You are on page 1of 10

ANALISIS PERBANDINGAN RETURN DAN RISK SAHAM SYARIAH DENGAN

SAHAM KONVENSIONAL
(Studi Pada Jakarta Islamic Index (JII) dan IDX30 Periode 2014-2016)

Herni Ruliatul Kasanah


Saparila Worokinasih
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Email: khasanahruli@yahoo.co.id

ABSTRACT

This research arranged to know the difference of average Return and Risk of sharia stock in Jakarta Islamic
Index (JII) and conventional stock in IDX30 in the period 2014 until 2016. The type of this research is
descriptive research with quantitative approach. The location of this research is the website of Indonesia
Stock Exchange www.idx.co.id as a secondary data’s provider which provide issuer’s names included in JII
and IDX30 and closing price of monthly stock period 2014 until 2016. Data analysis technique used in this
research is descriptive and inferential statistic analysis. The results of descriptive analysis within 3 years
showed that the average return of sharia stock is 0.005566501 or 0.56% while the average return of
conventional stock is 0.0090529 or 0.91%. The Risk level of Sharia stock fora period of 3 years is
0.086718628 or 8.7% while the level of risk of conventional stock is 0.085490516 or 8.55%. Based on the
results of inferential analysis by using different test (Independent Sample t-test) obtained result that there is
no significant difference between return and risk of sharia stock with conventional stock.

Keywords: Return, Risk, Sharia Stock, Conventional Stock

ABSTRAK

Penelitian ini disusun untuk mengetahui perbedaan rata-rata Return dan Risk saham syariah di Jakarta
Islamic Index (JII) dan saham konvensional di IDX30 pada periode 2014 s.d 2016. Jenis penelitian ini
adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Lokasi penelitian yaitu website Bursa Efek
Indonesia www.idx.co.id sebagai penyedia data sekunder berupa nama-nama emiten yang termasuk dalam
indeks JII dan IDX30 serta data closing price saham bulanan periode 2014 s.d 2016. Teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis statistik deskriptif dan inferensial. Hasil analisis deskriptif
dalam kurun waktu 3 tahun menujukkan bahwa rata-rata return saham syariah sebesar 0,005566501 atau
0,56% sedangkan rata-rata return saham konvensional sebesar 0,0090529 atau 0,91%. Adapun tingkat Risk
saham syariah selama kurun waktu 3 tahun sebesar 0,086718628 atau 8,7% sedangkan tingkat risk saham
konvensional sebesar 0,085490516 atau 8,55%. Berdasarkan hasil analisis inferensial dengan menggunakan
uji beda (Independent Sample t-test) didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
return dan risk saham syariah dengan saham konvensional.

