You are on page 1of 25

PERBANDINGAN TINGKAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA YANG TINGGAL

DENGAN ORANG TUA DAN TINGGAL SENDIRI PADA MAHASISWA


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh


Derajat Sarjana Keperawatan
pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh:
MIRANDA AYU FITRI AMELIA
20120320074

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
2
THE COMPARISON OF DEPRESSION AMONG STUDENTS WHO STAY WITH
PARENTS AND LIVES ALONE IN STUDENTS NURSING SCIENCE PROGRAM

PERBANDINGAN TINGKAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA


YANG TINGGAL DENGAN ORANG TUA DAN TINGGAL SENDIRI
PADA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Miranda Ayu Fitri Amelia1, Shanti Wardaningsih2


1
Mahasiswa Ilmu Keperawatan UMY, 2Dosen Ilmu Keperawatan UMY
e-mail : mirandapsik@yahoo.com

ABSTRACT
Depression is a problem sanity very important this when can be lowered productivity
and bad for themselves, the community and the environment. According to World Health
Organization (WHO), depression is very serious problem because it is the world ke-4
disease. The prevalence of depression that happened to students higher than the population
in general. Students the most experience symptoms of depression since the beginning of
college with various causes, as problems academic, solitude, economic problems and difficult
building relationships. The psikososial causes of depression, of joined with parents, joined
with friends, displacement residence, the education system, and opposition value system and
the lack of attention and support family. This research aimed to compare the rate of
depression among students living with parents and living alone in Nursing Science Program.
The design of this study is comparative deskriptive with the approach of cross-
sectional. The sample used as many as 54 student, chosen through purposive of sampling.
Depression instruments used was a beck depression inventory (BDI)-II. Data analysed
significance with statistical tests Mann whitney.
Mann-whiteney test results showed value p = 0,000 (p<0.05), with the results the
student who lives alone more suffer from depression (81,4%) , the mild depression (48,1%)
and depression and (33,3%) than student who live with parents (25,9 %), the mild depression
(22,2%) and depression and (3,7%).
The conclusion of research is there is a different levels of depression between students
who lives with parents and living alone in Nursing Science Program.

Keywords: Depression, family support , students

3
INTISARI

Depresi menjadi masalah kesehatan jiwa yang sangat penting saat ini karena dapat
menurunkan produktivitas dan berdampak buruk bagi diri, masyarakat serta lingkungan. Menurut
World Health Organization (WHO), depresi adalah masalah yang sangat serius karena merupakan
urutan ke-4 penyakit dunia. Prevalensi depresi yang terjadi pada mahasiswa lebih tinggi dibandingkan
populasi pada umumnya. Mahasiswa paling banyak mengalami gejala depresi sejak awal kuliah
dengan berbagai penyebab, seperti masalah akademik, kesendirian, masalah ekonomi dan sulit
membangun hubungan. Faktor psikososial menjadi salah satu penyebab depresi, yang berupa
perpisahan dengan orang tua, perpisahan dengan sahabat, perpindahan tempat tinggal, perubahan
sistem pendidikan, dan pertentangan sistem nilai serta kurangnya perhatian dan dukungan keluarga.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan tingkat depresi antara mahasiswa yang
tinggal dengan orang tua dan tinggal sendiri pada Program Studi Ilmu Keperawatan.
Desain penelitian ini adalah deskriptive comparative dengan pendekatan cross-sectional.
Sampel yang digunakan sebanyak 54 mahasiswa, yang dipilih melalui purposive sampling.
Instrumen depresi yang digunakan adalah Beck Depression Inventory (BDI) - II. Data dianalisis
signifikansinya dengan uji statistik Mann Whitney.
Hasil uji Mann-Whiteney menunjukan nilai p=0,000 (p<0,05), dengan hasil mahasiswa
yang tinggal sendiri lebih banyak mengalami depresi (81,4%), dengan rincian depresi ringan (48,1%)
dan depresi sedang (33,3%) dibandingkan mahasiswa yang tinggal dengan orang tua (25,9%), dengan
rincian depresi ringan (22,2%) dan depresi sedang (3,7%).
Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat perbedaan tingkat depresi yang signifikan antara
mahasiswa yang tinggal dengn orang tua dan tinggal sendiri pada mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan.

Kata kunci: Depresi, dukungan keluarga, mahasiswa.

4
I. PENDAHULUAN Berdasarkan penelitian Persatuan

Depresi menjadi masalah Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa

kesehatan jiwa yang sangat penting saat (PDSKJ) tahun 2007 menunjukkan,

ini karena dapat menurunkan sekitar 94% masyarakat Indonesia

produktivitas dan berdampak buruk bagi mengidap depresi tingkat ringan sampai

diri, masyarakat serta lingkungan berat (Rezki, dkk., 2014). Data Riset

(Qonitatin, dkk., 2011). Depresi Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun

merupakan salah satu gangguan jiwa 2013 menunjukkan prevalensi gangguan

alam perasaan (affective/mood disorder), mental emosional di Indonesia seperti

ditandai dengan kemurungan, kelesuan, ansietas dan depresi sebesar 6% dari

ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak populasi umum sedangkan di Yogyakarta

berguna, putus asa, perasaan sedih dan prevalensinya mencapai 8,1%. Provinsi

lain-lain (Safitri dan Hidayati, 2013). dengan prevalensi ganguan mental

Menurut World Health emosional tertinggi adalah Sulawesi

Organization (WHO), depresi adalah Tengah, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, DI

masalah yang sangat serius karena Yogyakarta, dan Nusa Tenggara Timur

merupakan urutan ke-4 penyakit dunia, (KEMENKES RI, 2013).

sekitar 20% wanita dan 12% pria dalam Maulida (2012) mengemukakan

kehidupannya pernah mengalami depresi, bahwa prevalensi depresi yang terjadi

sampai saat ini sekitar 5-10% orang di pada mahasiswa lebih tinggi

dunia mengalami depresi (Rezki, dkk., dibandingkan populasi pada umumnya.

