You are on page 1of 15

International Journal of Engineering and Technology Innovation, vol. X, no. X, 201X, pp.

XX - XX

Rancang Bangun Aplikasi Mobile Penentu Rute dan Schedules


Perjalanan Untuk Sistem Transportasi

Zulfajri Basri Hasanuddin1,1, Yusri Syam Akil2, Nalis Hendrawan3

1
Electrical Engineering, Hasanuddin University, Makassar, Indonesia, ROC
2
Electrical Engineering, Hasanuddin University, Makassar, Indonesia, ROC
3
Electrical Engineering, Hasanuddin University, Makassar, Indonesia, ROC
Received xx mm 201x; received in revised form xx mm 201x; accepted xx mm 201x

Abstract
The objective of this paper is to perform the innovation design for the new structures of cam-controlled
planetary gear trains (CCPGTs), based on the creative mechanism design methodology. Firstly, the design
requirements and design constraints are summarized according to the kinematics characteristics of existing
CCPGTs. Then, the (4, 5) and (5, 7) graphs are generated by the theory of number synthesis. After that, the atlas
of feasible specialized graphs is obtained. Finally, the atlas of new designs is obtained through the
particularization process. In addition, an illustrated example is given, and the feasibility of the design is verified
by computer simulation using ADAMS software. The result indicates that new design can produce a more wide
range of non-uniform motion than the existing design. Therefore, they are better alternatives for driving a
variable speed input mechanism.

Keywords: planetary gear train, cam, innovation design, variable speed mechanism

1. Introduction

Waktu perjalanan dijalan raya secara intrinsik tidak pasti. Untuk mengetahui kondisi lalu lintas, berbagai distribusi
waktu perjalanan dapat diamati. Diantara semua komponen waktu perjalanan, penundaan timbul ketika mendekati
persimpangan [1]. Dalam rute kendaraan, sistem navigasi menjadi semakin umum pada kendaraan modern. Komponen
integral dari sistem navigasi ini adalah penentuan rute optimal (misalnya tercepat) ke tujuan yang diinginkan. Sebuah
asumsi implisit yang penting untuk sistem navigasi didalam kendaraan ini adalah bahwa petunjuk yang disediakan diikuti
tanpa kesalahan [2].

Navigasi adalah bidang studi yang berfokus pada proses monitoring dan pengendalian dari suatu tempat ke tempat
lain. Metode navigasi telah berubah sepanjang sejarah. Sebuah unit pelacakan GPS adalah perangkat untuk menentukan
lokasi yang tepat dari kendaraan [6]. Dalam situasi nyata kondisi lalu lintas di jalan raya berubah dalam setiap waktu.
Masalah jalan terpendek menjadi tantangan dalam grafik yang dinamis. Mirip dengan masalah routing yang menemukan
jalur koneksi terpendek antara dua node jaringan [4].

Tujuan rute optimum adalah mendapatkan jarak yang optimal maupun biaya yang optimal untuk menempuh
perjalanan dari satu tempat ke tempat lain. Pencarian rute optimum menjadi masalah yang semakin penting, sehingga
orang berusaha menempuh perjalanan secepat mungkin untuk sampai ketempat tujuan dan sedapat mungkin menghindari

1 Corresponding author. E-mail address: allen@nfu.edu.tw


Tel.: +886-5-6315368; Fax: +886-5-6314486
2 International Journal of Engineering and Technology Innovation, vol. X, no. X, 201X, pp. XX - XX

kemacetan serta mengetahui jarak antar kota. Permasalahannya adalah terkadang beberapa orang susah mengingat arah
rute menuju tempat tersebut karena banyaknya pilihan jalur yang dapat ditempuh sehingga membutuhkan waktu yang lebih
lama untuk menemukan kembali tempat tersebut. Aplikasi ini berjalan pada OS Jelly Bean [3].

Sementara banyak aplikasi menggabungkan LBS dengan aplikasi mobile. Jenis yang paling umum diggabungkan
adalah sistem positioning telepon dengan peta elektronik berbasis web (misalnya Google Map). Aplikasi ini menyediakan
antarmuka yang menggunakan e-peta dan fungsi sistem informasi geologi untuk menawarkan pengguna informasi yang
lebih akurat dan lebih sesuai seperti perencanaan rute, estimasi waktu dengan kebutuhan dan layanan pribadi [5].

Perkembangan teknologi sekarang ini telah sampai pada layanan yang memanfaatkan kemajuan teknologi
komunikasi untuk menemukan posisi geografi atau posisi seseorang dari peralatan bergerak. GIS merupakan sistem
informasi berbasis komputer yang dapat memberikan informasi melalui pengenalan objek pada citra satelit dan dapat
diimplementasikan pada smartphone dengan OS android dengan menggunakan php, ajax, java [7]. Kelebihn perangkat
Smartphone adalah adanya teknologi GPS agar pengguna dapat mengetahui posisi keberadaannya secara real time yang
berupa koordinat, arah rute menuju suatu lokasi [8].

2. Background Study

2.1. Android

Google bekerja sama dengan lebih dari 34 perusahaan besar di dunia dan membentuk aliansi yang bernama OHA
(Open Handset Alliance) yang berguna untuk menyempurnakan sistem operasi baru ini. Google merilis Android pada tahun
2008 yang merupakan sistem operasi ponsel open-source berbasis linux yang terdiri dari sistem operasi, middleware, dan
antarmuka pengguna serta aplikasi perangkat lunak [9]. Seperti halnya dengan konsep open-source lainnya, siapa saja bisa
mendownload SDK (Software Development Kit) secara gratis dan menulis program untuk ponsel android manapun [10].
According to the official Android website (Android 2008) the platform is based into the four core features as shown in the
Fig 1: Generalization

Fig. 1 Four core features of the Android platform

2.2. Arsitektur Android

Android is a software stack for mobile devices that includes an operating system, middleware and key applications.
The Android SDK provides the tools and APIs necessary to begin developing applications on the Android platform using
the Java programming language. Android based on Linux version 2.6. The system services such as security, memory
management, process management are controlled by Linux. Fig 2 shows android architecture [10].