Kata Kunci: Return, Risk, Saham Syariah, Saham Konvensional

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 58 No.2 Mei 2018| 46


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
PENDAHULUAN mempengaruhi perkembangan pasar modal adalah
Indonesia adalah negara dengan mayoritas adanya peran dari lembaga-lembaga pendukung
penduduk beragama Islam. Berdasarkan sensus pasar modal seperti bursa efek (Suad dalam
penduduk tahun 2010 oleh Badan Pusat Statisik Yuliana, 2010:40).
didapatkan data sebesar 87% penduduk Indonesia Perkembangan pasar modal syariah di
merupakan seorang muslim dari jumlah total Indonesia dapat dilihat dari Rata-rata pertumbuhan
penduduk sebesar 237 juta jiwa. Seorang muslim volume, nilai dan frekuensi transaksi saham-saham
dalam melakukan kegiatan ekonominya memiliki berbasis syariah di BEI dalam lima tahun terakhir
prinsip-prinsip yang harus dijalankan sesuai (2011 hingga Agustus 2016) yang menunjukkan
dengan aturan syariat agama seperti harus persentase yang lebih tinggi jika dibandingkan
menghindari riba atau bunga, menghindari gharar dengan saham-saham konvensional atau non-
(ketidak jelasan), dan menghindari maysir (berjudi) syariah. Hal itu tampak dalam tabel 1 berikut ini:
selain itu setiap hasil usaha seorang muslim harus Tabel 1: Tabel Pertumbuhan Transaksi Saham
menanggung sebuah risiko dan menganggap uang Syariah 2011-2016
sebagai alat tukar bukan sebagai komoditi (Sutedi, Indikator Saham Syariah Saham Konvensional
2011:46). Prinsip-prinsip ekonomi Islam tersebut Volume 167,2% 130%
Nilai 70,7% 25,4%
harus ditaati oleh seluruh umat Islam.
Frekuensi 185,7% 160,7%
Investasi sebagai salah satu aktivitas dalam
Sumber: www.idx.co.id, diakses pada 7 Oktober
perekonomian juga harus sesuai dengan prinsip-
2017 (data diolah)
prinsip ekonomi Islam. Pengertian investasi
menurut Sutedi (2011:143) adalah menanamkan
Tabel di atas menunjukkan bahwa pasar modal
atau menempatkan aset, baik berupa harta maupun
syariah di Indonesia mengalami perkembangan
dana, pada sesuatu yang diharapkan akan
yang baik jika dilihat dari semua indikator
memberikan hasil pendapatan atau akan meningkat
transaksi saham syariah yang lebih tinggi dari
nilainya dimasa mendatang. Kegiatan investasi
saham konvensional.
secara umum dapat dilakukan dengan investasi
Perkembangan pasar modal syariah di
pada real asset dan financial asset (Hidayat,
Indonesia jika dilihat dari pertumbuhan transaksi
2011:2).
saham syariah memang menunjukkan kenaikan
Investasi pada financial aset dapat
yang positif namun kenaikan tersebut belum bisa
dilakukan melalui pasar modal, namun produk-
menunjukkan bahwa tingkat Return (Imbal Hasil)
produk investasi yang ada dalam pasar modal
dan Risk (risiko) saham syariah lebih baik dari
belum tentu semuanya sesuai dengan prinsip-
saham konvensional atau non-syariah. Return
prinsip ekonomi Islam. Oleh karena itu untuk
menurut Halim (2015:25) adalah imbalan yang
menjamin hak-hak muslim dalam menjalankan
diterima dari sebuah investasi. Adapun Risk
kegiatan ekonomi agar sesuai dengan prinsip
menurut Halim (2015:33) adalah besarnya
ekonomi Islam dibentuklah Pasar Modal Syariah di
penyimpangan antara tingkat imbal hasil yang
Indonesia, yang diawali dengan dibentuknya Reksa
diharapkan (expected return) dengan tingkat imbal
Dana Syariah oleh PT. Danareksa Investment
hasil yang dicapai secara nyata (actual return).
Management pada 3 Juli 1997 kemudian Jakarta
Investor dalam berinvestasi tentunya
Islamic Index (JII) pada tahun 2000 yang dibentuk
menginginkan keuntungan. Keuntungan yang
oleh Bursa Efek Indonesia bekerjasama dengan PT
dimaksud yaitu mendapatkan Return yang tinggi
Danareksa Investment Management.
dengan Risk yang sesuai atau bahkan lebih rendah.
Pasar Modal Syariah di Indonesia sedang
Perkembangan pasar modal syariah yang
mengalami perkembangan yang sangat baik, hal
baik belum tentu menunjukkan tingkat Return dan
ini dibuktikan dengan diterimanya penghargaan
Risk saham syariah lebih baik dari saham
oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dari Global
konvensional. Seberapa besar perbedaan tingkat
Islamic Finance Award (GIFA) untuk kategori The
Return dan Risk saham konvensional dan saham
Best Supporting Institution for Islamic Finance of
syariah juga perlu diketahui oleh investor untuk
the Year 2017. Penghargaan tersebut membuktikan
melakukan investasi. Berdasarkan uraian yang
bahwa kinerja BEI untuk memfasilitasi
telah disebutkan di atas maka permasalahan yang
perkembangan pasar modal syariah diakui oleh
ingin dikaji dalam penelitian yaitu apakah terdapat
dunia Internasional. Adanya pengakuan kinerja
perbedaan antara return dan risk antara saham
BEI oleh dunia Internasional memberikan dampak
syariah dengan saham konvensional.
tersendiri bagi perkembangan pasar modal syariah
di Indonesia, hal ini karena salah satu faktor yang
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 58 No.2 Mei 2018| 47
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
KAJIAN PUSTAKA berdasarkan peraturan Bapepam-LK nomor II.K.1
Investasi tentang Penerbitan Efek syariah adalah sebagai
Investasi menurut Sutedi (2011:143) adalah berikut berikut :
menanamkan aset berupa harta atau dana pada 1. Kegiatan usaha yang dilakukan tidak
sesuatu yang diharapkan akan memberikan bertentangan dengan syariah seperti :
pendapatan atau akan meningkat nilainya dimasa a) Kegiatan usaha perjudian dan permainan
mendatang. Islam sangat menganjurkan kegiatan yang tergolong judi ;
bisnis dan investasi namun melarang tindakan b) Kegiatan usaha perdagangan yang dilarang
untuk memperkaya diri ataupun menimbun menurut syariah seperti perdagangan yang
kekayaan dengan cara yang tidak benar. Menurut tidak disertai dengan penyerahan
Satrio (2005) dalam Huda dan nasution (2008:24) barang/jasa atau perdagangan dengan
investasi syariah memiliki aturan-aturan yang tidak penawaran/permintaan palsu;
boleh dilanggar diantaranya yaitu harus terbebas c) Jasa keuangan ribawi seperti bank berbasis
dari unsur haram, syubhat (tidak jelas halal bunga atau perusahaan pembiayaan
