Professional Documents
Culture Documents
02 Juni 2012
Abstract: Family planning is aimed to increase the orientation and participation of society in
marriage, born controlling, family tenacity, and increasing the family prosperity to have the
safety family. To get the successfully family planning services, it is should be support by the
society as motivator in family planning. There are two methods of contraception namely
effective method (IUD and Implant) and non effective methods (inject and tablet). In Oebobo
sub district there is a big asymmetry of both contraception. The aim of this research is to find
out the elements that have correlation between the behaviors of using contraception non
effective method by the active participant family planning in Oebobo, such as knowledge,
attitude, side effect and the husband participate. Kind of research that used in this research is
analytic survey with the cross sectional study. The populations of this research are the 1628
participants of family planning. Technique of getting the samples is by using simple random
sampling which totals 94 participants. Chi square analysis for knowledge shows =0,003 (p<0,
05), attitude p= 0,003 (p<0, 05), side effect p = 0,002 (p <0, 05) and husband participated
p= 0,646 (p>0, 05). In conclusion, there is significant correlation between knowledge,
behavior and side effect (p<0, 05) while for husband participation, there is no significant
correlation (p>0, 05) with the behavior of using contraception. Dealing with this research,
hopefully the increasing of family planning illumination, information and knowledge for
participants should be increased.
PENDAHULUAN
angka TFR mencapai 2,1 per wanita
Program Keluarga Berencana (KB) (BKKBN, 2010).
merupakan upaya untuk menekan laju
pertumbuhan penduduk dan meningkatkan Pada saat sekarang ini telah banyak beredar
kesehatan ibu dan anak. Pelayanan berbagai macam alat kontrasepsi. Implan,
kontrasepsi merupakan ujung tombak bagi IUD dan kontap (MOP dan MOW)
pelayanan KB. Tujuan KB tidak akan merupakan metode kontrasepsi efektif
tercapai tanpa adanya penyediaan dan terpilih (MKET) yang mempunyai efektifitas
penggunaan alat kontrasepsi. Penyediaan tinggi, komplikasi dan efek samping yang
alat kontrasepsi pada prinsipnya harus sangat kecil, bersifat jangka panjang dan
mampu memenuhi permintaan masyarakat tingkat kegagalan yang berkisar antara 0,1-1
terhadap kontrasepsi yang efektif dan aman, dari 100 wanita. Sedangkan suntik dan pil
mudah di dapat dan dapat terjangkau sesuai merupakan Non MKET karena bersifat
dengan kemampuan ekonominya (BKKBN, jangka pendek, efektifitasnya sangat
2005). tergantung pada kedisiplinan akseptor,
tingkat kegagalan yang cukup besar yaitu 1-3
Indikator keberhasilan di bidang per 100 wanita dan reversibilitas yang relatif
kependudukan ditunjukan dengan penurunan lebih lama (Siswosudarmo, 2007).
Total Fertility Rate (TFR). Data Survei
Demografi Kesehatan Indonesia (SKDI) Secara Nasional persentase PUS yang
menyebutkan Total Fertility Rate (TFR) pada sedang menggunakan atau memakai alat
tahun 2007 sebesar 2,38 menurun menjadi atau cara KB (peserta KB aktif) sebesar
2,28 pada tahun 2010. Namun demikian, 54,19% dengan persentase tertinggi di
tingkat fertilitas tersebut masih jauh dari Sulawesi Utara (68,02%) dan yang terendah
kondisi penduduk tumbuh seimbang, yakni adalah Nusa Tenggara Timur (30,46%)
(BKKBN, 2010). Propinsi Nusa Tenggara
82
MKM Vol. 06 No. 02 Juni 2012
Timur merupakan propinsi dengan jumlah pendidikan, jumlah anak dan keinginan
peserta KB terendah kedua setelah Papua, memiliki anak lagi, faktor pendukung
dimana masih terdapat 23.203 PUS (32%) (enabling factor) yang meliputi tingkat
yang tidak ber-KB sedangkan jumlah PUS pendapatan keluarga dan fasilitas pelayanan
yang menjadi peserta KB aktif sebesar 6% KB, serta faktor pendorong (reinforcing
dengan perbandingan WUS yang factor) yang meliputi efek samping, peran
menggunakan kontrasepsi adalah 4,7% dan serta suami, serta sikap dan perilaku
pria yang menggunakan kontrasepsi sebesar petugas. Faktor- faktor tersebut saling
1,3%. Penggunaan alat kontrasepsi di Nusa berhubungan satu dengan yang lain dalam
Tenggaa Timur didominasi dengan membentuk sebuah perilaku (Notoatmodjo,
penggunaan Non MKET dengan total 2005).
