You are on page 1of 8

HUBUNGAN PENGETAHUAN BANTUAN HIDUP DASAR TERHADAP

TINGKAT MOTIVASI MAHASISWA DALAM MENOLONG PASIEN


HENTI JANTUNG PADA MAHASISWA PRODI NERS
TINGKAT III STIKES SANTA ELISABETH MEDAN

Mardiati Barus *(1), Hendri Apul Panggabean, *(2),


Staff Pengajar STIKes Santa Elisabeth Medan

`
ABSTRACT

Background : The knowledge of basic life assistance becomes a fundamental


matter of handling victims suffering from cardiac arrest. With the knowledge of
basic life assistance and supported by the motivation of rescuer in handling
victims suffering from cardiac arrest, it is expected that the mortality rate of
cardiac arrest incident frequently occurring particularly outside the hospital may
be reduced significantly.
Goals : The research aimed to know the connection between the knowledge of
basic life assistance and the motivation level of students in helping patients
suffering from cardiac arrest in prodi ners level III students of STIKes Santa
Elisabeth Medan.
Methods : The research design used the corelational descriptive method, with the
number of samples being 75 respondents.
Result : The results of research showed that the knowledge of students on basic
life assistance was good (100%) and the level of motivation in helping patients
suffering from cardiac arrest was high (100%). From the results of Spearmen
rank, the value of p=0.000 (p<0.05) and the correlation coefficient of 0.997 were
obtained, meaning that there was a strong connection between the knowledge of
basic life assistance and the motivation level of students in helping patients
suffering from cardiac arrest in prodi ners level III students of STIKes Santa
Elisabeth Medan.
Conclution : It is expected that students would maintain good knowledge of basic
life assistance and their motivation would be increasingly higher to perform basic
life assistance in patients suffering from cardiac arrest.

