You are on page 1of 13

Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba

Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan dalam Memprediksi


Pertumbuhan Laba

R. Adisetiawan
Faculty of Economics, University Batanghari

Abstract: This study was conducted to examine the effect of variables Working Capital to Total Assets
(WCTA), Current Liabilities To Inventory (CLI), Operating Income to Total Assets (OITL), Total Assets
Turnover (TAT), Net Profit Margin (NPM) and Gross Profit Margin (GPM) on the growth of earnings. Data
obtained by the method of purposive sampling criteria: (1) companies incorporated in LQ45 2008-2010
period, (2) companies that are engaged in services, (3) and during the study period these companies do not
generate profits the negative. The analysis showed that the data used in this study have met the classical
assumptions, which include: no symptoms of multicollinearity, there is no autocorrelation, no symptoms
occur heteroskedastisitas, and normally distributed data. From the results of regression analysis showed
that the variable Operating Income to Total Assets (OITL) and Net Profit Margin (NPM) partially signifi-
cant effect on earnings growth. While the variables Working Capital to Total Assets (WCTA), Current
Liabilities To Inventory (CLI), Total Assets Turnover (TAT), and Gross Profit Margin (GPM) no significant
effect on earnings growth. The six variables used in this study (WCTA, CLI, OITL, TAT, NPM and GPM)
simultaneously no significant effect on earnings growth, with the predictive capabilities of the six variables
of 4.4%.

Keywords: Working Capital to Total Assets (WCTA), Current Liabilities To Inventory (CLI), Operating
Income to Total Assets (OITL), Total Assets Turnover (TAT), Net Profit Margin (NPM), Gross Profit Margin
(GPM) and profit growth

Abstrak: Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel Working Capital to Total Asset (WCTA),
Current Liabilities To Inventory (CLI), Operating Income to Total Assets (OITL), Total Asset Turnover (TAT),
Net Profit Margin (NPM) dan Gross Profit Margin (GPM) terhadap pertumbuhan laba. Data diperoleh dengan
metode purposive sampling dengan kriteria: (1) perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam LQ45 periode
2008-2010; (2) perusahaan yang tidak bergerak dalam bidang jasa; (3) dan selama periode penelitian perusahaan-
perusahaan tersebut tidak menghasilkan laba yang negatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa data-data yang
digunakan di dalam penelitian ini telah memenuhi asumsi klasik, yang meliputi: tidak terjadi gejala
multikolinearitas, tidak terdapat autokorelasi, tidak terjadi gejala heteroskedastisitas, dan data terdistribusi
normal. Dari hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel Operating Income to Total Assets (OITL) dan
Net Profit Margin (NPM) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan variabel
Working Capital to Total Asset (WCTA), Current Liabilities To Inventory (CLI), Total Asset Turnover (TAT),
dan Gross Profit Margin (GPM) tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Keenam variabel
yang digunakan dalam penelitian ini (WCTA, CLI, OITL, TAT, NPM dan GPM) secara simultan tidak berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan laba, dengan kemampuan prediksi dari keenam variabel tersebut sebesar
4,4%.

Alamat Korespondensi:
R. Adisetiawan, Faculty of Economics, University
Batanghari, Email: r.adisetiawan@yahoo.co.id

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011


669 ISSN: 1693-5241 669
R. Adisetiawan

Kata Kunci: Working Capital to Total Asset (WCTA), Current Liabilities To Inventory (CLI), Operating In-
come to Total Assets (OITL), Total Asset Turnover (TAT), Net Profit Margin (NPM), Gross Profit Margin
(GPM) dan pertumbuhan laba

Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui laporan diperoleh perusahaan dibanding total aktivanya.
keuangan yang disajikan secara teratur setiap periode Dengan modal kerja yang besar, maka kegiatan opera-
(Juliana dan Sulardi, 2003). Brigham dan Enhardt sional perusahaan menjadi lancar sehingga pendapat-
(2003) menyatakan bahwa informasi akuntansi me- an yang diperoleh meningkat dan ini mengakibatkan
ngenai kegiatan operasi perusahaan dan posisi keuang- laba yang diperoleh meningkat. Akan tetapi penelitian
an perusahaan dapat diperoleh dari laporan keuangan. yang dilakukan Mahfoedz (1994) dan Suwarno (2004)
Informasi akuntansi dalam laporan keuangan sangat menunjukkan bahwa WCTA tidak berpengaruh signi-
penting bagi para pelaku bisnis seperti investor dalam fikan terhadap pertumbuhan laba satu tahun menda-
pengambilan keputusan. Para investor akan mena- tang.
namkan investasinya pada perusahaan yang dapat Machfoedz (1994) dalam penelitiannya menun-
memberikan return yang tinggi. jukkan bahwa rasio leverage yang berpengaruh sig-
Financial Accounting Standards Board nifikan terhadap pertumbuhan laba adalah Current
(FASB) (1978), Statement of Financial Account- Liability to Inventory (selanjutnya disebut CLI) dan
ing Concepts No. 1, menyatakan bahwa fokus utama Operating Income to Total Liabilities (selanjutnya
laporan keuangan adalah laba, jadi informasi laporan disebut OITL). CLI yang tinggi menunjukkan keter-
keuangan seharusnya mempunyai kemampuan untuk gantungan perusahaan terhadap supplier tinggi atau
memprediksi laba di masa depan. Laba sebagai suatu semakin besarnya hutang jangka pendek perusahaan
pengukuran kinerja perusahaan merefleksikan untuk membiayai persediaannya. Hal ini dapat menim-
terjadinya proses peningkatan atau penurunan modal bulkan resiko yang cukup besar bagi perusahaan ketika
dari berbagai sumber transaksi (Takarini dan Ekawati, perusahaan tidak mampu membayar kewajiban terse-
2003). Laba perusahaan diharapkan setiap periode but pada saat jatuh tempo, sehingga akan mengganggu
akan mengalami kenaikan, sehingga dibutuhkan kontinuitas operasi perusahaan. Selain itu, perusahaan
estimasi laba yang akan dicapai perusahaan untuk akan dihadapkan pada biaya bunga yang tinggi sehing-
periode mendatang. ga dapat menurunkan laba perusahaan. Hal ini sesuai
Meythi (2005) menyatakan bahwa salah satu dengan penelitian yang dilakukan Ediningsih (2004)
cara untuk memprediksi laba perusahaan adalah yang menunjukkan bahwa CLI berpengaruh negatif
menggunakan rasio keuangan. Analisis rasio keuang- signifikan untuk memprediksi pertumbuhan laba satu
an dapat membantu para pelaku bisnis dan pihak tahun mendatang. Ini berarti, perusahaan tidak dapat
pemerintah dalam mengevaluasi keadaan keuangan mendayagunakan hutangnya untuk memperoleh laba.
perusahaan masa lalu, sekarang dan memproyeksikan Akan tetapi penelitian Takarini dan Ekawati (2003)
hasil atau laba yang akan datang (Juliana dan Sulardi, menunjukkan bahwa CLI tidak berpengaruh signifi-
2003). Secara umum, rasio keuangan dapat dikelom- kan untuk memprediksi pertumbuhan laba satu tahun
pokkan menjadi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio ke depan.
aktivitas dan rasio profitabilitas (Riyanto, 1995). OITL merupakan rasio antara laba operasi sebe-
Menurut penelitian Takarini dan Ekawati (2003) lum bunga dan pajak (yaitu hasil pengurangan dari
rasio likuiditas yang berpengaruh positif signifikan penjualan bersih dikurangi dengan harga pokok pen-
terhadap pertumbuhan laba satu tahun mendatang jualan dan biaya operasi) terhadap total hutang
adalah Working Capital to Total Asset (selanjutnya (Riyanto, 1995). Semakin besar OITL, menunjukkan
disebut WCTA). WCTA menunjukkan rasio antara bahwa pendapatan yang diperoleh dari kegiatan
modal kerja (yaitu aktiva lancar dikurangi hutang penjualan besar dibanding total hutangnya, artinya
lancar) terhadap total aktiva. WCTA yang semakin perusahaan mampu membayar hutang-hutangnya.
tinggi menunjukkan semakin besar modal kerja yang Dengan demikian kontinuitas operasi perusahaan

