You are on page 1of 14

ANALISIS PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE), PRICE EARNING RATIO

(PER), CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN KAPITALISASI PASAR


MELALUI VOLUME PERDAGANGAN TERHADAP HARGA SAHAM
PADA INDEKS INFOBANK15 DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2015-2020

Riyanti
Muhamad Rifki Septiadi

Jurusan Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Muhammadiyah Jakarta
Email: rifkyjayakonstruksi@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine and analyze the effect of return on equity,
price earning ratio, capital adequacy ratio and market capitalization on stock prices with
trading volume as an intervening variable.
This study uses quantitative research methods, with a period of observation of financial
statements and ratios conducted in 2015-2020. The sample in this study were companies
listed on the Infobank 15 Index which were selected using the purposive sampling method.
Based on purposive sampling criteria, it can be determined that the sample in this study is 7
companies. This study uses multiple linear regression and path analysis. This study uses
panel data types in the Eviews10 program.
The results of this study indicate that there is a direct influence between return on
equity on trading volume. There is a direct influence between the price earning ratio on
trading volume. There is no direct effect between the capital adequacy ratio on trading
volume. There is a direct influence between market capitalization on trading volume. There is
a direct influence between return on equity on stock prices. There is a direct influence
between the price earning ratio on stock prices. There is no direct effect between the capital
adequacy ratio on stock prices. There is a direct influence between market capitalization on
stock prices. There is a direct influence between trading volume on stock prices. There is an
indirect effect between return on equity on stock prices through trading volume. There is an
indirect effect between the price earning ratio on stock prices through trading volume. There
is an indirect effect between the capital adequacy ratio on stock prices through trading
volume. There is an indirect effect between market capitalization on stock prices through
trading volume.

Keywords: return on equity, price earning ratio, capital adequacy ratio and market
capitalization, trading volume, stock price
PENDAHULUAN
Dalam situasi ekonomi yang tidak menentu saat ini membuat perusahaan harus
memiliki kemampuan untuk bertahan. Terlebih saat pandemi Covid-19 telah memberikan
dampak buruk bagi perkembangan perekonomian di seluruh dunia. Berdasarkan data
statistik yang dikutip dari laman covid19.go.id 17 Juni 2021 menyatakan bahwa kasus
tertinggi di bulan Juni 2021 mendekati angka 2 juta yakni 1.950.276 kasus. Pandemi
Covid-19 bukan hanya memberikan ancaman kepada kesehatan saja akan tetapi juga pada
pertumbuhan perekonomian suatu negara. Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan
mengalami resesi -3%. Ekonomi Indonesia akan mengalami perlambatan yang signifikan.
Dengan adanya wabah Covid-19 ini telah memikul berbagai bidang ekonomi seperti pasar
modal. Hal itu ditunjukan dengan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di
Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dalam berita yang dimuat dalam www.mediaindonesia.com tanggal 28 April 2020,
Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi mengungkapkan beberapa penurunan IHSG 26,43%
menjadi 4.635 dengan diikuti penurunan kapitalisasi pasar 26,35% menjadi 6,3 triliun,
juga terjadi penurunan transaksi harian 1,49% menjadi 462 ribu kali. Inarno menambahkan
penurunan signifikan terhadap perdagangan di bursa juga terdapat pada bulan Maret 2020,
saat pemerintah mengumumkan dua kasus positif Covid-19 di Indonesia. Pandemi Covid-
19 membawa dampak pada berbagai sektor bisnis, termasuk industri jasa keuangan
khususnya sektor perbankan. Kondisi diatas terjadi dipengaruhi oleh sentimen global,
bahwa investor merasa lebih aman memegang cash atau uang tunai saat ini daripada
menginventasikan uangnya ke aset yang dinilai beresiko. Apalagi ditengah situasi pandemi
Covid-19, investor lebih menghawatirkan jika ada debitur perbankan yang gagal bayar
kredit atau meningkatnya resiko kredit. Oleh sebab itu manajemen harus dapat
menganalisa dan membaca perkembangan pasar sehingga dapat menentukan strategi dan
cara yang tepat dalam mempertahankan keberlangsungan bisnisnya. Selain itu pihak
investor harus dapat menganalisa laporan keuangan, karena terdapat indikator-indikator
penting sebagai kunci dalam pengambilan keputusan berinvestasi. Salah satu kunci dalam
mengambil keputusan investasi yaitu kinerja keuangan yang dapat menggambarkan
kondisi kesehatan suatu keuangan perusahaan dalam periode tertentu yang dapat
diukur dengan indikator-indikator kecukupan likuiditas, profitabilitas, dan modal.
Analisa fundamental dapat terukur dari beberapa faktor-faktor penting yang berguna
untuk mengetahui fluktuasi harga saham.

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS


Kerangka pemikiran teoiritis dari penelitian ini terdiri dari Return on Equity (X1), Return on
Asset (X2), Price Earning Ratio (X3), Capital Adecuacy Ratio (X3), Kapitalisasi Pasar (X4)
sebagai variabel independen, Volume Perdagangan (Y) sebagai variabel intervening, Harga saham
(Z) sebagai variabel dependen.

Pengaruh langsung antara return on equity (ROE) terhadap volume perdagangan


Berdasarkan teori tersebut menyimpulkan bahwa semakin tinggi rasio ROE ini
menunjukan semakin baik produksivitas modal dalam memperoleh keuntungan bersih atau
laba. Hal ini berdampak akan berdampak kepada meningkatnya volume perdagangan
karena banyak investor yang bertransaksi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Iskandar dkk. (2013) yang menjelaskan bahwa ROE berpengaruh positif
signifikan terhadap volume perdagangan.