haramnya), riba, gharar (ketidakjelasan atas berbasis bunga;
produk dan transaksi) dan maysir (judi). d) Jual beli resiko yang mengandung unsur
gharar (ketidakjelasan) dan maysir
Pasar Modal (berjudi) seperti asuransi konvensional;
Pasar modal adalah pasar yang memperjual e) Memproduksi, mendistribusikan
belikan berbagai instrumen keuangan jangka memperdagangkan dan menyediakan:
panjang baik dalam bentuk hutang maupun dalam - Barang dan jasa yang haram karena zatnya
bentuk modal sendiri (Darmadji dan Fakhruddin, - Barang dan jasa yang haram bukan karena
2001:1). Adapun Pasar Modal Syariah adalah pasar dzatnya yang ditetapkan oleh DSN-MUI
modal yang dijalankan sesuai prinsip-prinsip dan atau;
syariat Islam (Sutedi, 2011:29). Perbedaan pasar - Barang dan atau jasa yang merusak moral
modal syariah dengan konvensional menurut dan bersifat mudharat;
Sutedi (2011:52) tampak pada tabel 2 di bawah ini. d) Melakukan transaksi yang mengandung
Tabel 2 : Perbedaan pasar modal syariah unsur suap (rishwah)
denganpasar modal konvensional 2. Memenuhi rasio-rasio keuangan sebagai
berikut :
No Kriteria Syariah Konvensional
1. Indeks Memasukkan Memasukkan seluruh a) Total hutang yang berbasis bunga
saham yang hanya saham yang tercatat di dibandingkan dengan total aset tidak lebih
sesuai dengan bursa dengan
kriteria syariah mengabaikan aspek halal dari 45%
dan haram b) Total pendapatan bunga dan pendapatan
2. Instrumen Saham, obligasi Surat-surat berharga
syariah dan (Securities) seperti saham, tidak halal lainnya dibandingkan dengan
reksadana syariah. obligasi, dan instrumen
turunannya, (derivatif) total pendapatan usaha (revenue) dan
opsi, right, waran dan pendapatan lain-lain tidak lebih dari 10% ;
reksadana.
3. Mekanisme - Tidak - Transaksi mengandung
Transaksi mengandung
transaksi ribawi
unsur bunga
- Terdapat transaksi yang
Jakarta Islamic Index
- Tidak ada mengandung unsur Jakarta Islamic Index (JII) merupakan
transaksi yang ketidak jelasan
meragukan - Saham perusahaan yang
indeks saham berbasis syariah yang lahir berkat
(gharar) diperjual belikan kerjasama Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan PT
- Saham perusahaan dibidang yang belum
yang tentu halal Danareksa Invesment Management (DIM) pada
ditransaksikan
dibidang yang
tanggal 3 Juli tahun 2000. Indeks ini diluncurkan
halal guna menjadi tolak ukur kinerja saham-saham
Sumber : Sutedi (2011:52) (diolah) syariah untuk lebih mengembangkan pasar modal
syariah. Bapepam-LK (Badan Pengawas Pasar
Saham Modal-Lembaga keuangan) bekerjasama dengan
Saham adalah surat tanda bukti kepemilikan atas Dewan Syariah Nasional untuk menyeleksi saham-
aset-aset perusahaan penerbit saham (Tandelilin, saham yang sesuai dengan syariat Islam, namun
2001:18). Adapun Saham syariah adalah salah satu sekarang wewenang Bapepam-LK telah berpindah
bentuk saham biasa yang memiliki ciri khusus pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berdasarkan
berupa pengawasan ketat terhadap kehalalan UU no. 21 tahun 2011.
kegiatan usaha (Yuliana, 2010:71). Adapun Syarat
suatu saham dikategorikan sebagai saham syariah
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 58 No.2 Mei 2018| 48
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
IDX30 deviasi dapat berupa nilai ekspektasian
IDX diluncurkan pertama kali oleh Bursa berdasarkan rata-rata historis atau trend atau
Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 23 April 2012. random walk (Hartono, 2015:288).
IDX30 merupakan indeks pasar dengan 30 saham Rumus untuk menghitung standar deviasi
unggulan yang konstituennya dipilih dari indeks yang menggunakan data historis yaitu (Hartono,
LQ45. Kriteria kuantitatif yang menjadi 2015:287):
pertimbangan dalam pemilihan saham IDX30
SD =√∑𝑛𝑖=1[𝑋𝑖 − 𝐸(𝑋𝑖)]2
diantaranya adalah aktivitas transaksi seperti nilai
transaksi, frekuensi transaksi, hari transaksi serta N-1
kapitalisasi pasar (Hartono, 163:2015). Keterangan:
SD = standar deviasi
Return Xi = nilai ke i
Return (Imbal hasil) menurut Halim (2015:25) E(Xi) = nilai ekspektasian
adalah imbalan yang diperoleh dari investasi. N = jumlah dari observasi data historis untuk
Return menurut Hartono (2015:263) dapat sampel besar dengan n (paling sedikit 30
dibedakan menjadi dua yaitu : observasi) dan untuk sampel kecil
a) Return realisasian (Realized Return) adalah digunakan (n-1)
return yang telah terjadi dan perhitungannya
menggunakan data historis. Hubungan Antara Return Dan Risk
b) Return ekspektasian (ekspected return) Return dan risk merupakan trade off yang
adalah return yang belum terjadi dan menjadi pertimbangan dalam sebuah investasi
diharapkan akan diperoleh investor dimasa (Hartono, 2015:285). Semakin tinggi tingkat
mendatang. Return atau keuntungan suatu investasi maka akan
Return realisasian dapat dihitung menggunakan semakin tinggi pula risk atau resikonya Low risk,
rumus Return total. Return total (Return) terdiri Low return; high risk, high return (Frensidy
dari capital gain (loss) dan yield (Hartono, 2013:150). Risk atau resiko dapat dikurangi dengan
2015:264). Rumus untuk menghitung capital melakukan diversifikasi atau melakukan investasi
gain (loss) yaitu: pada beberapa saham atau produk investasi
Capital gain (loss) = Pt-Pt-1 lainnya. Namun demikian diversifikasi hanya
mampu untuk mengurangi unsystematic risk
Pt-1
seperti resiko tingkat bunga, resiko bisnis dan
Keterangan : resiko likuiditas (yuliana, 2010:108). Adapun
Pit = harga saham i pada bulan ke-t untuk systematic risk seperti resiko pasar dan
Pit-1 = harga saham i pada 1 bulan sebelum resiko daya beli tidak dapat dihindari melalui
bulan ke-t diversifikasi.
Rumus untuk menghitung return yaitu (Hartono,
2015:265): Kerangka Berfikir
Return saham=Pt - Pt-1+Dt Berdasarkan teori-teori yang telah
Pt-1 dijelaskan sebelumnya maka kerangka berfikir
dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1.
Keterangan:
Pit = harga saham i pada bulan ke-t
Pit-1 = harga saham i pada 1 bulan sebelum
bulan ke-t
Dt = yield atau deviden