Copyright © TAETI
International Journal of Engineering and Technology Innovation, vol. X, no. X, 201X, pp. XX - XX 3

Fig. 2 Architecture of Android

2.3. GPS (Global Positioning System)

GPS (Global Positioning System) merupakan sistem navigasi global yang berbasiskan satelit dan merupakan alat
untuk mengetahui posisi, kecepatan, arah dan waktu yang telah beroperasi penuh yang tersusun atas 24 satelite yang
mengorbit bumi [11]. Fig 3 shown how satellites triangulation is calculated.

Fig. 3 Tringulation calculated

GPS digunakan untuk menentukan posisi suatu objek di atas permukaan bumi, berdasarkan posisi astronomis garis
lintang dan garis bujur. GPS ini merupakak teknologi yang baru untuk smartphone yang terintegrasi dengan satelite yang
dapat meberikan akurasi dari 5 sampai 10 meter [12].

2.4. Google MAPs API

Google Maps adalah layanan pemetaan berbasis web yang disediakan oleh google dengan antar muka visual yang
sangat responsif yang dibangun menggunakan teknologi AJAX. Google maps API adalah sebuah layanan yang diberikan
oleh Google kepada para pengguna untuk memanfaatkan Google Maps dalam mengembangkan aplikasi. Google Maps API
menyedikan beberapa fitur untuk memanipulasi peta, dan menambah konten melalui berbagai jenis layanan yang dimiliki,
serta mengijinkan kepada pengguna untuk membangun aplikasi enterprise didalam websitnya [13]. Gambar 4 tampilan
Google Maps

Copyright © TAETI
4 International Journal of Engineering and Technology Innovation, vol. X, no. X, 201X, pp. XX - XX

Fig. 4 Tampilan peta Google

2.5. Android Studio

Android Studio adalah IDE untuk Platform Android yang diperkenalkan Google pada acara Google I/O 16 Mei 2013.
Android Studio tersedia bebas dibawah lisensi Apache 2.0. Android Studio berada di tahap akses pratinjau awal mulai dar
versi 0.1 pada Mei 2013, kemudian memasuki tahap beta mulai dari versi 0.8 yang dirilis pada Juni 2014 [14].

2.6. Program VISSIM (Visual Simulation)

Model simulasi lalu lintas telah banyak digunakan untuk menganalisis operasi lalu lintas dan stategi manajemen
dijalan raya dan jalan-jalan perkotaan terutama karena simulasi ini jauh lebih aman dan lebih cepat dibandingkan dengan
pengujian implementasi dilapangan [15].

Vissim merupaka software simulasi yang digunakan oleh profesional untuk membuat simulasi dari skenario lalu
lintas yang dinamis sebelum membuat perencanaan dalam bentuk nyata. Vissim mampu menampilkan sebuah simulasi
dengan berbagai jenis dan karakteristik dari kendaraan yang kita gunakan sehari-hari, antara lain vehicles (mobil,bus,
truk), transportasi pulic (tram, bus), cycles (sepeda, sepeda motor), dan pejalan kaki. Dengan visual 3D, VISSIM mampu
menampilkan sebuah animasi yang realistis [16].

3. Related Work

Lengkong, Hendra N, Alicia AE Sinsuw, and Arie SM Lumenta [3]. Perancangan penunjuk rute pada kendaran
pribadi menggunakan aplikasi mobile GIS yang terintegrasi pada Google Maps untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
untuk melihat penunjuk arah sesuai kebutuhan. Aplikasi ini dibangun menggunakan bahasa pemrograman java android
menggunakan software ADT. Fitur utama dari aplikasi ini adalah input data, menampilkan list data tersimpan,
menampilkan rute pada peta dan membackup serta mengimpor data. Aplikasi ini berjalan baik pada Android Jelly Bean.

Premchaiswadi, Wichian, Kwanchai Kungchaeron, and Siriwan Chompukaew [11]. Pengembangan sistem navigasi
berbasis GPS terintergrasi dengan POI (point-of-interest) database lokasi dan tempat di Universitas Kasetrat
mengembangkan sistem navigasi berbasis android pada smartphone menggunakan PHP, AJAX, dan Java Script dan data
dikumpulkan melalui MySQL yang digunakan untuk posisi pencarian dan jejak yang lebih baik dan jarak dan rute yang
berasal dari teknologi GPS dengan cara menerapkan fungsi Google Maps.

Rofiq, M., and Riza Fatul Uzzy [17]. Penerapan perhitungan dengan menggunakan metode Bellman-Ford yang
bertujuan untuk mencari jalur terpendek menuju cafe dan menghitung semua jalur dari tempat asal ke tempat tujuan yang
berbentuk suatu graf agar ditemukan jalur terpendek berdasarkan data yang diperoleh dari peta dan GPS. Metode Bellman-
Ford ini menhitung jumlah jarak jalan antara tempat asal dengan beberapa persimpangan jalan yan gakan dilalui pertama
kali dengan nilai paling kecil sehingga akan mengetahui jalan mana yang akan dipilih selanjutnya.

Anwar, Badrul, Hendra Jaya, and Putra Indra Kusuma [18]. Penerapan teknologi pencarian lokasi user kedalam
smartphone menggunakan Google Maps sebagai dasar peta untuk menetukan letak posisi user. Keluaran yang dihasilkan
yaitu lokasi user berada berdasarkan koordinat yang dihasilkan. Aplikasi dibangun mengggunakan android dan teknologi
LBS. Aplikasi ini tidak dapat menampilkan lokasi user secara offline.

