You are on page 1of 11

Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Gastroenteritis

1. Pengkajian

1. Pengumpulan Data

a. Identifikasi
Identitas klien dan identitas penanggung jawab.
b. Data Medik
Diagnosa medik saat masuk dan saat pengkajian.
c. Keadaan Umum
Kaji keadaan umum pasien, tanda-tanda vital dan pengukuran tinggi serta berat
badan pasien.
d. Pengkajian Pola Kesehatan
1) Pola Persepsi Kesehatan dan Pemeliharaan Kesehatan :
a) Keluhan utama :
 Frekuensi Buang Air Besar lebih dari 3 kali
 Keadaan klien lemah
 Mual dan muntah
 Tidak nafsu makan
b) Riwayat Keluhan Utama :
 BAB yang terus menerus
 Kaji :
o Frekuensi BAB dalam sehari
o Jumlah BAB
o Warna BAB
o Konsistensi dan keluhan yang menyertai seperti muntah, dan
keadaan umum klien.
c) Riwayat penyakit yang pernah dialami
Penyakit yang bisa menyebabkan Klien diare seperti : colitis ulcerative,
penyakit ulkus peptikum, hepatitis dan alergi makanan atau obat-obatan.
d) Riwayat kesehatan keluarga
Kaji apakah ada anggota keluarga yang mengalami penyakit seperti,
diare, penyakit kandung empedu, diabetes mellitus, syndrome malabsorbsi,
kanker kolorektal.
e) Pemeriksaan fisik :
 Sistem Gastrointestinal
o Mukosa kering di lambung dan usus akibat kehilangan cairan dan
elektrolit.
o Bentuk perut simetris (datar/cekung/cembung)
o Adanya distensi abdomen
o Turgor kulit jelek
o Bunyi timpani yang cukup tinggi
o Bising usus meningkat
 Sistem Pernapasan
Pada klien dengan diare terjadi peningkatan frekuensi napas,
napas cepat.
 Sistem Kardiovaskuler
o Hipovolemik
o Tekanan darah rendah
o Nadi cepat (tachicardi)
o Metabolisme terganggu
 Sistem Muskuloskeletal
o Klien tampak lemah
o Mobilitas terganggu akibat dari proses penyakit
 Sistem Perkemihan
o Produksi urine menurun
o Berwarna kuning pekat
o Anuria, bila terjadi dehidrasi yang berat
 Sistem Integumen
o Turgor kulit lambat
o Mata cekung
o Kulit lengket
o Lengket dan lembab
 Sistem Persarafan
o Klien tampak lemah
o Kesadaran composmentis sampai somnolen
2) Pola Nutrisi dan Metabolik :
a) Keadaan sejak sakit
 Gejala : anoreksia, mual, penurunan berat badan, tidak toleran terhadap
diet (misalnya : buah, sayuran, produk susu, makanan berlemak).
 Tanda : Penurunan lemak subkutan atau massa otot, kelemahan tornus
otot, turgor kulit buruk, membrane mukosa pucat, luka, inflamasi
rongga mulut.
3) Pola Eliminasi :

Tekstur feses bervariasi dari bentuk lunak sampai bau atau berair, pada
diare berdarah tak dapat diperkirakan (sebanyak 20-30 kali defekasi / hari)
keadaan ini dapat ditandai oleh menurunya bising usus, tidak ada, peristaltic
atau adanya peristaltic yang dilihat,oliguri.

4) Pola Aktivitas dan Latihan :


Pada pasien diare akan ditemukan gejala, kelemahan, kelelahan, malaise,
insomnia, tidak malam semalaman karena diare, pembatasan aktivitas/kerja
sehubungan dengan efek proses penyakit.
5) Pola Tidur dan Istirahat :

Dalam pola ini perawat mengkaji pola tidur dan istirahat pasien ada
gejala insomnia apa tidak yang berhubungan dengan efek proses penyakit.

6) Pola Persepsi Kognitif :


Dalam pola ini perawat mengkaji rasa nyaman pasien yang berhubungan
dengan efek proses penyakit.
7) Pola Persepsi dan Konsep Diri :
Dalam pola ini perawat mengkaji aktivitas sehari-hari pasien yang
berhubungan dengan efek proses penyakit.
8) Pola Peran dan Hubungan Dengan Sesama :
Dalam pola ini perawat mengkaji gambaran diri, identitas diri, peran diri,
ideal diri, dan harga diri.

9) Pola Reproduksi dan Seksualitas : tidak ada gangguan dalam pola ini.
10) Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress :
Dalam pola ini perawat mengkaji pola koping apa yang digunakan pasien
dalam penyelesaian masalahnya, seperti membicarakan masalahnya ke orang-
orang terdekat atau bahkan pasien enggan untuk menceritakan masalahnya
kepada orang lain.
11) Pola Sistem Nilai Kepercayaan :
Dalam pola ini perawat mengidentifikasi tentang keyakinan hidup,
optimisme terhadap kesembuhan penyakit, gangguan dalam melaksanakan
ibadah.

