You are on page 1of 19

TUGAS

SISTEM INSTRUMEN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Sistem Instrumen

Dosen Pengampu Nidar Nadrotan Naim Sujana, ST., M. T.

Disusun Oleh:

Octafian Firdaus 157002001

Puji Ramdhani 157002004

Fredo Otniel 157002013

Aldi Adryan Nur 157002022

Fachrim Sidik 157002026

TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SILIWANGI

TASIKMALAYA

2018
1. LDR (Light Dependent Resistor)

LDR (Light Dependent Resistor) merupakan salah satu komponen resistor


yang nilai resistansinya akan berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya yang
mengenai sensor ini. Perlu diketahui bahwa nilai resistansi dari sensor ini sangat
bergantung pada intensitas cahaya. Semakin banyak cahaya yang mengenainya,
maka akan semakin menurun nilai resistansinya. Sebaliknya jika semakin sedikit
cahaya yang mengenai sensor (gelap), maka nilai hambatannya akan menjadi
semakin besar sehingga arus listrik yang mengalir akan terhambat.

Umumnya Sensor LDR memiliki nilai hambatan 200 Kilo Ohm pada saat
dalam kondisi sedikit cahaya (gelap), dan akan menurun menjadi 500 Ohm pada
kondisi terkena banyak cahaya. Tak heran jika komponen elektronika peka cahaya
ini banyak diimplementasikan sebagai sensor lampu penerang jalan, lampu kamar
tidur, alarm dan lain-lain.

Fungsi Sensor LDR

LDR berfungsi sebagai sebuah sensor cahaya dalam berbagai macam


rangkaian elektronika seperti saklar otomatis berdasarkan cahaya yang jika sensor
terkena cahaya maka arus listrik akan mengalir (ON) dan sebaliknya jika sensor
dalam kondisi minim cahaya(gelap) maka aliran listrik akan terhambat (OFF). LDR
juga sering digunakan sebagai sensor lampu penerang jalan otomatis, lampu kamar
tidur, alarm, rangkaian anti maling otomatis menggunakan laser, sutter kamera
otomatis, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Prinsip Kerja

Prinsip kerja LDR sangat sederhana tak jauh berbeda dengan variable
resistor pada umumnya. LDR dipasang pada berbagai macam rangkaian elektronika
dan dapat memutus dan menyambungkan aliran listrik berdasarkan cahaya.
Semakin banyak cahaya yang mengenai LDR maka nilai resistansinya akan
menurun, dan sebaliknya semakin sedikit cahaya yang mengenai LDR maka nilai
hambatannya akan semakin membesar.

2. Fotodioda

Photodioda adalah suatu jenis dioda yang resistansinya berubah-ubah


seandainya cahaya yang jatuh pada dioda berubah-ubah intensitasnya. Dalam gelap
nilai tahanannya sangat besar hingga praktis tidak ada arus yang mengalir. Semakin
kuat cahaya yang jatuh pada dioda maka makin kecil nilai tahanannya, sehingga
arus yang mengalir semakin besar. Jika photodioda persambungan p-n bertegangan
balik disinari, maka arus akan berubah secara linier dengan kenaikan fluks cahaya
yang dikenakan pada persambungan tersebut.

Photo dioda digunakan sebagai komponen pendeteksi ada tidaknya cahaya


maupun dapat digunakan untuk membentuk sebuah alat ukur akurat yang dapat
mendeteksi intensitas cahaya dibawah 1pW/cm2 sampai intensitas diatas
10mW/cm2. Photo dioda mempunyai resistansi yang rendah pada kondisi forward
bias, kita dapat memanfaatkan photo dioda ini pada kondisi reverse bias dimana
resistansi dari photo dioda akan turun seiring dengan intensitas cahaya yang masuk.
Photodioda terbuat dari bahan semikonduktor yaitu silicon (Si), atau Galium
Arsenida, dan yang lain adalah Insb, InAs, PbSe. Material-material ini meyerap
cahaya dengan karakteristik panjang gelombang mencangkup: 2500 Å – 11000 Å
untuk silicon, 8000 Å – 20,000 Å untuk GaAs. Ketika sebuah photon (satu satuan
energi dalam cahaya) dari sumber cahaya diserap, hal tersebut membangkitkan
suatu elektron dan menghasilkan sepasang pembawa muatan tunggal, sebuah
elektron dan sebuah hole, di mana suatu hole adalah bagian dari kisi-kisi
semikonduktor yang kehilangan elektron.

