Professional Documents
Culture Documents
R. Adisetiawan
Faculty of Economics, University Batanghari
Abstract: This study was conducted to examine the effect of variables Working Capital to Total Assets
(WCTA), Current Liabilities To Inventory (CLI), Operating Income to Total Assets (OITL), Total Assets
Turnover (TAT), Net Profit Margin (NPM) and Gross Profit Margin (GPM) on the growth of earnings. Data
obtained by the method of purposive sampling criteria: (1) companies incorporated in LQ45 2008-2010
period, (2) companies that are engaged in services, (3) and during the study period these companies do not
generate profits the negative. The analysis showed that the data used in this study have met the classical
assumptions, which include: no symptoms of multicollinearity, there is no autocorrelation, no symptoms
occur heteroskedastisitas, and normally distributed data. From the results of regression analysis showed
that the variable Operating Income to Total Assets (OITL) and Net Profit Margin (NPM) partially signifi-
cant effect on earnings growth. While the variables Working Capital to Total Assets (WCTA), Current
Liabilities To Inventory (CLI), Total Assets Turnover (TAT), and Gross Profit Margin (GPM) no significant
effect on earnings growth. The six variables used in this study (WCTA, CLI, OITL, TAT, NPM and GPM)
simultaneously no significant effect on earnings growth, with the predictive capabilities of the six variables
of 4.4%.
Keywords: Working Capital to Total Assets (WCTA), Current Liabilities To Inventory (CLI), Operating
Income to Total Assets (OITL), Total Assets Turnover (TAT), Net Profit Margin (NPM), Gross Profit Margin
(GPM) and profit growth
Abstrak: Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel Working Capital to Total Asset (WCTA),
Current Liabilities To Inventory (CLI), Operating Income to Total Assets (OITL), Total Asset Turnover (TAT),
Net Profit Margin (NPM) dan Gross Profit Margin (GPM) terhadap pertumbuhan laba. Data diperoleh dengan
metode purposive sampling dengan kriteria: (1) perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam LQ45 periode
2008-2010; (2) perusahaan yang tidak bergerak dalam bidang jasa; (3) dan selama periode penelitian perusahaan-
perusahaan tersebut tidak menghasilkan laba yang negatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa data-data yang
digunakan di dalam penelitian ini telah memenuhi asumsi klasik, yang meliputi: tidak terjadi gejala
multikolinearitas, tidak terdapat autokorelasi, tidak terjadi gejala heteroskedastisitas, dan data terdistribusi
normal. Dari hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel Operating Income to Total Assets (OITL) dan
Net Profit Margin (NPM) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan variabel
Working Capital to Total Asset (WCTA), Current Liabilities To Inventory (CLI), Total Asset Turnover (TAT),
dan Gross Profit Margin (GPM) tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Keenam variabel
yang digunakan dalam penelitian ini (WCTA, CLI, OITL, TAT, NPM dan GPM) secara simultan tidak berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan laba, dengan kemampuan prediksi dari keenam variabel tersebut sebesar
4,4%.
Alamat Korespondensi:
R. Adisetiawan, Faculty of Economics, University
Batanghari, Email: r.adisetiawan@yahoo.co.id
Kata Kunci: Working Capital to Total Asset (WCTA), Current Liabilities To Inventory (CLI), Operating In-
come to Total Assets (OITL), Total Asset Turnover (TAT), Net Profit Margin (NPM), Gross Profit Margin
(GPM) dan pertumbuhan laba
Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui laporan diperoleh perusahaan dibanding total aktivanya.
