You are on page 1of 28

PROPOSAL TIMBANG TERIMA

PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG ISMAIL SITI KHODIJAH SEPANJANG

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK B

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan
mengoptimalkan peran dan fungsi perawat profesional, terutama peran dan fungsi
mandiri perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang
efektif antar penanggung jawab perawat satu dengan penanggung jawab perawat
yang lain. Salah satu bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan
keefektivitasannya adalah saat pergantian shift, yaitu saat timbang terima pasien.
Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan
pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan
menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat,
tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan / belum dan perkembangan pasien saat
itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan
keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh
perawat primer ke perawat penanggung jawab dinas sore atau dinas malam secara
tertulis dan lisan.
Berdasarkan pengkajian dan pengamatan tanggal 26 September 2016
prosdur timbang terima di paviliun ismail dilakukan pada setiap pergantian shif
jaga, timbang terima dilakukan terlebih dahulu di nurse station dipimpin oleh karu
yang didahului dengan berdoa bersama, tim yang berdinas sebelumnya
menyampaikan laporan pekembangan tiap pasien secara individu tentang situasi
dan penyebab masalah pada klien, tindakan yang belum dan sudah dilakukan,
rencana tindakan yang akan dilaksanakan selanjutnya kepada tim jaga berikutnya,
kemudian dilanjutkan dengan mengunjungi pasien secara berkeliling sambil
memvalidasi masalah klien yang sudah disampaikan sebelumnya
Masalah yang ditemukan selama pengkajian yaitu penyampaian setiap
maasalah keperawatan pasien tidak dibahas secara detail pada saat timbang terima
diruangan, selain hal diatas beberapa point yang belum dilaksanakan oleh perawat
selama timbang terima ke pasien yaitu tidak mengenalkan nama perawat yang
akan bertugas pada shif selanjutnya dan tidak melakukan klarifikasi keadaan klien
setelah dilakukan validasi ke masing - masing kamar klien.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum :
Setelah melaksanakan timbang terima mahasiswa mampu
mengkomunikasikan keadaan pasien yang sesuai dengan pengkajian dan
perkembangan pasien berdasarkan intervensi yang telah dilakukan.
1.2.2 Tujuan khusus :
a.Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus), serta data
subyektif dan obyektif pasien.
b. Menyampaikan hal-hal yang sudah / belum dilakukan dalam askep pada
pasien serta masalah keperawatan yang terjadi pada pasien .
c.Menyampaikan hal-hal yang penting yang harus ditindaklanjuti oleh dinas
berikutnya.
d. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
e.Menyampaikan kondisi atau keadaan pasien secara umum.

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Perawat.
a) Mengetahui keadaan pasien berdasarkan pengkajian
dan implementasi yang telajh dilakukan
b) Menjalin hubungan suatu kerjasama dan bertanggung
jawab antara perawat.
c) Perawat dapat melaksanaan asuhan keperawatan
terhadap pasien yang berkesinambungan.
d) Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara
komprehensif.

1.4 Bagi Pasien.


a) Pasien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada keluhan
baru yang belum terkaji.
b) Pasien mendapatkan perawatan secara berkesinambungan dari perawat
yang sebelumnya jaga kepada perawat berikutnya yang jaga sesuai
dengan tingkat perkembangan pasien.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Timbang Terima