Risk
Risk atau Resiko menurut Halim (2015:31)
adalah besarnya penyimpangan antara tingkat
return yang diharapkan (expected return) dengan
tingkat return yang dicapai secara nyata (actual
return). Metode untuk menghitung resiko yang
paling bayak digunakan yaitu menggunakan
standar deviasi (Hartono, 2015:285). Nilai
ekspektasian yang digunakan dalam rumus standar Gambar 1 Kerangka Berfikir

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 58 No.2 Mei 2018| 49


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Keterangan: Tabel 3 : Daftar Sampel Saham Syariah
No Kode Nama Saham
Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai tempat 1. AALI Astra Agro Lestari Tbk.
terjadinya transaksi jual beli efek memiliki produk 2. ADRO Adaro Energy Tbk.
investasi diantaranya yaitu saham. Saham di BEI 3. AKRA AKR Corporindo Tbk.
4. ASII Astra International Tbk.
terbagi dalam berbagai kelompok indeks pasar 5. BSDE Bumi Serpong Damai
saham diantaranya yaitu Jakarta Islamic Indeks dan 6. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
7. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.
IDX30. Jakarta Islamic Indeks merupakan indeks 8. INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
pasar saham yang terdiri dari 30 saham syariah 9. KLBF Kalbe Farma Tbk.
dengan tingkat likuiditas terbaik. Adapun IDX30 10. LPKR Lippo Karawaci Tbk.
11. LSIP PP London Sumatra Indonesia
terdiri dari 30 saham dengan likuiditas terbaik 12. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk.
tanpa ada seleksi kriteria saham syariah sehingga 13. SMGR Semen Indonesia (persero) Tbk.
14. SMRA Summarecon Agung Tbk.
saham perusahaan yang ada pada IDX30 dapat 15. TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
berupa saham konvensional dan dapat juga berupa 16. UNTR United Tractors Tbk.
17. UNVR Unilever Indonesia Tbk.
saham syariah. 18. WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Investor dalam mengambil keputusan untuk Sumber : Data diolah
berinvestasi selalu mempertimbangkan return dan
risk yang akan didapat (Yuliana, 2010:5). Tabel 4 : Daftar Sampel Saham Konvensional
Penelitian ini menganalisis seberapa signifikan No Kode Nama Saham
1. BBCA Bank Central Asia Tbk.
perbedaan tingkat return dan risk saham syariah 2. BBNI Bank Negara Indonesia (persero) Tbk.
pada indeks Jakarta Islamic Index (JII) dengan 3. BBRI Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk.
saham konvensional yang berada pada indeks 4. BMRI Bank Mandiri (persero) Tbk.
5. CPIN Charoen Pokhpand Indonesia Tbk.
IDX30 guna dapat menjadi pertimbangan bagi 6. GGRM Gudang Garam Tbk.
investor dalam melakukan investasi pada saham 7. MNCN Media Nusantara Citra Tbk.
syariah atau saham konvensional. Sumber : Data diolah

Hipotesis Penelitian Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini


1. Terdapat perbedaan antara Return saham yaitu data sekunder yang diambil dari website
syariah di Jakarta Islamic Index dengan saham Bursa Efek Indonesia. Teknik analisis data yang
konvensional di IDX30 periode 2014-2016. digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
2. Terdapat perbedaan antara Risk saham syariah analisis statistik deskriptif dan inferensial.
di Jakarta Islamic Index dengan saham 1. Statistik deskriptif
konvensional di IDX30 periode 2014-2016. Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini
yaitu mengitung return dan risk saham syariah
METODE PENELITIAN dengan saham konvensional. Perhitungan return
Penelitian ini termasuk jenis penelitian menggunakan rumus untuk capital gain (loss)
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Analisis sedangkan perhitungan risk menggunakan rumus
dalam penelitian ini menggunakan perhitungan standar deviasi.
return dan risk untuk aktiva tunggal. Data 2. Statistik Inferensial
penelitian diambil dari website Bursa Efek Analisis statistik Inferensial dalam Penelitian
Indonesia yaitu www.idx.co.id. Metode sampling ini yaitu menggunakan uji normalitas, uji
yang digunakan yaitu metode purposive sampling homogenitas, dan uji Independent Sample T-tes.
dengan kriteria sebagai berikut:
1. Saham-saham perusahaan yang tercatat HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam Jakarta Islamic Index (JII) dan IDX30 Statistik Diskriptif
periode 2014-2016 selama 3 tahun berturut- a. Analisis Return dan Risk Saham Syariah
turut. Sampel saham Syariah berjumlah 18
2. Saham-saham yang terdapat dalam indeks Perusahaan yang berasal dari Jakarta Islamic
IDX30 tidak tercatat dalam Jakarta Islamic Index. Perhitungan Return menggunakan closing
Index (JII). price (harga penutupan) saham bulanan yang
Berdasarkan kriteria-kriteria di atas didapatkan didapat dari website Bursa Efek Indonesia.
sampel saham syariah sejumlah 18 saham dan Berdasarkan perhitungan Return saham berikut ini
saham konvensional sebanyak 7 saham. Berikut ini disajikan hasil rata-rata Return bulanan dan Risk
disajikan daftar tabel saham syariah dan saham syariah selama 3 tahun periode penelitian.
konvensional.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 58 No.2 Mei 2018| 50


