Professional Documents
Culture Documents
1
Ermiati
2
Starry H. Rampengan
2
Victor F. F. Joseph
1
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: ermiati19091997@gmail.com
Abstrak: ST elevasi miokard infark (STEMI) merupakan jenis infark miokard akut (IMA)
dengan mortalitas yang tinggi. Penatalaksanaan pasien STEMI dilakukan dengan terapi
reperfusi yang terdiri primary percutaneous coronary intervention (primary PCI) dan
fibrinolitik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka keberhasilan terapi reperfusi pada
pasien STEMI di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari-Desember 2016. Jenis
penelitian ialah deskriptif observasional dengan pendekatan retrospektif. Sampel penelitian
ialah pasien STEMI yang menerima terapi reperfusi, dirawat di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado periode Januari-Desember 2016, yang diperoleh dengan teknik consecutive sampling.
Dari total 73 pasien STEMI didapatkan pasien berjenis kelamin laki-laki (82,2%) lebih banyak
dibandingkan perempuan (17,8%). Kelompok usia terbanyak ialah >60 tahun; 39,0% untuk
terapi primary PCI dan 43,8% untuk terapi fibrinolitik. Waktu dilakukannya terapi reperfusi
terbanyak dengan waktu terapi >90 menit untuk terapi primary PCI (80,5%) dan >30 menit
(75%) untuk terapi fibrinolitik. Angka keberhasilan terapi primary PCI <90 menit lebih tinggi
(100%) dibandingkan dengan terapi primary PCI >90 menit (96,6%), dan angka keberhasilan
terapi fibrinolitik <30 menit lebih tinggi (100%) dibandingkan dengan terapi fibrinolitik >30
menit (75%). Jenis aritmia reperfusi ditemukan terbanyak ialah aritmia ventrikel takikardi
141
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 5, Nomor 2, Juli-Desember 2017
(34,6%). Simpulan: Angka keberhasilan terapi reperfusi (primary PCI dan fibrinolitik) pada
pasien STEMI lebih tinggi jika dilakukan tepat waktu sesuai dengan sasaran terapi optimal.
Kata kunci: STEMI, angka keberhsilan terapi reperfusi.
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan >70% terhadap terapi fibrinolitik dan
salah satu penyakit kardiovaskuler utama menurut Buller et al.6 tingkat keberhasilan
yang sering menyebabkan kematian di terapi primary PCI mencapai 99%, sedang-
dunia. Salah satu jenis PJK ialah infark kan untuk terapi fibrinolitik dapat menurun-
miokard akut (IMA) yang juga merupakan kan tingkat kematian sebesar 20-30%.
penyebab utama kematian di dunia dengan Penelitian ini bertujuan untuk menge-
prevalensi sebanyak 12,2% atau sekitar 7,2 tahui angka keberhasilan terapi reperfusi
juta. Berdasarkan data dari American Heart (primary PCI dan fibrinolitik) pada pasien
Association (AHA) tahun 2015, angka STEMI di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
kematian akibat penyakit kardiovaskuler di Manado periode Januari-Desember 2016.
Amerika Serikat sebesar 31,3%. Data Diharapkan hasil penelitian ini dapat
penelitian Atherosclerosis Risk in Com- menambah wawasan, pengetahuan, mem-
munities Study (ARIC) dan Cardiovascular berikan informasi, dan dapat menjadi bahan
Health Study (CHS) dari National Heart, masukkan bagi instalasi pendidikan
Lung and Blood Institute (NHLBI) 2011 mengenai tingkat keberhasilan terapi
memperlihatkan 785.000 orang Amerika reperfusi (primary PCI dan fibrinolitik)
akan mengalami serangan IMA untuk pada pasien STEMI.
pertama kalinya dan 470.000 akan
mengalami infark berulang.1,2 METODE PENELITIAN
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan Jenis penelitian ini ialah deskriptif
IMA antara lain diabetes melitus, dislipide- observasional dengan pendekatan retro-
mia, merokok, hipertensi, dan riwayat spektif menggunakan data sekunder dari
STEMI dalam keluarga.3 Infark miokard rekam medik pasien STEMI yang menda-
akut terdiri dari ST elevasi miokard infark patkan terapi reperfusi (primary PCI dan
(STEMI) dan non ST elevasi miokard infark fibrinolitik) yang dirawat di RSUP Prof. Dr.
