You are on page 1of 8

Putri Rinawati | Coal Worker’s Pneumoconiosis

[ARTIKEL REVIEW]

COAL WORKER’S PNEUMOCONIOSIS


Putri Rinawati
Faculty Medicine, Lampung University

Abstract
Coal workers’ pneumoconiosis (CWP) is a chronic occupational lung disease caused by long-term inhalation of dust,
which triggers inflammation of the alveoli, eventually resulting in irreversible lung damage. CWP ranges in severity
from simple to advanced; the most severe form is progressive massive fibrosis (PMF). WHO said that 1,1 thousand
mortality caused by working and 5% from this mortality is Pneumoconiosis and 6 % from this pneumoconiosis are
CWP (Coal Worker’s Pneumokoniosis). Prevalency Coal Worker’s Pneumoconiosis in Indonesia only do in some place
of work. There are three point of CWP for diagnose. First, exposure dust inhale from coal miners; second,
abnormality radiograph of lung; and third, amormality respiration. Some examination for diagnose CWP are
Phycical Examination, Laboratorium Examination, Sprirometry test, and Radiography test (Thorax radiography and
CT Scan). The average interval from a normal chest radiograph to massive fibrosis was 12 years. To prevent
pneumoconiosis in surface miners, operations should use effective dust monitoring and control methods to reduce
respiratory hazards and emphasize the risk for advanced pneumoconiosis in worker training. CDC’s National Institute
for Occupational Safety and Health recommends that surface coal miners be included in periodic health surveillance.

Keywords: coal worker”s pneumoconiosis, diagnose, prevalency, preventive

Abstrak
Pneumoconiosis batu bara adalah penyakit dalam pekerjaan yang kronik akibat menghirup debu dalam waktu yang
lama, dengan ditandai adanya inflamasi di alveolus, sehingga berdampak pada kelainan paru yang irreversible.
Tingkat keparahan pneumoconiosis batu bara mulai dari ringan sampai berat; yang paling berat adalah Progressive
Massive Fibrosis (PMF). WHO menyatakan 1,1 juta kematian adalah akibat pekerjaan dan 5% dari kematian tersebut
adalah pneumoconiosis, dan dari 6% dari pneumoconiosis ini adalah Pneumoconiosis batu bara. Prevalensi
Pneumoconiosis batu bara di Indonesia hanya dilakukan di berbagai tempat kerja saja. Ada tiga kriteria dalam
mendiagnosis Pneumokoniosis batu bara. Pertama, pajanan debu batu bara; kedua, gambaran radiologi paru yang
abnormal; ketiga, gangguan fungsi pernapasan. Beberapa pemeriksaan untuk mendiagnosa Pneumoconiosis batu
bara adalah pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, tes spirometri, dan pemeriksaan radiografi ( foto thorax
dan CT csan). Intrerval dari pemeriksaan radiografi normal menjadi fibrosis masif adalah 12 tahun. Untuk mencegah
pneumokoniosis pada penambang, operasi harus dilakukan dengan monitoring debu dan mengontrol beberapa
metode untuk menurunkan kerugian pada pernapasan dan mengurangi resiko dengan melakukan training pada
pekerja. CDC’s National Institute for Occupational Safety and Health merekomendasi agar pekerja batu bara
dimasukan dalam surveilans kesehatan.

Kata kunci: diagnosis, pencegahan, pneumoconiosis batu bara, prevalensi


Korespondensi : Putri Rinawati | putrismunda@gmail.com

Pendahuluan melayang di udara dapat menimbulkan


Di era globalisasi ini kemajuan polusi udara yang berdampak pada
teknologi dan industri kian meningkat gangguan saluran pernapasan bagi
sebagai upaya pencapaian swasembada pekerja maupun penduduk sekitar.1 Data
bahan pokok. Hal ini tentunya World Health Organization (WHO) tahun
menimbulkan dampak negatif akibat 1999 menunjukkan bahwa terdapat 1,1
adanya limbah hasil industri baik berupa juta kematian oleh penyakit akibat kerja
limbah padat cair maupun gas. Limbah di seluruh dunia, 5% dari angka tersebut
gas maupun partikel padat yang adalah pneumoconiosis. Salah satu jenis

