You are on page 1of 8

PENGARUH PUPUK KOMPOS LAMTOROGUNG (Leucaena leucocephala) DAN

JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT


(Lycopersicum esculentum Mill.)

The Effect of Lamtorogung Manure (Leucaena leucocephala) and Planting Spacing on


Growth and Yield of Tomatoes (Lycopersicum esculentum Mill.)

Mardhiah Hayati1), Erita Hayati1) dan Khairi Narossa2)


1)
Staf Pengajar Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
2)
Alumni Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

ABSTRACT

The aim of this study was to find out the effect of dosages of lamtorogung manure and planting
spacing, and interaction between them, on both growth and yield of tomatoes. Treatments were arranged
by Factorial Completely Randomized Block Design 3 x 3 with 3 replications. Factors evaluated were
dosage of lamtorogung manure (15, 25 and 35 ton ha-1) and planting spacing (50 cm x 60 cm, 50 cm x 70
cm and 50 cm x 80 cm). Variables observed were the height of plant and diameter of the lower end of
stem at 15, 30 and 45 days after planting, the number of fruits per plant (3 times harvest), the weight of
fruits per plant, and diameter of fruit. The result of the study indicated that dosage of lamtorogung
manure of 25 ton ha-1 was the best for the highest tomato yield, and planting spacing of 50 cm x 80 cm
was the best for both plants growth and yield. There was no interaction between both treatments towards
growth and yield.
Keywords: lamtorogung manure, planting spacing, tomatoes