(NSTEMI). Pasien IMA terutama dengan R. D. Kandou Manado selama Januari -
STEMI memiliki angka mortalitas tinggi, Desember 2016. Pada penelitian ini dida-
khususnya dalam 2 jam pertama setelah patkan sampel sebanyak 41 pasien untuk
serangan, sehingga memerlukan pemerik- terapi primary PCI dan 32 pasien untuk
saan yang cepat untuk mendiagnosis dini terapi fibrinolitik. Pengolahan data dila-
agar dapat segera dilakukan penanganan kukan secara manual dan komputerisasi.
yang cepat untuk mencegah kematian.1,3
Penatalaksanaan STEMI ialah terapi HASIL PENELITIAN
reperfusi yang terdiri dari terapi fibrinoltik Berdasarkan hasil penelitian yang
dan primary percutaneous coronary inter- dilakukan didapatkan total pasien STEMI
vention (primary PCI). Terapi reperfusi sebanyak 120 pasien yang terdiri dari 77
fibrinolitik dan primary PCI yang diberikan kandidat untuk terapi primary PCI, dan 43
tepat indikasi dan waktu <12 jam dapat kandidat untuk terapi fibrinolitik. Dari total
menurunkan kejadian komplikasi dan kandidat untuk terapi primary PCI, yang
kematian, terutama jika diberikan <30 menit memenuhi kriteria inklusi sebanyak 41
untuk fibrinolitik dan <90 menit untuk pasien; 36 pasien dieksklusi, yaitu 26 pasien
primary PCI sejak pasien masuk ke rumah dengan onset gejala >12 jam dan 10 pasien
sakit.1,4 memiliki data yang tidak dapat dianalisis
Menurut penelitian pada tahun 2015 di (DVD angiografi tidak terbaca). Dari total
RSUD Moewardi5 didapatkan 18 dari 25 kandidat untuk terapi fibrinolitik didapatkan
pasien mengalami perubahan ST elevasi 32 pasien yang memenuhi kriteria inklusi,
142
Ermiati, Rampengan, Joseph: Angka keberhasilan terapi reperfusi …
Tabel 5. Angka keberhasilan terapi primary PCI <90 menit dan >90 menit
Parameter / Kriteria keberhasilan
Persentase
Waktu terapi Diameter Tanpa Hilangnya (%)
stenosis <10% komplikasi gejala STEMI
<90 menit 8 8 8 100%
(n=8)
>90 menit 33 32 33 96,6%
(n=33)
143
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 5, Nomor 2, Juli-Desember 2017
Tabel 9. Angka keberhasilan terapi fibrinolitik <30 menit dan >30 menit
Parameter / Kriteria keberhasilan
Persentase
Waktu terapi Nyeri Turunnya ST- Aritmia (%)
berkurang elevasi >50% reperfusi
< 30 menit
8 8 8 100%
(n=8)
> 30 menit
18 18 18 75%
(n=24)
144
Ermiati, Rampengan, Joseph: Angka keberhasilan terapi reperfusi …
Hasil penelitian ini selaras dengan hasil pada akhirnya, makrofag tersebut penuh
yang dilaporkan oleh Ilhami et al.7 tahun dengan lemak yang disebut foam cell yang
2015 yang mendapatkan bahwa insiden akan membentuk plak aterosklerosis. Plak
STEMI lebih tinggi pada laki-laki yang terbentuk akan menjadi tidak stabil dan
dibandingkan pada perempuan. Hal ini dapat mengalami ruptur yang akan memicu
dikaitkan dengan adanya hormon estrogen aktivasi trombosit untuk memro-duksi dan
pada perempuan yang memiliki sifat melepaskan tromboksan A2. Aktivitas trom-
proteksi sehingga perempuan cenderung bosit juga akan memicu terjadinya agregasi
lebih terlindungi dari kejadian kardio- platelet dan mengaktivasi faktor VII dan X
vaskular. Hal serupa juga dikemukakan oleh sehingga mengonversi protombin menjadi
Sonia et al. dalam sebuah studi trombin dan fibrinogen menjadi fibrin. Pada