J MAJORITY | Volume 4 Nomor 1| Januari 2015| 49


Putri Rinawati | Coal Worker’s Pneumoconiosis

pneumokoniosis adalah CWP (Coal radiologi paru normal menjadi gambaran


Workers Pneumokoniosis). CWP adalah paru yang fibrosis masif yakni setelah
pneumokoniosis yang disebabkan oleh terpapar rata-rata selama 12 tahun.5
inhalasi partikel karbon dari batu bara Data prevalensi pneumokoniosis
(coal), graphite atau carbon black nasional di Indonesia belum ada. Data
(karbon hitam). Kelainan ini terjadi pada yang ada adalah penelitian-penelitian
pekerja tambang batu bara, penambang berskala kecil pada berbagai industri
graphite dan pekerja pabrik graphite yang berisiko terjadi pneumokoniosis.
sintetik dan pabrik karbon hitam.3 Upaya pencegahan terhadap
Saluran pernapasan merupakan CWP ini sangat perlu diupayakan supaya
bagian yang paling tersering mengalami para pekerja terhindar dari penyakit
penyakit akibat kerja yang disebabkan pernapasan akibat paparan kerja.
oleh gas maupun partikel yang ada di Pencegahan yang dapat dilakukan di
udara. Deposisi material inhalan antaranya pengontrolan kadar debu
tergantung pada kelarutan dalam air secara berkala serta pemeriksaan rutin
untuk bahan gas dan ukuran partikel berkala untuk para pekerja terutama
untuk bahan padat, dimana gas yang pemeriksaan radiografi yang telah
larut dalam air dan partikel dengan dianjurkan CDC’s National Institute for
diameter lebih dari 10 mg/ml mengalami Occupational Safety and Health.9
deposisi di saluran napas bagian atas,
sedangkan gas yang tidak terlarut dan DISKUSI
partikel yang lebih kecil dapat memasuki Pengertian Coal Worker’s
saluran napas lebih bawah.3 Pneumoconiosis (Pneumokoniosis Batu
Riset pertama yang dilakukan Bara)
oleh British Pneumoconiosis Field Istilah pneumokoniosis berasal
Research (PFR) menunjukan bahwa dari dari bahasa yunani yaitu “pneumo”
tahun 1953-1958 terjadi peningkatan berarti paru dan “konis” berarti debu.
angka mortalitas pada pekerja Terminologi pneumokoniosis pertama
penambang batu bara akibat kali digunakan untuk menggambarkan
pneumokoniosis dan COPD (Chronic penyakit paru yang berhubungan dengan
Obstructive Pulmonary Diseasse).4 Hal inhalasi debu mineral.10 International
tersebut dikarenakan pekerja yang Labour Organization (ILO)
terpapar debu batu bara selama bekerja mendefinisikan pneumokoniosis sebagai
di perusahaan tersebut. Di USA, National suatu kelainan yang terjadi akibat
Study Of CWP (Coal Workers penumpukan debu di dalam paru yang
Pneumokoniosis) menunjukan hasil menyebabkan reaksi jaringan terhadap
penelitiannya selama 23 tahun bahwa debu tersebut. Pneumokoniosis
terdapat hubungan antara paparan debu digunakan untuk menyatakan berbagai
batu bara dengan kejadian keadaan berikut: 11
pneumokoniosis dan COPD setelah di 1. Kelainan yang terjadi akibat pajanan
evaluasi lama paparan dan kebiasaan debu anorganik seperti silika
merokok para pekerjanya.4 Penelitian (silikosis), asbes (asbestosis) dan
terhadap 138 pekerja penambang batu timah (stannosis)
bara di Virginian Selatan menunjukan
lama waktu antara pemeriksaan