Fungsi Fotodioda

Fotodioda adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda


dengan diode biasa, komponen elektronika ini akan mengubah cahaya menjadi arus
listrik. Cahaya yang dapat dideteksi oleh Fotodioda ini mulai dari cahaya infra
merah, cahaya tampak, ultraviolet sampai dengan sinar-X. Aplikasi fotodioda mulai
dari penghitung kendaraan di jalan umum secara otomatis, pengukur cahaya pada
kamera serta beberapa peralatan di bidang medis.

Prinsip Kerja

Photodioda dibuat dari semikonduktor dengan bahan yang populer adalah


silicon (Si) atau galium arsenida (GaAs), dan yang lain meliputi InSb, InAs, PbSe.
Material ini menyerap cahaya dengan karakteristik panjang gelombang mencakup:
2500 Å – 11000 Å untuk silicon, 8000 Å – 20,000 Å untuk GaAs. Ketika sebuah
photon (satu satuan energi dalam cahaya) dari sumber cahaya diserap, hal tersebut
membangkitkan suatu elektron dan menghasilkan sepasang pembawa muatan
tunggal, sebuah elektron dan sebuah hole, di mana suatu hole adalah bagian dari
kisi-kisi semikonduktor yang kehilangan elektron. Arah Arus yang melalui sebuah
semikonduktor adalah kebalikan dengan gerak muatan pembawa.cara tersebut
didalam sebuah photodiode digunakan untuk mengumpulkan photon –
menyebabkan pembawa muatan (seperti arus atau tegangan) mengalir/terbentuk di
bagian-bagian elektroda.
3. Fototransistor

Photo transistor merupakan jenis transistor yang bias basisnya berupa


cahaya infra merah. Besarnya arus yang mengalir di antara kolektor dan emitor
sebanding dengan intensitas cahaya yang diterima photo transistor tersebut.

Photo Transistor dirancang khusus untuk aplikasi pendeteksian cahaya


sehingga memiliki Wilayah Basis dan Kolektor yang lebih besar dibanding dengan
Transistor normal umumnya. Bahan Dasar Photo Transistor pada awalnya terbuat
dari bahan semikonduktor seperti Silikon dan Germanium yang membentuk
struktur Homo-junction.

Namun seiring dengan perkembangannya, Photo Transistor saat ini lebih


banyak menggunakan bahan semikonduktor seperti Galium Arsenide yang
tergolong dalam kelompok Semikonduktor III-V sehingga membentuk struktur
Hetero-junction yang memberikan efisiensi konversi lebih tinggi. Yang dimaksud
dengan Hetero-junction atau Heterostructure adalah Struktur yang menggunakan
bahan yang berbeda pada kedua sisi persimpangan PN.

Photo Transistor pada umumnya dikemas dalam bentuk transparan pada


area dimana Photo Transistor tersebut menerima cahaya.
Fungsi Foto Transistor

Aplikasi foto transistor mulai dari lampu taman otomatis, lampu jalan,
dengan dikombinasikan foto transistor dan foto diode dalam rangkaian sensor
inframerah otomatis.

Prinsip Kerja

Cara kerja Photo Transistor atau Transistor Foto hampir sama dengan
Transistor normal pada umumnya, dimana arus pada Basis Transistor dikalikan
untuk memberikan arus pada Kolektor. Namun khusus untuk Photo Transistor, arus
Basis dikendalikan oleh jumlah cahaya atau inframerah yang diterimanya. Oleh
karena itu, pada umumnya secara fisik Photo Transistor hanya memiliki dua kaki
yaitu Kolektor dan Emitor sedangkan terminal Basisnya berbentuk lensa yang
berfungsi sebagai sensor pendeteksi cahaya.

Pada prinsipnya, apabila Terminal Basis pada Photo Transistor menerima


intensitas cahaya yang tinggi, maka arus yang mengalir dari Kolektor ke Emitor
akan semakin besar.

4. Sensor Strain Gauge

Strain Gage (Strain Gauge) adalah alat yang digunakan untuk mengukur
tegangan atau berat pada suatu objek. Pertama kali ditemukan oleh Edward E.
Simmons pada tahun 1983.Strain gage mamanfaatkan sifat konduktansi elektrik.
Gaya yang diberikan pada suatu benda logam (material ferrit / konduktif),
selain menimbulkan deformasi bentuk fisik juga menimbulkan perubahan sifat
resistansi elektrik benda tersebut.

