You are on page 1of 14

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, KEWAJIBAN MORAL DAN

SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK


HOTEL DALAM MEMBAYAR PAJAK HOTEL
(Studi KasusPada Wajib Pajak Hotel di Kota pekanbaru)

Oleh :
Puji Rahayu
Pembimbing : R. Adri Satriawan Surya dan Supriono

Faculty of Economic Riau University, Pekanbaru, Indonesia


e-mail : pujirahayukm@gmail.com

The effect of quality of service, moral obligation and tax penalties on tax
compliance in paying taxe hotel

ABSTRACT

This study aimed to examine the effect of quality of service , moral


obligation and tax penalties on tax compliance in paying hotel tax. This study was
performed on taxpayers listed in DISPENDA of Pekanbaru city. The total of sample
in this study were as many as 121 registered taxpayers.analysis method used in this
study was moderate regression analysis using SPSS version 17.0.The results
showed that the quality of service, moral obligation, and tax penalties effect the
compliance hotel tax. The results showed that the quality of service , quality of
service , moral obligation and tax penalties effect on tax compliance in these pay
hotel tax . the result that the quality of service . tcount ( 2.596 ) > t table ( 2.008 )
andsignificance ( 0.012 ) < 0.05 . Moral obligation t ( 2.950 ) > table ( 2.008 ) and
significance was ( 0.005 ) < 0.05 . Tax penalties known to show t count( 2.705 ) >
t table ( 2.008 ) and significance was ( 0.009 ) < 0.05.R2 value that is equal to 56.1
% . While the remaining 43.9 % is influenced by other variables not included in this
regression model

