You are on page 1of 34

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/287489679

Elektrodialisis

Book · March 2014

CITATIONS READS

0 2,317

3 authors:

I Gede Wenten A.N. Hakim


Bandung Institute of Technology Bandung Institute of Technology
436 PUBLICATIONS   1,719 CITATIONS    25 PUBLICATIONS   204 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Khoiruddin Khoiruddin
Bandung Institute of Technology
61 PUBLICATIONS   503 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

[RESEARCH PROJECT] Low Molecular Weight Ultrafiltration Membrane for Peat Water Filtration View project

[INDUSTRIAL PROJECT] Study of Belumai River Water Treatment (Medan, North Sumatra) Using Ultrafiltration Membrane Technology View project

All content following this page was uploaded by I Gede Wenten on 11 January 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Lecture Note

ELEKTRODIALISIS
I.G. Wenten, A.N. Hakim, Khoiruddin

Diktat TEKNIK KIMIA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2014


BAB I.
PEMISAHAN ELEKTRO IONIK BERBASIS
MEMBRAN

BAB II.
TEORI PERPINDAHAN

BAB III.
TINJAUAN ASPEK TEKNO-EKONOMI

BAB IV.
APLIKASI ELEKTRODIALISIS

Wenten dkk., Institut Teknologi Bandung, 2014 2


Pendahuluan

Proses membran dimana perbedaan potensi listrik berperan sebagai gaya dorong dan
membran bermuatan mengatur perpindahan ion.

Membran bermuatan:
1. Membran penukar kation, memungkinkan perpindahan kation bermuatan positif
2. Membran penukar anion, memungkinkan perpindahan anion bermuatan negatif

• Gaya dorong yang sangat kuat dibandingkan tekanan


Perbedaan (sangat lemah)
potensial listrik • Perbedaan potensial elektrik ¼ V = kebutuhan tekanan
1200 bar untuk gaya dorong yang sama

[Mulder, 1996]

Diagram berikut mengilustrasikan sejarah proses membran bergaya dorong elektrik.

Antara 1880 dan1900 –


Ostwald menemukan bahwa Akhir 1950an –
membran tidak dapat ditembus skala industri
elektrolit Pada 1940 – Meyer pertama
dan Strauga, proses Awal 1960an –
elektrodialisis multi untuk desalinasi
sel air payau

1903 – Morse dan


Pierce, elektrolit Sekitar tahun 1940 –
dapat dihilangkan membran penukar ion
lebih cepat dari sintetis yang lebih
larutan umpan efektif
dengan bantuan
potensi listrik [Strathmann, 2004]

Wenten dkk., Institut Teknologi Bandung, 2014 3


Elektrodialisis (ED)

Elektrodialisis Membran penukar kation dan penukar


Membran
Sebuah proses dimana ion anion
dipindahkan melalui Ketebalan ≈ beberapa ratus µm (100 – 500 µm)
membran karena
perbedaan potensi elektrik Ukuran pori Tak berpori
yang diberikan dan sebagai Driving
Perbedaan potensial elektrik
konsekuensi dari aliran force
arus listrik
Prinsip
(Mulder, 1996) Mekanisme eksklusi Donnan
Pemisahan
Material Kopolimer Crosslinked berbasis
Membran divinylbenzene (DVB) dengan kopolimer
polystyrene atau polyvinylpyridine PTFE dan
poly (sulfonyl fluoride-vinyl ether),
(Strathmann, 2004)

ED menggunakan membran yang selektif terhadap ion tertentu, yaitu membran


kation yang dapat melewatkan kation dan menolak anion dan membran anion yang
dapat melewatkan anion dan menolak kation.

Aplikasi industrial dari


1. Aplikasi industrial pertama dari membran penukar ion,
membran penukar ion
Click to add Title pengembangan teori fundamental,
2. Menyebabkan berawal pada
elektrodialisis (ED)
3. Menyebabkan
Click to add Title pengembangan teknologi lanjutan, dan menyebabkan
perkembangan teori
Electrodialysis Reversal (EDR) fundamental.

