You are on page 1of 13

SUHU TUBUH BAYI BARU LAHIR DAN INISIASI MENYUSU DINI

Didien Ika Setyarini


Poltekkes Kemenkes Malang
Email: didienikasetyarini@yahoo.com

ABSTRACT
The bresastfeeding early initiation were done by skin to skin that the mother’s chest
can adjust the baby’s temperature with her. When the baby were too cold, the mother’s
temperature will be ascend 2oC, and when the baby were too hot the mother’s
temperature will be descend 1oC. In here the writer want to know the difference of
newborn temperature which given breastfeeding early initiation and the not one. This
research used comparative analitic research methode with cohort rapprochement.
And the data analize technique that used to check the hypothesis is two sample t-test.
The result of this research is, from three times measuring the newborn temperature
with breastfeeding early initiation, the lower newborn temperature is 36,6oC. The
average of newborn temperature at T1 is 36,7oC, and then 36,9oC at T2 and after that
at T3 is 37,2oC. And the newborn temperature without breastfeeding early intiation
has the lower temperature that is 36,4oC. The average temperature at T1 is 36,5oC
and then 36,8oC at T2 and 36,8oC at T3. From the statistic test which have done, the
writer get t-count in the amount of 3,63 and t-table in the amount of 2,306. So it can
be known that t-count > t-table , it means that H0 is rejected and H1 is recieved. So
we get the conclusion that there is a difference of newborn temperature which given
breastfeeding early initiation and the not one.

Keywords : newborn temperature, breastfeeding early initiation

Latar Belakang kulit ibunya paling kurang


Inisiasi Menyusu Dini (IMD) selama 60 menit (dr. Simplicia,
merupakan teknik menyusu 2009). Dengan demikian, bayi
secara dini yang dilakukan secara baru lahir yang dibiarkan kontak
aktif oleh sang bayi tanpa bantuan kulit dengan ibunya dapat
dari ibu dengan cara sang bayi di menyusu sendiri dengan baik.
dekatkan segera mungkin ke dada Pada dekade terakhir ini
ibu minimal selama satu jam mulai disosialisasikan tindakan
pasca persalinan selesai agar sang IMD pada semua bayi lahir yang
bayi aktif mencari puting susu bugar. Penelitian oleh Dr. Karen
ibu. Ternyata bayi manusia juga Edmond di Ghana pada tahun
seperti bayi mamalia yang lain 2006 terhadap hampir 11.000 bayi
mempunyai kemampuan untuk yang dilakukan IMD,
menyusu sendiri, mencari membuktikan bahwa IMD dapat
makanan alami sumber menurunkan angka kematian
kehidupannya sendiri, asalkan neonatal sampai 22 persen
dibiarkan kontak kulit dengan (Pediatrics, 2006). Selain itu,

36 | Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 3, September - Desember 2016