Pengaruh langsung antara price earning ratio (PER) terhadap volume perdagangan
Berdasarkan teori tersebut menyimpulkan bahwa semakin tinggi PER perusahaan
maka harga saham perusahaan makin mahal, tetapi growth perusahan makin tinggi pula.
Dengan demikian semakin tinggi nilai PER akan meningkatkan daya tarik investor
sehingga harga saham meningkat. Sehingga ini berpengaruh juga terhadap volume
perdagangan saham karena banyak investor yang bertransaksi. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Baiq dkk. (2017) yang menjelaskan bahwa PER
berpengaruh positif signifikan terhadap volume perdagangan.

Pengaruh langsung antara capital adequacy ratio (CAR) terhadap volume


perdagangan
Semakin tinggi CAR nya maka semakin sehat bank tersebut hal ini juga secara tidak
langsung mengacu kepada sisi kekuatan modalnya. Tentu saja secara tidak langsung ini
mengacu kepada minat investor karena dengan kondisi bank yang sehat dan profitabilitas
yang tinggi akan mempengaruhi semakin banyak investor yang berminat menanamkan
modalnya di bank tersebut. Hal ini tentunya berpengaruh kepada volume perdaganganya
karena banyak investor yang bertransaksi. Akan tetapi ini tidak sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Fena dan Ira (2021) yang menjelaskan CAR tidak signifikan terhadap
volume perdagangan saham.

Pengaruh langsung antara kapitalisasi pasar terhadap volume perdagangan


Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar kapitalisasi
pasarnya, maka semakin besar kekayaan perusahaan tersebut. Ini semakin menarik minat
investor karena perusahaan dengan kapitalisasi besar memiliki kelebihan dalam sisi
likuiditas. Tentunya karena memiliki potensi pertumbuhan perusahaan yang
mengagumkan disamping pembagian deviden serta resiko yang rendah. Karena banyak
peminatnya, sehingga ini berdampak terhadap volume perdagangan.

Pengaruh langsung antara return on equity (ROE) terhadap harga saham


Hal ini berbanding lurus dengan teori yang ada dimana semakin tinggi profitabilitas
ratio suatu perusahaan akan meningkatkan daya tarik investor terhadap perusahaan
tersebut dan menjadikan perusahaan yang diminati oleh investor karena tingkat
pengembalian yang besar. Sehingga ROE dapat juga dijadikan salah satu pertimbangan
investor dalam menginvestasikan dananya sehingga minat yang besar dari investor
berdampak pada kenaikan harga saham. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Sri &
Maulidiyati (2018), Teguh (2014), dan Iskandar dkk. (2013) yang menyatakan bahwa
ROE berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham.

Pengaruh langsung antara price earning ratio (PER) terhadap harga saham
Untuk PER tinggi, harga saham perusahaan makin mahal, tetapi growth perusahan
makin tinggi pula. Hal ini berbanding lurus dengan teori yang ada dimana rasio ini
membandingkan antara harga saham terhadap earning perusahaan. Investor menghitung
berapa kali nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham. Dengan demikian
semakin tinggi nilai PER akan meningkatkan daya tarik investor sehingga harga saham
meningkat. Semakin besar nilai PER maka diikuti dengan semakin besar pula harga
saham. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Widya & Nyoman (2018) yang menyatakan
bahwa PER memiliki pengaruh positif signifikan terhadap harga saham.

Pengaruh langsung antara capital adequacy ratio (CAR) terhadap harga saham
CAR merupakan acuan dalam menilai kesehatan sebuah bank karena merupakan
indikator penting dalam mengukur pemodalan dan cadangan penghapusan dalam
menanggung perkreditan, terutama resiko yang terjadi karena bunga gagal tagih. Semakin
tinggi CAR nya maka semakin sehat bank tersebut hal ini juga secara tidak langsung
mengacu kepada sisi kekuatan modalnya. Karena apabila perusahaan tersebut sehat
tentunya akan berdampak terhadap harga saham. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Teguh (2014) yang menyatakan bahwa capital adecuacy ratio (CAR)
memiliki pengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Akan tetapi berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Wiwi dan Resmi (2019) yang menjelaskan bahwa CAR
negatif signifikan terhadap harga saham, dan Fena dan Ira (2021) yang menyatakan bahwa
CAR tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham.

Pengaruh langsung antara kapitalisasi pasar terhadap harga saham


Berdasarkan teori tersebut menyimpulkan bahwa kapitalisasi pasar merupakan ukuran
kekayan yang dimiliki oleh pemegang saham. Dengan terkoreksinya harga saham
perusahaan dengan kapitalisasi pasar, maka angka harga saham akan ikut terkoreksi pula.
Jika setiap perusahaan terus memperbaharui pergerakan kapitalisasi pasarnya menjadi
lebih besar maka harga sahamnya akan terus meningkat. Dengan tingginya harga saham,
minat investor dalam menanamkan saham ke dalam perusahaan yang tergabung akan
semakin besar. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ariyo dan Mulyo
(2015) yang menjelaskan bahwa kapitalisasi pasar memiliki pengaruh positif signifikan
terhadap harga saham.

Pengaruh langsung antara volume perdagangan terhadap harga saham


Perkembangan volume perdagangan saham mencerminkan kekuatan antara
penawaran dan permintaan yang merupakan manifestasi dari tinggkah laku investor. hal
ini berbanding lurus dengan harga saham dimana volume perdagangan merupakan hal
yang penting bagi seorang investor karena volume perdagangan menggambarkan kondisi
efek yang diperjualbelikan dipasar modal yang mampu berdampak bagi harga saham. Hal
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ariyo dan Mulyo (2015) yang
menjelaskan bahwa volume perdagangan berpengaruh positif signifikan terhadap harga
saham.