J MAJORITY | Volume 4 Nomor 1| Januari 2015| 50


Putri Rinawati | Coal Worker’s Pneumoconiosis

2. Kelainan yang terjadi akibat kecurigaan pneumokoniosis 1,7%.


pekerjaan seperti pneumoconiosis Penelitian OSH center tahun 2000 pada
batubara pekerja keramik menemukan silikosis
3. Kelainan yang ditimbulkan oleh debu sebesar 1,5%.8 Penelitian Pandu et al. di
organik seperti kapas (bisinosis) pabrik pisau baja tahun 2002
menemukan 5% gambaran radiologis
Prevalensi yang diduga pneumokoniosis. Damayanti
et al. pada pabrik semen menemukan
Pneumokoniosis terbanyak kecurigaan pneumokoniosis secara
adalah Silikosis, asbestosis dan radiologis sebesar 0,5%.6
pneumokoniosis batubara. Data di
Australia tahun 1979-2002 Jenis pneumoconiosis
menyebutkan, terdapat >1000 kasus
pneumokoniosis terdiri atas 56% Penamaan pneumokoniosis
asbestosis, 38% silikosis dan 6% bergantung pada jenis debu yang
pneumokoniosis batubara.12 Prevalensi menyebabkan penyakit pernapasan ini.
pneumoconiosis batubara di berbagai Secara ringkas terdapat dalam tabel di
pertambangan di Amerika Serikat dan bawah ini:
Inggris bervariasi (2,5-30%) tergantung
besarnya kandungan batubara pada Tabel 1. Beberapa Jenis Pneumokoniosis
11
daerah pertambangan tersebut. 12 Berdasarkan Debu Penyebabnya.
Prevalensi pneumokoniosis di negara
Jenis Pneumokoniosis
bagian Amerika pada tahun 1960 sekitar
Asbes Asbestosis
30% dan angka ini jauh menurun pada Silika Silikosis
tahun 2002 hanya sekitar 2.5%. setiap Batu bara Pneumokoniosis
tahun angka kejadian pneumokoniosis Batu bara
berkurang hal ini dapat dikarenakan Besi Siderosis
kontrol dari perusahaan yang kian Berilium Beriliosis
Timah Stanosis
meningkat.12 Talk Talkosis (talc
Prevalensi pneumokoniosis batu pneumoconiosis)
bara di Indonesia belum ada penelitian Aluminiu Aluminosis
khusus mengenai prevalensi penyakit ini Grafit Pneumokoniosis
hanya pada skala kecil yang mencakup grafit
Debu antimony Antimony
suatu perusahaan saja.6,7 Penelitian pneumoconiosis
Darmanto et al. di tambang batubara Debu mineral barite Baritosis
tahun 1989 menemukan prevalensi (barium sulfat)
pneumokoniosis batubara sebesar Debu karbon Pneumokoniosis
6
1,15%. Data penelitian di Bandung karbon
Debu polyvinyl Chloride (PVC) Pneumokoniosis
tahun 1990 pada pekerja tambang batu PVC
menemukan kasus pneu-mokoniosis Debu polyvinylpyrrolidine Thesaurosis
sebesar 3,1%. Penelitian oleh Bangun et (PVP)
al. tahun 1998 pada pertambangan batu Debu bakelite Pneumokoniosis
di Bandung menemukan kasus bakelite
7 Titanium oksida Pneumokoniosis
pneumokoniosis sebesar 9,8%. Kasmara titanium
(1998) pada pekerja semen menemukan Zirkonium Pneumokoniosis

