You are on page 1of 9

JCONES Vol. 3, No.

2 (2014) 09-17

Journal of Control and Network Systems


Situs Jurnal : http://jurnal.stikom.edu/index.php/jcone

RANCANG BANGUN WIRELESS SENSOR NETWORK UNTUK MONITORING


SUHU DAN KELEMBABAN PADA LAHAN TANAMAN JARAK

Kusbiono Wisnu Pambudi1) Jusak2) Pauladie Susanto 3)


Program Studi/Jurusan Sistem Komputer
STMIK STIKOM Surabaya
Jl. Raya Kedung Baruk 98 Surabaya, 60298
Email: 1)Nuepzzz@gmail.com, 2)Jusak@stikom.edu, 3)Pauladie@stikom.edu

Abstract: One source of vegetable oil that is highly prospective to be used as raw material for
biodiesel is Jatropha Curcas L. In order to achieve maximum oil of the Jatropha, temperature and
soil moisture around the plant needed controlled continuously. Conseguentyl, a set of electronic is
equipment needed to monitor the temperature and the soil moisture. In this final project, we employ
Wireless Sensor Network (WSN) Technology. WSN is a wireless network consisting of spatially
distributed autonomous devices using sensors to monitor physical or environmental conditions. So
as the result, this support device sensors can control temperature and soil moisture around
Jatropha plantation easily. WSN testing protocol comunnication,showed that the sending or
receiving data accord with the address of the node destination and it has distance range of up to
100 meters. And the average percentage error in moisture sensor node1 is 4% and node2 is 5.1%,
the temperature sensor node1 is 0.43% and node2 is 3.87% . Where as in the process of data
validation, 95% of the system works well.

Key words: WSN, moisture, temperature, jatropha, monitoring

Selama ini Indonesia mengalami dan kelembaban tanah disekitar


ketergantungan terhadap minyak bumi dan perkebunan tanaman jarak yang begitu
jumlah pasokan dan cadangan minyak bumi luasnya maka diperlukannya suatu alat
Indonesia semakin berkurang. Maka sudah yang dapat menginformasikan keadaan
saatnya mengembangkan sumber energi alternatif tersebut secara terus menerus (real time)
terbaru berbahan baku minyak nabati yaitu yaitu dengan Wireless sensor network.
biodiesel. Dengan begitu para petani tidak perlu
Minyak nabati yang dihasilkan oleh berkeliling mengecek satu persatu lokasi
tanaman jarak pagar (Jatropha Curcas L.). tidak lahan tanaman jarak.
termasuk dalam kategori minyak makan (edible Wireless sensor network (WSN)
oil), dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku merupakan jaringan nirkabel yang terdiri
biodiesel. Biji (dengan cangkang) jarak pagar dari beberapa alat sensor yang saling
mengandung 20-40% minyak nabati, namun bekerja sama untuk memonitor fisik dan
bagian inti biji (biji tanpa cangkang) dapat kondisi lingkungan seperti temperature,
mengandung 45-60% minyak kasar. Supaya air, suara,getaran atau gempa, polusi udara
mendapatkan hasil minyak yang maksimal, dan lain-lain ditempat yang berbeda.
diperlukan suatu alat yang dapat Perkembangan wireless sensor pada
menginformasikan keadaan tersebut secara terus awalnya digunakan oleh pihak militer
menerus (real time). sebagai aplikasi untuk keperluan
Selama ini proses monitoring suhu dan pengawasan. Namun saat ini banyak
kelembaban tanah dilakukan secara manual. digunakan oleh masyarakat umum antara
Untuk memudahkan para petani monitoring suhu lain untuk aplikasi lingkungan, memonitor