8
Penelitian yang dilakukan,
memanfaatkan pupuk kompos lamtorogung
(Leucaena leucocephala).
PENDAHULUAN Lamtorogung merupakan tanaman yang
dibawa dari Filipina yang kemudian
Tanaman tomat (Lycopersicum dikembangkan di Indonesia (Suprayitno
Agrista Vol. 14 No. 1, 2010
esculentum Mill.) adalah salah satu jenis 1981). Pemanfaatan dedaunan lamtorogung
tanaman hortikultura, yang bermanfaat sebagai bahan baku pupuk kompos karena
untuk kesehatan dan obat-obatan. kandungan nitrogen yang tinggi. Menurut
Kandungan zat-zat di dalam 100 g buah Koudoro (1982) dalam Ichsan et al.. (2001)
tomat berupa 30 kalori, vitamin C 40 mg, pupuk organik yang berasal dari limbah
vitamin A 1.500 S.I, zat besi dan calsium lamtorogung terdiri atas 4,33% N, 0,28 % P,
(Wiryanta 2002). 2,6 % K, 1,44 % Ca dan 0,36 % Mg,
Produksi buah tomat di Indonesia masih ditambah lagi bentuk daun yang simetris
rendah. Berdasarkan data produksi di kecil-kecil dalam jumlah banyak, dengan
Indonesia tahun 1999, yaitu sekitar 6,3 warna hijau muda, mempercepat proses
ton/Ha. Produksi ini masih lebih rendah bila penguraian bahan baku menjadi pupuk
dibandingkan dengan negara-negara tropis kompos.
lainnya seperti Taiwan yang telah mencapai Perkembangan dan pertumbuhan suatu
21,1 ton ha-1, Arab Saudi 13,4 ton ha-1, India tanaman ditentukan oleh faktor-faktor
9,0 ton ha-1 dan Filipina 7,0 ton ha-1 (Irfandri pembatas hidup, termasuk didalamnya
1999). Maka perlu adanya usaha pengaturan jarak tanam. Jarak tanam mutlak
intensifikasi tanaman untuk meningkatkan dibutuhkan dari populasi suatu tanaman, hal
produksi buah tomat di ini sejalan dengan pendapat
Indonesia. Taufik (1992) menyatakan bahwa
Usaha intensifikasi tanaman yang pengaturan populasi dan jarak tanam akan
dimaksud adalah, berupa pemupukan dan mempengaruhi terhadap tersedianya
pengaturan jarak tanam yang lebih baik. faktorfaktor tumbuh terutama cahaya
Pemupukan diupayakan tidak bertentangan matahari dan unsur hara tanaman. Harjadi
dengan prinsip LEISA (Low External Input (1984) menambahkan bahwa jarak tanam
Sustainble Agriculture) namun dapat dapat mempengaruhi populasi tanaman dan
memenuhi kebutuhan hara bagi tanaman. efesiensi penggunaan cahaya matahari serta
Salah satu usaha yang dimaksud adalah kompetisi antara tanaman dalam
pemberian pupuk organik berupa pupuk memperoleh air maupun unsur hara
kompos lamtorogung. sehingga akan diperoleh hasil yang
Kompos dan humus merupakan pupuk maksimal. Jarak tanam yang digunakan
organik dari hasil pelapukan sisa-sisa dalam budidaya tanaman tomat adalah 50
tanaman atau limbah organik (Musnamar, cm x 60 cm atau 70 cm x 80 cm tergantung
2003). Ismawati (2003) dalam Abdurahman pada varietas dan kesuburan tanah
(2005) menambahkan, kompos merupakan (Tugiyono 2002).
pupuk organik dari hasil pelapukan jaringan Berdasarkan uraian di atas maka
yang berasal dari limbah hayati. Dosis dilakukan penelitian untuk mengetahui
penggunaan pupuk organik sebagai berapa dosis pupuk kompos lamtorogung
perbandingan, dapat dilihat pada tanaman yang tepat dan pada jarak tanam berapakah
padi dan kedelai 2030 ton ha -1 sedangkan yang sesuai untuk mendapat pertumbuhan
untuk jagung 20-25 ton ha-1 (Sutanto dan hasil tanaman tomat terbaik.
2002). Berdasarkan rekomendasi
penggunaan pada tanaman padi, kedelai dan METODE PENELITIAN
jagung maka penting dilakukan penelitian
untuk menentukan pada dosis berapakah, Penelitian dilaksanakan di Desa
pemberian pupuk kompos yang terbaik bagi Landom, Kecamatan Lueng Bata,
pertumbuhan dan hasil tanaman tomat. Kotamadya Banda Aceh, yang dilaksanakan
pada bulan April 2008 sampai Juli 2008.
9
Bahan-bahan yang digunakan dalam mempunyai 3 atau 4 helai daun, dimana
penelitian adalah benih tomat varietas pertumbuhannya sudah kuat. Bibit
Ratna, sebanyak satu kemasan (5 g), tanah dipindahkan ke lahan produksi dengan cara
untuk persemaian sebanyak 50 kg, pupuk membuat lubang tanam yang sesuai dengan
kompos lamtorogung (sebagai pupuk dasar) ukuran polybag semai. Bibit yang
730 kg, pupuk NPK sebagai pupuk dipindahkan terlebih dahulu diseleksi yang
tambahan 500 kg ha-1 (0,45 kg/ bedeng) pertumbuhannya normal, dengan kriteria :
total 12,15 kg, pupuk kandang sebanyak 2 batang tumbuh lurus dan tegak, plumula
karung untuk persemaian, dekomposer tidak cacat dan berwarna hijau (tidak
Efektif Mikroorganisme (EM-4) dan gula menguning). Jarak antar tanaman sesuai
pasir, polybag untuk persemaian. Pestisida dengan perlakuan jarak tanam.
yang dipakai fungisida Dithane M-45 dan Pemupukan dasar berupa pupuk kompos
insektisida Decis 2,5 EC. lamtorogung sesuai dengan perlakuan,
Alat-alat yang digunakan antara lain : dilakukan setelah pengolahan lahan,