Bipolar membrane electrodiaysis (BP) Pengembangan teori


fundamental
Electrodeionization (EDI) menyebabkan
pengembangan
Electrolysis (EL)
lanjutan dari teknologi
Fuel cell (FC), ED.
[Tanaka, 2007]

Wenten dkk., Institut Teknologi Bandung, 2014 4


Elektrodialisis (ED)

Prinsip operasi elektrodialisis diilustrasikan sebagai berikut:

Concentrat
Diluat Membran
penukar
anion
+ +
- + +
-
+ - +
-
Katoda
- - + - + Anoda
- - + - - +
+
- + - - +
- + + + - +
-
-
+
-
- +

Membran
- +
- + +

penukar Larutan
kation Umpan

Prinsip elektrodialisis (Mulder, 1996)


Pasangan sel
Unit yang terdiri dari membran penukar kation, kompartemen diluat, membran penukar
anion, dan kompartemen konsentrat
Stack
Pasangan sel disusun antara dua elektroda, biasanya hingga 200 pasangan sel dalam
satu tumpukan. (Strathmann, 2004)

Konstruksi dari tumpukan lembaran elektrodialisis (Strathmann,2004) Stack elektrodialisis Industrial. Ref:
www.ameridia.com/html/elea.html

Wenten dkk., Institut Teknologi Bandung, 2014 5


Elektrodeionisasi (EDI)

Elektrodeionisasi
Kombinasi dari elektrodialisis dan proses penukar ion konvensional.
Proses campuran yang tidak memerlukan regenerasi kimia. (Li, et al, 2008)

1955 - Walters dkk


menerapkannya pada limbah
konsentrat radioaktif
1957 – Kollsman melakukan 1987
eksperimen untuk deionisasi air Komersialisasi pertama
1959 – Glueckauf, perlakukan (Thin cell) oleh
terhadap limbah radioaktif encer Millipore

1971 – Matejka 1990s


melaporkan Banyak tulisan teknis
perkembangan akan dipublikasikan
teori perpindahan ion

(ref: www.ameridia.com/html/elea.html; Gifford and Atnoor, 2000; Smith, et al, 2000; Bouhidel
and Lakehal, 2006; Wood, et al, 2010)

Keuntungan, (Strathmann, 2004)


Dibandingkan resin penukar ion:
 Proses kontinu
 Tanpa regenerasi, yang sangat butuh pekerja dan mahal
Dibandingkan elektrodialisis konvensional:
 Konduktivitas dari sel yang diisi diluat meningkat lebih dari dua kali lipat

Kerugian (Strathmann, 2004)


 Penggunaan arus yang relatif buruk

Wenten dkk., Institut Teknologi Bandung, 2014 6


Elektrodeionisasi (EDI)

Prinsip elektrodeionisasi diilustrasikan sebagai berikut

Potensial listrik:
• Menciptakan gaya dorong untuk
perpindahan ion
• Memecah molekul air menjadi ion
hidrogen dan hidroksil. (Li, et al, 2008)

Membran penukar ion:


• Berguna sebagai pembatas antara
aliran curah air
• Menetapkan wilayah kompartemen.
(Tanaka, 2007)

Resin penukar ion:


• Meningkatkan konduktivitas dari
kompartemen dilut
Prinsip perpindahan ion dalam sel diluat yang
• Menambah laju perpindahan ion
dipenuhi resin penukar ion dari EDI
(Tanaka, 2007)
(Strathmann, 2004)

Mode operasi EDI dapat dibagi menjadi dua yaitu elektrodeionisasi (enhanced
electrodeionization) dan mode elektroregenerasi. Keterangan masing-masing mode operasi
dapat dilihat pada bagan berikut.

Mode operasi EDI


(Ganzi, 1988)

Mode Elektrodeionisasi Mode Elektroregenerasi


Ketika salinitas umpan Ketika salinitas air umpan
tinggi, (Ganzi and Parise, sangat rendah karena
1990) lewatnya spesi bermuatan
kuat ke kamar konsentrat

Wenten dkk., Institut Teknologi Bandung, 2014 7


Elektrolisis

Elektrolisis (Elektrolisis Membran)


Kombinasi elektrolisis dan pemisahan membran.
Contoh klasik:
Proses klor-alkali, mengkonversi NaCl menjadi klorin dan soda kaustik.
(Mulder, 1996)

Membran asam
Perfluorosulfonat:
Stabil secara kimia dan termal

Prinsip elektrolisis membran penukar ion dari sodium klorida. (Tanaka, 2007)

Membran penukar kation untuk proses klor-alkali (Strathmann, 2004):


 Memiliki hambatan rendah untuk perpindahan ion Na+
 Transport rendah terhadap air
 Menahan ion OH- sebanyak mungkin