keuangan yang disajikan secara teratur setiap periode Dengan modal kerja yang besar, maka kegiatan opera-
(Juliana dan Sulardi, 2003). Brigham dan Enhardt sional perusahaan menjadi lancar sehingga pendapat-
(2003) menyatakan bahwa informasi akuntansi me- an yang diperoleh meningkat dan ini mengakibatkan
ngenai kegiatan operasi perusahaan dan posisi keuang- laba yang diperoleh meningkat. Akan tetapi penelitian
an perusahaan dapat diperoleh dari laporan keuangan. yang dilakukan Mahfoedz (1994) dan Suwarno (2004)
Informasi akuntansi dalam laporan keuangan sangat menunjukkan bahwa WCTA tidak berpengaruh signi-
penting bagi para pelaku bisnis seperti investor dalam fikan terhadap pertumbuhan laba satu tahun menda-
pengambilan keputusan. Para investor akan mena- tang.
namkan investasinya pada perusahaan yang dapat Machfoedz (1994) dalam penelitiannya menun-
memberikan return yang tinggi. jukkan bahwa rasio leverage yang berpengaruh sig-
Financial Accounting Standards Board nifikan terhadap pertumbuhan laba adalah Current
(FASB) (1978), Statement of Financial Account- Liability to Inventory (selanjutnya disebut CLI) dan
ing Concepts No. 1, menyatakan bahwa fokus utama Operating Income to Total Liabilities (selanjutnya
laporan keuangan adalah laba, jadi informasi laporan disebut OITL). CLI yang tinggi menunjukkan keter-
keuangan seharusnya mempunyai kemampuan untuk gantungan perusahaan terhadap supplier tinggi atau
memprediksi laba di masa depan. Laba sebagai suatu semakin besarnya hutang jangka pendek perusahaan
pengukuran kinerja perusahaan merefleksikan untuk membiayai persediaannya. Hal ini dapat menim-
terjadinya proses peningkatan atau penurunan modal bulkan resiko yang cukup besar bagi perusahaan ketika
dari berbagai sumber transaksi (Takarini dan Ekawati, perusahaan tidak mampu membayar kewajiban terse-
2003). Laba perusahaan diharapkan setiap periode but pada saat jatuh tempo, sehingga akan mengganggu
akan mengalami kenaikan, sehingga dibutuhkan kontinuitas operasi perusahaan. Selain itu, perusahaan
estimasi laba yang akan dicapai perusahaan untuk akan dihadapkan pada biaya bunga yang tinggi sehing-
periode mendatang. ga dapat menurunkan laba perusahaan. Hal ini sesuai
Meythi (2005) menyatakan bahwa salah satu dengan penelitian yang dilakukan Ediningsih (2004)
cara untuk memprediksi laba perusahaan adalah yang menunjukkan bahwa CLI berpengaruh negatif
menggunakan rasio keuangan. Analisis rasio keuang- signifikan untuk memprediksi pertumbuhan laba satu
an dapat membantu para pelaku bisnis dan pihak tahun mendatang. Ini berarti, perusahaan tidak dapat
pemerintah dalam mengevaluasi keadaan keuangan mendayagunakan hutangnya untuk memperoleh laba.
perusahaan masa lalu, sekarang dan memproyeksikan Akan tetapi penelitian Takarini dan Ekawati (2003)
hasil atau laba yang akan datang (Juliana dan Sulardi, menunjukkan bahwa CLI tidak berpengaruh signifi-
2003). Secara umum, rasio keuangan dapat dikelom- kan untuk memprediksi pertumbuhan laba satu tahun
pokkan menjadi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio ke depan.
aktivitas dan rasio profitabilitas (Riyanto, 1995). OITL merupakan rasio antara laba operasi sebe-
Menurut penelitian Takarini dan Ekawati (2003) lum bunga dan pajak (yaitu hasil pengurangan dari
rasio likuiditas yang berpengaruh positif signifikan penjualan bersih dikurangi dengan harga pokok pen-
terhadap pertumbuhan laba satu tahun mendatang jualan dan biaya operasi) terhadap total hutang
adalah Working Capital to Total Asset (selanjutnya (Riyanto, 1995). Semakin besar OITL, menunjukkan
disebut WCTA). WCTA menunjukkan rasio antara bahwa pendapatan yang diperoleh dari kegiatan
modal kerja (yaitu aktiva lancar dikurangi hutang penjualan besar dibanding total hutangnya, artinya
lancar) terhadap total aktiva. WCTA yang semakin perusahaan mampu membayar hutang-hutangnya.
