You are on page 1of 7

ISSN 2407-9189 The 3 rd Universty Research Colloquium 2016

EKTRAKSI MINYAK ATSIRI DARI BUNGA CENGKEH DENGAN PELARUT


ETANOL DAN N-HEKSANA

Luluk Pratiwi1 , Muhammad Saifur Rachman, dan Nur Hidayati 2


Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta
1
email: lulukpratiwi07@gmail.com
2
email: nur.hidayati@ums.ac.id

Abstract
Clove oil is one of the most important essential oil in the world due to the biological activities and
the wide use for medical therapies and fine chemicals raw material. Solvent extraction of essential
oil from clove bud using ethanol and n-hexane has been explored. The objective of this study was
to evaluate the effect of extraction time, ratio of clove bud and solvent, and kind of solvent on the
clove essential yield, density, refractive index and composition. The extraction times were for 3, 6,
and 9 hours using ethanol and n-hexane as solvents. Clove bud and solvent weight ratio were
tested at 1;5, 1:10 and 1:15. It was showed that by using ethanoland n-hexane, extraction time
affect the yield. The ratio of clove bud and ethanol solvent also affected the yield at low ratio (1:5
and 1:10), however an increase of ratio increased slightly the yield. Five compounds in the clove
oil have been identified, showing that the composition of the clove oil extracted was impacted by
kind of solvent. Ethanol extracted more eugenol than n-hexane.

Keywords: Minyak cengkeh, minyak atsiri, eugenol, ekstraksi.


Tabel 1. Standar Mutu Minyak Cengkeh
1. PENDAHULUAN SNI 06-2387-2006
Minyak cengkeh berasal dari tanaman Karakteristik Persyaratan
cengkeh (Eugenia aromaticum) baik dari Warna Kuning-coklat tua
Bau Khas minyak
bunga, batang, daun, dan gagang cengkeh.
cengkeh
Cengkeh termasuk suku Myrtaceae yang Bobot Jenis 200 C/200 C 1,025-1,049
banyak ditanam di beberapa negara termasuk Indeks Bias (n D20) 1,528-1,535
Indonesia. Minyak atsiri ini memiliki aktivitas Kelarutan dalam etanol 1:2 jernih
biologis seperti antibakteri, antijamur, 70%
insectisida dan antioksidan, dan digunakan Eugenol total, %,v/v Min. 78
sebagi sumber aroma dan bahan antimikroba β-caryophillene, %,v/v Maks. 17
dalam makanan (Huang et al. 2002; Ve lluti et
al. 2003). Minyak cengkeh juga memiliki efek
Kelebihan metode-metode distilas i tersebut
terapi untuk asma dan bebera pa alergi (Kim et
yaitu rendahnya biaya produksi, tetapi
al. 1998). Kandungan terbesar minyak ce ngkeh
penggunaan suhu tinggi dan adanya air dapat
adalah eugenol, seperti tersa ji pada Tabel 1.
menyebabkan kerusakan minyak ce ngkeh
Eugenol bermanfaat dalam pembuatan vanilin,
karena panas yang tinggi dan terjadinya reaksi
eugenil metil ester, dan eugenil asetat. Vanilin
hidrolisis dengan air, sehingga dapat
merupakan bahan pemberi aroma pada
menurunkan kualitas minyak cengkeh.
makanan, permen, coklat dan parfum (Guenther
Penelitian se belumnya terkait distilas i minyak
1990) .
cengkeh telah dilakukan beberapa peneliti
Pada dasarnya minyak cengkeh dapat (Nuryoto et al. 2011; Prianto et al. 2013).
diproduksi menggunakan distilas i kukus, Perbedaan metode isolas i berpengaruh pada
distilas i a ir, dan distilasi uap. Secara tradisional, mutu minyak yang dihas ilkan. Kekurangan
metode yang sering digunakan di pedesaan di metode distilas i dapat diatasi dengan metode
Indonesia adalah distilas i kukus. ekstraksi yang menggunakan pelarut. Suhu