Pengaruh tidak langsung antara return on equity (ROE) terhadap harga saham
melalui volume perdagangan
Berdasarkan teori tersebut menyimpulkan bahwa semakin tinggi rasio ROE ini
menunjukan semakin baik produksivitas modal dalam memperoleh keuntungan bersih atau
laba. Ini menunjukan bahwa bagi investor, analisa ROE menjadi penting karena dengan
analisis tersebut dapat diketahui keuntungan yang dapat diperoleh dari investasi yang
dilakukan. Bagi perusahaan analisis ini menjadi penting karena merupakan faktor penarik
bagi para investor yang menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor karena
tingkat pengembalian yang akan semakin besar. Hal ini akan berdampak kepada
meningkatnya volume perdagangan karena banyak investor yang bertransaksi yang
berpengaruh juga terhadap harga saham. Akan tetapi belum ada penelitian yang meneliti
ROE terhadap harga saham yang dimediasi oleh volume perdagangan, maka peneliti
tertarik untuk menambahkan variabel tersebut dan melakukan penelitian dengan dasar
teori yang digunakan. Dan penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian
sebelumnya.

Pengaruh tidak langsung antara price earning ratio (PER) terhadap harga saham
melalui volume perdagangan
Berdasarkan teori tersebut menyimpulkan bahwa semakin tinggi PER perusahaan
maka harga saham perusahaan makin mahal, tetapi growth perusahan makin tinggi pula.
Hal ini berbanding lurus dengan teori yang ada dimana rasio ini membandingkan antara
harga saham terhadap earning perusahaan. Investor menghitung berapa kali nilai earning
yang tercermin dalam harga suatu saham. Dengan demikian semakin tinggi nilai PER akan
meningkatkan daya tarik investor sehingga harga saham meningkat. Sehingga ini
berpengaruh juga terhadap volume perdagangan saham karena banyak investor yang
bertransaksi dan juga berpengaruh terhadap harga saham. Akan tetapi belum ada
penelitian yang meneliti PER terhadap harga saham yang dimediasi oleh volume
perdagangan, maka peneliti tertarik untuk menambahkan variabel tersebut dan melakukan
penelitian dengan dasar teori yang digunakan. Dan penelitian ini merupakan
pengembangan dari penelitian sebelumnya.

Pengaruh tidak langsung antara capital adequacy ratio (CAR) terhadap harga saham
melalui volume perdagangan
` Berdasarkan teori tersebut disimpulkan bahwa CAR merupakan indikator penting
dalam perbankan karena di perbankan dengan rasio debt to equity ratio (DER) saja tidak
cukup untuk menilai suatu perusahaan itu sehat atau tidak, untuk itu CAR merupakan
acuan dalam menilai kesehatan sebuah bank. Semakin tinggi CAR, maka semakin sehat
bank tersebut hal ini juga secara tidak langsung mengacu kepada sisi profitabilitasnya.
Tentu saja secara tidak langsung ini mengacu kepada minat investor karena dengan
kondisi bank yang sehat dan profitabilitas yang tinggi akan mempengaruhi semakin
banyak investor yang berminat menanamkan modalnya di bank tersebut. Hal ini tentunya
berpengaruh kepada volume perdaganganya karena banyak investor yang bertransaksi dan
berpengaruh terhadap harga sahamnya. Akan tetapi belum ada penelitian yang meneliti
CAR terhadap harga saham yang dimediasi oleh volume perdagangan, maka peneliti
tertarik untuk menambahkan variabel tersebut dan melakukan penelitian dengan dasar
teori yang digunakan. Dan penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian
sebelumnya.

Pengaruh tidak langsung antara kapitalisasi pasar terhadap harga saham melalui
volume perdagangan
Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar kapitalisasi
pasarnya semakin besar kekayaan perusahaan tersebut. Ini semakin menarik minat investor
karena perusahaan dengan kapitalisasi besar memiliki kelebihan dalam sisi likuiditas.
Tentunya karena memiliki potensi pertumbuhan perusahaan yang mengagumkan
disamping pembagian deviden serta resiko yang rendah. Karena banyak peminatnya, maka
harga saham pada umumnya relatif tinggi sehingga akan memberikan return yang tinggi
pula. Sehingga ini berdampak terhadap volume perdagangan dan harga sahamnya. Akan
tetapi belum ada penelitian yang meneliti kapitalisasi pasar terhadap harga saham yang
dimediasi oleh volume perdagangan, maka peneliti tertarik untuk menambahkan variabel
tersebut dan melakukan penelitian dengan dasar teori yang digunakan. Dan penelitian ini
merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya.