Keywords: Knowledge, Basic Life Assistance, Motivation, Cardiac Arrest,


Student

PENDAHULUAN kegagalan jantung berkontraksi


secara efektif selama fase sistolik
Henti jantung atau cardiac (Hardisman, 2014). Banyak hal yang
arrest adalah keadaan dimana mempengaruhi terjadinya henti
terjadinya penghentian mendadak jantung, penyebabnya antara lain
sirkulasi normal darah karena penyakit kardiovaskular, kekurangan
oksigen akut, kelebihan dosis obat, Maka dari itu, bantuan hidup
gangguan asam basa/elektrolit, dasar menjadi bekal mendasar untuk
kecelakaan, tersengat listrik, menyelamatkan jiwa seseorang
tenggelam, anesthesia dan ketika terjadi henti jantung
pembedahan, dan syok (Gadar Medik (Sudiharto & Sartono, 2013).
Indonesia, 2016). Bantuan hidup dasar merupakan
sekumpulan intervensi yang
Henti jantung menjadi bertujuan untuk mengembalikan dan
penyebab utama kematian di mempertahankan fungsi vital organ
beberapa Negara. terjadi baik di luar pada korban henti jantungdan henti
rumah sakit maupun didalam rumah nafas. Intervensi ini terdiri dari
sakit. Diperkirakan sekitar 350.000 pemberian kompresi dada dan
orang meninggal per tahunnya akibat bantuan nafas (Hardisman, 2014).
henti jantung di Amerika dan
Kanada. Perkiraan ini tidak termasuk Bantuan Hidup Dasar juga
mereka yang diperkirakan meninggal merupakan bagian dari pengelolaan
akibat henti jantung dan tidak sempat gawat darurat medis yang bertujuan
diresusitasi. Walaupun usaha untuk mencegah berhentinya sirkulasi atau
melakukan resusitasi tidak selalu berhentinya respirasi, memberikan
berhasil, lebih banyak nyawa yang bantuan eksternal terhadap sirkulasi
hilang akibat tidak dilakukannya dan ventilasi dari korban yang
resusitasi. Sebagian besar korban mengalami henti jantung atau henti
henti jantung adalah orang dewasa, nafas melalui Resusitasi Jantung
tetapi ribuan bayi dan anak juga Paru (RJP). Pemberian Resusitasi
mengalaminya setiap tahun. Henti Jantung Paru harus dilaksanakan
jantung akan tetap menjadi penyebab dengan cermat. Resusitasi Jantung
utama kematian yang premature, dan Paru terdiri dari 2 tahap, yaitu Survei
perbaikan kecil dalam usaha Primer (Primary survey), yang dapat
penyelamatannya akan menjadi dilakukan oleh setiap orang, Survei
ribuan nyawa yang dapat Sekunder (Secondary Survey)
diselamatkan setiap tahun ( Gadar (Sudiharto & Sartono, 2013).
Medik Indonesia, 2016).
Bantuan hidup dasar tersebut
Pada saat terjadi henti dapat dilakukan oleh siapa saja
jantung, secara langsung akan terjadi bukan hanya tenaga kesehatan, tetapi
henti sirkulasi. Henti sirkulasi ini dengan syarat orang tersebut telah
akan dengan cepat menyebabkan memiliki pengetahuan dasar
otak dan organ vital kekurangan mengenai bantuan hidup dasar dan
oksigen. Pernafasan yang juga keterampilan dalam melakukan
terganggu,misalnya tersengal-sengal bantuan hidup dasar. Dimana
merupakan tanda awal akan pengetahuan itu adalah hasil tahu,
terjadinya henti jantung. Maka dari dan ini terjadi setelah orang
itu, bantuan hidup dasar menjadi melakukan penginderaan terhadap
bekal mendasar untuk suatu objek tertentu (Notoatmodjo,
menyelamatkan jiwa seseorang 2010).
ketika terjadi henti jantung
(Sudiharto & Sartono, 2013). Hal itu juga erat kaitannya
dengan motivasi sang penolong
dalam menolong korban yang IV tahun 2014. Jumlah mahasiswa
mengalami henti jantung. Dimana sebanyak 75 orang dan saat peneliti
motivasi juga sebagai pendorong melakukan observasi dan wawancara
utama bagi sang penolong dalam dengan mahasiswa Ners tingkat III
memberikan pertolongan pertama diantaranya hanya sekedar tahu
pada korban. Dengan adanya bahwa bantuan hidup dasar adalah
motivasi yang tumbuh dalam diri pertolongan pertama yang dilakukan
kita, kita semakin menyadari adanya pada pasien yang kritis dan tidak
dorongan untuk berbuat atau mengetahui bagaimana tahapan dan
beraksi. (Sunaryo, 2013). teknik yang dilakukan pada saat
Menurut Stevenson (2001, melakukan bantuan hidup dasar. Hal
dalam Sunaryo, 2013) , motivasi ini membuktikan bahwa masih
adalah semua hal verbal, fisik, atau kurangnya pengetahuan mahasiswa
psikologis yang membuat seseorang ners tahap akademik tingkat III
melakukan sesuatu sebagai respons. mengenai bantuan hidup dasar.
Sementara itu Sarwono (2000, dalam
Sunaryo, 2013) tersebut dan tujuan Dari uraian latar belakang di atas
atau akhir dari mengungkapkan maka peneliti tertarik untuk
bahwa motivasi menunjuk pada melakukan penelitian dengan judul
proses gerakan, termasuk situasi “Hubungan Pengetahuan Bantuan
yang mendorong dan timbul dalam Hidup dasar Terhadap Tingkat
diri individu, serta tingkah laku yang Motivasi Mahasiswa Dalam
ditimbulkan oleh situasi tersebut dan Menolong Pasien Henti Jantung Pada
tujuan atau akhir dari gerakan dan Mahasiswa Prodi Ners Tingkat III
perbuatan. STIKes Santa Elisabeth Medan”.