J MAJORITY | Volume 4 Nomor 1| Januari 2015| 51


Putri Rinawati | Coal Worker’s Pneumoconiosis

zirkonium komposisi kimia, sifat fisik, dosis dan


Silicon carbide Carborundum lama pajanan yang menentukan dapat
pneumoconiosis
Hard metal Tungsten
atau mudah tidaknya terjadi
carbide pneumoconiosis pneumokoniosis. Timbulnya reaksi debu
(hard metal terhadap jaringan membutuhkan waktu
disease) yang cukup lama, pada beberapa
Nylon flock Flock Worker’s penelitian didapatkan sekitar 15 – 20
Lung
tahun.11
Debu campuran Adapun mekanisme terjadinya
- Campuran silika dan besi Silikosiderosis pneumokoniosis dibagi menjadi tiga
(Hematite pneumoconiosis) tahap yakni tahap impaksi, sedimentasi
- Silikat (campuran silikondi- Silikatosis dan difusi.
oksida, magnesium, aluminium
oksida, kalsium )
1. Impaksi
- Slate (campuran mica) Slate-workers Mekanisme impaksi adalah
Pneumoconiosis kecenderungan partikel tidak dapat
- Kaolin (partikel multilayer pneumokoniosis berubah arah pada percabangan saluran
mengandung aluminium kaolin napas. Akibat hal tersebut banyak
hidroksida dan silikon
oksida)
partikel tertahan di mukosa hidung,
faring ataupun percabangan saluran
- Mica (aluminium dan pota- Mica napas besar. Sebagian besar partikel
sium silikat) pneumoconiosis berukuran lebih besar dari 5 mm
tertahan di nasofaring. Mekanisme
Sumber: Departemen Pulmonologi dan Ilmu
impaksi juga terjadi bila partikel tertahan
Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia/ Rumah Sakit di percabangan bronkus karena tidak
Persahabatan, Jakarta bisa berubah arah.17
2. Sedimentasi
Patogenesis Sedimentasi adalah deposisi
partikel secara bertahap sesuai dengan
Bentuk kelainan yang terjadi berat partikel terutama berlaku untuk
pada CWP biasanya berupa peradangan partikel berukuran sedang (1-5 mm).
dan pembentukan jaringan fibrosis. Umumnya partikel tertahan di saluran
Debu yang berukuran 0.1 – 10 mikron napas kecil seperti bronkiolus terminal
mudah terhirup pada saat kita bernapas. dan bronkiolus respiratorius. Debu
Debu yang berukuran lebih dari 5 ukuran 3-5 mikron akan menempel pada
mikron akan mengendap disaluran napas mukosa bronkioli sedangkan ukuran 1-3
bagian atas. Debu berukuran 3-5 mikron mikron (debu respirabel) akan langsung
akan menempel disalurun napas ke permukaan alveoli paru. Mekanisme
bronkiolus, sedangkan yang berukuran terjadi karena kecepatan aliran udara
1-3 mikron akan sampai ke alveoli.2,16 sangat berkurang pada saluran napas
Debu-debu tersebut masuk ke dalam tengah. Sekitar 90% dari konsentrasi
paru, dan akan terdistribusikan di 1000 partikel per cc akan dikeluarkan
saluran napas dan menimbulkan reaksi dari alveoli, 10% sisanya diretensi dan
sistem pertahanan tubuh sebagai respon secara lambat dapat menyebabkan
terhadap debu tersebut. Reaksi yang pneumokoniosis.17,18
ditimbulkan juga bergantung terhadap 3. Difusi