670 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 10 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2012
Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba

tidak akan terganggu, sehingga pendapatan yang Mahfoedz (1994), Asyik dan Soelistyo (2000), serta
diperoleh menjadi meningkat dan laba yang diperoleh Suwarno (2004) dalam penelitiannya menunjukkan
besar. Mahfoedz (1994) dan Ediningsih (2004) dalam bahwa NPM berpengaruh positif signifikan terhadap
penelitiannya, menunjukkan bahwa OITL berpenga- pertumbuhan laba satu tahun ke depan. Akan tetapi
ruh positif signifikan untuk memprediksi pertumbuhan hasil penelitian Usman (2003), Meythi (2005), Takarini
laba satu tahun ke depan. Sedangkan penelitian dan Ekawati (2003) dan Juliana dan Sulardi (2003)
Takarini dan Ekawati (2003) dan Suwarno (2004) menunjukkan bahwa NPM tidak berpengaruh signifi-
menunjukkan bahwa OITL tidak berpengaruh signifi- kan terhadap pertumbuhan laba satu tahun ke depan.
kan untuk memprediksi pertumbuhan laba satu tahun GPM merupakan rasio antara laba kotor (yaitu
ke depan. penjualan bersih dikurangi dengan harga pokok pen-
Ou (1990) menunjukkan bahwa rasio aktivitas jualan) terhadap penjualan bersih. GPM yang mening-
yang berpengaruh signifikan untuk memprediksi kat menunjukkan semakin besar tingkat kembalian
pertumbuhan laba adalah Total Assets Turnover keuntungan kotor yang diperoleh perusahaan terhadap
(selanjutnya disebut TAT). TAT merupakan perban- penjualan bersihnya. Ini berarti semakin efisien biaya
dingan antara penjualan bersih (net sales) terhadap yang dikeluarkan perusahaan untuk menunjang kegiat-
total asset. TAT berfungsi untuk mengukur kemam- an penjualan sehingga pendapatan yang diperoleh
puan perusahaan menggunakan total aktivanya dalam menjadi meningkat. Hasil penelitian Juliana dan Sulardi
menghasilkan penjualan bersih. Semakin besar TAT (2003) menunjukkan bahwa GPM berpengaruh positif
menunjukkan semakin efisien penggunaan seluruh signifikan terhadap pertumbuhan laba satu tahun ke
aktiva perusahaan untuk menunjang kegiatan penjual- depan. Sedangkan hasil penelitian Meythi (2005) dan
an. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan Usman (2003) menunjukkan bahwa GPM tidak
semakin baik, dengan demikian para investor tertarik berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba
untuk menanamkan modalnya, sehingga dapat satu tahun ke depan.
meningkatkan laba perusahaan. Penelitian Ou (1990) Bukti empiris yang menghubungkan antara rasio
dan Asyik dan Sulistyo (2000) menunjukkan bahwa keuangan (WCTA, CLI, OITL, TAT, NPM dan GPM)
TAT berpengaruh positif signifikan terhadap pertum- terhadap pertumbuhan laba (pertumbuhan Earning
buhan laba. Sedangkan penelitian yang dilakukan After Tax) masih menunjukkan hasil yang berbeda-
Suwarno (2004), Takarini dan Ekawati (2003), Juliana beda, maka penelitian ini menelaah kembali pengaruh
dan Sulardi (2003) serta Meythi (2005) menunjukkan rasio-rasio keuangan tersebut terhadap pertumbuhan
bahwa TAT tidak berpengaruh signifikan terhadap laba terutama pada perusahaan-perusahaan yang
pertumbuhan laba. tergabung dalam kelompok LQ45 di Bursa Efek
Asyik dan Soelistyo (2000) dalam penelitiannya Indonesia (BEI) periode 2008–2010, karena
menunjukkan bahwa rasio profitabilitas yang berpe- perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam LQ45
ngaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba adalah memiliki tingkat likuiditas perdagangan di atas rata-
Net Profit Margin (NPM) dan Gross Profit Mar- rata tingkat likuiditas perusahaan lainnya dan memiliki
gin (GPM). NPM merupakan perbandingan antara tingkat kapasitas pasar yang besar, sehingga banyak
laba bersih setelah pajak (yaitu laba sebelum pajak diminati oleh para investor di pasar modal.
penghasilan dikurangi dengan pajak penghasilan)
terhadap penjualan bersih (net sales). Rasio ini Pengembangan Hipotesis
mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
WCTA merupakan salah satu rasio likuiditas
pendapatan bersihnya terhadap total penjualan bersih
(Riyanto, 1995). Rasio likuiditas menunjukkan ke-
yang dicapai perusahaan (Riyanto, 1995). Semakin
mampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva
tinggi NPM menunjukkan bahwa semakin meningkat
lancar perusahaan, sehingga mampu membayar utang
laba bersih yang dicapai perusahaan terhadap penjual-
jangka pendeknya tepat pada waktu yang dibutuhkan
an bersihnya. Meningkatnya NPM akan meningkat-
(Machfoedz, 1999).
kan daya tarik investor untuk menginvestasikan
WCTA yang semakin tinggi menunjukkan modal
modalnya, sehingga laba perusahaan akan meningkat.
operasional perusahaan besar dibandingkan dengan