Dengan menempelkan jenis material tersebut pada suatu benda uji


(specimen) menggunakan suatu perekat yang isolatif terhadap arus listrik, maka
material tadi akan menghasilkan adanya perubahan resistansi yang nilainya
sebanding terhadap deformasi bentuknya.

Strain gauge dibuat dari sehelai kertas logam resistif yang dikikis tipis
(etced-foil) dan berbentuk kisi (grid) – sebagai elemen utama (sensor) – serta
dilapisi dengan sepasang selaput sebagai pelindung sekaligus isolator.

Kemudian ditambahkan sepasang kawat timah (lead-gauge) yang terhubung


pada kedua ujung elemen sensor.

Fungsi Sensor Strain Gauge


Untuk mengukur tekanan ataupun berat suatu objek, contohnya Digunakan
pada pengkur berat badan digital, Alat pengukur pertambahan retakan pada
pondasi/dinding bangunan, Pengukuran Strain (Ketegangan), Pengukuran
ketegangan menggunakan strain gauge dilakukan dengan menempatkan strain
gauge pada rangkaian jembatan. Dalam prakteknya, orde pengukuran strain tidak
lebih dari milistrain (e x 10-3), oleh karena itu pengukuran ketegangan memerlukan
pengukuran yang sangat akurat dari perubahan yang sangat kecil dari resistansinya.
sebagai contoh: suatu bahan mengalami stran sebesar 500 με, dengan faktor gauge
2 akan memperlihatkan resistansi hanya 2 (500 x 10-6) = 0,1 %, maka untuk 120 Ω
gauge dari bahan tersebut hanya mengalami perubahan resistansi 0,12 Ω.

Prinsip Kerja

Ketika terjadi regangan pada suatu benda uji (specimen) yang telah di
pasangi strain gauge, maka regangan itu terhantarkan melalui alas gauge (isolatif)
pada foil atau penghantar resistif di dalam gauge tersebut. Hasilnya adalah foil atau
penghantar halus tadi akan mengalami perubahan nilai resistansinya. Perubahan
resistansi ini berbanding lurus terhadap besarnya regangan.

5. Sensor RTD

RTD yang merupakan singkatan dari Resistance Temperature Detector


adalah sensor suhu yang pengukurannya menggunakan prinsip perubahan resistansi
atau hambatan listrik logam yang dipengaruhi oleh perubahan suhu. RTD adalah
salah satu sensor suhu yang paling banyak digunakan dalam otomatisasi dan proses
kontrol.

Pada tipe elemen wire-wound atau tipe standar, RTD terbuat dari kawat
yang tahan korosi, yang dililitkan pada bahan keramik atau kaca, yang kemudian
ditutup dengan selubung probe sebagai pelindung. Selubung probe ini biasanya
terbuat dari logam inconel (logam dari paduan besi, chrom, dan nikel). Inconel
dipilih sebagai selubung dari RTD karena tahan korosi dan Ketika ditempatkan
dalam medium cair atau gas, selubung inconel cepat dalam mencapai suhu medium
tersebut. Antara kawat RTD dan selubung juga terdapat keramik (porselen isolator)
sebagai pencegah hubung pendek antara kawat platina dan selubung pelindung.
Perhatikan gambar dibawah ini.
Sedangkan jenis logam untuk kawat dari RTD umumnya adalah platina.
Kawat RTD biasanya juga terbuat dari tembaga dan nikel. Namun platina adalah
bahan yang paling umum digunakan, karena memiliki tingkat akurasi yang lebih
baik dan rentang suhu yang lebih luas.

Fungsi Sensor RTD

Pada proses pengontrolan temperatur di line fuel gas (pipa berbahan bakar
gas) ini diperlukan pengontrolan (pengendalian) temperatur agar suhu yang ada
pada pipa tersebut selalu dalam keadaan stabil sehingga dapat dijadikan bahan
bakar kompresor. Uap gas (vapour) yang dihasilkan dari produk drum akan di
panaskan di Heat Exchanger sehingga uap gas tersebut dapat dijadikan bahan bakar
kompressor. Alat yang digunakan untuk mengontrol temperatur uap gas,
merupakan salah satu peralatan atau instrument pabrik. Apabila alat ini tidak
beroperasi maka temperatur yang diinginkan tidak akan tercapai sehingga
kompressor tidak dapat bekerja dan pabrik tidak dapat beroperasi secara normal dan
secara otomatis produksi pabrik pun menjadi berkurang. Untuk itu digunakan
instrumen pengukur temperatur yaitu Resistance Temperature Detector (RTD) yang
berperan mengawasi dan mengontrol temperatur gas. RTD ini bekerja berdasarkan
perbandingan perubahan temperatur dengan besaran tahanan listrik dari logam yang
terdapat pada sensor RTD tersebut, dan jenis logam yang sering digunakan adalah
platina (Pt100).
Prinsip Kerja