HIPOTESIS

Ha1 :Terdapat pengaruh langsung antara Return on Equity (ROE) terhadap volume
perdagangan pada indeks Infobank15 di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2020.
Ha2 : Terdapat pengaruh langsung antara Price Earning Ratio (PER) terhadap volume
perdagangan pada indeks Infobank15 di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2020.
Ha3 : Terdapat pengaruh langsung antara Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap volume
perdagangan pada indeks Infobank15 di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2020.
Ha4 : Terdapat pengaruh langsung antara kapitalisasi pasar terhadap volume perdagangan
pada indeks Infobank15 di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2020.
Ha5 : Terdapat pengaruh langsung antara Return on Equity (ROE) terhadap harga saham
pada indeks Infobank15 di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2020.
Ha6 : Terdapat pengaruh langsung antara Price Earning Ratio (PER) terhadap harga
saham pada indeks Infobank15 di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2020.
Ha7 : Terdapat pengaruh langsung antara Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap harga
saham pada indeks Infobank15 di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2020.
Ha8 : Terdapat pengaruh langsung antara kapitalisasi pasar terhadap harga saham pada
indeks Infobank15 di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2020.
Ha9 : Terdapat pengaruh langsung antara volume perdagangan terhadap harga saham pada
indeks Infobank15 di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2020.
Ha10 : Terdapat pengaruh tidak langsung antara Return on Equity (ROE) terhadap harga
saham melalui volume perdagangan pada indeks Infobank15 di Bursa Efek Indonesia
tahun 2015-2020.
Ha11 : Terdapat pengaruh tidak langsung antara Price Earning Ratio (PER) terhadap harga
saham melalui volume perdagangan pada indeks Infobank15 di Bursa Efek Indonesia
tahun 2015-2020.
Ha12 : Terdapat pengaruh tidak langsung antara Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap
harga saham melalui volume perdagangan pada indeks Infobank15 di Bursa Efek
Indonesia tahun 2015-2020.
Ha13 : Terdapat pengaruh tidak langsung antara kapitalisasi pasar terhadap harga saham
melalui volume perdagangan pada indeks Infobank15 di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-
2020.

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

(X1) : ROE
H5
H1
H10
(X2) : PER
H6
H11
H2 Z:
H9 HARGA
Y: VOLUME
SAHAM
PERDAGANGAN

H7
H3
H12
(X3) : CAR H13 H8
H4

(X4) :
KAPITALISASI Berpengaruh langsung

PASAR Berpengaruh Tidak


bbbbbbbb(melalui var.
Langsung
intervening
METODE PENELITIAN

Populasi
Populasi dalam penelitian ini terdapat pada bank yang ada pada Indeks Infobank15 yang
terdafar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2015-2020. Perusahan yang menjadi populasi
dalam penelitian ini sebanyak 15 perusahaan.
Sampel
Karakteristik dari teknik purposive sampling ini telah ditentukan sebagai berikut ;
1. Perusahaan yang tergabung pada Indeks Infobank15 di BEI periode 2015-2020.
2. Perusahaan yang selalu terdaftar 6 tahun berturut-turut atau tidak pernah keluar di Indeks
Infobank15 selama periode pengamatan 2015-2020.
Sehingga jumlah sampel yang memenuhi kriteria tersebut sebanyak 7 bank dari 15 bank.
Metode Analisis
Model analisis jalur dapat juga dinyatakan dalam bentuk persamaan sehingga membentuk
sistem persamaan jalur :
a. Persamaan dalam regresi model pertama :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e1
b. Persamaan dalam regresi model kedua :
Z = a+ b5X1 + b6X2 + b7X3 + b8X4 + b9Y +e2
c. Uji Sobel Test ( Pengaruh tidak langsung)
Menurut Baron dan Kenny (1986) dalam Ghazali (2017, hal. 191) menjelaskan bahwa
suatu variabel disebut intervening jika variabel tersebut ikut mempengaruhi hubungan
antara variabel independen dan variabel dependen. Uji Sobel untuk menguji kekuatan dari
pengaruh tidak langsung variabel independen (X) ke variabel dependen (Y2) melalui
variabel intervening (Y1). Rumus uji Sobel adalah sebagai berikut:

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Rangkuman Hasil Analisis Jalur Langsung dan Tidak Langsung

Pengaruh Koefisien Pengaruh


Prob.
Variabel Jalur Langsung Tidak Langsung
X1 terhadap Y 0,0501 0,5150 0,5150 -
X2 terhadap Y 0,0388 0,0005 0,0005 -
X3 terhadap Y 0,1356 0,5172 0,5172 -
X4 terhadap Y 0,0009 -0,0494 -0,0494 -
X1 terhadap Z 0,0013 7,4925 7,4925 0,5150 x -2,1006=-1,0818
X2 terhadap Z 0,0077 0,0131 0,0131 0,0005 x -2,1006 = -0,0010
X3 terhadap Z 0,7180 -0,8571 -0,8571 0,5172 x -2,1006 = -1.0864
X4 terhadap Z 0,0000 0,5978 0,5978 -0,0494 x -2,1006 = 0.1037
Y terhadap Z 0,0157 -2,1006 -2,1006 -
e1 0,807 0,807 -
e2 0,4634 0,4634 -
Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis

Pengaruh langsung antara return on equity (ROE) terhadap volume perdagangan


Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa secara parsial terdapat pengaruh
langsung antara return on equity (ROE) terhadap volume perdagangan. Hal ini
dikarenakan nilai probabilitas (sig) sama dengan α atau 0,0501≠0,05. Nilai koefisien beta
sebesar 0,5150 dan nilai standar eror sebesar 0,2630. Nilai tersebut memenuhi kriteria
H1. Berpengaruhnya variabel return on equity (ROE) terhadap volume perdagangan
disebabkan karena return on equity (ROE) merupakan rasio penting bagi para pemilik
dan pemegang saham. Hal ini menunjukan bahwa semakin besar nilai return on equity
(ROE), semakin menarik sebuah perusahaan dimata investor. Peningkatan return on
equity (ROE) akan menunjukan kinerja perusahaan yang baik sehingga berdampak pada
volume perdaganganya. Hasil yang diperoleh ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Iskandar dkk. (2013) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif
antara return on equity (ROE) terhadap volume perdagangan.

