You are on page 1of 6

PENGARUH TERAPI PSIKOEDUKASI TERHADAP BEBAN

CAREGIVER DALAM MERAWAT PENDERITA STROKE


Mira Agusthia
Ners, STIKes Awal Bros Batam, Jl. Gajah Mada Kav I
agusthiamira@gmail.com

ABSTRACT
Stroke patients in Indonesia are increasing every year and have a high degree of dependence on
caregiver. The more severe the load perceived by the caregiver the more severe the emotional level
felt by the caregiver, therefore caregiver requires upbringing in reducing the burden he feels that is
by providing psychoeducation therapy. Psychoeducation is one of the therapies that provide
information and education to the caregiver, thus psychoeducation is the right therapy in lowering
caregiver load. The purpose of this study was to determine the effect of psychoeducation therapy on
caregiver load in treating stroke patients. This research was conducted at National Stroke Hospital of
Bukittinggi from July 31st to September 1st 2017. The research type was quasi-experimental with
pretest and posttest with control group design using Zarit Burden Interview questionnaire. The
sample of 34 Caregiver using Purpossive Sampling technique. The results showed that there was a
decrease of Caregiver load in the intervention group as much as (12,71), deviation standard (4,566)
with p value 0,000 and the weight loss control group (0,41) standard deviation (0,795), with p value
0,050. Conclusion of the study of the influence of psychoeducation therapy on caregiver load in
treating stroke patients.

Keywords: Caregiver, Burden, Psychoeducation, Stroke

ABSTRAK
Penderita stroke di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya dan memilikitingkatketergantungan
yang tinggiterhadapcaregiver. Semakin berat beban yang dirasakan oleh caregiver semakin berat pula
tingkat emosional yang dirasakan oleh caregiver, oleh karena itu caregiver membutuhkan asuhan
dalam menurunkan beban yang dirasakannya yaitu dengan memberikan terapi psikoedukasi.
Psikoedukasi merupakan salah satu terapi yang memberikan informasi dan edukasi kepada caregiver,
dengan demikian psikoedukasi adalah terapi yang tepat dalam menurunkan beban caregiver. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi psikoedukasi terhadap beban caregiver dalam
merawat penderita stroke.Penelitian ini dilakukan Di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi mulai
dari tanggal 31Juli s/d 1 September 2017. Jenis penelitian adalah quasi-eksperimental dengan
rancangan pretest and posttest with control group menggunakan kuisioner Zarit Burden Interview.
Sampel berjumlah 34 Caregiver menggunakan teknik Purpossive Sampling. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa adanya penurunan beban Caregiver pada kelompok intervensi sebanyak (12,71),
standar deviasi (4,566) dengan p value 0,000 dan kelompok kontrol penurunan beban sebanyak (
(0,41) standar deviasi (0,795), dengan p value 0,050. Simpulan penelitian adanya pengaruh terapi
psikoedukasi terhadap beban caregiver dalam merawat penderita stroke