Contoh aplikasi dari elektrolisis membran (Sata, 2004)


Contoh Perlakuan

Sintesis dari reagen organik dan Proses klor-alkali, sintesis hidrogen peroksida, produksi gas hidrogen
anorganik dengan elektrolisis air, reparasi larutan garam logam murni

Regenerasi larutan kromat, pengolahan limbah asam dari larutan


Pengolahan air limbah pengawetan stainless steel, regenerasi pengembangan developer,
recoveri logam mulia
Pengendalian pH larutan Pengendalian pH dari larutan coating deposisi elektrik

Wenten dkk., Institut Teknologi Bandung, 2014 8


Proses-proses lainnya

Diffusion Dialysis
Diffusion dialysis umumnya
diaplikasikan untuk pemulihan asam
dan basa dalam campurannya dengan
garam. Melalui proses yang sama,
basa dapat dipisahkan dari
campurannya dengan garam pada sel
yang menggunakan membran
penukar kation
Strathmann dkk, 2006

Elektrodialisis dengan membran


bipolar (EDBM)
EDBM merupakan proses ED yang
menggunakan membran bipolar. EDBM
ini diaplikasikan dalam produksi asam
dan atau basa, proses asidifikasi, dan
proses alkalisasi. Membran bipolar yang
digunakan dalam unit EDBM berfungsi
untuk menghasilkan ion-ion H+ dan OH-
melalui reaksi dissosiasi air.

Huang dkk, 2007

Reverse electrodialysis (RED)


RED adalah teknologi pembangkit
energi listrik yang menggunakan proses
dengan prinsip berlawanan dengan
teknologi elektrodialisis. Fluks ion yang
dihasilkan dari beda salinitas antara dua
larutan dikonversi secara langsung
menjadi arus listrik
Ramon dkk, 2011

Wenten dkk., Institut Teknologi Bandung, 2014 9


Proses-proses lainnya

Proton exchange membrane Alkaline fuel cell (AFC)


fuel cell (PEMFC)

Membran penukar ion juga telah diaplikasikan pada teknologi pembangkit energi seperti proton
exchange membran fuel cell atau PEMFC. Untuk AFC, membran yang digunakan adalah
membran penukar anion. Pada PEMFC, gas hydrogen dikoversi menjadi ion-ion H+ dan
dilewatkan melalui membran kation. Sedangkan pada AFC, ion OH- hasil reaksi di sisi katoda
dipindahkan melalui membran anion.

Microbial fuel cell (MFC)


Microbial fuel cell (MFC) merupakan teknologi yang menggunakan membran penukar ion untuk
mengkonversi bioenergi yang tidak hanya mengolah limbah tetapi juga dapat membangkitkan
energi listrik.
Leong dkk., 2013

Wenten dkk., Institut Teknologi Bandung, 2014 10


Kesetimbangan Donnan

Difusi ion-ion dari fasa larutan menuju membran (kiri) dan gugus fungsi di dalam membran
kation (kanan)

Ion dalam larutan akan berpindah menuju membran akibat adanya gaya tarik elektrostatik.
Perpindahan ion akan berlangsung secara terus menerus hingga tercapai kesetimbangan antara
fasa curah dan fasa membran

G    
im  is  im  zi F m  il  zi F l
RT ais
  
m l
ln   Don
zi F aim
RT aKl 1
 Don     
m l
ln
z K F aKm1

RT aKl 2
 Don     
m l
ln Kesetimbangan akan tercapai
z K F aKm2 ketika sistem berada dalam
keadaan termodinamika yang
 cNa
l
  cHl  sama
 m    m  Asumsi larutan ideal
 cNa   cH  Ref: Tanaka, 2007

Wenten dkk., Institut Teknologi Bandung, 2014 11


Termodinamika Irreversibel

Termodinamika irreversibel dapat digunakan untuk menjelaskan mekanisme


perpindahan dan interaksi antar fluks perpindahan dalam suatu sistem.
Dalam proses elektromembran, perubahan energi Gibbs terjadi karena adanya
perubahan potensial elektrokimia kimia selama proses pemisahan
0
G  H  TS  N   

