You are on page 1of 22

Pengaruh Pemberian Zinc Pada Ibu Hamil Kek Trimester III Terhadap Kadar Zinc Dan Retinol Serum

Saat
Nifas Di Kabupaten Bojonegoro

Penelitian

PENGARUH PEMBERIAN ZINC PADA IBU HAMIL KEK TRIMESTER III


TERHADAP KADAR ZINC DAN RETINOL SERUM SAAT NIFAS DI
KABUPATEN BOJONEGORO
D.A. Liona Dewi, Bambang Wirjatmadi, Merryana Adriani**

EFFECT OF ZINC SUPPLEMENTATION ON PREGNANT WOMEN WITH


CHRONIC ENERGY MALNUTRITION IN THIRD TRIMESTER OF
PREGNANCY ON LEVELS OF SERUM ZINC AND RETINOL AFTER
CHILDBIRTH IN THE DISTRICT BOJONEGORO

ABSTRACT
Zinc deficiency in pregnant women has been associated with various conditions
in babies born, such as low birth weight infant. Effect of zinc supplementation in
pregnant women may increase serum levels of zinc and high doses vitamin A
supplementation may increase the serum retinol levels. The aims of this study to
examine the effect of zinc supplementation in pregnant women with chronic energy
deficiency in the third trimester of pregnancy on levels of serum zinc and retinol after
childbirth. The population were all pregnant women in the third trimester in study sites.
There were 32 pregnant women with chronic energy deficiency based on criteria upper
arm circumference < 23,5 cm. Data were collected through questionnaire, food recall,
food frequency questionnaire, anthropometry, blood sampling, and laboratory tests.
Samples were taken from the population based on inclusion criteria. They were then
placed into 2 groups using random allocation. The results of this study found that there
were significant differences in levels of serum zinc p=0,000 <  (0,05) and no
significant differences in levels of serum retinol (p=0,624 >  (0,05) in the treatment
group. Serum zinc levels increased, but decreased serum retinol levels after
supplementation. Conclusions: zinc supplementation can increase serum zinc levels but
needed adequate protein intake for increasing serum retinol levels.

Keywords: zinc supplementation, serum zinc, serum retinol.


Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
Jl. Dinoyo 42-44 Surabaya 60265. Telp.(031) 5678478, 5682211, Fax (031)
5610818
Email: lionadewi@yahoo.co.id

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga Surabaya

11
D.A. Liona Dewi, Bambang Wirjatmadi, Merryana Adriani

PENGARUH PEMBERIAN ZINC PADA IBU HAMIL KEK TRIMESTER III


TERHADAP KADAR ZINC DAN RETINOL SERUM SAAT NIFAS DI
KABUPATEN BOJONEGORO

ABSTRAK
Defisiensi zinc pada ibu hamil telah dikaitkan dengan berbagai kondisi pada
bayi baru lahir, antara lain bayi dengan berat badan lahir rendah. Suplementasi zinc
pada ibu hamil dapat meningkatkan kadar zinc serum dan vitamin A dosis tinggi dapat
meningkatkan kadar retinol serum. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
suplementasi zinc pada ibu hamil KEK trimester ketiga kehamilan terhadap kadar zinc
serum dan retinol serum saat nifas. Populasi penelitian adalah seluruh ibu hamil
trimester ketiga di lokasi penelitian. Terdapat 32 wanita hamil trimester ketiga dengan
KEK berdasarkan kriteria lingkar lengan atas < 23,5 cm. Data dikumpulkan melalui
kuesioner, food recall, food frequency questionnaire, antropometri, pengambilan sampel
darah, dan tes laboratorium. Sampel diambil dari populasi berdasarkan kriteria inklusi.
Sampel dibagi dalam 2 kelompok dengan alokasi random. Hasil penelitian ini
menemukan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada kadar serum zinc p = 0,000 < α
(0,05) dan tidak ada perbedaan yang signifikan pada kadar serum retinol (p = 0,624 > α
(0,05) pada kelompok perlakuan. Kadar zinc serum meningkat, namun terdapat
penurunan kadar retinol serum setelah suplementasi. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah suplementasi zinc dapat meningkatkan kadar zinc serum tetapi diperlukan asupan
protein yang cukup untuk meningkatkan kadar retinol serum.

Kata kunci: suplementasi zinc, zinc serum, retinol serum

PENDAHULUAN janin yang berisiko kelahiran bayi


Ibu hamil yang menderita gizi BBLR. Data BBLR tahun 2002
kurang, terutama Kurang Energi Kronis menunjukkan 14%. Gambaran kejadian
(KEK) berisiko melahirkan bayi dengan yang memprihatinkan tersebut
berat badan rendah dan berdampak pada merupakan dampak status gizi rendah
pertumbuhan dan perkembangan anak, pada ibu hamil (Departemen Kesehatan
perkembangan intelektual serta RI, 2010b).
produktivitas dikemudian hari. Masalah Dari data Riskesdas 2007
gizi pada ibu hamil juga berdampak prevalensi ibu hamil KEK diperkirakan
pada angka kematian bayi. Data SDKI sebesar 13,6 %. Ibu hamil KEK
tahun 2007 menunjukkan 34 kematian beresiko melahirkan bayi BBLR
bayi per 1000 kelahiran hidup. Gizi (Minarto,2011). Syarifuddin, dkk
kurang pada ibu hamil dapat (2011) melaporkan terdapat 206
mempengaruhi proses tumbuh kembang (69,1%) wanita hamil yang menderita

12
Pengaruh Pemberian Zinc Pada Ibu Hamil Kek Trimester III Terhadap Kadar Zinc Dan Retinol Serum Saat
Nifas Di Kabupaten Bojonegoro

