You are on page 1of 2

Jurnal Teknik Sipil ISSN 2088-9321

Universitas Syiah Kuala pp. 55- 66

ANALISIS DAMPAK LALU - LINTAS (ANDALALIN)


PADA JALAN T.UMAR DITINJAU DARI TATA RUANG KOTA
BANDA ACEH

Ayuza Jria Puspita1, Mirza Irwansyah2, Noerfadhly3


1)
Mahasiswa Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111
2)
Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111
3)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111

Abstract: Government regulation of Banda Aceh city the Urban Spatial Planning year 2009-
2029 in which the site T.Umar road is earmarked for trade and services regional. T.Umar
road area is the center of the Banda Aceh urban which have the heavy traffic condition espe-
cially in the morning and late afternoon, this is due to the limited road capacity, limitations of
the road network, intersection arrangements, and limited parking provision. Divided into four
zones of the study area and 10 points (A - I). On recapitulation and the calculations of the rise
and the biggest drag on the business day is CD 1692 Smp/hour point and F-G 2511 smp/h, on
a Sunday There is also C-D 2901 smp / hour point. While the largest traffic percentage result
is 23% on F-G point and I-J point, and Sunday C-D 30% point. On working day, F-G roads a
critical degree of saturation at 1,16 Monday morning, it is because of the activities in the
morning. Meanwhile, on Monday afternoon at C point to E point the degree of saturationhas
already saturated, that is characterized by the value of DS of 1,09. Troubled zones in C-E
point is an area that has a function instead of the trade and services as outlined in the city of
Banda Aceh RTRW 2009-2029. The troubled zone due to the occurrence of a mixed land use
(mixed use). this is what makes the imbalance development region so that the land use. In this
case Spatial planning should follow what is already regulated by Government that do not alter
the function of which is included in the Spatial Plan of the City. Active role of the public who
pass through T.Umar road is necessary not only to limit and regulate space and community
activities, but also provide encouragement and opportunities to community and participate in
spatial activities by observing regulations.
Keywords : Rise and drag, Spatial, the Spatial City.

Abstrak: Peraturan pemerintah Kota Banda Aceh pada Rencana Tata Ruang Kota Banda Aceh
Tahun 2009-2029 dimana lokasi Jalan T.Umar ini diperuntukkan untuk kawasan perdagangan
dan jasa. Kawasan Jalan T.Umar merupakan pusat Kota Banda Aceh yang memiliki kondisi
lalu - lintas yang padat terutama pada pagi & sore hari, hal ini disebabkan oleh kapasitas jalan
yang terbatas, keterbatasan jaringan jalan, pengaturan persimpangan, serta keterbatasan
penyediaan parkir. Daerah penelitian dibagi 4 zona dan 10 titik (A-I). Pada perhitungan
rekapitulasi bangkitan dan tarikan terbesar pada hari kerja adalah titik C-D 1.692 smp/jam dan
F-G 2.511 smp/jam, pada hari Minggu juga terdapat pada titik C-D 2.901 smp/jam. Sedangkan
hasil persentase lalu lintas terbesar 23 % pada titik F-G dan titk I-J, pada hari Minggu titik C-D
30%. Pada hari kerja ruas jalan F-G derajat kejenuhan kritis pada Senin pagi hari 1,16, hal ini
di karenakan aktifitas di pagi hari. Sedangkan pada Senin sore pada titik C ke titik E derajat
kejenuhan sudah jenuh ditandai dengan nilai D/S sebesar 1,09. Zona yang bermasalah pada
titik C-E merupakan kawasan yang memiliki fungsi bukan kawasan perdagangan dan jasa
seperti yang tertera pada RTRW Kota Banda Aceh 2009-2029. Zona yang bermasalah
diakibatkan terjadinya penggunaan lahan yang bercampur (mixed use). Hai ini yang membuat
terjadinya ketidakseimbangan perkembangan kawasan tersebut sehingga terjadinya alih fungsi
lahan. Dalam hal ini Perencanaan Tata Ruang sebaiknya mengikuti apa yang sudah diatur oleh
Pemerintah agar tidak merubah fungsi kawasan yang sudah dicantumkan pada Rencana Tata
Ruang Kota. Peran aktif masyarakat yang melewati Jalan T.Umar diperlukan tidak semata-
mata membatasi dan mengatur ruang gerak dan kegiatan masyarakat, akan tetapi juga memberi
dorongan dan peluang agar masyarakat berpartisipasi pula dalam kegiatan penataan ruang
dengan menaati peraturan yang ada.

Kata kunci Bangkitan dan tarikan, RTRW, Tata Ruang Kota.


Volume 2, Nomor 1, September 2012 - 55
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

56 - Volume II, Nomor 1, September 2012

You might also like