Professional Documents
Culture Documents
1
Galuh R. Mufti
2
Harold F. Tambajong
2
Diana Lalenoh
1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi Manado
Email: galuhmufti2@gmail.com
Abstract: Pain as an unpleasant sensory and emotional experience associated with tissue damage
or potential tissue damage or a condition that indicates tissue damage. This study aimed to
describe the visual analogue scale (VAS) and hemodynamic among patients given combination of
tramadol and ketorolac post laparotomy. Evaluation of pain was assessed by using VAS. This was
a descriptive prospective study and was carried out in the recovery room (RR) postoperation and
in inpatient A and D instalations of Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado from December
2015 to March 2016. There were 20 respondents that were handled with laparotomy and had met
the inclusion criteria. The results showed that the average VAS score at the 2 nd hour was 5, while
the average VAS score at the 4th hour and the 6th hour were 6.4 and 8.5 respectively. The average
systolic pressure at the 2nd hour was 124 mmHg, the 4th hour was 126 mmHg, and the 6 th hour
was 131.6 mmHg. The average diastolic pressure at the 2nd hour was 78 mmHg, at the 4th was 80
mmHg, and at the 6th was 85 mmHg. The average pulse rate at the 2nd hour was 85.4 per minute,
at the 4th was 86.7 per minute, and at the 6th was 90.3 per minute. The average MAP at the 2nd
hour was 91 mmHg, at the 4th was 91.3 mmHg, and at the 6th was 94 mmHg.
Abstrak: Nyeri adalah suatu pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan
dihubungkan dengan adanya kerusakan jaringan atau potensial terjadinya kerusakan jaringan atau
suatu keadaan yang menunjukan kerusakan jaringan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran skala analog visual dan hemodinamik pada pasien yang diberikan kombinasi tramadol
dan ketorolak pascabedah laparotomi. Gambaran nyeri dinilai dengan menggunakan visual
analog scale (VAS). Jenis penelitian ini deskriptif prospektif dan dilakukan di ruang pemulihan
recovery room (RR) pascabedah dan di Instalasi Rawat Inap A dan D RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado pada bulan Desember 2015-Maret 2016. Jumlah sampel yaitu 20 orang yang
dilakukan operasi laparotomi yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa rerata skor VAS pada jam ke-2 ialah 5 sedangkan rerata skor VAS pada jam ke-4 dan jam
ke-6 ialah 6,4 dan 8,5 secara berurutan. Rerata tekanan sistolik pada jam ke-2 ialah 124 mmHg,
jam ke-4 ialah 126 mmHg dan jam ke-6 menjadi 131,6 mmHg. Rerata tekanan diastolik pada jam
ke-2 ialah 78 mmHg, jam ke-4 ialah 80 mmHg, dan jam ke-6 menjadi 85 mmHg. Rerata laju nadi
pada jam ke-2 ialah 85,4 x/menit, jam ke-4 ialah 86,7 x/menit, dan jam ke-6 menjadi 90,3 x/menit
mmHg. Rerata MAP pada jam ke-2 ialah 91 mmHg, jam ke-4 ialah 91,3 mmHg, dan jam ke-6
menjadi 94 mmHg.
>240 5
45-50 1
2 5
0
10
Jumlah
51-60 20
100 Jam ke-2
9
Jam ke-4
45
Tabel 5. Jam ke-6
61-70 Distribusi
3 pasien
15 berdasarkan Gambar 1.
efek samping Rerata
perkembangan
71-80
skor VAS pada
5
Efek samping jam ke-2, 4
25
Jumlah dan 6
81-90 %
1 Gambar 2
5 Mual Menunjukan
0 rerata
Jumlah 0 tekanan
20 darah sistolik
100 Muntah pada jam ke-
0 2 ialah 124,9
Tabel 4. 0 mmHg
Distribusi kemudian
berdasarkan lama Pusing meningkat
operasi bedah 1
pada jam ke-
laparotomi 5
4 dan ke-6
Bradikardi masing-
0 masing 126,5
Lama operasi
0 mmHg dan
Jumlah
%
Gambar 1 131,6 mmHg.