Journal Kedokteran Trisakti kecenderungan pelepasan panas
menyebutkan bahwa penelitian yang cepat pada lingkungan yang
oleh Fika dan Syafiq tahun 2003 dingin lebih besar dan sering
menunjukkan bayi yang diberi menjadi suatu keadaan yang
kesempatan untuk menyusu dini membahayakan bayi baru lahir
delapan kali lebih berhasil ASI (Bobak, 2005). Maka dari itu suhu
eksklusif. tubuh bayi baru lahir harus
Inisiasi menyusu dini dipertahankan dengan cara
dilakukan dengan metode skin to memberikan lingkungan yang
skin atau kontak kulit langsung hangat dan mencegah kehilangan
dari ibu ke bayi. Dada ibu dapat panas tubuh bayi melalui radiasi,
menyesuaikan dengan kebutuhan konduksi, konveksi maupun
tubuh bayi. Ketika bayi evaporasi.
kepanasan atau kedinginan dada Secara teori, dengan
ibu bisa menstabilkannya. Jika dilakukannya inisiasi menyusu
bayi kedinginan suhu ibu naik 2 0 dini yang menggunakan metode
C, dan ketika bayi kepanasan suhu kontak langsung kulit bayi dan
ibu turun 10 C (Utami Roesli, ibu, kehilangan panas bayi baru
2008). lahir dapat dicegah. Kemampuan
Suhu tubuh bayi baru lahir dada ibu untuk memberikan suhu
dipertahankan supaya tetap yang stabil pada bayi baru lahir
berada pada batas sempit suhu akan membantu bayi terlindungi
tubuh normal dengan dari bahaya hipotermia.
memproduksi panas sebagai Tujuan Penelitian ini adalah
respons terhadap pengeluaran Mengetahui adakah perbedaan
panas. Hipotermia akibat suhu tubuh bayi baru lahir yang
pengeluaran panas secara dilakukan inisiasi menyusu dini
berlebihan adalah masalah yang dengan yang tidak.
membahayakan hidup bayi baru
lahir. Hipotermia menyebabkan METODE PENELITIAN
terjadinya penyempitan
pembuluh darah yang Penelitian ini menggunakan
mengakibatkan terjadinya metode eksperimen dengan
metabolis anaerobik, pendekatan post-test only control
meningkatkan kebutuhan group design yaitu
oksigen, mengakibatkan pengelompokan anggota sampel
hipoksemia dan berlanjut dengan pada kelompok eksperimen dan
kematian (Saifudin, 2002). kelompok control dengan tujuan
Kemampuan bayi baru lahir untuk untuk mengetahui perbedaan
memproduksi panas seringkali tentang suatu keadaan, yaitu
mendekati kapasitas orang perbedaan suhu tubuh bayi baru
dewasa. Akan tetapi

Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 3, September - Desember 2016 | 37


lahir yang dilakukan inisiasi suhu tubuh bayi baru lahir.
menyusu dini dengan yang tidak. Penelitian ini dilakukan pada
Populasi dalam penelitian ini bulan April - Mei 20140, dengan
adalah semua ibu yang temapt penelitian Polindes
melahirkan di Polindes Asrikaton. Asrikaton – Pakis.
Sampel dalam penelitian ini Teknik pengumpulan data
adalah semua ibu yang yang digunakan dalam penelitian
melahirkan di Polindes Asrikaton ini yakni dengan pengambilan
pada bulam April – Mei 2014 data primer. Peneliti melakukan
dengan kriteria inklusi sebagai inisiasi menyusu dini pada ibu
beriku: Ibu yang bersedia menjadi dan bayi yang termasuk dalam
responden, Ibu yang melahirkan kelompok perlakuan kemudian
bayi normal (bukan bayi dengan mengukur suhu tubuh bayi
BBLR, asfiksia, dsb), sedangkan tersebut, serta mengukur suhu
kriteria eksklusi: Ibu inpartu tubuh bayi yang tidak dilakukan
dengan penyulit persalinan yang inisiasi menyusu dini yang
membutuhkan rujukan untuk termasuk pada kelompok kontrol.
penanganan selanjutnya. Bayi pada kelompok perlakuan
Jumlah sampel yang dilakukan IMD dahulu selama
digunakan sebanyak 18 orang ibu satu jam. Kemudian dibedong dan
melahirkan, dengan pembagian 9 diletakkan di tempat bayi di
orang sebagai kelompok sebelah tempat tidur ibu.
perlakuan dan 9 orang sebagai Kemudian dilanjutkan
kelompok kontrol. Teknik pengukuran suhu tubuh bayi pada
sampling yang digunakan pada enam jam dan dua belas jam
penelitian ini adalah teknik setelah kelahiran bayi. Bayi pada
accidental sampling yaitu kelompok kontrol yang tidak
pengambilan sampel di mana dilakukan IMD dibedong dan
seluruh populasi yang ditemui diletakkan pada tempat bayi di
peneliti saat penelitian diteliti. sebelah tempat tidur ibu.
Dari semua sampel yang didapat Kemudian suhu tubuh bayi baru
dibagi menjadi dua kelompok, lahir diukur sebanyak tiga kali
yakni yang diberikan perlakuan sama seperti bayi baru lahir pada
IMD (kelompok perlakuan) dan kelompok perlakuan. Setelah itu
yang tidak diberikan perlakuan peneliti membandingkan suhu
IMD (kelompok kontrol). tubuh bayi baru lahir tersebut
Variabel independen (bebas) untuk mendapatkan hasil bahwa
dalam penelitian ini adalah ada atau tidak ada perbedaan suhu
perlakuan inisiasi menyusu dini tubuh bayi baru lahir yang
dan tidak dilakukan inisiasi dilakukan inisiasi menyusu dini
menyusu dini. Sedangkan dengan yang tidak.
variabel dependen (terikat) yakni