KEK dari 298 wanita hamil yang vitamin A, iodium, dan zinc.
menjadi responden dalam penelitian di Kekurangan zat-zat gizi ini secara
Bantul Jawa Tengah. Wanita hamil bersama-sama dapat membawa dampak
KEK melahirkan BBLR 124 orang yang lebih serius baik bagi ibu yang
(83,2%) dari 149 wanita hamil yang terancam keselamatannya selama
melahirkan dengan BBLR. KEK adalah kehamilan, proses persalinan dan masa
faktor risiko terbesar penyebab BBLR. nifas maupun bagi bayi yang
Ibu hamil yang KEK berisiko 3,95 kali dikandungnya (Hadi, 2005).
lebih besar melahirkan bayi dengan Dalam sebuah survei cross-
berat lahir rendah daripada wanita hamil sectional di pedesaan Jawa Barat,
yang tidak KEK. Jika ibu hamil yang Indonesia, 155 ibu menyusui dan bayi
menderita KEK dan anemia secara mereka yang sehat dinilai secara
bersamaan, maka diperkirakan 75,53% antropometrik dan diperiksa darah,
akan melahirkan bayi dengan BBLR urine, dan ASI. Diperoleh hasil yaitu
(Syarifuddin, dkk, 2011). kekurangan vitamin A marjinal
Prevalensi ibu hamil KEK 9,3 % ditemukan pada 54% dari bayi dan 18%
di provinsi Jawa Timur pada tahun 2010 dari ibu. Lebih dari 50% ibu dan bayi
dan di kabupaten Bojonegoro 11,3%. menderita anemia dan 17% bayi dan
Prevalensi ibu hamil KEK 9,8 % di 25% ibu menderita defisiensi zinc. Ada
provinsi Jawa Timur pada tahun 2011 keterkaitan yang kuat antara status gizi
dan 12,3 % kabupaten Bojonegoro pada mikro ibu dan bayi dan konsentrasi
tahun 2011 (Dinas Kesehatan Provinsi retinol dan β-karoten dalam ASI
Jatim, 2011). Dari data tersebut di atas, (Dijkhuizen, dkk, 2001).
tampak prevalensi ibu hamil KEK di Defisiensi zinc selama menyusui
kabupaten Bojonegoro masih di atas dapat terjadi bahkan pada bayi yang
prevalensi provinsi Jawa Timur. Ada diberi ASI. Cadangan zinc yang
peningkatan prevalensi ibu hamil KEK terakumulasi selama perkembangan
dari tahun 2010 yaitu 11,3 % menjadi janin merangsang kerentanan bayi
12,3 % pada tahun 2011. terhadap defisiensi zinc. Perbaikan pada
Selain KEK dan anemia status zinc ibu selama kehamilan adalah
defisiensi besi, ibu hamil juga rawan kunci untuk mendukung status zinc
terhadap kekurangan zat gizi lain seperti pada bayi dan mencegah konsentrasi

13
D.A. Liona Dewi, Bambang Wirjatmadi, Merryana Adriani

zinc yang rendah pada ASI (Do´rea, dengan KEK juga berisiko kekurangan
2002). zat gizi mikro seperti zinc. Defisiensi
Manifestasi defisiensi zinc mulai zinc pada ibu hamil mengakibatkan
dari peningkatan insiden keparahan persalinan lama, retardasi pertumbuhan
infeksi, hambatan pertumbuhan dan janin intra uteri, teratogenik, dan
perkembangan anak-anak, komplikasi kematian pada janin. Defisiensi zinc
kehamilan, kelahiran bayi dengan juga berperan penting pada metabolisme
BBLR, ketuban pecah dini, partus lama, protein yang berperan sebagai alat
kelahiran kurang bulan, dan transportasi zat-zat gizi seperti vitamin
peningkatan mortalitas perinatal. A. Defisiensi vitamin A pada ibu hamil
Defisiensi zinc ditemukan mengakibatkan meningkatnya
memperburuk efek klinis dari prevalensi prematuritas dan retardasi
kekurangan vitamin A (Dijkhuizen, pada janin. Defisiensi zinc dan vitamin
dkk, 2001; Depkes RI, 2010a). A bersama-sama dapat membawa
Bates, dkk (1981) menyatakan dampak yang lebih serius baik bagi ibu
bahwa zinc berperan penting dalam maupun bagi janin.
metabolisme protein dan sangat Berdasarkan uraian di atas
diperlukan untuk pemeliharaan tingkat peneliti tertarik meneliti pengaruh
normal transportasi protein dan pemberian zinc pada ibu hamil KEK
mendukung dugaan bahwa defisiensi trimester III terhadap kadar zinc serum,
zinc dapat mengubah ketersediaan dan retinol serum pada saat nifas,
nutrisi lain seperti vitamin A atau besi dengan harapan setelah diberi zinc akan
melalui efek pada transportasi protein. ada perbaikan kadar zinc serum.
Angka prevalensi ibu hamil Perbaikan atau peningkatan kadar zinc
dengan KEK masih tinggi dan serum diharapkan dapat meningkatkan
berpotensi melahirkan bayi BBLR 5 produksi Retinol Binding Protein
kali lebih besar dibandingkan ibu hamil (RBP) yang diperlukan untuk sekresi
yang tidak KEK. Bayi dengan BBLR vitamin A dari tempat penyimpanan di
mempunyai resiko kematian yang lebih hati ke dalam plasma. Vitamin A dosis
tinggi daripada bayi yang cukup bulan, tinggi yang diberikan setelah ibu
sekuele dalam tumbuh kembang dan melahirkan diharapkan dapat teraktivasi
peningkatan morbiditas. Ibu hamil dengan peningkatan produksi RBP yang

14
Pengaruh Pemberian Zinc Pada Ibu Hamil Kek Trimester III Terhadap Kadar Zinc Dan Retinol Serum Saat
Nifas Di Kabupaten Bojonegoro

diharapkan dapat meningkatkan kadar diabetes melitus, pernah atau sedang


retinol serum pada ibu nifas. menderita penyakit hati seperti
Peningkatan kadar serum retinol pada hepatitis, dan tidak bersedia dilibatkan
ibu nifas diharapkan dapat dalam penelitian. Besar sampel
meningkatkan kandungan vitamin A dalam penelitian ini ditentukan dengan
pada ASI ibu yang diharapkan dapat menggunakan rumus penentuan besar
mengurangi dampak KEK pada saat sampel sesuai dengan rumus dari
kehamilan yang disertai dengan Kuntoro (2008) sebagai berikut :
defisiensi zat gizi mikro terhadap bayi n= (Z1-α +Z1-β)2 x σ2
yang dilahirkan. ∆2
Dengan faktor koreksi sebesar
METODE = 1 = 1 = 16 orang
Penelitian ini adalah penelitian 1-f 1-1,5
eksperimental dengan desain penelitian
Pre Test-Post Test Control Group Jadi jumlah besar sampel untuk tiap
Design dengan pemberian perlakuan kelompok adalah 16 orang atau 32
secara Double Blind (Wirjatmadi, orang untuk kedua kelompok kontrol
1998). Dilakukan di Puskesmas wilayah dan perlakuan
kerja Kabupaten Bojonegoro, Propinsi
Jawa Timur pada bulan September 2011 Berdasarkan perhitungan besar
– Mei 2012. Populasi dalam penelitian sampel dengan rumus tersebut di atas,
ini adalah semua ibu hamil yang diperoleh besar sampel untuk penelitian
memasuki trimester III di lokasi ini sebanyak 16 ibu hamil yang akan
penelitian. Sampel dalam penelitian ini mendapatkan suplemen zinc dan 16 ibu
diambil dari populasi dengan kriteria hamil mendapatkan plasebo. Teknik
inklusi hamil trimester III dengan KEK pengambilan sampel pada penelitian ini
dengan LILA < 23,5 cm, bersedia dilakukan dengan simple random
dilibatkan dalam penelitian dengan sampling dengan menggunakan tabel
menandatangani lembar persetujuan, simple random sampling.
berdomisili di lokasi penelitian dan Kelompok perlakuan diberikan
kriteria eksklusi ibu hamil dengan suplementasi zinc sulfat 200 mg yang
kelainan antara lain : hipertensi, mengandung elemen zinc 40 mg,