akseptor sebesar 75,58% (BKKBN Provinsi
NTT, 2010). Tujuan umum penelitian ini adalah
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
Jumlah WUS di kota kupang sebesar 41.030, dengan perilaku penggunaan alat
dengan jumlah peserta KB aktif sebanyak kontrasepsi Non MKET pada WUS peserta
27.044 orang (56%) dengan persentase KB aktif di Kecamatan Oebobo Kota Kupang.
perbandingan pemakaian MKET dan Non Tujuan khususnya adalah mengetahui faktor
MKET adalah 35:65, dimana tingkat pengetahuan, sikap, efek samping, dan
kegagalan Non MKET adalah 3 orang dan peran serta suami dalam hubungannya
yang mengalami komplikasi berat 4 orang dengan perilaku penggunaan alat
sedangkan akseptor MKET tidak ada laporan kontrasepsi Non MKET pada WUS peserta
kegagalan dan komplikasi berat (Dinas KB KB aktif.
dan KS Kota Kupang, 2010). Data terakhir
menunjukan bahwa Kecamatan Oebobo METODE PENELITIAN
merupakan kecamatan dengan jumlah Jenis penelitian ini adalah survei analitik
WUS terbanyak yaitu 15.426 dengan dengan rancangan penelitian yang
perbandingan pemakaian MKET sebanyak digunakan adalah cross sectional study.
3.625 dengan pencapaian sebesar 38,43% Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 21
dan Non MKET sebanyak 5.808 dengan Juni sampai 12 Juli 2011 di Kecamatan
pencapaian sebesar 61,57% (Dinas KB dan Oebobo Kota Kupang. Populasi dalam
KS Kota Kupang, 2010). penelitian ini adalah Wanita Usia Subur
(WUS) KB akif yang menggunakan alat
Alat kontrasepsi hendaknya memenuhi kontrasepsi Non MKET di Kecamatan
syarat yaitu aman pemakaiannya dan dapat Oebobo Kota Kupang yaitu 1.628 orang.
dipercaya, efek samping yang merugikan
tidak ada, lama kerjanya dapat diatur Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian
menurut keinginan, tidak mengganggu Wanita Usia Subur (WUS) KB akif yang
hubungan seksual, harganya murah dan menggunakan alat kontrasepsi Non MKET di
dapat diterima oleh pasangan suami istri. wilayah Kecamatan Oebobo Kota Kupang
Namun demikian, meskipun telah yang meliputi 7 kelurahan yaitu kelurahan
mempertimbangkan untung rugi semua oebobo, kelurahan fatululi, kelurahan
kontrasepsi yang tersedia, tetap saja Oetete, kelurahan Oebufu, kelurahan Kayu
terdapat kesulitan untuk mengontrol fertilitas Putih, kelurahan Liliba,dan kelurahan Tuak
secara aman, efektif, dengan metode yang Daun Merah. Pengambilan sampel dilakukan
dapat diterima, baik secara perseorangan dengan cara Simple Random Sampling
maupun budaya pada berbagai tingkat (pencuplikan acak sederhana) dimana setiap
reproduksi (Hartanto, 2003). anggota atau unit populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk diseleksi
Perilaku pengunaan alat kontrasepsi pada sebagai sampel (Murti,2003). Besar sampel
WUS ini berhubungan dengan faktor- faktor dalam penelitian ini adalah 94 WUS peserta
Predisposisi (predisposing factor) yang KB aktif Non MKET.