TS  N   

Potensial elektrokimia

   Ao  RT ln a  P  P o  V  zF

Persamaan produksi entropi dapat dijabarkan lebih lanjut menjadi

T
dS
dt

   N i   N i 
 
T
dS
 
   N  o   o   NRT ln A   NV P  P    N z F   
a
dt  aA 

Persamaan fenomenologi perpindahan massa pada membran penukar ion diturunkan


dengan mengkombinasikan driving force dan resultan fluks kedalam fungsi disipasi

dS
T  J *  J P  I 
dt

Ref: Tanaka, 2007

Wenten dkk., Institut Teknologi Bandung, 2014 12


Termodinamika Irreversibel

Fluks perpindahan merupakan hasil perkalian antara konstanta fenomenologi dan driving force

J  LX

Interaksi antar komponen fluks


n
J i  Li1 X 1  Li 2 X 2  .........  Lin X n   Lik X k
k 1

Arus listrik

I  LE   LEP P   LEi  i
i

Fluks air
J v  LPE   LP P   LPi i
i

Fluks ion

J s  LiE   LiP P   Lik i


i

Persamaan perubahan energi bebas Gibbs dapat dikembangkan dengan menambahkan


tekanan osmosis pada suku perpindahan air

dS dG
T   J P  J i   I 
dt dt
C
 J v P  RTC   J s RT *  I
dS
T
dt C
Sehingga, fluks pepindahan menjadi:

J s  RT  LP RT C 
t
i Lp adalah permeabilitas
F t adalah bilangan transport

J v  LP RT C  i
β adalah permeabilitas
elektro osmotik
G adalah konduktansi listrik
GtRTC
I  GLP RT C   i
FC * Tanaka 2006, 2007

Wenten dkk., Institut Teknologi Bandung, 2014 13


Perpindahan ion melalui membran penukar ion

Persamaan Nernst-Planck
Migrasi
dCi z i FC i Di d
J i  Di   vCi
dx RT dx Difusi Konveksi

Persamaan Nernst-Planck pada umumnya


digunakan untuk menggambarkan
perpindahan ion melewati membran Mekanisme
penukar ion. Persamaan tersebut
menjelaskan bahwa perpindahan ion
dapat terjadi melalui mekanisme difusi,
migrasi, dan konveksi (Strathmann dkk. Mekanisme perpindahan ion melewati
2013; Klaysom dkk. 2013). membran

Gambaran perpindahan ion melewati membran dan profil konsentrasi ion di dalam lapisan
batas dapat dilihat pada gambar berikut. Mekanisme migrasi terjadi karena adanya beda
potensial listrik yang diberikan kepada sel. Karena bilangan transport counter-ion di dalam
membran lebih tinggi daripada di dalam larutan, maka terjadi perbedaan konsentrasi antara di
fasa membran dengan larutan bulk pada lapisan batas. Terbentuknya gradient konsentrasi
tersebut mendorong mekanisme perpindahan melalui mekanisme difusi.

Strathmann, 2010

Profil konsentrasi ion di dalam lapisan batas membran penukar kation (Strathmann, 2010)

Wenten dkk., Institut Teknologi Bandung, 2014 14


Perpindahan ion melalui membran penukar ion

Perbedaan konsentrasi antara larutan umpan dan sisi kosentrat pada inlet
kompartemen diluat dan konsentrat serta outlet masing-masing kompartemen
diilustrasikan oleh gambar berikut.

I
(Csfd  Csd )Q d  (Csc  Csfc )Q c 
Z v F
c
c c

Transfer ion-ion di dalam pasangan sel unit elektrodialisis (diadaptasi dari, Strathmann, 2004)

Fluks garam melalui membran yang sangat selektif dan ion-ion dengan nilai valensi
yang sama J ccm J aam i i
Js 
m
 
vc va  Z C vc F  Z a va F
c a

Persamaan sederhana untuk konsentrasi produk dan konsentrat di dalam unit


elektrodialisis sebagai fungsi desain stack dan parameter operasi:

CscCsfd  s (r am  r cm )(Csfd  Csd )  sUYX


ln  
d
Cs Cs fc
  Z c vc FQ
c

Ref: Strathmann, 2004

Wenten dkk., Institut Teknologi Bandung, 2014 15


Perpindahan ion melalui membran penukar ion

I (A/m2) Dalam proses elektrodialisis, hubungan


arus listrik vs tegangan listirk pada
umumnya menunjukkan tiga daerah
sebagaimana dapat dilihat pada gambar.
Pada daerah pertama, V vs I mengikuti
hokum Ohm. Pada daerah kedua, setelah
konsentrasi ion di permukaan diluat sangat
Ilim kecil karena pengaruh polarisai
konsentrasi, peningkatan V lebih lanjut
tidak menghasilkan peningkatan I yang
berbarti. Daerah ini disebut sebagai
daerah plato yaitu daerah setelah titik
rapat arus batas (limting current density).
Pada daerah ketiga adalah daerah
U (Volt) overlimiting current transfer yang dapat
disebabakan oleh beberapa hal.
Rapat arus vs tegangan listrik dalam proses
elektrodialisis (Strathmann, 2010)
Additional current
carriers
Water splitting