655
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016

ekstraksi dapat dilakukan pada suhu ruang dan untuk pelarut etanol dan suhu 65oC untuk
tidak melibatkan air dalam proses pengambilan pelarut n-heksana. Minyak yang dihasilkan lalu
minyaknya. Beberapa jenis pelarut yang sering diukur densitas, indek bias , rendemen,
digunakan yaitu etanol, heksa na, benzena, komponen dan komposisinya. Rendemen
aseton, metanol dan iso propil alkohol dihitung se bagai ml minyak per 100 gram
(Guenther 1987). bunga cengkeh. Densitas ditentukan dengan
menggunakan piknometer, indeks bias
Pada penelitian ini, dilakukan isolas i
menggunakan refra ktometer ATAGO NAR–3T
minyak cengkeh dari bunga cengkeh
062230 dan komponen-komposisi
menggunakan metode ekstraksi dengan pelarut.
menggunakan GCMS Shimadzu QP 2010 SE.
Dipilih etanol dan n-heksana sebagai pelarut.
Etanol mempunyai titik didih yang rendah dan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
cenderung aman. Etanol juga tidak beracun dan
berbahaya, se lain itu etanol juga mempunyai a. Warna Minyak Ce ngkeh
kepolaran tinggi se hingga mudah untuk Minyak cengkeh yang dihasilkan dengan
melarutkan senyawa res in, lemak, minyak, ekstraksi menggunakan pelarut etanol berwarna
asam lemak, karbohidrat, dan senyawa organik coklat tua dan yang diekstraksi menggunakan
lainnya. Sedangkan heksana merupakan pelarut pelarut heksana berwarna kuning muda, seperti
non polar yang bersifat stabil dan mudah yang terlihat pada gambar 1. Warna minyak
menguap, se lektif dalam menguapkan zat, sesuai dengan syarat mutu warna pada SNI
mengekstrak zat pewangi dalam jumlah besar No.06-2387-2006 yaitu kuning-coklat tua.
(Munawaroh & Handayani 2010). Dengan Pengujian warna pada penelitian ini dilakukan
demikian sekaligus dapat dibandingan kelarutan dengan pengujian secara visual atau diamati
minyak cengkeh terhadap pelarut yang bers ifat secara langsung. Warna minyak yang coklat
polar dan non polar. juga dilaporkan oleh peneliti lain. Warna coklat
mungkin dise babkan oleh terkestraknya lebih
2. METODE PENELITIAN banyak impuritas dalam bunga cengkeh
(Wenqiang & Shufen 2007).
Bunga cengkeh kering yang digunakan
pada penelitian ini didapat dari peta ni cengkeh
di daerah Solo. Bunga cengkeh yang didapat
dari petani tidak dikeringkan lagi. Etanol dan n-
(a) (b)
heksana absolut teknis se bagai pelarut dibeli
dari Toko Kimia Agung Jaya di Surakarta. Alat
utama untuk ekstraksi adalah pera lata n gelas
biasa.
Bunga cengkeh yang telah di haluskan
sampai ukuran 40 mesh dica mpur dengan
pelarut etanol pada perbandingan berat tertentu
(1:5, 1:10 dan 1:15), sedangkan dengan pelarut
n-heksana hanya dipelajari pada perbandingan
1:10. Campuran diaduk menggunakan
menggunakan shaker selama waktu yang Gambar 1. Minyak cengkeh dengan pelarut
ditentukan (3, 6, dan 9 jam). Setelah itu etanol (a) dan dengan pelarut n-heksana (b).
campuran disaring untuk memisahkan ampas
bunga cengkeh dengan pelarutnya. Ekstrak b. Re ndemen Minyak Ce ngkeh
didiamkan dalam lemari pendingin se lama 24 Tabel 2 menunjukkan rendemen minyak
jam untuk mengendapkan lilin yang terekstrak. cengkeh berdasarkan jenis pelarut, lamanya
Minyak cengkeh kemudian dipisahkan dengan ekstraksi dan ras io bunga cengkeh pada pelarut
pelarutnya menggunakan a lat rotary evaporator etanol. Ekstraksi dilakukan pada perbandingan
pada tekanan vakum dan suhu sekitar 50oC massa bunga cengkeh dan pelarut = 1:10.