2.1.1 Pengertian
Friesen (2008) menyebutkan tentang definisi dari handover adalah transfer
tentang informasi (termasuk tanggung jawab dan tanggung gugat) selama
perpindahan perawatan yang berkelanjutan yang mencakup peluang tentang
pertanyaan, klarifikasi dan konfirmasi tentang pasien. Selain itu juga meliputi
mekanisme transfer informasi yang dilakukan, tanggungjawab utama dan
kewenangan perawat dari perawat sebelumnya ke perawat yang akan melanjutnya
perawatan.
Operan sering disebut dengan timbang terima atau handover. Operan adalah
suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan
dengan keadaan pasien (Nursalam, 2011). Timbang terima harus dilakukan
seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang
tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dan yang belum
dilakukan serta perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus
akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan
sempurna. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, timbang terima (handover)
dilakukan oleh perawat primer keperawatan kepada perawat primer (penanggung
jawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis dan lisan (Rohmah, 2012)..
2.1.2 Metode Timbang Terima
a. Timbang terima dengan metode tradisional
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kassesan dan Jagoo (2005) di
sebutkan bahwa operan jaga (handover) yang masih tradisional adalah:
 Dilakukan hanya di meja perawat.
 Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan
munculnya pertanyaan atau diskusi.
 Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan kondisi secara
umum.
 Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga, sehingga
proses informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status kesehatannya tidak
up to date.
b. Timbang terima dengan metode bedside handover
Menurut Kassean dan Jagoo (2005) handover yang dilakukan sekarang sudah
menggunakan model bedside handover yaitu handover yang dilakukan di
samping tempat tidur pasien dengan melibatkan pasien atau keluarga pasien
secara langsung untuk mendapatkan feedback.
Secara umum materi yang disampaikan dalam proses operan jaga baik secara
tradisional maupun bedside handover tidak jauh berbeda, hanya pada
handover memiliki beberapa kelebihan diantaranya:
 Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan terkait
kondisi penyakitnya secara up to date.
 Meningkatkan hubungan caring dan komunikasi antara pasien dengan
perawat.
 Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada kondisi pasien
secara khusus.
Bedside handover juga tetap memperhatikan aspek tentang kerahasiaan pasien jika
ada informasi yang harus ditunda terkait adanya komplikasi penyakit atau
persepsi medis yang lain

2.1.3 Prosedur Pelaksanaan


a. Kedua kelompok dinas sudah siap.
b. Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji secara penuh
terhadap masalah, kebutuhan dan segenap tindakan yang telah dilaksanakan
serta hal-hal yang penting lainnya selama masa perawatan
( tanggung jawab )
c. Hal-hal yang sifatnya khusus, memerlukan perincian yang matang
sebaiknya dicatat khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada petugas
berikutnya.
d. Hal-hal yang perlu disampaikan dalam timbang terima :
1. Identitas klien dan diagnosa medis.
2. Masalah Keperawatan yang masih muncul.
3. Tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan ( secara umum )
4. Intervensi kolaboratif yang telah dilaksanakan.
5. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam
kegiatan operatif, pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan penunjang lain,
persiapan untuk konsultasi atau prosedur yang tidak rutin dijalankan.
6. Prosedur rutin yang biasa dijalankan tidak perlu dilaporkan.
e. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi,
tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah ditimbang
terimakan atau berhak terhadap keterangan-keterangan yang kurang jelas.
f. Sedapat-dapatnya, mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat
dan padat.
g. Lama timbang terima tiap pasien tidak lebih dari 5 menit,kecuali
dalam kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang rumit.

2.1.4 Hal-hal yang perlu Diperhatikan


a. Dilaksanakan tepat waktu pada saat pergantian dinas yang disepakati.
b. Dipimpin oleh penanggung jawab klien / perawat primer.
c. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas.
d. Adanya unsur bimbingan dan pengarahan dari penanggung jawab.
e. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematik dan
menggambarkan kondisi klien pada saat ini serta kerahasiaan klien.
f. Timbang terima harus berorientasi pada masalah keperawatan yang ada
pada klien, dengan kata lain informasi yang diberikan berawal dari
masalahnya terlebih dahulu (setelah diketahui melalui pengkajian), baru
kemudian terhadap tindakan yang telah dilakukan dan belum dilakukan serta
perkembangan setelah dilakukan tindakan.
g. Timbang terima dilakukan didekat pasien, menggunakan volume suara
yang pelan dan tegas (tidak berbisik) agar klien disebelahnya tidak
mendengarkan apa yang dibicarakan untuk menjaga privacy klien, terutama
mengenai hal-hal yang perlu dirahasiakan sebaiknya tidak dibicarakan
secara langsung di dekat klien.
h. Bila ada informasi yang mungkin membuat klien terkejut sebaiknya
jangan dibicarakan didekat klien tetapi diruang perawat.