Exaltation effect
Overlimiting current
transfer
Gravitational
convection
Current-induced
convection
Electroconvection
Mekanisme overlimiting current transfer (Nikonenko dkk., 2010)

Overliming current transfer dapat terjadi melalui


beberapa mekanisme yang dapat dikelompokkan
menjadi 2, yaitu karena peristiwa reaksi
pemecahan air dan konveksi yang disebabkan
oleh arus listrik. Pembawa listrik tambahan dan
efek exaltation disebabkan oleh reaksi
pemecahan air yang menghasilkan ion-ion
tambahan H+ dan OH-. Sedangkan konveksi
gravitasi dan elektrokonveksi disebabkan oleh
arus listrik. Contoh elektrokonveksi dapat dilihat
pada gambar di samping.
Munculnya elektrokonveksi pada permukaan
membran (Nikonenko et al., 2010)
Wenten dkk., Institut Teknologi Bandung, 2014 16
Perpindahan ion melalui membran penukar ion

Pada proses-proses berbasis membran penukar ion, polarisasi konsentrasi terjadi karena perbedaan
bilangan transport counter-ion di dalam larutan dengan membran. Perbedaan tersebut menyebabkan
pembentukan gradient konsentrasi ion antara fasa membran dan fasa larutan curah. Pada sisi konsentrat,
konsentrasi ion pada permukaan membran lebih tinggi dari pada di dalam fasa cairan. Sedangkan pada sisi
diluat, konsentrasi ion pada permukaan membran lebih rendah dari pada di dalam larutan. Polarisasi
kosentrasi tersebut dapat menyebabkan disosiasi air, scaling, perubahan pH secara lokal, dan penurunan
efisiensi arus listrik.
Strathmann, 2010

Scaling pada membran kation (Widiasa dan


Wenten, 2007)
Profil konsentrasi ion di dalam lapisan batas membran
penukar kation (diadaptasi dari: Strathmann, 2010)
Efisiensi arus
menurun

I (A/m2)

Peningkatan Polarisasi Reaksi


pH lokal konsentrasi dissosiasi air

Ilim

Scaling

U (Volt)
Tegangan vs arus listrik pada stack elektrodialisis (diadaptasi Dampak polarisasi konsentrasi
dari Strathmann, 2010)
Ref: Strathmann, 2010

Wenten dkk., Institut Teknologi Bandung, 2014 17


Perpindahan ion melalui membran penukar ion

Water dissociation and electrode reaction


Pada proses elektrodialisis dan proses-proses serupa terjadi reaksi dissosiasi air. Reaksi dissosiasi
air terjadi apabila arus yang diberikan telah melewati nilai rapat arus batas. Pada kondisi rapat
rapat arus kelewat batas, tegangan listrik yang diberikan tidak memberikan peningkatan arus
secara signifikan. Arus listrik yang diberikan sebagain besar digunakan untuk reaksi dissosiasi air.
Pada kondisi tersebut, efisiensi arus untuk perpindahan ion sangat kecil.

Rapat arus lewat batas dan hidrolisis air secara irreversibel (Bazinet, 2005)

Reaksi juga terjadi pada sisi elektroda.


Proses kimiawi yang terjadi pada elektroda
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
proses faradaic dan non-faradaic. Proses
faradic ditunjukkan oleh adanya transfer
electron antara elektroda dengan fasa
curah, yaitu proses oksidasi pada anoda
dan proses reduksi pada katoda. Proses
non-faradic mengacu pada mekanisme
adsorpsi-desorpsi selama proses
elektrolisis dan dapat mengubah-ubah
struktur antarmuka larutan-elektroda.
Reaksi elektrokimia sederhana pada
elektroda dapat dilihat pada gambar di
samping.