Kusbiono Wisnu Pambudi, Jusak, Pauladie Susanto


JCONES Vol. 3, No. 2 (2014) Hal: 9
tempat tinggal dan digunakan untuk aplikasi coordinator baru mengirimkan data yang
kesehatan. diterima sebelumnya ke router user.
Adapun permasalahan yang akan dihadapi oleh Proses kedua ini akan terjadi apabila
penulis ke depannya dalam proses pengerjaan tugas direset pada bagian arduino(coordinator)
akhir adalah bagaimana marancang bangun dan apabila daya untuk coordinator
jaringan WSN terdiri atas node & coordinator dicabut.
untuk mengambil data suhu dan kelembaban
tanaman jarak. Perancangan Perangkat Keras
Tujuan pembuatan tugas akhir ini adalah Arduino uno
rancang dan bangun WSN dengan perangkat Pada perancangan ini, arduino
pendukung sensor node untuk mempermudah berfungsi sebagai pusat pengendali dari setiap
monitoring suhu dan kelembaban tanah di sekitar node pada sistem secara keseluruhan. Tugas
perkebunan tanaman jarak. utama arduino adalah memproses data yang
dikirimkan dan yang diterima oleh arduino/
METODE node yang lain, yaitu:
Perancangan Sistem Setelah proses pembacaan sensor suhu
Secara garis besar dari keseluruhan sistem pada atau kelembaban tanah, arduino akan
alat ini sesuai dengan blok diagram pada Gambar 1. mengirimkan data tersebut pada node
coordinator.

Gambar 2. Arduino Uno R3 Sisi


Depan(Kiri) Dan Belakang(Kanan).

Arduino ini berisi semua yang


Gambar 1. Blok diagram sistem keseluruhan diperlukan untuk mendukung
mikrokontroler, untuk mengaktifkan
Proses pertama adalah saat coordinator cukup menghubungkannya ke komputer
belum mempunyai data awal, yang dimaksud data dengan kabel USB dengan adaptor AC-
awal adalah data yang pertama kali diterima oleh DC atau baterai.
coordinator dari setiap endpoint. Sehingga Pada perancangan ini membahas
apabila coordinator baru pertama kali menerima tentang koneksi sensor dengan arduino
data, maka coordinator langsung mengirimkan yang menggunakan kabel sebagai media
data tersebut ke router user. penghubungnya. Sensor yang digunakan
Sedangkan proses kedua adalah apabila adalah sensor DHT11 sebagai sensor suhu
coordinator sudah memiliki nilai awal, maka dan soil moisture adalah sebagai sensor
coordinator akan mengirim balik ke endpoint kelembaban tanah, sebelum sensor
untuk mengecek data karena ada perubahan data dihubungkan dengan arduino harus
dari yang sebelumnya. Kemudian pada endpoint menentukan pin dengan benar pada
tersebut akan membandingkan data yang dikirim arduino supaya dalam pengiriman data
oleh coordinator dengan data yang diterima oleh dari sensor ke arduino sukses,
coordinator. Apabila data yang dibandingkan
oleh endpoint tersebut tidak sama maka endpoint
tidak akan memprosesnya, tetapi apabila data
tersebut sama maka endpoint tersebut
mengirimkan data dua digit awal dari data
tersebut saja. Selanjutnya apabila coordinator
menerima data dua digit saja(id) maka