Pengaruh langsung antara price earning ratio (PER) terhadap volume perdagangan
Berdasarkan tabel diatas menunjukan secara parsial bahwa terdapat pengaruh
langsung antara price earning ratio (PER) terhadap volume perdagangan. Hal ini
dikarenakan nilai probabilitas (sig) lebih kecil daripada α atau 0,0388<0,05. Nilai
koefisien beta sebesar 0,0005 dengan nilai standar eror sebesar 0,0006. Hal ini
menunjukan bahwa price earning ratio (PER) menjadi salah satu rasio untuk mengukur
valuasi saham yang menarik dimata investor sebelum berinvestasi. Semakin tinggi price
earning ratio (PER) akan semakin tinggi juga minat investor dalam menanamkan
modalnya di perusahaan tersebut. Sehingga berdampak terhadap volume perdaganganya.
Hasil yang diperoleh ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Baiq dkk. (2017)
yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara price earning ratio (PER)
terhadap volume perdagangan.

Pengaruh langsung antara capital adecuacy ratio (CAR) terhadap volume perdagangan
Berdasarkan tabel diatas menunjukan secara parsial bahwa tidak terdapat pengaruh
langsung antara capital adequacy ratio (CAR) terhadap volume perdagangan. Karena
probabilitas (sig) lebih besar daripada α atau 0,1356>0,05. Nilai koefisien beta sebesar
0,5172 dan nilai standar eror sebesar 0,3390. Nilai tersebut tidak memenuhi kriteria H3.
Hal ini menunjukan karena para investor tidak melihat seberapa besarnya nilai capital
adecuacy ratio (CAR), dikarenakan nilai capital adecuacy ratio (CAR) selalu diawasi
ketat oleh Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/21/PBI/2001 Pasal 2 tentang Kewajiban
Minimum Bank, bank yang dinyatakan sebagai bank yang sehat harus memiliki capital
adecuacy ratio (CAR) paling sedikit sebesar 8 %. Dengan begitu para investor kurang
responsif dalam melihat nilai CAR suatu perbankan. Hal ini tidak sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Fena dan Ira (2021) yang menyatakan bahwa terdapat
pengaruh positif antara capital adecuacy ratio (CAR) terhadap volume perdagangan.

Pengaruh langsung antara kapitalisasi pasar terhadap volume perdagangan


Berdasarkan tabel diatas menunjukan secara parsial bahwa terdapat pengaruh
langsung antara kapitalisasi pasar terhadap volume perdagangan. Karena nilai
probabilitas (sig) lebih kecil daripada α atau 0,0009<0,05. Nilai koefisien beta sebesar -
0,0494 dan nilai standar eror sebesar 0,0137. Nilai tersebut tidak memenuhi H4. Hal ini
menunjukan bahwa dengan semakin besar kapitalisasi pasar yang besar cenderung
investor lebih untuk menahan kepemilikan sahamnya dikarenakan dengan kapitalisasi
pasar yang besar akan cenderung lebih stabil dari sisi keuanganya, resiko lebih kecil dan
memiliki prospek yang bagus dalam jangka panjang sehingga berdampak terhadap
volume perdaganganya.

Pengaruh langsung antara return on equity (ROE) terhadap harga saham


Berdasarkan tabel diatas menunjukan secara parsial bahwa terdapat pengaruh
langsung antara return on equity (ROE) terhadap harga saham. Karena nilai probabilitas
(sig) lebih kecil daripada α atau 0,0013<0,05. Nilai koefisien beta sebesar 7,4925 dan
nilai standar eror sebesar 2,1464. Nilai tersebut memenuhi H5. Berpengaruhnya variabel
return on equity (ROE) terhadap harga saham disebabkan karena return on equity (ROE)
merupakan rasio penting bagi para pemilik dan pemegang saham. Rasio ini tersebut
menunjukan kemampuan perusahaan dalam mengelola modal dari pemegang saham
untuk mendapatkan laba bersih. Maka dapat dibuktikan bahwa kenaikan return on equity
(ROE) biasanya diikuti oleh kenaikan harga saham perusahaan tersebut. Semakin tinggi
return on equity (ROE) berarti semakin baik kinerja perusahaan dalam mengelola
modalnya untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sri dan Maulidiyati (2018), Teguh (2014), dan Iskandar
dkk. (2013) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara return on equity
(ROE) tehadap harga saham.

Pengaruh langsung antara price earning ratio (PER) terhadap harga saham
Berdasarkan tabel diatas menunjukan secara parsial bahwa terdapat pengaruh
langsung antara price earning ratio (PER) terhadap harga saham. Karena nilai
probabilitas (sig) lebih kecil daripada α atau 0,0077<0,05. Nilai koefisien beta sebesar
0,0131 dan nilai standar eror sebesar 0,0046. Nilai tersebut memenuhi H6. Hal ini
menunjukan bahwa price earning ratio (PER) menjadi salah satu rasio untuk mengukur
valuasi saham yang menarik dimata investor sebelum berinvestasi. Semakin tinggi price
earning ratio (PER) akan semakin tinggi juga minat investor dalam menanamkan
modalnya di perusahaan tersebut, sehingga harga sahamnya akan ikut naik. Hal ini
sejalan dengan penelitian oleh Widya & Nyoman (2018) yang menjelaskan bahwa
terdapat pengaruh positif antara price earning ratio (PER) terhadap harga saham.