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Tabel 5 : Rata-rata Return dan Risk Saham Index yang memiliki tingkat Risk yang rendah
Syariah pada Jakarta Islamic Index selama 3 tahun dari tahun 2014 s.d 2016 yaitu
Periode 2014-2016. Unilever Indonesia Tbk. yang memiliki tingkat
Risk sebesar 0,0541986 atau 5,4%. Adapun
Nama Rata-rata perusahaan yang memiliki Risk tinggi yaitu PP
No
saham Return Risk London Sumatra Indonesia Tbk. yang memiliki
1 AALI -0,0017846 0,1033522 Risk sebesar 0,1265575 atau 12,7%. Secara umum
2 ADRO 0,0224948 0,1104125 saham Syariah yang berada pada Jakarta Islamic
3 AKRA 0,0120814 0,0801308 Index memiliki rata-rata Risk sebesar 0,086718628
4 ASII 0,0099599 0,0723560 atau 8,7%.
b. Analisis Return dan Risk Saham
5 BSDE 0,0091285 0,0819357
Konvensional
6 ICBP 0,0005996 0,1079430 Analisis Return dan Risk saham
7 INDF 0,0064419 0,0754068 konvensional pada indeks IDX30 menggunakan
8 INTP -0,0078960 0,0739853 sampel sebanyak sebanyak 7 perusahaan.
9 KLBF 0,0040612 0,0605020 Perhitungan Return menggunakan closing price
10 LPKR -0,0032673 0,0962955
saham bulanan yang didapat dari website Bursa
Efek Indonesia. Hasil perhitungan Return bulanan
11 LSIP 0,0092425 0,1265575
saham konvensional selama 3 tahun periode
12 PGAS -0,0100411 0,1115726 penelitian dapat dilihat seperti dibawah ini.
13 SMGR -0,0102643 0,0645953 Tabel 6 : Rata-rataReturn dan Risk Saham
14 SMRA 0,0157138 0,1100066 Konvensional pada Indeks IDX30
Periode 2014-2016.
15 TLKM 0,0176408 0,0555856
16 UNTR 0,0054866 0,0757070 Rata-rata
17 UNVR 0,0101937 0,0541986 No Kode Return Risk
18 WIKA 0,0104056 0,1003924 1 BBCA 0,0140446 0,050191323
Rata-rata 0,005566501 0,086718628 2 BBNI 0,0100739 0,078753683
Return tertinggi 0,0224948 0,1265575
3 BBRI 0,0125331 0,074687384
Return terendah -0,0102643 0,0541986
Sumber: Data diolah 4 BMRI 0,0101749 0,062515636
5 CPIN -0,0016175 0,116216601
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui 6 GGRM 0,0142532 0,066130925
diantara sampel perusaahaan saham syariah pada 7 MNCN 0,0039082 0,149938059
Jakarta Islamic Index yang memiliki rata-rata Rata-rata 0,0090529 0,085490516
Return yang paling tinggi selama 3 tahun dari Return tertinggi 0,0142532 0,149938059
tahun 2014 s.d 2016 yaitu Adaro Energy Tbk. Return terendah -0,0016175 0,050191323
dengan nilai Return sebesar 0,0224948 atau 2,5%. Sumber : Data diolah
Adapun rata-rata Return terendah selama tahun Berdasarkan tabel di atas saham
2014 hingga 2016 dimiliki oleh Semen Indonesia konvensional yang berasal dari indeks IDX30
(persero) Tbk. dengan nilai Return sebesar- selama tahun 2014 hingga tahun 2016 yang
0,0102643 atau -1,03%. Hasil return Semen memiliki Return tertinggi adalah perusahaan
Indonesia (persero) menujukkan hasil negatif Gudang Garam Tbk. sebesar 0,0142532 atau
karena selama 3 tahun periode penelitian tersebut 1,43%. Adapun perusahaan yang memiliki Return
harga saham Semen Indonesia (Persero) cenderung terendah yaitu perusahaan Charoen Pokhpand
mengalami penurunan. Adapun untuk rata-rata Indonesia Tbk. sebesar -0,0016175 atau -0,16
Return saham syariah hanya sebesar 0,005566501 persen. Return yang didapat Charoen Pokhpand
atau 0,56%. Hal ini karena dari 18 sampel Indonesia Tbk. mendapatkan hasil yang negatif
perusahaan saham syariah, 5 dari perusahaan karena pada periode penelitian tersebut harga
tersebut mendapatkan hasil return yang negatif saham Charoen Pokhpand Indonesia Tbk.
sehingga sangat berdampak pada rata-rata return cenderung mengalami penurunan.
saham syariah secara keseluruhan. Rata-rata Return saham konvensional
Adapun untuk Risk-nya berdasarkan tabel secara keseluruhan selama 3 tahun periode
di atas dapat diketahui diantara sampel penelitian sebesar 0,0090529 atau 0,91%. Hasil
perusaahaan saham syariah pada Jakarta Islamic rata-rata return saham konvensional tersebut
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 58 No.2 Mei 2018| 51
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
diperoleh dari 6 return saham yang bernilai positif Tabel 8 Hasil Uji Normalitas Risk Saham
dan 1 return saham yang bernilai negatif. Test of Normality
Saham Kolmogrov sminorva Saphiro-Wilk
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
bahwa perusahaan yang memiliki tingkat Risk Rata- Saham 0,142 18 0,200 0,940 18 0,292
rata Syariah
terbesar yaitu perusahaan Media Nusantara Citra Risk Saham 0,290 7 0,076 0,868 7 0,180
Tbk. yang memiliki Risk sebesar 0,149938059 atau Konvensional
14,99%. Adapun perusahaan yang memiliki Risk Sumber: Data diolah
terendah yaitu Bank BCA (Bank Central Asia
Tbk.) sebesar 0,050191323 atau 5,2%. Pada saham Hasil uji normalitas Risk saham syariah
konvensional jarak antara tingkat risk tertinggi menujukkan bahwa nilai Sig. > nilai α dengan
dengan tingkat risk terendah sangat jauh hampir nilai signifikansi 0,292>0,05. Begitu juga dengan
tiga kali lipat. Namun Secara umum saham hasil uji normalitas Risk saham konvensional yang
konvensional yang berada pada indeks IDX30 menunjukkan bahwa nilai Sig. > nilai α dengan
memiliki rata-rata Risk sebesar 0,085490516 atau nilai signifikansi 0,180>0,05. Oleh karena hasil
8,55%. signifikansi Risk saham syariah dan saham
konvensional menunjukkan nilai signifikansi yang
Statistik Inferensial lebih besar dari taraf signifikansi α = 5% (0,05)
Uji beda Independent Sample T-test diperlukan maka dapat disimpulkan bahwa data Risk saham
untuk mengetahui perbedaan rata-rata return dan syariah dan saham konvensional berdistribusi
risk saham syariah dengan saham konvensional. secara normal.
Namun sebelum melakukan uji beda Independent Setelah melakukan uji normalitas
Sample T-test perlu untuk melakukan uji selanjutnya yaitu melakukan uji homogenitas.
normalitas dan uji homogenitas sebagai syarat Berikut merupakan hasil uji homogenitas data
untuk melakukan uji beda Independent Sample T- Return saham syariah dengan saham konvensional.
test. Berikut ini merupakan hasil dari uji Tabel 9: Hasil Uji Homogenitas Return Saham
normalitas return saham tampak pada tabel 7 di Test of Homogeneity of Variance
bawah ini. Rata-rata return
Tabel 7: Hasil Uji Normalitas Return Saham
Test of Normality Levene Statistic Df1 Df2 Sig.
Saham Kolmogrov sminorva Saphiro-Wilk 1,891 1 23 0,182
Statistic df Sig. Statistic Df Sig. Sumber: Data diolah
Rata- Saham 0,148 18 0,200 0,958 18 0,566
rata Syariah
Return Saham 0,283 7 0,094 0,857 7 0,142 Hasil uji homogenitas data Return saham
Konvensional
menujukkan bahwa nilai Sig. > nilai α dengan
Sumber: Data diolah
nilai signifikansi 0,182>0,05. Oleh karena hasil
signifikansi Return menunjukkan nilai signifikansi
Hasil uji normalitas Return saham syariah
yang lebih besar dari taraf signifikansi α = 5%
menujukkan bahwa nilai Sig. > nilai α dengan
(0,05) maka dapat disimpulkan bahwa data Return
nilai signifikansi 0,566>0,05. Begitu juga dengan
saham bersifat homogen.
hasil uji normalitas Return saham konvensional
Setelah melakukan uji homogenitas pada
yang menunjukkan bahwa nilai Sig. > nilai α
data Return saham selanjutnya yaitu melakukan uji
dengan nilai signifikansi 0,142>0,05. Oleh karena
homogenitas pada data Risk saham. Berikut
hasil signifikansi Return saham syariah dan saham
merupakan hasil uji homogenitas data Risk saham.
konvensional menunjukkan nilai signifikansi yang
Tabel 10: Hasil Uji Homogenitas Risk Saham
lebih besar dari taraf signifikansi α = 5% (0,05) Test of Homogeneity of Variance
maka dapat disimpulkan bahwa dataReturn saham Risk
syariah dan saham konvensional berdistribusi
secara normal. Levene Statistic Df1 Df2 Sig.
Setelah melakukan uji normalitas pada 1,950 1 23 0,176
Return saham syariah dengan saham konvensional Sumber: Data diolah
selanjutnya yaitu melakukan uji normalitas pada
Risk saham syariah dengan saham konvensional. Hasil uji homogenitas data Risk saham
Berikut merupakan hasil uji normalitas Risk saham menujukkan bahwa nilai Sig. > nilai α dengan
syariah dengan saham konvensional. nilai signifikansi 0,176>0,05. Oleh karena hasil
signifikansi data Risk saham menunjukkan nilai

