You are on page 1of 17

Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan” ISSN 1693 – 4393

Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia


Yogyakarta, 22 Februari 2011

Pengembangan Teknologi Bersih berbasis Hidrogen menggunakan Sumber


Daya Alam Indonesia

Mahreni and Adi Ilcham

Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknoogi Industri, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta
Jl. Lingkar Utara Condong Catur Yogyakarta
email: mahreni_03@yahoo.com

Abstract

Global warming has correlation with CO2 emissions. The emission coupled with rising energy prices led to concerns
of people. Those problems are critical issues to encourage steps for reducing the risk to humans and the
environment. One of the important efforts to achieve clean technology is to replace fossil-based energy with
renewable-based energy system and to develop non-carbon based energy. One type of non-carbon based energy is
hydrogen fuel cell (Proton Exchange Membrane Fuel Cell, PEMFC). The studies of the development of hydrogen
fuel cell (FC) at this time lead to the provision of hydrogen, the discovery of non-platinum catalyst, and the finding
of fabrication methods of PEMFC. The acquiring of raw material for non-platinum catalyst and hydrogen using
local raw material is an important effort to reduce the cost of fuel cell system. Non-platinum catalyst is much
cheaper than platinum and more resistant to CO poisoning. The catalyst candidate is selected from the class of
transition metals as active components of supported by the substituted N-Carbon Nano Tube (CNT). In FC system,
electrodes are made by coating method in which carbon paper as a substrate with a liquid (sol) which contains
catalyst precursors, transition metal catalyst, N (Dimethyl Formamide), and C of resorcinol- formaldehyde. Using
this method, catalyst-candidate in liquid phase coated onto the carbon paper which as a substrate. Then the
substrate need drying for sol changed into a gel. To activate the catalyst, substrate with the candidate of the catalyst
must be pyrolysed in order to obtain an expected catalyst (transition metal / CNT / N). When the catalyst attach to
the substrate (carbon paper), the catalyst could be a distributor of hydrogen and oxygen moving to the catalyst
surface. The direct coating method would produce the electrode with a certain thickness of catalyst. The certain
thickness can be controlled by adjusting the composition of the components in the sol and during pyrolysis and
reduction processes. Therefore the electrode with non-platinum catalysts that has similar performance and stability
with platinum catalyst could be achieved. Thus the results of this study might be an idea to solve the problem of the
mass production of PEMFC with lower production cost.

Keyword: PEMFC, energi terbarukan, katalis non platina, CVD, sol-gel organik

1. PENDAHULUAN polutan (zero emission machine). Efesiensi FC jauh


lebih tinggi dibandingkan dengan mesin konvensional
Hidrogen adalah bahan bakar terbarukan paling karena tidak ada kerugian tenaga oleh gesekan.
elektroaktif dan ramah lingkungan untuk semua jenis Efesiensi FC dapat dilihat dari perbandingan energi
mesin dan fuel cell (Proton Exchange Membrane bebas Gibs dan panas reaksi pembentukan air dari
Fuel Cell, PEMFC), (Alkaline Fuel Cell, AFC), (Solid hidrogen dan oksigen seperti persamaan (1 dan 2)
Oxide Fuel Cell, SOFC), (Phosphoric Acid Fuel Cell, (Hernandez et al, 2009).
PAFC) dan (Direct Methanol Fuel Cell, DMFC).
Hidrogen dan oksigen di dalam fuel cell bereaksi
secara elektrokimia menghasilkan energi listrik dan
air. Hasil reaksi hanya air oleh karena itu fuel cell
adalah alat pengubah tenaga yang tidak menghasilkan (2)

MU02-1
(M=Pd, Ru, Co, Fe, Ni atau logam transisi lain).
Peranan N di dalam katalis sebagai donor elektron
atau basa Lewis yang dapat melemahkan ikatan
antara atom O-O melalui pembentukan ikatan antara
O-N atau C-N. Ikatan-ikatan tersebut dapat
meningkatkan aktivitas katalis dari logam aktif M/C
Diamana adalah efesiensi, adalah energi bebas tersubstitusi oleh atom N terhadap reaksi reduksi
Gibs dan adalah panas reaksi pembentukan air. oksigen (oxygen reduction reaction, ORR). Semakin
tinggi kandungan N aktivitas katalis terhadap reduksi
Sedangkan efesiensi mesin konvensional hanya 30%.
oksigen untuk membentuk molekul air semakin
Fuel cell dan bahan bakar hidrogen adalah dua
tinggi.
komponen yang menjanjikan perubahan ke arah
teknologi bersih namum untuk merealisasikan FC 2. KAJIAN PUSTAKA
sebagai teknologi yang ekonomis di masa yang akan
datang masih menghadapi banyak tantangan. Ketersediaan hidrogen merupakan faktor yang
Tantangan yang paling utama di antaranya menentukan perkembangan dan komersialisasi
ketersediaan bahan bakar hidrogen, masa pakai (life PEMFC. Oleh karena itu kajian mengenai teknologi
time) dan harga. Hambatan penyediaan hidrogen produksi hidrogen yang efisien dan ekonomis sangat
berhubungan dengan keamanan penyimpanan dan diperlukan.
distribusi. Sedangkan teknologi FC masih mahal
disebabkan harga platina yang selama ini digunakan 2.1 Perkembangan produksi hidrogen sampai
sebagai katalis sangat mahal dan ketersediannya dengan tahun 2010.
terbatas. Platina sampai saat ini masih digunakan
sebagai anoda dan katoda FC karena beberapa alasan: Hidrogen dapat dibuat dari (air, biomasa dan bahan
(i) aktivitas tinggi, (ii) stabilitas pada kondisi asam bakar fosil). Laporan hasil penelitian produksi
tinggi dan merupakan logam yang paling aktif di hidrogen secara lengkap ditampilkan pada Tabel 1.
antara logam mulia yang lain seperti (Au, Ag, Pd, Metode produksi hidrogen dari air meliputi proses
Ru). Kelemahan platina di samping mahal mudah elektrolisis (Zhang et al, 2010) disosiasi termal
terdeaktivasi oleh CO. dengan bantuan katalis (Balachandran & Doris,
2007), auto elektrolisis (Kundu et al, 2010), alkalin
Dalam makalah ini kami merangkum hasil penelitian (Wang et al, 2009), dan biopotolisis dengan bantuan
yang berkaitan dengan produksi hidrogen mikroalga (Kırtay, 2011). Hidrogen dari biomasa
memfokuskan pada pemilihan proses produksi mendapatkan perhatian yang paling besar dibuktikan
hidrogen yang sesuai untuk FC. Pengembangan fuel oleh jumlah publikasi seperti yang tertera pada Tabel
cell (FC) memfokuskan pada pemilihan metode yang 1. Metode produksi hidrogen dari biomasa meliputi
sesuai untuk memproduksi elektrod FC skala industri metode biologi (Claassen et al, 2010) dan secara
dengan menekankan kepada teknik sol-gel organik. kimia (Kırtay, 2011). Proses produksi hidrogen dari
Teknik sol-gel digunakan untuk memperbaiki metode bahan bakar fosil meliputi proses oksidasi parsial
casting dan spraying yang selama ini masih minyak berat dibantu katalis, oksidasi parsial Napta,
digunakan secara manual dan menjadi hambatan metana (Evdou et al, 2010), metanol (Eswaramoorthi
untuk dapat memproduksi PEMFC dalam skala et al, 2006), steam reforming metanol (Penkova et al,
industri. 2011) dan gasifikasi batu bara (Evdou et al, 2010).