2014). WHO memprediksikan pada tahun Penelitian yang dilakukan pada

2020 depresi akan menjadi penyebab mahasiswa Fakultas Kedokteran

penyakit kedua terbanyak di dunia setelah Universitas Diponegoro Semarang

penyakit kardiovaskuler (Maulida, 2012). (UNDIP) dengan 156 responden,

menunjukan bahwa (35,2%) responden

5
tidak mengalami depresi, (49,4%) dan sulit membangun hubungan.

mengalami depresi ringan, (12,8%) Tingginya gejala depresi pada tahun

depresi sedang, dan (2,6%) depresi berat pertama disebabkan oleh perubahan

(Larastiti, dkk., 2014). lingkungan belajar yang baru, jadwal

Rata-rata mahasiswa semester yang padat dan homesickness karena

awal sampai dengan semester akhir banyak mahasiswa yang tinggal jauh dari

mengalami masalah yang mengakibatkan orang tua. Gejala depresi pada tahun

kondisi stres dan dapat berubah menjadi berikutnya mengalami penurunan karena

depresi (Susilowati dan Hasanat, 2011). mahasiswa sudah mengembangkan

Penelitian Hadianto, dkk. (2014) mekanisme adaptasi dan koping terhadap

mahasiswa Fakultas Kedokteran lingkungan belajar dan perkuliahan baru

Universitas Tanjungpura Pontianak (Hadianto, dkk., 2014).

(UNTAN) yang mengalami depresi Beberapa faktor penyebab dari

paling banyak ditemukan pada depresi yaitu faktor biologis, faktor

mahasiswa yang tinggal di genetika dan faktor psikososial (Nilasari,

rusunawa/asrama kedokteran (42,1%), 2013). Stresor psikososial dapat berupa

diikuti mahasiswa yang tinggal di rumah perpisahan dengan orang tua, sahabat,

kontrakan atau kos (28,8%), dan perpindahan tempat tinggal, perubahan

mahasiswa yang tinggal di rumah sistem pendidikan, dan pertentangan

bersama orang tua atau sanak keluarga sistem nilai (Susilowati dan Hasanat,

(28%). 2011). Mekanisme koping yang efektif

Menurut Maulida (2012) akan menghasilkan adaptasi (Nasir dan

mahasiswa paling banyak mengalami Muhtih, 2011). Mekanisme koping yang

gejala depresi sejak awal kuliah dengan maladaptif dapat memberi dampak yang

berbagai penyebab, seperti masalah buruk bagi seseorang seperti isolasi diri,

akademik, kesendirian, masalah ekonomi berdampak pada kesehatan diri, bahkan

6
terjadinya resiko bunuh diri (Stuart, lingkungan, kondisi ini membuat mereka

2009). Kurangnya perhatian dan merasa cemas, tertekan bahkan depresi

dukungan keluarga juga menjadi (Seswita, 2013).

penyebab depresi pada mahasiswa Masalah ini menjadi semakain

(Anggraini, 2014). penting karena mahasiswa adalah generasi

Hasil studi pendahuluan di PSIK penerus bangsa. Konsentrasi dan prestasi

UMY angakatan 2015 pada bulan Desember mahasiswa baik di kampus maupun di

2015 dengan melakukan observasi dan masyarakat juga akan menurun dan

wawancara kepada 10 mahasiswa yang berdampak buruk apabila kejadian ini

tinggal dengan orang tua dan yang tinggal dibiarkan terus berlanjut. Mahasiswa yang

sendiri, didapatkan hasil bahwa 8 mengalami depresi harus mendapat

mahasiswa yang tinggal sendiri dan 6 penanganan yang tepat, salah satunya

mahasiswa yang tinggal dengan orangtua dengan melakukan bimbingan konseling

mengatakan bahwa pernah merasa kesepian, rutin dan terjadwal melalui Dosen

kemurungan, tertekan, sedih, putus asa, Pembimbing Akademik (DPA).

kurang mendapat perhatian, kasih sayang, Berdasarkan uraian diatas, maka

dukungan dan bimbingan langsung dari peneliti ingin meneliti apakah terdapat

orang tua. 6 mahasiswa lainnnya perbandingan tingkat depresi antara

mengatakan bahwa mereka tidak merasakan mahasiswa yang tinggal dengan orang tua

hal-hal seperti yang disebutkan di atas. dan tinggal sendiri di Program Studi Ilmu

Studi pendahuluan juga menunjukan Keperawatan UMY.

bahwa tidak semua mahasiswa dapat tinggal II. METODE

bersama orang tuanya, melainkan harus Desain pada penelitian ini adalah

tinggal sendiri jauh diperantauan. descriptive comparative, dengan metode

Mahasiswa perantauan juga dituntut untuk pengumpulan data cross sectional.

dapat mandiri dan menyesuaikan diri dengan Penelitian dilakukan di Program Studi Ilmu

7
Keperawatan UMY. Populasi dalam Analisis data yang digunakan adalah

penelitian ini adalah mahasiswa angkatan analisis univariat dan bivariat komparasi,

2015, berjumlah 117 orang. Besar total yaitu dengan Uji Mann-Whiteney.

sampel setelah dihitung menggunakan rumus III. HASIL PENELITIAN

Slovin adalah 54 orang responden, yaitu 27 1. Karakteristik Responden

orang mahasiswa tinggal bersama orang tua Tinggal dengan Tinggal sendiri
Karakteristik orang tua
dan 27 orang mahasiswa tinggal sendiri. Responden Frekuensi (%) Frekuensi (%)
(f) (f)
Usia
Tingkat depresi pada penelitian ini 18 tahun 7 25.9 19 70,4
19 tahun 17 63.0 16 59,3
menggunakan kuesioner Kuesioner Beck 20 tahun 2 7.4 2 7.4
21 tahun 1 3.7 - -
Depression Inventory (BDI) merupakan Jenis
kelamin
Laki-laki 8 29.6 8 29.6
instrumen dari Dr. Aaron T. Beck yang Perempuan 19 70.4 19 70,4
Suku
diterbitkan pada tahun 1961 dan Jawa 26 96.3 16 59.3
Non Jawa 1 3.7 11 40.7
Pengalaman
dimodifikasi pada tahun 1996. Instrumen ini tinggal
sebelumnnya
digunakan untuk mengukur tingkat Orangtua 20 74.1 19 70.4
Tinggal - - 2 7.4
keparahan depresi dan dirancang untuk sendiri (3
bulan)
Tinggal 7 25.9 4 14.8
individu yang berusia 13 tahun atau lebih sendiri (3
tahun)
(Beck, 2006). Tinggal - - 2 7.4
sendiri (6
tahun)
Instrumen BDI II terdiri dari 21 item
Jumlah uang
bulanan
pernyataan yang akan mengidentifikasi < 500.000 1 3.7 -
500.000 - 18 66.7 16 59.3
tingkat keparahan depresi. (Coper, 2010). 1.000.000
> 1.000.000 8 29.6 11 40.7
Riwayat
Maulida (2012) menjelaskan menurut keluarga
dengan
American Psychiatri Association dari 21 gangguan
mood
pernyataan kuesioner tersebut dapat Tidak 24 88.9 23 85.2
Ya 3 11.1 4 14.8
Jumlah 27 100 27 100
disimpulkan: skor 0 - 9 = tidak depresi, skor Sumber: data primer 2016
10 - 16 = depresi ringan, skor 17 - 29 = Berdasarkan tabel diatas, distribusi
depresi sedang, skor 30 - 63 = depresi berat. yang tinggal dengan orang tua usia 19 tahun

8
adalah usia terbanyak dengan 17 orang kelompok suku non jawa1 1 orang (40,7%).