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 58 No.2 Mei 2018| 52


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
signifikansi yang lebih besar dari taraf signifikansi Pengujian hipotesis yang kedua yaitu
α = 5% (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa data pengujian data Risk saham syariah dengan Return
Risk saham bersifat homogen. saham konvensional, prosedur uji statistiknya
Hasil uji normalitas dan homogenitas dari yaitu:
data return dan risk menunjukkan data 1) Menentukan formula hipotesis kedua:
berdistribusi normal dan homogen sehingga H0 = Tidak ada perbedaan antara risk saham
memenuhi syarat untuk dilakukan pengujian syariah dengan saham konvensional
hipotesis dengan uji beda Independent Sample T- H1 = Terdapat perbedaan antara risk saham
test. Pengujian hipotesis yang pertama yaitu syariah dengan saham konvensional
pengujian data Return saham syariah dengan 2) Menentukan taraf signifikan
Return saham konvensional, prosedur uji Taraf signifikan yang digunakan yaitu 5%
statistiknya yaitu: (0,05). Apabila nilai sig. (2-tailed) > α (0,05)
1) Menentukan formula hipotesis pertama: maka H0 diterima dan H1 ditolak. Adapun jika
H0 = Tidak ada perbedaan antara return saham nilai sig. (2-tailed) < α (0,05) maka H1
syariah dengan saham konvensional diterima dan H0 ditolak.
H1 = Terdapat perbedaan antara return saham Setelah menentukan formula hipotesis dan
syariah dengan saham konvensional menetukan taraf signifikan maka langkah
2) Menentukan taraf signifikan selanjutnya yaitu melakukan uji beda Independent
Taraf signifikan yang digunakan yaitu 5% Sample T-test terhadap data Risk saham syariah
(0,05). Apabila nilai sig. (2-tailed) > α (0,05) dengan saham konvensional. Berikut meupakan
maka H0 diterima dan H1 ditolak. Adapun jika hasil uji beda Independent Sample T-test.
nilai sig. (2-tailed) < α (0,05) maka H1 Tabel 12 : Hasil Uji Beda Independent Sample T-test
diterima dan H0 ditolak. Risk Saham
Setelah menentukan formula hipotesis dan Independent Sample Test
Levene’
menetukan taraf signifikan maka langkah s Test
Equality
of
selanjutnya yaitu melakukan uji beda Independent Varianc
e T-test for Equaliity of Means
Sample T-test terhadap data Return saham syariah Sig.
(2-
95% Confidence Intervalof
the Difference
dengan saham konvensional. Berikut merupakan F Sig T
d
f
tail
ed)
Mean
Difference
Std. Error
difference Lower Upper
Risk Equal 1,950 0,176 0,106 23 0,917 0,0012281175 0,0116044810 -0,0227775805 0,0252338154
hasil uji beda Independent Sample T-test. variance
assumsed
Tabel 11: Hasil Uji Beda Independent Sample T-test Equal
variance
0,086 7,898 0,933 0,0012281175 0,0142545685 -0,0317172599 0,0341734949