Kusbiono Wisnu Pambudi, Jusak, Pauladie Susanto


JCONES Vol. 3, No. 2 (2014) Hal: 10
pro. Xbee reguler biasa disebut
dengan xbee saja(Robosoccer, 2012).
Xbee-PRO mempunyai kekuatan
transmisi lebih kuat, ukuran perangkatnya
lebih besar, dan harganya lebih mahal.
Xbee-PRO mempunyai jangkauan indoor
mencapai 60 meter dan outdoor mencapai
1500 meter(Arduino, 2011).
Untuk mensetting xbee sebagai
Gambar 3. Sensor yang Terhubung endpoint isi PAN ID=11, DH=13A200,
Dengan Arduino. DL=407B4F3E(id xbee pada
coordinator). Sedangkan pada
Pada Gambar 3. ditunjukkan dua buah coordinator isi PAN ID=11, DH=0,
sensor yang terhubung dengan arduino yaitu DL=FFFF(pengiriman broadcast).
sensor DHT11 dan sensor moisture, dengan
ketentuan:
1. Pin out vcc pada sensor DHT11
dihubungkan pin out 5v pada arduino.
2. Pin out data pada sensor DHT11
dihubungkan pin in digital 2 pada arduino.
3. Pin out gnd pada sensor DHT11
dihubungkan pin in gnd pada arduino.
4. Pin out vcc pada sensor moisture
dihubungkan pin out 3.3v pada arduino. Gambar 4. Xbee dan Xbee Shield.
5. Pin out data pada sensor moisture
dihubungkan pin in analog 3 pada arduino. Soil moisture sensor (SEN0114)
6. Pin out gnd pada sensor moisture Soil Moisture Sensor adalah sensor
dihubungkan pin in gnd pada arduino. yang dapat mendeteksi kelembaban tanah
disekitarnya. Sensor ini terdiri dari dua
Xbee dan Xbee Shield probe untuk melewatkan arus listrik dalam
Xbee merupakan perangkat yang tanah seperti yang ditunjukkan pada
menunjang komunikasi data tanpa kabel Gambar 5. Kemudian membaca
(wireless). Untuk menghubungkan dengan resistansinya untuk mendapatkan nilai
arduino digunakan shield supaya lebih mudah tingkat kelembaban. Semakin banyak air
dalam perakitan seperi pada Gambar 4. Ada 2 membuat tanah lebih mudah
jenis xbee yaitu : menghantarkan listrik (resistansi kecil),
- Xbee 802.15.4 (Xbee Series 1) sedangkan tanah yang kering sangat sulit
Xbee series 1 hanya dapat digunakan untuk menghantarkan listrik (resistansi besar).
komunikasi point to point dan topologi star
dengan jangkauan 30 meter indoor dan 100
meter outdoor.
- Xbee ZB Series 2
Xbee series 2 dapat digunakan untuk
komunikasi point to point, point to
multipoint dan topologi star, dan topologi
mesh dengan jangkauan 40 meter indoor dan Gambar 5. Soil Moisture Sensor.
100 meter outdoor.
Xbee series 1 maupun series 2 tersedia Sensor ini sangat membantu
dalam 2 bentuk berdasarkan kekuatan mengingatkan tingkat kelembaban pada
transmisinya yaitu xbee reguler dan xbee- tanaman atau untuk memantau
kelembaban tanah untuk pertanian. IO

Kusbiono Wisnu Pambudi, Jusak, Pauladie Susanto


JCONES Vol. 3, No. 2 (2014) Hal: 11
Expansion Shield adalah shield untuk Diagram alir untuk proses endpoint 1 dan
menghubungkan sensor dengan Arduino endpoint2 sebagai berikut:
(DFrobot, 2012).
start

DHT11 Temperature and humidity sensor


(DFR0067) inisialisasi

DHT11 adalah sensor Suhu dan


Kelembaban, dia memiliki output sinyal digital
yang dikalibrasi dengan sensor suhu dan Pengiriman data

kelembaban yang kompleks. Teknologi ini


memastikan keandalan tinggi dan sangat baik Menunggu selama 60 detik
stabilitasnya dalam jangka panjang.
mikrokontroler terhubung pada kinerja tinggi
ada data
sebesar 8 bit. Sensor ini termasuk elemen resistif Tidak
masuk?

dan perangkat pengukur suhu NTC. Memiliki Ya


kualitas yang sangat baik, respon cepat,
kemampuan anti-gangguan dan keuntungan biaya validasi data

tinggi kinerja.