2.Analisa Data

No Analisa Data Penyebab Masalah


1. Ds : Pasien mengeluh Adanya gangguan fungsi Gangguan pemenuhan
mual mukosa akibat peningkatan kebutuhan nutrisi :
Do : Pasien muntah HCL yang menimbulkan kurang dari kebutuhan.
iritasi pada lambung.
2. Ds : Pasien mengatakan Adanya iritasi pada usus Gangguan keseimbangan
sering BAB dan cairan dan elektrolit
mencret.
Do :
 BAB > 3 kali
sehari
 Turgor kulit
jelek
 Urine output
berkurang

3. Ds : Pasien mengeluh Adanya inflamasi, iritasi, Diare


nyeri bagian abdomen atau malabsorpsi usus
Do : Pasien tampak
meringis
4. DS: pasien mengatakan Kurangnya informasi Kurangnya pengetahuan
tidak tahu tentang (kebutuhan belajar)
makanan- makanan yang kondisi
harus dihindari.
DO: pasien tampak
ingin tahu dan bertanya-
tanya.

2.2.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan dan


membatasi kebutuhan spesifik klien serta respon terhadap masalah aktual dan
resiko tinggi (Doenges, 2000)
Sedangkan menurut Doenges, (2000) pada klien diare dapat di temukan
beberapa diagnosa seperti:
a. Diare berhubungan dengan inplamasi atau iritasi
b. Resiko kekurangan volume cairan berhubungn dengan kehilangan banyak
melalui rute normal (diare berat, muntah)
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kurangnya asupan makan
d. Kurangnya pengetahuan kondisi berhubungan dengan kesalahan interprestasi
informasi