(menit) menunjukkan Tekanan
rerata darah
perkembanga diastolik
n skor VAS pada jam ke-
<60 pada jam ke- 2 ialah 78
0 mmHg
kemudian 70
meningkat pada
jam ke- 4 dan Jam ke-2 Jam
ke-6 masing- Gambar 2. ke-4 Jam ke-6
masing 80,2 Rerata tekanan
darah sistolik Gambar 3.
mmHg dan 84,5
dan diastolik Rerata laju
mmHg. nadi pada jam
pada jam ke-
2,4, dan 6 ke-2, 4, dan 6
140
Gambar 3
120 menunjukkan
rerata 95
perkembanga
100 n laju nadi
94
pada jam ke-
2 yaitu 85,4
80 x/menit
93
sistolik kemudian
meningkat
60 pada jam ke- 92
4 dan jam ke-
6 masing-
masing 86,7 91
diastolik x/menit dan
90,3 x/menit
40
90
104 89
102
100
98
20 96
94 Jam ke-2
92
Jam ke-4
90
88 Jam ke-6
0 86
84
Jam ke-2Jam ke- 82
4Jam ke-6 80
78 Gambar 4.
76 Rerata MAP
74
72
pada jam ke-2,
4, dan 6
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016
Berdasarkan secara
Gambar 4 Gambar 1 submukosa
menunjukkan rerata rerata skor pasca-operasi.
perkembangan MAP VAS pada jam Rasa sakit
pada jam ke-2 yaitu ke -2 pasca operasi
91,7 mmHg pascabedah dievaluasi
kemudian meningkat laparatomi menggunakan
pada jam ke-4 dan ialah 5, skala analog
jam ke-6 masing- kemudian visual (VAS)
masing 91,3 mmHg meningkat 0,5, 1, 2, 4, 6,
dan 94 mmHg. pada jam ke-2 12, 24, dan 48
menjadi 6,4 jam pasca
BAHASAN dan meningkat operasi. Dalam
lagi pada jam kelompok T,
Penelitian dilakukan ke-6 menjadi skor VAS
di ruang pemulihan 8,5. Hal ini pasca operasi
recovery room (RR) disebabkan secara
pascabedah Instalasi efek analgesik bermakna
Bedah Sentral (IBS), dari kombinasi lebih rendah
Instalasi Rawat tramadol dan dibanding-kan
Darurat (IRD), ketorolak dengan yang di
Instalasi Rawat Inap makin lama kelompok S (p
D (IRINA D), akan <0,05).
Instalasi Rawat Inap berkurang dan Penelitian ini
A (IRINA A) RSUP. pasien mulai juga
Prof. Dr. R. D. merasakan menunjukkan
Kandou Manado nyeri dari bahwa nilai
pada bulan Desember derajat sedang VAS pada
2015 sampai dengan bahkan kelompok T
Maret 2016. Jumlah puncaknya meningkat
sampel 20 orang pada jam ke-6 pada jam ke 1
yang berjenis dengan nyeri dan ke 4,
kelamin laki-laki 4 sangat hebat sedangkan
orang (20%) dan sehingga pada penelitian
perempuan 16 orang diperlukan yang dilakukan
(80%) dengan rescue
rentang umur 20-80 analgetik. Meriwijanti12
tahun. dengan
Nyeri pasca bedah Hal ini sejalan memban-
merupakan dengan dingkan obat
pengalaman sensorik penelitian ketoprofen 100
dan motorik yang Onur et al.11 mg intravena
tidak menyenangkan, pada pasca dengan
yang berhubungan operasi gigi ketorolak 30
dengan kerusakan molar ketiga mg pasca
jaringan dan bersifat dengan bedah
sangat subjektif. kelompok T (1 tonsilektomi
Untuk penilaian mg/kgBB dan
nyeri secara subjektif tramadol) dan menemukan
umumnya kelompok S bahwa pada
menggunakan visual (2-mL saline) kelompok
analog scale (VAS).9 yang ketorolak
diaplikasikan terlihat nilai
rata- rata VAS, pada jam ke-6 otot. Respon
terdapat peningkatan menjadi 84,5 ini disebabkan
dari menit awal pascammHg. Pada oleh refleks
bedah sampai jam penelitian laju simpatis yang
ke-12. nadi rata-rata berlebihan
pada jam ke-2 dimana hal ini
Untuk melihat ialah 85,4 akan
gambaran nyeri x/menit berbahaya bagi
secara lebih objektif kemudian prenderita
dapat digambarkan meningkat dengan faktor
melalui perubahan menjadi 86,7 risiko seperti
hemodinamik x/menit pada hipertensi,
sehingga dalam jam ke-4, dan coronary
klinis kita dapat meningkat lagi artery disease,
mengkategorikan menjadi 90,3 cerebrovaskul
normal tidaknya x/menit. ar disease dan
peningkatan nyeri Penelitian ini aneurisma
yang terjadi disertai juga 14,1
intrakranial.
pengamatan terhadap menunjukkan 5
Penelitian
kondisi hemodinamikbahwa MAP
13 pada jam ke-2 Schwenzer KJ
pasien. et al.