38 | Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 3, September - Desember 2016


Teknik analisis data yang PANJAN
G BADAN IMD TANPA IMD
digunakan dalam penelitian ini LAHIR
adalah dengan menggunakan uji BAYI f % f %
statistik two sample T-test. < 45 cm 0 0 0 0
45-50 cm 8 88,9 9 100
> 50 cm 1 11,1 0 0
HASIL PENELITIAN Total 9 100 9 100
Data Umum
a. Berat Badan Lahir Bayi Dari data di atas dapat
dikatakan bahwa sebagian besar
Tabel 1. Distribusi Frekuensi atau mayoritas responden (88,9%)
Bayi Baru Lahir yang bayi baru lahir yang dilakukan
Dilakukan Inisiasi IMD memiliki panjang badan
Menyusu Dini dan yang lahir 45-50cm. Sedangkan 100%
Tidak Berdasarkan atau semua bayi baru lahir yang
Berat Badan Lahir Bayi tidak dilakukan IMD memiliki
panjang badan lahir 45-50cm.
BERAT BADAN IMD TANPA IMD
LAHIR BAYI f % f %
c. Paritas Ibu Bayi Baru Lahir
< 2500 gram 0 0 0 0
2500-4000 gram 8 88,9 9 100
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi
> 4000 gram 1 11,1 0 0 Bayi Baru Lahir yang
Total 9 100 9 100 Dilakukan Inisiasi
Menyusu Dini dan
Dari data di atas sebanyak yang Tidak
88,9% bayi baru lahir yang Berdasarkan Paritas
dilakukan IMD memiliki berat Ibu
badan lahir antara 2500-4000
gram. Sedangkan 100% atau IMD TANPA IMD
PARITAS
f % f %
seluruh responden (bayi baru Primipara 3 33,3 5 55,6
lahir) yang tidak dilakukan IMD 2-4 (multipara) 5 55,6 4 44,4
memiliki berat badan lahir 2500- > 4 (grandemulti) 1 11,1 0 0
4000 gram. Total 9 100 9 100

Dari data di atas dapat


b. Panjang Badan Lahir Bayi diketahui bahwa lebih dari
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Bayi setengah jumlah responden
Baru Lahir yang (55,6%) bayi baru lahir yang
Dilakukan Inisiasi dilakukan IMD merupakan anak
Menyusu Dini dan yang ke-2 s/d ke-5. Sedangkan
Tidak Berdasarkan sebanyak 55,6% bayi baru lahir
Panjang Badan Lahir yang tidak dilakukan IMD
Bayi merupakan anak pertama.

Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 3, September - Desember 2016 | 39


d. Usia Ibu Bayi Baru Lahir
Dari tabel di atas dapat
Tabel 4. Distribusi Frekuensi diketahui bahwa baik dari bayi
Bayi Baru Lahir yang baru lahir yang dilakukan IMD
Dilakukan Inisiasi maupun yang tidak, lebih dari
Menyusu Dini dan yang setengah jumlah responden
Tidak Berdasarkan (55,6%) memiliki lama kala I
Usia Ibu persalinan antara 3-6 jam.

USIA IBU IMD TANPA IMD


f % f %
< 20 tahun 0 0 1 11,1
21-25 tahun 2 22,2 4 44,4 f. Lama Kala II Persalinan
26-30 tahun 5 55,6 2 22,2
31-35 tahun 1 11,1 1 11,1 Tabel 6. Distribusi Frekuensi
> 35 tahun 1 11,1 1 11,1
Total 9 100 9 100 Bayi Baru Lahir yang
Dilakukan Inisiasi
Dari data di atas dapat dilihat Menyusu Dini dan yang
bahwa lebih dari setengah jumlah Tidak Berdasarkan
responden (55,6%) bayi baru lahir Lama Kala II
yang dilakukan IMD dari ibu Persalinan Ibu
yang berusia antara 26-30 tahun.
LAMA IMD TANPA IMD
Sedangkan 44,4% bayi baru lahir KALA II f % f %
yang tidak dilakukan IMD lahir 0-0,5 jam 4 44,4 4 44,4
dari ibu dengan usia antara 21-25 0,5-1 jam 5 55,6 5 55,6
> 1 jam 0 0 0 0
tahun.
Total 9 100 9 100