15
D.A. Liona Dewi, Bambang Wirjatmadi, Merryana Adriani

dikemas dalam bentuk kapsul, diberikan mengoptimalkan penyerapan zinc atau 2


selama 3 bulan. Jika sebelum 3 bulan jam sesudah makan untuk mengurangi
responden sudah melahirkan, kapsul rasa mual. Disamping itu ibu hamil juga
zinc tetap dikonsumsi sampai masa 3 mendapat suplementasi zat besi. Untuk
bulan berakhir. Responden disarankan menghindari sifat kompetitif dari zinc
mengkonsumsi suplemen tersebut pada dan zat besi maka disarankan untuk
pagi hari sebelum makan atau 2 jam mengkonsumsi zat besi pada sore atau
sesudah makan. Sedangkan tablet besi malam hari.
yang diberikan oleh bidan diminum Dari hasil pre test pada 32
pada sore atau malam hari. Kelompok responden, setelah dilakukan analisis
kontrol diberikan plasebo yang statistik yang pertama, didapatkan rata-
mengandung glukosa dikemas dalam rata kadar zinc serum dan retinol serum
bentuk kapsul yang sama besar dan pada responden kelompok kontrol dan
bentuknya dengan kapsul yang perlakuan yang berada di luar nilai
mengandung zinc dengan cara standar deviasi (-2 sampai dengan +2
mengkonsumsi yang sama. SD), sehingga responden yang rata-rata
Pada kelompok perlakuan kadar zinc serum dan retinol serum
maupun kelompok kontrol diberikan berada di luar standar deviasi tidak di
suplementasi vitamin A 200.000 IU analisis lagi pada post test. Terdapat 5
sesuai dengan program pemerintah responden pada kelompok kontrol dan 5
sebanyak dua kali yaitu setelah responden pada kelompok perlakuan,
melahirkan dan yang kedua yaitu 24 jadi total 10 responden tidak dianalisis
jam dari pembelian kapsul vitamin A pada post test sehingga jumlah
yang pertama. responden yang dianalisis pada post test
Tujuan mengkonsumsi yaitu 22 orang, 11 orang pada kelompok
suplementasi pada saat pagi hari perlakuan dan 11 orang pada kelompok
sebelum makan adalah untuk kontrol.

16
Pengaruh Pemberian Zinc Pada Ibu Hamil Kek Trimester III Terhadap Kadar Zinc Dan Retinol Serum Saat
Nifas Di Kabupaten Bojonegoro

Kerangka Operasional Screening dengan kriteria inklusi:


Populasi Ibu Hamil di Bojonegoro a.Ibu hamil awal trimester III KEK
N = 17.533 orang dengan LILA < 23,5 cm

b.Bersedia dilibatkan dalam


penelitian dengan menandatangani
Ibu Hamil KEK di Bojonegoro lembar persetujuan (informed
n= 2.150 orang consent)

c. Berdomisili di lokasi penelitian

Ibu Hamil KEK Trimester III di Bojonegoro Kriteria eksklusi :


n = 648 orang
a. Ibu hamil dengan kelainan antara
lain : hipertensi, diabetes melitus,
pernah atau sedang menderita
penyakit hati seperti hepatitis.
Ibu Hamil KEK Trimester III di Puskesmasn
n= 129 orang b.Tidak bersedia dilibatkan dalam
penelitian

k
Ibu hamil trimester III KEK
Simple n= 37 orang
Random
Sampling
Ibu hamil trimester III KEK
n= 32 orang Random
alokasi
Perlakuan Kontrol
( zinc) (plasebo)
Pre test:
n=16 orang n= 16 orang
- Zinc serum
- Retinol serum
-Albumin
serum

3 bulan Analisis Statistik 1 3 bulan

Post test : Kontrol


Perlakuan
Zinc serum n=11 orang
n=11 orang Retinol serum

Analisis Statistik 2

17
D.A. Liona Dewi, Bambang Wirjatmadi, Merryana Adriani

HASIL seluruh responden pada kelompok


Tidak ada perbedaan yang signifikan perlakuan dan kelompok kontrol adalah
pada karakteristik responden sebelum homogen, seperti terlihat pada tabel 1
intervensi, nilai p > α (0,05), sehingga dibawah ini.

Tabel 1. Karakteristik Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol Sebelum


Perlakuan
Karakteristik Nilai p
Tingkat Pendidikan 0,186
Tingkat Pengetahuan Gizi 0,858
Pekerjaan 0,241
Tingkat Pendapatan 0,083
Jumlah Anggota Keluarga 1,000
Pengeluaran Untuk Makan 0,753
Frekuensi Makan 0,426
Jenis Makanan 0,632
Jumlah Konsumsi Energi 0,592
Jumlah Konsumsi Karbohidrat 0,521
Jumlah Konsumsi Protein 0,732
Jumlah Konsumsi Lemak 0,874
Jumlah Konsumsi Vitamin A 0,637
Jumlah Konsumsi Zinc 0,924
Tingkat Konsumsi Energi Terhadap % AKG 0,703
Tingkat Konsumsi Karbohidrat Terhadap % AKG 0,742
Tingkat Konsumsi Protein Terhadap % AKG 0,137
Tingkat Konsumsi Lemak Terhadap % AKG 0,590
Tingkat Konsumsi Vitamin A Terhadap % AKG 0,187
Tingkat Konsumsi Zinc Terhadap % AKG 0,596
Rata-rata LILA 0,053
Rata-rata Albumin Serum 0,797

18
Pengaruh Pemberian Zinc Pada Ibu Hamil Kek Trimester III Terhadap Kadar Zinc Dan Retinol Serum Saat
Nifas Di Kabupaten Bojonegoro

Jumlah konsumsi energi, jumlah konsumsi lemak masih dalam


karbohidrat, protein, zinc dan vitamin A rentang AKG, seperti terlihat pada tabel
masih di bawah AKG. Sedangkan 2 dibawah ini

Tabel 2. Jumlah Konsumsi Energi, Karbohidrat, Protein, Lemak, Zinc dan


Vitamin A Pada Kelompok Kontrol Dan Perlakuan Berdasarkan Food
Recall 2 x 24 jam Sebelum Perlakuan (Pre Test)
Rata-rata Jumlah Konsumsi AKG Ibu Hamil Trimester III
Keterangan
Perlakuan Kontrol Kelompok Umur 19-29 Tahun
Energi (kkal) 1460,70 1516,28 2200
Karbohidrat (gram) 218,06 232,31 60 – 75 % dari 2200 kkal ( 330
gram – 412, 5 gram)
Lemak (gram) 44,23 44,83 10 – 25 % dari 2200 kkal (24,44
- 61,11 gram)
Protein (gram) 46,98 45,19 67
Zinc (miligram) 0,28 0,63 11
Vitamin A (RE) 455,79 305,88 800

Tabel 3. Perbedaan Rata-Rata Kadar Zinc Serum Pada Kelompok Perlakuan


dan Kelompok Kontrol Pada Pre Test Dan Post Test
Perbedaan Kadar Zinc Perlakuan Kontrol
Serum Kelompok Perlakuan Pre Test Post Test Pre Test Post Test
Jumlah Sampel 11 11 11 11
Rata-rata (µg/dl) 163,56 226,51 170,19 203,73
Standar Deviasi 14,07 27,46 17,30 27,43
Minimum 139,70 198,35 138,60 162,60
Maksimum 188,20 293,65 193,40 240,60
Nilai p 0,000 0,000