Dari kajian literatur dapat disimpulkan bahwa Hidrogen dari bahan bakar fosil sampai saat ini
produksi hidrogen pada saat ini masih didominasi dari mensuplai sebagian besar kebutuhan hidrogen.
bahan fosil karena hidrogen dari air dan biomasa Setengah dari seluruh produksi hidrogen pada saat ini
masih dalam tahap penelitian dan pengembangan. menggunakan bahan baku fosil melalui proses
Pengembangan FC terfokus pada sintesisi dan termokatalis dan gasifikasi dan hanya 4% saja yang
aplikasi katalis non platina misalnya dari logam menggunakan bahan baku air secara elektrolisis.
transisi, kalkogenid dan katalis non logam yaitu Konsumsi hidrogen terbesar untuk membuat
karbon-nitrogen (C-N) atau carbon nanotube-nitrogen ammonia (49%), untuk pemurnian minyak bumi
(CNT-N). (37%), untuk memproduksi metanol (8%) dan untuk
lainnya (6%). Renaca di masa yang akan datang
Katalis non platina dapat menyamai ativitas dan hidrogen digunakan sebagai bahan bakar mesin
stabilitas platina dengan cara mensubstitusi unsur N transportasi dan menggunakan PEMFC sebagai mesin
ke dalam komponen aktif katalis (M/C) di mana yang mempunyai efesiensi tiga kali lebih besar

MU02-2
dibandingkan dengan mesin konvensional (Balat et al, gas shift adalah proses untuk mengkonversi gas hasil
2009). reaksi dari reaksi pirolisis dan gasidikasi menjadi
hidrogen. Kelemahan proses tersebut adalah
2.2 Overview produksi hidrogen dari biomasa terbentuk hasil samping berupa tar (ter) dan char
(arang).
Biomasa merupakan bahan yang menyimpan energi
sinar matahari dalam bentuk energi kimia di dalam Produksi hidrogen dari biomasa secara biologi masih
tubuh tanaman dan binatang (Kırtay, 2011). Ada dua terbuka luas untuk penelitian dan pengembangan
metode untuk memproduksi hidrogen dari biomasa karena proses biologi dapat memanfaatkan semua
yaitu metode termokimia dan biologi. Diagram alir jenis sumber bahan baku terbarukan sebagai sumber
produksi hidrogen secara termokimia digambarkan hidrogen. Keuntungan proses ini tidak menghasilkan
pada Gambar 1. Biomasa dapat diubah menjadi polusi..
hidrogen melalui proses pirolisis, gasifikasi dan water

Sinar matahari,
Daur Ulang CO2,
H2O dan Energi Pemanfaatan
udara, air
Bahan Bakar
Energi
Bahan Makanan dari
Biomasa
Hasil Pertanian
(tanaman) Hidrolisis Hidrogen
Gas conditioning

Gasifikasi CO + H2 Hidrolisis Alkohol

Hidrolisis Alkana

Limbah Bio oil,


Pirolisis Refining Bahan Bakar Cair
tanaman
asam organik,
Autotermal/
steam Reforming

Aqueos \Phase Reforming Hidrogen

Larutan
Hidrolisis Hidrolisis/Hidrogenasi Alkohol
gula

Dehidrasi Hidrokarbon
Aromatik

Gambar 1. Skema proses produksi hidrogen dari biomasa secara termokimia (Kirtay, 2011)

MU02-3
Tabel 1. Hasil penelitian produksi hidrogen dari berbagai macam bahan baku dan bermacam-macam-macam proses.

Bahan baku Proses Keterangan Pustaka


Air Disosiasi Jenis elektrolit keramik kondukstif (SrFeCo0.5Ox Balachandran &
SFC2)/(500–900 ◦C). Menghasilkan 10 cm3(STP)/ menit- Doris (2007)
cm2 Hidrogen.

Air Elektrolisis Sistem elektrolisis fase uap menggunakan katalis oksida Zhang et al, 2010
padat (solid oxide steam electrolyzer system, SOSES).
Air Auto-electrolisis Magnesium (Mg) dan baja tahan karat sebagai anoda dan Kundu et al,
katoda dan keduanya dicelupkan ke dalam elektrolit. Sistem 2010.
elektrolisis terintegrasi dengan PMFC.

Air Reaksi - Wang et al, 2009.


Aluminium-air
dibantu dengan
alkali (NaOH)
Air Biopotolisis Air + alga biru + alga hijau + sinar matahari menghasilkan Elif Kırtay, 2011.
hidrogen.

12H2O+6CO2+ sinar matahari


C6H12O6+6CO2
C6H12O6+6CO2+12H2O+sinar matahari
12H2+6CO2
Air Photo Menggunakan jasa bakteri sulfur dan sinar matahari, asam Elif Kırtay, 2011.
fermentation organik sederhana dengan kandungan N terbatas melalui
pembentukan enzim nitrogenase. Pada kondisi anaerobik
bakteri sulfur dapat memanfaatkan asam organik atau
hidrogen sulfid sebagai donor elektron. Elektron
dipindahkan ke nitrogenasi dengan bantuan ATP. Apabila
tidak ada nitrogen maka enzim tersebut dapat mereduksi
proton menjadi hidrogen dengan suplai energi dari ATP.
Reaksinya

C6H12O6 + 12H2O+sinar matahari


12H2+6CO2

Biomasa Pirolisis Biomasa + panas Elif Kırtay, 2011


H2 + CO + CH4 + Produk lain

Biomasa Gasifikasi CnHm+ nCO2 CO+(n+m/2)H2 Elif Kırtay, 2011


CnHm+ nCO2 (2n)CO+(m/2) H2

Biomasa Fermentasi Hidrogen dapat dihasilkan oleh bakteri anaerobik yang Elif Kırtay, 2011
gelap ditumbuhkan di dalam substrat yang kaya karbohidrat tanpa
energi sinar matahari. Proses ini dapat dilakukan pada tiga
kondisi yang berbeda yaitu pada suhu rendah (298-313 K),
menengah (313-338 K), suhu tinggi (338-353 K) dan >353
K. Menghasilkan campuran gas hidrogen, CO dan sedikit
metana. Reaksi:
C6H12O6 + 2H2O 2 CH3COOH + 2 CO2 + 4 H2O
C6H12O6 CH3CH2COOH+2CO2+4H2O

MU02-4
Biomasa Bakteri HYVOLUTION adalah nama proses produksi hidrogen Claassen et al,
thermophilic murni tanpa menggunakan energi panas dari biomasa. 2010
dan Pendekatan proses dalam HYVOLUTION berdasarkan
phototrophic fermentasi bakteri
thermophilic (fermentasi gelap) dan fermentasi bakteri
photoheterotrophic
Biomasa Hibrid gasifikasi Proses elektrolisis menghasilkan hidrogen dan juga oksigen, Hulteberg &
dan elektrolisis di mana oksigen diperlukan dalam proses gasifikasi. Alat ini Karlsson, 2009
telah menghasilkan 15.000 ton hidrogen dengan masa pakai
alat sampai dengan 15 tahun.
Biomasa Gasifikasi Biasanya hasil reaksi gasifikasi biomasa merupakan Levin & Chahine,
campuran dari syn gas (CO, CO2 dan CH4) dan sedikit 2010
hidrokarbon rantai panjang. Problem gasifikasi adalah
pemisahan hidrogen dari campuran gas. Dalam penelitian
yang dilakukan proses gasifikasi dimodifikasi dengan cara
menambahkan NaOH dan uap air pada suhu (473–623 K)
dibawah tekanan atmosfera. Reaksi gasifikasi NaOH:

C6H12O6 + 12 NaOH + H2O 6Na2CO3 + 12 H2


Selulose Alkali uap Natrium hidrogen
karbonat
Biomasa Gasifikasi uap Gas yang kaya hidrogen dihasilkan dari biomasa dengan Ningbo Gao et al,
dan reforming proses gasifikasi dengan umpan kontinyu. Reformer dengan 2008
katalis keramik berpori dikombinasi dengan gasifikasi untuk
menghasilkan gas hidrogen. Hasil hidrogen 45,05-135,40 g
H2/kg biomasa. Semakin tinggi temperatur gasifikasi (800-
900o C) lebih banyak hidrogen yang dihasilkan.
Air Geotermal Uuap getermal diubah menjadi tenaga listrik kemudian Tolga Balta et al,
listrik yang dihasilkan untuk elektrolisis air menghasilkan 2010
hidrogen.
Minyak Oksidasi parsial La1_xSrxFeO3_d sebagai katalis reaksi oksidasi-reduksi Evdou et al, 2010
berat
Naphtha Oksidasi persial La1_xSrxFeO3_d sebagai katalis reaksi oksidasi-reduksi Evdou et al 2010
Batu bara Gasifikasi La1_xSrxFeO3_d sebagai katalis reaksi oksidasi-reduksi Evdou et al, 2010
Metanol Oksidasi parsial Menggunakan katalis Cu-Zn/CNT. Kondisi operasi tekanan Eswaramoorthi et
satu atm dan temperatur at 220–280 8C . Unutk al, 2006
menghasilkan hidrogen tanpa CO perbandingan O2/
CH3OH=0,3.
Metana Disosiasi- Pertama metana didekomposisi menjadi karbon dan Otsuka et al,
reduksi hidrogen dengan menggunakan katalis Ni/SiO2 pada suhu 2001
>673 K. Hidrogen yang dihasilkan digunakan sebagai
reduktor oksida logam menjadi logam oksida tereduksi.
Potensial reduksi hidrogen dapat membuat logam oksida
berada dalam kondisi tereduksi dan dapat disimpan dalam
udara terbuka pada suhu ruangan dan aman didistribusikan.
Kontak antara oksida logam tereduksi denga uap air pada
suhu 673 K segera meregenerasi hidrogen murni tanpa CO2.
Metana Dekomposisi Katalis mesostruktur Ni/Ce-MCM-41 untuk produksi Guevara et al,
termal hidrogen dan CNT melalui dekomposisi metana. 2010
Metanol Steam reforming Produksi hidrogen secara reforming dengan menggunakan Chang et al, 2009
katalis logam Nobel (Ag, Au, Au–Ag paduan Pt -TiO2).
Metanol Oksidasi parsial Produksi hidrogen dari metanol dengan bantuan katalis Au– Chang et al,
Cu/TiO2–Fe2O3. 2009.
Metnaol Steam reforming Produksi hidrogen dari metanol secara steam refrming Zhang et al, 2003.
dengan katalis Cu/ZrO2/Al2O3 . Katalis dengan kandungan

MU02-5
ZrO2 paling aktif dengan konversi metanol 95% mol dengan
selektivitas 99,9 % dan kandungan nCO 0,17 % mol.

Metanol Steam reforming Produksi hidrogen dari metanol secara steam reforming Penkova et al,
dengan katalis NiSn/MgO–Al2O3 dengan tambahan MgO. 2011.

CH3OH + H2O 3H2 + CO2


! "
#$%&&'&()*) kJ mol-1
Beberapa proses seperti steam reforming, autothermal
reforming, oksidasi parsial dan water gas shift dapat
digunakan untuk memproduksi hidrogen dari metanol,
gasoline, diesel, metana dan etanol.
Metanol Steam reforming Production hidrogen dari metanol menggunakan katalis Shishido et al,
dan oxidative Cu/ZnO dan Cu/ZnO/Al2O3. 2007.
steam reforming

2.2.1 Hidrogen dari biomasa melalui proses Gas hasil gasifikasi biomasa terdiri dari H2, CO, CH4,
gasifikasi. N2, CO2, O2, dan tar (karbon cair). Tar sangat susah
dipisahkan dari syngas. Kandungan tar tergantung
Gasifikasi merupakan teknologi konversi biomasa temperatur dan tipe reaktor. Tipe reakstor yang biasa
menjadi bahan bakar gas atau synthesis gas. Biosin- digunakan untuk proses gasifikasi adalah reaktor
gas adalah gas campuran H2 dan CO yang dihasilkan fixed bed dan fluidized bed dan reaktor bentuk lain.
dari proses gasifikasi biomasa. Biomasa dapat Semua jenis reaktor memerlukan alat pembersih gas
dikonversi menjadi biosin-gas melalui gasifikasi non (gas cleaning). Uap air (steam) ditambahkan ke
katalis, gasifikasi katalis dan steam gasification. Di dalam water gas shift untuk mengkonversi CO +
antara tiga proses tersebut steam gasification H2O menjadi CO2 dan H2. Untuk lebih jelas proses
merupakan proses yang paling banyak dipilih untuk gasifikasi biomasa digambarkan dalam sistem reaktor
mengkonversi biomasa secara termal. gasifikasi digambarkan pada Gambar 2. Sistem
reaktor terdiri dari ruang pembakaran berbentuk
Gasifikasi merupakan perbaikan dari proses pirolisis menara dilengkapi dengan sistem pemasukan udara
yang digunakan untuk memproduksi biohidrogen dan satu reaktor gasifikasi yang dihubungkan dengan
skala besar. Biasanya temperatur gasifikasi lebih ruang pembakaran. Reaktor dilengkapi dengan sistem
tinggi dibandingkan dengan temperatur pirolisis dan pemasukan biomasa, pemasukan uap air dan sistem
persentasi hidrogen yang dihasilkan juga lebih tinggi pengeluaran gas hasil reaksi. Karbon dan gas CO
dibandingkan dengan pirolisis. Komposisi gas hasil yang terbentuk dilairkan ke ruang pembakaran dan
gasifikasi biomasa secara umum dapat dilihat pada bereaksi dengan oksigen (udara) menghasilkan gas
Tabel 2. CO2.

Tabel 2. Komposisi komponen-komponen hasil


gasifikasi (Kirtay, 2011)

Konstituen % Volume
(bebas nitrogen)
Karbon monoksida 28-36
(CO)
Hidrogen (H2) 22-32
Karbon dioksida (CO2) 21-30
Metana (CH4) 8-11
Benzena-Toluena- 0,84-0,96
Xilena (BTX)
Etana (C2H6) 0,16-0,22
Tar 0,15-0,24
Komponen lain (NH3, <0,021 Gambar 2. Reaktor gasifikasi biomasa (Shen et al,
H2S, 2008).
(HCl, debu dll)

MU02-6
2.2.2 Produksi hidrogen dari biomasa hidrogen. Dapat disimpulkan bahwa semua proses
menggunakan cairan superkritik produksi hidrogen secara biologi sangat tergantung
(Supercritical water, SCW). kepada enzim hidrogenase dan nitrogenase. Enzim
hidrogenasi dan nitrogenase berperan dalam
Teknologi superkritik adalah proses ekstraksi metabolisme sel untuk mengkatlisis reaksi
menggunakan pelarut pada kondisi di atas temperatur pembentukan hidrogen. Enzim hidrogenase dapat
dan tekanan kritis pelarut. Fluida tidak dapat dibedakkan menjadi dua jenis yaitu uptake
dicairkan pada kondisi di atas kondisi kritisnya tetapi hidrogenase (Ni-Fe hidrogenase dan Ni–Fe–Se
pada kondisi di atas kritis, densitas fluida menjadi hidrogenase) dan reversible hydrogenases. Proses
hampir sama dengan densitas cairan. Pada kondisi di produksi hidrogen secara biologi akan dijelaskan
atas kondisi kritiknya konstanta dielektrik air lebih dengan detail pada makalah berikutnya.
rendah dan kekuatan dielektrik semakin melemah.
Efek perubahan konstante dielektrik pada temperatur Pada masa yang akan datang, bahan bakar terbarukan
tinggi ini menjadikan sifat air menyerupai pelarut akan menjadi bahan baku sangat penting untuk
organik. Sehingga komponen organik dari biomasa memproduksi hidrogen. Proses termokimia (pirolisis
cair dan gas dapat terlarut di dalam SCW. Kondisi ini dan gasifikasi) dan proses biologi akan menjadi
mendorong reaksi berlangsung di dalam satu fasa pilihan untuk memproduksi hidrogen dari biomasa
homogen yaitu fase SCW. Reaksi dalam satu fase dan mendominasi untuk memperoduksi hidrogen
homogen lebih cepat dibandingkan dengan reaksi dua pada akhir abad ke 21.
fase (heterogen). Persamaan reaksi SCW dapat
disederhanakan menjadi: 2.4 Pemilihan proses produksi hidrogen untuk FC.