656
ISSN 2407-9189 The 3 rd Universty Research Colloquium 2016

Ditunjukkan bahwa rendemen dengan pelarut sebesar 8,6 % (Prianto et al. 2013) dan
etanol meningkat se iring dengan meningkatnya rendemen yang dihasilkan 1,9803 % dengan
waktu ekstraksi, berturut-turut rendemen metode distilas i kukus dengan bantuan
minyak cengkeh 24,40%, 27,99% dan 30,32% gelombang mikro pada daya 400 watt
pada wa ktu ekstrasi 3, 6, 9 jam. Sedangkan (Listyoarti et al. 2013). Sedangkan pada
rendemen minyak tidak banyak dipengaruhi penelitian dengan metode ekstraksi CO2
secara signifikan ketika ekstraksi menggunakan superkritis pada operasi 90 bar suhu 500C
pelarut n-heksana, yaitu sekitar 21% pada didapatkan rendemen sebesar maksimum 20%
waktu 3 dan 6 jam, kemudian penambahan bergantung pada waktu ekstraksi (Porta et al.
waktu ekstraksi menjadi 9 jam, rendemen 1998)/ Hasil tersebut menujukkan bahwa
meningkat menjadi 28%. perbedaan metode sangat berpengaruh terhadap
Kenaikan waktu proses yang digunakan rendemen minyak cengkeh.
menghas ilkan kenaikan jumlah minyak yang Menurut Prianto dkk., (Prianto et al. 2013)
dihasilkan. Lamanya ekstraksi akan membuat rendemen minyak dapat dipengaruhi oleh faktor
selaput pelindung minyak atsiri melunak dan pra dan pasca panen. Faktor – faktor pra panen
mempermudah penetrasi pelarut kedalam bahan yang mempengaruhi rendemen minyak meliputi
baku, kelarutan komponen-komponen minyak jenis tanaman, cara budidaya, waktu dan cara
cengkeh berjalan dengan perlahan se banding panen. Selain itu terdapat beberapa faktor pasca
dengan kenaikan wa ktu. Setelah itu panen yang mempengaruhi rendemen minyak
penambahan wa ktu tidak berpengaruh pada antara lain yaitu cara penanganan bahan dan
rendemen. Ha l ini disebabkan komponen metode penyulingan.
minyak pada bahan baku jumlahnya terbatas Ada beberapa kerugian dari proses
dan pelarut yang digunakan mempunyai batas pengecilan ukuran yaitu jumlah minyak atsiri
kemampuan untuk melarutkan bahan yang ada, yang dihasilkan akan berkurang karena
sehingga walaupun waktu ekstraksi menguapnya minyak dari bahan pada saat
diperpanjang minyak yang ada pada bahan pengecilan ukuran dan komposisi minyak atsiri
sudah tidak dapat melarut lagi. dapat berubah.