cangkul dan ayakan, gembor, bambu, tali pemberian pupuk dengan cara larikan dan
rafia, timbangan, jangka sorong, dibenamkan di dalam tanah. Pemupukan
handsprayer (volume 15 liter), ember, susulan dilakukan dengan pemberian pupuk
parang, meteran, karung plastik, pisau, NPK 0,45 kg/bedeng pupuk diberikan
papan nama dan alat tulis. dengan cara larikan pada saat tanaman
Penelitian menggunakan Rancangan berumur 4 minggu setelah tanam.
Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 3x3 Pemasangan ajir dilakukan pada saat
dengan tiga ulangan, sehingga terdapat 9 tanaman tomat berumur 10 hari setelah
kombinasi perlakuan dengan 27 satuan tanam (tinggi tanaman sekitar 10-15 cm)
percobaan. Ada dua faktor yang diteliti yaitu dengan menggunakan bambu yang
:faktor pupuk kompos lamtorogung terdiri ditancapkan disamping tanaman dan diikat
dari tiga (3) taraf yaitu : P 1 = 15 ton ha-1 dengan tali rafia. Jarak ajir dengan tanaman
(13,5 kg/bedeng), P2 = 25 ton ha-1 (22,5 sekitar 7 cm.
kg/bedeng) dan P3 = 35 ton ha-1 (31,5 Pemeliharaan tanaman tomat meliputi
kg/bedeng). Faktor jarak tanam terdiri dari penyiraman, penyiangan dan
(3) taraf yaitu : J1 = 50 cm x 60 cm, J 2 = 50 pembumbunan, pemangkasan dan
cm x 70 cm dan J3 = 50 cm x 80 cm. pengendalian hama penyakit.
Pembuatan pupuk kompos lamtorogung • Penyiraman dilakukan 2 kali sehari
yaitu menyiapkan daun lamtorogung beserta yaitu pada pagi dan sore hari.
ranting sebanyak 730 kg, 2 liter EM-4, 40 Penyiraman tidak dilakukan bila turun
liter air, 1,5 kg gula pasir. Larutan 2 liter hujan.
EM-4 dicampur dengan 40 liter air dan 1,5 • Penyiangan dilakukan dengan cara
kg gula pasir kemudian diaduk sampai mencabut dan mencangkul gulma yang
larut. Larutan tersebut disiramkan secara tumbuh di sekitar tanaman.
merata pada daun lamtorogung, kemudian Pembumbunan dilakukan bersamaan
ditutup dengan karung plastik selama 3 dengan penyiangan yaitu pada saat
minggu. Ciri-ciri pupuk kompos yang telah tanaman berumur 15 hari setelah tanam
matang berwarna kehitaman dan dengan interval 10 hari sekali sampai
mengeluarkan bau yang khas (menyengat). tanaman mulai berbuah.
Media semai terdiri atas campuran tanah • Pemangkasan awal dimulai pada
dan pupuk kandang dengan perbandingan saat tanaman berumur 10 hari setelah
2 : 1 berdasarkan volume. Benih disemai, tanam yang dilakukan pada tunas-tunas
tiap polybag ditanam satu benih. ketiak daun (cabang lateral) yang
Pengolahan tanah dilakukan 2 minggu tumbuh pada ruas-ruas tanaman dan
sebelum tanam sedalam 30 cm, plot dibuat menyisakan satu tunas yang tumbuh
dengan ukuran 3 m x 3 m sebanyak 27 plot, tepat di bawah tandan bunga pertama
jarak antar plot 30 cm dan jarak antar blok sehingga tanaman menjadi dua cabang.
50 cm. Peemangkasan dilakukan setiap 3 hari
Penanaman dilakukan ketika bibit sekali dan dihentikan pada saat tanaman
berumur 28 hari setelah semai atau sudah
Agrista Vol. 14 No. 1, 2010 10
memasuki fase pembungaan (umur 27 dihitung pada setiap kali panen dan
hari setelah tanam). dijumlahkan (3 kali panen). Berat
• Pengendalian hama dan penyakit buah/tanaman (g) dan diameter buah (mm).
dilakukan dengan penyemprotan
insektisida Decis 2,5 EC dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
konsentrasi 2 cc 1-1 air dan fungisida
Dithane M-45 dengan konsentrasi 2 g 1 1 Pengaruh Dosis Pupuk Kompos
air sebagai tindakan preventif. Lamtorogung
Penyemprotan dilakukan seminggu Dosis pupuk kompos lamtorogung
sekali pada waktu sore hari. berpengaruh nyata terhadap diameter buah,
Panen dilakukan pada saat tanaman tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap
berumur 98 - 112 hari setelah tanam (HST) tinggi tanaman dan diameter pangkal batang
dengan kriteria mengeringnya tepi daun tua umur 15, 30 dan 45 HST, jumlah buah per
dan kulit buah berubah warna dari kehijauan tanaman, serta berat buah per tanaman.
menjadi kemerah-merahan atau kekuning- Tabel 1 menunjukkan bahwa diameter
kuningan. Panen dilakukan secara bertahap buah per tanaman terbesar dijumpai pada
karena masaknva buah tidak bersamaan dosis pupuk kompos lamtorogung 35 ton/ha
waktunya. Pemetikan buah tomat dilakukan (P3) yaitu sebesar 9,66 cm yang tidak
setiap 5 hari sekali sampai 3 kali panen, berbeda nyata pada dosis 25 ton ha -1 (P2)
yaitu pada umur 98 HST, 102 HST dan 107 dan berbeda nyata pada dosis 15 ton ha-1
HST. (P1). Diameter buah terbesar pada perlakuan
Peubah yang diamati meliputi: tinggi dosis pupuk kompos lamtorogung 25 ton ha-
tanaman (cm) dan diameter pangkal batang 1
(P2) yang tidak berbeda dengan 35 ton ha -1
(mm) pada umur 15, 30 dan 45 hari setelah (P3). Hal ini
tanam (HST). Jumlah buah/tanaman yang