Copyright © TAETI
International Journal of Engineering and Technology Innovation, vol. X, no. X, 201X, pp. XX - XX 5

Agustiono, Wahyudi, and Kurniawan Dwi Hermanto [19]. Pemanfaatan teknologi Google Maps untuk penyelesaian
online Travelling Salesman Problem (TSP) menggunakan algoritma heuristik akan dihasilkan visualisasi secara real dari
alternatif rute perjalanan salesman. Sebagai data spasial, penelitian ini memanfaatkan Google Maps untuk mendapatkan
informasi rute yang lebih aktual, interaktif dan komperhensif dan berhasil menampilkan alternatif jalur terpendek antara
beberapa node dan dapat menampilkan informasi lebih akurat.

Prijodiprodjo, Widodo [20]. Pada penetuan rute terpendek ini menggunakan konsep exhausive search dengan
menerapakan algoritma bee colony optimization. Tahapan pencarian rute terpendek diawali dengan menerima inputan
berupa posisi asal dan jumlah tujuan. Inputan akan dilakukan proses pembangkitan alteratif rue perjalanan. Proses ini
bertujuan untuk mendapatkan kombinasi rute perjalanan dari satu tempat ke tempat lain.

Xiaodan, Wu, and Huang Junhao [21]. Aplikasi Vissim digunakan untuk membuat simulasi ke sistem Guangzhou
BRT dengan data survey lapangan dan jaringan peta satelit. Indeks simulasi data, waktu tunda, panjang antrian, kecepatan
perjalanan dibeberapa persimpangan, dan waktu perjalanan dianalisis berdasarkan model garis BRT. Temuan
menununjukan bahwa tingka layanan yang saat ini mengacu pada kecepatan, delay dan persimpangan di sistem
Guangzhou BRT berjalan dengan baik dan tidak hanya memenuhi tuntutan lalu lintas angkutan umum saja dan kendaraan
sosial disepanjang jalur bus, tetap juga mengurangi kemacetan jalan dan meningkatkan pelayanan lalu lintas.

4. Design Software

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Hardware dan software. Hardware yang digunakan
yaitu 1 buah Laptop Asus Intel(R) Core (TM)i5-4200U CPU @1.60G.Hz 2,30G Hz RAM DDR3 4 GB, Hardisk 1 TB,
Samsung Galaxy A5 (2016) Nomor model SM-A510FD Versi kernel 3.10.61-7363173 dpi@SWDC3315 #1. Sedangkan
software yang digunakan yaitu Windows 8.1 Enterprise 32-bit, 2, Microsoft Office 2007, Android v 5.1.1 (Lolipop),
Android Studio v 2.1.1, Android Development Tools (ADT) dan Software Development Kit (SDK).

Aplikasi ini di bangun dengan menggunakan bahasa pemrograman Java yang merupakan bahasa pemrograman
berorientasi objek yang berfungsi untuk melakukan proses pada aplikasi Android. Android Development Tools (ADT),
Software Development Kit dan (SDK) adalah aplikasi pendukung dalam pembuatan perangkat lunak.

5. Methods

Dalam pembuatan aplikasi mobile penentu rute perjalanan untuk sistem transportasi dilakukan dengan beberapa
tahapan. Tahapan pertama dilakukan dengan menganalisa semua yang diperlukan dalam pembuatan aplikasi, baik itu
perangkat keras maupun perangkat pendukung nya. Tahapan kedua yang dilakukan adalah mendesain tampilan aplikasi
yang akan digunakan user agar memudahkan dalam pengoperasian. Dalam tahapan ini melibatkan melibatkan beberapa
calon user untuk menilai tampilan yang akan di buat dalam bentuk sketsa di atas kertas apakah sudah memenuhi standar
aplikasi yang mudah digunakan dari segi tampilan ataukah belum. Tahapan ke tiga dari pembuatan aplikasi ini adalah
melakukan coding pogram java pada aplikasi Android Studio dan termasuk di dalamnya aplikasi pendukung lainnya
seperti Android Development Tools (ADT) dan Software Development Kit (SDK). Tahapan terakhir yang dilakukan setelah
pengkodean adalah pengujian aplikasi untuk mengetahui apakah aplikasi bekerja sesuai dengan rancangan sistem yang
telah dibuat.

Lokasi perekaman jalur dilakukan diwilayah kota Makassar, Sulawesi Selatan, ditelusuri melalui sistem GPS yang
tertanam di smartphone dengan memanfaatkan provider penyedia layanan sebagai data internetnya. Tujuannya adalah

Copyright © TAETI
6 International Journal of Engineering and Technology Innovation, vol. X, no. X, 201X, pp. XX - XX

untuk menampilkan informasi user dan mengetahui posisi user sebelum melakukan perekaman yang kemudian data hasil
rekaman tersimpan didalam database aplikasi dengan ekstensi file csv. Data yang digunakan didalam aplikasi adalah data
aktif yang dapat ditambah dan dihapus oleh user lain. Dengan begitu user akan lebih mudah menambah data dengan
melakukan perekaman jalur yang dilalui dan menambahkannya didalam database aplikasi. Keseluruhan rancangan system
dapat dilihat pada gambar 5(a), (b) dan (c).

Fig. 5(a). Flowchart umum aplikasi Fig. 5(b). Flowchart proses tracking

Pada flowchart umum perancangan aplikasi yang terlihat pada gambar 5(a) di atas, merupakan proses awal ketika
membuka aplikasi. Inisialisasi adalah instruksi yang dilakukan pertama kali pada suatu program. Setelah inisialisasi
program dilakukan selanjutnya adalah load data yang berfungsi untuk mengumpulkan data yang telah tersimpn didalam
database aplikasi. Setelah proses inisialisasi dan load data selesai maka aplikasi akan menampilkan 2 menu yaitu menu
tracking dan lihat data. Pada sub menu tracking, merupakan proses deteksi latitude dan longitude dalam hal ini posisi user
yang di tandai dengan titik berwarna biru pada tampilan map google map dan menu lihat data yang akan menampilkan
daftar data rekaman yang telah dibuat.

