You are on page 1of 18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Keperawatan Komunitas
1. Pengertian
a. Keperawatan Komunitas
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang
mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan
kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma
dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006). Misalnya di dalam
kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui,
kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam
suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam
kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang,
masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya (Mubarak, 2006).
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
(public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif
secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses
keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan
(Mubarak, 2006).
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan
keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan
berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien,
keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti
pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan
(Wahyudi, 2010).
b. Falsafah Keperawatan Komunitas
Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar
tersebut, maka dapat dikembangkan falsafah keperawatan komunitas
sebagai landasan praktik keperawatan komunitas. Dalam falsafah
keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan pelayanan
yang memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-
sosio-kultural-spiritual) terhadap kesehatan komunitas dan membrikan
prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.
Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada
paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu: manusia,
kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang
luhur dan manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
2) Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan
kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
bagi terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang
sehat pada umumnya.
3) Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat
diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya
kesehatan.
4) Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
5) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan
berlangsung secara berkesinambungan.
6) Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai
consumer pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu
hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan
dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan
status kesehatan masyarakat.
7) Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat
direncanakan secara berkesinambungan dan terus-menerus.
8) Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas
kesehatannya, ia harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan
berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri.

Komunitas Dengan Keluarga


Sebagai Unit Pelayanan
Dasar.

MANUSIA

KEPERAWATAN KESEHATAN
3 Tingkatan (SEHAT-SAKIT)
Pencegahan.

LINGKUNGAN

(Physic, Biologic,
Psychologist, Social,
Cultural, Dan Spiritual.
Gambar 2.1 : Paradigma / Falsafah Keperawatan Komunitas

Berdasarkan gambar di atas, dapat dijabarkan masing-masing unsur


sebagai berikut :
1) Manusia.
Komunitas sebagai klien berarti B sekumpulan individu / klien yang
berada pada lokasi atau B batas geografi tertentu yang memiliki niliai-
nilai, keyakinan dan minat yang relatif sama serta adanya interaksi satu
sama lain untuk mencapai Tujuan.
2) Kesehatan.
Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan
kebutuhan dasar klien / komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang
dinamis sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.
3) Lingkungan.
Semua factor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien yang
bersifat biologis, psikologis, social, cultural dan spiritual.
4) Keperawatan.
Intervensi / tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor, melalui
pencegahan primer, sekunder dan tersier.
Berdasarkan falsafah di atas maka dikembangkan : tujuan, sasaran dan
strategi intervensi keperawatan komunitas.

c. Tujuan Keperawatan Kesehatan Komunitas


1) Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat
sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat
menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka
miliki.
2) Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga,
kelompok khusus dan masyarakat dalam hal:
a) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapi.
b) Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas
masalah.
c) Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/
keperawatan.
d) Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka
hadapi.
e) Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/
keperawatan.
f) Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pelayanan kesehatan/keperawatan.
g) Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara
mandiri (self care).
h) Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan.
i) Menunjang fungsi puskesmas dalam menurunkan angka kematian
bayi, ibu dan balita serta diterimanya norma keluarga kecil bahagia
dan sejahtera.
j) Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan
terhadap masalah kesehatan.

d. Sasaran Keperawatan Komunitas


Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang
mempunyai masalah kesehatan/perawatan.
1) Individu
Individu adalah bagian dati anggota keluarga. Apabila individu
tersebut mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena
ketidakmampuan merawat diri sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka
akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik,
mental maupun sosial.
2) Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam
suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau
adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila
salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota
keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang aada di sekitarnya.
3) Kelompok Khusus
Kelompok hkusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.
Termasuk diantaranya adalah:
a) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya, seperti;
i. Ibu hamil
ii. Bayi baru lahir
iii. Balita
iv. Anak usia sekolah
v. Usia lanjut
b) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya
adalah:
i. Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS,
penyakit kelamin lainnya.
ii. Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit
diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan
mental dan lain sebagainya.
c) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit,
diantaranya:
i. Wanita tuna susila
ii. Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
iii. Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.
d) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
i. Panti wredha
ii. Panti asuhan
iii. Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
iv. Penitipan balita
4) Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan
bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka
dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan
batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan
kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan
bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalan berinteraksi sesama
anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik
permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian, politik maupun
kesehatan khususnya
e. Ruang Lingkup Perawatan Komunitas
Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi: upaya-upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan
kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif)
dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya
(resosialisasi).
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang
ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak
mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.
1) Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:

a) Penyuluhan kesehatan masyarakat


b) Peningkatan gizi
c) Pemeliharaan kesehatan perseorangan
d) Pemeliharaan kesehatan lingkungan
e) Olahraga secara teratur
f) Rekreasi
g) Pendidikan seks.
2) Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat melalui kegiatan:
a) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
b) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu,
puskesmas maupun kunjungan rumah
c) Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas
ataupun di rumah.
d) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
3) Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-
anggota keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit
atau masalah kesehatan, melalui kegiatan:

a) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)


b) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari
puskesmas dan rumah sakit
c) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu
bersalin dan nifas
d) Perawatan payudara
e) Perawatan tali pusat bayi baru lahir.
4) Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi
penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap
kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama,
misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya., dilakukan melalui
kegiatan:
a) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti
penderita kusta, patah tulang maupun kelainan bawaan
b) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit
tertentu, misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke:
fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat.
5) Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga
dan kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya
adalah kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena
menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-
kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna
wisma dan lain-lain. Di samping itu, upaya resosialisasi meyakinkan
masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok yang
mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar
masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan
penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan
dapat dimengerti.

f. Tahap Asuhan Keperawatan Komunitas


1. Mengunakan pendekatan proses keperawatan, dengan langkah-
langkah :
a. Pengkajian
b. Diagnosa Keperawatan
c. Perencanaan
d. Pelaksanaan
e. Evaluasi.
2. Mengunakan Pendekatan Pengorganisasian Masyarakat
a) Tujuan pengorganisasian Komunitas :
Diharapkan mampu berproses dalam mengidentifikasikan
kebutuhannya, mengembangkan keyakinan untuk memenuhi
kebutuhan dengan menggunakan potensi dan sumber daya yang
ada di dalam komunitas dan di luar komunitas. Pendekatan yang
digunakan menggunakan prinsip, landasan dan langkah dasar.
b) Langkah-langkah pengorganisasian Masyarakat :
1) Persiapan : Pengenalan komunitas
i. Pendekatan Jalur Formal
Dilakukan terhadap instansi birokrasi yang bertanggung
jawab pada wilayah komunitas dengan cara ;

- Pengajuan proposal dan perijinan


- Penjelasan tujuan dan program
-  hasil : surat ijin/persetujuan
ii. Pendekatan Jalur Informal
Dilakukan setelah adanya ijin/persetujuan dari institusi
dari birokrasi dengan melakukan pendekatan kepada :
a) Tokoh-tokoh masyarakat
b) Ketua RW, RT
c) Kader kesehatan
 Dengan menjelaskan tujuan, program kegiatan, meminta
dukungan dan partisipasi serta kontrak kerjasama.

Gambar 2.3 : Prinsip Pendekatan dalam Asuhan Keperawatan Komunitas


a. Pengenalan Masalah
Tujuan : untuk mengetahui masalah kesehatan secara menyeluruh yang
benar-benar menjadi kebutuhan komunitas saai ini.

b. Tahap pengenalan masalah :


1) Membuat instrumen pengkajian/pengumpulan data
2) Survey wilayah
3) Survey populasi
4) Survey masalah utama dan faktor penyebab
5) Survey kebijakan program dan frasilitas layanan kesehatan.
6) Survey potensi-potensi, sumber pendukung di komunitas.
c. Pengumpulan data
1. Membuat instrument pengumpulan data.
a) Tabulasi Data:
Membuat table tabulasi data, menghitung frekuensi distribusi,
membuat table, diagram, grafik frekuensi distribusi
b) Analisa Data
Analisa Deskriptif dan analisa Korelasi
2. Perumusan Masalah
Adalah merumuskan diagnosa keperawatan pada komunitas yang
dikaji dengan berdasarkan hasil analisa data yang berfokus problem,
etiologi, dan data yang menyokong.
d. Penyadaran komunitas
1) Mengenalkan masalah kesehatan yang sedang dihadapi oleh komunitas
2) Mengikutsertakan komunitas dalam pemecahan masalah
3) Menumbuhkan kesadaran komunitas untuk terlibat aktif menjadi
tenaga potensial dalam kegiatan pemecahan masalah.
e. Kegiatan
Mengadakan musyawarah komunitas dengan metode lokakarya mini,
dengan langkah :