meliputi pengetahuan WUS, sikap, tingkat
83
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Penggunaan Alat Kontrasepsi Non MKET
Pada WUS Peserta KB Aktif
Pengolahan data terdiri dari : editing yaitu Tabel 2 menunjukkan bahwa responden lebih
untuk memastikan bahwa data yang banyak memiliki sikap positif terhadap
diperoleh lengkap atau tidak. Coding yaitu penggunaan alat kontrasepsi sebanyak 65
tiap hasil dari kuisioner diberi nomor kode responden (69,15%), sedangkan yang paling
pada lembar kuisioner, untuk memudahkan sedikit responden yang memiliki sikap negatif
pada waktu memasukkan data (entry data). terhadap penggunaan alat kontrasepsi Non
Scoring yaitu menghitung skor atau nilai dari MKET sebanyak 29 responden (30,85%).
masing-masing variabel. Entry data atau
memasukkan data ke Komputer. Kemudian Efek Samping Responden
data diolah dengan menggunakan program Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan
statistik SPSS selanjutnya disajikan dalam Efek Samping Terhadap Penggunaan Alat
bentuk tabel analisa hubungan antar Kontrasepsi di Kecamatan Oebobo Tahun
variabel. 2011
Analisa data dalam penelitian ini dilakukan No Efek Samping Jumlah (%)
menggunakan analisis bivarat. Pengujian 1 Pernah 65 69,15
hipotesis dilakukan dengan uji statistik Chi- 2 Tidak Pernah 29 30,85
Square (X)2 dengan tingkat kemaknaan α = Jumlah 94 100
0,05.
Tabel 3 menunjukkan bahwa responden lebih
HASIL banyak pernah mengalami efek samping
Pengetahuan Responden dalam penggunaan alat kontrasepsi
sebanyak 65 responden (69,15%),
Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan sedangkan yang paling sedikit responden
Tingkat Pengetahuan Penggunaan Alat yang tidak pernah mengalami efek samping
Kontrasepsi di Kecamatan Oebobo Tahun dalam penggunaan alat kontrasepsi
2011 sebanyak 29 responden (30,85%).
No Tingkat Jumlah (%)
Pengetahuan Peran Suami Responden
1 Baik 22 23,40 Tabel 3 menunjukkan bahwa peran suami
2 Cukup 25 26,60 responden lebih banyak pada kategori baik
3 Kurang 47 50 sebanyak 75 responden (79,79%),
Jumlah 94 100
84
MKM Vol. 06 No. 02 Juni 2012
sedangkan yang paling sedikit pada kategori penggunaan alat kontrasepsi dengan nilai p
kurang sebanyak 19 responden (20,21%). = 0,002. Karena nilai p tersebut lebih kecil
dari taraf nyata 0,05 atau (0,002 < 0,005).
Maka disimpulkan ada hubungan antara efek
Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan
samping responden dengan perilaku
Peran Suami Terhadap Penggunaan Alat
penggunaan alat kontrasepsi Non MKET.
Kontrasepsi di Kecamatan Oebobo Tahun
2011
Hubungan Peran Suami Responden
No Peran Serta Jumlah (%) dengan Perilaku Penggunaan Alat
Suami Kontrasepsi Non MKET
1 Baik 75 79,79
2 Kurang 19 20,21 Berdasarkan hasil analisis statistik dengan
Jumlah 94 100 menggunakan uji chi-square antara peran
suami responden dengan perilaku
Analisis Hubungan Antara Variabel penggunaan alat kontrasepsi dengan nilai p
Independen dengan Variabel Dependen = 0,646. Karena nilai p tersebut lebih besar
dari taraf nyata 0,05 atau (0,646 > 0,005).
Hubungan Tingkat Pengetahuan Maka disimpulkan tidak ada hubungan
Responden dengan Perilaku Penggunaan antara peran suami dengan perilaku
Alat Kontrasepsi Non MKET penggunaan alat kontrasepsi Non MKET.