Pada perancangan proses tracking gambar 5(b), ada beberapa tools yang bisa di eksekusi di dalam tampilan peta
google maps diantaranya: yang pertama adalah tools cari lokasi dengan memberi inputan alamat tujuan untuk
menampilkan tracking dari posisi awal sampai ke posisi akhir. Tools kedua adalah mulai tracking untuk melakukan
perekaman rute yang di lalui dan menyimpannya di dalam database. Pada tools clear history, user dapat menghapus
tracking yang sebelum nya terbentuk pada tools cari lokasi. Tools berikutnya adalah satelite style yang berfungsi untuk
menampilkan peta model satelite. Tools terakhir pada perancangan ini adalah cek posisi yang berfungsi untuk memastikan
posisi user dalam peta google.

Tahapan terakhir pada perancangan aplikasi adalah flowchart lihat data maps yang dapat dilihat pada gambar 5(c).

Copyright © TAETI
International Journal of Engineering and Technology Innovation, vol. X, no. X, 201X, pp. XX - XX 7

Fig. 5(c). Flowchart lihat data map

Pada tahap terkahir dari perancangan aplikasi pada (flowchart lihat data maps) gambar 5(c), tombol pencarian
terbagi menjadi 2, yang pertama adalah cari manual dengan memilih dan menentukan sendiri alamat posisi awal user dan
alamat posisi terakhir user. Sedangkan pada tools cari otomatis terdapat 2 pilihan inputan, yang pertama input pilih alamat
star dan yang ke dua input pilih alamat stop. Halaman hasil rekaman adalah tampilan rute dalam peta google yang telah
dipilih pada tombol cari manual dan cari otomatis.

6. Testing and Evaluation

Setelah proses perancangan dan pembuatan aplikasi mobile penentu rute, maka perlu dilakukan pengujian untuk
menilai unjuk kerja dan keberhasilan sistem yang dirancang. Dalam pengujian sistem perlu dilakukan uji coba dengan
melakukan perekaman rute yang di lalui. Uji coba dilakukan pada hari senin mulai jam 07.00 tanggal 16 Januari 2017. Uji
coba rute dapat dilihat pada tabel 1. Dari tabel 1 kemudian dari hasil rekaman perjalanan tersebut dapat diolah dan
menjadi pilihan untuk menentukan jarak terpendek dari masig-masing rute yang dilalui serta waktu yang dibutuhkan untuk
sampai ke tempat tujuan.

Table 1. Uji coba rute


No Tititk awal Rute yang dilalui Titik akhir
Jl. Makam Jl. Batua Raya – Jl. Todopuli Raya Timur
1. Jl. A.P. Pettarani (Kampus UNM)
Pahlawan – Jl. Todopilu Raya – Jl. Hertasning
Jl. Makam Jl. Abdullah Daeng Sirua - Jl. Adyaksa
2. Jl. A.P. Pettarani (Kampus UNM)
Pahlawan Baru – Jl. Boulevard
Jl. Makam Jl. Abdullah Daeng Sirua – Jl. Adyaksa
3. Jl. A.P. Pettarani (Kampus UNM)
Pahlawan Baru – Jl. Pengayoman
Jl. Makam
4. Jl. Urip Sumoharjo Jl. A.P. Pettarani (Kampus UNM)
Pahlawan

6.1. Analisis Pengujian Aplikasi

Untuk menganalisis pengujian aplikasi, dilakukan dengan 2 cara. Pengujian yang pertama dilakukan dengan uji coba
script pada aplikasi android studio yang ada pada laptop dengan cara mengkoneksikan smartphone ke laptop dan
melakukan running program sebagai langkah awal. Gambar 6(a), (b) dan (c) adalah proses running ketika pengkoneksian
smartphone ke laptop. Pengujian dapat dikatakan berhasil ketika tidak adanya pesan error pada android monitor dan file
APK secara otomatis terinstal ke smartphone dan secara otomatis gambar tampilan aplikasi muncul pada layar
smartphone. Dapat dilihat pada gambar 6(a), (b) dan (c).

Fig. 6(a). Running program pada smartphone Fig. 6(b). Instalasi file APK pada smartphone

Copyright © TAETI
2
8 International Journal of Engineering and Technology Innovation, vol. X, no. X, 201X, pp. XX - XX

Fig. 6(c). Hasil instalasi program pada smartphone Fig. 6(d). Tools didalam aplikasi

Pengujian ke dua dilakukan dengan cara mencoba semua tools yang ada pada aplikasi dan memastikan semua
berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Tools dapat dilihat pada gambar 6(d). Keterangan No 1 adalah tools mulai
tracking yang akan menampilkan peta google ketika ditekan. No 2 adalah lihat data maps untuk melihat semua data yang
telah direkam oleh aplikasi. No 3 adalah tools pencarian untuk mencari alamat yang ingin dituju. No 4 adalah tools
kompas. No 5 adalah tools star/stop ketika hendak memulai melakukan perekaman rute. No 6 adalah tools clear untuk
membersihkan history halaman map pada tools pencarian. No 7 adalah tools untuk menampilkan halaman google map
model satelite. No 8 adalah tools posisi user berada saat ini. No 9 adalah informasi jarak dan waktu tempuh rute yang
dilalui.