CHxOy + (2-y) H2O CO2 + (2-y) +x/2) H2 PEMFC memerlukan hidrogen dengan kemurnian
...(3)
Peranan air bukan hanya sebagai pelarut tetapi juga yang tinggi untuk menghindari deaktivasi katalis
sebagai reaktan. Dibandingkan dengan proses (platina). Oleh karena itu hidrogen yang dihasilkan
gasifikasi udara dan gasifikasi uap air, SCW adalah dari proses termokimia tidak bisa langsung digunakan
proses gasifikasi yang sangat efisien pada temperatur sebagai bahan bakar PEMFC karena kandungan COx
rendah dan sesuai untuk bahan biomasa basah. Hal ini masih tinggi mencapai 200 ppm. Pemisahan COx
sesuai untuk memproduksi hidrogen dari biomasa dalam jumlah kecil di dalam hidrogen memerlukan
yang kandungan airnya tinggi seperti mikroalga. alat pemisah yang kompleks dan mahal. Teknoligi
Keuntungan lain SCW, hidrogen dihasilkan pada elektrolisis menghasilkan hidrogen dari air dengan
tekanan tinggi. Pada tekanan tinggi hidrogen dapat lemurnian tinggi tetapi proses elektrolisis mahal
langsung disimpan sehingga dapat mengeleminasi sementara proses biologi sampai saat ini belum
tenaga kompresor. Kelemahan proses ini lebih mahal efisien.
apabila dibandingkan dengan produksi hidrogen dari
bahan fosil misalnya metana melalui steam Kini dekomposisi hidrokarbon menjadi karbon dan
reforming. hidrogen tanpa COx menjadi pilihan sebagai proses
yang cukup ekonomis untuk menghasilkan hidrogen
2.3 Produksi hidrogen dari biomasa secara biologi. dari hidrokarbon. Penelitian yang telah dilakukan
oleh (Bonura et al, 2006) menghasilkan hidrogen
Metode biologi adalah produksi hidrogen tanpa Cox dengan cara mengkonversi C menjadi CNT
menggunakan bakteri penghasil hidrogen meliputi (i) (Carbon Nano Tube) atau CNF (Carbon Nano fiber),
biophotolysis air menggunakan alga hijau dan alga tergantung kepada jenis katalis. CNT dan CNF
biru (cyanobacteria), (ii) biophotolysis langsung dan merupakan bahan yang mempunyai nilai ekonomis
tak langsung, (iii) photo-fermentation, (iv) fermentasi tinggi sehingga proses dekomposisi katalitik
gelap dan (v) hibrid sistem fermentasi gelap dan merupakan proses yang cukup realistis untuk
photo-fermentation. Ada tiga golongan bakteri menghasilkan hidrogen untuk keperluan PEMFC.
penghasil hidrogen yaitu: (i) cyanobacteria, bakteri
Pilihan yang kedua adalah hidrogen yang dihasilkan
anaerobik dan bakteri fermentasi. Cyanobacteria
dari proses disosiasi-reduksi menggunakan katalis
langsung menghasilkan hidrogen dengan cara
ganda untuk memproduksi hidrogen dari metana.
mendekomposisi air dengan bantuan sinar matahari
Katalis pertama adalah Ni/SiO2 berfungsi untuk
melalui proses potosintesis. Bakteri anaerobik
dekomposisi metana menjadi karbon dan hidrogen
menggunakan bahan organik sebagai sumber elektron
pada suhu >673 K. Katalis yang kedua oksida logam
dan sumber energi dan hasil konversi bahan organik
berperan sebagai penyimpan hidrogen dalam bentuk
adalah hidrogen. Mikroalga (alga hijau dan biru)
oksida logam tereduksi. Karbon sebagai produk
melalui proses biophotolysis air dapat menghasilkan

MU02-7
reaksi disosiasi metana diambil sebagai grafit atau reduksi. Hambatan yang berkaitan dengan biaya
karbon aktif. Dalam sistem katalis ganda ini hidrogen produksi PEMFC dijelaskan dalam sub bab ini. Tiga
dihasilkan tanpa gas CO2 dan katalis oksida logam pendekatan untuk menurunkan harga PEMFC adalah
dalam keadaan tereduksi dapat berperan sebagai (i) menurunkan beban katalis (Pt) di lapisan elektroda
penyimpan hidrogen pada tekanan satu atm, dan suhu (anoda dan katoda), (ii) membuat paduan logan Pt-M
ruangan yang aman untuk didistribusikan. Untuk (M=logam transisi) dan (iii) mengganti Pt dengan
menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar, oksida logam lain. Paduan logam di dalam katalis dapat
logam tereduksi dikontakkan dengan uap air pada meningkatkan aktivitas katalis melalui peningkatan
suhu 673 K maka oksida logam tereduksi dan uap air daya tahan terhadap racun katalis. Platina dapat
segera meregenerasi hidrogen murni tanpa CO2. diganti dengan logam transisi (Co, Mn, Fe, Ni) dan
Model produksi hidrogen tanpa gas CO2 ini sangat chalcogenide (Te, Se, S) sebagai katalis yang jauh
sesuai diaplikasikan sebagai metode penghasil lebih murah dan tersedia dalam jumlah banyak
hidrogen untuk PEMFC karena mempunyai banyak dibandingkan dengan Pt (Liu et al, 2010).
keuntungan: (i) hidrogen relatif murni tanpa CO, (ii)
tidak memerlukan sistem penyimpanan dan distribusi Hasil kajian literatur menunjukkan katalis non platina
hidrogen dan menghemat biaya transportasi dan sampai saat ini dapat digolongkan menjadi tiga
safeti, (iii) dapat menyediakan hidrogen secara golongan yaitu: (i) komponen makrosiklik-logam
kontinyu. Sistem integrasi produksi hidrogen dan transisi, (ii) katalis dengan logam aktif Ruthenium-
sistem PEMFC merupakan salah satu jawaban untuk Chalcogenides dan (iii) katalis dengan paduan logam
memecahkan masalah yang sedang dihadapi untuk aktif Palladium. Di antara tiga golongan katalis
komersialisasi PEMFC di mana ketersediaan dan tersebut katalis nomer (iii) dan paduan logam RuSe/C
keamanan penyimpanan serta kontinyuitas bahan merupakan katalis yang mempunyai peluang untuk
bakar hidrogen masih menjadi kendala (Otsuka et al, dikembangkan sebagai katalis PEMFC. Palladiun dan
2011). Ruthenium lebih sesuai untuk katalis PEMFC karena
harganya lebih murah dan tersedia dalam jumlah
2.5 Sintesisi katalis non platina banyak (Alexey Serov & Chan Kwak, 2009).
Rangkuman metode sintesis katalis non platina
Masalah ketersediaan bahan bakar hidrogen sudah ditampilkan pada Tabel 3.
dapat diatasi dengan memilih salah satu proses yaitu
proses dekomposisi-katalis atau proses disosiasi-

Tabel 3. Hasil penelitian sintesisi katalis paduan logam Pt-M dan non Pt.

No Judul Sistem reaksi Metode sintesis/Bahan baku Referen

1 Katalis dengan logam Fesebagai katalis reaksi Impregnasi . Michel Lefe`vre &
aktif Fe untuk reduksi reduksi oksigen Jean-Pol Dodelet et
oksigen dalam PEMFC al, 2003.

2 Katalis Fe/N/C and Sistem reaksi reduksi Impregnasi Fr´ed´eric Jaouen


Co/N/C untuk reaksi oksigen &, Jean-Pol
reduksi oksigen dalam Dodelet, 2007.
PEMFC.
3 Katalis Fe untuk Sistem reaksi reduksi Metode impregnasi dengan Faubert et al, 1998
aplikasi PEMFC. oksigen dalam PEMFC dialiri NH3 pada suhu 823 K.

4 Katalis paduan logam Sistem reaksi reduksi Metode impregnasi pada Zhi-Min Zhou et al,
Pd-Co-Mo/C sebagai oksigen di dalam sistem suhu 1073 and 1173 K 2010.
penggant Pt untuk DEFC
reduksi oksigen di
dalam DEFC (direct
ethanol fuel cell).