85
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Penggunaan Alat Kontrasepsi Non MKET
Pada WUS Peserta KB Aktif
kecenderungan untuk perilaku penggunaan Hal ini dikarenakan faktor pengetahuan ibu
alat kontrasepsi sesuai prosedur demikian yang sudah cukup baik serta didukung oleh
juga WUS yang memiliki tingkat tingkat pendidikan yang dimilkinya.
pengetahuan kurang. Selain itu responden
menyatakan takut adanya efek jangka Hal ini sejalan dengan teori yang
panjang dan komplikasi pada pemakaian alat dikemukakan oleh psikolog sosial, seperti
kontrasepsi MKET, sehingga lebih memilih Morgan dan King, Howard dan Kendler, serta
alat kontrasepsi Non MKET dibandingkan Krech dkk. Mereka mengatakan bahwa
MKET. seharusnya, sikap adalah konsisten dengan
perilaku, akan tetapi karena banyaknya
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian faktor yang mempengaruhi perilaku, maka
yang dilakukan oleh Suryaningtyas (2009) dapat juga sikap tidak konsisten dengan
yaitu pengetahuan WUS peserta KB aktif perilaku. Faktor tersebut antara lain faktor
mempengaruhi keputusan WUS dalam lingkungan dan hereditas (Putriazka, 2006).
penggunaan alat kontrasepsi tertentu,
dimana responden yang memiliki Hubungan Efek Samping Yang Dialami
pengetahuan yang baik mempunyai resiko Responden dengan Perilaku Penggunaan
untuk menggunakan alat kontrasepsi yang Alat Kontrasepsi Non MKET pada WUS
lebih efektif 4,5 kali. Demikian juga yang Peserta KB Aktif
dilakukan oleh Hamid (2002) ada hubungan
antara pengetahuan WUS dengan perilaku Semua alat kontrasepsi memiliki efek
penggunaan alat kontrasepsi. samping kecuali kontrasepsi mantap (MOW),
alat kontrasepsi yang sama akan
Hubungan Sikap Responden dengan memberikan efek samping yang berbeda
Perilaku Penggunaan Alat Kontrasepsi pada setiap individu, dengan tingkat
Non MKET pada WUS Peserta KB Aktif keparahan yang berbeda pula (BKKBN,
2001).
Sikap merupakan reaksi atau respon tertutup
seseorang terhadap stimulus atau objek Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
tertentu, yang sudah melibatkan faktor bahwa probalitas value lebih kecil dari pada
pendapat dan emosi yang bersangkutan nilai α yaitu (0,002<0,05) artinya bahwa ada
(senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, hubungan antara efek samping WUS dengan
baik-tidak baik dan sebagainya) perilaku penggunaan alat kontrasepsi. hasil
(Notoatmodjo, 2005). Dengan mengetahui penilitian ini menggambarkan bahwa efek
sikap seseorang akan diperoleh gambaran samping berpengaruh terhadap penggunaan
kemungkinan, bagaimana respon atau alat kontrasepsi. WUS peserta KB aktif yang
tindakan yang akan di ambil oleh orang pernah mengalami efek samping cenderung
tersebut terhadap suatu masalah atau perilaku penggunaan alat kontrasepsi tidak
keadaan yang dihadapankan kepadanya sesuai prosedur. Sedangkan responden yang
(Putriazka, 2006). tidak pernah mengalami efek samping
perilaku penggunaan alat kontrasepsi sesuai
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan prosedur. Hal ini menunjukan bahwa efek
bahwa probalitas value lebih kecil dari pada samping yang timbul pada pemakaian
nilai α yaitu (0,003<0,05) artinya bahwa ada kontrasepsi sebelumnya mempengaruhi
hubungan antara sikap WUS dengan WUS untuk memilih alat kontrasepsi MKET
perilaku penggunaan alat kontrasepsi. Hasil (IUD, Implant, dan MOW) pada pemakaian
penelitian ini menunjukkan bahwa responden berikutnya. Hal ini disebabkan oleh banyak
yang memiliki sikap positif terhadap perilaku responden yang mengalami keluhan dalam
penggunaan alat kontrasepsi sebanyak 65 pemakaian Non MKET dibandingkan dengan
responden (69,1%), sedangkan yang pemakaian yang lain. Berdasarkan hasil
responden yang memiliki sikap negatif wawancara efek samping yang sering timbul
terhadap perilaku penggunaan alat pada penggunaan kontrasepsi pada WUS
kontrasepsi sebanyak 29 responden (30,9%). peserta KB aktif adalah pada penggunaan
86
MKM Vol. 06 No. 02 Juni 2012
87
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Penggunaan Alat Kontrasepsi Non MKET
Pada WUS Peserta KB Aktif
88
MKM Vol. 06 No. 02 Juni 2012
89