Berdasarkan data ialah 91,7
mmHg melaporkan
tentang distribusi bahwa
hemodinamik, kemudian
meningkat pemberian
diperoleh hasil ketorolak 30
bahwa tekanan darah pada jam ke-4 mg IV tidak
sistolik rata-rata pada menjadi 91,3 berpengaruh
jam ke-2 ialah 124,9 mmHg, dan terhadap
mmHg kemudian meningkat lagi
tekanan
meningkat pada jam menjadi 94 sistolik dan
ke-4 menjadi 126,5 mmHg. diastolik
mmHg, dan karena
meningkat lagi pada Hal ini ketorolak
jam ke-6 menjadi dikarenakan
respon selektif
131,6 mmHg, menghambat
sedangkan untuk fisiologis
terhadap nyeri enzim
tekanan darah cyclooxygenas
diastolik, rerata meliputi
peningkatan e-1
tekanan darah
diastolik pada jam tekanan darah, (COX-1) dan
ke-2 ialah 78 mmHg denyut nadi, sintesis
kemudian meningkat pernapasan, prostaglandin
pada jam ke-4 keringat,
yang berakibat
menjadi 80,2 mmHg, diameter pupil terhambatnya
dan meningkat lagi dan impuls nyeri di
ketegangan
Mufti, Tambajong, Lalenoh: Gambaran skala visual...
menemukan VAS pada
perifer tanpa tidak adanya jam ke-2
memengaruhi perbedaan ialah 5,
reseptor opiod; bermakna meningkat
dengan demikian pada menjadi 6,4
tidak frekuensi pada jam ke-
memengaruhi nadi pada 4, dan
nilai pasien yang meningkat
16 diberikan lagi pada jam
hemodinamik.
tramadol IV. ke-6 menjadi
17 Tabel 5 8,5
Ajartha
menunjukkan Rerata
menemukan bahwa efek tekanan
bahwa pada samping darah sistolik
pasien yang paling pada jam ke-
diberikan banyak ialah 2 ialah 124
tramadol pusing mmHg,
intravenous tidakberjumlah 1 meningkat
terdapat pasien (5%) . pada jam ke-
perbedaan Hal ini 4 menjadi
bermakna pada dikarenakan 126 mmHg,
tekanan darah efek samping dan
sistolik dan yang umum kemudian
diastolik. antara lain meningkat
18
Rerungan juga mual, lagi pada jam
tidak muntah, ke-6 menjadi
menemukan mulut kering, 131,6 mmHg.
adanya sedasi, dan Rerata
perbedaan sakit kepala. tekanan
bermakna pada Penggunaan darah
tekanan darah ketorolak diastolik
sistolik, oral juga pada jam ke-
diastolik, dan dapat 2 ialah 78
nadi. Hal ini menyebabkan mmHg,
disebabkan somnolen, meningkat
karena tramadol sakit kepala, pada jam ke-
bekerja sentral nyeri 4 menjadi 80
pada gastrointestin mmHg, dan
neurotransmitter al, dispepsia, meningkat
noradrenergik mual, dan lagi pada jam
dan serotonergik nyeri di ke-6 menjadi
dengan tempat 85 mmHg.
meningkatkan suntikan.8,20
aktivitas saraf Rerata laju
penghambat SIMPULAN nadi pada
monoaminergik jam ke-2
menyebabkan Berdasarkan ialah 85,4
terhambatnya hasil x/menit,
transmisi nyeri penelitian ini meningkat
sehingga tekanandapat pada jam ke-
darah tidak akan disimpulkan 4 menjadi
meningkat. Long bahwa: 86,7 x/menit,
19
dan Yue juga Rerata skor dan
meningkat lagi from: Goudas LC.
pada jam ke-6 http://www.ias Acute pain.
menjadi 90,3 p- Lancet.
pain.org/Taxon
x/menit. omy.X 1999;353:205
1-8.
Rerata MAP
7.
pada jam ke 2 3. Riwanto I.
Pengelolaan Lepri A, Sia
ialah 91,7 S, Catinelli S,
mmHg, menurun Nyeri Casali R,
Pascabedah.
pada jam ke-4 In: Soetedjo,
menjadi 91,3 Indra W,
mmHg, dan Hertanto WS, Novella
meningkat lagi Soeharyo H, G.
menjadi 94 editors.
mmHg. Penatalaksana Patient–
an Nyeri Masa Controlled
SARAN Kini dan
Mendatang.