19
D.A. Liona Dewi, Bambang Wirjatmadi, Merryana Adriani

Dari hasil uji t 2 sampel kesimpulan bahwa ada perbedaan rata-


berpasangan diperoleh nilai p = 0,000 < rata kadar zinc serum pada kelompok
α (0,05) pada kelompok perlakuan dan p perlakuan dan kelompok kontrol antara
= 0,000 < α (0,05) pada kelompok pre test dan post test .
kontrol sehingga dapat ditarik

Tabel 3. Perbedaan Rata-Rata Kadar Retinol Serum Pada Kelompok


Perlakuan dan Kelompok Kontrol Pada Pre Test Dan Post Test
Perbedaan Kadar Retinol Perlakuan Kontrol
Serum Kelompok Perlakuan Pre Test Post Test Pre Test Post Test
Jumlah Sampel 11 11 11 11
Rata-rata (µg/dl) 7,87 7,07 8,41 6,16
Standar Deviasi 4,05 3,25 6,60 2,50
Minimum 4,54 2,69 2,18 2,63
Maksimum 16,21 13,97 25,64 10,78
Nilai p 0,624 0,175

Dari hasil uji t 2 sampel gizi, pekerjaan, tingkat pendapatan,


berpasangan diperoleh nilai p = 0,624 > jumlah anggota keluarga, pengeluaran
α (0,05) pada kelompok perlakuan dan p untuk makan, frekuensi makan, jenis
= 0,175 > α (0,05) pada kelompok makanan, jumlah konsumsi energi,
kontrol sehingga dapat ditarik karbohidrat, protein, lemak, zinc, dan
kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan vitamin A, tingkat konsumsi energi,
rata-rata kadar retinol serum pada karbohidrat, lemak, protein, vitamin A
kelompok perlakuan dan kelompok dan zinc terhadap % AKG, dan rata-rata
control antara pre test dan post test. albumin serum. Dari hasil uji statistik
karakteristik responden pada kelompok
PEMBAHASAN kontrol maupun perlakuan didapatkan
Karakteristik responden dapat nilai p>α (0,05) sehingga seluruh
mempengaruhi hasil penelitian. responden pada kelompok perlakuan
Karakteristik yang diteliti antara lain dan kelompok kontrol adalah homogen.
tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan

20
Pengaruh Pemberian Zinc Pada Ibu Hamil Kek Trimester III Terhadap Kadar Zinc Dan Retinol Serum Saat
Nifas Di Kabupaten Bojonegoro

Tingkat pengetahuan gizi peningkatan yang diperlukan untuk


mempengaruhi sikap dan perilaku proses pertumbuhan janin yang sehat
dalam memilih makanan. Masalah dan dan menjaga kesehatan ibu sehingga
keadaan yang sering terjadi pada ibu dapat melahirkan bayi yang sehat
hamil adalah tidak menyadari adanya dengan selamat.
kebutuhan peningkatan gizi selama Frekuensi makan ibu hamil
masa kehamilan, perilaku gizi yang adalah jumlah waktu makan dalam
salah sehingga terjadi sehari meliputi 3 kali makanan lengkap
ketidakseimbangan antara konsumsi dan dan 2 kali makanan selingan
kebutuhan. Kekurangan gizi terjadi (IOM,1990). Makanan lengkap
akibat dari ketidaktahuan (Mawaddah dikonsumsi pada pagi, siang dan malam
dan Hardinsyah, 2008). Sehingga aspek hari. Makanan selingan diberikan di
tingkat pendidikan sangat besar antara 2 waktu makan, yaitu antara
peranannya dalam perbaikan gizi. makan pagi dan makan siang dan antara
Semakin tinggi tingkat pendidikan, waktu makan siang dan makan malam.
semakin tinggi tingkat pengetahuan
gizi. Dalam penelitian ini frekuensi
Menurut Soehardjo (1989) makan responden pada kelompok
dalam Mawaddah dan Hardinsyah kontrol maupun perlakuan 3 kali dalam
(2008) pengetahuan gizi merupakan sehari. Jika dibandingkan dengan
salah satu faktor yang berpengaruh frekuensi makan yang dianjurkan oleh
dalam konsumsi makanan. Tingkat IOM (1990), frekuensi makan
pengetahuan gizi sangat erat kaitannya responden masih kurang. Frekuensi
dengan pola konsumsi. Pola konsumsi makan yang kurang dalam sehari, jika
antara lain jenis makanan yang tidak diikuti dengan kualitas dan
dikonsumsi, jumlah makanan yang kuantitas makanan yang baik, dapat
dikonsumsi, tingkat konsumsi zat gizi mempengaruhi asupan zat-zat gizi yang
dan frekuensi makan. Pola konsumsi dibutuhkan untuk menjaga
mempengaruhi tingkat asupan zat gizi keseimbangan zat gizi yang dibutuhkan
antara lain karbohidrat, lemak, protein, untuk menjamin pertumbuhan janin dan
vitamin dan mineral. Dalam kehamilan ibu yang baik. Pemilihan jenis makanan
semua kebutuhan zat gizi mengalami yang dikonsumsi sangat erat kaitannya

21
D.A. Liona Dewi, Bambang Wirjatmadi, Merryana Adriani

dengan berbagai aspek antara lain diperoleh melalui metode food recall 2
ketersediaan bahan pangan, tingkat x 24 jam.
pendapatan, pendidikan, pengetahuan Jumlah dan tingkat konsumsi
gizi, kebudayaan setempat yang energi sebelum perlakuan pada
berhubungan dengan larangan responden masih di bawah AKG untuk
mengkonsumsi jenis makanan tertentu energi pada ibu hamil trimester III. Hal
dalam masyarakat yang dipercaya dapat ini sesuai dengan kondisi responden
mempengaruhi kehamilan. dalam penelitian ini yaitu KEK. Pada
Total asupan energi ibu hamil masa kehamilan, energi merupakan
yang makan dengan frekuensi makan faktor gizi yang paling penting jika
sesuai anjuran IOM lebih tinggi dikaitkan dengan berat badan lahir bayi
dibandingkan dengan ibu hamil dengan (Arisman, 2008). Energi yang
frekuensi makan yang kurang. Ibu dibutuhkan selama kehamilan
hamil dengan frekuensi makan kurang mengalami peningkatan. Pada trimester
beresiko lebih tinggi melahirkan 1 kebutuhan energi sedikit sekali
prematur dan ketuban pecah dini meningkat. Sepanjang trimester 2 dan 3
(Siega-Riz, 2001). Upaya peningkatan kebutuhan terus membesar. Pada
frekuensi makan bagi ibu hamil dapat trimester 2 energi dibutuhkan terutama
dengan peningkatan pengetahuan gizi untuk pemekaran jaringan ibu, yaitu
melalui peningkatan peran aktif dari penambahan volume darah,
tenaga kesehatan di lingkungan sekitar pertumbuhan uterus dan payudara serta
dan peningkatan peran serta dalam penumpukan lemak. Energi pada
organisasi seperti PKK dan Posyandu. trimester 3 dibutuhkan untuk
Pola konsumsi sangat erat pertumbuhan janin dan plasenta
kaitannya dengan jumlah konsumsi zat (Arisman, 2008). Pada trimester III
gizi yang berkaitan dengan tingkat kehamilan membutuhkan energi lebih
konsumsi zat-zat gizi yang dibutuhkan. besar, sedangkan dari hasil food recall
Dalam penelitian ini zat-zat gizi yang di dapatkan konsumsi energi yang
diteliti antara lain karbohidrat, lemak, masih di bawah AKG energi untuk ibu
protein, vitamin A dan zinc. Jumlah dan hamil dan dapat menyebabkan KEK.
tingkat konsumsi zat-zat gizi ini Keadaan ini dapat meningkatkan resiko
melahirkan bayi dengan BBLR