Keywords: qulity of service, moral obligation, tax penalties, compliance

PENDAHULUAN pajak yang digunakan untuk


membiayai rumah tangga negara,
Penerimaan pajak merupakan pajak ini dipungut oleh pemerintah
kontribusi wajib dari orang atau pusat. Pajak pusat diantaranya adalah
badan kepada negara yang terutang pajak penghasilan (PPh), pajak
dan bersifat memaksa berdasarkan pertambahan nila barang dan jasa dan
Undang-Undang, dengan tidak pajak penjualan atas barang mewah
mendapatkan imbalan secara (PPN; PPn-BM), pajak bumi dan
langsung serta digunakan untuk bangunan (PBB), bea materai, bea
keperluan negara bagi sebesar- masuk, cukai dan pajak ekspor.
besarnya kemakmuran rakyat. Sedangkan pajak daerah adalah pajak
Sumber penerimaan pajak dibedakan yang digunakan untuk membiyai
menjadi dua yaitu pajak pusat dan rumah tangga daerah, pajak ini
pajak daerah. Pajak pusat adalah dipungut oleh pemerintah daerah.
Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 1
Salah satu sumber penerimaan PAD penerimaan pajak hotel pada tahun
yang potensial dari sektor pajak 2009 dan 2010 tidak mencapai target
seiring dengan berkembangnya sektor dari yang ditentukan atau dibawah
perdagangan dan industri jasa adalah target yang direncanakan. Pada tahun
pajak hotel. Sebelumnya menurut 2011 dan 2012 jumlah penerimaan
Undang-Undang No. 18 tahun 1997 pajak melebihi target penerimaan
pajak atas hotel disamakan dengan pajak hotel. Sedangkan pada tahun
pajak restoran dengan nama pajak 2013 jumlah penerimaan tidak
hotel dan restoran, namun dengan mencapai dari target yang
adanya kebijakan pembaharuan direncanakan. Hal ini
Undang-Undang, maka dengan mengindikasikan masih ada wajib
disahkannya UU No, 28 tahun 2009 pajak yang tidak memenuhi
yang mengatur tentang pajak daerah kewajiban membayar pajak hotel.
dan retribusi daerah, dinamakan Pajak Untuk mencapai target pajak, perlu
Hotel dan Pajak Restoran dipisahkan ditumbuhkan terus kesadaran dan
menjadi pajak yang berdiri sendiri. kepatuhan masyarakat wajb pajak
Berdasarkan UU No. 28 tahun 2009 untuk memenuhi kewajiban pajak
dijelaskan bahwa pajak hotel sesuai dengan ketentuan yang
merupakan pajak atas pelayanan yang berlaku. Mengingat kesadaran dan
disediakan oleh hotel. Pajak hotel kepatuhan wajib pajak merupakan
untuk Kota Pekanbaru diatur dalam faktor penting bagi peningkatan
PERDA Kota Pekanbaru Nomor 7 penerimaan pajak (mustikasari 2007).
tahun 2011. Dalam Tabel.1 disajikan Kepatuhan dalam kamus
jumlah target penerimaan pajak dan Bahasa Indonesia adalah tunduk atau
realisasi penerimaan pajak hotel di patuh pada ajaran atau aturan.
Kota Pekanbaru. Kepatuhan pajak identik dengan
kesediaan seorang wajib pajak dalam
Tabel 1 memenuhi peraturan perpajakannya.
Jumlah Target dan Realisasi Seorang wajib pajak dikatakan patuh
Penerimaan apabila tepat waktu dalam
menyampaiakan surat
Tahun Jumlah Target Jumlah Realisasi pemberitahuan, tidak mempunyai
Penerimaan Penerimaan
tunggakan pajak , opini laporan
2009 Rp.81.058.961.255 Rp.70.416.569.929 keuangan yaitu wajar tanpa
2010 Rp.103.006.173.755 Rp.81.254.770.017 pengecualian dan tidak pernah di
2011 Rp.133.644.431.628 Rp.146.039.730.390 pidana karena melakukan tindak
2012 Rp.193.779.650.295 Rp.224.484.291.146 pidana dibidang perpajakan.
2013 Rp.250.627.435.526 Rp.249.909.235.811 Tingkat kepatuhan wajib
Sumber:DISPENDA Kota Pekanbaru,2014\
pajak dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya adalah
Berdasarkan tabel diatas kualitas pelayanan, kewajiban moral
jumlah target penerimaan pajak hotel dan sanksi perpajakan. Pelayanan
terus mengalami peningkatan. Hal ini merupakan suatu kegiatan yang
disebabkan oleh banyaknya peran diberikan seseorang atau badan untuk
pengusaha dan investor yang melayani kebutuhan orang lain.
melakukan bisnis di bidang Salah satu upaya dalam
perhotelan. Jumlah realisasi meningkatkan kepatuhan wajib pajak
adalah memberikan pelayanan yang
Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 2
baik kepada wajib pajak. Dengan latar belakang yang telah di paparkan,
adanya kemudahan dalam mengakses dapat diambil suatu identifikasi
informasi, keramah-tamahan petugas permasalahannya yaitu: 1) Apakah
pajak dan petugas pajak memiliki kualitas pelayanan berpengaruh
kemampuan dalam berkomunikasi terhadap kepatuhan wajib pajak hotel
yang baik dengan wajib pajak. dalam membayar pajak hotel?
Semakin baik pelayanan yang 2)Apakah kewajiban moral
diberikan kepada wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan
semakin tinggi pula antusias wajib pajak hotel dalam membayar
masyarakat untuk memenuhi pajak hotel? 3)Apakah sanksi
kewajiban pajaknya. Peningkatan perpajakan berpengaruh terhadap
kualitas dan kuantitas pelayanan kepatuhan wajib pajak hotel dalam
diharapkan dapat meningkatkan membayar pajak hotel?
kepuasaan kepada wajib pajak Tujuan dari penelitian ini sebagai
sebagai pelanggan sehingga jawaban atas permasalahan yang
meningkatkan kepatuhan dalam muncul dalam penelitian: 1)Untuk
bidang perpajakan. menguji pengaruh kualitas pelayanan
Tax morality atau moralitas terhadap kepatuhan wajib pajak
(kesadaran secara sungguh-sungguh) dalam membayar pajak hotel,
membayar pajak merupakan salah 2)Untuk menguji pengaruh kewajiban
satu aspek atau bagian kesadaran moral terhadap kepatuhan wajib pajak
bernegara ( Lasmana, 2011). Wajib dalam membayar pajak hotel,
pajak diharapkan menyadari 3)Untuk menguji pengaruh sanksi
pentingnya pajak sebagai sumber perpajakan terhadap kepatuhan wajib