(63,0%), sedangkan kelompok usia terkecil Pengalaman tinggal sebelumnnya bersama

adalah usia 21 tahun sebanyak 1 orang orang tua sebanyak 19 orang (70,4%),

(3,7%), jenis kelamin perempuan sebanyak tinggal sendiri (3 tahun) 4 orang (14,8%),

19 orang (70,4%), jenis kelamin laki-laki dan tinggal sendiri (3 bulan) 2 orang (7,4%),

sebanyak 8 orang (29,6%). Suku terbanyak dan tinggal sendiri (6 tahun) 2 orang (7,4%).

yaitu suku jawa sebanyak 26 orang (96,3%), Jumlah uang bulanan paling tinggi yaitu

sedangkan non jawa 1 orang (3,7%). 500.000-1.000.000 ada 16 orang (59,3%),

Pengalaman tinggal sebelumnnya bersama dan yang terendah >1.000.000 ada 11 orang

orang tua sebanyak 20 orang (74,1%), dan (40,7%), serta mayoritas riwayat keluarga

tinggal sendiri (3 tahun) sebanyak 7 orang dengan tidak gangguan mood sebanyak 23

(25,9%). Jumlah uang bulanan paling tinggi orang (85,2%), sedangkan dengan gangguan

yaitu 500.000-1.000.000 sebanyak 18 orang mood sebanyak 4 orang (14,8%).

(66,7%), dan terendah <500.000 sebanyak 1 2. Distribusi tingkat depresi mahasiswa yang

orang (3,7%), serta mayoritas riwayat tinggal dengan orang tua dan sendiri.

keluarga dengan tidak gangguan mood Tinggal dengan Tinggal sendiri


orang tua
Kategori
(n=27) Persentase (n=27) Persentase
sebanyak 24 (88,9%), sedangkan dengan
(%) (%)
Tidak Depresi 20 74.1 5 18.5
gangguan mood sebanyak 3 orang (11,1%). Depresi Ringan 6 22.2 13 48.1
Depresi Sedang 1 3.7 9 33.3
Distribusi yang tinggal sendiri usia Depresi Berat - - - -
Total 27 100 27 100
18 tahun adalah usia terbanyak dengan 19 Sumber: Data primer, 2016

orang (33,3%), sedangkan kelompok usia Responden yang termasuk kategori

terkecil adalah usia 20 tahun sebanyak 2 tidak depresi paling banyak yaitu mahasiswa

orang (7,4%), jenis kelamin perempuan 19 yang tinggal dengan orang tua sebanyak 20

orang (70,4%), jenis kelamin laki-laki 8 responden (74,1%), sedangkan depresi

orang (29,6%). Suku terbanyak yaitu suku ringan 13 responden (48,1%) dan depresi

jawa 16 orang (59,3%), sedangkan

9
sedang 9 responden (33,3%) paling banyak 4. Distribusi frekuensi tingkat depresi

pada mahasiswa yang tinggal sendiri. berdasarkan karakteristik responden

3. Perbandingan tingkat depresi mahasiswa mahasiswa yang tinggal bersama orang tua

yang tinggal dengan orang tua dan tinggal dengan analisa crosstab.

sendiri. Karakteristik
Tingkat Depresi
Tidak Depresi Depresi
Responden
Kelompok Mean SD P value Depresi Ringan Sedang
Mahasiswa 8,25 3,567 Usia
tinggal orang tua 18 tahun 6 1 0
0,000 19 tahun 11 5 1
Mahasiswa 13,85 6,175
tinggal sendiri 20 tahun 2 0 0
21 tahun 1 0 0
*p< 0,05= sifnifikan Jenis Kelamin
Laki-laki 6 2 0
Tabel dijelaskan bahwa nilai Mean Perempuan 14 4 1
Suku
pada kelompok mahasiswa tinggal dengan Jawa 19 6 1
Non Jawa 1 0 0
Pengalaman
orang tua sebesar 8,25 (SD=3,567) dan tinggal
sebelumnnya
pada kelompok mahasiswa tinggal sendiri Orangtua 13 6 1
Tinggal sendiri 0 0 0
(3 bulan)
Mean sebesar 13,85 (SD=6,175), setelah di
Tinggal sendiri 7 0 0
(3 tahun)
uji menggunakan Mann-Whiteney test Tinggal sendiri 0 0 0
(6 tahun)
didapatkan p=0,000 (p<0,05), sehingga Jumlah uang
bulanan
< 500.000 1 0 0
dapat disimpulkan bahwa terdapat 500.000 - 14 3 1
1.000.000
perbedaan tingkat depresi mahasiswa yang > 1.000.000 5 3 0
Riwayat
tinggal dengan orang tua dan tinggal keluarga
dengan
gangguan
sendiri di Program Studi Ilmu mood
Tidak 18 5 1
Keperawatan UMY. Ya 2 1 0
Total 20 6 1
Sumber: data primer, 2016

Tabel menunjukkan bahwa

mahasiswa tinggal bersama orang tua

yang tidak depresi sebagian besar pada

usia 19 tahun (11 orang), jenis kelamin

perempuan (14 orang), suku jawa (19


10
orang), pengalaman tinggal sebelumnya bahwa tidak ada mahasiswa yang

bersama orang tua (13 orang), jumlah berada pada tingkat depresi berat.

uang bulanan 500.000-1.000.000 (14 5. Distribusi frekuensi tingkat depresi

orang), dan tidak memiliki riwayat berdasarkan karakteristik responden

keluarga dengan gangguan mood (38 mahasiswa tinggal sendiri dengan analisa

orang). crosstab.