Bazinet, 2005

Reaksi elektroda (Bazinet, 2005)

Wenten dkk., Institut Teknologi Bandung, 2014 18


Perpindahan ion melalui membran penukar ion

Di dalam proses berbasis


membran penukar ion,
foulant yang menempel
pada permukaan membran
dapat disisihkan dengan
menerapkan pembalikan
muatan elektroda secara
berkala. Proses penyisihan
foulant melalui teknik
polarity reversal dapat
dilihat pada gambar berikut.

Pembalikan polaritas listrik elektroda untuk menyisihkan


foulant dari permukaan membran ionic (Strathmann, 2010)

Saat ini telah dikembangkan membran penukar ion berprofil. Membran berprofil tersebut
ditujukan untuk mengurangi lapisan batas sehingga polarisasi konsentrasi dapat dihindari.
Kinerja membran berpori dapat dilihat pada gambar. Jika dibandingkan dengan membran flat,
membran berprofil menunjukkan kinerja yang lebih baik.

Membran berproil untuk meningkatkan Perbandingan kinerja membran flat dan


rapat arus batas (Strathmann, 2010) membran berprofil pada berbagai
konduktivitas umpan (Strathmann, 2010)
Strathmann, 2010
Wenten dkk., Institut Teknologi Bandung, 2014 19
Perpindahan ion melalui membran penukar ion

Sebagaimana diketahui,
teknologi penukar ion
konvensional (IE),
mengandalkan kapasitas dari
resin untuk menyisihkan ion-
ion di dalam larutan. Seiring
dengan waktu, kapasitas
penukaran ion oleh resin
semakin lama akan berkurang
sehingga mencapai titik
jenuhnya. Untuk
mengembalikan performa
resin, diperlukan regenerasi
secara kimiawi dengan
menggunakan larutan asam
maupun basa. Oleh karenanya,
teknologi IE bekerja secara
Skema elektrodialisis (ED) batch.

Teknologi ED dapat menyisihkan ion secara kontinyu dengan kinerja yang konsisten. Namun pada
konsentrasi tertentu, ion-ion di dalam larutan tidak dapat dipindahkan lebih lanjut karena ada
peningkatan hambatan dari larutan akibat penurunan konsentrasi ion. Selanjutnya, arus tidak
dapat dilewatkan oleh media sehingga terjadi proses dissosiasi air. Oleh karenanya, ED tidak
mampu mencapai pemurnian yang tinggi.

IE
C/Co

ED

time
Perbandingan kinerja IE dan ED

Wenten dkk., Institut Teknologi Bandung, 2014 20


Biaya (cost)

Biaya investasi elektrodialisis sangat ditentukan oleh luas area membran yang diperlukan untuk
mencapai produk yang diinginkan dari umpan dengan konsentrasi garam awal tertentu. Sementera
biaya operasi yang utama adalah kebutuhan energi yang diperlukan untuk menyisihkan garam dan
energi yang diperlukan oleh pompa untuk mentransfer larutan.

Kebutuhan luas membran

Konsumsi energi untuk proses desalinasi

Rapat arus listrik yang diperlukan

Kebutuhan energi sebagai fungsi derajat


penyisihan garam

Strathmann, 2010

Beragam biaya sebagai fungsi rapat arus listrik Perbandingan biaya teknologi desalinasi
(Strathmann, 2010) sebagai fungsi konsnetrasi garam (Baker,
2012)

Wenten dkk., Institut Teknologi Bandung, 2014 21


Desain stack/modul

Contoh desain
stack/modul
elektrodialisis dapat
dilihat pada gambar
berikut. Membran kation
dan anion disusun secara
bersaling-seling diantara
sepasang elektroda.
Antara membran yang
satu dengan yang lain
dipisahkan oleh spacer
untuk membentuk ruang-
ruang atau
keompartemen-
kompartemen.

Susunan stack elektrodialisis

Sistem elektrodialisis
terdiri dari stack
elektrodialsis, pompa
untuk transfer larutan
menuju modul dan power
supply untuk mentransfer
ion-ion dari kompartemen
diluat menuju
kompartemen konsentrat.

Unit elektrodialisis yang dilengkapi dengan pompa dan


power supply

Wenten dkk., Institut Teknologi Bandung, 2014 22


Desain stack/modul

Contoh-contoh desain
spacer di dalam unit ED
dapat dilihat pada
gambar-gambar berikut.
Spacer tidak hanya
berfungsi sebagai
pemisaha membran dan
pembentuk ruang, tetapi
juga dapat membantu
mendistribusikan aliran di
dalam kompartemen-
kompartemen.