end

Gambar 7. Diagram alir pada endpoint

Pada Gambar 7 terdiri tiga bagian


utama yaitu:
a. Inisialisasi.
Gambar 6. Sensor DHT11.
Pada dasarnya alur dari
endpoint1 dengan endpoint2 sama
Setiap sensor DHT11 memiliki fitur
hanya terdapat perbedaan kode id
kalibrasi sangat akurat dari kelembaban ruang
endpoint masing-masing dan logika
kalibrasi. Koefisien kalibrasi yang disimpan
program penerimaan masing-
dalam memori program OTP, sensor internal
masing. Maka dalam pemrograman
mendeteksi sinyal dalam proses, kita harus
endpoint1 ini diberi kode id 11
menyebutnya koefisien kalibrasi. Sistem
sedangkan endpoint2 adalah 22.
antarmuka tunggal-kabel serial terintegrasi untuk
Pada pemrograman ini diasumsikan
menjadi cepat dan mudah. Kecil ukuran, daya
pada endpoint1 yaitu dimulai dari
rendah, sinyal transmisi jarak hingga 20 meter,
pembacaan sensor DHT11 dan
sehingga berbagai aplikasi dan bahkan aplikasi
sensor moisture, lalu data dari setiap
yang paling menuntut. Sensor ini memiliki 4 pin
sensor disimpan didalam variable
baris paket tunggal seperti pada Gambar 6.
masing-masing yaitu variabel suhu
Perancangan Perangkat Lunak untuk output data dari sensor
Selain perancangan hardware yang DHT11 dan variabel soil untuk
diperlukan pada perancangan sistem wireless output data dari sensor moisture.
sensor network untuk monitoring suhu dan Selanjutnya dilakukan pengecekan
kelembaban tanah pada lahan tanaman jarak status dari sensor DHT11 apakah
meliputi algoritma dan program pada IDE sensor tidak ada error misalnya ada
arduino beserta flowchart yang menjelaskan alur kabel yang tidak terhubung dengan
proses program tersebut. baik. Apabila sensor tersebut
terdapat error maka sensor akan
Program arduino sebagai endpoint 1 dan memberikan informasi bahwa
endpoint 2

Kusbiono Wisnu Pambudi, Jusak, Pauladie Susanto


JCONES Vol. 3, No. 2 (2014) Hal: 12
error=1, sedangkan jika tidak terdapat error else
maka error=0. {
Kemudian pembacaan sensor dari suhu=0;}
sensor moisture dan hasil output sensor
disimpan ke dalam variabel soil, supaya
nilai dari soil menjadi satuan %RH dan
terkalibrasi dengan alat ukur yang
ditetapkan. Pada sensor moisture ini
memiliki rumus 3 macam, yaitu kering, Gambar 8. Output Sensor Suhu Saat
lembab dan basah. Untuk mencari nilai Terdapat Error.
kelembaban 1%RH pada output dari sensor.
nilai max sensor − nilai min sensor
1%RH= nilai max alat ukur − nilai min alat ukur b. Pengiriman data.
Misalnya: Dalam suatu jaringan selalu
- Kondisi kering memiliki perbedaan id node masing-
358−0 masing. Selanjutnya nilai dari id
1%RH= 30−0 → 1%RH=11.93
digabungkan/encapsulasi dengan
- Kondisi lembab nilai-nilai sensor masing-masing.
460−359
1%RH== 79−31 → 1%RH=2.10 Misanya pada endpoint1 nilai
- Kondisi basah suhu=23 dan kelembaban=100 maka
495−461
1%RH== 100−80 → 1%RH=1.7 data yang akan dikirimkan kepada
Untuk potongan source code pada node yang dituju (coordinator)
endpoint1/endpoint2, mulai dari pembacaan adalah 1123100, data ini berasal dari
nilai dari sensor sampai dengan perhitungan nilai id dikalikan 100000
untuk kalibrasi dengan alat ukur dijumlahkan dengan nilai dari suhu
kelembaban yang sudah ditentukan yaitu: dikalikan 1000 dan terakhir
soilm=(analogRead(3)); dijumlahkan dengan nilai
if(soilm>=0 && soilm<=358) kelembaban.
{
soil=soilm/11.93;}
else if(soilm>=359 &&
soilm<=460)
{
soil=(soilm-359)/2.10;
soil=soil+30;}
else if(soilm>=461)
{
soil=(soilm-461)/1.7; Gambar 9. Contoh Endpoint
soil=soil+79;} Mengirimkan Kode Setelah Dicek
Kemudian lanjut ke proses Terlebih Dahulu.
pembacaan sensor DHT11, akan tetapi
sebelum itu harus melihat nilai error dari c. Validasi data.
pengecekan sensor pada awal program. Setelah data dikirimkan ke
Apabila nilai error==0 maka proses coordinator, endpoint1 akan
pembacaan dimulai, sedangkan nilai menunggu selama 60 detik untuk
error==1 maka nilai suhu=0 dan data yang menunggu kabar dari coordinator.
dikirim seperti pada Gambar 8. Untuk Apabila coordinator tidak mengirim
potongan source code seperti dibawah ini: data ke endpoint1 selama proses
if (error==0) menunggu selesai endpoint akan
{ membaca data dari sensor kembali,
suhu=(unsigned tetapi apabila coordinator mengirim
long)DHT11.temperature, 2; data kembali ke endpoint1 berarti
suhu=suhu*1000;}