Mahasiswa dengan tingkat Karakteristik


Tingkat Depresi
Tidak Depresi Depresi
Responden
Depresi Ringan Sedang
depresi ringan berada pada usia 19
Usia
18 tahun 3 4 2
tahun (5 orang), jenis kelamin 19 tahun 2 9 5
20 tahun 0 0 2
perempuan (4 orang), suku jawa (6 21 tahun 0 0 0
Jenis Kelamin
Laki-laki 5 1 2
orang), pengalaman tinggal sebelumnya Perempuan 0 12 7
Suku
bersama orang tua (6 orang), jumlah Jawa 2 8 6
Non Jawa 3 5 3
uang bulanan 500.000-1.000.000 dan Pengalaman
tinggal
sebelumnnya
>1.000.000 sama jumlahnya yakni (3 Orangtua 4 9 6
Tinggal sendiri 0 2 0
orang), serta tidak memiliki riwayat (3 bulan)
Tinggal sendiri 0 2 2
(3 tahun)
keluarga dengan gangguan mood. Tinggal sendiri 1 0 1
(6 tahun)
Mahasiswa dengan tingkat Jumlah uang
bulanan
depresi sedang berada pada usia 19 < 500.000 0 0 0
500.000 - 3 8 5
1.000.000 2 5 4
tahun (1 orang), jenis kelamin > 1.000.000
Riwayat
perempuan (1 orang), suku jawa (1 keluarga
dengan
orang), pengalaman tinggal sebelumnya gangguan
mood
Tidak 5 13 5
bersama orang tua (1 orang), jumlah Ya 0 0 4
Total 5 13 9
uang bulanan 500.000-1.000.000 (1
Sumber: data primer, 2016
orang), serta tidak memiliki riwayat
Ttabel diatas menunjukkan
keluarga dengan gangguan mood (1
bahwa mahasiswa yang tinggal sendiri
orang). Hasil diatas menyebutkan
dan tidak mengalami depresi sebanyak
11
5 dari 27 orang, berada pada usia 18 bersama orang tua (6 orang), jumlah

tahun (3 orang), jenis kelamin laki-laki uang bulanan 500.000-1.000.000 (5

(5 orang), suku non jawa (3 orang), orang), serta tidak memiliki riwayat

pengalaman tinggal sebelumnya keluarga gangguan mood (5 orang).

bersama orang tua (4 orang), jumlah IV. PEMBAHASAN

uang bulanan 500.000-1.000.000 (3 1. Karakteristik Responden

orang), dan tidak memiliki riwayat a. Usia

keluarga dengan gangguan mood (5 Berdasarkan karakteristik

orang). responden dapat diketahuai bahwa

Tingkat depresi ringan paling mayoritas responden berusia 18-21

banyak dialami oleh mahasiswa tahun, dengan jumlah responden

sebanyak 13 dari 27 orang, sebagian terbanyak pada usia 19 tahun, yang

besar berada pada usia 19 tahun (9 merupakan usia paling banyak

orang), jenis kelamin perempuan (12 mengalami depresi. Usia ini

orang), suku jawa (8 orang), tergolong periode dewasa awal,

pengalaman tinggal sebelumnya yang baru beralih dari masa remaja

bersama orang tua (9 orang), jumlah dan memulai fase baru dalam

uang bulanan 500.000-1.000.000 (8 kehidupannya sebagai seorang

orang), tidak memiliki riwayat keluarga dewasa muda. Hal ini sejalan

dengan gangguan mood (13 orang). dengan Sarwono (2011), yang

Mahasiswa dengan tingkat menyatakan bahwa populasi paling

depresi sedang sebanyak 9 dari 27 banyak untuk mendapat resiko

orang, yang berada pada usia 19 tahun untuk mengalami depresi adalah

(5 orang), jenis kelamin perempuan (7 golongan usia muda. Menurut

orang), suku jawa (6 orang), Menslin (2007), priode dewasa

pengalaman tinggal sebelumnya muda dimana individu mulai

12
menginjak usia 18-29 tahun, yang penelitian Hadianto, dkk (2014),

merupakan masa peralihan dari menjelaskan bahwa mahasiswa

priode kehidupan sebelumnya yaitu perempuan lebih banyak yang

masa remaja. mengalami gejala depresi daripada

b. Jenis kelamin mahasiswa laki-laki. Sejalan

Hasil yang didapatkan dengan Martina (2012), perempuan

dalam penelitian berdasarkan akan lebih memberikan respon

karakteristik jenis kelamin bahwa fisiologis berupa aktivitas dari

sebagian besar responden adalah beberapa hormon dan

perempuan. Hal ini sesuai dengan neurotransmiter di dalam otak.

penelitian Prananingrum (2015), Hormon prolaktin pada perempuan

yang menjelaskan bahwa mayoritas juga lebih tinggi dari pada laki-laki.

mahasiswa keperawatan adalah Hormon ini yang memberikan

perempuan, ini dikarenakan praktek umpan balik negatif pada otak

keperawatan merupakan praktek sehingga dapat meningkatkan

yang berhubungan erat dengan emosional.

gender, selain itu persepsi c. Suku

mengenai dominasi perempuan Hasil penelitian ini

dalam dunia keperawatan juga menjelaskan sebagian besar berasal

masih kental, karena perempuan dari suku jawa, antara yang tinggal

dianggap memiliki naluri keibuan sendiri maupun tinggal bersama

dan sifat perduli terhadap orang. orang tua. Suku yang paling banyak

Berdasarkan data, sebagian mengalami depresi adalah

besar responden yang mengalami mahasiswa yang bersuku jawa. Hal

depresi adalah mahasiswa ini sesuai dengan Yana (2012),

perempuan. Hasil ini sesuai menyebutkan dalam falsafah jawa

13
terdapat istilah ajining diri soko d. Pengalaman tinggal sebelumnya

lathi yang berarti harga diri Hasil penelitian

seseorang tergantung pada mulut, karakteristik responden berdasarkan

ucapan, dan bahasanya, sehingga pengalaman tinggal sebelumnya

orang jawa berhati-hati ketika ingin paling banyak tinggal bersama

mengucapkan atau mengungkapkan orang tua, dan hanya sedikit yang

sesuatu. Budaya jawa juga memiliki pengalaman tinggal

mengajarkan wedi, isin, dan sendiri sebelumnya, sehingga ini

sungkan sehingga dapat bisa menjadi salah satu penyebab

membentuk rasapercaya diri yang depresi pada mahasiswa

rendah dan enggan menceritakan dikarenakan mengalami kesulitan

masalahnya. Berbeda dengan beradaptasi dengan lingkungan.