Tabel 2. Rendemen Minyak Cengkeh c. De nsitas Minyak Ce ngkeh


Waktu Re ndemen Densitas atau berat jenis minyak
Pelarut Rasio* merupakan kumpulan berat molekul dari
(jam) (% v/m)
Etanol 1:10 3 24,40 berbagai komponen penyusun suatu minyak
1:10 6 27,99 atsiri dalam volume yang telah ditentukan.
1:10 9 30,32 Harga densitas berkaitan dengan fraksi berat
1:5 6 20,04 komponen yang terdapat dalam minyak
1:15 6 28,80 cengkeh. Berat molekul senyawa berbanding
n-heksana 1:10 3 21,83 lurus dengan densitas minyak. Semakin besar
1:10 6 21,54 berat molekul suatu se nyawa, maka akan
1:10 9 28,00 menghas ilkan densitas yang besar. Untuk
menentukan mutu minyak ce ngkeh dari
Peneliti lain melaporkan bahwa rendemen parameter densitas, dilakukan pengamatan hasil
minyak bunga cengkeh sebesar 40,8% diperoleh uji minyak yang dihasilkan berdasarkan rentang
dengan menggunakan ekstraksi pelarut etanol harga SNI 06-2387-2006 yaitu 1,025-1,049
pada ras io 30 gram bunga cengkeh dan 250 g/ml pada suhu 20oC.
gram eta nol (Wenqiang & Shufen 2007), Tabel 3 menunjukkan densitas minyak
sedangkan dengan menggunakan pelarut n- cengkeh berdasarkan jenis pelarut, lamanya
heksana pada suhu 150-160oC diperoleh ekstraksi dan ras io bunga cengkeh pada pelarut
rendemen 21,3% (Hadi 2012). Dengan etanol. Densitas minyak cengkeh yang didapat
menggunakan metode distilas i uap se lama 8 dengan menggunakan pelarut etanol yaitu pada
jam, penelitian lain menghas ilkan rendemen rentang 0,96 – 1,0 gram/ml, se dangkan dengan

657
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016

menggunakan pelarut n-heksana yaitu sekitar bias yang besar memiliki kualitas lebih baik
0,720-0,789 gram/ml. Perubahan ras io bunga dibandingkan minyak dengan indeks bias kec il
cengkeh dan etanol hampir tidak mempengaruhi (Guenther 1987).
densitas minyak yang dihas ilkan, yaitu pada
0,97-1,01 gram/ml. Semua nilai densitas yang Tabel 4. Indeks Bias Minyak Cengkeh
didapatkan berada lebih rendah dari yang Waktu Indeks
distandarkan SNI, kemungkinan dise babkan Pelarut Rasio*
(jam) Bias
oleh belum tere ktraksi fraksi-fraksi berat Etanol 1:10 3 1,47146
komponen minyak bunga cengkeh karena 1:10 6 1,47366
keterbatasan daya larutnya atau kurang lamanya 1:10 9 1,45806
proses ekstraksi. 1:5 6 1,44606
1:15 6 1,48706
Tabel 3. Densitas Minyak Cengkeh
Waktu De nsitas Pengukuran indeks bias dilakukan dengan
Pelarut Rasio*
(jam) (g/ml) menggunakan refraktometer. Berdasarkan
Etanol 1:10 3 1,0076 Standar Nasional Indones ia (SNI 06-2387-
1:10 6 1,0080 2006) untuk mutu minyak cengkeh yang baik,