22
Pengaruh Pemberian Zinc Pada Ibu Hamil Kek Trimester III Terhadap Kadar Zinc Dan Retinol Serum Saat
Nifas Di Kabupaten Bojonegoro

Jumlah dan tingkat konsumsi Dari food recall 2x24 jam


rata-rata karbohidrat dan protein didapatkan jumlah dan tingkat rata-rata
responden masih di bawah AKG. konsumsi vitamin A pada responden
Jumlah dan tingkat konsumsi rata-rata masih dalam rentang AKG. Dari FFQ
lemak masih dalam rentang AKG. didapatkan informasi makanan sumber
Karbohidrat merupakan penyumbang vitamin A hewani yang banyak
terbesar dari total energi yang dikonsumsi oleh responden adalah telur.
dibutuhkan. 60-75 % energi di dapatkan Sumber vitamin A yang berasal dari
dari asupan karbohidrat. Asupan tumbuhan yang banyak dikonsumsi oleh
karbohidrat yang rendah pada responden adalah sayur dan buah yang
responden berakibat pada asupan energi berwarna kuning tua dan sayuran
rendah. Meskipun dari hasil food recall dengan warna hijau tua seperti daun
didapatkan asupan lemak masih dalam singkong, daun kacang, kangkung,
rentang AKG, namun kontribusi lemak bayam, kacang panjang, buncis, wortel,
terhadap energi 10-25 % dari total tomat, jagung, pepaya, mangga, nangka
energi. Asupan lemak pada responden masak dan jeruk. Sumber vitamin A
terutama berasal dari makanan yang dari minyak kelapa sawit juga banyak
digoreng. Asupan protein yang rendah dikonsumsi responden karena
pada responden juga berpengaruh pada mengkonsumsi makanan yang digoreng.
total asupan energi. Albumin serum responden
Dari food recall tersebut terlihat dalam penelitian ini semuanya di bawah
bahwa jumlah dan tingkat rata-rata nilai normal ( < 3,5 – 5 g/dl) dan secara
konsumsi zinc pada responden masih di statistik antara kelompok perlakuan dan
bawah AKG. Namun jika dilihat dari kontrol homogen. Kadar albumin serum
Food Frequency Questionaire (FFQ) rendah berkaitan dengan asupan protein
meskipun bukan dari makanan sumber rendah pada responden. Dari hasil food
zinc hewani dan dari produk susu, recall 2x24 jam di dapatkan jumlah
semua responden baik pada kelompok konsumsi protein dan tingkat konsumsi
perlakuan dan kelompok kontrol protein yang dibawah AKG. Dari hasil
mengkonsumsi makanan sumber zinc FFQ didapatkan konsumsi protein
yang berasal dari kacang-kacangan hewani lebih rendah dari protein nabati,
yaitu tahu dan tempe. sedangkan protein hewani memiliki

23
D.A. Liona Dewi, Bambang Wirjatmadi, Merryana Adriani

mutu cerna yang lebih baik dari protein pada kelompok yang mendapat
nabati. suplemen zinc.
Selain akibat dari kurang asupan Garg, dkk (1993) meneliti efek
protein yang berlangsung lama, kadar suplematasi zinc selama kehamilan
serum albumin yang rendah pada terhadap hasil dari kehamilan pada 168
kehamilan juga akibat dari efek ibu hamil di India yang dibagi menjadi
hemodilusi dan defisiensi zinc (Taylor 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan
et al., 1949; Wahlqvist et al, 1981 diberikan 200 mg zinc sulfat (unsur
dalam Gibson, 2005). Zinc 45 mg) secara oral / hari pada
Pada kelompok perlakuan, trimester kehamilan yang berbeda dan
secara statistik terdapat perbedaan rata- kelompok kontrol tidak menerima
rata kadar zinc serum antara pre test suplemen apapun. Hasil dari penelitian
dengan post test (p = 0,000) dengan tersebut serum zinc di kelompok yang
peningkatan kadar rata-rata zinc serum mendapat suplemen zinc meningkat
sebesar 62,95 µg/dl. Hal ini sesuai secara signifikan dari 109,70 ± 3,23 µg/
dengan penelitian yang dilakukan oleh dl menjadi 205,40 ± 4,47 µg/dl (p
Hafeez, dkk (2005) yang meneliti efek <0,001). Bayi yang lahir dari ibu yang
suplementasi zinc pada ibu hamil, mulai mendapat suplemen zinc secara
kehamilan 10 sampai 16 minggu, signifikan lebih berat dibandingkan
diberikan suplementasi zinc sulfat yang dengan bayi yang lahir dari ibu dalam
mengandung elemen zinc 20 mg. Hasil kelompok kontrol, dengan perbedaan
dari penelitian tersebut adalah, ibu yang terbesar ketika suplementasi
hamil yang diberikan suplemen zinc dimulai pada trimester ketiga
menunjukkan peningkatan rata-rata zinc kehamilan. Usia kehamilan pada
serum sebesar 14,7 mcg / dl (95% CI 5- kelompok zinc lebih tinggi
23) (p = 0,002). Pada kelompok kontrol dibandingkan kelompok kontrol, tetapi
menunjukkan penurunan kadar zinc perbedaan signifikan secara statistik
serum (p = 0,47). Sesuai dengan bila suplemen diberikan lebih dari 3
penelitian yang dilakukan oleh bulan (39,4 ± 0,1 minggu pada
Goldenberg, dkk (1995), yang kelompok zinc dan 38,5 ± 0,3 minggu
menyimpulkan bahwa konsentrasi zinc pada kelompok kontrol). Bayi yang
plasma secara signifikan lebih tinggi baru lahir dari ibu pada kelompok zinc