6.2. Pendeteksian dan Analisis Posisi Awal

Pada tahap pendeteksian posisi awal aplikasi penentu rute, perangkat yang digunakan harus didukung oleh GPS.
Aplikasi bergantung pada jaringan internet untuk menjalankan fungsinya. GPS pada perangkat dimanfaatkan untuk
mengambil koordinat posisi user pada saat tools di eksekusi. Keakuratan posisi user bergantung pada provider jaringan
yang digunakan, mengingat semakin bagus kualitas jaringan dari sebuah operator provider maka semakin akurat posisi
user. Pendeteksian posisi awal ini wajib dilakukan karena dianggap sebagai barometer berhasil tidaknya aplikasi bekerja
pada perangkat dan menjadi langkah awal untuk memulai melakukan perekaman rute selanjutnya. Dengan memanfaatkan
GPS dan jaringan internet pada perangkat Posisi user telihat pada gambar 7(a) yang ditandai dengan titik berwarna biru
didalam lingkaran berwarna merah. Setelah posisi user terdeteksi didalam aplikasi, maka selanjutnya akan dilakukan
perekaman rute yang dapat dilihat pada gambar 7(b).

Fig. 7(a). Posisi aktif user Fig. 7(b). Hasil perekaman jalur

Setelah perekaman jalur dilakukan, maka data yang direkam oleh sistem disimpan dalam database. Hal ini untuk
mengantisipasi kerusakan maka harus disimpan sementara didalam memory card yang terpasang pada perangkat. Hasil
rekaman perjalanan pada gambar 7(b) dimulai dari titik awal Jl.Perintis Kemerdekaa VII sampai titik akhir Jl.Urip
Sumoharjo (Depan kampus UMI). Aplikasi menyediakan 4 informasi penting yang perlu diketahui user sebagai acuan
pemilihan rute yang dapat dilihat pada file CSV (file data base aplikasi). Yang pertama adalah titik awal dimana posisi user
berada sebelum memulai melakukan perekaman perjalanan ke titik tujuan. Titik akhir adalah posisi user ketika berhenti
dan memberhentikan rekaman pada tools start/pause. Latlong adalah posisi koordinat user yang secara otomatis

Copyright © TAETI
International Journal of Engineering and Technology Innovation, vol. X, no. X, 201X, pp. XX - XX 9

diakumulasi oleh perangkat GPS pada smartphone yang terhubung oleh jaringan povider. Jarak dan waktu tempuh adalah
perhitungan perpindahan user dari posisi awal sampai ke titik tujuan. Informasi hasil perekaman rute tersaji dalam tabel 2.

Tabel 2. Informasi data hasil rekaman


Titik awal Jl.Perintis Kemerdekaan VII No.28, Tamalanrea Indah, Tamalanrea,
KotaMakssar, Sulawesi Selatan 90245, Indonesia

Titik akhir Jl. Urip Sumoharjo No. 264, Karampuang, Panakkukang, Kota Makassar,
Sulawesi Selatan 90231, Indonesia

Lat-Long (-5.1377155, 119.4842218) – (-5.1392193, 119.447008)

Jarak tempuh 3.96 KM (3960.0 Meter)

Waktu tempuh 0.10.21.mins

6.3. Pembuktian dan Analisis Pengujian Aplikasi Status Online

Dalam penelitian ini beberapa uji coba dilakukan untuk perekaman rute pada aplikasi dengan status online. Uji coba
ini dilakukan dengan mengambil satu titik star dan tujuan yang berbeda dan satu titik star dan tujuan yang sama namun
dengan rute yang berbeda untuk mencari dan menentukan rute dengan nilai jarak terdekat dan waktu tempuh tercepat
untuk sampai ke titik tujuan. Data hasil rekaman ini akan digunakan sebagai data awal untuk membuktikan kinerja
aplikasi sesuai dengan yang diharapkan serta mengetahui keakurat data yang diperoleh dari smartphone dengan kondisi
real yang dalam hal ini adalah alamat pada titik awal dan titik akhir.

Pada uji coba rekaman pertama dengan status online, rekaman dilakukan pada hari senin, 16 Januari 2017. Operator
provider yang digunakan adalah telkomsel dengan menggunakan koneksi jaringan 4G. Uji coba ini dinggap berhasil
karena mampu melakukan perekamana rute sesuai arah pergerakan pada perangkat (smartphone). Uji rekaman kedua
dengan status online, dilakukan pada hari selasa, 17 januari 2017. Operator provider yang digunakan adalah telkomsel
dengan koneksi jaringan 4G. Pada perekaman jalur ini, koneksi jaringan stabil. Selain uji coba pererekaman menggunakan
jaringan provider pada jalur yang sama, uji coba rekaman juga dilakukan dengan jalur star dan tujuan berbeda
menggunakan jaringan wi-fi menggunakan modem bolt dengan operator povider TRI pada jaringan 4G. perekaman ini
dianggap kurang stabil jika dibandingkan dengan menggunakan jaringan pada smartphone. Hasil uji perekaman
menggunakan operator provider telkomsel dapat ditunjukan pada gambar 8(a) untuk perekaman pertama, gambar 8(b)
untuk perekaman kedua dan gambar 8(c) untuk perekaman dengan titik star dan tujuan berbeda menggunakan jaringan wi-
fi.

FIg. 8(a). Uji coba rekaman pertama Fig. 8(b). Uji coba rekaman kedua Fig. 8(c). Uji coba rekaman ketiga

Copyright © TAETI
10 International Journal of Engineering and Technology Innovation, vol. X, no. X, 201X, pp. XX - XX

Keterangan informasi uji ke 3 rekaman status online dapat dilihat pada tabel 3(a), 3(b) untuk perekaman pertama
dan kedua dan 3(c) untuk perekaman ketiga.