pembiayaan negara, sehingga wajib pajak dalam membayar pajak hotel.
pajak bisa meningkatkan kewajiban
moral yang dimiliki oleh wajib pajak TINJAUAN PUSTAKA
itu sendiri agar dapat memenuhi
kewajiban dalam membayar pajak. Kepatuhan Wajib Pajak
Sanksi perpajakan merupakan Menurut Kamus Bahasa
ketentuan peraturan perundang- Indonesia, kepatuhan berarti tunduk
undangan perpajakan yang harus atau patuh pada ajaran atau aturan.
dituruti atau ditaati oleh wajib pajak. Perilaku patuh seseorang merupakan
Terdapat dua jenis sanksi dalam interaksi antara perilaku individu,
perpajakan yaitu sanksi administrasi kelompok dan organisasi. Dalam hal
dan sanksi pidana. Wajib pajak akan pajak, aturan yang berlaku adalah
memenuhi kewajiban perpajakannya aturan perpajakan. Kepatuhan
bila memandang bahwa sanksi perpajakan dapat didefenisikan
perpajakan akan lebih banyak sebagai suatu keadaan dimana wajib
merugikannya ( Jatmiko, 2006). pajak memenuhi semua kewajiban
Penelitian ini merupakan perpajakan dan melaksanakan hak
replikasi dari penelitian terdahulu perpajakannya. Dalam peraturan
yang dilakukan oleh Sanjaya (2014) daerah Kota Pekanbaru no 7 tahun
yang berjudul pengaruh kualitas 2011 yang mengatur pajak hotel
pelayanan, kewajiban moral dan dimana wajib pajak diberi
sanksi perpajakan pada kepatuhan kepercayaan untuk menghitung,
wajib pajak dalam membayar pajak memperhitungkan, membayar dan
hotel di Kota Denpasar. Berdasarkan melaporkan pajak terutang dengan
Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 3
jumlah besaran disesuaikan dengan memahami kebutuhan para
omzet bulan. Wajib pajak hotel pelanggan.
memiliki kewajiban untuk
menghitung dan memperhitungkan Kewajiban Moral
pajak terutangnya sendiri , dalam hal Etika, perasaan bersalah dan
ini wajib pajak dituntut untuk prinsip hidup merupakan hal yang
memahami ketentuan dan peraturan dikategorikan kedalam kewajiban
mengenai pajak hotel. Wajib pajak moral yang diwajibkan kepada setiap
diharuskan membayar pajak hotel ke individu. Menurut Ajzen (2002)
kas daerah atau tempat lain yang telah dalam putri (2012) menyatakan
ditentukan dengan menggunakan bahwa etika, prinsip hidup, perasaan
surat setoran pajak daerah tepat pada bersalah merupakan kewajiban moral
waktunya dan melaporkan pajak yang dimiliki setiap seseorang dalam
dengan surat pemberitahuan pajak melaksanakan sesuatu. Kewajiban
daerah dengan benar. moral tidak dipaksakan dari luar tapi
diperintahkan dari dalam diri oleh hati
Kualitas Pelayanan nurani dan moral individu.
Menurut Kotler (dalam Menurut Mustikasari (2007) indikator
Rusydi dan Fathoni, 2008), ada 5 kewajiban moral adalah sebagai
(lima) dimensi kualitas pelayanan, berikut:
yaitu: 1. Melanggar Etika.
(1) Bukti Fisik/Berwujud (Tangibles) Dalam pemenuhan kewajiban
Kemampuan suatu perusahaan dalam perpajakannya, wajib pajak merasa
menunjukkan eksistensinya kepada melanggar etika yang telah ada, jika
pihak eksternal yang meliputi fasilitas tidak memenuhi kewajiban
fisik, perlengkapan, dan peralatan perpajakannya sesuai dengan
yang digunakan (teknologi), serta peraturan perpajakan yang ada.
penampilan pegawainya. (2) Sehingga wajib pajak merasa bahwa
Keandalan (Reliability). Kemampuan memenuhi kewajiban perpajakannya
perusahaan unutk memberikan merupakan sesuatu yang wajib
pelayanan sesuai yang dijanjikan dilakukan.
secara akurat dan terpercaya. 2. Perasaan Bersalah.
(3)Ketanggapan Dalam pemenuhan kewajiban
(Responsiveness).Suatu kemauan perpajakannya wajib pajak dituntut
untuk membantu dan memberikan untuk jujur dalam menghitung pajak
pelayanan yang cepat dan tepat terutangnya dengan benar dan
kepada pelanggan, dengan melaporkan SPT secara tepat waktu
penyampaian informasi yang jelas. serta memenuhi semua kewajiban
(4)Jaminan (Assurance). pajaknya. Sehingga jika wajib pajak
Pengetahuan, sopan santun dan tidak memenuhi kewajibannya maka
kemampuan dan sifat dapat dipercaya wajib pajak akan memiliki perasaan
yang dimiliki oleh para staf, bebas bersalah pada dirinya.
dari bahaya, risiko atau keraguan. (5)
Empati (Empathy) 3. Prinsip Hidup.
Meliputi kemudahan dalam Tiap wajib pajak memiliki
melakukan hubungan, komunikasi prinsip hidup yang berbeda-beda, ada
yang baik, perhatian pribadi dan wajib pajak yang memiliki prinsip
hidup bahwa pajak merupakan hal
Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 4
yang penting bagi dirinya, ada pula pelayanan yang diberikan oleh
wajib pajak yang memiliki prinsip petugas pajak. Petugas pajak
hidup bahwa pajak merupakan hal diharapkan mampu memberikan
yang tidak penting untuk dirinya. pelayanan secara profesional, tanggap
atas kesulitan yang dihadapi oleh
Sanksi Perpajakan wajib pajak dan ahli dalam
Sanksi perpajakan merupakan bidangnya.
bahwa ketentuan peraturan H1: Kualitas pelayanan berpengaruh
perundang-perundang perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak
(norma perpajakan) akan dituruti atau dalam membayar pajak hotel di
ditaati atau dipatuhi. Atau bisa DISPENDA Kota Pekanbaru
dengan kata lain sanksi perpajakan
merupakan alat pencegah (preventif) Pengaruh Kewajiban Moral
agar wajib pajak tidak melanggar Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
norma perpajakan (Mardiasmo, dalam Membayar Pajak Hotel
2011:59). Ancaman terhadap Aspek moral dalam kepatuhan
pelanggaran suatu norma perpajakan perpajakan meliputi kewajiban moral
ada yang diancam dengan sanksi seorang wajib pajak dalam memenuhi
administrasi saja, ada yang diancam kewajiban perpajakan dan kesadaran