Pengaruh langsung antara capital adecuacy ratio (CAR) terhadap harga saham
Berdasarkan tabel diatas menunjukan secara parsial bahwa tidak terdapat pengaruh
langsung antara capital adecuacy ratio (CAR) terhadap harga saham. Karena nilai
probabilitas (sig) lebih besar daripada α atau 0,7180>0,05. Nilai koefisien beta sebesar -
0,8571 dan nilai standar eror sebesar 2,3543. Nilai tersebut tidak memenuhi H7. Maka
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh langsung antara capital adecuacy ratio
(CAR) terhadap harga saham pada Indeks Infobank15 yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2015-2020. Hal ini sejalan dengan penelitian Wiwi dan Resmi (2019)
yang menjelaskan bahwa capital adecuacy ratio (CAR) tidak terdapat pengaruh negatif
terhadap harga saham. Hal ini menunjukan karena para investor tidak melihat seberapa
besarnya nilai capital adecuacy ratio (CAR), dikarenakan nilai capital adecuacy ratio
(CAR) selalu diawasi ketat oleh Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/21/PBI/2001 Pasal 2
tentang Kewajiban Minimum Bank, bank yang dinyatakan sebagai bank yang sehat harus
memiliki capital adecuacy ratio (CAR) paling sedikit sebesar 8 %. Dengan begitu para
investor kurang responsif dalam melihat nilai CAR suatu perbankan. Namun hal ini tidak
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Teguh (2014) yang menyatakan bahwa
terdapat pengaruh positif capital adecuacy ratio (CAR) terhadap harga saham.
Pengaruh langsung antara kapitalisasi pasar terhadap harga saham
Berdasarkan tabel diatas menunjukan secara parsial bahwa terdapat pengaruh
langsung antara kapitalisasi pasar harga saham. Karena nilai probabilitas (sig) lebih kecil
daripada α atau 0,0000<0,05. Nilai koefisien beta sebesar 0,5978 dan nilai standar eror
sebesar 0,0546. Nilai tersebut memenuhi H8. Hal ini menunjukan kapitalisasi pasar
memberikan koreksi terhadap harga saham. Dengan terkoreksinya harga saham dengan
kapitalisasi pasar, maka angka harga saham akan terkoreksi pula. Jika setiap perusahaan
terus memperbaharui pergerakan kapitalisasi pasarnya menjadi lebih besar maka harga
saham akan terus meningkat. Dengan tingginya kapitalisasi pasar, minat investor dalam
menanamkan saham kedalam perusahaan yang tergabung akan semakin meningkat. Hal
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ariyo dan Mulyo (2015) yang
menjelaskan bahwa terdapat pengaruh positif antara kapitalisasi pasar terhadap harga
saham.

Pengaruh langsung antara volume perdagangan terhadap harga saham


Berdasarkan tabel diatas menunjukan secara parsial bahwa terdapat pengaruh
langsung antara volume perdagangan terhadap harga saham. Karena nilai probabilitas
(sig) lebih kecil daripada α atau 0,0157<0,05. Nilai koefisien beta sebesar -2,1006 dan
nilai standar eror sebesar 0,8282. Nilai tersebut memenuhi H9. Hal tersebut dapat terjadi
dikarenakan volume perdagangan tidak sesuai dengan tren harga saham yang sedang
terjadi. Seperti pada saat harga saham menunjukan tren penurunan namun volume
perdagangan meningkat tetapi di sisi lain harga saham justru tetap berimplikasi gejala
menurun. Hal ini dapat terjadi dikarenakan volume penjualan lebih tinggi dari volume
pembelian atau aksi profit taking yang dilakukan oleh investor. Namun hal ini tidak
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ariyo dan Mulyo (2015) yang
menjelaskan bahwa terdapat pengaruh positf antara volume perdagangan terhadap harga
saham.

Pengaruh tidak langsung antara return on equity (ROE) terhadap harga saham melalui
volume perdagangan
Berdasarkan dari hasil perhitungan sobel tes X1 terhadap Z melalui Y dan
perhitungan koefisien pada tabel 4.29 menunjukan bahwa terdapat pengaruh tidak
langsung antara return on equity (ROE) terhadap harga saham melalui volume
perdagangan. Karena nilai yang diperoleh sebesar -1,5500<1,96 dan nilai koefisien -
1,081 dengan tingkat siginifikansi 5%. Hal ini menunjukan dengan tingginya tingkat
return on equity (ROE) dapat mempengaruhi secara tidak langsung dan negatif terhadap
harga saham melalui volume perdagangan. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan
meskipun kondisi return on equity (ROE) itu menunjukan hasil yang positif tetapi
hubungan volume perdagangan tidak sesuai dengan tren harga saham yang sedang
terjadi. Seperti pada saat harga saham menunjukan tren penurunan namun volume
perdagangan meningkat tetapi di sisi lain harga saham justru tetap berimplikasi gejala
menurun. Hal ini dapat terjadi dikarenakan volume penjualan lebih tinggi dari volume
pembelian atau bisa dikatakan aksi profit taking yang dilakukan oleh investor. Sehingga
menunjukan tren berlawanan arah.

Pengaruh tidak langsung antara price earning ratio (PER) terhadap harga saham
melalui volume perdagangan
Berdasarkan dari hasil perhitungan sobel tes X2 terhadap Z melalui Y dan
perhitungan koefisien pada tabel 4.29 menunjukan bahwa terdapat pengaruh tidak
langsung antara price earning ratio (PER) terhadap harga saham melalui volume
perdagangan. Karena nilai yang diperoleh sebesar -,07917<1,96 dan nilai koefisien -
0,0010 dengan tingkat siginifikansi 5%. Hal ini menunjukan dengan tingginya tingkat
price earning ratio (PER) dapat mempengaruhi secara tidak langsung dan negatif
terhadap harga saham melalui volume perdagangan. Hal ini tersebut terjadi dikarenakan
meskipun kondisi price earning ratio (PER) menunjukan hasil positif tetapi volume
perdagangan tidak sesuai dengan tren harga saham yang sedang terjadi. Seperti pada saat
harga saham menunjukan tren penurunan namun volume perdagangan meningkat tetapi
disisi lain harga saham justru tetap berimplikasi gejala menurun. Hal ini dapat terjadi
dikarenakan volume penjualan lebih tinggi dari volume pembelian atau bisa dikatakan
aksi profit taking yang dilakukan oleh investor. Sehingga menunjukan tren berlawanan
arah.

