.1 LS.
108; 2 45.4 Br 3 9 55.1 Ls.
108 2 45.4 Br 3 9 50.4 LS
108 2 52.5 BT 3 9 50.4 Lssumma,
RS SSH SSS SR gs ee ee ee ee ss ee
, RRS SEE EEEEE ET EE ECE EERE CECE EEG EESEEEE |
yi r r
t
ae Le
Poteet egeees
SEZ SSS SES ESSE SES SEES
i H I
j + TIWOONVL
3OWON
ONALITaG VONVE NVAVINdTY NNATAND NVSALNAT
UNValld V1
ISVMO1 WiddLAMPIRAN III
KEPUTUSAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA.
BELITUNG
NOMOR : 188.44/ (091/DPE/2016
TANGGAL : 2G OKTOBER 2016
HAK DAN KEWAJIBAN
A
Hak
1
a
memasuki IUP sesuai dengan peta dan daftar koordinat;
melaksanakan kegiatan IUP Operasi Produksi (konstruksi, produksi, pengolahan
pemurnian dan pengangkutan penjualan) sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan;
membangun fasilitas penunjang kegiatan IUP Operasi Produksi (konstruksi, produksi,
pengolahan pemurnian dan pengangkutan penjualan) di dalam maupun di luar IUP;
dapat menghentikan sewaktu-waktu menghentikan kegiatan Operasi Produksi
(konstruksi, produksi, pengolahan pemurnian dan pengangkutan penjualan), di setiap
bagian atau beberapa bagian IUP dengan alasan bahwa kelanjutan dari kegiatan IUP
Operasi Produksi (konstruksi, produksi, pengolahan pemurnian dan pengangkutan
penjualan) tersebut tidak layak atau praktis secara komersial maupun karena keadaan
kahar, keadaan yang menghalangi sehingga menimbulkan penghentian sebagian atau
seluruh kegiatan usaha pertambangan;
mengajukan permohonan pengusahaan mineral lain yang bukan merupakan asosiasi
mineral utama yang diketemukan dalam IUP;
mengajukan pernyataan tidak berminat terhadap pengusahaan mineral lain yang
bukan merupakan asosiasi mineral utama yang diketemukan dalam IUP;
memanfaatkan sarana dan prasarana umum untuk keperluan kegiatan IUP Operasi
Produksi (konstruksi, produksi, pengolahan pemurnian dan pengangkutan penjualan)
setelah memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan;
dapat melakukan kerjasama dengan perusahaan lain dalam rangka penggunaan setiap
fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan lain baik yang berafiliasi dengan perusahaan
atau tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
dapat membangun sarana dan prasarana pada IUP lain setelah mendapat izin dari
pemegang IUP yang bersangkutan
Kewajiban
Le
2.
e
er aHe
10.
memilih yurisdiksi pada Pengadilan Negeri tempat dimana lokasi IUP berada;
selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah ditetapkannya keputusan ini, Pemegang
IUP Operasi Produksi harus sudah melaksanakan dan menyampaikan laporan
pematokan batas wilayah IUP Operasi Produksi kepada Gubernur Kepulauan Bangka
Belitung;
hubungan antara pemegang IUP Operasi Produksi dengan pihak ketiga menjadi
tanggung jawab pemegang IUP sesuai ketentuan perundang-undangan;
melaporkan rencana investasi;
menyampaikan rencana reklamasi;
menyampaikan rencana pasca tambang;
menempatkan jaminan penutupan tambang (sesuai umur tambang);
menyampaikan RKAB selambat-lambatnya pada bulan November yang meliputi
rencana tahun depan dan realisasi kegiatan setiap tahun berjalan kepada Gubernur
Kepulauan Bangka Belitung dengan tembusan kepada Menteri;
menyampaikan Laporan Kegiatan Triwulanan yang harus diserahkan dalam jangka
waktu 30 (tiga puluh) hari setelah akhir dari triwulan takwim secara berkala kepada
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung dengan tembusan kepada Menteri;
apabila ketentuan batas waktu penyampaian RKAB dan pelaporan sebagaimana
dimaksud pada angka 8 (delapan) dan 9 (sembilan) tersebut di atas terlampaui,
maka kepada pemegang IUP Operasi Produksi akan diberikan peringatan
tertulis;i
12,
13.
14,
15.
16.
17,
18,
19,
20,
21
22.
23.
24,
25.
26.
27.
28.
29.
30.
32,
33,
34,
35.
36.