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 671


R. Adisetiawan

jumlah aktivanya (total assets). Modal kerja yang OITL menunjukkan semakin besar laba yang diper-
besar akan memperlancar kegiatan operasi perusa- oleh dari kegiatan penjualan terhadap total hutang
haan sehingga perusahaan mampu membayar hutang- perusahaan. Perolehan laba yang besar mengakibat-
nya, dengan demikian pendapatan yang diperoleh kan perusahaan mampu membayar hutang-
meningkat (Reksoprayitno, 1991). Runy (2002) ber- hutangnya. Dengan demikian kegiatan operasi men-
pendapat bahwa semakin besar WCTA akan mening- jadi lancar dan pendapatan yang diperoleh meningkat,
katkan laba yang selanjutnya akan mempengaruhi sehingga pertumbuhan laba meningkat. Hal ini
peningkatan pertumbuhan laba. Hal ini dikarenakan didukung oleh Mahfoedz (1994) dan Ediningsih (2004)
efisiensi dari selisih antara aktiva lancar (current yang dalam penelitiannya menunjukkan bahwa OITL
assets) dan hutang lancar (current liabilities). Pe- berpengaruh positif untuk memprediksi pertumbuhan
ngaruh optimum WCTA terhadap pertumbuhan laba laba satu tahun ke depan Berdasarkan pemikiran-
berbeda-beda antara satu industri dengan yang lain pemikiran tersebut, dapat diturunkan hipotesis sebagai
(Mc Cosker, 2000). Hasil penelitian Takarini dan berikut.
Ekawati (2003) menunjukkan bahwa WCTA H3 : Rasio OITL berpengaruh positif terhadap
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba satu pertumbuhan laba
tahun yang akan datang. Berdasarkan pemikiran- TAT merupakan salah satu rasio profitabilitas.
pemikiran tersebut, dapat diturunkan hipotesis sebagai TAT menunjukkan efisiensi penggunaan seluruh aktiva
berikut. (total assets) perusahaan untuk menunjang penjualan
H1 : Rasio WCTA berpengaruh positif terhadap (sales). Semakin besar TAT menunjukkan perusa-
pertumbuhan laba haan efisien dalam menggunakan seluruh aktiva
CLI termasuk salah satu rasio solvabilitas/le- perusahaan untuk menghasilkan penjualan bersihnya.
verage. Rasio solvabilitas merupakan kemampuan Semakin cepat perputaran aktiva suatu perusahaan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka untuk menunjang kegiatan penjualan bersihnya, maka
panjangnya. Semakin tinggi CLI berarti hutang lancar pendapatan yang diperoleh meningkat sehingga laba
perusahaan (current liabilities) untuk membiayai yang didapat besar (Ang, 1997). Ini didukung oleh
persediaan di gudang makin besar, sehingga beban Ou (1990) dan Asyik dan Sulistyo (2000) yang dalam
hutang perusahaan menjadi makin besar. Hal ini penelitiannya menunjukkan bahwa TAT berpengaruh
menimbulkan resiko yang cukup besar bagi peru- positif terhadap pertumbuhan laba. Berdasarkan
sahaan ketika perusahaan tidak mampu membayar pemikiran-pemikiran tersebut, dapat diturunkan hipo-
kewajiban tersebut pada saat jatuh tempo, perusa- tesis sebagai berikut.
haan juga akan dihadapkan pada beban bunga yang H4 : Rasio TAT berpengaruh positif terhadap
besar, sehingga akan mengganggu kontinuitas operasi pertumbuhan laba
perusahaan dan laba yang diperoleh perusahaan men- NPM termasuk salah satu rasio profitabilitas.
jadi berkurang (Reksoprayitno, 1991). Hal tersebut NPM menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
sesuai dengan penelitian yang dilakukan Machfoedz menghasilkan pendapatan bersihnya terhadap total
(1994) dan Ediningsih (2004) yang menunjukkan penjualan bersihnya (Riyanto, 1995). NPM yang
bahwa CLI berpengaruh negatif untuk memprediksi semakin besar menunjukkan bahwa semakin besar
pertumbuhan laba satu tahun mendatang. Ini mem- laba bersih yang diperoleh perusahaan dari kegiatan
buktikan bahwa perusahaan tidak mampu mendaya- penjualan. Dengan laba bersih yang besar, bertambah
gunakan hutangnya untuk menambah ekspansi usaha luas kesempatan bagi perusahaan untuk memperbesar
guna memperoleh keuntungan. Berdasarkan pemikiran- modal usahanya tanpa melalui hutang-hutang baru,
pemikiran tersebut, dapat diturunkan hipotesis sebagai sehingga pendapatan yang diperoleh menjadi mening-
berikut. kat (Reksoprayitno, 1991). Hal ini didukung oleh
H2 : Rasio CLI berpengaruh negatif terhadap Mahfoedz (1994), Asyik dan Soelistyo (2000) serta
pertumbuhan laba Suwarno (2004) yang dalam penelitiannya menunjuk-
Mahfoedz (1994) menyatakan bahwa OITL kan bahwa NPM berpengaruh positif signifikan
merupakan rasio solvabilitas/leverage. Semakin besar terhadap pertumbuhan laba satu tahun ke depan

672 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 10 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2012
Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba

Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut, dapat • Working Capital to Total Asset (WCTA)


diturunkan hipotesis sebagai berikut. WCTA merupakan salah satu rasio likuiditas
H5 : Rasio NPM berpengaruh positif terhadap yang menunjukkan kemampuan perusahaan
pertumbuhan laba dalam menggunakan aktiva lancar perusahaan,
GPM merupakan salah satu rasio profitabilitas. sehingga mampu membayar utang jangka
GPM menunjukkan tingkat kembalian keuntungan pendeknya tepat pada waktu yang dibutuhkan
kotor terhadap penjualan bersihnya. GPM yang (Machfoedz, 1999). Working Capital to Total
meningkat menunjukkan bahwa semakin besar laba Asset (WCTA) merupakan perbandingan antara
kotor yang diterima perusahaan terhadap penjualan aktiva lancar dikurangi hutang lancar terhadap
bersihnya. Ini menunjukkan bahwa perusahaan jumlah aktiva. WCTA dapat dirumuskan sebagai
mampu menutup biaya administrasi, biaya penyusutan berikut (Riyanto, 1995).
juga beban bunga atas hutang dan pajak. Ini berarti WCTA = (aktiva lancar - hutang lancar)/Jumlah
kinerja perusahaan dinilai baik dan ini dapat Aktiva
meningkatkan daya tarik investor untuk menanamkan • Current Liabilities to Inventory (CLI)
modalnya pada perusahaan tersebut, sehingga penda- CLI termasuk salah satu rasio solvabilitas (le-
patan yang diperoleh perusahaan akan meningkat verage) yang merupakan kemampuan perusa-
(Reksoprayitno, 1991). Hasil penelitian Juliana dan haan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang-
Sulardi (2003) menunjukkan bahwa GPM berpe- nya. CLI dapat dirumuskan sebagai berikut
ngaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan laba (Machfoedz, 1994).
satu tahun ke depan. Dari hasil pemikiran tersebut CLI = hutang lancar/persediaan
dapat diturunkan hipotesis sebagai berikut: • Operating Income to Total Liabilities (OITL)
H6 : Rasio GPM berpengaruh positif terhadap Mahfoedz (1994) menyatakan bahwa OITL
pertumbuhan laba merupakan rasio solvabilitas (leverage) OITL
dapat dirumuskan sebagai berikut (Riyanto,
METODE 1995):
OITL = laba operasi sebelum bunga dan pajak/
Populasi yang digunakan untuk penelitian ini
jumlah hutang
adalah seluruh perusahaan LQ45 periode 2008–2010
• Total Asset Turnover (TAT)
yang listingnya terdaftar di Bursa Efek Indonesia
TAT merupakan salah satu rasio profitabilitas
(BEI).
yang menunjukkan efisiensi penggunaan seluruh
Pemilihan sampel ditentukan secara purposive
aktiva (total assets) perusahaan untuk menun-
sampling sesuai dengan kriteria yang ditentukan.
jang penjualan (sales). TAT dapat dirumuskan
Kriteria untuk dipilih menjadi sampel adalah: perusa-
sebagai berikut.
haan yang tergabung dalam LQ45 periode 2008–2010,
TAT = Penjualan/Total Aktiva
yang tidak bergerak dalam bidang jasa, dan selama
• Net Profit Margin (NPM)
periode penelitian perusahaan tersebut tidak mengha-
NPM termasuk salah satu rasio profitabilitas.
silkan laba yang negatif.
NPM menunjukkan kemampuan perusahaan da-
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah per-
lam menghasilkan pendapatan bersihnya terha-
tumbuhan laba. Laba yang digunakan dalam penelitian
dap total penjualan bersihnya (Riyanto, 1995).
ini adalah laba setelah pajak (Earning After Tax),
NPM dapat dirumuskan sebagai berikut
dapat dirumuskan sebagai berikut (Usman, 2003).
NPM = laba bersih setelah pajak/penjualan bersih
∆ Yit = (Yit – Yit-1)/Yit-1 • Gross Profit Margin (GPM)
Di mana: ∆ Yit = pertumbuhan laba pada periode t; GPM merupakan salah satu rasio profitabilitas
Yit = laba perusahaan i pada periode t; Yit-1 = laba yang menunjukkan tingkat kembalian keuntungan
perusahaan i pada periode t-1 kotor terhadap penjualan bersihnya.
Sedangkan variabel independen dalam penelitian GPM dapat dirumuskan sebagai berikut:
ini adalah:

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 673


R. Adisetiawan

GPM = laba kotor/penjualan bersih mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam


Penelitian ini menggunakan analisis regresi ber- model regresi dapat dilihat dari tolerance value atau
ganda (Multiple Regression Analysis). Analisis variance inflation factor (VIF). Sebagai dasar
regresi linier berganda ini digunakan untuk menguji acuannya dapat disimpulkan:
pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba. • Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10,
Model dalam penelitian ini adalah : maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multi-
Yt = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + kolinearitas antar variabel independen dalam
e model regresi.
Dimana: Yt = Pertumbuhan laba; a = Koefisien • Jika nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10,
konstanta; b = Koefisien regresi dari masing-masing maka dapat disimpulkan bahwa ada multikoli-
variabel; X1 = WCTA; X2 = CLI; X3 = OITL; X4 = nearitas antar variabel independen dalam model
TAT; X5 = NPM; X6 = GPM; e = koefisien error regresi.
(variabel pengganggu)
Uji Autokorelasi
Pengujian Asumsi Klasik Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah
Uji Normalitas model regresi linier ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan peng-
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah ganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
dalam model regresi, variabel dependen dan variabel korelasi, maka ada masalah autokorelasi. Autokorelasi
independen mempunyai distribusi normal atau tidak. muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
Model regresi yang baik, memiliki distribusi data nor- waktu berkaitan satu dengan yang lain. Masalah ini
mal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak
normalitas dapat dilakukan dengan uji statistik. Test bebas dari satu observasi ke observasi lainnya, biasa-
statistik yang digunakan adalah normal probability nya dijumpai pada data deret waktu (time series).
plots (Ghozali, 2005). Pengujian normalitas ini dilaku- Konsekuensi adanya autokorelasi dalam model regresi
kan melalui analisis grafik, dengan membandingkan adalah variance sample tidak dapat menggambarkan
distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dasar variance populasinya, sehingga model regresi yang
pengambilan keputusan dari analisis normal pro- dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menaksir nilai
bability plot adalah sebagai berikut: variabel dependen pada nilai independen tertentu
• Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan (Ghozali, 2005). Untuk mendeteksi autokorelasi, dapat
mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola dilakukan uji statistik melalui uji Durbin-Watson (DW
distribusi normal, maka model regresi memenuhi test) (Algifari, 2000).
asumsi normalitas; Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya
• Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan autokorelasi adalah:
atau tidak mengikuti arah garis diagonal tidak
menunjukkan pola distribusi normal, maka model Tabel 1. Autokorelasi
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
<1 Ada autokorelasi
1,1 – 1,54 Tanpa kesimpulan
Uji Multikolinearitas 1,55 – 2,46 Tidak ada autokorelasi
Menurut Ghozali (2005), uji ini digunakan untuk 2,46 – 2,9 Tanpa kesimpulan
mengetahui apakah terdapat korelasi di antara > 2,9 Ada autokorelasi
variabel-variabel independen dalam model regresi
Uji Heteroskedasitas
tersebut. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam
terdapat korelasi antara variabel independen, maka model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
variabel-variabel ini tidak ortogonal. Untuk residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