24
Pengaruh Pemberian Zinc Pada Ibu Hamil Kek Trimester III Terhadap Kadar Zinc Dan Retinol Serum Saat
Nifas Di Kabupaten Bojonegoro

memiliki Apgar skor yang lebih tinggi zinc dari sumber zinc nabati seperti
dibandingkan dengan kelompok tempe dan tahu dari kelompok kacang-
kontrol. Peningkatan kadar rata-rata kacangan tinggi. Lauk nabati dari tempe
zinc serum pada kelompok perlakuan dan tahu yang paling banyak
setelah suplementasi zinc selama 3 dikonsumsi oleh responden. Secara
bulan menunjukkan efek suplementasi statistik terdapat perbedaan yang
zinc pada kelompok perlakuan. signifikan ( Anova, p = 0,006 ) pada
Pada penelitian ini rata-rata kadar zinc serum pada kelompok
kadar zinc serum pada kelompok perlakuan yang mengkonsumsi lauk
kontrol sebelum suplementasi lebih nabati tempe dengan frekuensi makan 3
besar dari pada kelompok perlakuan kali sehari. Pada kelompok kontrol
(6,63 µg/dl) namun secara statistik tidak menunjukkan perbedaan yang
tidak ada perbedaan (p = 0,336). Pada signifikan. Semakin banyak frekuensi
post test terjadi peningkatan rata-rata mengkonsumsi sumber makanan yang
kadar zinc serum (33,54 µg/dl) dan banyak mengandung zinc maka
secara statistik peningkatan ini semakin tinggi kadar zinc serum. Hal
menunjukkan ada perbedaan antara rata- ini menunjukkan bahwa kadar zinc
rata kadar zinc serum pada pre test dan dalam serum selain dipengaruhi oleh
post test pada kelompok kontrol. suplementasi juga dipengaruhi oleh
Namun jika dibandingkan dengan asupan zinc dari makanan.
peningkatan pada kelompok perlakuan, Kecukupan asupan zinc selama
peningkatan pada kelompok perlakuan kehamilan untuk memenuhi
lebih besar. Peningkatan rata-rata kadar peningkatan tuntutan fisiologis
zinc serum pre test dan post test yang dipengaruhi oleh makanan dan
disertai dengan adanya perbedaan penyerapan zinc dan atau ekskresi zinc
secara statistik pada kelompok kontrol endogen. Pengaturan penyerapan zinc di
menunjukkan adanya asupan zinc dari usus dan ekskresi endogen merupakan
makanan yang mempengaruhi kadar sarana utama untuk mempertahankan
zinc serum. homeostasis zinc pada berbagai tingkat
Dari FFQ diperoleh data asupan zinc (King, dkk.,2000 dalam
meskipun asupan sumber zinc dari lauk Osendarp, 2003). Dalam populasi
hewani dan susu rendah, namun asupan dengan tingkat asupan zinc yang biasa

25
D.A. Liona Dewi, Bambang Wirjatmadi, Merryana Adriani

rendah, pengaturan zinc endogen ini yaitu ada hubungan ketergantungan


dianggap lebih kritis dalam antara zinc dan vitamin A pada peranan
pemeliharaan homeostasis zinc dari zinc terhadap transportasi vitamin
dibandingkan dengan perubahan A yang dimediasi melalui sintesis
penyerapan zinc, tetapi ada keterbatasan protein, dan konversi dari retinol ke
dari mekanisme adaptasi ini terutama retinal yang membutuhkan enzym zinc-
dalam kondisi asupan zinc yang sangat dependent retinol dehydrogenase.
rendah dan berlangsung lama atau Namun, bukti dari efek asupan zinc
kronis (Krebs, 2000 dalam Osendarp, pada status vitamin A yang dilakukan
2003). pada hewan coba tidak meyakinkan.
Homeostatis zinc dalam tubuh Peningkatan berat badan lebih tinggi
diatur secara ketat, melalui perubahan pada hewan kontrol dibandingkan
dalam penyerapan dan ekskresi dalam dengan yang defisiensi zinc, meskipun
menanggapi variasi jumlah zinc dari mendapat makan yang sama, membuat
asupan makanan. Ketika asupan zinc sulit untuk mengisolasi efek dari
rendah, maka penyerapan zinc defisiensi zinc secara umum pada
ditingkatkan dan sekresi endogen zinc keadaan kekurangan energi protein.
ke dalam lumen usus ditekan. Pada manusia, penelitian cross-
Sebaliknya, ketika asupan zinc tinggi, sectional lebih sering menunjukkan
maka penyerapan akan menurun dan hubungan lemah antara status vitamin A
sekresi endogen zinc ditingkatkan. dan zinc. Percobaan acak telah gagal
Penyesuaian dalam ekskresi zinc untuk menunjukkan efek konsisten dari
melalui ginjal juga disesuaikan dengan suplementasi zinc pada populasi
asupan zinc yang sangat rendah atau (Christian, dkk., 1998).
tinggi (King dan Keen, 1999 dalam Peters, dkk (1986) dalam
Gibson, 2005). Christian, dkk (1998) menyatakan
Status zinc mempengaruhi suplementasi vitamin A dosis tinggi
beberapa aspek dari metabolisme tidak dapat memperbaiki efek dari
vitamin A antara lain, penyerapan, defisiensi zinc pada metabolisme
transportasi, dan pemanfaatan vitamin vitamin A selama kehamilan. Kadar
A. Dua mekanisme umum telah vitamin A pada plasma menurun,
dipostulasikan untuk menjelaskan hal namun ada peningkatan kadar vitamin

26
Pengaruh Pemberian Zinc Pada Ibu Hamil Kek Trimester III Terhadap Kadar Zinc Dan Retinol Serum Saat
Nifas Di Kabupaten Bojonegoro

A pada hati pada kondisi defisiensi zinc. dipengaruhi oleh jumlah protein dalam
Hal ini merupakan indikasi dari tubuh sehingga kadar retinol dalam
penurunan mobilisasi vitamin A dari darah dipengaruhi oleh jumlah protein
hati, yang diduga kondisi ini disebabkan tubuh (Gordon, 2007).
oleh sintesa zinc-dependent RBP yang Pada penelitian ini, kadar zinc
rendah. serum pada responden yang mengalami
Hunt, dkk., (1985) dalam peningkatan setelah suplementasi zinc
Christian, dkk (1998) dalam penelitian pada kelompok perlakuan tidak disertai
cross sectional pada remaja Meksiko dengan peningkatan kadar retinol serum
yang hamil, tidak menemukan pada kelompok perlakuan. Hal ini
perbedaan konsentrasi serum vitamin A berkaitan dengan metabolisme zinc.
antara subjek dengan status zinc yang Asupan protein yang cukup
rendah dan yang normal. Hunt, dkk., dibutuhkan sebagai alat trasnportasi
(1985) dalam Christian, dkk (1998) bagi zinc di dalam sirkulasi. Albumin
dalam penelitian percobaan dengan merupakan alat transpor zinc yang
suplementasi pada remaja hamil di utama. Nilai albumin dalam plasma
Meksiko menyatakan bahwa merupakan penentu utama absorbsi
suplementasi dengan zinc tidak zinc. Absorbsi zinc menurun bila nilai
memperbaiki status vitamin A. albumin darah menurun utama
Vitamin A dalam bentuk retinol (Almatsier, 2001). Asupan protein yang
atau provitamin karetenoid, diserap di mengandung asam amino esensial dan
usus dengan komponen lipid lain dari juga non esensial sangat dibutuhkan.
diet, berikatan dalam lipoprotein masuk Asam amino esensial terutama histidin
ke dalam mukosa, diangkut ke dalam dan non esensial / esensial bersyarat
limfe dengan chylomicron, dan akhirnya terutama sistein dibutuhkan untuk
dibersihkan oleh hati. Mobilisasi pembentukan zinc finger protein. Zinc
vitamin A dari hati melibatkan RBP. finger protein membutuhkan empat
RBP mengikat satu molekul retinol, dan asam amino residu sebagai ligand yaitu
kompleks RBP-retinol beredar di dua sistein dan dua histidin (Stipanuk,
sirkulasi dalam ikatan dengan satu 2006).
molekul prealbumin (Linder, 1992; Dalam penelitian ini jumlah dan
Solomon, dkk., 1980). Sintesis RBP tingkat konsumsi protein masih di