e. Lama Kala I Persalinan


Dari tabel diatas dapat dilihat
bahwa baik bayi baru lahir yang
Tabel 5. Distribusi Frekuensi
dilakukan IMD maupun yang
Bayi Baru Lahir yang
tidak, lebih dari setengah jumlah
Dilakukan Inisiasi
responden (55,6%) memiliki lama
Menyusu Dini dan yang
kala II antara 0,5-1 jam.
Tidak Berdasarkan
Sedangkan sebanyak 44,4% dari
Lama Kala I Persalinan
jumlah responden memiliki lama
Ibu
kala II kurang dari setengah jam.
LAMA IMD TANPA IMD
KALA I f % f % Data Khusus
0-3 jam 4 44,4 2 22,2
3-6 jam 5 55,6 5 55,6 a. Suhu Tubuh Bayi Baru
6-8 jam 0 0 2 22,2
8-10 jam 0 0 0 0 Lahir yang Dilakukan
>10 jam 0 0 0 0 Inisiasi Menyusu Dini
Total 9 100 9 100

40 | Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 3, September - Desember 2016


Tidak Dilakukan
Tabel 7. Distribusi Suhu Tubuh Inisiasi Menyusu Dini
bayi Baru Lahir yang
Dilakukan Inisiasi T2(O
RESPONDEN T1(OC) T3(O C)
C)
Menyusu Dini RK1 36,4 36,5 36,6
RK2 36,6 36,6 36,7
RESPONDEN T1(OC) T2(OC) T3(OC) RK3 36,5 36,6 36,9
RP1 36,6 36,8 37,2 RK4 36,4 36,6 36,8
RP2 36,7 36,7 37 RK5 36,4 36,6 36,8
RP3 36,7 36,9 37,1 RK6 36,6 36,6 36,8
RP4 36,6 36,8 37,1 RK7 36,5 36,5 36,8
RP5 36,6 36,9 37,3 RK8 36,5 36,5 36,8
RP6 36,8 36,8 37 RK9 36,4 36,5 36,7
RP7 36,6 37 37,2 Rata - rata 36,5 36,6 36,8
RP8 36,7 36,9 37,2
RP9 36,6 36,9 37,3
Dari data di atas dapat
Rata-rata 36,7 36,9 37,2 diketahui bahwa suhu terendah
pada T1 adalah sebesar 36,4oC.
Dari data di atas dapat dilihat Suhu terendah pada T2 adalah
bahwa suhu terendah pada T1 36,5oC dan 36,6oC pada T3.
untuk bayi baru lahir yang Sedangkan rata-rata suhu tubuh
dilakukan IMD adalah 36,6oC. bayi baru lahir yang tidak
Suhu terendah pada T2 adalah dilakukan IMD pada satu jam
36,7oC dan pada T3 sebesar 37oC. pertama setelah bayi lahir dan
Sedangkan rata-rata suhu tubuh diIMD (T1) adalah 36,5oC.
bayi baru lahir yang dilakukan Sedang pada enam jam setelah
IMD pada satu jam pertama (T1) bayi lahir (T2) rata-rata suhu
adalah 36,7oC. Sedang pada enam tubuh bayi baru lahir yang tidak
jam pertama (T2) rata-rata suhu dilakukan IMD adalah 36,6oC dan
tubuh bayi baru lahir yang 36,8oC pada T3 atau 12 jam
dilakukan IMD adalah 36,9oC dan setelah bayi lahir. Adapun rata-
37,2oC pada T3 atau 12 jam rata total dari suhu tubuh bayi
setelah bayi lahir. Adapun rata- baru lahir yang tidak dilakukan
rata total dari suhu tubuh bayi IMD yang diukur dalam tiga kali
baru lahir yang dilakukan IMD waktu yang berbeda di atas adalah
yang diukur dalam tiga kali waktu 36,6oC.
yang berbeda di atas adalah 37oC. c. Perbedaan Suhu Tubuh Bayi
Baru Lahir yang Dilakukan
b. Suhu Tubuh Bayi Baru Inisiasi Menyusu Dini dengan
Lahir yang Tidak Dilakukan yang Tidak
Inisiasi Menyusu Dini
Tabel 9. Distribusi Perbedaan
Tabel 8. Distribusi Suhu Tubuh Rata-Rata Suhu Tubuh
bayi Baru Lahir yang bayi Baru Lahir yang

Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 3, September - Desember 2016 | 41


Tidak Dilakukan tidak dapat dikatakan hipertermi.
Inisiasi Menyusu Dini Sedangkan rata-rata suhu tubuh
Suhu bayi baru lahir tanpa IMD, pada
Suhu BBL Suhu
Waktu BBL Tidak BBL T1 suhunya sama dengan rata-rata
Pengukuran IMD IMD Normal suhu tubuh bayi normal pada satu
T1 36,7 36,5 36,5 jam pertama setelah kelahiran.
T2 36,9 36,6 36,7 Namun suhu tubuh ini cenderung
T3 37,2 36,8 37
berada di bawah rentang suhu
tubuh bayi baru lahir normal.
Dari tabel di atas, dapat Dari perhitungan rumus di
diketahui bahwa rata-rata suhu atas, didapatkan hasil bahwa t
tubuh bayi baru lahir yang hitung = 3,63. Sedangkan pada
dilakukan IMD memiliki selisih tabel critical values untuk two
yang signifikan dengan suhu sample t-test dengan α = 0,05 dan
tubuh bayi baru lahir yang tidak df= n-1 = 8 didapatkan besar nilai
dilakukan IMD. Keduanya berada t tabel adalah 2,306. Maka dapat
pada rentang suhu tubuh bayi baru diketahui bahwa t hitung lebih
lahir normal. Namun suhu tubuh besar dari t tabel, sehingga H0
bayi baru lahir dengan IMD lebih ditolak dan H1 diterima. Dengan
hangat dibanding suhu tubuh bayi demikian dapat disimpulkan
tanpa IMD. bahwa ada perbedaan yang
bermakna antara suhu tubuh bayi
Grafik 1. Distribusi Perbedaan baru lahir yang dilakukan Inisiasi
Rata-Rata Suhu Tubuh Menyusu Dini dengan yang tidak
bayi Baru Lahir yang
Tidak Dilakukan
Inisiasi Menyusu Dini PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang
38 diperoleh, dapat diketahui bahwa
suhu
rata-rata total suhu tubuh bayi
37 BBL
baru lahir yang dilakukan inisiasi
IMD
36 menyusu dini adalah 37oC
T1 T2 T3 sedangkan rata-rata total untuk
suhu tubuh bayi baru lahir yang
Dari grafik di atas dapat tidak dilakukan inisiasi menyusu
dilihat bahwa rata-rata suhu tubuh dini adalah 36,6oC. Kedua rata-
bayi baru lahir dengan IMD rata suhu tubuh bayi baru lahir ini
berada di atas garis hijau (di atas sama-sama berada dalam rentang
rata-rata suhu tubuh bayi baru batas suhu tubuh bayi baru lahir
lahir normal). Namun suhu ini normal. Namun tubuh bayi baru
masih berada dalam batas rentang lahir yang dilakukan IMD lebih
suhu tubuh bayi normal, sehingga hangat atau lebih tinggi dibanding

42 | Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 3, September - Desember 2016