Tabel 3(a). Informasi data hasil rekaman uji coba pertama


Titik awal Jl.Taman Makam Pahlawan, Tello Baru, Panakkukang, Kota Makassar,
Sulawesi Selatan 90233, Indonesia

Titik akhir Jl. Andi Pangeran Pettarani No.8, Tidung, Rappocini, Kota Makassar,
Sulawesi Selatan 90222, Indonesia

Lat-Long (-5.1442161,119.4616285)–(-5.1680038,119.4343419)

Jarak tempuh 5.2 KM (5240.0 Meter)

Waktu tempuh 0.13.40.mins

Tabel 3(b). Informasi data hasil rekaman uji coba kedua


Titik awal Jl.Taman Makam Pahlawan, Tello Baru, Panakkukang, Kota Makassar,
Sulawesi Selatan 90233, Indonesia

Titik akhir Jl. Andi Pangeran Pettarani No.8, Tidung, Rappocini, Kota Makassar,
Sulawesi Selatan 90222, Indonesia

Lat-Long (-5.1441904,119.4616221)–(-5.1680368,119.4343455)

Jarak tempuh 4.0 KM (4020.0 Meter)

Waktu 0.08.50.mins
tempuh

Tabel 3(c). Informasi data hasil rekaman uji coba ketiga


Titik awal Jl. Andi Pangeran Pettarani No.49, Masale, Panakkukang, Kota
Makassar, Sulawesi Selatan 90222, Indonesia

Titik akhir Jl. Sungai Saddang No.38, Tidung, Maricaya Baru, Kec., Makassar, Kota
Makassar, Sulawesi Selatan 90114, Indonesia

Lat-Long (-5.1519305,119.4373159)–(-5.1458203,119.4188377)

Jarak tempuh 1.7 KM (1680.0 Meter)

Waktu tempuh 0.07.32.mins

6.4. Pembuktian dan Analisis Pengujian Aplikasi Status Offline

Pada pembuktian pengujian aplikasi status offline, pengujian akan dilakukan dengan menonaktifkan fitur layanan
data internet, wifi dan lokasi pada perangkat. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa aplikasi dapat bekerja dan
mampu menampilkan semua data yang telah terekam pada pada pengujian status online sebelumnya. Gambar 9(a) adalah
salah satu tampilan visual aplikasi status offline. Ketika Aplikasi berstatus offline, aplikasi dapat menampilkan semua data
rekaman yang telah tersimpan pada memory perangkat sebelum menampilkannya dalam bentuk peta google. Semua data
rekaman pada aplikasi dapat dilihat dari menu lihat data maps pada tampilan awal aplikasi dibawah tombol mulai
tracking. Dapat dilihat pada gambar 9(b).

Copyright © TAETI
International Journal of Engineering and Technology Innovation, vol. X, no. X, 201X, pp. XX - XX 11

Fig. 8(a). Tampilan hasil rekaman status ofline Fig. 8(a). Database hasil rekaman

Didalam tools pencarian pada halaman lihat data maps terdapat 2 pilihan inputan. Inputan pertama adalah pilih
alamat start dan inputan kedua adalah pilih alamat stop. Inputan pertama adalah untuk mencari alamat start user sebelum
melakukan perekaman dan inputan kedua adalah untuk mencari alamat tujuan user. Alamat dari kedua inputan ini
berisikan nama jalan dari titik star sampai titik tujuan. Aplikasi akan menampilkan semua data jika inputan alamat star
dan stop yang sama lebih dari satu. Alamat star dan stop yang sama dapat dilihat pada gambar 9(a). Setelah alamat star
dan stop yang sama ditampilkan oleh aplikasi, user dapat melihat semua alamat dalam bentuk maps ketika mengeksekusi
tombol lihat semua. Maps dapat dilihat pada gambar 9(b).

Fig. 9(a). Alamat star dan stop yang sama Fig. 9(b). Tampilan map 4 rute

Setelah semua pengujian aplikasi dilakukan, baik pengujian aplikasi status online dan status offline maka
keseluruhan data hasil rekaman tersebut tersimpan didalam database dengan ekstensi file (.csv). File ini berisi segala
informasi hasil perekaman titik awal dan titik akhir. Didalam file ini tersaji informasi titik awal dimana proses perekaman
pertama dilakukan oleh user dan titik akhir sebagai titik tujuan dari user serta informasi nama jalan, kelurahan, kota,
negara, no dan latlong. Data yang tersimpan didalam database adalah data aktif dimana setiap user bisa menambahkan
datanya sendiri jika melakukan perekaman rute menggunakan smartphone miliknya sehingga menambah jumlah database
hasil perekaman yang sebelumnya telah tersimpan. Data hasil semua rekaman dapat dilihat pada gambar 10.

Copyright © TAETI
12 International Journal of Engineering and Technology Innovation, vol. X, no. X, 201X, pp. XX - XX

Fig. 10. Data hasil semua rekaman

6.5. Penerapan Metode Konvensional

Nama Metode konvensional adalah metode yang menggunakan perhitungan matematis biasa. Penentuan jarak
terpendek pada aplikasi penentu rute dilakukan dengan mengkalkulasi menggunakan operasi perkalian antara jarak dalam
hitungan kilo meter dan jarak dalam hitungan meter, sehingga rute terpendek dapat ditampilkan dalam list data maps
dengan urutan teratas sebagai jarak terpendek. Perlu diingat bahwa waktu bukan menjadi patokan karena bersifat relatif
mengingat kecepatan yang digunakan pada saat perekaman jalur adalah rata-rata 25-50 km per jam. Berikut adalah
penerapan rumus didalam script aplikasi untuk menentukan jarak terpendek. Lihat gambar 11.

Fig. 11 Script seleksi jarak terpendek

Script diatas adalah rumus matematis sederhana yang digunakan didalam aplikasi android studio dengan
menggunakan bahasa pemrograman java. Rumus tersebut digunakan dalam penerapannya untuk menentukan jalur
terpendek dan waktu tercepat. Karena hasil representase bukan berupa model graf melainkan google maps yang memiliki
kemampuan tidak hanya sekedar menampilkan rute perjalanan akan tetapi juga dapat menyajikan informasi yang lebih
komperhensif, interaktif dan faktual sehingga motede konvensional ini digunakan dan diterapkan didalam aplikasi android
studio . Gambar 12 merupakan hasil kerja rumus untuk menentukan rute terpendek dari semua data rekaman yang telah
tersimpan sebelumnya dengan titik awal dan akhir yang berbeda dan empat rute dengan titik awal dan titik tujuan yang
sama.