tinggi menunjukkan semakin besar modal kerja yang Dengan demikian kontinuitas operasi perusahaan
tidak akan terganggu, sehingga pendapatan yang Mahfoedz (1994), Asyik dan Soelistyo (2000), serta
diperoleh menjadi meningkat dan laba yang diperoleh Suwarno (2004) dalam penelitiannya menunjukkan
besar. Mahfoedz (1994) dan Ediningsih (2004) dalam bahwa NPM berpengaruh positif signifikan terhadap
penelitiannya, menunjukkan bahwa OITL berpenga- pertumbuhan laba satu tahun ke depan. Akan tetapi
ruh positif signifikan untuk memprediksi pertumbuhan hasil penelitian Usman (2003), Meythi (2005), Takarini
laba satu tahun ke depan. Sedangkan penelitian dan Ekawati (2003) dan Juliana dan Sulardi (2003)
Takarini dan Ekawati (2003) dan Suwarno (2004) menunjukkan bahwa NPM tidak berpengaruh signifi-
menunjukkan bahwa OITL tidak berpengaruh signifi- kan terhadap pertumbuhan laba satu tahun ke depan.
kan untuk memprediksi pertumbuhan laba satu tahun GPM merupakan rasio antara laba kotor (yaitu
ke depan. penjualan bersih dikurangi dengan harga pokok pen-
Ou (1990) menunjukkan bahwa rasio aktivitas jualan) terhadap penjualan bersih. GPM yang mening-
yang berpengaruh signifikan untuk memprediksi kat menunjukkan semakin besar tingkat kembalian
pertumbuhan laba adalah Total Assets Turnover keuntungan kotor yang diperoleh perusahaan terhadap
(selanjutnya disebut TAT). TAT merupakan perban- penjualan bersihnya. Ini berarti semakin efisien biaya
dingan antara penjualan bersih (net sales) terhadap yang dikeluarkan perusahaan untuk menunjang kegiat-
total asset. TAT berfungsi untuk mengukur kemam- an penjualan sehingga pendapatan yang diperoleh
puan perusahaan menggunakan total aktivanya dalam menjadi meningkat. Hasil penelitian Juliana dan Sulardi
menghasilkan penjualan bersih. Semakin besar TAT (2003) menunjukkan bahwa GPM berpengaruh positif
menunjukkan semakin efisien penggunaan seluruh signifikan terhadap pertumbuhan laba satu tahun ke
aktiva perusahaan untuk menunjang kegiatan penjual- depan. Sedangkan hasil penelitian Meythi (2005) dan
an. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan Usman (2003) menunjukkan bahwa GPM tidak
semakin baik, dengan demikian para investor tertarik berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba
untuk menanamkan modalnya, sehingga dapat satu tahun ke depan.
meningkatkan laba perusahaan. Penelitian Ou (1990) Bukti empiris yang menghubungkan antara rasio
dan Asyik dan Sulistyo (2000) menunjukkan bahwa keuangan (WCTA, CLI, OITL, TAT, NPM dan GPM)
TAT berpengaruh positif signifikan terhadap pertum- terhadap pertumbuhan laba (pertumbuhan Earning
buhan laba. Sedangkan penelitian yang dilakukan After Tax) masih menunjukkan hasil yang berbeda-
Suwarno (2004), Takarini dan Ekawati (2003), Juliana beda, maka penelitian ini menelaah kembali pengaruh
dan Sulardi (2003) serta Meythi (2005) menunjukkan rasio-rasio keuangan tersebut terhadap pertumbuhan
bahwa TAT tidak berpengaruh signifikan terhadap laba terutama pada perusahaan-perusahaan yang
pertumbuhan laba. tergabung dalam kelompok LQ45 di Bursa Efek
Asyik dan Soelistyo (2000) dalam penelitiannya Indonesia (BEI) periode 2008–2010, karena
menunjukkan bahwa rasio profitabilitas yang berpe- perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam LQ45
ngaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba adalah memiliki tingkat likuiditas perdagangan di atas rata-
Net Profit Margin (NPM) dan Gross Profit Mar- rata tingkat likuiditas perusahaan lainnya dan memiliki
gin (GPM). NPM merupakan perbandingan antara tingkat kapasitas pasar yang besar, sehingga banyak
laba bersih setelah pajak (yaitu laba sebelum pajak diminati oleh para investor di pasar modal.