2.1.5 Dokumentasi dalam Operan


a. Identitas Klien
b. Diagnosa medis klien
c. Dokter yang menangani
d. Kondisi klien saat ini
e. Masalah keperawatan
f. Intervensi yang sudah dilakukan
g. Intervensi yang belum dilakukan
h. Tindakan kolaborasi
i. Rencana umum dan persiapan lain
j. Tanda tangan dan nama terang

2.1.6 Metode Komunikasi SBAR


a. Pengertian Komunikasi SBAR
Komunikasi yang berbasis SBAR merupakan strategi komunikasi yang dipakai
oleh team pelayanan kesehatan dalam melaporkan maupun menyampaikan
keadaan pasien kepada teman sejawat. Komunikasi SBAR dilakukan pada saat
timbang terima (handover), pindah ruang rawat maupun melaporkan kondisi
pasien ke dokter atau tim kesehatan lain (Tim KP-RS RSUP Sanglah, 2011).
Kerangka komunikasi SBAR memuat informasi pasien tentang Situation,
Background, Assessment dan Recommendation. Komunikasi SBAR adalah cara
sederhana yang secara efekif telah mengembangkan komunikasi dalam setting lain
dan efektif pula digunakan pada pelayanan kesehatan (Ohio’s Medicare, 2010).
b. Kerangka Komunikasi dengan metode SBAR
Kerangka komunikasi SBAR adalah kerangka tehnik komunikasi yang disediakan
untuk berkomunikasi antar para petugas kesehatan dalam menyampaikan kondisi
pasien (Permanente, 2011). SBAR adalah kerangka yang mudah untuk diingat,
mekanisme yang digunakan untuk menyampaikan kondisi pasien yang kritis atau
perlu perhatian dan tindakan segera. SBAR menyediakan metode komunikasi
yang jelas mengenai informasi yang berkaitan tentang kondisi pasien antara
tenaga medis (klinis), mengajak semua anggota tim pelayanan kesehatan untuk
memberikan masukan pada situasi/kondisi pasien termasuk rekomendasi. Fase
pemeriksaan dan rekomendasi memberikan kesempatan untuk diskusi diantara tim
pelayanan kesehatan. Metode ini mungkin agak sulit pada awalnya bagi pemberi
dan penerima informasi (Leonard, 2014).

Tabel 2. Kerangka Komunikasi dengan metode SBAR


S- SITUATION Situasi yang menggambarkan kondisi pasien
sehingga perlu dilaporkan
B- BACKGROUND Gambaran riwayat /hal yang berhubungan
dengan kondisi atau masalah pasien
saat ini
A- ASSESSMENT Kesimpulan dari analisa terhadap gambaran
situasi
R- Usulan tentang alternatif tindakan yang akan
RECOMMENDATI dilakukan, kapan, dimana
ON
BAB 3
RENCANA KEGIATAN

3.1 Pengorganisasian

Kepala Ruangan : Roesmaydita, S.Kep


Perawat Primer (malam ) : Idham Choliq, S.Kep

Perawat Associate (malam) : 1. Indah Dianawati, S.Kep


Perawat Primer (malam ) : Astrina Destantri, S.Kep

Perawat Associate (sore) : 1. Enita Fajarwati, S.Kep


Moderator : Yogi Salam, S.Kep
Observer : Annisah Ulfa H, S.Kep

Supervisor : Rini S.Kep


Pembimbing : 1. Ratna Agustin, S.Kep, Ns., M.Kep
2. Dwi Erma, S.Kep, Ns
3.2 Denah Kegiatan

Ket :
Karu
PP Malam
PA Malam
PP Pagi
PA Pagi
3.3 Pelaksanaan Timbang Terima
Hari/ tanggal : Jumat/7 Oktober 2016
Jam : 08.00-08.30 WIB-selesai
Pelaksanaan : Timbang terima dari PP malam ke PP pagi
Tempat : Ruang perawat dilanjutkan ke bed pasien
Sasaran : 8A,8B, 9Adan 9B
Metode : Pelaporan dan tanya jawab
Media Format
: timbang terima, status pasien, lembar observasi,
buku catatan dan bolpoin, stetoskop, sarana dan prasarana
perawatan.