Kata Kunci: Caregiver, Beban, Psikoedukasi, Stroke

PENDAHULUAN prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan


Penyakit stroke merupakan diagnosis tenaga kesehatan sebesar 7 per
gangguan fungsi otak yang terjadi secara mil dan yang terdiagnosis oleh tenaga
mendadak dengan tanda dan gejala klinis kesehatan (nakes) atau gejala sebesar 12,1
fokal maupun global yang berlangsung per mil. Jadi, sebanyak 57,9 persen
selama 24 jam atau lebih yang penyakit stroke telah terdiagnosis oleh
menyebabkan kematian akibat gangguan nakes. Sementara di Rumah Sakit Stroke
peredaran darah. Riset Kesehatan Dasar Nasional jumlah penderita stroke adalah
(Riskesdas) Nasional tahun 2013, 12,2 per mil, artinya 122 dari 1000
penduduk menderita penyakit stroke, waktu yang panjang dapat mengakibatkan
karena angka kejadian di Rumah Sakit depresi pada caregiver itu sendiri. Dari
Stroke Nasional sama dengan rata-rata 29% caregiver yang mengalami depresi,
nasional dengan demikian Rumah Sakit 5% diantaranya mengalami depresi berat.
Stroke Nasional termasuk urutan tertinggi Hal ini berakibat caregiver harus
di Indonesia. mengkonsumsi obat antidepresan untuk
Sebagian besar pasien pasca stroke mengurangi depresi yang dialaminya
akan mengalami gejala sisa yang sangat Tingginya beban yang dirasakan
bervariasi, dapat berupa gangguan oleh caregiver sangat berkaitan dengan
mobilisasi atau gangguan motorik, emosional caregiver itu sendiri. Semakin
gangguan penglihatan, gangguan bicara, tinggi beban yang dirasakan oleh caregiver
gangguan menelan, perubahan emosi, dan maka, semakin tinggi pula tingkat
gejala lain. Separuh dari penderita stroke emosional caregiver. Oleh karena itu,
yang selamat berada dalam kondisi cacat caregiver perlu dilakukan intervensi,
permanen dan akan mengalami khususnya intervensi keperawatan untuk
kekambuhan dalam hitungan minggu, mengatasi beban yang dirasakan oleh
bulan dan tahun. Dalam penelitian caregiver dan diharapkan intervensi ini
(Oyewole, 2012) tingkat kecacatan pada dapat memaksimalkan perawatan yang
penderita post stroke yang paling banyak akan diberikan kepada anggota keluarga
adalah kecacatan berat yaitu 62,0% - yang sakit. Adapun intervensi yang dapat
90,1%. Sedangkan penderita post stroke diberikan pada caregiver untuk mengatasi
dengan kecacatan ringan adalah 44,1 % - bebannya adalah dengan memberikan
20,5%. Artinya dengan kondisi penderita psikoterapi.
stroke yang sangat ketergantungan Psikoterapi individu merupakan
sehingga penderita stroke membutuhkan suatu metode terapi yang bertujuan untuk
bantuan serta dukungan dari keluarga yang merubah individu dengan cara mengkaji
merawat (caregiver) dalam melakukan perasaan, sikap, cara fikir dan cara
aktivitas sehari-hari. individu tersebut dalam berprilaku.
Kebutuhan penderita stroke Adapaun jenis psikoterapi yang bisa
bervariasi dari fisik (mobilitas), diterapkan untuk masalah psikososial
komunikasi (verbal dan nonverbal), caregiver yaitu ; Thought stopping
keperawatan (feeding, clothing, toileting), Therapy, Cognitive Therapy, Progressive
serta perubahan emosional dan psikologis. Muscle Relaxation Therapy,
Sehingga hal tersebut membuat caregiver Psychoeducation Therapy.
harus menyeimbangkan tanggung jawab Menurut Nurbani (2009),
ganda untuk merawat penderita stroke. menyampaikan bahwa psikoedukasi yang
Caregiver harus membagi waktu antara diberikan pada keluarga dapat menurunkan
pekerjaan, keluarga dan merawat penderita ansietas secara bermakna dimana
stroke. Karena sifatnya yang melemahkan psikoedukasi dapat digunakan sebagai
dan kronis, merawat korban stroke terapi yang dilakukan untuk mengatasi
seringkali memberi beban pada caregiver. masalah psikososial di rumah sakit
Semakin tinggi derajat kecacatan pasien umumnya dalam menurunkan ansietas dan