1) Penyajian data hasil survey


2) Diskusi kelompok :
a) Perumusan masalah dan faktor penyebab
b) Menyusun rencana pemecahan masalah (bentuk masalah,
waktu, tempat, penanggung jawab dan biaya)
c) Pembentukan kelompok kerja kesehatan (Pokjakes) dari
anggota komunitas yang merupakan calon kader kesehatan
yang bertanggung jawabterhadap kegiatan yang direncanakan.
3) Penyajian hasil diskusi kelompok
4) Tangapan-tanggapan dari tokoh formal, informal, puskesmas.
f. Pelaksanaan
Adalah tahap pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang telah direncanankan
dengan melihat aktifitas kelompok kerja yang telah terbentuk melalui
kerja sama dengan aparat desa/kelurahan, puskesmas/dinkes yang meliputi
kegiatan :
1) Pelatihan Kader
2) Penyuluhan kesehatan
3) Pelayanan kesehatan langsung
4) Home care
5) Rujukan
g. Evaluasi
Hal-hal yang harus dievaluasi :
1) Perkembangan masalah kesehatan yang ditemukan
2) Pencapaian tujuan perawatan (terutama tujuan jangka pendek)
3) Efektifitas dan efisiensi tindakan/kegiatan yang telah dilakukan
4) Rencana tindak lanjut.
Perubahan ini dapat diamati seperti gambar di bawah ini:

Keterangan:

: Peran masyarakat

: Peran perawat

Gambar 2.6 : Peranan Perawat dan Masyarakat dalam Mencapai Tujuan


Perawatan Kesehatan Komunitas
Pada gambar di atas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan
klien dalam menanggulangi masalah kesehatan, pada awalnya peran perawat
lebih besar dari pada klien dan berangsur-angsur peran klien lebih besar
daripada perawat. Atau dapat digambarkan peralihan basarnya peran antara
perawat dan masyarakat :

Tahapan Peran perawat Peran Masyarakat

•Pengenalan masyarakat +++ +


• Pengenalan masalah +++ ++

• Penyadaran masyarakat ++ +++

• Pelaksanaan + ++++

• Penilaian + ++++

• Perluasan + ++++

Tujuan akhir perawat komunitas adalah kemandirian keluarga yang


terkait dengan lima tugas kesehatan, yaitu: mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan tindakan kesehatan, merawat anggota keluarga,
menciptakan lingkungan yang dapat mendukung upaya peningkatan kesehatan
keluarga serta memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia,
sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pemecahan masalah
keperawatan yaitu melalui proses keperawatan.