Ketika suhu elemen RTD meningkat, maka resistansi elemen tersebut juga
akan meningkat. Dengan kata lain, kenaikan suhu logam yang menjadi elemen
resistor RTD berbanding lurus dengan resistansinya. elemen RTD biasanya
ditentukan sesuai dengan resistansi mereka dalam ohm pada nol derajat celcius (0⁰
C). Spesifikasi RTD yang paling umum adalah 100 Ω (RTD PT100), yang berarti
bahwa pada suhu 0⁰ C, elemen RTD harus menunjukkan nilai resistansi 100 Ω.

Dalam prakteknya, arus listrik akan mengalir melalui elemen RTD (elemen
resistor) yang terletak pada tempat atau daerah yang mana suhunya akan diukur.
Nilai resistansi dari RTD kemudian akan diukur oleh instrumen alat ukur, yang
kemudian memberikan hasil bacaan dalam suhu yang tepat, pembacaan suhu ini
didasarkan pada karakteristik resistansi yang diketahui dari RTD.

Elemen sensor RTD mempunyai dua tipe konfigurasi yang paling umum,
yaitu:

1) Wire-Wound

Seperti yang dijelaskan pada sebelumnya, wire-wound merupakan tipe


elemen yang terdiri dari kumparan kawat logam (platina) yang melilit keramik atau
kaca, yang ditempatkan atau ditutup dengan selubung probe sebagai pelindung.

2) Thin-Film

Bahan resistif yang sangat tipis (umumnya platina), yang diletakkan pada
substrat keramik yang kemudian dilapisi dengan epoxy atau kaca sebagai segel atau
pelindungnya.
6. Sensor Accelerometer

Accelerometer adalah sensor yang digunakan untuk mengukur percepatan


suatu objek. Accelerometer dapat mengukur percepatan dinamis dan percepatan
statis. Pengukuran dinamis adalah pengukuran percepatan pada objek bergerak,
sedangkan pengukuran statis adalah pengukuran terhadap gravitasi bumi.

Fungsi Sensor Accelerometer

Pada Kamera video juga memanfaatkan accelerometer untuk menstabilkan


tangkapan gambar (image stabilization), untuk bisa meminimalisir blur saat
menangkap gambar.

Untuk kontrol antarmuka pengguna, accelerometer sering digunakan untuk


menyajikan pandangan landscape atau potret layar perangkat, berdasarkan cara
perangkat yang sedang digunakan. Misalnya mengganti tampilan layar dari vertical
(portrait) menjadi horizontal (landscape).

Pada accelerometer ponsel ada yang namanya fungsi shake control, dengan
fungsi ini maka dengan hanya menggoyangkan ponsel kita bisa mengubah fitur,
misalnya mengubah lagu yang sedang di putar ke lagu selanjutnya atau lagu
sebelumnya.

Penggunaan lain dari accelerometer adalah sebagai pedometer, atau


penghitung langkah. Dipakai di banyak gadget sebagai monitor banyaknya langkah
saat berolah raga. Apple dan Nike bekerjasama mengeluarkan produk sepatu yang
bisa memiliki fungsi seperti berkomunikasi dengan pemutar lagu pada Ipod,
mengirimkan data tentang banyak langkah yang sudah dilakukan, jumlah kalori
terbakar, dan waktu bergerak.

Prinsip Kerja

Sesuai dengan namanya prinsip kerja dari accelerometer adalah prinsip


percepatan (acceleration). Sebuah per dengan beban dan dilepaskan, beban
bergerak dengan suatu percepatan sampai kondisi tertentu lalu berhenti. Bila ada
sesuatu yang menggoncangkannya maka beban akan berayun kembali.

Pengukuran kapasitansi inilah yang umumnya menjadi hasil pengukuran


chip. Agar sensor bisa mendeteksi 3 dimensi, maka dibutuhkan 3 pasang plat yang
dipasang tegak lurus antar masing-masing.