menyampaikan laporan produksi dan pemasaran sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan;
menyampaikan rencana pengembangan dan pemberdayaan_masyarakat sekitar
wilayah pertambangan sebagai bagian dari RKAB kepada Gubernur Kepulauan
Bangka Belitung;
menyampaikan Rencana Kerja Tahunan dan Teknis Lingkungan (RKTTL) setiap tahun
sebelum penyampaian RKAB kepada Gubernur Kepulauan Bangka Belitung;
memenuhi ketentuan perpajakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;
membayar Iuran tetap setiap tahun dan membayar royalti sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan;
menempatkan dana jaminan reklamasi sebelum melakukan kegiatan produksi dan
Rencana Penutupan Tambang (RPT) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
menyampaikan RPT 2 (dua) tahun sebelum kegiatan produksi berakhir;
mengangkat seorang Kepala Teknik Tambang yang bertanggung jawab atas Kegiatan
IUP Operasi Produksi (konstruksi, produksi, pengolahan pemurnian dan
pengangkutan penjualan), Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan serta
Pengelolaan Lingkungan Pertambangan;
kegiatan produksi dimulai apabila kapasitas produksi terpasang sudah mencapai 70 %
dari yang direncanakan;
menyampaikan permohonan perpanjangan IUP untuk kegiatan produksi dapat
diajukan 2 (dua) tahun sebelum berakhirnya masa izin ini dengan disertai pemenuhan
persyaratan;
kelalaian atas ketentuan tersebut pada butir 20, mengakibatkan IUP Operasi Produksi
berakhir menurut hukum dan segala usaha pertambangan dihentikan. Dalam jangka
waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak berakhirnya keputusan ini Pemegang IUP
Operasi Produksi harus mengangkat keluar segala sesuatu yang menjadi miliknya,
kecuali benda-benda/bangunan-bangunan yang digunakan untuk kepentingan
umum;
apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam butir 21, pemegang IUP
Operasi Produksi tidak melaksanakan maka barang/aset pemegang IUP menjadi milik
pemerintah;
pemegang IUP Operasi Produksi harus menyediakan data dan keterangan sewaktu-
waktu apabila dikehendaki oleh pemerintah;
pemegang IUP Operasi Produksi membolehkan dan menerima apabila pemerintah
sewaktu-waktu melakukan pemeriksaan;
menerapkan kaidah pertambangan yang baik;
mengelola keuangan sesuai dengan sistem akuntansi Indonesia;
melaporkan pelaksanaan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat
secara berkala;
mengutamakan pemanfaatan tenaga kerja setempat, barang, dan jasa dalam negeri
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
mengutamakan pembelian dalam negeri dari pengusaha lokal yang ada di daerah
tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
mengikutsertakan seoptimal mungkin penggunaan perusahaan jasa pertambangan
lokal dan /atau nasional;
dilarang melibatkan anak perusahaan dan/atau afiliasinya dalam bidang usaha jasa
pertambangan di !UP yang diusahakannya, kecuali dengan izin Menteri;
melaporkan data dan pelaksanaan penggunaan usaha jasa penunjang;
menyerahkan seluruh data hasil kegiatan IUP Operasi Produksi kepada Gubernur
Kepulauan Bangka Belitung;
menyampaikan proposal yang sekurang-kurangnya menggambarkan aspek teknis,
keuangan, produksi dan pemasaran serta lingkungan sebagai persyaratan pengajuan
permohonan perpanjangan IUP Operasi Produksi;
memberikan ganti rugi kepada pemegang hak atas tanah dan tegakan yang tergangeu
akibat kegiatan IUP Operasi Produksi;tive
38.
39
40.
41
42.
43.
44.
mengutamakan pemenuhan kebutuhan dalam negeri sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
melaksanakan program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat untuk
mendukung dan membantu Pemerintah Daerah dalam rangka pembangunan di segala
bidang;
melakukan sosialisasi sebelum dimulainya periode operasi produksi;
melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait untuk menyesuaikan wilayah
pertambangan dan teknis pertambangan, apabila terjadi perubahan ruang dan aturan
selama masa IUP ini berlaku;
penjualan produksi kepada afiliasi harus mengacu kepada harga pasar;
kontrak penjualan jangka panjang (minimal 3 tahun) harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Menteri;
perusahaan mengelola produksinya di dalam negeri;
pembangunan sarana dan prasarana pada kegiatan konstruksi antara lain meliputi :
4, fasilitas-fasilitas dan peralatan pertambangan;
b. instalasi dan peralatan peningkatan mutu mineral;
¢. fasilitas-fasilitas bandar yang dapat meliputi dok-dok, pelabuhan-pelabuhan,
dermaga-dermaga, jembatan-jembatan, tongkang-tongkang, pemecah-pemecah air,
fasilitas-fasilitas terminal, bengkel-bengkel, daerah-daerah penimbunan, gudang-
gudang, dan peralatan bongkar muat;
4d. fasilitas-fasilitas transportasi dan komunikasi yang dapat meliputi jalan-jalan,
jembatan-jembatan, kapal-kapal, feri-feri, pelabuhan-pelabuhan udara, rel-rel,
tempat-tempat pendaratan pesawat, hanggar-hanggar, garasi-garasi, pompa-pompa
BBM, fasilitas-fasilitas radio dan telekomunikasi, serta fasilitas-fasilitas jaringan
telegraph dan telepon;
¢, perkotaan, yang dapat meliputi rumah-rumah tempat tinggal, toko-toko, sekolah-
sekolah, rumah sakit, teater-teater dan bangunan lain, fasilitas-fasilitas dan
peralatan pegawai kontraktor termasuk tanggungan pegawai tersebut;
f. listrik, fasilitas-fasilitas air dan air buangan dan dapat meliputi pembangkit-
pembangkit tenaga listrik (yang dapat berupa tenaga air, uap, gas atau diesel),
jaringan-jaringan listrik, dam-dam, saluran-saluran air, sistem-sistem penyediaan
air, dan sistem-sistem pembuangan limbah (tailing), air buangan pabrik, dan air
buangan rumah tangga;
g fasilitas-fasilitas lain, yang dapat meliputi namun tidak terbatas bengkel-bengkel
mesin, bengkel-bengkel pengecoran, dan reparasi;
h. semua fasilitas tambahan atau fasilitas lain, pabrik dan peralatan yang dianggap
perlu atau cocok untuk operasi perusahaan yang berkaitan dengan WIUP atau
untuk menyediakan pelayanan atau melaksanakan aktifitas-aktifitas pendukung
atau aktifitas yang sifatnya insidentil.