11
Agrista Vol. 14 No. 1, 2010
Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman dan diameter pangkal batang tanaman tomat umur 15, 30 dan
45 HST, jumlah buah, berat buah dan diameter buah pada berbagai dosis pupuk
kompos lamtorogung
Dosis Pupuk Kompos Lamtorogung BNJ
-1
Peubah yang diamati (ton ha ) 0,05

P1 (15) P2 (25) P3 (35)


Tinggi Tanaman
- Umur 15 HST 57,18 57,55 54,77
-
- Umur 30 HST 93,92 94,82 106,74 97,62
- Umur 45 HST 103,74 107,14

Diameter Pangkal Batang


0,80 0,77 0,86
- Umur 15 HST
0,92 0,90 0,94
- Umur 30 HST -
1,07 1,02 1,04
- Umur 45 HST
Jumlah Buah 8,12 6,63 7,66 -
Berat Buah 281,92 286,16 338,37 -
Diameter Buah 8,42 a 9,64 b 9,66 b 1,16
Keterangan : - Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama berbeda tidak nyata pada
taraf peluang 5% (uji BNJ).
- HST = Hari Setelah Tanam

Tabel 2. Rata-rata tinggi tanaman dan diameter pangkal batang tanaman tomat umur 15, 30 dan
45 HST, jumlah buah, berat buah dan diameter buah pada berbagai perlakuan jarak
tanam
Jarak Tanam Tomat (cmxcm) BNJ
Peubah yang diamati
J1 (50x60) J2 (50x70) J3 (50x80) 0,05

Tinggi Tanaman
40,33 a 54,46 b 74,72 c 9,25
- Umur 15 HST
87,08 a 92,03 ab 107,25 c 14,26
- Umur 30 HST
96,92 a 104,33 ab 116,37 c 14,12
- Umur 45 HST

Diameter Pangkal Batang 0,72 0,89 0,82


- Umur 15 HST 0,86 0,98 0,92 -
- Umur 30 HST 1,04 1,09 1,00
- Umur 45 HST
Jumlah Buah 7,08 7,41 7,92 -
Berat Buah 262,56 283,04 360,86 -
Diameter Buah 8,47 a 9,03 ab 10,21 c 1,16
Keterangan : - Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama berbeda tidak nyata pada
taraf peluang 5% (uji BNJ).
- HST = Hari Setelah Tanam