suhu tubuh bayi baru lahir yang dilakukan IMD, suhu tubuh
tidak dilakukan IMD. Terdapat paling rendah adalah 36,4oC.
selisih 0,4oC antara rata-rata suhu Rata-rata suhu tubuhnya adalah
tubuh bayi baru lahir yang 36,5oC pada T1, 36,5oC pada T2
dilakukan IMD dengan yang dan 36,8 oC pada T3. Selain itu
tidak. dari tiga kali pengukuran suhu
Suhu tubuh bayi baru lahir tubuh bayi baru lahir yang
baik yang dilakukan IMD maupun dilakukan secara berturut-turut,
yang tidak, diukur sebanyak tiga suhu tubuh bayi baru lahir yang
kali. Yakni setelah satu jam, dilakukan IMD selalu meningkat
setelah enam jam, dan setelah dua pada pengukuran selanjutnya,
belas jam bayi dilahirkan. Satu atau minimal sama dengan suhu
jam pertama setelah bayi tubuh pada pengukuran
dilahirkan adalah waktu di mana sebelumnya. Namun suhu ini
bayi seharusnya telah selesai masih berada dalam batas rentang
dilakukan IMD. Sedangkan enam suhu tubuh bayi normal, sehingga
jam setelah bayi lahir adalah batas tidak dapat dikatakan hipertermi.
waktu pengawasan ketat keadaan Sedangkan pada bayi baru lahir
umum ibu dan bayi. Suhu tubuh yang tidak dilakukan IMD, suhu
bayi seringkali naik turun secara tubuhnya cenderung tetap
drastis dalam enam jam pasca dibanding suhu pada pengukuran
kelahiran ini. Dan dua belas jam sebelumnya atau hanya sedikit
setelah bayi dilahirkan adalah mengalami peningkatan.
waktu di mana suhu tubuh bayi Dari data yang didapat dari
harus sudah berada dalam rentang hasil pengukuran suhu tubuh bayi
normal atau disebut stabil. Dalam baru lahir di atas, dilakukan
hal ini suhu tubuh bayi baru lahir pengolahan data dengan teknik
dikatakan stabil adalah ketika analisis data yang menggunakan
suhu tubuh bayi baru lahir berada uji statistik two sample T-test.
di atas angka minimum 36,5 oC Dan dari uji statistik yang telah
pada T1 dan 36,7oC pada T2 dilakukan, didapatkan t hitung
kemudian 37oC pada T3. sebesar 3,63 dan besar t tabel
Dari tiga kali pengukuran adalah 2,306. Sehingga dapat
suhu tubuh yang dilakukan pada diketahui bahwa t hitung > t tabel
bayi baru lahir dengan IMD, suhu dan kemudian ditarik kesimpulan
tubuh paling rendah dari bayi baru H0 ditolak dan H1 diterima.
lahir adalah 36,6oC. Rata-rata Dengan demikian dapat
suhu tubuh bayi baru lahir pada disimpulkan bahwa ada
T1 adalah 36,7 oC, kemudian 36,9 perbedaan yang bermakna antara
o
C pada T2 dan rata-rata pada T3 suhu tubuh bayi baru lahir yang
sebesar 37,2 oC. Sedangkan pada dilakukan inisiasi menyusu dini
bayi baru lahir yang tidak dengan yang tidak. Perbedaan

Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 3, September - Desember 2016 | 43