penghasilan dikurangi dengan pajak penghasilan)
terhadap penjualan bersih (net sales). Rasio ini Pengembangan Hipotesis
mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
WCTA merupakan salah satu rasio likuiditas
pendapatan bersihnya terhadap total penjualan bersih
(Riyanto, 1995). Rasio likuiditas menunjukkan ke-
yang dicapai perusahaan (Riyanto, 1995). Semakin
mampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva
tinggi NPM menunjukkan bahwa semakin meningkat
lancar perusahaan, sehingga mampu membayar utang
laba bersih yang dicapai perusahaan terhadap penjual-
jangka pendeknya tepat pada waktu yang dibutuhkan
an bersihnya. Meningkatnya NPM akan meningkat-
(Machfoedz, 1999).
kan daya tarik investor untuk menginvestasikan
WCTA yang semakin tinggi menunjukkan modal
modalnya, sehingga laba perusahaan akan meningkat.
operasional perusahaan besar dibandingkan dengan
jumlah aktivanya (total assets). Modal kerja yang OITL menunjukkan semakin besar laba yang diper-
besar akan memperlancar kegiatan operasi perusa- oleh dari kegiatan penjualan terhadap total hutang
haan sehingga perusahaan mampu membayar hutang- perusahaan. Perolehan laba yang besar mengakibat-
nya, dengan demikian pendapatan yang diperoleh kan perusahaan mampu membayar hutang-
meningkat (Reksoprayitno, 1991). Runy (2002) ber- hutangnya. Dengan demikian kegiatan operasi men-
pendapat bahwa semakin besar WCTA akan mening- jadi lancar dan pendapatan yang diperoleh meningkat,
katkan laba yang selanjutnya akan mempengaruhi sehingga pertumbuhan laba meningkat. Hal ini
peningkatan pertumbuhan laba. Hal ini dikarenakan didukung oleh Mahfoedz (1994) dan Ediningsih (2004)
efisiensi dari selisih antara aktiva lancar (current yang dalam penelitiannya menunjukkan bahwa OITL
assets) dan hutang lancar (current liabilities). Pe- berpengaruh positif untuk memprediksi pertumbuhan
ngaruh optimum WCTA terhadap pertumbuhan laba laba satu tahun ke depan Berdasarkan pemikiran-
berbeda-beda antara satu industri dengan yang lain pemikiran tersebut, dapat diturunkan hipotesis sebagai
(Mc Cosker, 2000). Hasil penelitian Takarini dan berikut.
Ekawati (2003) menunjukkan bahwa WCTA H3 : Rasio OITL berpengaruh positif terhadap
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba satu pertumbuhan laba
tahun yang akan datang. Berdasarkan pemikiran- TAT merupakan salah satu rasio profitabilitas.
pemikiran tersebut, dapat diturunkan hipotesis sebagai TAT menunjukkan efisiensi penggunaan seluruh aktiva
berikut. (total assets) perusahaan untuk menunjang penjualan
H1 : Rasio WCTA berpengaruh positif terhadap (sales). Semakin besar TAT menunjukkan perusa-
pertumbuhan laba haan efisien dalam menggunakan seluruh aktiva
CLI termasuk salah satu rasio solvabilitas/le- perusahaan untuk menghasilkan penjualan bersihnya.
