You are on page 1of 3

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
 IDENTITAS :
NAMA, ALAMAT, LAHIR, PEKERJAAN, PENDIDIKAN, DSB
 KELUHAN UTAMA :
 DCS
 Klinis
 Kebugaran
 Riwayat Penyakit Sekarang
 DCS (Penyelaman dilakukan dimana, dikedalaman berapa, pasien menunjukkan
gejala pada kedalaman brp, pingsan berapa lama, menyelaman menggunakan apa,
dan pertolongan apa yang sdh dilakukan)
 Klinis : Riwayat penyakit s/d dilakukan terapi HBO
 Kebugaran
 Relatif :
 Infeksi saluran pernapasan bagian atas
 Sinusitis kronis
 Gangguan kejang
 Emfisema dengan retensi CO2
 Demam tinggi yang tidak terkontrol
 Riwayat pneumotoraks spontan
 Riwayat pembedahan dada
 Riwayat bedah rekonstruksi telinga
 Paru lesi pada rutin x-ray atau ct scan
 Infeksi virus
 dsb
 Pemeriksaan Fisik
 Observasi TTV.
 Mencakup suhu, detak jantung, tekanan darah, suara paru-paru, uji otoscopic dan
gula darah pada semua penderita IDDM
 Kepala, Mata, Telinga, Hidung dan Tenggorokan
 Neurologis
 Pernafasan
 Kardiovaskuler
 Pencernaan
 Perkemihan
 Musculoskeletal
 Integumen
 Pengkajian Pra OHB
 Observasi TTV
 Ambang demam.
 Evaluasi tanda-tanda pilek atau flu (batuk, demam, sakit tenggorokan, pilek, mual,
diare, malaise).
 Auskultasi paru-paru
 Lakukan uji gula darah pada pasien dengan IDDM.
 Observasi cedera orthopedic umum dalam luka trauma.
 Tes pada pasien keracunan CO/ Oksigen.
 Uji ketajaman penglihatan.
 Mengkaji tingkat nyeri
 Penilaian status nutrisi.
 Setelah pasien telah dibersihkan fisik untuk pengobatan mereka di ruangan
itu,mereka harus diperlakukan secara aman
 Ada zat dan barang-barang pribadi dilarang di ruang hiperbaric
 Semua zat yang mengandung minyak atau alkohol (yaitu, kosmetik, hair spray, cat
kuku, deodoran, lotion, cologne, parfum, salep) dilarang karena berpotensi memicu
bahaya kebakaran dalam ruang oksigen hiperbarik
 Pasien harus melepas semua perhiasan, cincin, jam tangan, kalung, sisir rambut, dll
Sebelum memasuki ruangan untuk mencegah goresan akrilik silinder dari ruang
hiperbarik
 Lensa kontak harus dilepas sebelum memasuki ruang karena pembentukan potensi
gelembung antara lensa dan kornea
 Alat bantu dengar harus dilepas karena memicu percikan listrik dalam ruang.
 Menggunakan pakaian berbahan katun 100% untuk mencegah timbulnya listrik
statik ketika bergesekan
 Untuk antisipasi claustrophobia, premedikasi dengan obat anti-kecemasan (Valium,
Ativan) diberikan sedikitnya 30 menit sebelum memulai pengobatan
 Pengkajian Intra OHB
 Mengamati tanda-tanda dan gejala barotrauma, keracunan oksigen dan
komplikasi/efek samping ditemui dalam HBOT.
 Mendorong pasien untuk menggunakan teknik atau kombinasi teknik yang paling
efektif atau nyaman.
 Pasien perlu diingatkan bahwa manuver Valsava hanya untuk digunakan selama
dekompresi dan mereka perlu bernapas normal selama terapi (tidak menahan
napas).
 Jika pasien mengalami nyeri ringan sampai sedang, hentikan dekompresi hingga
nyeri reda. Jika nyeri ringan sampai sedang tidak lega, pasien harus dikeluarkan
dari ruang dan diperiksa oleh dokter THT.
 Untuk mencegah barotrauma GI, ajarkan pasien bernafas secara normal (jangan
menelan udara) dan menghindari makan besar atau makanan yang memproduksi
gas atau minum sebelum perawatan.
 Pantau adanya claustrophobia, untuk mencegah atau mengurangi efek dari
claustrophobia gunakan media seperti TV, film, buku-buku, kaset tape, atau
perawat/anggota keluarga duduk di sisi ruangan.
 Monitor pasien selama dekompresi terutama selama dekompresi darurat untuk
tanda-tanda pneumotoraks tersebut.
 Segera periksa gula darah jika terdapat tanda-tanda hypoglycemia
 Pengkajian Pasca OHB
 Untuk pasien dengan tanda-tanda barotraumas, uji ontologis harus dilakukan.
 Tes gula darah pada pasien IDDM.
 Pasien dengan iskemia trauma akut, sindrom kompartemen, nekrosis dan pasca
implantasi harus dilakukan penilaian status neurovaskular dan luka.
 Pasien dengan keracunan CO mungkin memerlukan tes psikometri atau tingkat
carboxyhemoglobin.
 Pasien dengan insufisiensi arteri akut retina memerlukan hasil pemeriksaan
pandangan yang luas.
 Pasien dirawat karena penyakit dekompresi, emboli gas arteri, atau edema cerebral
harus dilakukan penilaian neurologis.
 Pasien yang mengkonsumsi obat anti ansietas dilarang mengemudikan alat
transportasi atau menghidupkan mesin.
 Lakukan pendokumentasian pasien pasca HBOT untuk alasan medis / hukum.
3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Kecemasan b/d defisit pengetahuan tentang terapi oksigen hiperbarik dan prosedur
perawatan
2. Resiko tinggi cidera yang berkaitan dengan pasien transfer in/out dari ruang, ledakan
peralatan, kebakaran, dan/atau peralatan dukungan medis
3. Resti barotrauma ke telingga, sinus, gigi, dan paru-paru, atau gas emboli serebral b/d
perubahan tekanan udara di dalam ruang oksigen hiperbarik.
4. Resti toksisitas oksigen yang b/d pemberian oksigen 100% & pada tekanan atmosfir
meningkat.
5. Resti untuk pengiriman gas tidak memadai terapi yang b/d system pengiriman dan
kebutuhan pasien/ keterbatasan
6. Kecemasan dan ketakutan yang berhubungan dengan perasaan kecemasan kurungan
terkait dengan ruang oksigen hiperbarik
7. Rasa sakit yang terkait dengan masalah medis yang terkait
8. Ketidaknyamanan yang b/d perubahan suhu dan kelembaban di dalam ruang
hiperbarik
9. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan stress mengatasi penyakit dan/
atau miskin system dukungan psikososial
10. Restii disritmia berkaitan dengan patologi penyakit.
11. Defisit volume cairan berhubungan dengan dehidrasi atau pergeseran cairan.
12. Perubahan perfusi jaringan serebral yang b/d: Keracunan CO, Dekompresi, Infeksi
akut, Gas emboli, Lainnya
13. Resti perubahan dalam kenyamanan, cairan, dan elektrolit b.d mual dan muntah
14. Defisit Pemeliharaan kesehatan b.d defisit pengetahuan untuk : Manajemen luka
kronis, Pembatasan penyakit dekompresi lebih lanjut, Melaporkan gejala setelah
keracunan karbon monoksida

You might also like