674 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 10 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2012
Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba

Untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas dilaku- Fhitung = R2/(k-1)/(1-R2)/(N-k)


kan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi di mana: R2 = Koefisien Determinasi; k =
variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya Banyaknya koefisien regresi; N =
(SRESID). Banyaknya Observasi
- Bila Fhitung < Ftabel, variabel independen seca-
Dasar analisisnya: ra bersama-sama tidak berpengaruh terha-
• Jika ada pola tertentu ,seperti titik-titik yang mem- dap variabel dependen.
bentuk suatu pola tertentu, yang teratur (berge- - Bila Fhitung > Ftabel, variabel independen seca-
lombang, melebar, kemudian menyempit), maka ra bersama-sama berpengaruh terhadap
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. variabel dependen.
• Jika tidak ada pola tertentu serta titik-titik menye- • Berdasarkan Probabilitas
bar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Dengan menggunakan nilai probabilitas, Ha akan
Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, maka diterima jika probabilitas kurang dari 0,05
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. • Menentukan nilai koefisien determinasi, dimana
koefisien ini menunjukkan seberapa besar varia-
bel independen pada model yang digunakan
Pengujian Hipotesis
mampu menjelaskan variabel dependennya.
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengu- Uji t
kur seberapa jauh kemampuan model dalam mene- Uji t digunakan untuk menguji signifikansi penga-
rangkan variabel dependen. Nilai R square yang kecil ruh WCTA, CLI, OITL, TAT, NPM dan GPM
berarti kemampuan variabel-variabel independen terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan-
dalam menjelaskan variabel dependen. Sebaliknya, perusahaan yang tergabung dalam LQ45 di Bursa
nilai R square yang mendekati satu menandakan Efek Indonesia periode 2008–2010 secara individual.
variabel-variabel independen memberikan hampir Oleh karena itu uji t ini digunakan untuk menguji
semua informasi yang dibutuhkan oleh variabel depen- hipotesis Ha1, Ha2, Ha3, Ha4, Ha5, Ha6. Langkah-
den (Ghozali, 2005). Nilai yang digunakan adalah langkah pengujian yang dilakukan adalah sebagai
adjusted R square karena variabel independen yang berikut (Gujarati, 1999):
digunakan dalam penelitian ini lebih dari dua buah. • Merumuskan hipotesis (Ha)
Ha diterima: berarti terdapat pengaruh yang
Uji F signifikan antara variabel independen terhadap
Uji F digunakan untuk menguji signifikansi penga- variabel dependen (pertumbuhan laba) secara
ruh WCTA, CLI, OITL, TAT, NPM dan GPM terha- parsial.
dap pertumbuhan laba perusahaan-perusahaan yang • Menentukan tingkat signifikansi (a) sebesar 0,05
tergabung dalam LQ45 di Bursa Efek Iakarta periode Membandingkan thitung dengan ttabel,. Jika thitung
2008-2010 secara simultan. Langkah-langkah yang lebih besar dari ttabel maka Ha diterima.
dilakukan adalah (Gujarati, 1999): Nilai thitung dapat dicari dengan rumus (Gujarati,
• Merumuskan Hipotesis (Ha) 1999):
Ha diterima: berarti terdapat pengaruh yang Thitung = Koefisien Regresi/Standar Deviasi
signifikan antara variabel independen terhadap - Bila ttabel < thitung dan thitung < ttabel, variabel
variabel dependen (pertumbuhan laba) secara independen secara individu tak berpengaruh
simultan. terhadap variabel dependen.
• Menentukan tingkat signifikansi yaitu sebesar - Bila thitung > ttabel dan thitung < ttabel, variabel
0.05 (α = 0,05) independen secara individu berpengaruh
• Membandingkan Fhitung dengan Ftabel terhadap variabel dependen.
Nilai Fhitung dapat dicari dengan rumus (Gujarati, • Berdasarkan probabilitas
1999):

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 675


R. Adisetiawan

Ha akan diterima jika nilai probabilitasnya kurang variabel independen tersebut tidak terdapat hubungan
dari 0,05 (α) multikolinearitas dan dapat digunakan untuk mem-
• Menentukan variabel independen mana yang prediksi pertumbuhan laba selama periode pengamatan.
mempunyai pengaruh paling dominan terhadap
variabel dependen, hubungan ini dapat dilihat dari Uji Autokorelasi
koefisien regresinya. Untuk mengetahui adanya autokorelasi dalam
suatu model regresi, dilakukan pengujian Durbin-
HASIL Watson (DW). Pada data penelitian ini, didapatkan
Pengujian Asumsi Klasik nilai DW 2,007 sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat autokorelasi pada persamaan regresi
Uji Normalitas penelitian ini (Algifari, 2000).
Gambar 1 memperlihatkan bahwa titik-titik varia-
bel berada di sekitar garis Y=X atau menyebar di Uji Heteroskedasitas
sekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti
Gambar 2 terlihat titik-titik menyebar secara
arah garis diagonal, ini menunjukkan bahwa data telah
acak, serta tersebar baik di atas maupun di bawah
terdistribusi normal.