Perlu penelitian Semarang: Analgesia
Badan with
lanjut dengan
Penerbit Tramadol
kombinasi obat Universitas
Versus
yang up to date. Diponegoro,
Disarankan 1996; p. 1-49.
untuk penelitian Sjamsuhidaja
Tramadol
lanjut agar dapat t, Jong. Buku Plus
lebih memahami Ajar Ilmu Ketorolac.
penggunaan Bedah (2nd Minerva
VAS serta dapat ed). Jakarta:
membandingkan EGC, 2005; 8.
dengan skala Anestesiol.
penilaian nyeri 620-38. 2006;72:59-
SIGN.
yang lain. 67.
Postoperative
Management
DAFTAR In Adults:
PUSTAKA practical guide
to WHO.
Knape KG. postoperative Tramadol
Postoperative care for Update
Analgesia In clinical staff. Review
Geriatric Patients. Scottish Report:
In: Smith RB, intercollegiate
Gurkowski MA, guidelines
Bracken CA. network.2004. Expert
Anesthesia And [cited 2015 Committee
Pain Control In Oct 11]. On
The Geriatric Available Drug
Patient. New from:
York: Mc Graw- http://trove.nla
Hill Inc, 1995; p. .gov.au/work/8 Dependence
457-75. 679732 ? Thirtysixth
H. Merskey, selectedversio Meeting.
Bogduk N. IASP n=NBD26544
Taxonomy. 129
Geneva. 2014.
1994. [cited 2015 Carr DB, [cited
Oct 11]. Available
2015 Oct 11].
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016
Nyeri Pada in Pain
Available from: Pasien Pasca Management.
http://www.who.int/med Laparatomi Di Drugs.1997;53(
icines/areas/q RSUP Dr. 1):139-88.
uality_safety/6_1_Updat Kariadi Ajartha R.
e.pdf Semarang Efek Pemberian
Faculty of Tramadol
Keefe FJ, Holzberg Medicine
AD, Beaupre PM. [Skripsi]. Intramuskular
Contributions of pain Semarang:
behavior assessment Diponegoro Terhadap
and pain assessment to University; Nyeri
the a development of 2012. Persalinan Pada
pain clinics. In: Cohen Primigravida
MJ, Campbell JN, Scott B. [Tesis].
editors. Pain treatment Groudine, MD, Medan: FK-
centers at a crossroads. et al. USU; 2008.
A practical and Intravenous Rerungan E.
conceptual reappraisal. Lidocain Speeds Penggunaan
Seattle: IASP press, the Return Of Modifikasi
1996; p. 79-99. Bowel Function, Analgesia
Lecher DE, Bradbury Decreases Balans sebagai
SF, Bradley LA. Postoperative Metode
Pain, and Pengelolaan
Detecting sincerity of Shortens Nyeri Persalinan
effort: a summary of Hospital Stay In Normal [Tesis].
metods and Patients Makassar:
approaches. Phys ther. Undergoing Bagian Obstetri
1998;78:867-88. Radical dan Ginekologi
Onur G, Satılmış T, Retopubic Universitas
Ferit B, Gökhan G, Prostatectomy. Hasanuddin;
Aysegül S, Kamil G. Anesth Analg. 2002.
Effect of 1998;86:235-9. Long J, Yue
Mallick A, Y. Patient
Submucosal Klein H, Mosse Controlled
Application of E. Prevention
Tramadol on Intravenous
Postoperative Pain of Analgesia with
After Third Molar Cardiovascular Tramadol for
Surgery. Head & Face Response to Labor Pain
Medicine, 2015;11:35. Tracheal Relief. Chin
Meriwijanti. Evaluasi Intubation. Br J med J.
Efek Analgesi Anesth. 2003;116(11):17
Pemakaian Ketoprofen 1996:296-77. 52-5.
dan Ketorolak 20. Gunawan
Intravena Pasca Gillis JC. SG, Nafrialdi
Tonsilektomi [Skripsi]. Brogden RN. RS, Elysabeth.
Semarang: FK- Ketorolac A Farmakologi
Universitas Reappraisal of dan Terapi (5th
Diponegoro; 2011. its ed). Jakarta:
Hartawan D. Pharmacodyna FKUI, 2011; p.
Efektifitas Pemberian mics and 228-44.
Pharmacokineti
Lidocain Intravena 1,5 c Properties and
mg/kg/jam Untuk Therapeutic Use