INTERHEART yang melaporkan bahwa kaskade koagulasi akan terbentuk thrombus
laki-laki lebih banyak mengalami infark yang akan menyebabkan oklusi pembuluh
miokard (74,9%) dibandingkan dengan darah dan penurunan aliran darah secara
perempuan (25,1%). 8 mendadak yang akan memicu terjadinya
Berdasarkan distribusi usia, pada STEMI.9,10
penelitian ini didapatkan kelompok usia Berdasarkan waktu dilakukannya tera-
terbanyak untuk terapi primary PCI berada pi reperfusi pada pasien STEMI didapatkan
pada kelompok usia >60 tahun sebanyak 16 hasil bahwa jumlah pasien terbanyak pada
orang (39,0%), diikuti kelompok usia 50-59 terapi primary PCI ialah dengan waktu
tahun sebanyak 13 orang (31,7%), kelom- terapi >90 menit sebanyak 33 orang
pok usia 40-49 tahun sebanyak 10 orang (80,5%), sedangkan waktu terapi <90 menit
(24,4%), dan kelompok usia <40 tahun sebanyak 8 orang (19,5%). Pada terapi
sebanyak 2 orang (4,9%). Untuk terapi fibrinolitik, yang terbanyak yaitu dengan
fibrinolitik, didapatkan kelompok usia waktu terapi >30 menit berjumlah 24 orang
terbanyak yaitu usia >60 tahun, dengan (75%), dan waktu terapi <30 menit
jumlah 14 orang (43,8%), diikuti kelompok berjumlah 8 orang (25%). Hasil penelitian
usia 50-59 tahun sebanyak 12 orang ini selaras dengan penelitian yang dilakukan
(37,5%), kelompok usia 40-49 tahun Devi11 pada tahun 2010. Hal ini menunjuk-
sebanyak 5 orang (15,6%), dan kelompok kan bahwa pelaksanaan terapi reperfusi <90
usia <40 tahun sebanyak 1 orang (3,1%). menit untuk primary PCI dan <30 menit
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang untuk terapi fibrinolitik pada pasien STEMI
dilakukan oleh Wagyu9 pada tahun 2011. masih kurang dilaksanakan. Keadaan ini
Hal ini terjadi oleh karena elastisitas disebabkan banyaknya faktor yang
pembuluh darah yang semakin menurun. memengaruhi pelaksanaan terapi optimal
Pembuluh darah akan menjadi kaku seiring tersebut, antara lain terjadinya kemacetan
dengan bertambahnya usia oleh karena lalu lintas, dan jauhnya jarak rumah pasien
terjadi pengapuran pada dinding pembuluh dengan rumah sakit, sehingga mengakibat-
darah dan adanya tumpukan kolesterol pada kan waktu door to balloon dan door to
dinding bagian dalam pembuluh darah yang needle menjadi lebih pendek saat tiba di
terjadi karena kerusakan endotel (disfungsi rumah sakit.11
endotel).9 Kerusakan endotel ini akan Hasil penelitian yang dilakukan oleh
menyebabkan terbentuknya celah pada Pratiwi et al.12 menyatakan bahwa sasaran
permukaan endotel tersebut sehingga optimal untuk terapi reperfusi belum
kolesterol atau lipoprotein akan masuk dan sepenuhnya dilakukan tepat waktu karena
memicu terjadinya reaksi inflamasi, adanya beberapa alasan seperti ketidak-
Kolesterol atau lipoprotein yang masuk ke tahuan pasien mengenai penyakitnya,
dalam pembuluh darah tersebut akan tingkat pengetahuan pasien yang kurang
dianggap sebagai benda asing, sehingga sehingga hanya menganggapnya sebagai
makrofag berusaha untuk menghancur- penyakit biasa (paling sering masuk angin),
kannya dengan cara membungkusnya, dan tidak adanya fasilitas EKG pada pelayanan
145
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 5, Nomor 2, Juli-Desember 2017
146
Ermiati, Rampengan, Joseph: Angka keberhasilan terapi reperfusi …
147