dengan sanksi pidana saja dan ada moral yang dimiliki oleh fiskus dalam
pula yang diancam dengan sanksi mengelola pajak. Kewajiban moral
administrasi dan sanksi pidana. yang dimiliki oleh wajib pajak akan
Sanksi administrasi dan memiliki tanggung jawab terhadap
sanksi pidana memiliki perbedaan pembiayaan negara dengan adanya
yaitu sanksi administrasi merupakan pembayaran pajak. Wajib pajak yang
pembayaran kerugian kepada negara, mempunyai sadar akan kewajiban
khususnya yang berupa bunga, denda moral sebagai warga negara yang baik
dan kenaikan, sedangkan sanksi dalam melaksanakan kewajiban
pidana berupa pidana kurungan, atau pajaknya berbeda dengan warga
pidana denda dan pidana yang berupa negara yang tidak sadar akan
penjara. kewajiban moral. Apabila wajib pajak
memiliki rasa tanggung jawab
Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap kewajiban bernegara maka
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak wajib pajak akan patuh terhadap
dalam Membayar Pajak Hotel kewajiban perpajakannya. Dengan
Pelayanan adalah cara demikian diharapkan dengan aspek
melayani (membantu mengurus atau moralitas dari wajib pajak akan
menyiapkan segala kebutuhan yang meningkatkan kecenderungan dari
diperlukan seseorang). Pelayanan wajib pajak dalam memenuhi
fiskus dapat diartikan sebagai cara kewajiban pajaknya (salman 2008).
petugas pajak dalam membantu H2: Kewajiban moral berpengaruh
mengurus atau menyiapkan segala terhadap kepatuhan wajib pajak
keperluan yang dibutuhkan wajib dalam membayar pajak hotel di
pajak. DISPENDA Kota Pekanbaru
Kepatuhan wajib pajak hotel
dalam memenuhi kewajibannya Pengaruh Sanksi Perpajakan
dalam membayar pajak salah satunya Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
dipengaruhi bagaimana mutu dalam Membayar Pajak Hotel
Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 5
Dalam undang-undang responden dalam penelitian ini adalah
perpajakan dikenal dua macam seluruh wajib pajak hotel di Kota
sanksi, yaitu sanksi administrasi dan Pekanbaru
sanksi pidana. Ancaman terhadap Model analisa data
pelanggaran suatu norma perpajakan digunakananalisisregresi linier
ada yang diancam dengan sanksi bergandadenganrumussebagaiberikut
administrasi saja, dan ada pula yang .
diancam dengan sanksi aministrasi Y = α + b1X1 +b2X2 +b3X3 + e
dan sanksi pidana. Dimana:
Hal ini akan membuat wajib Y: kepatuhan
pajak untuk memenuhi kewajiban 𝛼 ∶ konstanta
perpajakannnya bila memandang X1: kualitas pelayanan
bahwa sanksi dalam perpajakan akan X2: kewajiban moral
lebih banyak merugikan. Penerapan X3: sanksi perpajakan
sanksi perpajakan diharapkan mampu e: Eror/ Residual
meningkatkan kesadaran dan b1, b2, b3: Koefisien regresi
kepatuhan wajib pajak dalam
memenuhi kewajiban perpajakannya. VariabelPenelitiandanDefinisiOpe
H3: Sanksi perpajakan berpengaruh rasional
terhadap kepatuhan wajib pajak
dalam membayar pajak hotel di Kualitas Pelayanan
DISPENDA Kota Pekanbaru Kualitas adalah suatu kondisi
dinamis yang berhubungan dengan
METODE PENELITIAN produk, jasa manusia, proses, dan
lingkungan yang memenuhi atau
Populasidalampenelitianiniad melebihi harapan pihak yang
alahseluruh wajib pajak hotel yang menginginkannya. Kualitas pelayan
terdaftar di DISPENDA di Kota pajak dinilai dengan 5 dimensi yaitu:
Pekanbaru. Agar sempel yang diambil Bukti Fisik/Berwujud (Tangibles),
dalam penelitian ini dapat mewakili Keandalan (Reliability), Ketanggapan
populasinya, maka jumlah sampel (Responsiveness), Jaminan
dapat dihitung dengan menggunakan (Assurance), Empati (Empathy).
rumus slovin (Husein dalam Sanjaya,
2014): Kewajiban Moral
𝑁 Kewajiban moral merupakan
n=
( 1+𝑁 𝑒 2 ) norma individu yang dipunyai oleh
Berdasarkan rumus slovin seorang tax professional, namun
diatas dan jumlah populasi sebesar kemungkinan tidak dimiliki oleh tax
121 ( jumlah wajib pajak hotel yang professional yang lain. Torgler &
terdaftar di Dinas Pendapatan Daerah Murphy (Aryanti,2012) menjelaskan
Kota Pekanbaru) maka, bahwa prinsip moral dan nilai
121 individu berperan dengan keinginan
n=
1+121 (0,12 ) membayar pajak. Kewajiban moral
n = 54,75 dari wajib pajak yang baik akan
n = 55 menciptakan kemauan untuk secara
Responden dalam penelitian sukarela menghitung, membayar dan
ini adalah pemilik atau general melaporkan pajaknya diikuti dengan
manajer atau direksi. Kriteria
Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 6
mematuhi aturan pajak yang berlaku rmasimengenaivariabel-
maka secara langsung akan variabelpenelitiansepertikualitas
mempengaruhi kepatuhan dalam pelayanan, kewajiban moral, sanksi
pemenuhan kewajiban pajak (Layata perpajakan dan kepatuhan wajib
2014). pajak.
Tabel2
Sanksi Perpajakan
Sanksi perpajakan merupakan Statistik Deskriptif
jaminan bahwa ketentuan peraturan Data olahan,2015
perundang-undangan perpajakan
(norma perpajakan) akan variabel kualitas pelayanan
dituruti/dipatuhi, dengan kata lain memiliki nilai minimum 23,00 dan
sanksi perpajakan merupakan alat nilai maksimum 35,00. Mean kualitas
pencegah (preventif) agar wajib pajak pelayanan yaitu 30,1636 dengan
tidak melanggar norma perpajakan. standar deviasi 3,30411. Kewajiban
Dalam undang-undang perpajakan moral memiliki nilai minimum 9,00
dikenal dua macam sanksi, yaitu dan nilai maksimum 19,00. Mean
sanksi administrasi dan sanksi pidana. kewajiban moral yaitu 14,8182
Ancaman terhadap pelanggaran suatu dengan standar deviasi 2,25332.
norma perpajakan ada yang diancam Descriptive Statistics