7. Sensor Gyroscope

Gyroscope adalah suatu perangkat yang dapat mengukur dan


mempertahankan orientasi berdasarkan prinsip momentum sudut. Secara mekanik,
design dari gyroscope terdiri dari beberapa bagian seperti gambar di bawah ini:
- Rotor: bagian yang berputar berupa cakram
- Sumbu putar / spin axis: sumbu sebagai titik pusat putaran rotor
- Gimbal: penopang sumbu putar dan rotor
- Bingkai / frame: bagian terluar dari gyroscope yang diam dan tidak bergerak

Fungsi Sensor Gyroscope

- Transportasi: digunakan sebagai navigasi pesawat terbang dan yang


berhubungan dengan kontrol pesawat
- Komunikasi: digunakan sebagai kemiringan dan efek gerak bebas pada
smartphone, contohnya pada saat bermain game petualangan 3D
- Edukasi: Gadget yang terpasang sensor gyroscope memiliki tampilan tatap
muka menarik untuk belajar sambil bermain anak usia dini.
- Hiburan: untuk menonton video virtual reality 360 seperti di channel
youtube membutuhkan fitur sensor gyro pada perangkat smartphone.

Prinsip Kerja

Ketika gyroscope bergerak maka akan menghasilkan tegangan output. Pada


saat gyroscope diam maka tegangan akan konstan. Ketika gyroscope berputar
searah jarum jam terhadap sumbu Z maka tegangan ouput berkurang (- Z), dan
ketika gyroscope berputar berlawanan arah jarum jam maka tegangan output
bertambah (+ Z).
Sensor giroskop MEMS (microelectromechanical) berukuran kecil (antara
1 sampai 100 mikrometer, ukuran rambut manusia). Ketika gyroscope diputar,
massa beresonansi kecil digeser sebagai perubahan kecepatan sudut. Gerakan ini
diubah menjadi sinyal-sinyal listrik yang sangat kecil yang kemudian dinaikkan
nilainya sehingga bisa terbaca oleh mikrokontroller.

8. Magnetic Field Sensor

Magnetic Field Sensor atau biasa disebut Magnetometer adalah alat yang
digunakan untuk mengukur kekuatan suatu medan magnet. Satuan internasional
(SI) yang digunakan untuk mengukur kekuatan medan magnet adalah Tesla.
Beberapa negara menggolongkan magnetometer yang sensitif sebagai teknologi
militer. Salah satu kegunaan magnetometer yang paling umum adalah pada proses
screening di bandara untuk melihat apakah seseorang membawa senjata berbahaya
ke atas pesawat.
Fungsi Magnetic Field Sensor

Salah satu kegunaan dari magnetometer adalah untuk menentukan arah mata
angin. Jika kita pernah menggunakan kompas analog, maka cara kerja dan fungsi
magnetometer adalah sama seperti kompas analaog. Akan tetapi dalam
pembangunan sebuah multirotor bukanlah magnetometer analog (menggunakan
jarum penunjuk arah) yang digunakan, akan tetapi magnetometer digital yang
dikemas di dalam sebuah chip. Magnetometer juga sering disebut dengan kompas
digital.

Pada Smartphone, sensor ini berfungsi untuk mendeteksi medan magnet di


sekitar smartphone kita. Misalnya metal detector (pendeteksi logam), penunjuk arah
kutub (kerjasama sensor compass), dan lain sebagainya.

Prinsip Kerja

Prinsip kerjanya menggunakan presesi dari proton. Medan magnet yg cukup


kuat akan menginduksi proton (yang terdapat dalam cairan kaya hidrogen) sumbu
putar proton akan mengikuti sumbu dari magnet. Medan magnet yang kuat
dihilangkan. Sumbu putar proton akan berubah mengikuti sumbu medan magnet
bumi. Perubahan arah sumbu putar dari proton ini (dari medan yang kuat ke medan
magnet bumi) disebut dengan presesi. Perubahan arah sumbu putar ini yang
kemudian diterjemahkan oleh alat menjadi pembacaan besarnya medan magnet
bumi di lokasi tersebut.
9. Sensor Proximity

Proximity sensor atau yang disebut “sensor jarak” adalah sebuah sensor
yang mampu mendeteksi keberadaan benda yang berada didekatnya tanpa
melakukan kontak fisik secara langsung. Biasanya sensor ini tediri dari alat
elektronis solid-state yang terbungkus rapat untuk melindungi dari pengaruh
getaran, cairan, kimiawi, dan korosif yang berlebihan.