Gambar 1. Hasil Uji Normalitas


Uji Multikolinearitas angka 0 pada sumbu Y, maka dapat dikatakan bahwa
Berdasarkan tabel 2, tolerance value > 0,1 dan tidak terdapat gejala heteroskedastisitas pada model
VIF < 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa keenam regresi yang digunakan.

Tabel 2. Hasil Uji Multikolinearitas


Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF
1 WCTA 0,266 3,757
CLI 0,354 2,828
OITL 0,826 1,211
TAT 0,748 1,337
NPM 0,313 3,198
GPM 0,766 1,305

676 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 10 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2012
Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba

Gambar 2. Hasil Uji Heteroskedasitas

Analisis Regresi Berganda Tabel 4. Anova


Model Sum of Squares df Mean Square F Sig,
Koefisien Determinasi (R square) 1 Regression
Residual
10,292
93,708
6
98
1,715
0,956
1,794 0,108

Total 104,000 104


Adapun nilai adjusted R square dari hasil perhi-
tungan menggunakan SPSS 19 pada tabel 3 terlihat Uji t
besarnya pengaruh variabel independen terhadap Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau
variabel dependen yang dapat diterangkan oleh model tidaknya pengaruh satu variabel indipenden terhadap
persamaan ini adalah sebesar 4,4% dan sisanya sebe- variabel dependen secara parsial dengan menganggap
sar 95,6% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang variabel independen yang lain konstan. Pengujian ini
tidak dimasukkan dalam model regresi. dilakukan dengan membandingkan nilai signifikansi t
yang ditunjukkan oleh Sig dari t pada tabel 5 dengan
Tabel 3. Model Summary tingkat signifikansi yang diambil, dalam hal ini 0,05.
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate DW Jika nilai Sig dari t < 0,05 maka variabel independen
1 0,315 0,099 0,044 0,9778564 2,007
berpengaruh terhadap variabel dependen.
Uji F
Tabel 5. Coefficient
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui
Unstandardized Standardized
pengaruh antara variabel independen dan variabel Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
dependen secara simultan. Berdasarkan hasil analisis 1 (Constant) 3,920E-6 0,095 0,000 1,000
NPM 0,486 0,186 0,486 2,613 0,010
regresi dapat diketahui bahwa keenam variabel inde- GPM 0,030 0,161 0,030 0,189 0,851
WCTA 0,019 0,106 0,019 0,182 0,856
penden secara simultan tidak berpengaruh signifikan CLI -0,077 0,111 -0,077 -0,693 0,490
OITL -0,491 0,171 -0,491 -2,861 0,005
terhadap pertumbuhan laba. Hal ini dapat dibuktikan TAT 0,107 0,110 0,107 0,976 0,332
dari nilai F sebesar 0,108 yang lebih besar dari tingkat
Dari tabel 5 dapat ditulis persamaan regresi linier
signifikasinya yakni sebesar 0,05 seperti yang terlihat
sebagai berikut:
pada tabel 4.

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 677


R. Adisetiawan

Pertumbuhan Laba = 0,0000 + 0,486 NPM + 0,030 signifikansi sebesar 0,490, dimana nilai ini tidak signi-
GPM + 0,019 WCTA – 0,077 CLI – 0,491 OITL + fikan pada tingkat signifikansi 0,05, karena lebih besar
0,107 TAT + e dari 0,05. Dengan demikian hipotesis kedua yang
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan menyatakan bahwa rasio CLI memiliki pengaruh nega-
SPSS 19, dapat dilihat bahwa terdapat dua variabel tif terhadap pertumbuhan laba tidak dapat diterima.
independen, yaitu variabel NPM dan OITL yang ber- Berdasarkan data empiris yang ada dan dari hasil
pengaruh secara signifikan terhadap variabel depen- penelitian yang diperoleh, ini menunjukkan bahwa naik
den yaitu pertumbuhan laba, dengan tingkat signifi- dan turunnya rasio CLI tidak mempengaruhi besarnya
kansi masing-masing sebesar 0,010; 0,000 dan 0,005. pertumbuhan laba. Hasil ini sama dengan hasil peneli-
Sedangkan variabel GPM, WCTA, CLI dan TAT tidak tian yang dilakukan oleh Takarini dan Ekawati (2003)
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertum- yang menyatakan bahwa variabel CLI tidak berpenga-
buhan laba. Hal ini dikarenakan nilai sig t untuk ruh terhadap pertumbuhan laba pada suatu perusa-
variabel GPM, WCTA, CLI dan TAT masing-masing haan.
sebesar 0,851; 0,856; 0,490 dan 0,332, yang berarti
lebih besar dari tingkat signifikansi sebesar 0,05. Hipotesis 3 (H3)
Hipotesis ketiga yang diajukan pada penelitian
Pengujian Hipotesis ini adalah rasio Operating Income to Total Liablities
Hipotesis 1 (H1) (OITL) berpengaruh positif terhadap pertumbuhan
laba. Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai koefisien
Hipotesis pertama yang diajukan pada penelitian
regresi untuk variabel OITL sebesar -0,491 dengan
ini adalah rasio Working Capital to Total Asset
nilai signifikansi sebesar 0,005, dimana nilai ini signifi-
(WCTA) berpengaruh positif terhadap pertumbuhan
kan pada tingkat signifikansi 0,05, karena lebih kecil
laba. Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai koefisien
dari 0,05. Tetapi hasil penelitian ini tidak mendukung
regresi untuk variabel WCTA sebesar 0,019 dengan
hipotesis yang menyatakan bahwa rasio OITL memili-
nilai signifikansi sebesar 0,856, dimana nilai ini tidak
ki pengaruh positif terhadap pertumbuhan laba.
signifikan pada tingkat signifikansi 0,05, karena lebih
Berdasarkan data empiris yang ada dan dari hasil
besar dari 0,05. Dengan demikian hipotesis pertama
penelitian yang diperoleh, mengindikasikan bahwa naik
yang menyatakan bahwa rasio WCTA memiliki pe-
maupun turunnya OITL akan mempengaruhi besarnya
ngaruh positif terhadap pertumbuhan laba tidak dapat
pertumbuhan laba. Tetapi hasil temuan ini tidak sama
diterima.
dengan hasil penelitian dari Mahfoedz dan Ediningsih
Berdasarkan data empiris yang ada dan dari hasil
(2004) yang menyatakan bahwa variabel OITL ber-
penelitian yang diperoleh, mengindikasikan bahwa
pengaruh positif terhadap pertumbuhan laba pada
proporsi naik dan turunnya variabel WCTA yang
suatu perusahaan.
merupakan perbandingan antara modal kerja (yaitu
aktiva lancar dikurangi hutang lancar) terhadap total
asset tidak mempengaruhi pertumbuhan laba. Hasil Hipotesis 4 (H4)
ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hipotesis keempat yang diajukan pada penelitian
Mahfoedz (1994), dan Suwarno (2004) yang menyata- ini adalah rasio TAT berpengaruh positif terhadap
kan bahwa variabel WCTA tidak berpengaruh terha- pertumbuhan laba. Dari hasil penelitian diperoleh nilai
dap pertumbuhan laba pada suatu perusahaan. koefisien regresi untuk variabel TAT sebesar 0,107
dengan nilai signifikansi sebesar 0,332, dimana nilai
Hipotesis 2 (H2) ini tidak signifikan pada tingkat signifikansi 0,05, karena
lebih besar dari 0,05. Dengan demikian hipotesis
Hipotesis kedua yang diajukan pada penelitian
keempat yang menyatakan bahwa rasio TAT memiliki
ini adalah rasio Current Liabilities to Inventory
pengaruh positif terhadap pertumbuhan laba tidak
(CLI) berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan
dapat diterima.
laba. Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai koefisien
regresi untuk variabel CLI sebesar -0,077 dengan nilai