J MAJORITY | Volume 4 Nomor 1| Januari 2015| 52


Putri Rinawati | Coal Worker’s Pneumoconiosis

Difusi adalah gerakan acak kelainan radiologis seperti batuk


partikel akibat kecepatan aliran udara. produktif yang menetap dan atau
Terjadi hanya pada partikel dengan sesak napas saat aktivitas yang
ukuran kecil. Debu dengan ukuran 0,1 mungkin timbul 10-20 tahun setelah
mm sampai 0,5 mm keluar masuk pajanan.
alveoli, membentur alveoli sehingga 2. Kedua, gambaran spesifik penyakit
akan tertimbun di dinding alveoli (gerak terutama pada kelainan radiologi
Brown).17,18 dapat membantu menentukan jenis
Faktor faktor yang dapat pneumokoniosis. Gejala dan tanda
meningkatkan resiko PPB antara lain:21 gangguan respirasi serta
abnormalitas faal paru sering
a. Tipe debu; debu yang mengandung ditemukan pada pneumoconiosis
silika dapat memperberat terjadinya tetapi tidak spesifik untuk
PPB, usia batubara juga menentukan mendiagnosis pneumokoniosis.
resiko terjadinya PPB 3. Ketiga, tidak dapat dibuktikan ada
b. Usia pekerja saat paparan debu penyakit lain yang menyerupai
pertama kali pneumokoniosis. Pneumokoniosis
c. Lama berada di tempat kerja kemungkinan mirip dengan penyakit
d. Merokok interstisial paru difus seperti
e. Ukuran debu sarkoidosis, idiophatic pulmonary
f. Jenis pekerjaan, pekerja yang fibrosis (IPF) atau interstitial lung
bertugas sebagai pemotong batu bara disease (ILD) yang berhubungan
secara langsung memiliki resiko yang dengan penyakit kolagen vaskular.11
lebih tinggi dibandingkan pekerja Pneumokoniosis penambang
lainnya. batubara simpleks dapat berkembang
menjadi kompleks dalam waktu 1
Diagnosis tahun.26 Pneumokoniosis penambang
batubara kompleks biasanya disertai
Ada tiga kriteria mayor yang dengan gejala. Gejala yang timbul dapat
dapat membantu untuk diagnosis berupa gejala respirasi seperti batuk
pneumokoniosis. Ketiga kriteria tersebut berdahak yang cenderung menetap.
adalah: Batuk pada CWP kompleks yang
1. Pertama, pajanan yang signifikan progresif dapat disertai dengan dahak
dengan debu mineral yang dicurigai berwarna kehitaman. Hal ini biasanya
dapat menyebabkan diakibatkan oleh komplikasi infeksi yang
pneumokoniosis dan disertai terjadi pada penderita.23,25 Gejala
dengan periode laten yang pernapasan lainnya seperti sesak napas
mendukung. Oleh karena itu, terutama saat melakukan aktifitas dan
diperlukan anamnesis yang teliti nyeri dada. Gejala non respirasi yang
mengenai kadar debu di lingkungan mungkin terjadi adalah terdapat
kerja, lama pajanan dan bengkak di kaki dan tungkai yang
penggunaan alat pelindung diri serta merupakan komplikasi lanjut.27,28 Pada
kadang diperlukan pemeriksaan pemeriksaan spirometri ditemukan
kadar debu di lingkungan kerja. penurunan nilai fungsi paru yang berarti.
Gejala seringkali timbul sebelum Tindakan preventif pada saat ini adalah