Agrista Vol. 14 No. 1, 2010 12


sesuai dengan tersedia, maka sebesar 74,72 cm, menyebabkan
pendapat Dartius pupuk organik 107,25 cm dan tidak leluasanya
(1990), bahwa tersebut harus 116,37 cm yang pertumbuhan
ketersediaan diberikan pada berbeda nyata sehingga terjadi
unsur-unsur yang dosis yang tepat dengan perlakuan penindihan daun
dibutuhkan dan jenis yang jarak tanam 50 cm sesamanya
tanaman yang sesuai, pada x 70 cm (J2) dan disamping itu
berada dalam penelitian ini 50 cm x 60 cm terjadi persaingan
keadaan cukup, dijumpai pada (J1). Akan tetapi dalam
maka hasil dosis 25 ton ha-1 perlakuan jarak memperoleh air,
metabolismenya (P2) yang tidak tanam 50 cm x 70 udara, unsur hara
akan membentuk berbeda dengan cm (J2) tidak dan intensitas
protein, enzim, 35 ton ha-1 (P3). berbeda nyata cahaya matahari.
hormon dan Yuwono et al.. dengan perlakuan Diameter
karbohidrat, (2001) jarak tanam 50 cm buah per tanaman
sehingga menambahkan x 60 cm (J1), pada pada tanaman
pembesaran, bahwa kecepatan umur 30 dan 45 tomat lebih
perpanjangan dan dekomposisi HST. rendah dijumpai
pembelahan sel tergantung dari Tanaman pada perlakuan
akan berlangsung kualitas pupuk tertinggi pada jarak tanam 50 cm
dengan cepat. organik yang umur 15, 30 dan x 60 cm (J1), ini
Menurut digunakan. 45 HST dan diduga karena
Harjadi (1984) diameter buah rapatnya populasi
pemberian pupuk Pengaruh Jarak terbesar dijumpai tanaman, sehingga
pada saat tanaman Tanam pada jarak tanam menimbulkan
memerlukannya Perlakuan 50 cm x 80 cm persaingan
akan memberikan jarak tanam tomat (J3) yang berbeda terhadap faktor-
tanggapan berpengaruh dengan 50 cm x faktor tumbuh
tanaman yang sangat nyata 70 cm (J2) dan 50 antara individu
baik dan terhadap tinggi cm x 60 cm (J1). tanaman.
menghindari tanaman tomat Diduga pada Persaingan
kerusakan pada umur 15, 30 perlakuan jarak tersebut
disamping itu dan 45 HST serta tanam 50 cm x 80 mengakibatkan
pemupukan akan diameter buah per cm (J3) pada pertumbuhan
efektif dan tanaman. Akan tanaman tomat tanaman menjadi
ekonomis. tetapi perlakuan kurang terjadinya terhambat.
Tanaman yang jarak tanam tidak kompetisi, Menurut Lovelles
mendapat suplai berpengaruh nyata sehingga tanaman (1987) persaingan
unsur hara yang terhadap diameter dapat tumbuh antara individu
cukup selama pangkal batang optimum dan tanaman terjadi
masa umur 15, 30 dan lebih efesien akibat adanya
pertumbuhannya 45 HST, jumlah dalam kesamaan
berdampak pada buah per tanaman memanfaatkan keperluan sinar
membesarnya dan berat buah per sinar matahari, matahari, air dan
diameter buah. tanaman. unsur hara, air dan unsur hara dari
Menurunnya Tabel 2 udara (CO2 dan tanah yang dapat
diameter buah per menunjukan O2). Hal ini diserap tanaman
tanaman yang bahwa tanaman sejalan dengan sehingga
dijumpai pada tomat umur 15, 30 pendapat Dartius mengakibatkan
dosis pupuk 15 dan 45 HST (1990) yang proses
ton ha-1 (P1). Hal tertinggi dijumpai menyatakan pertumbuhan
ini diduga karena pada perlakuan bahwa jarak cenderung
pupuk organik jarak tanam 50 cm tanam yang terlalu menjadi lambat
belum cukup x 80 cm (J3) yaitu rapat dan tertekan.
13
Dosis pupuk Pengantar
Pengaruh kompos Saran agronomi.
Interaksi lamtorogung Perlu Gramedia,