Jadi dengan pengetahuan METODE PENELITIAN


bantuan hidup dasar atau basic life
Penelitian ini menggunakan
support yang didukung oleh adanya
descriptif coretional. Teknik
motivasi penolong untuk melakukan
pengambilan sampel dalam
penanganan korban yang mengalami
penelitian ini menggunakan Total
henti jantung, diharapkan angka
Sampling sebanyak 75 mahasiswa
kematian kejadian henti jantung yang
prodi ners tingkat III STIKes Santa
sering terjadi terutama yang berada
Elisabeth Medan. Instrumen dalam
di luar rumah sakit dapat berkurang
penelitian ini menggunakan
secara signifikan.
kuesioner untuk pengukuran variable
Berdasarkan survey awal yang
independen yaitu pengetahuan
dilakukan dari data yang terdapat di
bantuan hidup dasar sebanyak 25
STIKes Santa Elisabeth Medan
pertanyaan dan variable dependen
Tahun 2016 mahasiswa prodi Ners
yaitu tingkat motivasi mahasiswa
tahap akademik tingkat III telah
dalam menolong pasien henti jantung
mendapatkan pendidikan dan
sebanyak 25 pertanyaan. Uji statistic
pelatihan mengenai bantuan hidup
dalam penelitian ini menggunakan
dasar pada tahun 2014 dimana
Spearman rank (rho) dengan tingkat
mahasiswa tingkat III masih
kepercayaan 95 %, bila p value <
menjalani semester II yang
0,05 maka Ha diterima yang berarti
dibawakan oleh mahasiswa tingkat
ada hubungan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Kurang - 0
Cukup - 0
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Baik 75 100,0
Responden Berdasarkan
Demografi Prodi Ners
Tingkat III STIKes Santa Total 75 100,0
Elisabeth Medan Tahun
2017 Berdasarkan tabel diatas
distribusi pengetahuan
mahasiswa/mahasiswi prodi Ners
Berdasarkan di atas dapat Tingkat III STIKes Santa Elisabeth
diketahui bahwa umur mahasiswa Medan tahun 2017 tentang bantuan
prodi ners tingkat III STIKes Santa hidup dasar ditemukan sebanyak 75
Elisabeth Medan yang paling banyak orang (100%) mahasiswa memiliki
adalah 19-20 tahun sebanyak 35 tingkat pengetahuan yang baik.
orang (46,7%) dan 21-22 tahun Mahasiswa memiliki
sebanyak 35 orang (46,7%), sebagian pengetahuan yang tinggi karena
kecil pada umur >23 tahun sebanyak pengalaman mereka yang pernah
5 orang (6,6%). Berdasarkan jenis mengikuti beberapa seminar tentang
kelamin, perempuan yaitu sebanyak bantuan hidup dasar, dan menurut
64 orang (85,3%), sedangkan laki- peneliti faktor yang mempengaruhi
laki sebanyak 11 orang (14,7%). pengetahuan responden tentang
bantuan hidup dasar karena sesuai
Karakteristik F % dengan kurikulum program studi ners
Jenis bahwa mahasiswa prodi ners tingkat
Kelamin III memiliki mata kuliah
Laki-laki 11 14,7 keperawatan kritis dan keperawatan
Perempuan 64 85,3 gawat darurat yang didalamnya juga
Total 75 100 membahas dan melatih mahasiswa
Umur melakukan bantuan hidup dasar.
19-20 Tahun 35 46,7 Dengan pengalaman mahasiswa yang
21-22 Tahun 35 46,7 pernah mengikuti pelatihan tersebut
> 23 tahun 5 6,6 pengetahuan mahasiswa akan lebih
Total 75 100 baik dari pada mereka yang tidak
mengikuti pelatihan bantuan hidup
Tabel 2. Distribusi Frekuensi dasar. Pelatihan yang diikuti selama
Pengetahuan di bangku perkuliahan akan
Mahasiswa/i Prodi Ners menambah pengetahuan mahasiswa
Tingkat III STIKes Santa tentang bantuan hidup dasar.
Elisabeth Medan Tentang
Bantuan Hidup Dasar Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tingkat
Tahun 2017 (n=75) Motivasi Mahasiswa Dalam
Menolong Pasien Henti
Pengetahuan f % Jantung Pada Mahasiswa
mahasiswa/i Prodi Ners Tingkat III
STIKes Santa Elisabeth
Medan(n=75)
Spe Peng Correlatio
ar etahu n
1,00 ,997
Motivasi f % ma an Coefficie
0 **
n's nt
Rendah 0 0 rho