Return Saham not


assumsed
Independent Sample Test Sumbe: Data diolah
Levene’
s Test
Equality
of
Varianc
e T-test for Equaliity of Means
Hasil uji beda Independent Sample T-test di
d
Sig.
(2- Mean Std. Error
95% Confidence Intervalof
the Difference
atas menunjukkan bahwa nilai F hitung levene
Rata- Equal
F Sig T
1,891 0,182 -0,908
f tailed) Difference difference
23 0,373 -0,0034864143 0,0038408096
Lower Upper
-0,0114317342 0,0044589056 sebesar 1,950 dengan nilai sig. 0,176 > 0,05 maka
rata variance
Return assumsed digunakan asumsi Equal Variances Assumsed.
Equal -1,112 17,724 0,281 -0,0034864143 0,0031359603 -0,100821737 0,0031093452
variance
not
Berdasarkan asumsi Equal Varianve Assumsed
assumsed
dapat diketahui nilai Sig. (2-tailed) > nilai α
Sumber: Data diolah dengan nilai signifikansi 0,917>0,05. Oleh karena
hasil signifikansi data Risk saham menunjukkan
Hasil uji beda Independent Sample T-test di nilai signifikansi yang lebih besar dari taraf
atas menujukkan bahwa nilai F hitung levene signifikansi α = 5% (0,05) maka kesimpulan
sebesar 1,891 dengan nilai sig. 0,182 > 0,005 maka hipotesis yang dapat diambil yaitu H0 diterima dan
digunakan asumsi Equal Variances Assumsed. H1 ditolak yang berarti bahwa tidak ada perbedaan
Berdasarkan asumsi Equal Variances Assumsed yang signifikan antara Risk saham syariah dengan
nilai Sig. (2-tailed) > nilai α dengan nilai saham konvensional.
signifikansi 0,373>0,05. Oleh karena hasil
signifikansi data Return saham menunjukkan nilai Pembahasan
signifikansi yang lebih besar dari taraf signifikansi Return Saham
α = 5% (0,05) maka kesimpulan hipotesis yang Kesimpulan hasil hipotesis dari uji beda
dapat diambil yaitu H0 diterima dan H1 ditolak Independent Sample T-test terhadap return saham
yang berarti bahwa tidak ada perbedaan yang syariah dengan konvensional menunjukkan bahwa
signifikan antara Return saham syariah dengan H0 diterima yang berarti bahwa tidak ada
saham konvensional. perbedaan rata-rata Return antara saham syariah
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 58 No.2 Mei 2018| 53
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
pada Jakarta Islamic Index dengan saham Penyebab tidak adanya perbedaan yang
konvensional pada IDX30 periode 2014 s.d 2016. signifikan antara return dan risk diantaranya
Hasil ini juga bisa dilihat dari analisis deskriptif kemungkinan karena terdapat faktor eksternal yang
(lihat tabel 5 dan tabel 6) yang menunjukkan nilai sama yang mempengaruhi harga pasar saham baik
returnsaham konvensional sebesar 0,0090529 atau saham syariah maupun saham konvensional.
0,91% yang tidak jauh berbeda dari nilai return Faktor eksternal tersebut seperti kebijakan
saham syariah sebesar 0,005566501 atau 0,56%. pemerintah, pergerakan suku bunga, fluktuasi nilai
Jika dilihat dari analisis deskriptif selama 3 tahun tukar mata uang, rumor dan sentimen pasar serta
nilai rata-rata return saham konvensional penggabungan perusahaan (Yulaiana, 2010:60).
menunjukkan tingkat return yang sedikit lebih Selain itu juga kemungkinan karena kriteria indeks
tinggi dari saham syariah. pasar antara Jakarta Islamic Index (JII) dan IDX30
yang hampir sama seperti memilih 30 saham
Risk Saham dengan tingkat likuiditas terbaik dan kapatalisasi
Menurut hasil uji hipotesis menggunakan uji pasar terbesar. Hal ini terbukti dengan beberapa
Independent Sample T-test antara Risk saham anggota Jakarta Islamic Index juga merupakan
syariah dengan saham konvensional menunjukkan anggota IDX30. Perbedaan yang paling mendasar
bahwa H0 diterima yang berarti bahwa tidak ada diantara anggota kedua indeks tersebut hanya
perbedaan yang signifikan antara risk saham terletak pada kriteria emiten JII yang harus
syariah dari Jakarta Islamic Index dengan saham memenuhi prinsip syariah.
konvensional dari IDX30 pada periode 2014 s.d Perbedaan Return dan Risk antara saham
2016. Hasil uji hipotesis tersebut sesuai dengan syariah dengan saham konvensional yang tidak
analisis deskriptif (lihat tabel 5 dan tabel 6) yang terlalu signifikan membuktikan bahwa
menujukkan nilai risk saham syariah sebesar perkembangan pasar modal syariah yang pesat
0,086718628 atau 8,7% tidak jauh berbeda dengan tidak serta merta membuat Return dan risk saham
saham konvensional dengan tingkat risk sebesar syariah berbeda atau lebih baik dari saham
0,85490516 atau 8,55%. Rata-rata risk selama 3 konvensional. Namun demikian, tidak
tahun tersebut menunujukkan tingkat risk saham memungkinkan suatu saat nanti keuntungan atau
syariah sedikit lebih tinggi dari saham Return yang didapat dari saham syariah dapat jauh
konvensional dengan perbedaan yang sedikit. melebihi Return saham konvensional. Hal ini
karena pasar modal syariah di Indonesia masih
Perbandingan Return dan Risk saham terus mengalami perkembangan.
Hasil hipotesis pertama dan hipotesis kedua Perbedaan Return dan Risk saham syariah
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang dan konvensional yang tidak terlalu jauh berbeda