Hasil berpengaruh nyata dilakukan Jakarta.
penelitian terhadap diameter penelitian lebih Ichsan, C.N.,
menunjukan buah, tetapi lanjut terhadap Syafruddin &
bahwa tidak berpengaruh tidak berbagai dosis N. Bugis. 2001.
terdapat interaksi nyata terhadap pupuk kompos Konservasi lahan
yang nyata antara tinggi tanaman lamtorogung dengan Sumber
dosis pupuk dan diameter dengan interval daya lahan yang
kompos pangkal batang yang lebih dekat tersedia. Penuntun
lamtorogung dan umur 15, 30 dan antar 15 – 30 Praktikum
jarak tanam 45 HST, jumlah ton/ha dan jarak Konservasi
terhadap buah per tanaman, tanam, juga pada Lahan. Bidang
pertumbuhan dan serta berat buah musim tanam Studi agronomi
hasil tanaman per tanaman. yang berbeda. Jurusan BDP
tomat pada semua Hasil tanaman Agar dapat Fakultas Pertanian
peubah yang terbaik pada diketahui Unsyiah, Banda
diamati yaitu perlakuan dosis pertumbuhan dan Aceh.
tinggi tanaman pupuk kompos hasil tanaman Lovelless, A. R.
umur dan lamtorogung 25 tomat terbaik 1987. Prinsip-
diameter pangkal ton ha-1. dengan dosis dan prinsip
batang umur 15, Jarak tanam jarak tanam serta biologi
30 dan 45 HST, berpengaruh musim yang tumbuhan
Agrista Vol. 14 No. 1, 2010
jumlah buah per sangat nyata berbeda. untuk daerah
tanaman, berat terhadap tinggi tropis
buah per tanaman tanaman umur 15, DAFTAR (terjemahan
dan diameter buah 30 dan 45 HST PUSTAKA Kartawinata,
per tanaman. serta diameter D. Miharja
Hal tersebut buah, tetapi Abdurahman. dan Soetisno).
menunjukan berpengaruh tidak 2005. Teknik PT. Gramedia.
bahwa perbedaan nyata terhadap pemberian Jakarta.
respons tanaman diameter pangkal pupuk organik Musnamar, E.I.
tomat akibat batang umur 15, dan mulsa 2003. Pupuk
perbedaan dosis 30 dan 45 HST, pada budi organik.
pupuk kompos jumlah buah per daya Penebar
lamtorogung tidak tanaman dan berat mentimun Swadaya.
tergantung pada buah per tanaman. jepang. Jakarta.
jarak tanam begitu Pertumbuhan dan Buletin Suprayitno. 1981.
pula perbedaan hasil tanaman Teknik Lamtorogung
respon tanaman terbaik pada Pertanian. dan
tomat akibat perlakuan jarak Jakarta. manfaatnya.
perbedaan jarak tanam 50 cm x 80 Dartius. 1990. Bhratara
tanam tidak cm. Fisiologi Karya Aksara.
tergantung pada Tidak Tumbuhan 2. Jakarta.
dosis pupuk terdapat interaksi Fakultas Sutanto, R. 2002.
kompos yang nyata antara Pertanian Pertanian
lamtorogung. dosis pupuk Universitas organik,
lamtorogung Sumatera menuju
SIMPULAN dengan jarak Utara, pertanian
DAN SARAN tanam terhadap Medan. alternatif dan
pertumbuhan dan Harjadi, S.S. berkelanjutan.
hasil tanaman. 1984. Penerbit
Agrista Vol. 14 No. 1, 2010 14
Kanisius, Universitas
Yogyakarta. Brawijaya.
Taufik. 1992. Malang.
Pengaruh
jarak tanam
dan
pemupukan
nitrogen
terhadap
produksi dan
kandungan
HCN tanaman
ubi kayu
(Manihot
utilissima).
Skripsi
Jurusan BDP
Fakultas
Pertanian
Universitas
Syiah Kuala.
Darussalam
Banda Aceh.
Tugiyono, H.
2002.
Bertanam
tomat.
Penebar
Swadaya,
Jakarta.
Wiryanta, B.T.W.
2002.
Bertanam
Tomat. PT
AgroMedia
Pustaka,
Jakarta.
Yuwono, M., N.
Basuki & L.
Agustina.
2001.
Pertumbuhan
dan Hasil Ubi
Jalar (Ipomea
batatas (L.)
Lam.) pada
Macam dan
Dosis Pupuk
Organik yang
Berbeda
Terhadap
Pupuk
Anorganik.

15

You might also like