27
D.A. Liona Dewi, Bambang Wirjatmadi, Merryana Adriani

bawah AKG. Dari pemeriksaan sirkulasi sistemik menuju jaringan –


laboratorium didapatkan kadar albumin jaringan tubuh dan sisanya berikatan
yang di bawah normal. Asupan protein dengan protein lain seperti transferin,
kurang dalam waktu lama menyebabkan ceruloplasmin dan asam amino terutama
kadar albumin rendah. histidin dan cystine . Dengan adanya
Zinc diserap di usus halus, tingkat asupan protein yang rendah, di
terutama melalui proses transelular. bawah AKG, dapat menyebabkan kadar
Setelah di dalam sel usus halus, banyak albumin rendah dalam darah. Tidak
dari zinc yang diserap menjadi terikat mengkonsumsi protein yang cukup
pada metallothionein. Setelah dalam waktu yang lama dapat
penyerapan dan pemindahan zinc ke menyebabkan kadar albumin rendah
dalam plasma, zinc terikat dalam 3 (Gibson,2005), sehingga asupan zinc
komponen yang satu dengan lainnya dari makanan dan suplemen tidak
dalam keadaan seimbang; sebagian terserap optimal. Pada penelitian ini,
besar diikat pada albumin (70%), dan semua responden memiliki kadar
cukup besar terikat pada antiprotease, albumin yang rendah (3,5 – 5 gr/dL)

α2 makroglobulin (18%) dan sisanya sebelum suplementasi. Sebaliknya,


defisiensi zinc juga sebagai salah satu
berikatan pada protein lain seperti
faktor yang dapat mempengaruhi kadar
transferin, ceruloplasmin dan asam
albumin serum (Gibson,2005).
amino terutama histidin dan cystine.
Zinc dan konsumsi protein yang
Transfer zinc yang diserap dari usus ke
cukup dibutuhkan untuk memproduksi
hati melalui sistem portal. Hati adalah
RBP secara normal. Oleh karena itu
organ utama yang terlibat dalam
defisiensi zinc atau malnutrisi protein
metabolisme zinc. Sekitar 30% - 40%
dapat mengganggu fungsi vitamin A
zinc dalam darah portal dipertukarkan
dengan jalan mencegah tingkat
di hati . Dari hati, zinc dilepaskan ke
pembebasan vitamin A secara normal
sirkulasi sistemik untuk disebarkan ke
dari tempat penyimpanan di hati
jaringan lain, terutama terikat pada
(Linder, 1992). Dengan demikian kadar
albumin (Cousins, 1996 dalam Gibson,
retinol serum rendah pada penelitian ini
2005; Linder, 1992).
dan tidak ada peningkatan kadar rata-
Zinc terutama memerlukan
rata retinol serum setelah suplementasi
albumin (70%) untuk beredar dalam

28
Pengaruh Pemberian Zinc Pada Ibu Hamil Kek Trimester III Terhadap Kadar Zinc Dan Retinol Serum Saat
Nifas Di Kabupaten Bojonegoro

zinc dan vitamin A dosis tinggi memilih makanan yang baik kualitas
menunjukkan bahwa albumin memilki maupun kuantitasnya.
peranan penting dalam metabolisme Berdasarkan hasil dari
vitamin A. Suplementasi zinc tanpa pembahasan tersebut di atas, di
diikuti dengan kadar albumin yang dapatkan bahwa suplementasi zinc pada
normal dalam serum tidak dapat ibu hamil KEK trimester III dapat
mencapai jaringan lain dengan optimal. meningkatkan kadar zinc serum namun
Demikian pula suplementasi vitamin A peningkatan kadar zinc serum tidak
dosis tinggi dalam penelitian ini tidak disertai dengan peningkatan kadar
meningkatkan kadar retinol serum retinol serum karena asupan protein
meskipun didapatkan perbedaan yang rendah yang merupakan alat transportasi
signifikan pada kadar zinc serum bagi zinc untuk beredar dalam sirkulasi
setelah suplementasi karena sintesis sistemik menuju jaringan tubuh
RBP yang dibutuhkan untuk sehingga suplementasi zinc tidak dapat
memobilisasi vitamin A dari tempat mensintesa RBP dengan optimal yang
penyimpanannya di hati selain diperlukan untuk memobilisasi vitamin
membutuhkan zinc juga membutuhkan A dari hati.
protein.
Jadi pada ibu hamil KEK KESIMPULAN
dengan kadar albumin serum yang Berdasarkan hasil dari
rendah, dibutuhkan Pemberian pembahasan tersebut di atas, di
Makanan Tambahan (PMT) terutama dapatkan bahwa suplementasi zinc pada
yang mengandung protein dan energi ibu hamil KEK trimester III dapat
serta suplementasi zinc untuk meningkatkan kadar zinc serum namun
mengoptimalkan program suplementasi peningkatan kadar zinc serum tidak
vitamin A dosis tinggi yang merupakan disertai dengan peningkatan kadar
program dari pemerintah. Di samping retinol serum karena asupan protein
itu peningkatan penyuluhan gizi juga rendah yang merupakan alat transportasi
dibutuhkan untuk meningkatkan bagi zinc untuk beredar dalam sirkulasi
pengetahuan gizi ibu hamil sehingga sistemik menuju jaringan tubuh
meskipun ada keterbatasan dalam sehingga suplementasi zinc tidak dapat
ekonomi ibu hamil tetap mampu mensintesis RBP dengan optimal yang