678 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 10 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2012
Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba

Berdasarkan atas hasil pada penelitian ini, varia- ini tidak signifikan pada tingkat signifikansi 0,05, karena
bel TAT menunjukkan pengaruh yang signifikan lebih besar dari 0,05. Dengan demikian hipotesis
terhadap pertumbuhan laba. Hal ini mengindikasikan keenam yang menyatakan bahwa rasio GPM memiliki
bahwa dengan semakin besarnya rasio TAT perusaha- pengaruh positif terhadap pertumbuhan laba tidak
an, maka pertumbuhan laba juga akan meningkat. dapat diterima.
Hasil temuan ini tidak mendukung hasil penelitian dari Hasil ini sama dengan hasil penelitian yang telah
Ou (1990), Asyik dan Sulistyo (2000) yang menyata- dilakukan oleh Usman (2003) dan Meythi (2005) yang
kan bahwa TAT berpengaruh signifikan terhadap menyatakan bahwa variabel GPM tidak berpengaruh
pertumbuhan laba. terhadap pertumbuhan laba.

Hipotesis 5 (H5) SIMPULAN DAN IMPLIKASI


Hipotesis kelima yang diajukan pada penelitian Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan
ini adalah rasio NPM berpengaruh positif terhadap yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hal-hal
pertumbuhan laba. Dari hasil penelitian diperoleh nilai sebagai berikut.
koefisien regresi untuk variabel NPM sebesar 0,486 • Dari enam variabel (yaitu WCTA, CLI, OITL,
dengan nilai signifikansi sebesar 0,010, dimana nilai TAT, NPM dan GPM) yang diduga berpengaruh
ini signifikan pada tingkat signifikansi 0,05, karena terhadap pertumbuhan laba, ternyata hanya dua
lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian hipotesis kelima variabel yang berpengaruh signifikan terhadap
yang menyatakan bahwa rasio NPM memiliki penga- pertumbuhan laba. Kedua variabel tersebut ada-
ruh positif terhadap pertumbuhan laba dapat diterima. lah NPM dan OITL, sedangkan tempat variabel
Variabel NPM dalam penelitian ini mempunyai lainnya yaitu WCTA, CLI, TAT dan GPM ter-
pengaruh terhadap pertumbuhan laba, ini berarti bah- bukti tidak signifikan mempengaruhi pertumbuh-
wa perusahaan yang memiliki rasio NPM yang tinggi an laba.
cenderung mempunyai pertumbuhan laba yang tinggi • Dari hasil uji t dengan melihat nilai signifikansi,
pula, dan sebaliknya. NPM yang tinggi menunjukkan yang paling signifkan berpengaruh terhadap
bahwa perusahaan tersebut mampu meningkatkan pertumbuhan laba adalah OITL dengan nilai
usahanya melalui pencapaian laba operasional dalam signifikansi t sebesar 0,005 dan variabel indepen-
periode tersebut. Dengan pencapaian laba ini maka den yang paling tidak berpengaruh terhadap
investor akan memperoleh gambaran positif terhadap pertumbuhan laba adalah WCTA dengan nilai
kinerja perusahaan manufaktur tersebut sehingga in- signifikansi t sebesar 0,856.
vestor dapat mengharapkan adanya return yang ting- • Dari hasil uji F, terbukti bahwa nilai signifikansi
gi dari modal yang dimilikinya. Dengan demikian dapat F lebih besar dari nilai signifikansi yang telah
dikatakan bahwa pertumbuhan laba juga akan ditentukan sebelumnya, yaitu 0,05. Artinya selu-
meningkat. ruh variabel independen dalam penelitian ini
Hasil ini sama dengan hasil penelitian yang telah secara simultan tidak berpengaruh signifikan
dilakukan oleh Mahfoedz (1994), Asyik dan Sulistyo terhadap pertumbuhan laba sebagai variabel
(2000), serta Suwarno (2004) yang menyatakan bah- dependen.
wa variabel NPM berpengaruh terhadap pertumbuh- • Seluruh variabel independen dalam penelitian ini
an laba. hanya menyumbang 4,4% dari keseluruhan
variabel independen yang seharusnya ada seperti
Hipotesis 6 (H6) terlihat pada nilai Adjusted R Square. Artinya
masih terdapat 95,6% variabel-variabel indepen-
Hipotesis keenam yang diajukan pada penelitian
den lain yang belum diketahui dan diteliti secara
ini adalah rasio GPM berpengaruh positif terhadap
ilmiah, mempengaruhi pertumbuhan laba. Hal ini
pertumbuhan laba. Dari hasil penelitian diperoleh nilai
dikarenakan penelitian ini hanya memperhatikan
koefisien regresi untuk variabel GPM sebesar 0,030
faktor fundamental perusahaan tanpa
dengan nilai signifikansi sebesar 0,851, dimana nilai

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 679


R. Adisetiawan

memperhatikan kondisi ekonomi makro yang penelitian yang dilakukan Usman (2003) dan
mungkin bisa mempengaruhi pertumbuhan laba. Meythi (2005).