3.4 Kegiatan Timbang Terima


a. Menyusun teknik timbang terima bersama – sama dengan staf perawat
b. Menentukan materi timbang terima pasien
c. Membuat format timbang terima pasien
d. Melaksanakan timbang terima bersama –sama dengan kepala ruangan dan
staf keperawatan
e. Mendokumentasikan hasil timbang terima pasien
3.5 Metode
a. Bedside teaching (validasi ke pasien)
b. Diskusi
3.6 Instrument
a. Status pasien.
b. Catatan timbang terima
3.7 Mekanisme Kegiatan Timbang Terima
TAHAP KEGIATAN WAKTU TEMPAT PELAKSANA

Persiapan 1. Timbang terima dilaksanakan 5 menit Ners station PP, PA


setiap pergantian sif
2. Operan. Prinsip timbang terima,
semua pasien dilakukan
timbang terima khususnya
penderita yang memiliki
permasalahan yang belum /
dapat teratasi serta yang
membutuhkan observasi lebih
lanjut
3. PP yang melaksanakan timbang
terima mengkaji secara penuh
terhadap masalah keperawatan,
kebutuhan dan tindakan yang
telah/belum dilaksanakan serta
hal-hal penting lainya selama
masa perawatan
4. Hal-hal yang sifatnya khusus dan
memerlukan perincian yang
matang sebaiknya dicatat secara
khusus untuk kemudian diserah
terimakan kepada petugas
berikutnya
5. Kedua kelompok dinas sudah
siap (Shif jaga)
6. Kelompok yang akan bertugas
menyiapkan buku catatan
pelaksanaan 1. Kedua kelompok sudah siap 20 menit Nurse KARU, PP, PA
2. Kepala ruangan membuka station

acara timbang terima


3. PP menyampaikan timbang
terima pada PP berikutnya
dengan menggunakan teknik
komunikasi SBAR
4. Perawat yang melakukan
timbang terima dapat melakukan
klarifikasi, Tanya jawab dan
melakuakan validasi terhadap
hal-hal yang telah ditimbang
terimakan dan berhak
menayakan mengenai hal-hal
yang kurang jelas
5. Sebelum Keruangan Karu,
PP, PA melakukan Hand
Hygiene
6. Karu, PP, PA keruangan
pasien
7. Kepala ruangan / PP
menanyakan kebutuhan dasar
pasien
8. Sebisa mungkin
mengupayakan penyampaian
yang jelas, singkat dan padat
9. Lama timbang terima untuk
tiap pasien tidak lebih dari 5
menit kecuali pada kondisi
khusus dan memerlukan
keterangan yang rumit
Post timbang 1. Setela 5 menit Nurse KARU, PP, PA
terima h kembali ke Nurse Station station

melakukan Hand Hygiene


2. Pelap
oran untuk timbang terima
dituliskan secara langsung pada
format timbang terima
3. Disku
si
4. Penan
datanganan oleh masing-
masing PP dan diketahui
KARU
3. Penyerahan status dan format
timbang terima dari PP pagi ke
PP sore
5. Ditut
up oleh karu

3.8 Hal – Hal Yang Perlu Diperhatikan.


1. Dilaksanakan tepat pada waktu, setiap pergantian shift.
2. Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab perawat (PJ).
3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas.
4. Adanya unsur bimbingan, pengarahan serta tanggung jawab.
5. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis dan
menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien.
6. Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien.
7. Saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume suara yang
cukup sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang
privacy bagi pasien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak
dibicarakan secara langsung didekat pasien.
8. Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut atau merasa tidak nyaman
sebaiknya dibicarakan di Nurse Station.
3.9 Alur Timbang Terima.