1:10 9 0,9705 rentang harga indeks bias yaitu berkisar antara
1:5 6 0.9705 1,528-1,535 pada suhu 20oC. Tabel 4
1:15 6 0,9672 menunjukkan indeks bias minyak cengkeh pada
n-heksana 1:10 3 0,7898 variabel yang diujikan. Menurut hasil analisa
1:10 6 0,7882 diperoleh harga indeks bias terendah yaitu
1:10 9 0,7204 1,3952 pada waktu 6 jam dan tertinggi 1,4714
pada waktu 3 jam dengan pelarut eta nol.
Terdapat beberapa has il penelitian Sedangkan indeks bias terhadap ras io bahan
mengenai densitas minyak cengkeh antara lain baku dengan eta nol diperoleh harga indek bias
densitas minyak cengkeh sekitar 1,0420-1,0217 terendah yaitu 1,4460 pada ras io 1:5 dan
gram/ml dengan metode distilas i air (Listyoarti tertinggi 1,4870 pada ras io 1:15. Jika
et al. 2013) sedangkan dari has il penelitian dibandingkan dengan rentang indeks bias SNI
(Prianto et al. 2013) didapatkan nilai densitas minyak cengkeh, maka harga indeks bias
minyak cengkeh sebesar 1,0663 gram/ml minyak yang dihas ilkan se muanya tidak
dengan metode distilas i uap selama 8 jam. memenuhi SNI.
Pengaruh kenaikan densitas memberikan Terdapat beberapa has il penelitian
kecenderungan peningkata n kelarutan minyak mengenai indeks bias minyak cengkeh antara
cengkeh. Pengaruh bahan baku,waktu dan lain pada penelitian (Nuryoto et al. 2011)
pelarut berkorelasi positif pada berat jenis dihasilkan nilai indeks bias sekitar 1,5195-
minyak cengkeh,semakin tinggi berat jenis 1,5210 dengan metode penyulingan uap dengan
menunjukkan minyak memiliki kualitas yang teknan 1,5 bar sedangkan pada percobaa n yang
baik (Guenther, 1987). telah dilakukan (Prianto et al. 2013) didapatkan
nilai indeks bias sebesar 1,5356.
d. Indeks Bias Minyak Ce ngkeh Waktu proses yang semakin lama akan
Sifat fisika yang juga dianalisa sebagai meningkatkan nilai indeks bias , hal ini
parameter kualitas minyak cengkeh adalah disebabkan karena se makin lama waktu proses
indeks bias minyak. Faktor yang mempengaruhi ekstraksi, maka semakin banyak komponen
nilai indeks bias yaitu kandungan air dalam fraksi berat yang terekstraksi sehingga indeks
minyak tersebut. Semakin banyak kandungan bias minyak semakin besar (Irawan 2010).
air dalam minyak, maka semakin kecil nilai Indeks bias dipengaruhi oleh panjang
indeks biasnya. Ha l ini disebabkan karena sifat rantai karbon dan jumlah ikata n rangkap.
dari air yang mudah untuk membiaskan cahaya Kenaikan nilai indeks bias menunjukkan
yang datang. Minyak atsiri dengan harga indeks peningkatan panjang ranta i karbon, dan jumlah