Kusbiono Wisnu Pambudi, Jusak, Pauladie Susanto


JCONES Vol. 3, No. 2 (2014) Hal: 13
terjadi perubahan data. Data yang telah 1123100, berarti data tersebut dari
dikirimkan ke endpoint1 akan dicek lagi endpoint1 karena digit awal adalah 11
oleh endpoint1 apakah data benar atau sama sebagai id dari endpoint1. Berikut
dengan nilai data terakhir yang telah potongan source code pada penerimaan
dikirimkan ke coordinator dari node data dari endpoint1 :
endpoint, apabila data sama endpoint1 if(data_masuk>0)
akan mengirim kode id saja ke coordinator {
yang seperti ditunjukkan Gambar 9. if(data_masuk<2000000 &&
data_masuk>1000000 ||
data_masuk==11)
Program arduino sebagai coordinator
/*sedangkan pada endpoint2 yaitu:
Coordinator sebenarnya hanya sebagai (data_masuk>2000000 &&
pengantar data ke alamat yang dituju, tetapi disini data_masuk<3000000 ||
coordinator pengiriman bersifat broadcast data_masuk==22)//masuk
sehingga data sebenarnya dikirim ke semua node dari node 2 dengan
yang terhubung langsung. Tetapi node yang kondisi
menerima data dari coordinator dapat mengerti data_masuk>2000000 ||
apakah data itu untuk node tersebut, jadi data_masuk>=22
kesimpulannya coordinator mengirim data */
dengan cara broadcast tetapi data yang terkirim if(data_lama1==0)
{
akan selalu diterima pada node yang ditujukan. data_lama1=data_masuk;
Alur Program pada coordinator dapat Serial.println(data_lama1 +
dilihat flowchart dalam Gambar 10. 10000000);}
start else if(data_masuk==11 &&
data_lama1!=0)
{
inisialisasi
Serial.println(data_cek1+100000
00);}
Else if
Ada data
(data_masuk==data_lama1 ||
masuk data_masuk==data_cek1)
{
Serial.println(data_lama1 +
Data disimpan 10000000);}
else if
Data disimpan (data_masuk!=data_lama1)
Data dari
ditambahkan
angka 2 pada
{
node1?
awal data dan
dikirim
data_cek1=data_masuk;
data_lama1=data_cek1;
Data disimpan Serial.println(data_cek1);}
ditambahkan
angka1 pada awal
}
data dan dikirim
Kemudian coordinator merubah id
tersebut menjadi 111, yang berasal dari
end
data yang diterima di tambah dengan nilai
10000000 maka data yang dikirm ke
Gambar 10. Diagram alir pada Coordinator. router user adalah 11123100 dan sebagai
penandaan bahwa data ini sudah di
Program arduino sebagai coordinator koreksi coordinator dan dikirim ke router
dimulai dari menerima data awal dari masing- user.
masing endpoint, karena sebagai data awal maka
coordinator melanjutkan data dengan mengirim
ke endpoint user, tetapi sebelum mengirim data
tersebut coordinator menambahkan id dari data
tersebut. Misalnya data yang diterima adalah

Kusbiono Wisnu Pambudi, Jusak, Pauladie Susanto


JCONES Vol. 3, No. 2 (2014) Hal: 14
coordinator merubah id supaya router
user mengerti bahwa data tersebut untuk
router user yaitu 11123090. Proses ini
tidak ada perbedaan saat menerima data
dari endpoint2.