MU02-8
5 Katalis Fe dengan Sistem reaksi reduksi Katalis paduan logam PtVFe M´edard et al,
pendukung bermacam- oksigen dalam PEMFC lebih ressten terhadap CO 2006.
macam-macam jenis dibandingkan dengan Pt.
karbon

6 Meningkatkan aktivitas Sistem reduksi oksigen Karbonisasi furan dengan Fanny Charreteur
katalis Nanoshell acetylacetonates (AAs) dan et al, 2008.
carbon dengan phthalocyanines (Pcs)
mensubstitusi atom mengandung logam Fe, Co,
nitrogen dari logam- dan Ni.
phtalocyanines

7 Pd0.5NixSe(0.5-x) Sistem reduksi oksigen Reduksi PdCl2, NiCl2 dan Faubert et al, 1999.
SeO dalam larutan THF

8 Elektrokatalis Pt– Sistem reduksi oksigen Proses pirolisis precursor Vito Di Noto &
Rh/carbon nitride dalam PEMFC. polimer elektrolit ((Z-IOPE) Enrico Negrol,
electrocatalyst diikuti dengan pencucian dan 2010.
aktivasi.

9 CNT-N Metode memasukkan unsur Mengubah sifat elektronik Ayala et al, 2010.
N ke dalam matrik CNT CNT
ada tiga cara: (i)
interkalasi, (ii) substitusi,
(iii) doping

10 CNT-N Menggunakan metode Mempelajari pengaruh Koos et al, 2009.


deposisi uap (chemical konsentrasi nitrogen
vapour deposition) terhadap morpologi CNT

11 Nitrogen-carbon Sistem reduksi oksigen Liu & Dahn, 2008.


berstruktur nano dan dalam PEMFC
kompositnya.

12 Katalis paduan logam Sistem reduksi oksigen Hubert et al, 2005.


Pt-M dan non Pt dalam PEMFC

13 Perkembangan terakhir Sistem reduksi oksigen Bin Wang, 2005.


katalis non platina dalam PEMFC

14 Lempung sebagai Sistem reduksi oksigen Yi-Hao Pai et al,


katalis reduksi oksigen dalam PEMFC 2006.

15 Nitrogen-karbon Sistem reduksi oksigen Yuyan Shao et al,


berstruktur nano dan dalam PEMFC 2008.
kompositnya

MU02-9
Tabel 3 menunjukkan bahwa katalis non platina dapat Metode sol-gel organik pertama kali ditemukan oleh
berperan sebagai katalis platina dengan mensubstitusi Pekala. Pekala membuat gel karbon dari komponen
unsur N ke dalam bahan pendukung. Lapoan lainnya organik resorcinol (1,3 dihydroksi benzene) (R) dan
menyimpulka bahwa katalis bimetal atau trimetal formaldehid (F) dengan bantuan katalis Natrium
menunjukkan sifat ketahanan terhadap racun CO karbonat (Na2CO3). Resorcinol dan formaldehid
lebih tinggi dibandingkan dengan logam tunggal. bereaksi melalui reaksi polikondensasi menghasilkan
Sebagai contoh katalis Pt-Rh/C-N telah disintesis struktur matrik polimer tiga dimensi dan disebut
oleh (Vito Di Noto & Enrico Negrol, 2010). Logam hidrogel resorcinol -formaldehid. Hidrogel
Rhodium dapat mengadsorbsi CO sehingga dapat dikeringkan dalam waktu tertentu sehingga larutan
mempertahankan luas permukaan aktif logam Pt. akan mengental dan akhirnya membentuk gel
Katalis non platina sedang dalam perkembangan dan organik. Reaksi polikondensasi menyebabkan
penelitian untuk memperbaiki aktivitas dan stabilitas viskositas larutan semakin tinggi dan terjadi
katalis pada suasana asam. Metode yang banyak perubahan dari larutan (sol) menjadi gel. Reaksi
digunakan untuk memproduksi katalis non Pt adalah diawali pembentukan ion diikuti pembentukan rantai
metode sol-gel (colloidal methode) dan chemical polimer. Pada suasana asam ion H+ membuka ikatan
vapor deposition (CVD). rangkap gugus C=O formaldehid membentuk molekul
bermuatan positif [CH2OH]+. Molekul bermuatan
2.5.1 Sintesis katalis menggunakan metode positif bereaksi dengan resorcinol melalui reaksi
deposisi kimia fase uap (chemical vapor polikondensasi menghasilkan polimer resorcinol-
deposition, CVD). formaldehid dengan melepaskan satu molekul air.
Formaldehid di dalam sistem reaksi polikondensasi
Metode in telah digunakan untuk menyiapkan katalis berperan sebagai jembatan yang menghubungkan
Pt didukung oleh karbon (Pt/C). Semua proses antara satu molekul resorcinol dengan molekul
berlangsung menggunakan fase uap. Katalis yang resorcinol lain dan membentuk polimer.
dihasilkan dikumpulkan dalam bentuk partikel atau Pembentukan polimer ini merubah campuran yang
langsung didepositkan di atas lapisan film (ionomer) semula berupa larutan menjadi gel. Air yang
untuk menghasilkan elektrod seperti telah dilakukan dihasilkan diuapkan untuk mendapatkan gel kering.
di dalam pabrikasi elektroda PEMFC. Penjelsan Gel kering ini adalah gel yang mempunyai matrik
metodologi pabrikasi elektoda PEMFC menggunakan berupa kerangka karbon. Untuk mendapatkan luas
CVD akan dijelaskan pada bab mertodologi. permukaan aktif yang tinggi dari gel kerangka
karbon, diperlukan perlakuan panas pada suhu tinggi
2.5.2 Sintesis katalis non platina menggunakan tanpa oksigen (pirolisis) pada suhu (600-1000)oC..
metode sol-gel. Selain resorcinol-formaldehid, gel kerangka karbon
dapat dibuat menggunakan komponen lain yaitu
Metode sol-gel di dalam sintesis katalis digolongkan dengan menggunakan melamin-formaldehid-cresol-
menjadi dua yaitu: sol-gel organik dan sol-gel phenolic. Bisa juga menggunakan phenol-furfural-
anorganik. Di dalam makalah ini hanya menjelaskan cresol-resorcinol-formaldehid-poliuretan.
metode sol-gel organik sedangkan metode sol-gel
Meknaisme reaksi polikondensasi resorcinol-
anorganik akan dijelaskan pada makalah yang lain.
formaldehid ditampilkan oleh Gambar 3.

MU02-10
O- O

OH O + C
OH-
H H
+ C
OH
H H

OH H+ OH OH

+ C
+

H H

OH

OH OH

C H 2O H 2C OH

C H 2H O C H 2O H
H 2O
OH
CH2 CH2
OH
O HO
C H 2O H
CH2
OH
CH2
OH
OH

OH
OH
CH2

C H 2O H CH2

HO
OH
OH
H 2C
H 2C O H 2C
OH

HO

C H 2O H

Gambar 3. Mekanisme reaksi polikondensasi resorcinol-formaldehid (Regalbuto, 2006).