29
D.A. Liona Dewi, Bambang Wirjatmadi, Merryana Adriani

diperlukan untuk memobilisasi vitamin DAFTAR PUSTAKA


A dari hati. Almatsier, S., 2001. Prinsip dasar ilmu
gizi. Jakarta: PT Gramedia
Untuk penelitian selanjutnya
Pustaka Utama
disarankan memberikan suplementasi Arisman, MB. 2008. Gizi dalam daur
kehidupan: Buku ajar ilmu gizi.
protein di samping suplementasi zinc
Jakarta: Penerbit Buku
dan vitamin A dosis tinggi pada ibu Kedokteran EGC.
Bates, J.,Mc Clain, C.J., 1981. The
hamil KEK untuk meningkatkan efek
effect of severe deficiency on
dari dari suplementasi zinc dan vitamin serum levels of albumin,
transferrin, and praalbumin in
A dosis tinggi pada ibu hamil dengan
man. The American Journal of
KEK. Clinical Nutrition. [online]
Available at: < www.ajcn.org>.
(Sitasi 11 Agustus 2012)
UCAPAN TERIMA KASIH Christian, P., West, K.P., 1998.
Interactions between zinc and
Kami berterima kasih kepada
vitamin A: an update. The
semua responden yang berpartisipasi American Journal of Clinical
Nutrition. [online] Available at: <
dalam penelitian ini, Rektor, Dekan,
www.ajcn.org> (Sitasi 18 Maret
Ketua Progran Pasca Sarjana, Ketua 2012).
Departemen Kesehatan RI, 2007. Riset
Minat Studi Gizi Kesehatan
kesehatan dasar. Jakarta:
Masyarakat, Program Studi Ilmu Departemen Kesehatan RI
Departemen Kesehatan RI, 2010a. Riset
Kesehatan Masyarakat, Fakultas
kesehatan dasar. Jakarta:
Kesehatan Masyarakat Universitas Departemen Kesehatan RI
Departemen Kesehatan RI, 2010b.
Airlangga, Prof. Kuntoro, dr. M.PH.,
Pedoman gizi ibu hamil dan
Dr.PH., Dr. Roedi Irawan SpA(K), pengembangan makanan
tambahan ibu hamil berbasis
M.Kes.,Ir. Luki Mundiastuti, M.Kes.,
pangan lokal. Jakarta:
Kepala Dinas Kesehatan Kesehatan Departemen Kesehatan RI
Dinas Kesehatan, 2008. Profil
Bojonegoro beserta jajarannya, serta
kesehatan kabupaten Bojonegoro.
semua pihak yang telah memberikan Bojonegoro: Dinas Kesehatan.
Dijkhuizen M.A., Wieringa F.T., West
bantuan baik secara sengaja maupun
C.E.,Muherdiyantiningsih,Muhilal
tidak sengaja yang tidak bisa disebutkan , 2001. Concurrent micronutrient
deficiencies in lactating mothers
satu persatu, kami sampaikan terima
and their infants in Indonesia.
kasih yang sebanyak – banyaknya atas The American Journal of Clinical
Nutrition. [online] Available at: <
segala perhatianya selama ini
www.ajcn.org> (Sitasi 18 Maret
2012).

30
Pengaruh Pemberian Zinc Pada Ibu Hamil Kek Trimester III Terhadap Kadar Zinc Dan Retinol Serum Saat
Nifas Di Kabupaten Bojonegoro

Do´rea, J. G, 2002. Zinc deficiency in http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pub


nursing infants. Journal of the med/19810298. (Sitasi 16 Januari
American College of Nutrition, 2012)
Vol. 21, No. 2, 84–87 Institute of Medicine, 1990. Nutrition
Garg HK, Singhal KC, Arshad Z., 1993. during pregnancy. Part 1. Weight
A study of the effect of oral zinc gain. Part II. Nutrient
supplementation during supplements. Committee on
pregnancy on pregnancy outcome. Nutritional Status During
(Abstrak) Indian J Physiol Pregnancy and Lactation. Food
Pharmacol.[online] Available at: and Nutrition Board. Washington,
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pub DC: National Academy Press.
med/8112803 Kuntoro,H, 2008. Metode sampling dan
Gibson, R., 2005. Principles of penentuan besar sampling.
nutritional assesment, second Surabaya: Pustaka Melati
edition. New York: Oxford Linder, MC. 1992. Biokimia Nutrisi
Universitry Press, Inc. Dan Metabolisme Dengan
Goldenberg, RL., Tamura,T., Neggers, Pemakaian Secara Klinis.
Y.,et al., 1995. The effect of zinc Jakarta: Universitas Indonesia
supplementation on pregnancy Press.
outcome, abstrak. . [online] Mawaddah, N dan Hardinsyah, 2008.
Available at: < Pengetahuan, sikap dan praktek
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pub gizi serta tingkat konsumsi ibu
med/7629954> (Sitasi 22 hamil di Kelurahan Kramat Jati
September 2011). dan Kelurahan Ragunan di
Gordon WM and Hampl JS. 2007. propinsi DKI Jakarta. Jurnal Gizi
Perspective in Nutrition. 7th ed. dan Pangan. [online] Available at:
United States of America http://repository.ipb.ac.id/ (Sitasi
:McGrawHill. 29 Juli 2012)
Hadi, H., 2005. Beban ganda masalah Minarto. [online] Available at:
gizi dan implikasinya terhadap <http://www.gizikia.depkes.go.id/
kebijakan pembangunan archives/658 > (Sitasi 28
kesehatan nasional. [online] September 2011).
Available at: Osendarp, SJM., West, CE., Black, RE.,
http://gizi.depkes.go.id/ (sitasi 28 2003. The need for maternal zinc
September 2011). supplementation in developing
Hardinsyah, 2007. Review determinan countries: an unresolved issue.
keragaman konsumsi pangan. American Society for Nutritional
Jurnal Gizi dan Pangan. [online] Sciences. [online] Available at:
Available at: http://jn.nutrition.org/content/133/
http://journal.ipb.ac.id/ (sitasi 28 3/817S.full.pdf+html (Sitasi 11
September 2011). Februari 2012)
Hafeez A, Mahmood G, Hassan Siega-Riz, AM., et al, 2001. Frequency
M, Batool T, Hayat H, Mazhar of eating during pregnancy and
F, Bangash K, Alvi R., 2005. its effect on preterm delivery.
Serum zinc levels and effects of American Journal of
oral supplementation in pregnant Epidemiology. [online] Available
women. J Coll Physicians Surg at:
Pak. [online] Available at:

31
D.A. Liona Dewi, Bambang Wirjatmadi, Merryana Adriani

http://aje.oxfordjournals.org/conte Syarifuddin,V., Hakimi, M.,


nt/153/7/647.full.pdf+html Murtiningsih, B., 2011. Chronic
Solomons, NW., Russel, RM., 1980. energy deficiency (CED) at
The interaction of vitamin A and pregnant woman as risk factor of
zinc: implication for human low birth weight (LBW) in Bantul
nutrition. The American Journal district (Tesis). Yogyakarta
of Clinical Nutrition [online] .Universitas Gadjah Mada
Available at: < www.ajcn.org> Wirjatmadi, 1998. Prinsip-prinsip dasar
(Sitasi 11 Februari 2012)an metode penelitian gizi
Stipanuk, MH.,2006. Biochemical, masyarakat. Surabaya: Program
physiological, & molecular aspects Studi Kesehatan Masyarakat,
of human nutrition, 2nd. Missouri. program Pasca Sarjana,
Elsevier. Universitas Airlangga

32

You might also like