stroke semakin tinggi pula beban yang beban pada caregiver.
dirasakan oleh caregiver yang dapat Berdasarkan hal diatas terlihat
mempengaruhi kondisi fisik, psikologis, bahwa psikoedukasi efektif diberikan
sosial dan ekonomi mereka. Sekitar 30- kepada caregiver dalam merawat anggota
68% caregiver yang merawat penderita keluarga yang sakit karena terapi
stroke mengalami beban psikis yaitu psikoedukasi memberikan informasi dan
kecemasan dan depresi. Kecemasana yang edukasi untuk caregiver dalam mengatasi
dialami oleh caregiver dalam jangka masalah yang dirasakannya seperti salah
satunya adalah manajemen stres dan Tabel 1
manajemen beban keluarga. Terapi Analisis Perbedaan Beban Caregiver
psikoedukasi merupakan salah satu metode Di Rumah Sakit Stroke Nasional
efektif yang berikan pada caregiver. Bukittinggi
Psikoedukasi terdiri dari 5 sesi yaitu sesi 1; Jenis
Beban n Mean SD
p
Kelompok value
pengakjian masalah yang dirasakan oleh Sebelum 17 68,12 2,315
keluarga, sesi 2 ; perawatan klien, sesi 3 ; Setelah 17 55,41 5,209
Intervensi 0,000
manajemen stres keluarga, sesi 4; Selisih 34 12,71 4,566
manajemen beban keluarga, sesi 5; Sebelum 17 66,24 3,930
pemberdayaan komunitas membantu Kontrol setelah 17 65,82 3,972 0,050
keluarga (Tim Keperawatan Jiwa 2016). Selisih 34 ,41 ,795
Adapun tujuan dari psikoedukasi pada
caregiver adalah untuk meningkatkan Tabel 1 menunjukkan penurunan
pemahaman tentang perjalanan penyakit rata-rata beban caregiver sebelum
anggota keluarga, mengurangi tingkat diberikan terapi psikoedukasi adalah 68,12
kekambuhan dan meningkatkan fungsi dengan standar deviasi 2,315, sedangkan
keluarga dan klien (Stuart, 2016). setelah diberikan terapi
Penelitian ini bertujuan untuk psikoedukasiadalah 55,41 dengan standar
mengetahui pengaruh terapi psikoedukasi deviasi 5,209, dari hasil uji statistik
terhadap beban caregiver dalam merawat didapatkan (р value=0,000) dengan
penderita stroke penurunan beban sebesar 12,71 artinya ada
perbedaan beban yang bermakna pada
METODE PENELITIAN caregiver antara sebelum dan setelah
Penelitian ini dilakukan di wilayah mendapatkan terapi psikoedukasi.
Bukittinggi. Penelitian ini dimulai dari Pada kelompok kontrolrata-rata
februarri hingga November 2017. Populasi beban caregiver sebelum intervensiadalah
dalam penelitian ini adalah caregiver yang 66,24 dengan standar deviasi 3,930
merawat penderita stroke dirumah dengan sedangkan setelah intervensiadalah 65,82
kriteria responden yaitu caregiver dengan standar deviasi 3,972, dari hasil uji
tunggalyang merawat penderita stroke ± statistik didapatkan (р value=0,050)
10 jam dan tinggal serumah dengan dengan penurunan beban sebesar 0,41,
penderita stroke, berusia 20 – 59 tahun, artinya tidak ada perbedaan beban yang
kooperatif, dan berbadan sehat, bermakna pada caregiver antara sebelum
menggunakan metode penelitian dan setelah terapi psikoedukasi.
kuantitatif dengan desain penelitian quasi Hasil penelitian ini sejalan dengan
eksperimental dengan pendekatan pre – penelitian Iswadi (2016) menunjukkan
post test group design with control group. adanya penurunan beban caregiver
Tekhnik sampel yang digunakan dalam menjadi 46,45 dengan (p value 0,000).
penelitian ini adalah purposive sampling, Menurut Stuart & Laraia (2005)
jumlah sampel yang didapat sebanyak 34 psikoedukasi keluarga merupakan salah
responden. Pengolahan data melalui satu bentuk terapi perawatan kesehatan
analisa data secara univariat dan bivariat. jiwa dengan cara pemberian informasi dan
edukasi melalui komunikasi yang
HASIL DAN PEMBAHASAN teraupetik yang bertujuan untuk
Hasil penelitian ini dapat dilihat meningkatkan pencapian keluarga tentang
berdasarkan penyajian beban caregiver penyakit, dan mengajarkan teknik
sebelum dan sesudah diberikan terapi mengatasi masalah yang dirasakan oleh