Tujuan pembentukan gel pada sintesis katalis M/C-N dihasilkan. Pada pH dibawah 5.5 dan di atas 6.25 pori
adalah untuk mendistribusikan komponen logam ke tidak terbentuk di dalam matrik karbon. Disamping
dalam komponen pendukung. Pencampuran logam pH, parameter lain yang berpengaruh terhadap
dan pendukung dilakukan pada fase cair-cair. struktur pori matrik adalah perbandingan mol R/F,
Pencampuran fase cair-cair diharapkan dapat dan perbandingan mol pelarut (water)/padatan (W/R).
mendistribusi komponen logam dengan merata di Perbandingan W/R didefinisikan sebagai
dalam matrik komponen pendukung. Disamping itu perbandingan mol reagensia (air, metanol dan pelarut
pencampuran fase cair memungkinkan terjadi lain) di dalam larutan dibagi dengan non pelarut. Pada
interaksi molekuler dalam skala amstrong sehingga pH tertentu semakin besar bagian padatan di dalam
menghasilkan struktur homogen. Interaksi antara ion gel, cenderung menghasilkan struktur pori ukuran
logam dan komponen pendukung melalui perubahan kecil dan waktu pembentukan gel semakin cepat.
dari fase solution (sol) menjadi gel diprediksi bukan Kondisi awal sebaiknya dalam suasana asam untk
hanya interaksi secara fisik tetapi memungkinkan mempercepat reaksi hydrolysis dan setelah reaksi
interaksi secara kimia melalui gugus fungsional hidrolisis sempurna, diperlukan kondisi basa untuk
polimer organik terbentuk. Peranan formaldehid mempercepat reaksi kondensasi. Selain hidroksida,
dalam campuran resorcinol-formaldehid sebagai basa karbonat juga dapat digunakan sebagai katalis.
pembentuk ikatan silang dalam reaksi polimerisasi. Suhu pembentukan gel pada sistem RF pada daerah
Reaksi polimerisasi RF memerlukan katalis basa atau suhu (50-90) C, semakin tinggi suhu semakin cepat
asam atau campuran asam dan basa untuk pembentukan gel (Ko, 1997; Caballero et al, 2008).
mengkondisikan pH larutan agar supaya berada pada
daerah pH (5.5<pH<6.25). Kondisi pH sangat Selain resorcinol dan formaldehid, untuk
menentukan struktur pori matrik karbon yang menghasilkan carbon nano fiber (CNF) dan carbon

MU02-11
nano structure (CNS) masih harus ditambahkan 3.1 Sintesis katalis non platina menggunakan
surfaktan cetyltrimethylammonium bromide dan metode CVD.
cosurfactant 1,3,5-trimethylbenzene dan tert-butanol
(tBuOH). Struktur CNF atau CNS tergantung kepada
Bahan bahan yang digunakan adalah (i) kertas karbon
jumlah t-BuOH yang digunakan di dalam campuran
resorcinol-formaldehid. Karbonisasi gel organik (toray) sebagai substrat, (ii) nikel sulfat (Ni (SO2)2),
dengan surfactant dan cosurfactant menghasilkan fero sulfat (Fe (SO4)2), etilena (sebagai sumber
nanopolimer dan cenderung menghasilkan karbon karbon) dan gas N2. Kertas karbon dengan ukuran
dengan struktur mikropori dan berbentuk CNF (5x5) cm2 dilapisi cairan nikel dan fero sulfat
dengan diameter 45-240 nm dan CNS dengan kemudian dikeringkan dan dimasukkan ke dalam
diameter 260-650 nm. Dari penelitian ini dapat tungku (furnace) yang dilengkapi dengan alat ukur
disimpulkan bahwa bentuk karbon CNW atau CNS
kecepatan gas, alat kontrol temperatur dan
tergantung kepada jenis surfaktan dan ko-surfactant
yang digunakan (Nishiyama et al, 2005; Fujikawa et seperangkat peralatan gelas sebagai tempat sampel.
al, 2007; Theodoros Tsoufis et al, 2007) Sampel dipanaskan pada suhu 900-1000oC tanpa
oksigen dengan dialiri gas N2 dan etilena selama
3. METODOLOGI PENELITIAN beberapa jam. Setelah waktu reaksi tertentu, sampel
didinginkan dan di karaketrisasi menggunakan SEM-
Dalam metodologi dijelaskan sintesis katalis dan EDAX untuk mengetahui struktur permukaan dan
pabrikasi elektrod non platina secara detail dengan susunan komponen yang ada dipermukaan kertas
menggunakan dua metode yaitu CVD dan metode karbon. Gambar 3 menunjukkan skema proses CVD
sol-gel.

Gambar 4. Sintesis katalis Ni-Fe/CNT-N menggunakan CVD.

3.2. Sintesis katalis non platina menggunakan disebut larutan bakal katalis. Larutan bakal katalis
metode sol-gel. dituang ke permukaan kertas karbon (carbon paper)
dan dikeringkan pada temperatur 50oC di dalam oven
Metode sol gel dalam pembuatan katalis Ni-Fe/CNT- selama 2 jam untuk menghasilkan lapisan gel.
N dilakukan dengan menggabungkan metode yang Pemanasan dilanjutkan pada temperatur 90oC selama
telah dilakukan oleh (Fujikawa et al, 2007). Untuk 24 jam untuk mendapatkan gel kering. Kemudian
lebih jelas metode sol-gel organik dapat dilihat pada dipanaskan pada suhu 1000oC dengan kecepatan
diagram alir proses (lihat Gambar 4-5.). Metode ini pemanasan 10oC/menit dan dijaga pada suhu tersebut
dilakukan dengan cara mencampur larutan NiSO4, selama 4 jam di dalam aliran N2 (Fujikawa et al.
FeSO4 , DMF ke dalam larutan yang terdiri dari 2007). Ratio molar R, F, CTAB, NaOH, TMB,
resorcinol, formaldehid, cetyltrimethylammonium tBuOH and H2O ditentukan
bromide, natrium hydroxide, tert-butanol, asam 2.0:4.0:1.0:0.25:1.0:x:360 (x = 0–6.0).
klorida, dan etanol (99.5%). Campuran diaduk
menggunakan pengaduk ultrasonik selanjutnya

MU02-12
Gambar 5. Diagram alir pembuatan katalis Ni-Fe/CNT-N menggunakan metode sol-gel.

3.2.1 Pirolisis gel organik di dalam gas inert (N2). sintering (penyatuan partikel menjadi partikel besar).
Setelah proses pirolisis karbon dapat berperan sebagai
Tujuan dilakukan pirolisis untuk mengkonversi katalis tanpa menambahkan logam, tetapi harus
xerogel resorcinol-formaldehid menjadi kerangka diaktifasi menggunakan KOH atau basa lain
karbon. Pirolisis dilakukan pada temperatur (800o– sehingga terjadi interaksi antara atom C dan logam K.
1000°C) dalam atmosfer (N2). Penomena selama Interaksi tersebut menghasilkan karbon dan kalium
pirolisis adalah membebaskan molekul air dan sebagai katalis bersifat basa yang tidak larut dalam
komponen organik ringan berlangsung secara air. Dalam proses pirolisis logam Ni dan Fe di
simultan dengan perubahan struktur karbon menjadi samping sebagai komponen aktif untuk mereduksi
struktur grafit (grafitisasi). Logam transisi berperan oksigen juga berperan sebagai katalis yang berperan
sebagai katalis grafitisasi. Pirolisis xerogel untuk membentuk struktur karbon menjadi CNT.
resorcinol-formaldehid pH rendah mendorong CNT sebagai pendukung katalis sangat diperlukan
membentuk material dengan struktur nanokristal. karena memiliki luas permukaan aktif yang sangat
Material berstruktur nanokristal merupakan tujuan besar.
yang ingin dicapai karena mempunyai porositas lebih
tinggi dibandingkan dengan grafit. Pirolisis 3.2.2 Reduksi
menghasilkan material dengan luas permukaan lebih
tinggi karena membentuk struktur mikro dan Tujuan proses reduksi sesudah proses pirolisis adalah
mesopori di dalamnya. Logam yang didistribusikan di untuk merubah logam dari bentuk teroksidasi menjadi
dalam fase gel memungkinkan distribusi komponen logam dalam bentuk netral (metallic state). Reduksi
secara merata di dalam materi karbon. Persyaratannya dilakukan pada temperatur (350 °C sampai dengan
temperatur pirolisis harus dijaga tidak boleh lebih dari 400 °C) dengan dialiri hidrogen.
1000oC karena di atas temperatur tersebut akan terjadi

MU02-13
FeSO4, NiSO4+
Pengaduk ultrasonik Resorcinol +
aquadest + DMF
Formaldehyde +
Sol
Na2CO3, aquadest
Gelasi Kertas karbon