2.2.3 Rencana Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Keperawatan
1. Diare berhubungan Diare dapat Intervensi Mandiri Intervensi Mandiri
dengan implamasi berkurang dengan 1) Observasi dan 1) membantu
atau iritasi. ditandai : catat frekuensi membedakan
1) Penurunan defekasi penyakit individu
frekuensi 2) Tingkatkan tirah mengaki beratnya
defekasi baring episode
2) Konsistensi 3) Buang peses 2) istirahat
kembali normal dengan cepat, menurunkan
3) Mengindari berikan mobilitas usus
faktor pemberat pengharum 3) menurunkan bau
ruangan tak sedap untuk
4) Identifikasi menghindari rasa
makanan dan malu klien
cairan yang 4) menghidari iritan
mencetuskan meningkatan
diare istirahat usus
Intervensi Kolaborasi Intervensi Kolaborasi
1) Berikan obat 1) mengobati infeksi
sesuai indikasi: subratif lokal
antibiotic
2. Resiko/aktual Keseimbangan Intervensi mandiri: Intervensi Mandiri :
volume cairan cairan dapat di 1) Awasi masukan 1) untuk mengetahui
berhubungan pertahankan dalam dan keluaran, beberapa banyak
dengan kehilangan batas normal yang di karakter dan cairan yang hilang
banyak melalui rute tandai dengan: jumlah feses, 2) hipotensi (termasuk
normal (diare berat, 1) Pengeluaran pekiraan postural, takhikardia
muntah) urine sesuai kehilangan yang demam) dapat
2) Pengisian tak terlihat misal menunjukan respon
kembali kapiler keringat, terhadap efek
(cufillari refill) observasi oliguria. kehilangan cairan
kurang dari 2 2) Kaji tanda-tanda 3) menunjukan
detik vital (tensi,nadi, kehilangn cairan
3) Turgor kulit suhu). atau dehidrasi
elastis 3) Observasi kulit 4) indikator cairan dan
4) Membran kering berlebihan status nutrisi
mukosa lembab dan membrane 5) kolon diistirahatkan
5) Berat badan mukosa, untuk penyembuhan
tidak penurunan turgor dan untuk
menunjukan kulit, pengisian menurunkan
penurunan kapiler lambat. kehilangan cairan
4) Ukur berat badan usus
setiap hari. 6) penurunan absorpsi
5) Pertahankan dapat menimbulkan
pembatasan per defisiensi vitamin K
oral, tirah baring, dan merusak
hindari kerja kogulansi, potensial
6) Observasi resiko perdarahan.
perdarahan dan 7) kehilangan cairan
ter pacess setiap usus berlebihan
hari untuk adanya dapat menimbulkan
darah samaran. ketidak seimbangan
7) Catat kelemahan eritrolit.
otot umum atau
diskritmia
jantung.
Intervensi kalaborasi Intervensi Kolaborasi
1) Berikan cairan 1) mempertahankan
prenteral, tranfusi usus akan
darah sesuai pergantian cairan
indikasi. 2) menurunkan
2) Berikan obat kehilangn cairan
sesuai indikasi: dari susu dan untuk
antidiare, mengontrol
antiemetik mual/muntah pada
ekserbasi
3. Perubahan nutrisi Kebutuhan nutrisi Intervensi mandiri : Intervensi Mandiri :
kurang dari dapan dipenuhi, 1) Timbang berat 1) memberikan
kebutuhan tubuh tidak terjadi badan tiap hari informasi tentang
berhubungan malnutrisi, berat 2) Dorong tirah kebutuhan
dengan kurangnya badan stabil yang di baring dan diet/keefektifan
asupan makanan tandai dengan: pembatasan terapi
a) Peningkatan aktifitas selama 2) menurunkan
berat badan fase akut kebutuhan
b) Bunyi usus 3) Anjurkan istirahat metabolik untuk
normal sebelum makn mencegah
c) Konjungtiva 4) Berikan penurunan kalori
tidak anemis dan kebersihan oral dan simpanan energi
membran 5) Sediakan 3) menenangkan
mukosa lembab makanan dalam peristaltik dan
ventilasi yang meningkatkan
baik energi untuk makan
6) Batasi makan 4) mulut yang bersih
yang dapat dapat meningkatkan
menyebabkan rasa makanan
kram abdomen, 5) lingkungan yang
flatus (produk menyenangkan
susu) menurunkan stress
7) Catat masukan dan lebih kondusif
dan perubahan untuk makan
simtomatologi 6) mencegah serangan
8) Dorong klien akut/ekserbasi
untuk menyatakan gejala
perasaan masalah 7) memberikan rasa
mual makan kontrol pada pasien
Intervensi kalaborasi dan kesempatan
1) Pertahankan untuk memilih
puasa sesuai makanan yang di
indikasi inginkan/dinikmati
dapat
meningkatakan
masukan
Intervensi Kolaborasi
1) istirahat usus
menurunkan
peristaltik dan diare
dimana
menyebabkan
malabsorpsi/kehilan
gan nutrien
4. Kurangnya Menyatakan Intervensi mandiri Intervensi Mandiri
pengetahuan pemahaman tentang 1. Tentukan persepsi 1) membuat
(kebutuhan belajar) penyakit, melakukan klien tentang pengetahuan dasar
kondisi perubahan hidup proses penyakit. dan memberikan
berhubungan tertentu di tandai 2. Memberikan kesadaran
dengan kesalahan dengan: penyuluhan kebutuhan hidup
interprestasi 1) Mengerti tentang tentang penyakit 2) memperjelas
informasi informasi yang diare. informasi tentang
diberikan 3. Kaji ulang proses penyakit diare
2) Mengikuti penyakit,penyeba 3) faktor pencetus
intruksi b, gejala, dan atau pemberat
diidentifikasi cara individ, sehingga
menurunkan kebutuhan klien
faktor pendukung, untuk waspada
dorong terhadap
pernyataan. makanan,cairan,da
4. Tekankan n faktor pola hidup
pentingnya dapat mencetuskan
perawatan gejala
kulit,misal teknik 4) menurunkan
cuci tangan penyebaran bakteri
dengan baik dan dan resiko iritasi
perawatan kulit Rasional:
perincal yang klien mendapat
baik. keuntungan dari
5. Rujuk ke sumber pelayanan agen ini
komunitas yang dalam koping
tepat, perawat dengan penyakit
kesehatan kronis dan evaluasi
masyarakat, ahli pengobatan
diet kelompok
pendukung dan
pelayanan sosial.

2.2.4 Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan dari rencana/ intervensi yang telah
di tetapkan, pada tahap ini perawat menerapkan keterampilan sikap dan
pengetahuannya berdasarkan ilmu keperawatan dan ilmu lain yang terkait secara
teritegrasi (Nursalam, 2001).
2.2.5 Evaluasi
Hasil yang diharapkan :
1. Melaporkan pola defekasi normal
2. Mempertahankan keseimbangan cairan
a. Mengkonsumsi cairan per oral dengan adekuat
b. Melaporkan tidak ada keletihan dan kelemahan otot.
c. Menunjukkan membrane mukosa lembab, dan turgor jaringan normal.
d. Mengalami keseimbangan asupan dan keluaran.
e. Mengalami berat jenis urine normal
3. Mengalami penurunan tingkat anxietas
4. Mempertahankan integritas kulit
a. Mempertahankan integritas kulit atau kulit tetap bersih setelah defekasi
b. Menggunakan pelembab atau salep barier kulit
5. Kulit mengalami komplikasi
a. Elektrolit tetap dalam rentang normal
b. Tanda vital stabil
c. Tidak ada disritmia atau perubahan dalam tingkat kesadaran.

You might also like