658
ISSN 2407-9189 The 3 rd Universty Research Colloquium 2016

ikatan rangkap. Dengan demikian peningkatan waktu 3 dan 9 jam yaitu komponen tertinggi
nilai indeks bias mengindikas ikan peningkatan adalah eugenol sebesar 87,18%. Penambahan
komponen-komponen senyawa kimia yang waktu ekstraksi tidak mempengaruhi persentasi
memiliki susunan rantai karbon panjang atau eugenol dalam minyak. Selain eugenol juga
ikatan rangkap yang banyak (Nuryoto et al. terdapat beberapa komponen lainnya yaitu β –
2011). Nilai indeks bias minyak cengkeh yang caryophyllene, trans-ocimene, eugenol acetate
diperoleh dari percobaan memiliki nilai indeks dan patchoulane. Namun pada varias i wa ktu 6
bias yang lebih rendah dibandingkan dengan jam tidak terdapat komponen patchoulane.
indeks bias standar. Ha l ini menunjukkan Dengan demikian untuk komponen eugenol
bahwa ekstraksi menggunakan pelarut etanol yang dihas ilkan dalam percobaan ini dengan
dan n-hekasana belum mampu mengekstrak metode ekstraksi pelarut etanol varias i wa ktu 3
komponen-komponen yang lebih berat. Selaras jam dan 9 jam telah memenuhi SNI No.06-
dengan nilai densitas yang juga mas ih rendah 2387-2006 dengan kandungan eugenol
dengan standarnya. minimum 78 % dan pada percobaan ini
dihasilkan eugenol sebesar 87,18 %.
e. Kompone n dan Komposisi Minyak
Ce ngkeh Tabel 5. Komposisi minyak Cengkeh
Minyak atsiri cengkeh mengandung Komponen Komposisi (%)
beberapa jenis komponen kimia yang menjadi Etanol n-heksana
komponen penyusun minyak terse but. 3 jam 9 jam 9 jam
Komponen kimia penyusun minyak akan Eugenol 87,18 87,18 76,30
memberikan sifat khas yang menjadi ciri suatu -Caryophyllene 7,97 8,76 14,77
minyak atsiri. Aroma minyak atsiri dibentuk Trans-ocimene 1,05 1,21 2,11
oleh se luruh komponen kimia penyusunnya, Eugenol Acetate 3,21 2,85 5,90
baik komponen utama maupun komponen Patchoulane 0,49 - 1,21
minor. Perbedaan komposisi penyusun minyak Total 100 100 100
atsiri menjadikan mas ing – mas ing minyak
memiliki aroma dan warna yang berbeda. Dengan menggunakan pelarut n-heksana,
Dalam penelitian ini analisa komponen teridentifikas i bahwa komposisi tertinggi
kimia penyusun minyak atsiri has il ekstraksi komponen dalam minyak cengkeh dengan
dilakukan dengan metode gas kromatografi adalah eugenol sebesar 76,30%. Selain eugenol
(GC-MS). Data spektrometri massa dari GC- juga terdapat komponen komponen yang sama
MS menunjukkan massa molekul mas ing- dengan minyak cengkeh yang diekstrak dengan
mas ing senyawa beserta pola fragmentasinya. etanol. Perbedaan jumlah kandungan eugenol
Senyawa-senyawa penyusun minyak atsiri dalam minyak yang diperoleh dengan jenis
tersebut diinterpretasikan berdasarkan pola pelarut yang berbeda mungkin disebabkan oleh
fragmentas i dan persen kemiripan dengan Data kemampuan pelarut dalam melarutkan tiap-tiap
Base (>90%). Untuk mengetahui kualitas komponen yang ada dalam bunga cengkeh.
minyak cengkeh berdasarkan komposisi kimia Wenqiang dkk. melaporkan bahwa metode
penyusunnya dapat digunakan SNI No. 06- isolas i minyak atsiri mempengaruhi jumlah
2387-2006 sebagai patokan. Da lam standar komponen yang ada dalam minyak cengkeh,
tersebut dinyatakan bahwa kandungan eugenol
sedangkan jumlah kandungan eugenol dan -
minimum sa ma dengan 78%.
Caryophyllene dalam minyak cengkeh tidak
Tabel 5 menyajikan data yang diperoleh
begitu signifikan perbedaannya (Wenqiang &
dari hasil uji GCMS yaitu komposisi minyak
Shufen 2007). Dengan metode distilas i uap
cengkeh yang diekstrak menggunakan pelarut
diperoleh persentasi tertinggi eugenol (61,2%),
etanol dan n-heksana. Ada lima komponen yang
disusul dengan metode ekstraksi super kritis
berhas il didentifikas i. Ditunjukkan bahwa (SFE) menggunakan CO2 ( 58,8%), lalu distilas i
komposisi kimia minyak cengkeh untuk metode
air (50,3%) dan terakhir ekstraksi dengan
ekstraksi dengan pelarut etanol pada varias i
pelarut eta nol (30,8%). Kandungan eugenol