Munawaroh dan Retnowati Hal ini sesuai dengan

(2009), menjelaskan bahwa nilai penelitian Sitorus dan Warsito

budaya jawa yang rila, narimo, dan (2013), menjelaskan bahwa

sabar dapat mempengaruhi cara kesulitan yang dialami oleh

seseorang mandang dan menyikapi mahasiswa perantauan adalah tahap

masalah yang dialaminya, sehingga penyesuaian diri terhadap

menjadi kekuatan pribadi dalam lingkungan, baik tempat tinggal

menghadapi peristiwa yang maupun lingkungan akademis baru.

mengamcam. Menurut pemahaan e. Jumlah uang bulanan

peneliti ini berati setiap individu Hasil penelitian juga

dengan budaya yang berbeda akan sebagian besar mahasiswa dengan

memberikan respon yang berbeda uang bulanan sebesar 500.000 -

terhadap apa yang dialaminya, bisa 1.000.000 mengalami depresi

positif maupun negatif. ringan hingga sedang. Hal ini

14
sesuai dengan penelitian penelitian (1997) cit Lalitya (2012),

Ilyas, dkk (2014), menjelaskan menjelaskan bahwa gangguan alam

bahwa depresi tidak hanya perasaan (mood) memiliki

dipengaruhi oleh kecemasan, kecenderungan menurun kepada

melainkan hal lain seperti masalah generasi selanjutnya, jika salah satu

ekonomi dan sosial. Peneliti orang tua mengidap gangguan

memiliki asumsi jika sesorang mental (bipolar), maka anak

mengalami masalah ekonomi, hal memiliki resiko mengidap

tersebut dapat menjadi salah satu gangguan alam perasaan.

penyebab seseorang merasa 2. Tingkat depresi mahasiswa tinggal

tertekan, emosi tidak stabil dengan orang tua di PSIK UMY

sehingga dapat menimbulkan gejala Hasil penelitian menunjukan

depresi. bahwa tingkat depresi pada

f. Riwayat keluarga ganguan mood mahasiswa yang tinggal dengan

Hasil penelitian orang tua di PSIK UMY

menjelaskan bahwa sebagian besar menunjukkan sebagian besar dalam

dari mahasiswa tidak memiliki kategori normal. Mahasiswa yang

riwayat keluarga dengan gangguan termasuk dalam kategori tidak

mood, tetapi ada beberapa dari depresi sebagian besar berusia 19

mahasiswa memiliki riwayat tahun, berjenis kelamin perempuan,

keluarga gangguan mood. Riwayat suku jawa, pengalaman tinggal

keluarga dengan gangguan mood sebelumnya bersama orangtua,

dapat menjadi salah satu faktor dengan uang saku bulanan 500.000-

resiko seseorang terkena atau 1.000.000, dan tidak memiliki

mengalami hal yang sama. Hal ini keluarga dengan riwayat gangguan

sesuai dengan Kaplan dan Sandock mood.

15
Hasil ini menjelaskan bahwa proses perkuliahan. Beratnya beban

hanya sedikit mahasiswa yang perkuliahan yang menjadi tekanan

mengalami depresi saat tinggal bagi mahasiswa dan juga proses

bersama orang tua, dan sebagian adaptasi terhadap lingkungan

besar mahasiswa dalam kategori tidak perkuliahan yang baru, dapat diatasi

depresi. Peneliti berpendapat bahwa dengan stategi koping yang baik atau

hal ini dapat disebabkan karena positif. Depkes RI (2008)

adanya dukunga dari keluarga seperti menyebutkan bahwa mekanisme

dukungan dari orang tua yang dapat koping yang baik akan membentuk

berupa kasih sayang, motivasi, respon psikologis yang baik.

perhatian, pendampingan, bantuan Hasil penelitian juga

dan lain-lain, sehingga mahasiswa didapatkan bahawa ada beberapa

yang tinggal dengan orang tua tidak mahasiswa mengalami depresi, tetapi

merasa tertekan ataupun mengalami masih dalam batas yang sedikit dan

gejala depresi. Penelitian Saputri dan kategori ringan dan sedang. Hal ini

Indrawati (2011), juga menyebutkan mungkin disebabkan karena

bahwa dukungan sosial yang mahasiswa merasa kesulitan untuk

terpenting yaitu dukungan positif beradaptasi atau menyesuaikan diri

yang berasal dari keluarga, karena dengan hal yang baru di perkuliahan,

dapat memulihkan kondisi fisik dan seperti proses pembelajaran,

psikis seseorang, baik secara perkuliahan, lingkungan maupun

langsung maupun tidak langsung. teman baru walaupun sudah

Dukungan keluarga ini menjadi mendapat dukungan dari keluarga.

sumber kekuatan bagi mahasiswa Sejalan dengan penelitian Susilowati

dalam menghadapai tekanan dan dan Hasanat (2011), yang

beratnya beban yang dihadapi saat menyebutkan bahwa masa transisi

16
yang dialami mahasiswa baru 1.000.000, dan tidak memiliki

mengakibatkan mahasiswa keluarga dengan riwayat gangguan

mengalami mood negatif dan mood. Hasil ini menjelaskan bahwa

hambatan untuk melakukan pada mahasiswa yang tinggal sendiri

penyesuaian psikologis sampai akhir memiliki kecenderungan lebih tinggi

semester pertama. Selain itu, hal ini mengalami depresi.

juga dapat disebabkan karena adanya Tingkat depresi yang tinggi

kemungkinan bahwa mahasiswa yang pada mahasiswa yang tinggal sendiri

tinggal dengan keluarga justru dapat disebabkan oleh banyak hal,

mendapat paksaan, desakan, atau seperti kesulitan penyesuaian diri

tuntutan untuk memperoleh nilai dengan lingkungan, beban peruliahan

yang bagus bahkan nilai tertinggi yang berat dan juga kurangnya

saat proses perkuliahan. pengalaman seperti tidak pernah

3. Tingkat depresi mahasiswa yang tinggal berpisah dengan orang tua

tinggal sendiri di PSIK UMY sebelumnya. Hal ini sesuai dengan

Hasil penelitian menunjukan Sulsilowati dan Hasanat (2011),

bahwa tingkat depresi pada menjelaskan menurut pandangan

mahasiswa yang tinggal sendiri di kognitif Beck (1985), reaksi emosi

PSIK UMY sebagian besar muncul ketika individu menghadapi

mengalamai depresi. Mahasiswa yang situasi tertentu. Reaksi emosi yang

termasuk dalam kategori depresi dialami seseorang ditentukan dari

sebagian besar pada usia 19 tahun, bagaimana cara individu

berjenis kelamin perempuan, suku menginterpretasikan pengalaman-

jawa, pengalaman tinggal pengalamnanya terhadap situasi

sebelumnya bersama orangtua, tersebut. Martin dan Dahlean (2005)

dengan uang saku bulanan 500.000- dalam penelitiannya menjelaskan

17
bahwa pemikiran-pemikiran negatif memberikan nasehat, memotivasi,

pada diri seseorang dapat mengarahkan, memberi semangat,

memunculkan reaksi emosi negatif dan menunjukkan jalan keluar ketika

yang dapat berhubungan dengan sedang mengalami masalah serta saat

depresi.Pemikiran-pemikiran tersebut mengalami kendala berhubungan

berupa menyalahkan diri sendiri, dengan tingkat kesejahteraan individu

orang lain dan juga lingkungan. tersebut. Sehingga dukungan sosial

Peneliti berpendapat bahwa seseorang nantinya dapat mempengaruhi cara

dapat mengalami depresi dikarenakan seseorang mengontrol dan menekan

dirinya memiliki skema kognitif yang munculnya tekanan atau stres

negatif atau pemikiran-pemikiran berkelanjutan yang dialaminya.