Copyright © TAETI
International Journal of Engineering and Technology Innovation, vol. X, no. X, 201X, pp. XX - XX 13

Fig. 12 Rute terpendek seleksi aplikasi

6.6. Pembahasan schedules perjalanan dan simulasi

Pada umumnya setiap simpangan memiliki lampu lalu lintas, hanya saja yang membedakan adalah lama waktu dan
sistem yang digunakan. Pada simulasi ini durasi waktu akan dibagi menjadi empat bagian khusus pada simpang empat dan
tiga bagian khusus untuk simpang tiga seperti kondisi real pada lokasi pengambilan data jumlah kendaraan. Tujuannya
adalah agar memungkinkan tidak terjadinya penumpukan kendaraan ketika berada ditengah.

Terdapat 6 lokasi pengambilan data sebelum dan sesudah melakukan perekaman jalur. Lokasi ini dianggap sebagai
lokasi yang berpotensi terjadi kemacetan. Pada pengambilan data, data yang diambil adalah data waktu, jumlah kendaraan
motor dan mobil. Data tersebut digunakan sebagai tolak ukur tingkat kemacetan. Data ini diambil dengan menghitung
jumlah kendaraan mobil dan motor serta pejalan kaki dengan menggunakan alat hitung (counter). Pengambilan data
dilakukan pada pagi hingga sore hari karena dianggap sebagai waktu normal seseorang melakukan aktifitas, baik
berangkat memulai aktifitas maupun pulang setelah beraktifitas. Data yang diambil berdasarkan durasi setiap 1 jam. Data
ini akan dijadikan acuan untuk menentukan schedules perjalanan masyarakat yang hendak beraktifitas. Titik pengambilan
data pertama dilakukan di Jl. Perintis Kemerdekaan, titik pengambilan data kedua Jl.Makam Pahlawan, titik pengambilan
data ketiga Jl. Abdul Daeng Sirua, titik pengambilan data keempat Jl. Batua Raya, titik pengambilan data kelima
Jl.Boulevard dan titik pengambilan data keenam Jl.Sungai Saddang Baru.

Berikut ini adalah salah satu tampilan visual durasi lampu lalu lintas, pengujian simulasi dan grafik kondisi lalu
lintas berdasarkan waktu dan jumlah kendaraan pada lokasi pengambilan data pertama Jl.Perintis Kemerdekaan. Dapat
dilihat pada gambar 13(a), (b), (c).

Fig. 13(a) Durasi lampu lalu lintas Fig. 13(b) Pengujian simulasi

Copyright © TAETI
14 International Journal of Engineering and Technology Innovation, vol. X, no. X, 201X, pp. XX - XX

Fig. 13(c) Grafik kondisi lalu lintas

Berdasarkan gambar 13(a), pada signal pertama, durasi waktu yang diberikan adalah 30 detik dengan durasi total 90
detik. Setelah durasi pertama selesai, maka durasi kedua akan berjalan antara 31 sampai 60. Durasi ini akan terus berulang
selama simulasi berjalan. Pengujian simulasi pada gambar 13(b) dilakukan selama 2 menit. Ada beberapa parameter untuk
menjelaskan kondisi arus lalu lintas pada setiap ruas jalan khususnya pada jalan yang memiliki lampu merah dalam hal ini
persimpangan jalan. Dari gambar 13(c), setiap masing-masing warna memiliki keterangan untuk menjelaskan kondisi arus
lalu lintas yang tersaji dari grafik. Warna kuning menandakan bahwa kondisi arus lalu lintas dalam keadaan ramai padat.
Istilah ini digunakan untuk kendaraan yang melaju dengan kecepatan rata-rata kendaraan 30 s.d 50 km per jam terhitung
dari jam 07.00-08.00 dengan jumlah kendaraan mobil (1798) dan motor (4907). Grafik yang berwarna hijau menandakan
kondisi arus lalu lintas dalam keadaan ramai lancar dengan kecepatan rata-rata kendaraan 50 s.d 70 km per jam terhitung
dari jam 08.00-11.00 dan 13.00-14.00 dengan jumlah kendaraan bervariasi. Grafik yang berwarna merah muda
menandakan kondisi arus lalu lintas dalam keadaan lengang dengan kecepatan rata-rata kendaraan 70 s.d 80 km per jam
terhitung dari jam 11.00-12.00 dengan jumlah kendaraan mobil (1701) dan motor (3023). Grafik yang berwarna biru
menandakan bahwa kondisi lalu lintas dalam keadaan padat merayap dengan rata-rata kecepatan kendaraan berkisar 10 s.d
30 km per jam terhitung dari jam 14.00-15.00 dengan jumlah kendaran mobil (2423) dan motor (4940). Sedangkan grafik
yang berwarna merah menandakan bahwa kondisi lalu lintas dalam keadaan padat tersendat dengan rata-rata kecepatan
kendaraan berkisar 5 s.d 10 km per jam terhitung dari jam 16.00-17.00 dengan jumlah kendaraan mobil (2423) dan motor
(5367). Radius kondisi lalu lintas dalam keadaan padat tersendat adalah berkisar 100-200 meter. Jarak ini dihitung
berdasarkan pantauan kondisi real pada saat pengambilan data dilakukan. Namun perlu diingat bahwa radius keadaan
padat tersendat tidak bersifat statis melainkan dinamis karena dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
kecelakaan dan demo mahasiswa.