dengan sanksi administrasi saja, ada


N Min Max Mean Std. Deviation
yang diancam dengan sanksi pidanan
saja dan ada pula yang diancam Kualitas Pelayanan 55 23.00 35.00 30.1636 3.30411

dengan sanksi administrasi dan sanksi Kewajiban Moral 55 9.00 19.00 14.8182 2.25332
pidana (Mardiasmo, 2011:59).
Sanksi Perpajakan 55 16.00 33.00 26.6727 2.99416

HASIL DAN PEMBAHASAN Kepatuhan 55 11.00 20.00 15.6182 2.02293

Valid N (listwise) 55
DeskripsiObjekPenelitian
Di dalam penelitian ini Sanksi perpajakan memiliki nilai
populasi yang digunakan adalah minimum 16,00 dan nilai maksimum
seluruh wajib pajak hotel yang 33,00. Mean sanksi perpajakan yaitu
terdaftar di Dinas Pendapatan Daerah 26, 6727 dengan standar deviasi
Kota Pekanbaru. Teknik pengambilan 2,99416. Sedangkan kepatuhan
sampel yang digunakan dalam memiliki nilai minimum 11,00 dan
penelitian ini adalah insidental nilai maksimum 20,00. Mean
sampling. insidental sampling adalah kepatuhan yaitu 15,6182 dengan
teknik penentuan sampel berdasarkan standar deviasi 2,02293.
kebetulan bila orang yang kebetulan
ditemui di pandang cocok sebagai Uji Kualitas Data
sumber data ( Sugiyono, 2009:122). Uji Validitas Data
Dalam penelitian ini uji
Analisa Data dan Pengujian validiatas data dilakukan dengan
Hipotesis analisis korelasi pearson melalui
aplikasi SPSS uji validitas dilakukan
StatistikDeskriptif dengan melihat rtabel. Nilai rtabel di cari
Statistikdeskriptifdalampeneliti pada signifikansi 0,05 dengan uji 2
aninidigunakanuntukmemberikaninfo sisi dan jumlah (n)= 55, maka di dapat
Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 7
rtabel sebesar 0,266. Uji validitas UjiNormalitas
ditunjukan sebagai berikut: Ujinormalitas data
bertujuanuntukmengetahuiapakah
Tabel 3 data mempunyaidistribusiatausebaran
Uji Validitas Data yang normal atautidak.
Varia r r Keputusa
bel Pernyataan hitung tabel n
Kualit KP1 0,486 0,266 Valid Gambar1
asPela KP2 0,656 0,266 Valid
yanan KP3
KP4
0,674
0,676
0,266
0,266
Valid
Valid
Normal P-Plot
KP5 0,688 0,266 Valid
KP6 0,793 0,266 Valid
KP7 0,721 0,266 Valid
Kewaj KM1 0,608 0,266 Valid
iban KM2 0,745 0,266 Valid
Moral KM3 0,514 0,266 Valid
KM4 0,343 0,266 Valid
Sanksi SP1 0,514 0,266 Valid
Perpaj SP2 0,342 0,266 Valid
akan SP3 0,572 0,266 Valid
SP4 0,433 0,266 Valid
SP5 0,630 0,266 Valid
SP6 0,589 0,266 Valid
SP7 0,397 0,266 Valid
Kepat K1 0,755 0,266 Valid Data olahan,2015
uhan K2 0,561 0,266 Valid
K3 0,429 0,266 Valid
Dari gambar grafik 4.1 dapat
K4 0,673 0,266 Valid dilihat data menyebar disekitar garis
Data olahan,2015 dan mengikuti garis diagonal, dapat
disimpulkan bahwa persyaratan uji
Uji Reliabilitas Data normalitas dapat tepenuhi .
Untuk melihat reliabilitas dari
instrumen–instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini, akan dihitung
Cronbach Alphanya memiliki lebih Uji Multikolinearitas
besar dari 0,6 (Ghozali, 2011). Tujuan dari uji
Sebaliknya jika koefisien alpha multikolinearitas adalah untuk
instrumen lebih rendah dari 0.6 maka menguji apakah model regresi
instrumen tersebut tidak realibel ditemukan adanya korelasi antar
untuk digunakan dalam penelitian, variabel independen. Pedoman model
dapat dilihat pada tabel sebagai regresi yang ada atau tidaknya
berikut: multikolinearitas adalah nilai besaran
Varian Indlation Factor (VIF) dan
Tabel 4 tolerance,jika VIF <10 atau tolerance
Hasil Uji Reliabilitas >0,10. Hasil pengujian
multikolinearitas dapat dilihat pada
Data olahan,2015 Variabel
Cronbach Nilai
Kesimpulan
’s Alpha Kritis
Kualitas 0,882
Nilai cronbach,s alpha semua Pelayanan
0,6 Reliabel
variabel lebih besar dari 0,60. Kewajiban 0,721
0,6 Reliabel
Moral
Sehingga dapat disimpulkan indikator Sanksi 0,763
0,6 Reliabel
yang digunakan seluruh variabel Perpajakan
Kepatuhan 0,790 0,6 Reliabel
dalam penelitian ini dinyatakan dapat
dipercaya sebagai alat ukur variabel. tabel berikut ini:

Tabel 5
Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 8
Uji Multikolinearitas Tabel 6
Uji Glejser
Coefficientsa
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Unstandardized Standardized
Model Tolerance VIF Coefficients Coefficients

1 KualitasPelayanan .729 1.373 Std.


Model B Error Beta t Sig.

Kewajiban Moral .699 1.430 1 (Constant) 1.509 1.178 1.281 .206

SanksiPerpajakan .619 1.617 Kualitas -.029 .040 -.117 -.735 .466


Pelayanan
Kewajiban .094 .059 .258 1.584 .119
a. Dependent Variable: Kepatuhan Moral
Data olahan,2015 Sanksi -.036 .047 -.133 -.768 .446
Perpajakan
Dari hasil perhitungan hasil a. Dependent Variable: Abs_res
analisis data diatas, diperoleh nilai sumber : Data Olahan Peneliti, 2015
VIF untuk seluruh variabel bebas < 10 Data olahan, 2015
dan tolerance> 0,10. Hal ini dapat Hasil uji heterokedasitas dari
disimpulkan bahwa model regresi gambar diatas menunjukan bahwa
tersebut bebas dari multikolinearitas. grafik scatterplot antara SRESID dan
ZPRED menunjukan pola
Uji Heterokedastisitas penyebaran, dimana titik-titik
Pengujian heteroskedastisitas menyebar diatas dan dibawah nol
bertujuan untuk menguji apakah pada sumbu Y sehiingga dapat
dalam model regresi terjadi ketidak diartikan bahwa model regresi
samaan antara varian dari residual tersebut bebas dari heterokedastisitas.
suatu pengamatan ke pengamatan lain Dari tabeldiatas berdasarkan uji
( Ghozali, 2011). glejser diperoleh nilai sig.>0,05.
Dapat diartikan bahwa model regresi
bebas dari heterokedastisitas.

Uji Autokorelasi
Gambar 2 Uji autokorelasi bertujuan
Hasil Uji Heterokedastisita untuk menguji ada tidaknya korelasi
antara kesalahan pengganggu pada
periiode t dengan periode t-1 pada
persamaan regresi linier. Untuk
mendiagnosis digunakan uji Durbin
Watson, yaitu untuk autokorelasi
tingkat satu dan mensyaratkan adanya
intercept (konstanta) dalam model
regresi dan tidak ada variabel lagi
diantara variabel bebas.

Tabel 7
Data olahan, 2015 Uji durbin watson

Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 9


Du Dw 4-DU Keterangan
Coefficientsa

1,724 1,874 2,276 Bebas


Unstandardized Standardized
autokorelasi Coefficients Coefficients

Data olahan, 2015 Model B


Std.
Error Beta t Sig.

Berdasarkan hasil diatas 1 (Constant) .302 1.979 .152 .879

diketahui nilaidhitung (Durbin Watson) Kualitas .173 .067 .282 2.596 .012
Pelayanan
terletak antara dU dan 4-dU = 1,724 <
1,874 < 2,276. Dapat disimpulkan Kewajiban .294 .100 .327 2.950 .005
Moral
bahwa tidak ditemukannya
autokorelasi dalam model regresi. Sanksi .216 .080 .319 2.705 .009
Perpajaka
n