yang negatif saat menghadapi 4. Perbandingan tingkat depresi

masalah atau tekanan. mahasiswa yang tinggal dengan

Hal lain yang dapat menjadi orang tua dan tinggal sendiri

penyebab adalah kurang adanya Hasil penelitian menunjukan

dukungan. Dukungan sosial maupun bahwa terdapat perbedaan tingkat

dukungan keluarga, karena jika tidak depresi pada mahasiswa yang tinggal

ada dukungan atau pun perhatian saat dengan orang tua dan tinggal sendiri

seseorang mengalami masalah atau di PSIK UMY. Hal ini dibuktikan

kesulitan ini dapat menyebebkan setelah di uji menggunakan Mann

dirinya merasa tertekan dan lebih Whiteney test didapatkan nilai

mudah mengalami depresi. Tentama p=0,000 (p<0,05). Hasil ini

(2014), menjelaskan bahwa dukungan membuktikan bahwa tingkat depresi

sosial dan kehadiran yang diperoleh mahasiswa yang tinggal sendiri lebih

individu dari keluarga, teman, dan tinggi dari mahasiswa yang tinggal

orang lain yang secara pribadi dalam dengan orang tua.

18
Hasil ini sesuai dengan pengaruh besar pada seseorang,

penelitian Hadianto, dkk (2014), karena dukungan tersebut berfungsi

bahwa sebagian besar mahasiswa sebagai pertahanan individu secara

yang mengalami depresi paling eksternal dalam pemecahan masalah.

banyak ditemukan pada mahasiswa Penelitian Ahmed, dkk (2010), juga

yang tinggal di rusunawa atau asrama menjelaskan bahwa dukungan sosial

kedokteran, diikuti mahasiswa yang orang tua dapat membentuk motivasi

tinggal di rumah kontrakan/kos, dan belajar dan emosi yang bersifat

mahasiswa yang tinggal di rumah adaptif pada seseorang. Hal yang

bersama orang tua/sanak keluarga. sama juga dijelaskan Tentama (2014),

Perbedaan tingkat depresi bahwa dukungan sosial dan kehadiran

yang signifikan pada mahasiswa yang yang diperoleh individu dari

tinggal sendiri dan tinggal dengan keluarga, teman, dan orang lain yang

orang tua dapat disebabkan oleh secara pribadi dalam memberikan

banyak faktor, salah satunya berupa nasehat, memotivasi, mengarahkan,

dukungan sosial. Tinggal bersama memberi semangat, dan menunjukkan

orang tua merupakan salah satu jalan keluar ketika sedang mengalami

sumber dukungan sosial. Pada masalah serta saat mengalami

mahasiswa yang tinggal dengan kendala, berhubungan dengan tingkat

orang tua tingkat depresinya lebih kesejahteraan individu tersebut.

rendah dan mayoritas tidak Sedangkan pada mahasiswa

mengalami depresi. Hal ini sesuai yang tinggal sendiri tingkat

dengan penelitian Utari dan depresinya lebih tinggi dan mayoritas

Rohmawati (2014), dukungan sosial mengalami depresi ringan hingga

dan lingkungan khususnya sedang. Hal ini sesuai dengan

lingkungan keluarga memiliki Susilowati dan Hasanat (2011), yang

19
menyebutkan bahwa mahasiswa memberikan kenyamanan secara fisik

seringkali menghadapi konflik dan dan psikologis.

perasaan takut berkaitan dengan Sesuai dengan penelitian

meninggalkan rumah, perubahan Rezki, dkk (2014), menjelaskan

peraturan, dan memasuki bahawa dukungan keluarga juga

perkuliahan, selain itu kegagalan sangat penting dalam mengatasi

dalam penyesuaian dan mengatasi depresi karena keluarga merupakan

masalah dapat menjadi penyebab orang terdekat yang merupakan

timbulnya depresi pada mahasiswa. sumber kekuatan.

Kurangannya dukungan sosial Selain itu rendahnya tingkat

juga dapat menjadi salah satu faktor depresi pada mahasiswa yang tinggal

yang menyebabkan tingginya depresi dengan orang tua juga dapat

pada mahasiswa yang tinggal sendiri. dipengaruhi oleh adanya kemampuan

Penelitian Qonitatin, dkk (2011), atau respon seseorang dalam

menjelaskan bahwa dukungan sosial mengelola stres yang ditimbulkan

dapat melindungi individu dari dari situasi yang mengancam yang

kejadian negatif yang dapat dapat menyababkan depresi. Hal ini

menyebabkan stress bahkan depresi. sesuai denagn penelitian Cynthia dan

Hal ini sejalan dengan Baron dan Zulkaida (2009), yang menyebutkan

Byrne (2005), dukungan sosial yang kemampuan dan pengalaman

diberikan oleh teman atau anggota seseorang dalam mengatasi masalah

keluarga juga mempunyai manfaat yang dihadapi serta terbiasa

penting disaat seseorang mengalami menganalisis masalah akan

stress dan strategi yang efektif untuk mendukung mereka dalam mengasah

mengatasi stress, serta dapat keterampilan mencari solusi (active

coping), yang sangat mungkin

20
berpengaruh terhadap cara sesorang seseorang. Spiritualitas baik yang

dalam mengatasi masalah dan dimiliki mahasiswa yang tinggal

menurunkan kecenderungan untuk dengan orang tua, mungkin dapat

depresi. menurunkan gejala depresi yang

Tingginya tingkat depresi dialaminya saat menghadapi tekanan.