PASIEN

DIAGNOSA MEDIS DIAGNOSA


MASALAH KEPERAWATAN
KOLABORATIF

RENCANA TINDAKAN

YANG TELAH YANG AKAN


DILAKUKAN DILAKUKAN

PERKEMBANGAN
/KEADAAN PASIEN

MASALAH :
TERATASI
BELUM TERATASI
TERATASI SEBAGIAN
MUNCUL MASALAH
BARU

3.10 Evaluasi.
1. Struktur
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia
antara lain: catatan timbang terima, status pasien dan kelompok shift
timbang terima. Kepala ruangan selalu memimpin kegiatan timbang
terima yang dilaksanakan pada pergantian shift yaitu malam ke pagi, pagi
ke sore. Kegiatan timbang terima pada shift sore ke malam di pimpim oleh
perawat primer yang bertugas saat itu.
2. Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan
oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift.
Perawat primer mengoperkan ke perawat primer berikutnya yang akan
mengganti shift. Timbang terima pertama dilakukan di Nurse station
kemudian ke bed pasien dan kembali lagi ke nurse station. Isi timbang
terima mencakup jumlah pasien, diagnosa keperawatan, intervensi yang
sudah dilakukan. Intervensi yang belum dilakukan dan pesan khusus.
Setiap pasien tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke pasien.
3. Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat
dapat mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antar perawat
berjalan dengan baik.
ROLE PLAY TIMBANG TERIMA

1. Prolog

Pada hari selasa jam 08.00 seluruh perawat (PP, PA) shift malam dan pagi serta
kepala ruangan berkumpul di nurse station untuk melakukan timbang terima

2. Sesi I di Nurse Station

Kepala ruangan memimpin dan membuka acara yang didahului dengan doa dan
kemudian mempersilahkan PP dinas malam untuk melaporkan keadaan dan
perkembangan pasien selama bertugas kepada PP yang akan berdinas selanjutnya
(pagi). PP dan PA shift malam memberikan klarifikasi keluhan, intervensi
keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan (secara umum), intervensi
kolaboratif dan dependen, rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan
(persiapan operasi, pemeriksaan penunjang, dll), hal yang belum jelas atau laporan
yang telah disampaikan dengan menggunakan teknik komunikasi SBAR. Setelah
melakukan timbang terima di nurse station berupa laporan tertulis dan lisan,
kemudian diteruskan di ruang perawatan pasien.

KARU : “Assalamualaikum Wr.Wb, Selamat pagi semuanya. Sebelum kita


mengawali shift pagi hari ini dan mengakhiri shift malam, marilah kita berdoa
bersama-sama menurut agama dan keyakinan masing- masing. Semoga yang jaga
malam pulang dengan selamat dan berkah apa yang sudah dikerjakan dan bagi
yang jaga pagi pekerjaanya lancar dan tiada hambatan samapi selesai. Berdoa
mulai.” (PP, PA dan Karu terlihat menundukkan kepala untuk berdoa).

“Berdoa selesai. Silahkan PP malam melaporkan keadaan dan perkembangan


pasien kepada PP pagi.”
PP Malam : “Sebelum saya membacakan operan pagi ini saya akan
membacakan jumlah pasien terakhir kelolaan kelompok kami, Ini pasiennya ada .
Yang pertama Anak......... umur, tanggal masuk...........hari ke-........ perawatan,
dengan dokter yang merawat dokter andi, diagnosa medis........., dengan masalah
keperawatan............. Demikian kondisi pasien anak, apakah sudah dimengerti?
Atau ada yang perlu diklarifikasikan?