7. Conclusions

Berdasarkan hasil uji coba lapangan pada aplikasi penentu rute dan schedules perjalanan untuk sistem transportasi
maka dapat disimpulkan bahwa perancangan aplikasi penentu rute dan schedules perjalanan telah dirancang bangun,
pengujian dan analisis kinerja aplikasi status online dan offline mampu bekerja sesuai fungsinya untuk melakukan
perekaman rute dan menampilkan peta sekaligus pada titik star dan tujuan yang sama, simulasi telah berhasil dibuat dan
uji coba, data yang diambil dapat menentukan schedules perjalanan untuk menghindari kemacetan yaitu pada jam 16.00-
17.00. Jumlah kendaraan ketika terjadi kemacetan bervariasi pada setiap lokasi. Lokasi pertama Jl. Perintis Kemerdekaan
jumlah kendaraan mobil 2283 dan motor 3202 dan aplikasi mampu menampilkan rute optimal untuk setiap tujuan yang
akan dikunjungi.

References

[1] Zheng, Fangfang, and Hendk Van Zuylen. “The development and calibration of a model urban travel time
distributions.” Journal of Intelligent Transportation System 18.1 (2014): 81-94.
[2] Ng, Manwo and Kanthimathi Sathasivan.: Probabilistic Modeling of Erroneous Human Response to In-Vehicle Route
Guidance System: A First Look. “Journal of Intelligent Transportation System 18.2 (2014): 131-137.
[3] Kolhe, Harshal, et al.” Navigation Application Using Android.” Internasional Journal of Scientific and Research
Publications, Volume 4, Issue 2, February 2014 ISSN 2250-3152.
[4] 4. Batista, T., F. Freire, and C. M. Silva. “Vehicle environment rating methodologies: Overview and application to
light-duty vehicles.” Renewable and Sustainable Energy Reviews 45 (2015): 192-206.

Copyright © TAETI
International Journal of Engineering and Technology Innovation, vol. X, no. X, 201X, pp. XX - XX 15

[5] Lengkong, Hendra N., Alicia AE Sinsuw, and Arie SM Lumenta. “Perancangan Penunujuk Rute Pada Kendaraan
Pribadi Menggunakan Aplikasi Mobile GIS Berbasis Android Yang Terintergrasi Pada Google Maps.” Jurnal Teknik
Elektro dan Komputer Unsrat 4.2 (2015): 18-25.
[6] Lo, Shou Chih, Fu Chiang Huang, and Chien Chung Wang. “Transport Route Planning for Mobile Tour Applications.
“Computer and Information Technology (CIT), 2014 IEEE International Conference on. IEEE, 2014.
[7] Fajarsari., et al. “Rancangan Sistem Informasi Geografis Pemilihan Jalan Alternatif di Jakarta Berbasis Android.”
Konferensi Nasional Sistem Informasi 2013 KNSI-9 (2013).
[8] Rompas, Billy R., et al. “Aplikasi Location-based Service Pencarian Tempat di Kota Manado Berbasis Android.”
Jurnal Teknik Elektro dan KomputerUnsrat 1.2 (2012).
[9] Holla, Suhas, and Mahima M. KAtti. "Android based mobile application development and its security." International
Journal of Computer Trends and Technology 3.3 (2012): 486-490.
[10] Wang, Chao, et al. "The research of Android System architecture and application programming." Computer Science
and Network Technology (ICCSNT), 2011 International Conference on. Vol. 2. IEEE, 2011.
[11] Premchaiswadi, Wichian, Kwanchai Kungcharoen, and Siriwan Chompukaew. "Development of GPS-based navigator
for Kasetrat University, Kamphaeng Saen Campus." ICT and Knowledge Engineering (ICT&KE), 2016 14th
International Conference on. IEEE, 2016.
[12] Singhal, Manav, and Anupam Shukla. "Implementation of location based services in android using GPS and web
services." IJCSI International Journal of Computer Science Issues 9.1 (2012): 237-242.
[13] Pejic, Aleksandar, Szilvester Pletl, and Bojan Pejic. "An expert system for tourists using Google Maps API." Intelligent
Systems and Informatics, 2009. SISY'09. 7th International Symposium on. IEEE, 2009.
[14] Akshay Singh,Sakshi Sharma, Shashwat Singh. “Android Applications Development using Android Studio and PHP
Framework.” International Journal of Computer Applications (2016): 0975-8887.
[15] Yu, L., X. G. Li, and W. ZHOU. "A Genetic Algorithm-Based Calibration of VISSIM Using GPS Data." Advances in
Transportation Studies 8.B (2006).
[16] Hormansyah, Dhebys Suryani, Very Sugiarto, and Eka Larasati Amalia. "Pengunaan Vissim Model Pada Jalur Lalu
Lintas Empat Ruas." Jurnal Teknologi Informasi: Teori, Konsep, dan Implementasi 7.1 (2016).
[17] Rofiq, M., and Riza Fathul Uzzy. "Penentuan Jalur Terpendek Menuju Cafe Di Kota Malang Menggunakan Metode
Bellman-Ford Dengan Location Based Service Berbasis Android." Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasi Asia Vol 8.2
(2014).
[18] Anwar, Badrul, Hendra Jaya, and Putra Indra Kusuma. "Implementasi Location Based Service Berbasis android Untuk
Mengetahui posisi User." Jurnal Saintikom Vol 13.2 (2014).
[19] Agustiono, Wahyudi, and Kurniawan Dwi Hermanto. "Pemanfaatan Teknologi Google Maps Untuk Penyelesaian
Online Travelling Salesman Problem (TSP) Berbasis Geografis Dengan Menggunakan Algoritma Heuristik." JUTI:
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi 8.2 (2010): 38-42
[20] Prijodiprodjo, Widodo. "Penerapan Bee Colony Optimization Algorithm untuk Penentuan Rute Terpendek (Studi
Kasus: Objek Wisata Daerah Istimewa Yogyakarta)." IJCCS-Indonesian Journal of Computing and Cybernetics
Systems 7.1 (2013): 65-76.
[21] Xiaodan, Wu, and Huang Junhao. "Traffic Simulation Modeling and Analysis of BRT Based on Vissim." Intelligent
Computation Technology and Automation (ICICTA), 2014 7th International Conference on. IEEE, 2014.

Copyright © TAETI

You might also like