pada mahasiswa yang tinggal sendiri Sesuai dengan pernyataan Puchalski

juga dapat disebabkan karena respon (cit. Angelos, 2007), yang

dan cara seseorang tersebut mengatakan bahwa spiritualitas

menanggapi atau memberikan respon merupakan sumber koping bagi

terhadap masalah yang dialaminya individu dengan cara membuat

dengan cara yang negatif. Hal ini individu memiliki keyakinan dan

sesuai dengan Berkel (2009), yang harapan positif, mampu menerima

menjelaskan bahwa mekanisme kondisi, sumber kekuatan, dan

koping merupakan faktor penentu membuat hidup lebih berarti.

yang menentukan mudah tidaknya Selain itu kesulitan

seseorang untuk mengalami gejala beradaptasi terhadap lingkungan baru

depresi. Avoidance coping pada mahasiswa yang tinggal sendiri

merupakan mekanisme koping paling juga dapat menjadi penyebab

maladaptif yang berhubungan dengan munculnya depresi. Hal ini sesuai

peningkatan stres, ansietas dan dengan Susilo (2014), menjelaskan

depresi sedangkan problem-focused bahwa mahasiswa luar jawa sering

coping dapat menurunkan gejala mengalami masalah dengan adaptasi

depresi. di lingkungan baru. Kesulitan untuk

Hal lain yang juga dapat beradaptasi dikarenakan adanya

mempengaruhi depresi adalah perbedaan nilai dan norma di daerah

spiritualiatas atau religiusitas asal ke lingkungan baru. Menurut

21
Gudykunst dan Kim (dalam menjelaskan bahwa faktor-faktor

Anggrelia 2012), mejelaskan bahwa yang menyebabkan depresi antara

berada dalam lingkungan yang lain berhubungan dengan ekonomi.

berbeda dapat membuat seseorang Hal ini sesuai dengan Hawari (2007),

mengalami keterkejutan dan tekanan, yang juga menjelaskan bahwa

sehingga dapat menyebabkan masalah keuangan (sosial-ekonomi)

terguncangnya konsep diri, identitas yang kurang baik, sangat berpengaruh

kultural dan menimbulkan kecemasan pada kesehatan jiwa seseorang.

yang tidak beralasan. Kuranya Sebagian mahasiswa yang

pengalaman sebelumnnya juga dapat tinggal sendiri juga ada yang tidak

menjadi penyebab seseorang lebih mengalami depresi, hal ini mungkin

rentan mengalamai depesi. dapat disebabkan oleh pengaruh

Hal lain yang mungkin dapat teknologi dan alat komunikasi yang

menjadi penyebab depresi pada semakin canggih. Batas-batas wilayah

mahasiswa yang tinggal sendiri tidak lagi menjadi penghalang,

adalah kepribadian seseorang, yang mahasiswa yang tinggal di

mungkin merupakan pribadi tertutup, kos/kontrakan, maupun asrama dapat

pencemas, atau depresif. Pribadi senantiasa bercerita tentang kesulitan

tersebut cenderung lebih rentan yang dihadapi kepada orang tua melalui

mengalami tekanan karena memiliki telepon atau sms. Selain itu perbedaan

sifat khawatir, ragu, tidak mau kalah, nilai dan norma, perbedaan bahasa,

mudah tersinggung, dan sebagainya. gaya hidup, merasa kehilangan atau

Faktor ekonomi juga dapat menjadi kekurangan kasih sayang oleh anggota

penyebab seseorang mengalami keluarga atau teman, dan merasa

depresi. Menurut Gilbert (dalam bingung dengan identitas diri, hal ini

Feltham dan Horton 2006), juga dapat menyebabkan sebagian besar

22
mhasiswa yang tinggal sendiri dalam kategori depresi, yaitu depresi

mengalami depresi. ringan dan sedang.

V. KESIMPULAN VI. Daftar Pustaka

Berdasarkan hasil penelitian dan 1. Ahmed, W., Minnaert, Alexander., Werf,


Gretje Vander. (2010). Percieved Social
pembahasan, maka disimpulkan sebagai Support and Early Adolescents
Achievement: TheMediational Roles of
berikut: Motivational Beliefs and Emotions.
Journal Youth Adolescence, 39, 36- 46.
1. Karakteristik responden pada penelitian 2. Angelos, Peter. (2007). Ethical Issues
In Cancer Patient Care: Addressing The
ini adalah mahasiswa yang tinggal Spiritual Needs Of Patients. USA:
Springer.
dengan orang tua dan tinggal sendiri, 3. Anggraini, D. I. (2014). Hubungan
Depresi dengan Status Gizi. Jurnal
sebagian besar berada pada usia 19 tahun, Medula. Vol. 2, No. 2, Februari 2014.
4. Anggrelia, Y. S. S. (2012). Hubungan
jenis kelamin perempuan, suku jawa, Culture Shock dengan Prestasi Belajar
pada Mahasiswa Asing Asal Malaysia di
pengalaman tinggal sebelumnya tinggal Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara. Skripsi Universitas
bersama orangtua, jumlah uang bulanan Sumatera Utara, Medan.
5. Baron, R. A., dan Byrne, D. (2005).
500.000-1.000.000, dan dengan riwayat Psiokologi Sosial Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
keluarga tidak mengalami gangguan 6. Beck, A. T. (2006). Depression: Causes
and Treatment. Philadelphia: University
mood. of Pennsylvania Press.
7. Berkel, H. V. (2009). The Relationship
2. Tingkat depresi mahasiswa yang tinggal Between Personality, Coping Styles and
Stress, Anxiety and Depression
sendiri lebih tinggi dibandingkan dengan (dissertation). New zealand: University
of Canterbury.
mahasiswa yang tinggal dengan orang tua 8. Cooper, E. (2010). Depression Among
African American Female College
dan di PSIK UMY. Students: Exploratory Factor Analyis of
The Beck Depression Inventory II.
3. Tingkat depresi pada mahasiswa yang ProQuest Dissertation And These.
9. Cynthia, T., dan Zulkaida, A. (2009).
tinggal dengan orang tua di PSIK UMY Kecenderungan Depresi pada Mahasiswa
dan Perbedaan Berdasarkan Jenis
sebagian besar termasuk dalam kategori Kelamin. Jurnal Psikologi. Vol.3
Oktober 2009.
tidak depresi. 10. Depkes RI (2008). Riset Keshatan Dasar.
www.litbang.go.id Diakses tanggal 9 Juli
4. Tingkat depresi pada mahasiswa yang 2016.Jakarta: Depkes RI.
11. Feltham, C., dan Horton, I. (2006).
tinggal sendiri di PSIK UMY termasuk Counseling and Psychotherapy. The Sage