J MAJORITY | Volume 4 Nomor 1| Januari 2015| 53


Putri Rinawati | Coal Worker’s Pneumoconiosis

untuk mencegah terjadinya komplikasi bara di Virginian Selatan yang


yang lebih parah. Untuk menegakkan mengalami PMF (Progressive Massive
diagnosis dari penyakit ini diperlukan Fibrosis) didapatkan hasil dari analisis
anamnesis yang cermat terhadap: 26,29,30 kuesioner dan pemeriksaan spirometri
a. Keluhan yang dirasakan oleh seperti pada tabel 2 di bawah ini.
penderita.
b. Riwayat pekerjaan seperti lama Tabel 2. Informasi gambaran dari 138 pekerja
tambang di Virginian Selatan dengan PMF
bekerja, penempatan tugas, dan 5
(Progressive Massive Fibrosis)
lingkungan. Variabel Median Rentang Rata-
c. Kebiasaan penderita seperti rata
menggunakan alat pelindung diri usia PMF, y 53 40-77 52,6
(APD) dan kebiasaan merokok.2 Tahun 2003 1989-2009 2003
kejadian
Riwayat 15 0,5-67,5 18,4
a
merokoky
Lama gejala 5,5 0-25 8,1
(tahun)
FEV1, (% 2,83 0,87-4,25 2,79
b
predicted) (77,5) (25-114) (74,3)
FVC1, (% 4,22 1,67-6,23 4,08
b
predicted) (86,3) (32-125) (84,3)
FEV1/FVC 69,2 26,6-90,1 67,8
ratio.%
Lama (tahun) 12 5-27 12,2
menjadi PMF
c
(n=43)
Gambar 1. Gambaran radiologi paru-paru PMF : Progressive Massive Fibrossis
a
penderita coal worker pneumoconiosis. A: 81 (59%) dari138 orang yang merokok
b
Simple Pneumoconiosis, B: Progressive Massive radiologi dada menunjukan PMF
c
Fibrosis waktu menjadi PMF dari radiologi dada normal
(sumber: W. Alex Wad, et al., 2009) (sumber: W. Alex Wad, et al., 2009)

Pada kondisi tertentu, diperlukan


Pemeriksaan penunjang yang diagnosis pasti pajanan bahan di
digunakan untuk menentukan diagnosis lingkungan kerja dengan analisis bahan
serta derajat penyakit ini di antaranya biologi (sputum, bronchoalveolar
adalah dengan menggunakan lavage/BAL, biopsy transbronkial atau
pemeriksaan radiologi ( CT Scan dan foto biopsi paru terbuka) untuk melihat debu
thoraks) dan pemeriksaan faal paru mineral atau produk metabolismenya.11
dengan menggunakan spirometer. Pemeriksaan BAL membantu
Adapun gambaran radiologinya dapat menegakkan diagnosis. Pada
dijadikan acuan dalam menunjukan pemeriksaan BAL dapat terlihat debu di
derajat keparahan penyakit ini. ILO dalam makrofag dan jenis debu
membagi derajat keparahan kemungkinan dapat diidentifikasi
berdasarkan gambaran radiologi menggunakan mikroskop elektron.11,20
perselubungan halus, perselubungan
kasar dan tingkat kerapatan.19,24,26 Pencegahan
Dalam penelitian yang dilakukan
terhadap 138 pekerja tambang batu