Sedang 0 0 Sig. (2-
. ,000
Tinggi 75 100,0 tailed)
Total 75 100 N 75 75
Moti Correlatio
vasi n ,997 1,00
Berdasarkan tabel distribusi Coefficie ** 0
frekuensi tingkat motivasi mahasiswa nt
Sig. (2-
dalam menolong pasien henti jantung ,000 .
tailed)
pada mahasiswa prodi ners tingkat
N 75 75
III STIKes Santa Elisabeth Medan
mahasiswa ditemukan sebanyak 75 **. Correlation is significant at the
orang (100%) memiliki tingkat 0.01 level (2-tailed).
motivasi yang tinggi.
Menurut Setiawati &
Berdasarkan hasil analisis
Dermawan (2008) salah satu jenis
korelasi variable dengan uji statistic
motivasi adalah motivasi yang
Spearman rank (rho) yang telah
dipelajari, Motivasi jenis ini akan ada
didapatkan dari komputerisasi adalah
dan berkembang karena adanya
0.997 yang menyatakan hubungan
keingintahuan seseorang dalam
yang sangat kuat antara variable
proses pembelajarannya. Dalam hal
independent yaitu pengetahuan
ini, mahasiswa telah belajar tentang
bantuan hidup dasar dan dependen
bantuan hidup dasar, maka
yaitu tingkat motivasi mahasiswa
mahasiswa tersebut akan termotivasi
prodi ners tingkat III STIKes Santa
untuk lebih mempelajari dan
Elisabeth Medan, sehingga
membaca mengenai bantuan hidup
dinyatakan hipotesis di tolak, yang
dasar dan mengaplikasikannya pada
berarti ada hubungan antara
saat menemui pasien yang
pengetahuan bantuan hidup dasar
mengalami henti jantung didalam
terhadap tingkat motivasi mahasiswa
rumah sakit maupun di luar rumah
dalam menolong pasien henti jantung
sakit .
pada mahasiswa prodi ners tingkat
III STIKes Santa Elisabeth Medan.
Tabel 4. Hubungan Pegetahuan
Hasil penelitian ini juga
Bantuan Hidup Dasar
mendukung hasil penelitian yang
Terhadap Tingkat
dilakukan oleh Thoyyibah & Chayati
Motivasi Mahasiswa
(2014) tentang “pengaruh pelatihan
Dalam Menolong Pasien
bantuan hidup dasar pada remaja
Henti Jantung Pada
terhadap tingkat motivasi menolong
Mahasiswa Prodi Ners
korban henti jantung”. Hasil dari
Tingkat III STIKes Santa
penelitian menunjukkan adanya
Elisabeth Medan (n=75)
peningkatan motivasi setelah
Peng Mo
etah tiv dilakukan pelatihan tentang bantuan
uan asi hidup dasar yaitu sebelum pelatihan
tingkat motivasi terbanyak adalah yang dapat meningkatkan pengetahuan
sedang sedangkan setelah pelatihan mahasiswa tentang bantuan hidup dasar
motivasi terbanyak adalah tinggi dan akan mendorong mahasiswa untuk
peneliti menyimpulkan bahwa tinggi melakukan dan mengaplikasikan apa
rendahnya tingkat motivasi yang telah didapat selama pelatihan dan
dilakukan dengan baik untuk mencapai
responden dalam menerapkan hasil yang baik pula.
bantuan hidup dasar untuk menolong Pengetahuan seseorang akan
pasien yang henti jantung adalah mempengaruhi bagaimana seseorang
karena adanya factor belajar. Proses tersebut termotivasi untuk bertingkah
belajar yang didapat responden laku sesuai dengan yang pernah
melalui pelatihan bantuan hidup dipelajarinya. Semakin banyak
dasar dapat memberikan seseorang mempelajari atau
pengetahuan bagi responden dan mengetahui sesuatu hal maka ia akan
semakin banyak responden lebih termotivasi untuk
mempelajari dan mengetahui tentang mengaplikasikan apa yang pernah ia
bantuan hidup dasar maka ia akan pelajari. Dalam penelitian ini
lebih termotivasi untuk bertingkah didapatkan pengetahuan seseorang
laku sesuai dengan yang pernah akan sesuatu hal akan mempengaruhi
dipelajarinya dan memanfaatkan tingkat motivasi seseorang tersebut
fasilitas dan sarana yang ada seperti dalam melakukan tindakan untuk
wifi, internet, dll. mengatasi masalah tertentu.
Pengetahuan yang diperoleh Sehingga, tinggi rendahnya motivasi