PP Pagi : “Tidak, saya sudah mengerti”

3. Sesi II di ruang Perawatan Pasien

Seluruh perawat dan kepala ruangan bersama-sama melihat ke tempat pasien. PP


dinas selanjutnya mengklarifikasi dan memvalidasi data langsung kepada pasien
atau keluarga yang mengalami masalah khusus. Untuk pasien yang tidak
mengalami masalah khusus, kunjungan tetap dilaksanakan. Lama kunjungan tidak
lebih dari 10 menit/ pasien. Bila terdapat hal-hal yang bersifat rahasia bagi pasien
dan keluarga perlu diklarifikasi, maka dapat dilakukan di nurse station setelah
kunjungan pasien berakhir.

PP Pagi : “Baiklah mari kita validasi ke pasien-pasien.” (semua perawat


mengikuti validasi ke pasien-pasien).

KARU : “Selamat siang mas, saya Kepala Ruangan disini. Bagaimana keadaannya
sekarang?”

Pasien : “Masih panas dan……” (pasien mengatakan keluhanya).

KARU : “Sekarang sudah operan pagi mas, untuk perawat yang bertugas sekarang
adalah….” (Karu memperkenalkan perawat-perawat yang bertugas pada saat itu)

4. Epilog

Kembali ke nurse station. Diskusi tentang keadaan pasien yang bersifat rahasia.
Setelah proses timbang terima selesai dilakukan, maka kedua PP menandatangani
laporan timbang terima dengan diketahui oleh kepala ruangan.
KARU : “ Baik, kalau sudah tidak ada yang ingin diklarifikasi, untuk yang dinas
pagi silahkan bertugas dan yang dinas malam dipersilahkan pulang.”
FORMAT TIMBANG TERIMA DENGAN KOMUNIKASI SBAR

(SITUATION, BACKGROUND, ASSESMENT, RECOMENDATION)

Nama
SITUATION pasien :

Umur :

No RM :

Diagnosis Medis :

Diagnosis Keperawatan :

Lama hari rawat :

Klasifikasi Pasien : Total Care  Parsial Care  Minimal Care

Keluhan Utama :

BACKGROUND Riwayat penyakit sekarang :

Riwayat
Ya Obat:  
alergi : Tidak Makanan:

Riwayat penyakit menular :

Laboratoriu
m :

Foto torax/USG :

EKG :
ASSESMENT Tanda-tanda vital, GCS, Skala Nyeri, Skala Pasien Jatuh

B1 (SISTEM PERNAPASAN)

Keluhan : Sesak Batuk Nyeri saat napas

Irama
Napas : Teratur Tidak teratur

Suara
Ronchi D/S  Wheezing
Napas : Vesikuler D/S  Rales D/S

Oksigen : ........... L/menit Masker    Nasal

B2 (SISTEM KARDIOVASKULAR)

Keluhan nyeri dada : Ya Tidak

Irama
Jantung : Teratur Tidak teratur

CRT : < 3 detik > 3 detik

Konjungtiva Pucat : Ya Tidak

B3 (SISTEM PERSARAFAN)

Kesadaran : Composmentis  Apatis  Somnolen

        Sopor         Koma

GCS : E=....... V=....... M=.......

Keluhan Pusing : Ya Tidak

..........
mm/.....
Pupil : Isokor Anisokor, Diameter: ..... mm.

,
Nyeri : Tidak Ya, Skala nyeri :........... Lokasi

B4 (SISTEM PERKEMIHAN)

Keluhan : Kencing menetes Inkontinensia

Retensi urine

Anuria Gross hematuri Disuria

Poliuri Oliguri

Kandung Kemih : Membesar Tidak


Nyeri
tekan : Ya Tidak

Alat bantu : Kateter Foley Kateter kondom

Intake
cc/jam,
cairan : Oral :................... Parenteral :................. cc/jam

,
Bau :....
ml/jam, ............
Produksi urine : ..................... Warna :.......................... .......