siginifikan antara return dan risk saham syariah bukan berarti saham syariah tidak layak untuk
dengan saham konvensional. Hal ini sejalan dipilih dalam berinvestasi. Perbedaan yang tidak
dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh terlalu jauh tersebut justru membuktikan bahwa
Fitriani (2012) dengan judul “Analisis berinvestasi pada saham syariah ataupun
Perbandingan Risk dan Return antara Saham konvensional akan mendapatkan hasil yang sama
Syariah dengan Saham Konvensional (Studi Pada atau mirip.
Saham JII dan LQ45 Pada Sektor Industri Barang
Konsumsi)” yang menyatakan bahwa tidak ada KESIMPULAN DAN SARAN
perbedaan yang signifikan antara risk dan return Kesimpulan
saham syariah dari JII dengan saham konvensional 1. Tidak ada Perbedaan yang signifikan antara
dari LQ45 yang ada pada sektor industri barang Return saham syariah yang berada di
konsumsi. Penelitian ini juga sesuai dengan Jakarta Islamic Index dengan Return saham
penelitian yang dilakukan oleh Rosyida (2015) konvensional yang berada pada Indeks
yang berjudul “Perbandingan Tingkat IDX30 periode 2014-2016.
Pengembalian (Return), Resiko dan Koefisien 2. Tidak ada Perbedaan yang signifikan antara
Variasi pada Saham Syariah dan Saham Non Risk saham syariah yang berada di Jakarta
Syariah di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Islamic Index dengan Risk saham
2011-2013” yang menyatakan bahwa tidak ada konvensional yang berada pada Indeks
perbedaan yang siginifikan antara return, risk, IDX30 periode 2014-2016.
koefisien Variasi saham syariah dengan Saran
konvensional yang ada di Bursa Efek Indonesia. 1. Investor muslim sebaiknya berinvestasi
pada saham yang terdapat pada Jakarta
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 58 No.2 Mei 2018| 54
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Islamic Index, mengingat keuntungan atau Internet
kerugian yang didapat tidak jauh berbeda Badan Pusat Statistik. 2017. Penduduk Menurut
dengan yang konvensional.
Wilayah dan Agama yang dianut,
2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut yang diakses pada 11 November 2017 pukul:
menunjukkan perbedaan saham syariah 11:50 dari
dengan saham konvensional selain dari
tingkat Return dan Risk–nya seperti http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel
perbedaan nilai, frekuensi, dan volume ?tid=321&wid=0
transaksi saham syariah dengan saham Bursa Efek indonesia. 2017. BEI Kembali Raih
konvensional. Penghargaan Global Islamic Finance
Award,di akses pada tanggal 7 Oktober
DAFTAR PUSTAKA 2017 pukul 17.30 dari
Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin.
2001. Pasar Modal di Indonesia http://www.idx.co.id/Beranda/BeritadanPen
Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta: gumuman/SiaranPers/ReadPressRelease/tab
Salemba Empat id/191/ItemID/e65caea3-1c2e-44e7-a46e-
48101550284b/language/id-
Fitriani, Maya Wulan. 2012. Analisis Perbandingan ID/Default.aspx
Risk dan Return antara Saham
Syariah dengan Saham Konvensional Bursa Efek Indonesia. 2017. Data
(Studi Pada Saham JII dan LQ45 Pada Konstituen JII dan IDX30 periode 2014-
Sektor Industri Barang Konsumsi). Skripsi: 2016, diakses pada tanggal 18 Oktober
UIN MALANG. 2017 pukul 19.45 dari
http://www.idx.co.id/id-
Frensidy, Budi. 2013. Lihai Sebagai Investor: id/beranda/informasipasar/daftarefek/indeks
Panduan Memahami Dunia Keuanagn konstituen.aspx
dan Investasi di Indonesia. Jakarta:
Salemba Empat Bursa Efek Indonesia. 2018. Data Harga
Penutupan Saham Bulanan JII dan
Halim, Abdul. 2015. Analisis Investasi dan IDX30 periode 2014-2016, di akses pada
Aplikasinya. Jakarta : Salemba Empat. 12 Januari 2018 pukul 07.00 dari
Hartono, Jogiyanto. 2015. Teori Portofolio dan http://www.idx.co.id/id-
Analisis Investasi. Yogyakarta: id/beranda/beritadanpengumuman/pengum
BPFE-YOGYAKARTA. uman.aspx
Hidayat. Taufik. 2011. Buku Pintar Investasi Otoritas Jasa Keuangan. 2018. Kriteria Efek
Syariah. Jakarta: PT TransMedia. Syariah, di akses pada 22 Oktober 2017
Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution. 2008. pukul: 11.40 dari
Investasi pada Pasar Modal Syariah. https://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-
Jakarta: Kenacana Prenada Media Group. modal/regulasi/regulasi-pasar-modal-
Rosyida, Ajeng Gama. 2015. Perbandingan syariah/Documents/IIK1_1389002343.pdf
Tingkat Pengembalian (Return),
Resiko dan Koefisien Variasi pada Saham
Syariah dan Saham Non Syariah di
Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011
2013”. JESTT. Vol. 2 No. 4.
Sutedi, Adrian. 2011. Pasar Modal Syariah.
Jakarta: Sinar Grafika.
Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan
Manajemen Portofolio. Yogyakarta:
BPFE YOGYAKARTA.
Yuliana, Indah. 2010. Investasi Produk Keuangan
Syariah. Malang: UIN MALIKI PRESS.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 58 No.2 Mei 2018| 55


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

You might also like