dalam meningkatkan motivasi dapat juga selalu dijadikan indikator baik
diperoleh dari proses belajar dengan buruknya pengetahuan dan prestasi
pemanfaatan media yang digunakan belajar seseorang. Sehingga, dapat
responden.Hal ini juga diungkapkan disimpulkan bahwa ada hubungan
oleh Setiawati & Dermawan (2008) pengetahuan bantuan hidup dasar
bahwa salah satu jenis motivasi yang terhadap tingkat motivasi mahasiswa
dilihat dari dasar pembentukannya dalam menolong pasien henti jantung
adalah motivasi yang dipelajari yang pada mahasiswa prodi Ners tingkat
berarti motivasi ini akan ada dan III STIKes Santa Elisabeth Medan
berkembang karena adanya tahun 2017.
keingintahuan seseorang dalam
proses pembelajaranya. KESIMPULAN DAN SARAN
Menurut McClelland yang
dikutip dan diterjemahkan oleh Sahlan
Asnawi (2002), mengatakan bahwa Tingkat pengetahuan
dalam diri manusia ada dua motivasi, mahasiswa prodi ners tingkat III
yakni motif primer atau motif yang tidak STIKes Santa Elisabeth Medan
dipelajari, dan motif sekunder atau motif ditemukan secara keseluruhan
yang dipelajari melaui pengalaman serta (100%) adalah baik.. Motivasi
interaksi dengan orang lain. Pada mahasiswa prodi ners tingkat III
penelitian ini motivasi yang tinggi pada STIKes Santa Elisabeth Medan
mahasiswa prodi ners tingkat III berasal secara keseluruhan (100%) dalam
dari pengalaman dan interaksi nya melakukan bantuan hidup dasar di
dengan orang lain selama melakukan rumah sakit maupun di luar rumah
pelatihan dan seminar mengenai bantuan
sakit adalah tinggi. Hasil analisis
hidup dasar. Melalui pelatihan tersebut
korelasi variable dengan uji statistic
Spearman rank (rho) yang telah Sakit Di Jakarta,
didapatkan dari correlation coefisien (Online), (Diakses pada
0.997 yang artinya hubungan yang tanggal 6 Januari 2017).
sangat kuat antara pengetahuan
bantuan hidup dasar dan dan tingkat Arikunto, Suharsimi. (2010).
motivasi mahasiswa prodi ners Manajemen Penelitian.
tingkat III STIKes Santa Elisabeth Jakarta: Rineka Cipta.
Medan dalam menolong pasien yang
henti jantung. Arikunto, Suharsimi. (2006).
Prosedur Penelitian.
Diharapkan hasil penelitian Jakarta: Rineka Cipta.
ini dapat dijadikan sebagai pedoman
ataupun panduan untuk lebih Dal, Sarpkaya. (2013). Knowlegde
meningkatkan pengetahuan dan juga and psychomotor skills of
motivasi mahasiswa/i dalam nursing students in North
menangani kondisi kegawat Cyprus in the area of
daruratan dan sekaligus mampu cardiopulmonary
menjadi health provider khususnya resuscitation, (online).
pada kasus henti jantung. (Diakses pada tanggal 21
Dan juga dapat di jadikan Desember 2016).
sebagai referensi tambahan dalam
penelitian yang berhubungan dengan Gloe, Donna S. (2005). Sheehy’s
kejadian kegawat daruratan Manual Of Emergency
khususnya henti jantung. Dan juga Care. United State Of
diharapakan mahasiswa prodi ners America: Elsevier
tingkat III STIKes Santa Elisabeth Mosby.
Medan yang sudah memiliki
pengetahuan yang baik tentang Hardisman. (2014). Gawat Darurat
bantuan hidup dasar mampu Medis Praktis.
mengaplikasikannya di lapangan dan Yogyakarta: Gosyen
mngeksplore pengetahuan mereka Publishing.
kepada mahasiswa dan prodi lain
Latif, Yusuf, dkk. (2015). Gambaran
dengan aktif melakukan seminar dan
Pengetahuan Bantuan
kegiatan sederhana yang terkait
Hidup Dasar (BHD)
dengan bantuan hidup dasar guna
Pada Mahasiswa
mewujudkan visi dan misi STIKes
Program Studi Ilmu
Santa Elisabeth Medan Prodi Ners
Keperawatan Universitas
dalam kegawatdaruratan jantung dan
Negeri Gorontalo,
trauma fisik.
(Online). (Diakses pada
DAFTAR PUSTAKA tanggal 4 Januari 2017).