659
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016

acetate tertinggi diperoleh dengan metode SFE, Irawan, T.A.B., 2010. Peningkatan Mutu
sekitar 20%, se dangkan metode lainnya pada Minyak Nilam dengan Ekstraksi dan
kisaran kurang dari 10%. Destilasi pada Berbagai Komposisi
Pelarut. Universitas Diponegoro.
4. SIMPULAN
Ekstraksi minyak bunga cengkeh dengan Kim, H.M. et al., 1998. Effect of Syzygium
menggunakan pelarut etanol dan n-heksana aromaticum extract on immediate
telah dilakukan. Pengaruh waktu ekstraksi dan
hypersensitivity in rats. Journal of
juga perbandingan jumlah bunga cengkeh dan
jumlah pelarut juga dipelajari. Dengan Ethnopharmacology, 60(4), pp.125–131.
menggunakan eta nol sebagai pelarut, besarnya
Listyoarti, F.A., Nilatari, L.L. & Prihatini, P.,
rendemen minyak bunga cengkeh dipengaruhi
oleh lamanya ekstraksi dan perbandingan massa 2013. pemanfaatan Microwave terhadap
bunga cengkeh dan pelarut. Sementara itu Jumlah Rendemenserta Mutu Minyak
kinerja n-heksa na sebagai pelarut juga Daun Cengkeh. Jurnal Teknik Pomits,
dipengaruhi oleh waktu ekstraksi. Karakteristik 2(1), pp.39– 43.
bobot jenis ata u densitas dan indeks bias
minyak yang dihas ilkan lebih rendah dari Munawaroh, S. & Handayani, P.A., 2010.
standar mutu yag ditetapkan, se hingga menjadi Ekstraksi Minyak Daun Jeruk Purut
tantangan yang perlu ditentukan solusinya.
(Citrus hystrix D.C.) Dengan Pelarut
Kadar eugenol dalam minyak cengkeh has il
ekstraksi dengan eta nol lebih tinggi Etanol dan N-Heksa na. Jurnal Kompetensi
dibandingkan dengan n-heksana, sebaliknya Teknik, 2(1), pp.73–78.
kandungan -Caryophyllene lebih rendah.
Nuryoto, Jayanudin & Hartono, R., 2011.
Etanol dan n-heksana menunjukkan pelarut
yang baik untuk ekstraksi minyak bunga Karakterisasi Minyak Atsiri dari Limbah
cengkeh, meskipun variabel proses yang lain Daun Cengkeh. In Prosiding Seminar
mas ih perlu diinvestigas i kondisi terbaiknya. Nasional Teknik Kimia “Kejuangan.” pp.
C07– 1.
5. REFERENSI
Guenther, E., 1987. Minyak Atsiri Jilid 1, Porta, G. Della et al., 1998. Isolation of Clove
Universitas Indonesia. Bud and Star Anise Essential Oil by
Guenther, E., 1990. Minyak Atsiri Jilid 3, Supercritica l CO 2 Extraction. Lebensm.-
Univers itas Indonesia. Wiss. u-Technol., 31, pp.454–460.

Hadi, S., 2012. Pengambilan Minyak Bunga Prianto, H., Retnowati, R. & Juswono, U.P.,
Cengkeh ( Clove Oil ) Menggunakan 2013. Isolasi dan karakterisasi dari
minyak bunga cengkeh (. Kimia Student
Pelarut n-Heksana dan Bnezena. Jurnal
Journal, 1(2), pp.269–275.
Bahan Alam Terbarukan, 1(2), pp.25–30.
Velluti, A. et al., 2003. Inhibitory effect of
Huang, Y. et al., 2002. Insecticidal properties of cinnamon , clove , lemongrass , oregano
eugenol , isoeugenol and methyleugenol and palmarose essential oils on growth
and their effects on nutrition of Sitophilus and fumonisin B 1 production by
zeamais Motsch . (Coleoptera : Fusarium proliferatum in maize grain ´ n.
Curculionidae) and Tribolium castaneum International Journal of Food
(Herbst) (Coleoptera : Tenebrionidae). Microbiology, 89, pp.145–154.
Journal of Stored Product Research, 38,
Wenqiang, G. & Shufen, L., 2007. Food
pp.403–412.

660
ISSN 2407-9189 The 3 rd Universty Research Colloquium 2016

Chemistry Comparison of essential oils of extraction methods. Food Chemistry, 101,


clove buds extracte d with supercritica l pp.1558–1564.
carbon dioxide and other three traditional

661

You might also like