Gel

Pirolisis pada temperature Redusi dengan dialiri H2 pada


(600 -1000) oC dialiri N2 (400-500)oC

Karakterisasi (SEM, RDE, Elektroda (anoda dan Membran elektrolit


XRD, EDX, BET, TEM, katoda) (Nafion)
XPS)
PEMFC

Luas permukaan aktif, Sistem uji PEMFC


dan struktur mikro

V,I, b, E0, R

Gambar 6. Diagram alir sintesis dan karakterisasi katalis Ni-Fe/CNT-N menggunakan metode sol-gel organik katalis.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Atom C
Metode CVD telah dilakukan untuk sintesis elektrod
non platina (Ni-Fe/CMT-N) dan elektrod yang
dihasilkan dianalisis memggunakan scanning electron
microscope (SEM-EDAX). Hasil analisis
menunjukkan bahwa CNT telah terbentuk di
permukaan kertas karbon (substrate) tetapi unsur N
belum dapat terdeteksi oleh EDAX. Hal ini
disebabkan karena atom N belum berhasil disubstitusi
ke jaringan struktur karbon. Hal ini disebabkan
karena substitusi unsur nitrogen ke jaringan struktur
karbon berlangsung pada fase uap dan pada N
temperatur tinggi sehingga kemungkinan
pembentukan ikatan C-N tidak akan terbentuk karena
nitrogen cenderung meninggalkan permukaan karbon
sebelum terjadi ikatan. Kelemahan ini akan diperbaiki Gambar 7. Substitusi N pada struktur permukaan
dengan menggunakan proses pencampuran unsur
nitrogen dan karbon dalam fase cair sebelum CNT (Carbon Nano Tube)
dilakukan pirolisis. Penelitian ini menggunakan
metode sol-gel organik. Hasil sintesisi katalis menggunakan metode sol-gel
belum dilakukan di laboratorium. Kajian dilakukan
secara teoritik dengan bantuan software (material
design) dan dari hasil simulasi mendapatkan
gambaran bahwa metode solgel dapat menghasilkan
katalis dengan struktur katalis Ni-Fe/CNT-N atau Ni-
Fe/C-N tergantung kepada kondisi pirolisis dan

MU02-14
reduksi serta kondisi operasi lainnya. Bentuk ikatan macam yaitu bentuk tersubstitusi, interkalasi, doping
unsur N pada atom C kemungkinannya ada tiga endohedral seperti Gambar 6 di bawah ini:

C N

Komponen
lain

Gambar 8. Bentuk ikatan CNT dengan komponen lain.

5. KESIMPULAN auto-electrolytic process. International Journal of


Hydrogen Energi, 35,10827-10827.
Dari hasil kajian pustaka dapat disimpulkan bahwa: Ayala P, Arenal L, Rummeli M, Rubio A, Pichler T.
Hidrogen lebih ekonomis di produksi dari bahan 2010. The doping of carbon nanotubes with
bakar fosil dengan menggunakan metode disosiasi- nitrogen and their potential application. Journal
reduksi dengan menggunakan katalis ganda NiSO4 of Carbon, 48: 575-586.
dan oksida logam. Metode ini menghemat biaya Ayhan Demirbas ·& Fatih Demirbas M. 2010. Algae
penyimpanan dan distribusi karena dapat digabung Energi, Algae as a New Source of Biodiesel.
dengan unit PEMFC. Pilihan yang kedua adalah Springer London Dordrecht Heidelberg New
metode dekomposisi katalitik menghasilkan hidrogen York British.
tanpa CO. Kedua proses ini dapat dipilih untuk Balu U, Balachandran, T.H. Lee, S.E. Dorris. 2007.
memecahkan masalah ketersediaan hidrogen untuk Hydrogen production bywater dissociation using
PEMFC. Sintesis katalis non platina menggunakan mixed conducting dense ceramic membranes.
proses CVD (deposisi kimia fase uap) belum berhasil International Journal of Hydrogen Energi, 32,
mensubstitusi unsur nitrogen ke jaringan struktur 451 – 456.
karbon. Penemuan metode baru (metode sol-gel Bin Wang. 2005. Recent development of non-
organik) masih harus dibuktikan di laboratorium platinum catalysts foroxygen reduction reaction.
dengan tujuan menemukan metode pabrikasi elektrod Journal of Power Sources, 152, 1–15.
PEMFC yang sesuai untuk produksi skala industri Bonura G, O. Di Blasi, L. Spadaro, F. Arena, F.
dan menurunkan biaya produksi PEMFC sehingga Frusteri. 2006. A basic assessment of the
teknologi PEMFC yang didukung oleh teknologi reactivity of Ni catalysts in thedecomposition of
hidrogen yang efisien dapat menjawab permasalah methane for the production of ‘‘COx-free’’
kekurangan energi dan lingkungan. hydrogen for fuel cells application. Journal of
Catalysis Today , 116, 298–303.
Daisuke Fujikawa, Masafumi Uota, Go Sakai,
6. DAFTAR PUSTAKA Tsuyoshi Kijima. 2007. Shape-controlled
synthesis of nanocarbons from resorcinol–
Alexey Serov, Chan Kwak. 2009. Review of non- formaldehyde nanopolymers using surfactant-
platinum anode catalysts for DMFC and PEMFC templated vesicular assemblies. Journal of
application. Journal of Applied Catalysis B: Carbon, 45, 1289–1295.
Environmental,90, 313–320. David B. Levin, Richard Chahine.2010. Challenges
Antal A Koos, Michael Dowling, Kerstin Jurkschat, for renewable hydrogen production from
Alison Crossley, Nicole Grobe. 2009. Effect of biomass. International Journal of Hydrogen
the experimental parameters on the structure of Energi, 35, 4962-4969.
nitrogen-doped carbon nanotubes produced by Elif Kırtay.2011.Recent advances in production of
aerosol chemical vapour deposition. Journal of hydrogen from biomass.Journal of Energi
Carbon, 47: 30-37. Conversion and Management, 52, 1778–1789.
Arunabha Kundu, J.H. Gil, J.H. Jang, H.R. Lee, C.R. Eswaramoorthi, V. Sundaramurthy, A.K. Dalai.
Jung, B.S. Ku, K.S. Chae. 2010. Room 2006. Partial oxidation of methanol for hydrogen
temperature hydrogen production from water in production over carbon nanotubes supported Cu-