psikoedukasi berikut; keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang sakit dengan manajemen stres
keluarga dan manajemen beban keluarga.
Terapi psikoedukasi keluarga ini bahwa terapi psikoedukasi dapat
memiliki pengaruh terhadap penurunan menurunkan beban caregiver dalam
nilai beban pada keluarga dengan merawat pasien dengan gangguan jiwa
penderita stroke disebabkan karena di Psikoedukasi keluarga merupakan
dalam pelaksanaan sesi terapi psikoedukasi salah satu dari enam praktek berbasis
keluarga terdapat pendidikan kesehatan pembuktian sebelumnya yang didukung
dan latihan tentang manajemen beban yang oleh pusat pelayanan kesehatan mental
diberikan dengan metode ceramah, diskusi, untuk individu dapat diberkan pada
dan demonstrasi cara mengatasi masalah. individu dengan penyakit mental kronis
Pendidikan kesehatan yang diberikan pada (Jeong, Myong and Koo, 2015). Menurut
sesi ke-4 manajamen beban berupa materi Stuart dan Laraia (2015), Terapi
yang meliputi; pegertian, proses terjadinya, psikoedukasi dalam penelitian ini
jenis beban, dampak dan cara mengatasi dilakukan sebanyak enam sesi. Sesi 1
beban. Dalam pelaksanaan terapi mengidentifikasi masalah kesehatan
psikoedukasi keluarga memanfaatkan caregiver yang dihadapi dalam merawat
leaflet sebagai media dokumentasi bagi penderita stroke dan merawat satu masalah
keluarga agar pada saat keluarga tidak lagi kesehatan anggota keluarga, pada sesi II
bersama terapis bisa tetap mengingat yaitu melatih caregiver cara merawat
materi yang sudah disampaikan dengan masalah kesehatan kedua yang dialami
membaca kembali leaflet yang diberikan. oleh penderita stroke, sesi III yaitu
Salah satu fokus dari psikoedukasi manajemen stres keluarga, sesi IV
adalah mengembangkan keterampilan caregiver mengidentifikasi beban yang
penyelesaian masalah dan dirasakannya, apakah beban objektif atau
mengembangkan keterampilan crisis beban subjektif, caregiver dilatih untuk
intervention dan dengan ditingkatkannya melakukan manajemen beban, sesi V
kemampuan caregiver dalam merawat mengidentifikasi hambatan keluarga dalam
penderita stroke maka dapat menghadapi merawat penderita stroke serta identifikasi
situasi permasalahannya sehingga masalah sistem pendukung diluar keluarga, Sesi VI
yang dirasakan dapat berkurang dan dapat mengevaluasi manfaat dari terapi
membantu caregiver menghadapi stressor psikoedukasi.
karena klien sakit (Gbiri, Olawale and Berdasarkan hasil penelitian
Isaac, 2015) didapatkan bahwa seluruh caregiver
Menururt peneliti terapi (100%) pada kelompok intervensi
psikoedukasi keluarga yang diberikan mengalami penurunan beban setelah
mampu menurunkan beban keluarga yang diberikan terapi psikoedukasi, rata – rata
pada akhirnya dapat meminimalkan penurunan beban yaitu 11 – 19 poin.
dampak yang dirasakan dalam merawat Penurunan beban ini terlihat pada
penderita stroke, sehingga keluarga pengurangan tanda dan gejala yang
mampu merawat penderita stroke dengan dirasakan oleh caregiver setelah diberikan
baik. faktor lain seperti agama, budaya, terapi psikoedukasi seperti caregiver
harapan dan pengabdian juga mengatakan tidak merasa marah, tidak
mempengaruhi beban yang dirasakan oleh merasa tertekan, merasa sedih, tidak
caregiver, oleh sebab itu pada kelompok merasa pusing, sakit kepala, dll.
kontrol juga dapat terjadi penurunan beban Pelaksanaan terapi psikoedukasi
Dalam penelitian Gonzales et keluarga yang dilakukan dalam penelitian
al(2010), mengatakan bahwa psikoedukasi ini memberikan pendidikan kesehatan dan
keluarga efektif dilakukan untuk latihan mengenai segala macam tentang
pencegahan ekspresi emosi dan beban masalah kesehatan yang dialami oleh
dalam merawat keluarga. Tanrıverdi D, anggota keluarga yang sakit maupun
Ekinci M. (2012) dalam penelitiannya caregiver, manajemen stres, dan