J MAJORITY | Volume 4 Nomor 1| Januari 2015| 54


Putri Rinawati | Coal Worker’s Pneumoconiosis

Pencegahan dari pneumokoniosis Pencegahan adalah hal utama yang


jenis ini yang paling penting dilakukan harus diupayakan perusahaan untuk
adalah menjauhi pajanan. Untuk mengurangi angka kejadian penyakit ini.
penatalaksanaan dari kasus ini hanya
diberikan terapi medikamentosa untuk DAFTAR PUSTAKA
mengatasi simtomatisnya dan 1. Mangunnegoro H, Yunus F. Diagnosis
mengurangi kemungkinan komplikasi penyakit paru kerja. In:Yunus F, Rasmin M,
Hudoyo A, Mulawarman A, Swidarmoko B,
yang akan muncul.25 Hal ini dikarenakan
editor. Pulmonologi klinik. 1st Ed. Jakarta:
CWP bersifat progresif yang tidak akan Balai Penerbit FKUI; 1992 : 05-7.
bisa sembuh hanya dengan menjauhi 2. Ngurah Rai IB. Pneumokoniosis. Patogenesis
pajanan. Selebihnya para pekerja wajib dan gangguan fungsi. In: Abdullah A, Patau J,
dilakukan pemeriksaan berkala serta Susilo HJ, Saleh K, Tabri NA, Mappangara, et
al. Naskah Lengkap Pertemuan Ilmiah Khusus
pengontrolan kadar debu di lingkungan
(PIK) X Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
kerja.10,20 Selain itu, pemeliharaan Makassar: Sub-bagian paru Bagian Penyakit
kesehatan juga penting seperti Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
menghindari merokok yang akan Hasanuddin; 2003 : 183-8.
memperburuk kondisi saluran 3. Arief, Erwin dan Winariani. Pneumokoniosis
Coal Worker Pada Penderita Tb Paru dan
pernapasan dan menghindari infeksi
efusi pleura. Majalah Kedokteran Respirasi
misalnya dengan melakukan vaksinasi. Unair .2010 (1).
13,22
4. Graber, JM., Stayner, LT., et al. Respiratory
Disease Mortality Among US Coal Miners;
SIMPULAN Results After 37 Years Of Follow-Up. BMJ.
Pneumoconiosis batu bara atau 2010; (1)
yang disebut CWP (Coal Worker’s 5. W. Alex Wade , MD., Edward L. Petsonk MD,
FCCP., Byron Young., et al. Severe
Pneumokoniosis) merupakan penyakit
Occupational Pneumoconiosis Among West
saluran pernapasan yang disebabkan Virginian Coal Miners- One Hundred Thirty
pajanan debu yang berasal dari industri eight Cases of Progressive Massive Fibrosis
batu bara dari berbagai tahap Compensated Between 2000 and 2009.
produksinya. CWP dapat menjadi fibrosis Original Research. CHEST 2011; 139(6):1458–
1462
paru jika terus terpapar selama kurang
6. Laney AS , Attfi eld MD . Quartz exposure can
lebih 12 tahun. cause pneumoconiosis in coal workers . J
Setiap tahunnya prevalensi Occup Environ Med . 2009 ;51 ( 8 ): 867.
pneumokoniosis cenderung menurun, 7. Bangun U, Widjaya M. Analisis epidemiologis
dan didapatkan terbanyak pada laki laki pneumokoniosis berdasarkan X ray paru
klasifikasi standar international labour
usia lebih dari 65 tahun. Data nasional
organization (ILO) pada pekerja tambang
prevalens untuk pneumoconiosis di batu P.T. A di Bandung Jawa Barat [Thesis].
Indonesia masih belum ada. Penelitian Jakarta: Universitas Indonesia; 1998.
tentang pneumokoniosis di Indonesia 8. National and Occupational Safety and Health
masih berskala kecil. Penurunan jumlah Center. Pneumoconiosis in Indonesia.
Presented at: The ILO/OSH Center national
kasus baru pneumokoniosis
training workshop. Prevention of
menggambarkan kontrol perusahaan pneumoconiosis. Using the ILO International
terhadap lingkungan semakin membaik. Classification of radiographs of
Diagnosis CWP dapat ditegakkan pneumoconiosis, 2000. Jakarta, 19-22
berdasarkan tiga kriteria yang telah November 2007.
9. Pneumoconiosis and Advanced Occupational
ditentukan. Tidak ada penatalaksanaan
Lung Disease Among Surface Coal Miners —
khusus selain mengobati simtomatisnya.