Implikasi Teoritis DAFTAR RUJUKAN


Penelitian ini membuktikan bahwa tidak semua Algifari. 2000. Analisis Regresi: Teori, Kasus dan Solusi,
rasio keuangan yang diajukan dalam penelitian- Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE.
penelitian sebelumnya berpengaruh signifikan terha- Asyik, N.F., dan Soelistyo. 2000. Kemampuan Rasio
dap pertumbuhan laba. Hasil penelitian ini mempunyai Keuangan dalam Memprediksi Laba, Jurnal Ekonomi
dan Bisnis Indonesia, 15(3).
kesamaan dengan hasil penelitian-penelitian sebelum-
Belkaoui, A., dkk. 1993. Teori Akuntansi, Edisi Kedua.
nya sebagai berikut. Jakarta: Erlangga.
• Dari hasil yang ada, diperoleh kesimpulan bahwa Brigham, Eugene, F., dan Michael, C., Enhardt. 2003. Fi-
WCTA tidak berpengaruh signifikan terhadap nancial Management Theory and Practice, 11th Edi-
pertumbuhan laba. Hasil penelitian ini sama tion, Thomson and SouthWestern.
dengan hasil penelitian yang dilakukan sebelum- Dennis, M. 2006, Key Financial Ratios for The Credit De-
nya oleh Mahfoedz (1994), dan Suwarno (2004) partment, Business Credit, New York, 108(10).
yang menemukan bahwa WCTA tidak memiliki Ediningsih, S.I. 2004, Rasio Keuangan dan Prediksi
pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan Pertumbuhan Laba: Studi Empiris pada Perusahaan
laba. Manufaktur di BEJ, Wahana, 7(1).
Financial Accounting Standards Board (FASB), 1978, State-
• Penelitian ini juga menemukan bahwa CLI tidak
ment of Financial Accounting Concepts No.1: Objec-
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan tives of Financial Reporting by Business Enterprises,
laba. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil Stamfort, Connecticut
penelitian yang telah dilakukan oleh Takarini dan ______. 1980. Statement of Financial Accounting Con-
Ekawati (2003) yang menyatakan bahwa CLI cepts No.2: Qualitative Characteristics of Account-
tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuh- ing Information, Stamfort, Connecticut.
an laba. Ghozali, I. 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan
• Hasil penelitian ini menyatakan bahwa OITL Program SPSS, Badan Penerbit Universitas
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan Diponegoro.
laba. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Gujarati, D. 1999. Basic Econometrics, Mc Graw Hill Inc:
New York
yang dilakukan oleh Mahfoedz dan Ediningsih
Hanafi, Mamduh, M., dan Abdul, H. 2000. Analisis Laporan
(2004) yang menunjukkan bahwa OITL berpe- Keuangan, UPP AMP YKPN.
ngaruh terhadap pertumbuhan laba perusahaan. Husnan, S., dan Enny, P. 1994, Dasar-dasar Manajemen
• Dari hasil temuan yang ada diperoleh hasil bah- Keuangan, UPP. AMP. YKPN.
wa TAT tidak berpengaruh signifikan terhadap Juliana, R.U., dan Sulardi. 2003, Manfaat Rasio Keuangan
pertumbuhan laba. Hasil penelitian ini tidak seja- Dalam Memprediksi Perubahan Laba Perusahaan
lan dengan penelitian yang dilakukan Ou (1990), Manufaktur, Jurnal Bisnis & Manajemen, 3(2).
Asyik dan Sulistyo (2000). Machfoedz, M. 1994. Financial Ratio analysis and The Pre-
• Penelitian ini menemukan bahwa NPM berpe- diction of Earnings Changes In Indonesia, Kelola,
ngaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan 7(3).
______. 1999. Pengaruh Krisis Moneter Pada Efisiensi
laba. Hasil penelitian ini menunjukkan konsistensi
Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta, Jurnal
dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 14(1).
Mahfoedz (1994), Asyik dan Sulistyo (2000), Mc Cosker, P. 2000.The Importance of Working Capital,
serta Suwarno (2004) yang menyatakan bahwa Management Accounting, London, 78(4).
NPM berpengaruh terhadap pertumbuhan laba Munawir, S. 2004, Analisa Laporan Keuangan, Edisi
perusahaan. Keempat. Yogyakarta: Liberty.
• Hasil penelitian ini menyatakan bahwa GPM Meythi. 2005. Rasio Keuangan yang paling baik Untuk
tidak berpengaruh signifikan terhadap pertum- Memprediksi Pertumbuhan Laba: Suatu studi Empiris
buhan laba. Hasil penelitian ini sejalan dengan

680 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 10 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2012
Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba

pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa terhadap Perusahaan Manufaktur Go Publik di Bursa
Efek Jakarta, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 11(2). Efek Jakarta), Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 3(2).
Nugroho, A.H., dkk. 2003. Evaluasi Terhadap Alternatif- Takarini, N., dan Erni, E. 2003, Analisis Rasio Keuangan
Alternatif Penilaian Kinerja Perusahaan, Antisipasi, dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan
7(2). Manufaktur di Pasar Modal Indonesia, Ventura, 6(3).
Reksoprayitno, S. 1991. Analisis Laporan Keuangan: Ou, Jane, A. 1990, The Information Content of Nonearnings
Analisis Rasio. Yogyakarta: Liberty. Accounting Numbers as Earnings Predictors, Jour-
Riyanto, B. 1995. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, nal of Acounting Research, 2(1).
Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE. Usman, B. 2003, Analisis Rasio Keuangan dalam
Runy, L.A. 2002, Working on Working Capital, Hospitals Memprediksi Perubahan Laba pada Bank-Bank di In-
& Health Networks, Chicago: 76(10). donesia, Media Riset Bisnis & Manajemen, 3(1).
Suwarno, A.E. 2004, Manfaat Informasi Rasio Keuangan Wijayati, dkk. 2005. Kemampuan Informasi Keuangan
Dalam Memprediksi Perubahan Laba (Studi Empiris Memprediksi Perubahan Laba, Jurnal Bisnis dan
Manajemen, 5(1).

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 681

You might also like