yang dimaksudkan adalah pada Edmond di Ghana pada tahun
suhu awal satu jam pertama, enam 2006. Penelitian terhadap hampir
jam dan dua belas jam setelah 11.000 bayi yang dilakukan IMD
bayi dilahirkan seperti yang telah ini membuktikan bahwa IMD
dijelaskan di atas. dapat menurunkan angka
Hal-hal di atas sesuai teori kematian neonatal sampai 22%.
bahwa dada ibu dapat Hasil penelitian ini menunjukkan
menyesuaikan dengan kebutuhan bahwa jika bayi diberi
tubuh bayi. Ketika bayi kesempatan menyusu dalam satu
kepanasan atau kedinginan dada jam pertama kelahirannya dengan
ibu bisa menstabilkannya. Jika dibiarkan kontak kulit ke kulit
bayi kedinginan suhu ibu naik ibu, maka 22% nyawa bayi di
20C, dan ketika bayi kepanasan bawah usia 28 hari dapat
suhu ibu turun 10C (Utami Roesli, diselamatkan. Hal ini karena bayi
2008). Bayi yang dilakukan IMD baru lahir yang dilakukan IMD
mengalami kontak kulit langsung akan lebih terlindung dari bahaya
dari ibu ke bayi (skin to skin hipotermia, stress dan infeksi
contact) sehingga suhu tubuhnya dibanding bayi baru lahir yang
dapat naik atau turun dengan tidak dilakukan IMD pada satu
dipengaruhi oleh suhu tubuh dari jam pertama kelahirannya.
dada ibunya. Adapun kaitan berat badan
Dokter spesialis anak dari lahir bayi dengan suhu tubuh bayi
Fakultas Kedokteran Universitas baru lahir dalam penelitian ini
Indonesia-Rumah Sakit Cipto adalah lemak bawah kulit bayi
Mangunkusumo, dr. Bernei baru lahir yang memiliki berat
Endyarni (2009), menyatakan badan lahir besar akan cenderung
bahwa perawatan bayi dengan lebih banyak dibanding bayi baru
metode kanguru (PMK) dapat lahir yang memiliki berat badan
menstabilkan suhu tubuh bayi lahir lebih kecil. Sehingga bayi
lebih cepat, menstabilkan denyut baru lahir dengan berat badan
nadi, dan pernafasan. Maka dari lahir besar akan lebih mampu
itu Inisisasi Menyusu Dini dengan menghasilkan panas tubuh yang
melakukan kontak langsung kulit membuat suhu tubuh bayi lebih
ibu dan bayi dapat membantu hangat.
menstabilkan suhu tubuh bayi, Panjang badan lahir bayi
denyut nadi dan pernafasannya. baru lahir sebenarnya tidak
Penelitian ini sangat memiliki pengaruh langsung
mendukung penelitian dalam suhu tubuh bayi baru lahir.
sebelumnya tentang Inisiasi Tetapi dalam hal ini panjang
Menyusu Dini yang dilakukan badan lahir bayi menambah luas
oleh para peneliti dari Inggris di permukaan bayi baru lahir yang
bawah pimpinan Dr. Karen akan sedikit banyak

44 | Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 3, September - Desember 2016


mempengaruhi penghantaran didapat Ibu mengenai hal-hal
panas antara bayi dengan yang berhubungan dengan
lingkungan sekitarnya. persalinannya akan semakin baik
bagi ibu dan bayinya.
Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
Rata-rata suhu tubuh bayi
baru lahir yang dilakukan IMD Arikunto, Suharsimi. 2002.
pada satu jam pertama adalah Prosedur Penelitian Suatu
36,7oC; pada enam jam pertama Pendekatan Praktek.
yakni 36,9oC; dan 37,2oC pada Jakarta: Rhineka Cipta.
dua belas jam pertama.
Rata-rata suhu tubuh bayi Bobak. 2005. Keperawatan
baru lahir yang tidak dilakukan Maternitas. Jakarta: EGC.
IMD pada satu jam pertama
adalah 36,5oC; pada enam jam Darwis. 2003. Metode Penelitian
pertama yakni 36,6oC; dan 36,9oC Kebidanan. Jakarta: EGC
pada dua belas jam pertama.
Ada perbedaan yang Fajar, Ibnu, dkk. 2009. Statistika
bermakna antara suhu tubuh bayi untuk Praktisi Kesehatan.
baru lahir yang dilakukan inisiasi Yogyakarta: Graha Ilmu.
menyusu dini dengan yang tidak
di Polindes Asrikaton-Pakis. Furqon. 2004. Statistika Terapan
Yakni terdapat selisih 0,4oC untuk Penelitian .
antara rata-rata suhu tbuh bayi Bandung: Alfabeta.
baru lahir yang dilakukan IMD
dengan yang tidak. Hamilton, Persis Mary. 2001.
Dasar-dasar keperawatan
Saran Maternitas. Jakarta: EGC.

Calon ibu bersalin sebaiknya Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-pokok


berusaha mencari informasi Materi Metodologi
sebanyak mungkin mengenai Penelitian dan
Inisiasi Menyusu Dini. Informasi Aplikasinya. Jakarta:
tentang IMDyang lengkap dan Ghalia Indonesia.
diperoleh secara awal akan
membantu berhasilnya IMD Hatono, Sutanto Priyo. 2001.
tersebut. Maka dari calon Ibu Analisis Data . Jakarta:
bersalin diharapkan aktif mencari Fakultas Kesehatan
informasi mengenai hal-hal yang Masyarakat Universitas
berkaitan dengan persalinannya. Indonesia.
Semakin banyak informasi yang

Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 3, September - Desember 2016 | 45


Muninjaya, Gde. 2003. Langkah- USAID. 2000. Perawatan Ibu dan
langkah Praktis Bayi Sehat. Jakarta:
Penyusunan Proposal dan Depkes RI
Publikasi Ilmiah. Jakarta:
EGC

Notoadmodjo, Soekidjo. 2005.