verage. Rasio solvabilitas merupakan kemampuan Semakin cepat perputaran aktiva suatu perusahaan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka untuk menunjang kegiatan penjualan bersihnya, maka
panjangnya. Semakin tinggi CLI berarti hutang lancar pendapatan yang diperoleh meningkat sehingga laba
perusahaan (current liabilities) untuk membiayai yang didapat besar (Ang, 1997). Ini didukung oleh
persediaan di gudang makin besar, sehingga beban Ou (1990) dan Asyik dan Sulistyo (2000) yang dalam
hutang perusahaan menjadi makin besar. Hal ini penelitiannya menunjukkan bahwa TAT berpengaruh
menimbulkan resiko yang cukup besar bagi peru- positif terhadap pertumbuhan laba. Berdasarkan
sahaan ketika perusahaan tidak mampu membayar pemikiran-pemikiran tersebut, dapat diturunkan hipo-
kewajiban tersebut pada saat jatuh tempo, perusa- tesis sebagai berikut.
haan juga akan dihadapkan pada beban bunga yang H4 : Rasio TAT berpengaruh positif terhadap
besar, sehingga akan mengganggu kontinuitas operasi pertumbuhan laba
perusahaan dan laba yang diperoleh perusahaan men- NPM termasuk salah satu rasio profitabilitas.
jadi berkurang (Reksoprayitno, 1991). Hal tersebut NPM menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
sesuai dengan penelitian yang dilakukan Machfoedz menghasilkan pendapatan bersihnya terhadap total
(1994) dan Ediningsih (2004) yang menunjukkan penjualan bersihnya (Riyanto, 1995). NPM yang
bahwa CLI berpengaruh negatif untuk memprediksi semakin besar menunjukkan bahwa semakin besar
pertumbuhan laba satu tahun mendatang. Ini mem- laba bersih yang diperoleh perusahaan dari kegiatan
buktikan bahwa perusahaan tidak mampu mendaya- penjualan. Dengan laba bersih yang besar, bertambah
gunakan hutangnya untuk menambah ekspansi usaha luas kesempatan bagi perusahaan untuk memperbesar
guna memperoleh keuntungan. Berdasarkan pemikiran- modal usahanya tanpa melalui hutang-hutang baru,
pemikiran tersebut, dapat diturunkan hipotesis sebagai sehingga pendapatan yang diperoleh menjadi mening-
berikut. kat (Reksoprayitno, 1991). Hal ini didukung oleh
H2 : Rasio CLI berpengaruh negatif terhadap Mahfoedz (1994), Asyik dan Soelistyo (2000) serta
pertumbuhan laba Suwarno (2004) yang dalam penelitiannya menunjuk-
Mahfoedz (1994) menyatakan bahwa OITL kan bahwa NPM berpengaruh positif signifikan
merupakan rasio solvabilitas/leverage. Semakin besar terhadap pertumbuhan laba satu tahun ke depan
Ha akan diterima jika nilai probabilitasnya kurang variabel independen tersebut tidak terdapat hubungan
dari 0,05 (α) multikolinearitas dan dapat digunakan untuk mem-
• Menentukan variabel independen mana yang prediksi pertumbuhan laba selama periode pengamatan.
mempunyai pengaruh paling dominan terhadap
variabel dependen, hubungan ini dapat dilihat dari Uji Autokorelasi
koefisien regresinya. Untuk mengetahui adanya autokorelasi dalam
suatu model regresi, dilakukan pengujian Durbin-
HASIL Watson (DW). Pada data penelitian ini, didapatkan
Pengujian Asumsi Klasik nilai DW 2,007 sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat autokorelasi pada persamaan regresi
Uji Normalitas penelitian ini (Algifari, 2000).