manajemen beban. Pemberian pendidikan stroke dari beban berat menjadi beban
kesehatan dan latihan ini berupa ceramah, sedang.
diskusi dengan keluarga, membagikan
leaflet untuk dibaca dan diskusikan UCAPAN TERIMAKASIH
bersama, serta mendemonstrasikan dan Terima kasih kepada semua pihak
melatih cara megatasi beban yang yang telah membantu dalam penelitian ini
dirasakan. serta kepada Rumah Sakit Stroke Nasional
Menurut Walsh (2010) Bukittinggi.
psikoedukasi dapat menurunkan stress
yang terkait dengan masalah yang DAFTAR PUSTAKA
dirasakan oleh caregiver seperti masalah ; Adrian J. Goldszmidt, MD & Louis R.
psikososial, fisik maupun masalah- Caplan M. Stroke Esensial. In
masalah yang timbul pada saat merawat 2013.
anggota yang sakit dan dapat mencegah Adelman, R. D., Tmanova, L. L., Delgado,
agar masalah tersebut tidak terjadi D., Dion, S., & Lachs, M. S.
kembali. Beban yang berlebih akan (2014). Caregiver burden: A
dirasakan keluarga sebagai manifestasi clinical review. JAMA, 311(10),
dari tuntutan ekonomi dan waktu yang 1052-1060. doi:
tidak singkat dalam perawatan, stigma 10.1001/jama.2014.304
sosial, ketergantungan penderita stroke Amaresha, A. C., Venkatasubramanian, G.
dengan keluarga, kesabaran yang tinggi (2012). Expressed Emotion in
dalam menghadapi emosi penderita stroke, Shcizophrenia: An overview.
dan menurunnya produktivitas dalam Indian J Psychol Med.
keluarga (Masitoh, Asiyah, & Sholihah https://doi.org/10.4103/0253-
(2014). Kondisi seperti yang menimbulkan 7176.96149.
beban yang tidak ringan dan dapat Badan Penelitian dan Pengembangan
menyebabkan munculnya dampak bagi Kesehatan, 2013. Riset
keluarga (Tsai dan Wang, 2008). Dampak Kesehatan Dasar. Jakarta:
keluarga akan mempengaruhi terhadap Departemen Kesehatan,
menurunnya kualitas hidup dan Republik Indonesia.
kemampuan keluarga dalam merawat Badan Pusat Statistik (BPS), 2011. Profil
penderita stroke. kesehatan tahun 2011. Diakses
Berdasarkan pernyataan diatas tanggal 5 April 2017 dari:
peneliti menganalisa bahwa dengan http://www.bps.go.id/
diberikannya terapi psikoedukasi pada Badan Pusat Statistik (BPS), 2013. Profil
caregiver yang merawat penderita stroke kesehatan tahun 2013. Diakses
dapat menurunkan beban caregiver. tanggal 5 April 2017 dari:
Penelitian ini dikatakan baik karena dalam http://www.bps.go.id/
terapi psikoedukasi caregiver Black, J., & Hawk, J. H. (2009). Medical
mendapatkan informasi dan pengetahuan Surgical Nursing. Clinical
tentang manajemen stres dan manajemen Management for Positif
beban, serta caregiver diajarkan latihan Outcomes (6th ed). Saunders:
dan keterampilan khusus dalam merawat Elsevier.
penderita stroke jika sewaktu terjadi stroke Brown, Nina W. 2011. Psychoeducational
berulang. Groups 3rd Edition: Process and
Practice. New York: Routledge
SIMPULAN Taylor & Francis Group.
Adanya pengaruh Terapi Carson, V.B. Mental Health Nursing : The
psikoedukasi yang diberikan terhadap Nurse Patient Journey.
beban caregiver dalam merawat penderita Philadelphia: W.B. Sauders
Company. 2000
Elmahdi, M, Kamel, F, Esmael, A, Lotfi,
M, Kamel, A & Elhosini, A
2011, ‘Burden of Care on
Female Caregivers and its
Relation to Psychiatric
Morbidity’, Middle East Current
Psychiatry 18: 65-71.

Gbiri, C. A., Olawale, O. A. and Isaac, S.


O. (2015) ‘Stroke management:
Informal caregivers’ burdens
and strians of caring for stroke
survivors’, Annals of Physical
and Rehabilitation Medicine.
Elsevier Masson SAS, 58(2), pp.
98–103. doi:
10.1016/j.rehab.2014.09.017.

Jeong, Y. G., Myong, J. P. and Koo, J. W.


(2015) ‘The modifying role of
caregiver burden on predictors
of quality of life of caregivers of
hospitalized chronic stroke
patients’, Disability and Health
Journal. Elsevier Inc, 8(4), pp.
619–625. doi:
10.1016/j.dhjo.2015.05.005.

You might also like