Proximity Sensor terbagi dua macam, yaitu:

• Proximity Inductive

• Proximity Capacitive

Proximity Inductive berfungsi untuk mendeteksi obyek besi/metal.


Meskipun terhalang oleh benda non-metal, sensor akan tetap dapat mendeteksi
selama dalam jarak (nilai) normal sensing atau jangkauannya. Jika sensor
mendeteksi adanya besi di area sensingnya, maka kondisi output sensor akan
berubah nilainya.

Proximity Capacitive akan mendeteksi semua obyek yang ada dalam jarak
sensingnya baik metal maupun non-metal.
Jarak Diteksi

Jarak diteksi adalah jarak dari posisi yang terbaca dan tidak terbaca sensor
untuk operasi kerjanya, ketika obyek benda digerakkan oleh metode tertentu.

Pengaturan Jarak

Mengatur jarak dari permukaan sensor memungkinkan penggunaan sensor


lebih stabil dalam operasi kerjanya, termasuk pengaruh suhu dan tegangan. Posisi
objek (standar) sensing transit ini adalah sekitar 70% sampai 80% dari jarak (nilai)
normal sensing.

Nilai output dari Proximity Switch ini ada 3 macam, dan bisa
diklasifikasikan juga sebagai nilai NO (Normally Open) dan NC (Normally Close).
Persis seperti fungsi pada tombol, atau secara spesifik menyerupai fungsi limit
switch dalam suatu sistem kerja rangkaian yang membutuhkan suatu perangkat
pembaca dalam sistem kerja kontinue mesin. Tiga macam ouput Proximity Switch
ini bisa dilihat pada gambar dibawah.
Output 2 kabel VDC

Output 3 dan 4 kabel VDC

Output 2 kabel VAC

Dengan melihat gambar diatas kita dapat mengenali type sensor Proximity
Switch ini, yaitu type NPN dan type PNP. Type inilah yang nanti bisa dikoneksikan
dengan berbagai macam peralatan kontrol semi digital yang membutuhkan nilai
nilai logika sebagai input untuk proses kerjanya.

Fungsi Proximity Sensor

Sensor proximity dapat diaplikasikan pada kondisi penginderaan pada objek yang
dianggap terlalu kecil atau lunak untuk menggerakkan suatu mekanis saklar.
Contoh pemanfaatan dari sensor Proximity yaitu pada Smartphone yang pada
proses pengaplikasiannya menggunakan teknik Air Gesture. Dimana penggunanya
dapat melakukan manajemen akses ke smartphone tanpa melakukan kontak fisik ke
layar smartphone.
Prinsip Kerja

Cara kerjanya sensor ini bekerja berdasarkan jarak objek terhadap sensor.
Ketika ada objek logam yang mendekat kepadanya dengan jarak yang sangat dekat
5mm misalnya, sensor akan bekerja dan menghubungkan kontaknya. Kemudian
melalui kabel yang tersedia bias dihubungkan ke perangkat lainnya seperti lampu
indicator, relay dll.

10. Flame Sensor

Flame Sensor merupakan salah satu alat instrument berupa sensor yang
dapat mendeteksi nilai intensitas dan frekuensi api dengan panjang gelombang
antara 760 nm ~ 1100 nm.

Fungsi Flame Sensor

Dalam kebanyakan pertandingan kompetisi robot, pendeteksian akan nyala


api misalnya lilin masih tetap jadi salah satu aturan yang umum dalam kompetensi
lomba yang tidak akan pernah ditinggalkan. Dikarena itulah sensor ini mempunyai
peran yang vital yang berfungsi sebagai “mata” bagi robot dalam menyelesaikan
tugasnya menemukan posisi nyala api.

Biasanya digunakan pada kompetisi robot Cerdas Indonesia atau KRCI baik
berbentuk laba-laba maupun seperti tank. Selain itu sensor ini sering juga
digunakan untuk mendeteksi api pada ruangan di perkantoran, apartemen, maupun
di perhotelan. Suhu normal pembacaan normal sensor ini yaitu pada 25 – 85°C
dengan besar sudut pembacaan pada 60°.

Dengan memperhatikan jarak sensing antara objek yang akan disensing


dengan sensor tidak boleh terlalu dekat, yang berakibat lifetime sensor yang cepat
rusak.

You might also like