Aam, Riri. (2014). Pengetahuan Lontoh, Kiling, dkk. (2013).


Perawat Tentang Pengaruh Pelatihan
Pemberian Bantuan Teori Bantuan Hidup
Hidup Dasar Pada Pasien Dasar Terhadap
Henti Jantung Di Ruang Pengetahuan Resusitasi
Intensive CareRumah Jantung Paru Siswa-
Siswi SMA Negeri 1 Post Cardiac Arrest,
Toili, (online). (Diakses (Online), (Diakses pada
pada tanggal 26 Oktober tanggal 6 Januari 2017).
2016).
Sartono, dkk (2016). Basic Trauma
Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Cardiac Life Suport.
Metodologi Penelitian Bekasi: Gadar Medik
Kesehatan. Jakarta: Indonesia.
Rineka Cipta.
Setiawati & Dermawan. (2008).
___________________. (2007). Pendidikan Kesehatan.
Promosi Kesehatan & Jakarta: Trans Info
Ilmu Perilaku. Jakarta: Media.
Rineka Cipta.
Sudiharto, Sartono. (2013). Buku
___________________. (2010). Panduan Basic Trauma
Metodologi Penelitian Cardiac Life Suport.
Kesehatan. Jakarta: Jakarta: CV Sagung Seto.
Rineka Cipta.
Sunaryo. (2013). Psikologi Untuk
___________________. (2012). Keperawatan. Jakarta:
Metodologi Penelitian EGC.
Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta. Thoyyibah & Chayati. (2014).
Pengaruh Pelatihan
Nursalam. (2013). Metodologi Bantuan Hidup Dasar
Penelitian Ilmu Pada Remaja Terhadap
Keperawatan Tingkat Motivasi
Pendekatan Praktis. Menolong Korban Henti
Edisi 3. Jakarta : Jantung, (Online).
Salemba Medika. (Diakses pada tanggal 22
Desember 2016).
Panacea, Tim Bantuan Medis.
(2012). Buku Panduan Wawan, Dewi. (2011). Teori Dan
Basic Life Suport. Pengukuran Pengetahuan,
Jakarta: EGC Sikap, Dan Perilaku
Manusia Dilengkapi
Riyanto, Agus. (2013). Kapita Contoh Kuesioner.
Selekta Kuisioner Yogyakarta : Nuha
Pengetahuan dan Sikap Medika.
Dalam Penelitian
Kesehatan. Jakarta :
Salemba Medika.

Roifah, ifa. (2014). Metode Cardio


Pulmonary Resuscitation
Untuk Meningkatkan
Survival Rates pasien

You might also like