Setelah selasai dalam program


endpoint dan coordinator, selanjutnya
Gambar 11. Contoh Data yang Sudah Di Cek tinggal perakitan seperti pada gambar 12.
oleh Coordinator.

Selanjutnya apabila sudah terdapat nilai


awal yang tersimpan pada variabel data_lama,
maka coordinator pada proses selanjutnya yaitu
menerima data lagi dari endpoint1 ataupun
endpoint2. Pada saat menerima data coordinator
akan memilah-milah data misalnya data yang
diterima<2000000 dan data yang diterima
>1000000 , maka coordinator akan memproses Gambar 13. Hasil Perakitan Setiap Node.
bahwa data ini dari endpoint1. Pada Gambar 11.
terlihat bahwa coordinator mengirim data Untuk sistem keseluruhan dapat
11123100, data ini berasal dari endpoint1 dengan dilihat pada Gambar
data 1123100 saat coordinator menerimanya.

Gambar 12. Proses Pengiriman Data (Kiri Adalah


Endpoint dan Kanan Adalah Coordinator).
Gambar 14. Hasil Pengiriman Dan
Saat pertama kali menerima coordinator Penerimaan Data antar Endpoint
akan langsung mengirim ke router user karena dengan Coodinator.
masih belum ada nilai sebelumnya yang akan
dibandingkan dan merubah id terlebih dahulu. PENGUJIAN SISTEM
Hasil pengujian
Selanjutnya coordinator mengirimkan data yang Pengujian keseluruhan sistem dilakukan
sama pada router user karena coordinator dengan melakukan pengamatan terhadap
menerima data yang sama dari endpoint1 yaitu waktu kestabilan, dan mengamati waktu
1123090. Lalu coordinator mengirim dengan tempuh terhadap set point./
nilai 1123090 ke endpoint1 karena terdapat a. Sensor suhu pada endpoint 1 dan endpoint
perbedaan data dari data sebelumnya saat 2 mampu bekerja dengan baik
coordinator menerima data ke endpoint1. Dan b. Sensor kelembaban pada endpoint 1 dan
apabila coordinator menerima data dengan nilai endpoint 2 mampu bekerja dengan baik
11 maka coordinator akan mengirim data yang c. Pengiriman data dari setiap node ke
sebelumnya sudah dikirim ke endpoint1, tetapi node yang dituju benar dan 95% proses

Kusbiono Wisnu Pambudi, Jusak, Pauladie Susanto


JCONES Vol. 3, No. 2 (2014) Hal: 15
validasi data berjalan dengan baik, seperti 9 27 28 25 2 3
pada Tabel 4. dan Gambar 13. 10 28 28 26 2 2
d. Jarak jangkau xbee mampu bekerja dengan baik 11 47 48 46 1 2
12 45 46 47 2 1
13 47 47 49 2 2
Tabel 1. Hasil Pengamatan Sensor Suhu dengan 14 49 48 49 0 1
Thermometer. 15 50 48 49 1 1
Selisih Sensor 16 50 48 50 0 2
Sensor Sensor
alat dengan Alat Ukur 17 51 48 50 1 2
No Node Node
Ukur 18 52 48 50 2 2
1 2 Node 1 Node 2
19 52 48 50 2 2
1 32 30 30 2 0 20 53 49 50 3 1
2 31 30 30 1 0 21 100 100 100 0 0
3 31 30 30 1 0 22 100 100 100 0 0
4 31 30 30 1 0 23 100 100 100 0 0
5 31 30 30 1 0 24 100 100 100 0 0
6 31 30 30 1 0 25 100 100 100 0 0
7 31 30 30 1 0 26 100 100 100 0 0
8 31 30 30 1 0 27 100 100 100 0 0
9 31 30 30 1 0 28 100 100 100 0 0
10 31 30 30 1 0 29 100 100 100 0 0
11 31 30 30 1 0 30 100 100 100 0 0
12 31 30 30 1 0 error% 4% 5.14%
13 32 30 30 2 0
14 32 30 30 2 0 Tabel 4. Hasil Proses Pengolahan dari
15 32 30 31 1 1 Keseluruhan WSN.
16 32 30 31 1 1
17 32 30 30 2 0
18 32 30 30 2 0
19 32 30 31 1 1
20 32 30 31 1 1
21 31 30 30 1 0
22 31 30 30 1 0
23 31 30 30 1 0
24 31 30 30 1 0
25 31 30 30 1 0
26 31 30 30 1 0
27 31 30 30 1 0
28 31 30 30 1 0
29 31 30 30 1 0
30 31 30 30 1 0
error% 3.87% 0.43%