Pengaruh tidak langsung antara capital adecuacy ratio (CAR) terhadap harga saham
melalui volume perdagangan
Berdasarkan dari hasil perhitungan sobel tes X3 terhadap Z melalui Y dan
perhitungan koefisien pada tabel 4.29 menunjukan bahwa terdapat pengaruh tidak
langsung antara capital adecuacy ratio (CAR) terhadap harga saham melalui volume
perdagangan. Karena nilai yang diperoleh sebesar 1,3074<1,96 dan nilai koefisien -
1,0864 dengan tingkat siginifikansi 5%. Hal ini menunjukan dengan tingginya tingkat
capital adecuacy ratio (CAR) dapat mempengaruhi secara tidak langsung dan negatif
terhadap harga saham melalui volume perdagangan. Hal tersebut dapat terjadi
dikarenakan karena para investor kurang responsif terhadap seberapa besarnya nilai
capital adecuacy ratio (CAR) suatu perbankan. Karena nilai capital adecuacy ratio
(CAR) selalu diawasi ketat oleh Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/21/PBI/2001 Pasal 2
tentang Kewajiban Minimum Bank, bank yang dinyatakan sebagai bank yang sehat harus
memiliki capital adecuacy ratio (CAR) paling sedikit sebesar 8 %. Selain itu juga dapat
terjadi dikarenakan volume penjualan lebih tinggi dari volume pembelian atau bisa
dikatakan aksi profit taking yang dilakukan oleh investor. Sehingga menunjukan tren
berlawanan arah.

Pengaruh tidak langsung antara kapitalisasi pasar terhadap harga saham melalui
volume perdagangan
Dari hasil perhitungan sobel test X4 terhadap Z melalui Y dan perhitungan koefisien
pada tabel 4.29 menunjukan bahwa terdapat pengaruh tidak langsung antara kapitalisasi
pasar terhadap harga saham melalui volume perdagangan. Karena nilai z yang diperoleh
sebesar 2,0745> 1,96 dan nilai koefisien 0,1037 dengan tingkat signifikansi 5%. Hal ini
menunjukan bahwa dengan tingginya nilai kapitalisasi pasar, maka semakin lama pula
investor menahan kepemilikan sahamnya karena menganggap bahwa perusahaan dengan
kapitalisasi besar akan cenderung stabil dari sisi keuanganya, resio lebih kecil dan
memiliki prospek yang bagus untuk jangka panjang, maka dengan itu minat investor
dalam berinvestasi saham ke dalam perusahaan yang tergabung akan semakin meningkat.
Hal ini akan mengacu kepada aktifitas volume perdaganganya yang semakin meningkat
pula, sehingga berpengaruh terhadap harga sahamnya.

KESIMPULAN
1. Terdapat pengaruh langsung antara return on equity (ROE) terhadap volume
perdagangan
2. Terdapat pengaruh langsung antara price earning ratio (PER) terhadap volume
perdagangan.
3. Tidak terdapat pengaruh langsung antara capital adecuacy ratio (CAR) terhadap
volume perdagangan..
4. Terdapat pengaruh langsung antara kapitalisasi pasar terhadap volume
perdagangan.
5. Terdapat pengaruh langsung antara return on equity (ROE) terhadap harga saham.
6. Terdapat pengaruh langsung antara price earning ratio (PER) terhadap harga
saham.
7. Tidak terdapat pengaruh langsung antara capital adecuacy ratio (CAR) terhadap
harga saham.
8. Terdapat pengaruh langsung antara kapitalisasi pasar terhadap harga saham.
9. Terdapat pengaruh langsung antara volume perdagangan terhadap harga saham.
10. Terdapat pengaruh tidak langsung antara return on equity (ROE) terhadap harga
saham melalui volume perdagangan.
11. Terdapat pengaruh tidak langsung antara price earning ratio (PER) terhadap harga
saham melalui volume perdagangan.
12. Terdapat pengaruh tidak langsung antara capital adecuacy ratio (CAR) terhadap
harga saham melalui volume perdagangan.
13. Terdapat pengaruh tidak langsung antara kapitalisasi pasar terhadap harga saham
melalui volume perdagangan.
Impikasi
Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka dapat dikemukakan implikasi sebagai berikut:
1. Dari hasil penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai pasar modal dan
perbankan seperti rasio return on equity (ROE), price earning ratio (PER), capital
adecuacy ratio (CAR), kapitalisasi pasar terhadap harga saham melalui volume
perdagangan.
2. Dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam
pengambilan keputusan investasi bagi investor terutama untuk investor pemula
yang baru terjun di pasar modal yang tertarik memilih saham-saham perbankan
sebagai investasi untuk jangka panjang. Pada prakteknya bisa dikatakan bahwa
variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini merupakan screening awal sebelum
kita membeli saham khusunya di sektor perbankan.
. 3. Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan informasi bagi manajemen
bahwa para investor kurang resposif terhadap besarnya nilai capital adecuacy ratio
(CAR) jika dihubungkan dengan volume maupun harga saham, karena nilai standar
untuk rasio capital adecuacy ratio (CAR) suatu perbankan sudah diawasi ketat
oleh Peraturan Bank Indonesia.
4. Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan informasi bagi manajemen
dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan karena dengan meningkatkan
profitabilitas perusahaan, ini akan berdampak positif terhadap return on equity
(ROE) dan price earning ratio (PER). Jika return on equity (ROE) dan price
earning ratio (PER) meningkat, maka akan menarik banyak investor untuk
menanamkan modal diperusahaan. Sehingga harga sahamnya akan ikut meningkat.
Dan bila harga sahamnya meningkat, maka nilai kapitalisasi pasarnya juga akan
meningkat. Saham yang kapitalisasi besar akan menjadi incaran investor untuk
berinvestasi jangka panjang, karena memiliki potensi pertumbuhan perusahaan
yang mengagumkan disamping pembagian deviden serta resiko yang rendah.
SARAN
a. Diharapkan untuk dapat menambahkan variabel-variabel lain dalam penelitian
selanjutnya seperti, price to book value ratio (PBVR), deviden yield, tingkat suku
bunga, debt to equity ratio (DER), Cash Ratio (CR) dan sebagainya.
b. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya mencoba meneliti objek penelitian di sektor
lainnya diluar perbankan.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU

Arikunto, Suharimi. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.
Jakarta.

Budiman, Raymond. 2020. Jurus-jurus Valuasi Saham. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Budiman, Raymond. 2021. Rahasia Analisis Fundamental Saham Edisi Revisi. Elex Media
Komputindo. Jakarta.

Eguene, Brigham, F., & Joel, Houston F. 2019. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi
14-Buku 1. Salemba Empat. Jakarta.

Fahmi, Irham. 2017. Pengantar Pasar Modal. Cetakan ketiga. Alfabeta. Bandung.

Fahmi, Irham. 2020. Analisis Laporan Keuangan. Cetaka ke-7. Alfabeta. Bandung.

Ghozali, Imam., & Ratmono, Dwi. 2020. Analisis Multivariat dan Ekonometrika Teori,
Konsep, dan Aplikasi dengan Eviews 10. Edisi 2. Undip. Semarang.

Gujarati, N. Damodar., & Porter, C. Dawn. 2012. Dasar-dasar Ekonometrika. Edisi 5 Buku
2. Salemba Empat. Jakarta.

Hery. 2019. Manajemen Perbankan. Cetakan ke-1. Grasindo. Jakarta.

Ikatan Bankir Indonesia (IBI). 2016. Manajemen Kesehatan Bank Berbasis Resiko. Jakarta.
Gramedia Pustaka Utama.

Kasmir. 2018. Analisa Laporan Keuangan. Edisi 1 Cetakan ke-11. Raja Grafindo Persada.
Depok.

Koetin, E., A. 1997. Pasar Modal Indonesia. Cetakan Pertama. Jayakarta Agung Offset.
Jakarta.

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Penilaian Tingkat Kesehatan Bank. 2012.

Sopiah, dan Etta, Mamang Sangadji. 2010. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dalam
Penelitian. CV. Andi Offset. Yogyakarta.

Sudarsono, Dkk. 2013. Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Volume Perdagangan


Saham. Jurnal Manajemen Visionist Vol. 2 No. 1. Bandar Lampung.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Manajemen. Cetakan ke- 6. Alfabeta. Bandung.

Sukamulja, Sukmawati. 2017. Pengantar Pemodelan Keuangan dan Analisis Pasar Modal.
Edisi ke- 1. Andi Offset. Yogyakarta

Tandelilin, Eduardus. 2017. Pasar Modal Manajemen Portofolio & Invesatasi. Cetakan ke-1.
Kanisius. Yogyakarta.
JURNAL

Astuti, Sri. & Aisyah, Maulidyati. 2018. Faktor Fundamental terhadap Harga Saham
Perbankan. Jurnal Analisis Bisnis Ekonomi Vol. 16. Yogyakarta.

Habiburrahman, Iskandar AA & Sesunan Dirwansyah. 2013. Pengaruh Rasio Profitabilitas


terhadap Volume Perdagangan Saham di PT Metrodata Electronic periode 2001-
2008. Jurnal Manajemen Visionist Vol. 2. No 1. Bandar Lampung.

Jensen, Michael & Meckling, William H. 1976. Theory of The Firm: Managerial Behavior,
Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics 3. USA.

Jiwandono, Teguh. 2014. Analisis Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Sektor
Perbankan yang GO Public di Indeks Kompas 100. Jurnal Ilmu Manajemen Volume 2
Nomor 3. Surabaya.

Raharjo, Ariyo Murti. 2015. Analisis Pengaruh EVA, ROA, DER, Volume Perdagangan dan
Kapitalisasi Pasar Terhadap Harga Saham. Jurnal Undip Volume 4 Nomor 3.
Semarang.

Rahmadewi, Pande Widya., & Abudanti Nyoman. 2016. Pengaruh EPS, PER, CR, dan ROE
terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016. Jurnal
Manajemen Unud Vol.7 No.4. Bali.

Sofiana Iqsir, R, Baiq Retno Dkk. 2017. Pengaruh PER, PBV, dan EPS terhadap Volume
Perdagangan Saham dan Return Saham. Jurnal Riset Akuntansi Aksioma Vol. 16 No
1 Juni 2017. Jakarta.

Ulfa Aulia, Fena. 2021. Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Volume Perdagangan
Saham Perusahaan Perbankan yang Listing di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Penelitian Ilmu Sosial dan Keagamaan Islam Vol. 18 No 1. Madura.

UNDANG-UNDANG

Undang –Undang No 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal

WEBSITE

www.idx.co.id Ringkasan Performa Perusahaan Tercatat (diakses 25 September 2021).

www.stockbit.com Ringkasan Performa Perusahaan Tercatat (diakses 26 September 2021).

www.Covid19.go.id Analisis Data Covid-19 Indonesia .

www.mediaindonesia.com Penurunan Indeks Harga Saham Gabungan akibat Pandemi Covid-


19 Maret 2020 (diakses 1 Novem

You might also like