B. Sustainable Development Goals


1. Pengertian
a. SDGs
Saat ini PBB telah merubah arah dan tujuan pembangunan Global dari
MDGs 2015 menjadi SDGs 2030, ini harus menjadi perhatian kita semua
sebagai praktisi kesehatan, khususnya di bidang Kesehatan lingkungan
agar kita bisa mencermati lebih jeli program dan kegiatan apa saja yang
mesti di lakukan dalam mendukung Pembangunan Global yang
dicanangkan oleh PBB tersebut.
Dalam laporan Citiscope yang terbaru di minggu ini dikatakan bahwa
tujuan PBB bekerja selama 2016-2030, yang dikenal sebagai Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan atau SDG’s. Aktivis perkotaan di seluruh
dunia bekerja keras untuk mendapatkan tujuan eksplisit terkait dengan
kota-kota yang termasuk dalam daftar yang disetujui oleh kelompok
kerja PBB pada bulan Juli. Tujuan akan disempurnakan lebih lanjut dan
dipilih oleh Majelis Umum PBB di September 2015.
Maksud SDG s adalah upaya untuk melanjutkan tindak lanjut secara
luas dipublikasikannya Millenium Development Goals, atau MDGs, yang
telah dilaksanakan dari tahun 2000 sampai 2015. Beberapa lembaga yang
menyetujui adanya SDGs ini mengatakan bahwa upaya ini belum pernah
terjadi sebelumnya di era MDGs untuk memenuhi kebutuhan orang-orang
termiskin di dunia; para kritikus mengatakan sudah ada implementasi di
beberapa negara namun pencapaiannya sangat tidak merata sesuai dengan
tujuan berdasarkan topik MDGs, negara atau wilayah dunia. Untuk itulah
SDGs ini dicanangkan oleh PBB.
b. Tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) untuk 2016-2030
1. Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuknya di mana-mana.
2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan peningkatan
gizi, dan mempromosikan pertanian berkelanjutan.
3. Pastikan hidup sehat dan mempromosikan kesejahteraan bagi semua
pada segala usia.
4. Menjamin kualitas pendidikan inklusif dan adil dan mempromosikan
kesempatan belajar seumur hidup untuk semua.
5. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan
dan anak perempuan.
6. Memastikan ketersediaan dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan
sanitasi untuk semua.
7. Menjamin akses ke energi yang terjangkau, dapat diandalkan,
berkelanjutan, dan modern untuk semua.
8. Mempromosikan pertumbuhan yang berkelanjutan, inklusif dan
berkelanjutan ekonomi, kesempatan kerja penuh dan produktif dan
pekerjaan yang layak untuk semua.
9. Membangun infrastruktur tangguh, mempromosikan industrialisasi
inklusif dan berkelanjutan dan mendorong inovasi.
10. Mengurangi ketimpangan dalam dan di antara negara-negara.
11. Membuat kota-kota dan pemukiman manusia inklusif, aman, tangguh
dan berkelanjutan.
12. Pastikan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan.
13. Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim dan
dampaknya.
14. Melestarikan dan berkelanjutan menggunakan samudera, laut dan
sumber daya kelautan untuk pembangunan berkelanjutan.
15. Melindungi, memulihkan dan meningkatkan pemanfaatan
berkelanjutan ekosistem darat, berkelanjutan mengelola hutan,
memerangi desertifikasi, dan menghentikan dan membalikkan
degradasi lahan dan menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati.
16. Mempromosikan masyarakat yang damai dan inklusif untuk
pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses terhadap keadilan
bagi semua dan membangun institusi yang efektif, akuntabel dan
inklusif di semua tingkatan.
17. Memperkuat sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global
untuk pembangunan berkelanjutan.
c. Keperawatan komunitas dalam kerangka SDGs
Setelah dilakukan pendataan dan pelaksanaan tindakan diperoleh hasil
yang pertama gizi masyarakat yaitu ditemukan status gizi bayi dan balita
dengan jumlah 24 jiwa dalam keadaan baik. Untuk gizi bayi dan balita
perawat komunitas telah memberikan penyuluhan kesehatan mengenai
ASI Eksklusif dan MP-ASI pada ibu bayi dan balita. Perawat komunitas
juga melakukan penyuluhan pada ibu hamil mengenai pemberian gizi
seimbang. Kemudian pola makan masyarakat di Desa Suko Rejo frekuensi
nya yaitu 3 kali sehari, dengan jenis makanan nya yaitu sayur, buah-
buahan dan lauk pauk.
Yang kedua dan ketiga yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan di segala usia dan akses kesehatan reproduksi
serta KB, perawat komunitas telah mengupayakan program pemerintah
mengenai keluarga berencana “2 anak lebih baik” mahasiswa telah
melakukan penyuluhan kesehatan pada pasangan usia subur, di harapkan
dengan adanya penyuluhan kesehatan program pemerintah dapat berjalan
dengan baik. Program KB 2 anak lebih baik dapat mencegah terjadinya
AKI dan AKB.
Yang keempat mengenai masalah pembuangan sampah. Sebagian
masyarakat membuang sampah dengan cara dibakar dimana asap hasil
pembakaran tersebut dapat menyebabkan masyarakat terkena penyakit
pernapasan. Serta letak kandang yang dekat dan menempel dengan rumah
dan kurangnya ventilasi yang memadai dari tiap – tiap rumah menyebakan
warga dapat dengan mudah teserang penykit ISPA. Perawat komunitas
telah melakukan penyuluhan mengenai pencegahan dan penatalaksanaan
penyakit ISPA untuk mencegahnya penyebaran penyakit tersebut.

You might also like