Tabel 2. Hasil Pengamatan Sensor Kelembaban


dengan Moisture Meter.
Selisih Sensor
Sensor Sensor dengan Alat
Alat
No Node Node Ukur
Ukur
1 2
Node 1 Node 2
1 27 27 28 1 1 Tabel 3. Hasil Pengamatan Komunikasi
2 27 27 27 0 0 Data pada Xbee Dalam Kondisi Di Luar
3 27 27 25 2 2 Ruangan (Outdoor Area).
4 27 27 24 3 3 Jarak
5 26 28 23 3 5 No. Keterangan
(meter)
6 26 28 22 4 6 1 10 Ok
7 27 28 24 3 4 2 20 Ok
8 27 28 25 2 3 3 30 Ok

Kusbiono Wisnu Pambudi, Jusak, Pauladie Susanto


JCONES Vol. 3, No. 2 (2014) Hal: 16
4 40 Ok 2. Menambah jumlah sensor dari setiap
5 50 Ok
6 60 Ok
node, sehingga mendapatkan hasil
7 70 Ok yang akurat.
8 80 Ok
9 90 Ok DAFTAR PUSTAKA
10 100 Ok
11 101 Gagal
12 102 Gagal
Faludi, R. (2010). Building Wireless
13 103 Gagal Sensor Networks. In R. Faludi, Building
14 104 Gagal Wireless Sensor Networks. United States
15 105 Gagal of America: O’Reilly Media, Inc.
KESIMPULAN & SARAN Prima Diarini Riajaya dan Fitriningdyah
Kesimpulan Tri Kadarwati. (2007). Keragaan
1. Berdasarkan hasil pengujian terhadap Produksi Biji Jarak Pagar pada Berbagai
pembacaan sensor yang telah dilakukan Ketersediaan Air Tanah , hlm 141.
dalam pembuatan alat monitoring lahan
tanaman jarak berbasis WSN dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
a. Rata-rata persentase error sensor suhu
pada node1 adalah 0.43% dan pada
node2 adalah 3.87%.
b. Rata-rata persentase error sensor
kelembaban pada node1 adalah 4% dan
pada node2 adalah 5.14%.
2. Berdasarkan pengujian terhadap protokol
komunikasi WSN, pengiriman dan
penerimaan data pada protokol komunikasi
sesuai dengan alamat node yang dituju.
3. Berdasarkan pengujian terhadap sistem
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Sistem mampu menunjukkan validasi
data jika terdapat perubahan data dari
data sebelumnya.
b. Sistem mampu menunjukkan
pemberitahuan terhadap kondisi sensor
yang tidak benar ataupun koneksi
terputus dengan output 0.
4. Berdasarkan hasil pengujian terhadap jarak
jangkau pengiriman data xbee series 2
dapat ditarik kesimpulan, bahwa jarak
maksimal pengiriman data adalah
100meter.

Saran
Sebagai pengembangan dari penelitian yang
telah dilakukan, penulis memberikan saran
sebagai berikut:
1. Perancangan ini merupakan sebuah
prototype, sehingga diharapkan dapat
diimplementasikan pada kondisi yang real
yaitu diterapkan langsung pada lahan
tanaman jarak yang sesungguhnya.

Kusbiono Wisnu Pambudi, Jusak, Pauladie Susanto


JCONES Vol. 3, No. 2 (2014) Hal: 17

You might also like