23
Handbook. 2nd Edition British: Sage 20. Maulida, A. (2012). Gambaran Tingkat
Publication, Ltd. Depresi Pada Mahasiswa Program
12. Hawari, D. (2007). Sejahtera di Usia Sarjana Yang Melakukan Konseling Di
Senja Dimensi Psikoreligi pada Lanjut Badan Konseling Universitas Indonesia.
Usia (Lansia). Jakarta: Balai Penerbit Skripsi. Jakarta: Universitas Indonesia.
Fakultas Kedokteran Universitas 21. Menslin, J., M. (2007). Sosiologi dalam
Indonesia. Pendekatan Membumi. Jakarta. Erlangga
13. Hidianto, H., Tarigan, J., dan Andriani, 22. Munawarah, S. M., dan Retnowati, S.
R. (2014). Prevalensi dan Faktor-Faktor (2009). Hardiness, Harga Diri, Dukungan
Risiko yang Berhubungan dengan Sosial dan Depresi pada Remaja
Tingkat Gejala Depresi pada Mahasiswa Penyintas Bencana Di Yogyakarta.
Program Studi Pendidikan Dokter Jurnal Humanitas. Vol. 6, No. 2, Agustus
Fakultas Kedokteran Universitas 2009.
Tanjungpura. Pontianak: Fakultas 23. Nasir, A., dan Muhith, A. (2011). Dasar-
Kedokteran Universitas Tanjungpura. dasar Keperawatan Jiwa: Pengantar dan
14. Ilyas, M., Murtiani, dan Rezki, E. (2014). Teori. Jakarta: Salema Medika.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi 24. Nilasari, S. (2013). Positive
Tingkat Depresi Terhadap Pasien Lansia Psychotherapy Untuk Menurunkan
di Panti Sosial Tresna Werdha Mabaji Tingkat Depresi. Jurnal Sains dan
Gowa. Jurnal Ilmiah Kesehatan Praktik Psikologi. Vol. 1, No.2 Hal. 179-
Diagnosis. Vol. 5 Nomor 1 Tahun 2014. 189 Tahun 2013.
15. Kementerian Kesehatane RI. (2013). 25. Qonitatin, N., Widyawati, S., dan Asih,
Riset Kesehatan Dasar: RISKESDAS. Y. G. (2011). Pengaruh Katarsis dalam
Jakarta: Badan Penelitian Dan Menulis Ekspresif sebagai Intervensi
Pengembangan Kesehatan Kementerian Depresi Ringan Pada Mahasiswa. Jurnal
Kesehatan RI. Psikologi Undip. Vol. 9, No.1, April
16. Laliitya, K. (2012). Perbedaan Tingkat 2011.
Depresi pada Lansia yang Tinggal di 26. Rezki, E., Murtiani, H., dan Ilyas, M.
Rumah Dengan yang Tinggal di Panti (2014). Faktor-faktor yang
Sosial. Karya Tulis Ilmiah tidak Mempengaruhi Tingkat Depresi
diterbitkan. Yogyakarta: FKIK UMY. Terhadap Pasien Lansia Di Panti Sosial
17. Larastiti, A. P., Fitrikasari, A., dan Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa.
Sarjana, W. (2014). Hubungan Tingkat Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis. Vol.
Depresi dengan Perilaku Masturbasi pada 5, No. 1, Tahun 2014.
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Tahun 27. Safitri, Y., dan Hidayati, E. (2013).
Pertama. Jurnal Medika Muda. Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua
Universitas Diponegoro Semarang. Dengan Tingkat Depresi Remaja Di
Tahun 2014. SMK 10 November Semarang. Jurnal
18. Martin, R.C., dan Dahlen, E. R. (2005). Keperawatan Jiwa. Vol. 1, No. 1, Mei
Cognitive Emotion Regulation in 2013: 11-17.
Prediction of Depression, Anxiety, 28. Saputri dan Indrawati. (2011). Hubungan
Stress, and Anger. Personality and antara Dukungan Sosial dengan Depresi
Individual Differences, 39, 1249-1260. pada Lanjut Usia yang Tinggal di Panti
19. Martina, A. (2012). Gambaran Tingkat Wreda Wening WWardoyo Jawa Tengah.
Stres Kerja Perawat di Rumah Sakit Jurnal Psikologi Undip. Vol. 9, No.1,
Paru Dr. Moehammad Goenawan April 2011.
Partowidigdo Cisarua Bogor. Karta Tulis 29. Sarwono, S.W. (2011). Psikologi
Ilmiah Sastra Satu Universutas Indonesia. Remaja. Edisi Revisi. Jakarta : Raja
Depok : FIK UI Diakses pada 15 Juni Grafindo Persada.
2016 dari http://ww.ui.ac.id 30. Seswita, P. (2013). Hubungan Antara
Dukungan Sosial Dengan Resiliensi

24
Dalam Menghadapi Stres Akademik
Pada Siswa UPI Perantau. Skripsi
Universitas Pendidikan Indonesia
31. Sitorus, L. I. S., dan Warsito, H. (2013).
Perbedaan Tingkat Kemandirian dan
Penyesuaian Diri Mahasiswa Perantau
Suku Batak Ditinjau dari Jenis Kelamin.
Jurnal Psikoligi. Vol 01, Nomor 02,
Tahun 2012.
32. Stuart, G. W. (2009). Prinsip dan
Praktek Keperawatan Jiwa. Edisi 9.
Jakarta: ECG.
33. Susilo, P., I. (2014). Hubungan
Dukungan Sosial dengan Culture Shock
Pada Mahasiswa. Jurnal Online
Psikologi. Vol. 02 No. 02, Thn. 2014
http://ejournal.umm.ac.id
34. Susilowati, G. T., dan Hasanat, U. N.
(2011). Pengaruh Terapi Menulis
Pengalaman Emosional Terhadap
Penurunan Depresi pada Mahasiswa
Tahun Pertama. Jurnal Psikologi. Vol.
38, NO. 1, Juni 2011: 92 – 107.
35. Tentama, F. (2014). Dukungan Sosial
dan Post-Traumatic Stress Disorder pada
Remaja Penyintas Gunung Merapi.
Jurnal Psikologi Undip. Vol.13 No.2
Oktober 2014, 133-138.
36. Untari, I., dan Rohmawati. (2014).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kecemasan pada Usia Pertengahan
dalam Menghadapi Proses Menua. Jurnal
Keperawatan. AKPER 17 Karanganyar,
Vol. 1 No.2, 83-90.
37. Yana. (2012). Falsafah dan Pandangan
Hidup Orang Jawa. Yogyakarta: Bintang
Cemerlang.

25

You might also like