Gambar 1 memperlihatkan bahwa titik-titik varia-
bel berada di sekitar garis Y=X atau menyebar di Uji Heteroskedasitas
sekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti
Gambar 2 terlihat titik-titik menyebar secara
arah garis diagonal, ini menunjukkan bahwa data telah
acak, serta tersebar baik di atas maupun di bawah
terdistribusi normal.
Pertumbuhan Laba = 0,0000 + 0,486 NPM + 0,030 signifikansi sebesar 0,490, dimana nilai ini tidak signi-
GPM + 0,019 WCTA – 0,077 CLI – 0,491 OITL + fikan pada tingkat signifikansi 0,05, karena lebih besar
0,107 TAT + e dari 0,05. Dengan demikian hipotesis kedua yang
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan menyatakan bahwa rasio CLI memiliki pengaruh nega-
SPSS 19, dapat dilihat bahwa terdapat dua variabel tif terhadap pertumbuhan laba tidak dapat diterima.
independen, yaitu variabel NPM dan OITL yang ber- Berdasarkan data empiris yang ada dan dari hasil
pengaruh secara signifikan terhadap variabel depen- penelitian yang diperoleh, ini menunjukkan bahwa naik
den yaitu pertumbuhan laba, dengan tingkat signifi- dan turunnya rasio CLI tidak mempengaruhi besarnya
kansi masing-masing sebesar 0,010; 0,000 dan 0,005. pertumbuhan laba. Hasil ini sama dengan hasil peneli-
Sedangkan variabel GPM, WCTA, CLI dan TAT tidak tian yang dilakukan oleh Takarini dan Ekawati (2003)
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertum- yang menyatakan bahwa variabel CLI tidak berpenga-
buhan laba. Hal ini dikarenakan nilai sig t untuk ruh terhadap pertumbuhan laba pada suatu perusa-
variabel GPM, WCTA, CLI dan TAT masing-masing haan.
sebesar 0,851; 0,856; 0,490 dan 0,332, yang berarti
lebih besar dari tingkat signifikansi sebesar 0,05. Hipotesis 3 (H3)
Hipotesis ketiga yang diajukan pada penelitian
Pengujian Hipotesis ini adalah rasio Operating Income to Total Liablities
Hipotesis 1 (H1) (OITL) berpengaruh positif terhadap pertumbuhan
laba. Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai koefisien
Hipotesis pertama yang diajukan pada penelitian
regresi untuk variabel OITL sebesar -0,491 dengan
ini adalah rasio Working Capital to Total Asset
nilai signifikansi sebesar 0,005, dimana nilai ini signifi-
(WCTA) berpengaruh positif terhadap pertumbuhan
kan pada tingkat signifikansi 0,05, karena lebih kecil
laba. Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai koefisien
dari 0,05. Tetapi hasil penelitian ini tidak mendukung
regresi untuk variabel WCTA sebesar 0,019 dengan
hipotesis yang menyatakan bahwa rasio OITL memili-
nilai signifikansi sebesar 0,856, dimana nilai ini tidak
ki pengaruh positif terhadap pertumbuhan laba.
signifikan pada tingkat signifikansi 0,05, karena lebih
Berdasarkan data empiris yang ada dan dari hasil
besar dari 0,05. Dengan demikian hipotesis pertama
penelitian yang diperoleh, mengindikasikan bahwa naik
yang menyatakan bahwa rasio WCTA memiliki pe-
maupun turunnya OITL akan mempengaruhi besarnya
ngaruh positif terhadap pertumbuhan laba tidak dapat
pertumbuhan laba. Tetapi hasil temuan ini tidak sama
diterima.
dengan hasil penelitian dari Mahfoedz dan Ediningsih
Berdasarkan data empiris yang ada dan dari hasil
(2004) yang menyatakan bahwa variabel OITL ber-
penelitian yang diperoleh, mengindikasikan bahwa
pengaruh positif terhadap pertumbuhan laba pada
proporsi naik dan turunnya variabel WCTA yang
suatu perusahaan.