UjiPersamaan Regresi Berganda a.Dependent Variable: Kepatuhan


Dalam penelitian ini, hipotesis
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2015
diuji dengan menggunakan model
regresi linier berganda untuk peningkatan kualitas pelayanan
memperoleh gambaran menyeluruh sebesar 1 satuan maka akan
mengenai pengaruh variabel kualitas meningkatkan kepatuhan sebesar
pelayanan, kewajiban moral dan 0,173dengan asumsivariabel lain
sanksi perpajakan terhadap kepatuhan tetap.
wajib pajak hotel sehingga - Nilai koefisien regresi variabel
didapatkan persaman: kewajiban moral sebesar 0,294.
Y = α + b1X1 +b2X2 +b3X3 + e Artinya adalah bahwa setiap
Dimana: peningkatan kewajiban moral
Y: kepatuhan sebesar 1 satuan maka akan
𝛼 ∶ konstanta meningkatkan kepatuhan sebesar
X1: kualitas pelayanan 0,294 dengan asumsi variabel lain
X2: kewajiban moral tetap.
X3: sanksi perpajakan - Nilai koefisien regresi variabel
e: Eror/ Residual sanksi perpajakan sebesar 0,216.
b1, b2, b3: Koefisien regresi Artinya adalah bahwa setiap
peningkatan sanksi perpajakan
Tabel 8 sebesar 1 satuan maka akan
t-Parsial meningkatkan kepatuhan sebesar
Data olahan, 2015 0,216 dengan asumsi variabel lain
tetap.
Y = 0,302 + 0,173 X1+ 0,294 X2 + - Standar error (e) merupakan
0,216 X3 + e variabel acak dan mempunyai
Arti angka-angka dalam persamaan distribusi probabilitas yang
regresi diatas: mewakili semua faktor yang
- Nilai konstanta (a) sebesar0,302. mempunyai pengaruh terhadap Y
Artinya adalah apabila variabel tetapi tidak dimasukan dalam
independen diasumsikan nol (0), persamaan.
maka kepatuhan bernilai 0,302.
- Nilai koefisien regresi variabel Uji t Parsial
kualitas pelayanan sebesar 0,173.
Artinya adalah bahwa setiap Tabel 9
Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 10
Uji t-Parsial Nilai koefisien determinasi
Data olahan, 2015 R2 dimaksudkan untuk mengetahui
Dari tabel 4.9 diketahui bahwa persentase besarnya pengaruh
Coefficientsa
variabel bebas secara bersama-sama
Unstandardized Standardized terhadap variabel dependen atau
Coefficients Coefficients
menunjukan seberapa besar model
Model B Std. Error Beta t Sig. regresi mampu menjelaskan
variabilitas variabel dependen.
1 (Constant) .302 1.979 .152 .879

Kualitas .173 .067 .282 2.596 .012 Tabel 10


Pelayanan
Uji koefisien Determinasi
Kewajiban .294 .100 .327 2.950 .005
Moral
Model Summaryb
Sanksi .216 .080 .319 2.705 .009
Perpajakan
R Adjust Std. Error
a.Dependent Variable: Kepatuhan
Mode Squa ed R of the Durbin-
sumber: Data Olahan Peneliti, 2015 l R re Square Estimate Watson
1 .74 .561 .535 1.37908 1.874
kualitas pelayanan diketahui t hitung 9a
2,596 dengan probabilitas a. Predictors: (Constant), SanksiPerpajakan,
signifikansi adalah 0,012. Hal ini KualitasPelayanan, Kewajiban Moral
menunjukkan t hitung (2,596) > t b. Dependent Variable: Kepatuhan

tabel (2,008) dengan probabilitas Data olahan, 2015


signifikansi adalah (0,012) < 0,05. Dari tabel diatas diketahui
Artinya variabel kualitas pelayanan nilai R Square sebesar 0,561. Artinya
berpengaruh signifikan terhadap adalah bahwa sumbangan pengaruh
kepatuhan. Hal ini berarti hipotesis 1 variabel kualitas pelayanan,
diterima. kewajiban moral dan sanksi
Kewajiban moral diketahui t perpajakan terhadap variabel
hitung 2,950 dengan probabilitas kepatuhan adalah sebesar 56,1 %.
signifikansi adalah 0,005. Hal ini Sedangkan sisanya 43,9 %
menunjukkan t hitung (2,950) > t dipengaruhi oleh variabel lain yang
tabel (2,008) dan Signifikansi adalah tidak dimasukkan dalam model
(0,005) < 0,05. Artinya variabel regresi ini.
kewajibam moral berpengaruh
signifikan terhadap kepatuhan. Hal ini Pengaruh Kualitas Pelayanan
berarti hipotesis 2 diterima. Sanksi terhadap Kepatuhan
perpajakan diketahui t hitung 2,705 Hasil yang diperoleh dari
dengan probabilitas signifikansi regresi menunjukkan bahwa t hitung
0,009. Hal ini menunjukkan t hitung dengan nilai 2,596 dengan
(2,705) > t tabel (2,008) dan probabilitas signifikansi adalah 0,012
Signifikansi adalah (0,009) < 0,05. < 0,05 maka dapat disimpulkan
Artinya variabel sanksi perpajakan bahwa kualitas pelayanan
berpengaruh signifikan terhadap mempengaruhi kepatuhan wajib pajak
kepatuhan. Hal ini berarti hipotesis 3 hotel. Hal ini mengindikasikan bahwa
diterima. semakin baik pelayanan fiskus akan
meningkatkan kepatuhan.
Pengujian Koefisien Determinasi

Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 11


Pengaruh Kewajiban Moral
terhadap Kepatuhan Simpulan
Hasil dari regresi 1. Hasil pengujian normalitas data
menunjukkan nilai t hitung sebesar menunjukkan bahwa data
2,950 dengan probabilitas berdistribusi normal.
signifikansi adalah 0,005. Hal ini 2. Hasil pengujian asumsi klasik
menunjukkan t hitung (2,950) > t menunjukkan bahwa model
tabel (2,008) dan Signifikansi adalah regresi yang digunakan
(0,005) < 0,05. terbebas darigangguan
Menurut Salman dan Farid multikolonieritas,
(2008), menyatakan bahwa wajib heterokedasitas, dan
pajak yang lebih menggunakan autokorelasi.
prinsip moral dalam pengambilan 3. Hasil pengujian hipotesis
keputusan pemenuhan atas kewajiban pertama menunjukkan bahwa
perpajakan akan lebih patuh variabel kualitas pelayanan
dibandingkan dengan wajib pajak berpengaruh terhadap
lainnya. Untuk itu, setiap wajib pajak kepatuhan wajib pajak hotel.
yang memiliki moral yang baik 4. Hasil pengujian hipotesis kedua
dengan cara pandang positif terhadap menunjukkan bahwa variabel
pajak serta menganggap pajak itu kewajiban moral berpengaruh
sebagai suatu kewajiban yang positif terhadap kepatuhan wajib pajak
maka hal ini juga akan meningkatkan hotel.
kepatuhan wajib pajak dalam 5. Hasil pengujian hipotesis ketiga
mememnuhi kewajiban manunjukkan bahwa sanksi
perpajakannya. perpajakan berpengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak
Pengaruh Sanksi Perpajakan hotel.
terhadap Kepatuhan
Hasil dari regresi
menunjukkan nilai t hitung sebesar
2,705 dengan probabilitas
signifikansi adalah 0,009 berada lebih Keterbatasan
rendah daripada α = 0,05. Hasil ini 1. Sampel responden yang
dapat disimpulkan bahwa sanksi dignakan dalam penelitian ini
perpajakan berpengaruh terhadap jumlahnya masih sedikit
kepatuhan wajib pajak hotel. dibandingkan jumlah hotel yang
Secara garis besar undang- ada di Pekanbaru. Hal ini
undang dan peraturan berisikan hak dikarenakan adanya
dan kewajiban, serta tindakan yang keterbatasan waktu, biaya dan
diperkenankan dan tindakan yang kemampuan yang tersedia.
tidak diperkenankan. Sanksi 2. Keakuratan jawaban pengisian
merupakan hukuman kepada orang kuisioner. Karena dalam
yang melanggar aturan. Sanksi pajak penelitian ini peneliti tidak
dibuat dengan tujuan agar wajib pajak selalu mendampingi responden
takut untuk melanggar undang- pada saat pengisian kuisioner.
undang perpajakan. Sehingga dikhawatirkan
responden akan menjawab asal-
SIMPULAN DAN SARAN asalan butir pernyataan apabila
Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 12
terdapat pernyataan yang tidak Pelayanan, Pemeriksaan
dimengerti responden. Pajak dan Sanksi Perpajakan
3. Variabel independen yang pada Kepatuhan Wajib Pajak
terbatas, hanya terdiri dari 3 Badan. E-JurnalAkuntansi
variabel yaitu kualitas Universitas Udayana. ISSN:
pelayanan, kewajiban moral dan 2302-8556.
sanksi perpajakan. Karena
masih ada beberapa faktor lagi Mardiasmo. 2011. Perpajakan.Revisi
yang mempengaruhi kepatuhan Edisi. Yogyakarta: Penerbit
wajib pajak hotel. Andi.

Putri, Amanda R. Siswanto.


DAFTAR PUSTAKA 2013.Faktor-faktor yang
mempengaruhi kepatuhan
Aryanti, Titik. 2012. Analisis Faktor- wajib pajak dalam membayar
Faktor yang Mempengaruhi pajak kendaraan motor di
Tingkat Kepatuhan Wajib Denpasar. Skripsi.
Pajak Badan. Jurnal Media Universitas Udayana, Bali.
Ekonomi dan Menejemen vol.
25 Rusdyi, M. Khoiru dan Fatoni.
Pengaruh Kualitas Pelayanan
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Terhadap Kepuasan Wajib
Analisis Multivariate dengan Pajak Kendaraan Bermotor di
Program SPSS. Semarang: Kota Batu. Terakreditasi SK
Badan Penerbit Undip. Dirjen Dikti No.
43/Dikti/KEP/2008.
Jatmiko, Agus Nugroho. 2006.
Pengaruh Sikap Wajib Pajak Sanjaya, I Putu Adi Putra. 2014.
Pada Pelaksanaan Sanksi Pengaruh kualitas pelayanan,
Denda, Pelayanan fiskus dan kewajiban moral dan sanksi
kesadaran perpajakan perpajakan pada kepatuhan
terhadap kepatuhan wajib wajib pajak dalam membayar
pajak. Tesis. Universitas pajak. E- Jurnal Akuntansi
Diponegoro, semarang. Universitas UdayanaISSN:
2302-8556

Lasmana, Mienanti Somya dan Heru Sugiyono, 2009. Metode Penelitian


Tjaraka. 2011. Pengaruh Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Moderasi Sosio Demografi
terhadap Hubungan antara Peraturan Daerah Kota Pekanbaru
Moral-Etika Pajak dan Tax No. 7 Tahun 2011 Tentang
Avoindance Pajak perubahan atas Peraturan
Penghasilan Wajin Pajak Daerah No. 8 tahun 2008
Badan di Surabaya. Majalah Tentang pajak hotel.
Ekonomi Tahun XXI

Layata, sherly. 2014. Pengaruh


Kewajiban Moral, Kualitas
Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 13
Undang-Undang Republik Indonesia
No. 28 Tahun 2009 Tentang
Perubahan atas Undang-
Undang N0. 34 tahun 2000
Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia


No. 18 Tahun 2009 Tentang
Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah atas Undang-Undang
No. 11 tahun 1957 tentang
Peraturan Umum Pajak
Daerah

Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015 14

You might also like