Metodologi Penelitian
Kesehatan . Jakarta:
Rineka Cipta.

Nursalam. 2008. Konsep Dan


Penerapan Metodologi
Penelitian Ilmu
Keperawatan . Jakarta:
Salemba Medika.

Riduan. 2009. Belajar Mudah


Penelitian untuk Guru,
Karyawan, dan Peneliti
Pemula. Bandung:
Alfabeta.

Riyadi, Doddy. 2008. Bagaimana


Menulis KTI Kesehatan.
Malang: Asah Asih Asuh.

Roesli, Utami. 2008. Inisiasi


Menyusu Dini. Jakarta:
Pustaka Bunda.

Soetjiningsih. 2001. ASI,


Petunjuk untuk Tenaga
Kesehatan. Jakarta: EGC.

The American Academy of


Pediatric. 2004. Perawatan
untuk Bayi dan Balita.
Jakarta: ARCAN.

46 | Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 3, September - Desember 2016


.PEDOMAN PENULISAN
JURNAL KESEHATAN

1. Naskah yang dikirim kepada redaksi belum pernah diterbitkan dan tidak
sedang diajukan untuk dimuat pada penerbit lain.
2. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia yang baku dan benar. Naskah
diketik dalam program ms-word dengan huruf Times New Roman
ukuran 11, jarak 1 spasi, ukuran kertas B5, margin atas 3 cm, kiri 3 cm,
bawah 3 cm, kanan 2,5 cm, dua kolom dengan jarak antar kolom 1 cm.
3. Naskah ditulis dalam 7-15 halaman dengan memenuhi sistematika
sebagai berikut :
a) Judul
b) Nama penulis
c) Institusi
d) Abstrak dan kata kunci
e) Pendahuluan
f) Metode
g) Hasil dan pembahasan
h) Kesimpulan dan saran
4. Judul naskah tidak lebih dari 12 kata. Judul yang panjang dipecah
menjadi sub judul.
5. Nama penulis (tidak disertai gelar kesarjanaan) ditulis dibawah judul,
diberi nomer dibelakang nama penulis (super script) untuk pencantuman
alamat asal institusi di bagian footnote. Penulis dianjurkan untuk
mencantumkan alamat lengkap dan e-mail untuk memudahkan
komunikasi.
6. Urutan nama penulis adalah Ketua Tim Peneliti, Anggota Peneliti 1,
Anggota Peneliti 2, dan seterusnya. Bila diantara anggota peneliti
merupakan mahasiswa, urutannya ditempatkan paling akhir.
7. Abstrak ditulis dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia maksimal
300 kata dan 3-10 kata kunci (key words), dengan ukuran huruf 10.
Abstrak dicantumkan dibawah nama penulis. Komponen abstrak terdiri
dari Latar belakang (Background), Tujuan (Objective), Metode
(Method), Hasil (Result) dan Kesimpulan (Conclusion).
8. Daftar pustaka menggunakan system alfabetis (Harvard style)
9. Tabel dan gambar harus diberi keterangan dan cukup. Judul tabel
ditempatkan di atas tabel, sedangkan judul gambar diletakkan di bawah
gambar.
10. Naskah harap dikirim / diserahkan ke redaksi dalam bentuk CD (1 buah)
dan print-out (2 eksemplar)
11. Pemuatan naskah atau tulisan merupakan hak sepenuhnya redaksi dan
redaksi berhak melakukan perubahan naskah dengan tidak merubah
esensi isinya.
12. Naskah yang tidak dimuat tidak dikembalikan, kecuali atas permintaan
penilis/pengirim.

Penulis di luar institusi Jurusan Kesehatan Politeknik Negeri Jember


yang artikelnya dimuat wajib membayar kontribusi biaya cetak yang sudah
ditentukan redaksi.

You might also like