MU02-15
Zn catalysts. Journal of Applied Catalysis A: Electrochemistry Communications, 11, 2097–
General, 313, 22–34. 2100.
Evdou A, V. Zaspalis, L. Nalbandian. 2010. Houcheng Zhang, Guoxing Lin, Jincan Chen. 2010.
La1_xSrxFeO3_σ perovskites as redox materials Evaluation and calculation on the efficiency of a
for application in a membrane reactor for water electrolysis system for hydrogen
simultaneous production of pure hydrogen and production. International Journal of Hydrogen
synthesis gas.JOURNQL OF Fuel 89, 1265– Energi, 35, 10851- 10858.
1273. Hubert A. Gasteiger, Shyam S. Kocha, Bhaskar
Faubert G, R. CoÃteÂ, D. Guay,J. P. Dodelet,G. Sompalli, Frederick T. Wagner. 2005. Review
DeÂneÁ s,C. Poleunisc andP. Bertrand. 1998. Activity benchmarks and requirements for Pt, Pt-
Activation and characterization of Fe-based alloy, and non-Pt oxygen reduction catalysts for
catalysts for the reduction of oxygen in PEMFCs. Journal of Applied Catalysis B:
polymerelectrolyte fuel cells. Journal of Environmental, 56, 9–35.
Electrochimica Acta, 43, 1969-1984. Hulteberg P.C., Karlsson H.T. 2009. A study of
Fanny Charreteur, St´ephane Ruggeri, Fr´ed´eric combined biomass gasification and electrolysis
Jaouen , J.P. Dodelet. 2008. Increasing the for hydrogen production. International Journal of
activity of Fe/N/C catalysts in PEM fuel cell Hydrogen Energi, 34, 772-782.
cathodes using carbon blacks with a high- John Regalbuto,” Catalyst preparation science and
disordered carbon content. Journal of engineering,” CRC press Illions Chicago, 2007.
Electrochimica Acta, 53, 6881–6889. Jose´ C. Escobar, Electo S. Lora, Osvaldo J.
Feg-Wen Chang, Ti-Cheng Ou, L. Selva Roselin, Venturini, Edgar E. Ya´n˜ez, Edgar F. Castillo ,
Wun-Syong Chen, Szu-Chia Lai, Hsiao-Min Wu. Oscar Almazan. 2009. Biofuels: Environment,
2009. Production of hydrogen by partial technology and food security. Journal of
oxidation of methanol over bimetallic Au– Renewable and Sustainable Energi Reviews, 13,
Cu/TiO2–Fe2O3 catalysts. Journal of Molecular 1275–1287.
Catalysis A: Chemical 313, 55–64. Jyh-Myng Zen. 2006. Clay as a dispersion agent in
Fr´ed´eric Jaouen, Jean-Pol Dodelet. 2007. Average anode catalyst layer for PEMF. Journal of Power
turn-over frequency of O2 electro-reduction for Sources, 163, 398–402.
Fe/N/C and Co/N/C catalysts in PEFCs. Jornal of Kiyoshi Otsuka, Aiko Mito, Sakae Takenaka, Ichiro
Electrochimica Acta, 52, 5975–5984. Yamanaka. 2001. Production of hydrogen from
Gang Liu, Xuguang Li, Prabhu Ganesan, Branko N. methane without CO2-emission mediated by
Popov. 2009. Development of non-precious indium oxide and iron oxide. International
metal oxygen-reduction catalysts for PEM fuel Journal of Hydrogen Energi 26, 191-194.
cellsbased on N-doped ordered porous carbon. Ko E. I. 1997 . Sol-Gel Process in the Handbook of
Journal of Applied Catalysis B: Environmental , Heterogeneous Catalysis edited by G. Ertl, H.
93, 156–165. Knözinger, and J. Weitkamp. Wiley-VCH,
Gary Chih-Kang Liu & Dahn J.R. 2008. Fe-N-C Weinheim.
oxygen reduction catalysts supported on Liliana Hernandez, Viatcheslav Kafarov. Use of
vertically aligned carbon Nanotubes. Applied bioethanol for sustainable electrical energi
Catalysis A: General, 347, 43–49. production.International Journal of hydrogen
Gregor Hoogers. 2003. Fuel Cell Technology Hand energi, 34 (2009) 7041- 7050.
Book, CRC Press LLC. Corporate Blvd., Boca Michel Lefe`vre, Jean-Pol Dodelet. 2003. Fe-based
Raton, Florida 33431. catalysts for the reduction of oxygen in polymer
Guevara J.C., J.A. Wang, L.F. Chen, M.A. electrolytemembrane fuel cell conditions:
Valenzuela, P. Salas, A. Garcı´a-Ruiz,J.A. determination of the amount of peroxide released
Toledo, M.A. Cortes-Ja´come, C. Angeles- during electroreduction and its influence on the
Chavez, O. Novaro. 2010. Ni/Ce-MCM-41 stability of the catalysts. Journal of
mesostructured catalysts for simultaneous Electrochimica Acta, 48, 2749-2760.
production of hydrogen and nanocarbon via M´edard C., M. Lef`evre, J.P. Dodelet, F. Jaouen , G.
methane decomposition. International Journal of Lindbergh. 2006. Oxygen reduction by Fe-based
Hydrogen Energi, 35, 3509-3521. catalysts in PEM fuel cell conditions: Activity
Gvozden S. Tasic, Scepan S. Miljanic , Milica P. and selectivity of the catalysts obtained with two
Marceta Kaninski , Djordje P. Saponjic , Fe precursors and various carbon supports. Jornal
Vladimir M. Nikoli. 2009. Non-noble metal of Electrochimica Acta, 51, 3202–3213.
catalyst for a future Pt free PEMFC. Journal of Mustafa Balat, Mehmet Balat. 2009. Political,
economic and environmental impactsnof

MU02-16
biomass-based hydrogen. Journal of Hydrogen Supramaniam Srinivasan. 2006. Processing,
Energy, 34, 3589-3603. storage,transmission, distribution,and safety In
Ningbo Gao, Aimin Li, Cui Quan, Fan Gao. 2008. the Fuel CellsFrom Fundamentals to
Hydrogen-rich gas production from biomass Applications. United States of America.
steam gasification in an updraft fixed-bed Tetsuya Shishido, Yoshihiro Yamamoto, Hiroyuki
gasifier combined with a porous ceramic Morioka, Katsuomi Takehira. 2007. Production
reformer. International Journal of Hydrogen of hydrogen from methanol over Cu/ZnO and
Energi, 33, 5430-5438. Cu/ZnO/Al2O3 catalysts prepared by
Norikazu Nishiyama, Tao Zheng, Yusuke Yamane, homogeneous precipitation: Steam reforming and
Yasuyuki Egashira, Korekazu Ueyama. 2005. oxidative steam reforming. Journal of Molecular
Microporous carbons prepared from cationic Catalysis A: Chemical, 268, 185–194.
surfactant–resorcinol/formaldehyde composites. Theodoros Tsoufis Panagiotis Xidas, Lubos Jankovic,
Journal of Carbon, 43, 269–274. Dimitrios Gournis, Athanasia Saranti, Thomas
Pe´rez-Caballero F, Peikolainen A.-L, Uibu M, Bakas, Michael A. Karakassides. 2007. Catalytic
Kuusik R. O, Volobujeva & M. Koel. 2008. production of carbon nanotubes over Fe–Ni
Preparation of carbon aerogels from 5- bimetallic catalysts supported on MgO. Journal
methylresorcinol–formaldehyde gels. Journal of of Diamond & Related Materials, 16, 155–160.
Microporous and Mesoporous Materials 108, Tim S. Olson, Kate Chapman, Plamen Atanassov.
230 236. 2008. Non-platinum cathode catalyst layer
Penkova A., L. Bobadillaa, S. Ivanova, M.I. composition for single Membrane Electrode
Dominguez, F. Romero-Sarriaa, A.C. Roger, Assembly Proton Exchange Membrane Fuel Cell.
M.A. Centeno, J.A. Odriozola. 2011. Hydrogen Journal of Power Sources, 183, 557–563.
production by methanol steam reforming on Tolga Balta M., Ibrahim Dincer, Arif Hepbasli. 2010.
NiSn/MgO–Al2O3catalysts: The role of MgO Potential methods for geothermal-based
addition. Journal of Applied Catalysis A: General hydrogen production. International Journal of
392 . 184–191. Hydrogen Energi, 35, 4949-4981.
Pieternel A.M. Claassen, Truus de Vrije, Emmanuel Vladimir M. Nikolic. 2009. Non noble metal catalyst
Koukios, Ed van Niel, Inci Eroglu, Michael for a future Pt free PEMFC.Electrochemistry
Modigell, Anton Friedl, Walter Wukovits, Communications, 11, 2097–2100.
Werner Ahrer. 2010. Non-thermal production of Yuyan Shao, Jiehe Sui, Geping Yin, Yunzhi Gao.
pure hydrogen from biomass: HYVOLUTION. 2008. Nitrogen-doped carbon nanostructures and
Journal of Cleaner Production, 18,54-58. their composites as catalytic materials for proton
Shuqin Song, Savvas Douvartzides, Panagiotis exchange membrane fuel cell. Journal of Applied
Tsiakaras. 2005. Exergy analysis of an ethanol Catalysis B: Environmental, 79, 89–99.
fuelled proton exchange membrane (PEM) fuel Zhi-Min Zhou, Zhi-Gang Shao, Xiao-Ping Qin, Xu-
cell system for automobile applications.. Journal Guang Chen, Zi-Dong Wei, Bao-Lian Yi. 2010.
of Power Sources, 145, 502–514. Durability study of Pt–Pd/C as PEMFC cathode
catalyst. Journal of Hydrogen Energy, xxx, 1-4.

MU02-17

You might also like