J MAJORITY | Volume 4 Nomor 1| Januari 2015| 55


Putri Rinawati | Coal Worker’s Pneumoconiosis

16 States, 2010–2011. MMWR / June 15, MMWR Morb Mortal Wkly Rep . 2009 ; 58 (
2012 / Vol. 61 / No. 23. p. 431. 50 ): 1412 - 16.
10. Cowie RL, Murray JF, Becklake MR. 21. Razi F, Amri Z, Ichsan M, Faisal Yunus F.
Pneumoconiosis. In: Mason RJ, Broaddus VC, Pengaruh Debu Batubara terhadap Paru
Murray JF, Nadel JA, editors. Textbook of Pekerja Tambang Penggalian. Maj
Respiratory Medicine. 4th Ed. Philadelphia: Kedokteran Indonesia, Vol : 58, Feb 2008:
Elsevier Saunders; 2005: 1748-82. 35-40
11. Susanto, Agus Dwi. Pneumokoniosis. 22. Kuempel ED, Wheeler MW, Smith RJ, et al.
Pengembangan Pendidikan Keprofesian Contributions of dust exposure and cigarette
Berkelanjutan- IDI. J Indon Med Assoc; 2011 smoking to emphysema severity in coal
(61): 12. miners in the United States. Am J Respir Crit
12. Smith DR, Leggat PA. 24 years of Care Med 2009; 180: 257–64.
pneumoconiosis mortality surveillance in 23. Laney AS, Attfield MD. Coal workers’
Australia. J Occup Health. 2006; (48):309-13. pneumoconiosis and progressive massive
13. Demedts M, Nemey B, Elnes P. fibrosis are increasingly more prevalent
Pneumoconioses. In: Gibson GJ, Gedder DM, among workers in small underground coal
Costales U, Sterk PJ, Cervin B, editor. mines in the United States. Occup Environ
Respiratory Medicine. 3rd ed. London: Med 2010; 67: 428–31.
Elsevier Science; 2003: 675-92. 24. Miller BG, MacCalman L. Cause-specific
14. Mapel D, Coultas D. Disorders due to mortality in British coal workers and
minerals other than silica, coal and asbestos exposure to respirable dust and quartz.
and to metals. In: Hendrick DJ, Burge PS, Occup Environ Med 2010;67: 270–6.
Beckett WS, Churg A, editors. Occupational 25. Miyazaki MaU H. Risk of lung cancer among
disorders of the lung: recognition, Japanese coal miners on hazard risk and
management and prevention. 1st ed. interaction between smoking and coal
London: WB Saunders Company; 2002: 163- mining. J Occup Health 2001: 43:6.
90. 26. Antao VC, Petsonk EL, Sokolow LZ, et al.
15. Suarthana E, Laney AS, Storey E, Hale JM, Rapidly progressive coal workers’
Attfield MD. Coal workers’ pneumoconiosis pneumoconiosis in the United States:
in the United States: regional differences 40 geographic clustering and other factors.
years after implementation of the 1969 Occup Environ Med 2005: 670–4.
Federal Coal Mine Health and Safety Act. 27. Schubauer-Berigan MK, Hein MJ,
Occup Environ Med; 2011: 908–13. Raudabaugh WM, et al. Update of the
16. Susanto AD, Pneumokoniosis , J Indon Med NIOSH life table analysis system: a person-
Assoc; 2011 (61): 503-10. years analysis program for the windows
17. Morgan WKC. The depotition and clearance computing environment. Am J Ind Med
of dust from the lungs. Their role in etiology 2011: 915–24.
of occupational lung disease. In: Morgan 28. Cohen RA. Is the increasing prevalence and
WKC, Seaton A, editors. Occupational lung severity of coal workers’ pneumoconiosis in
rd
disease. 3 ed. Philadelphia: WB Saunders the United States due to increasing silica
Company; 1995 (41): 111-26. exposure? Occup Environ Med 2010: 649–
18. West JB. Enviromental and other diseases. 50.
In: West JB. Pulmonary pathopysiology. The 29. Hnizdo E, Vallyathan V. Chronic obstructive
essentials. 6th ed. Baltimore: Lippincott pulmonary disease due to occupational
Williams & Wilkins; 2003: 123-41. exposure to silica dust: a review of
19. International Labour Organization. epidemiological and pathological evidence.
Guidelines for the use of the ILO Occup Environ Med 2003;60:237–43.
International Classification of Radiographs of 30. Silverman DT, Samanic CM, Lubin JH, et al.
pneumoconiosis. Revised edition 2000. The diesel exhaust in miners study: anested
Geneva; International Labour Office, 2002. case-control study of lung cancer and diesel
20. Centers for Disease Control and Prevention exhaust. J Natl Cancer Inst 2012: 855–68.
(CDC) . Coal workers’ pneumoconiosis-
related years of potential life lost before age
65 years - United States, 1968-2006 .

J MAJORITY | Volume 4 Nomor 1| Januari 2015| 56

You might also like