merupakan perbandingan antara modal kerja (yaitu
aktiva lancar dikurangi hutang lancar) terhadap total
asset tidak mempengaruhi pertumbuhan laba. Hasil Hipotesis 4 (H4)
ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hipotesis keempat yang diajukan pada penelitian
Mahfoedz (1994), dan Suwarno (2004) yang menyata- ini adalah rasio TAT berpengaruh positif terhadap
kan bahwa variabel WCTA tidak berpengaruh terha- pertumbuhan laba. Dari hasil penelitian diperoleh nilai
dap pertumbuhan laba pada suatu perusahaan. koefisien regresi untuk variabel TAT sebesar 0,107
dengan nilai signifikansi sebesar 0,332, dimana nilai
Hipotesis 2 (H2) ini tidak signifikan pada tingkat signifikansi 0,05, karena
lebih besar dari 0,05. Dengan demikian hipotesis
Hipotesis kedua yang diajukan pada penelitian
keempat yang menyatakan bahwa rasio TAT memiliki
ini adalah rasio Current Liabilities to Inventory
pengaruh positif terhadap pertumbuhan laba tidak
(CLI) berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan
dapat diterima.
laba. Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai koefisien
regresi untuk variabel CLI sebesar -0,077 dengan nilai
Berdasarkan atas hasil pada penelitian ini, varia- ini tidak signifikan pada tingkat signifikansi 0,05, karena
bel TAT menunjukkan pengaruh yang signifikan lebih besar dari 0,05. Dengan demikian hipotesis
terhadap pertumbuhan laba. Hal ini mengindikasikan keenam yang menyatakan bahwa rasio GPM memiliki
bahwa dengan semakin besarnya rasio TAT perusaha- pengaruh positif terhadap pertumbuhan laba tidak
an, maka pertumbuhan laba juga akan meningkat. dapat diterima.
Hasil temuan ini tidak mendukung hasil penelitian dari Hasil ini sama dengan hasil penelitian yang telah
Ou (1990), Asyik dan Sulistyo (2000) yang menyata- dilakukan oleh Usman (2003) dan Meythi (2005) yang
kan bahwa TAT berpengaruh signifikan terhadap menyatakan bahwa variabel GPM tidak berpengaruh
pertumbuhan laba. terhadap pertumbuhan laba.
memperhatikan kondisi ekonomi makro yang penelitian yang dilakukan Usman (2003) dan
mungkin bisa mempengaruhi pertumbuhan laba. Meythi (2005).
pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa terhadap Perusahaan Manufaktur Go Publik di Bursa
Efek Jakarta, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 11(2). Efek Jakarta), Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 3(2).
Nugroho, A.H., dkk. 2003. Evaluasi Terhadap Alternatif- Takarini, N., dan Erni, E. 2003, Analisis Rasio Keuangan
Alternatif Penilaian Kinerja Perusahaan, Antisipasi, dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan
7(2). Manufaktur di Pasar Modal Indonesia, Ventura, 6(3).
Reksoprayitno, S. 1991. Analisis Laporan Keuangan: Ou, Jane, A. 1990, The Information Content of Nonearnings
Analisis Rasio. Yogyakarta: Liberty. Accounting Numbers as Earnings Predictors, Jour-
Riyanto, B. 1995. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, nal of Acounting Research, 2(1).
Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE. Usman, B. 2003, Analisis Rasio Keuangan dalam
Runy, L.A. 2002, Working on Working Capital, Hospitals Memprediksi Perubahan Laba pada Bank-Bank di In-
& Health Networks, Chicago: 76(10). donesia, Media Riset Bisnis & Manajemen, 3(1).
Suwarno, A.E. 2004, Manfaat Informasi Rasio Keuangan Wijayati, dkk. 2005. Kemampuan Informasi Keuangan
Dalam Memprediksi Perubahan Laba (Studi Empiris Memprediksi Perubahan Laba, Jurnal Bisnis dan
Manajemen, 5(1).