PROSEDUR PELAKSANAAN TIMBANG TERIMA

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROF.NERS/ 0 1-2
/PROTAP/001
PROFESI NERS
FIK
UMSURABAYA

PROSEDUR Tanggal Terbit Ditetapkan,


TETAP

Pengertian Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara


untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang
berkaitan dengan keaadaan pasien.
Tujuan Sebagai pedoman penerapan langkah-langkah untuk
pelaksanaan timbang terima
Prosedur A. Persiapan

1. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shif/


operan.
2. Prinsip timbang terima, semua pasien dilakukan
timbang terima khususnya penderita yang memiliki
permasalahan yang belum / dapat teratasi serta yang
membutuhkan observasi lebih lanjut
3. PP yang melaksanakan timbang
terima mengkaji secara penuh terhadap masalah
keperawatan, kebutuhan dan tindakan yang telah/belum
dilaksanakan serta hal-hal penting lainya selama masa
perawatan
4. Hal-hal yang sifatnya khusus
dan memerlukan perincian yang matang sebaiknya
dicatat secara khusus untuk kemudian diserah
terimakan kepada petugas berikutnya
5. Kedua kelompok dinas sudah
siap (Shif jaga)
Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku
catatan
B. Pelaksanaan

1. Kedua kelompok sudah siap


2. Kepala ruangan membuka acara timbang terima
3. PP menyampaikan timbang terima pada PP berikutnya
dengan menggunakan teknik komunikasi SBAR
4. Perawat yang melakukan timbang terima dapat
melakukan klarifikasi, Tanya jawab dan melakuakan
validasi terhadap hal-hal yang telah ditimbang
terimakan dan berhak menayakan mengenai hal-hal
yang kurang jelas
5. Karu, PP, PA keruangan pasien
6. Kepala ruangan / PP menanyakan kebutuhan dasar
pasien
7. Sebisa mungkin mengupayakan penyampaian yang
jelas, singkat dan padat
Lama timbang terima untuk tiap pasien tidak lebih dari
5 menit kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan
keterangan yang rumit
C. Post timbang terima

1. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara


langsung pada format timbang terima
2. Diskusi
3. Penandatanganan oleh masing-masing PP dan diketahui
KARU
4. Penyerahan status dan format timbang terima dari PP
sebelumnya ke PP yang selanjutnya
5. Ditutup oleh karu

Unit Terkait R. Ismail


DAFTAR PUSTAKA

Nursalam, 2002, Manajemen keperawatan : Aplikasi Dalam Praktek


Keperawatan Profesional, Salemba Medika, Jakarta .

Nursalam, 2001, Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.


Salemba Medika; Jakarta

Nursalam, 2007, Manajemen keperawatan : Aplikasi Dalam Praktek


Keperawatan Profesional Edisi:2s, Salemba Medika, Jakarta
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN
KEPERAWATAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
DI RUANG ISMAIL SITI HKODIJAH SEPANJANG

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT TIMBANG TERIMA

1. Pengertian.
Format pengkajian timbang terima adalah format yang digunakan untuk
mendokumentasikan permasalahan yang dihadapi pasien dan belum teratasi
dari PP shift dinas saat itu kepada PP shift berikutnya.

2. Tujuan.
Sebagai petunjuk atau acuan untuk mempermudah proses pelaksanaan
timbang terima.

3. Petunjuk Pengisian
a. Identitas pasien dilengkapi yang terdiri dari nama lengkap, nomor kamar,
nomor register dan diagnosa medis.
b. Kolom pertama adalah tanggal, diisi sesuai dengan tanggal saat dilakukan
timbang terima.
c. Kolom kedua adalah asuhan keperawatan, merupakan beberapa petunjuk
poin yang harus di tulis perawat meliputi : keadaan pasien, masalah
keperawatan, intervensi keperawatan yang sudah dilaksanakan, intervensi
keperawatan yang belum dilaksanakan dan pesan khusus.
d. Kolom tiga, empat dan lima tempat mengisi keadaan pasien pada saat itu
dengan menggunakan acuan pada kolom dua. Pengisian format ditulis
sesuai dengan shift jaga masing-masing.
e. Terakhir, PP dinas saat itu dan yang akan dinas berikutnya tanda tangan
dan nama jelas.

You might also like