Desain spacer dan end-plate

Pada spacer jenis sheet flow, kompartemen disusun secara vertikal, memberikan jalur aliran
larutan yang relatif lebih pendek, dan hilang tekan yang lebih kecil (0.2- 0.4 bar). Laju alir
larutan rata-rata 2-4 cm/s. Spacer tipe tortuous path flow disusun secara horizontal, kecepatan
aliran rata-rata 6-12 cm/s dan hilang tekan rata-rata 1-2 bar.

Gambar skematik spacer (a) desain “sheet flow” dan (b) desain
“tortuous path flow” (Strathmann, 2010)

Wenten dkk., Institut Teknologi Bandung, 2014 23


Desain proses

Gambar-gambar menunjukkan berbagai mode operasi untuk proses elektrodialisis, yaitu batch, feed
and bleed, dan kontinyu. Masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan. Mode operasi batch
memiliki kapasitas kecil dengan keunggulan antara lain: laju demineralisasi tinggi dan tidak
bergantung pada fluktuasi komposisi umpan. Kelemahannya adalah produksi tidak kontinyu,
rancangan sistem kompleks yang berkaitan dengan penyimpangan (pengangkutan) umpan dan
produk, kontrol, dan perpipaan internal.

Batch Feed-and-bleed

Mode operasi feed and bleed memiliki


kapasitas menengah sampai besar dengan
keunggulan antara lain: produksi kontinyu,
mudah beradaptasi dengan fluktuasi laju alir
dan komposisi umpan, dan laju
demineralisasi tinggi. Kelemahannya adalah
laju resirkulasi tinggi, konsumsi energi
spesifik tinggi, dan rancangan sistem
kompleks yang berkaitan dengan perpipaan.
Lebih lanjut, mode operasi kontinyu memiliki
kapasitas besar dengan keuggulan antara
lain: konsumsi energi spesifik rendah, biaya
rendah untuk perpipaan, tangki penyimpan,
dan kontrol. Namun, kelemahannya adalah
tidak mudah beradaptasi terhadap fluktuasi
laju alir dan konsentrasi umpan, laju
demineralisasi dan laju alir saling
bergantungan.
Kontinyu Strathmann, 1992

Wenten dkk., Institut Teknologi Bandung, 2014 24


Contoh-contoh aplikasi ED pada skala industri dapat dilihat pada tabel berikut. ED dapat
digunakan untuk tujuan pemurnian maupun pemekatan. Desalinasi air payau merupakan
aplikasi ED pada skala industri yang pertama. Beberapa aplikasi skala industri mengalami
permasalahan terutama biaya dan fouling. Biaya

Aplikasi industrial teknologi elektrodialisis (Strathmann, 2010)


Aplikasi industri Desain stack dan Status aplikasi Hambatan Permasalahan
proses
Desalinasi air Sheet dan Komersial Biaya proses Biaya
payau tortuous, reverse
polarity
Air umpan boiler Sheet dan Komersial Kualitas air produk Biaya
dan air proses tortuous, reverse dan biaya
polarity
Pengolahan Sheet dan Komersial Karakterisik Fouling
limbah tortuous, membran
unidirectional
Demineralisasi Sheet dan Komersial pilot Selektivitas Fouling
produk makanan tortuous, plant membran
unidirectional
Produksi garam Sheet dan komersial Biaya proses Fouling
meja tortuous,
unidirectional

Elektrodialisis reversal skala industri untuk memproduksi air minum (Strathmann, 2010)

Wenten dkk., Institut Teknologi Bandung, 2014 25


Dalam proses produksi garam
garam meja,
meja, ED
ED diaplikasikan
diaplikasikan sebagai
sebagai tahap
tahappemekatan
pemekatanawal
awalsebelum
sebelum
brine diproses di dalam unit
unit evaporasi.
evaporasi. Penggunakan
Penggunakan awalawal ED
ED pada
padaproses
prosespemekatan
pemekatandapat
dapat
menurunkan biaya energi yang diperlukan oleh unit evaporator.

Unit elektrodialisis untuk produksi garam (Strathmann, 2010)

Diagram skema elektrodialisis dalam produksi garam, Tokuyama Soda


(Strathmann, 2004)

Wenten dkk., Institut Teknologi Bandung, 2014 26


ED telah diaplikasikan pada skala komersial untuk pengolahan air umpan boiler. Untuk tujuan
tersebut, ED digunakan sebagai tahap awal pre-demineralisasi sebelum dioleh lebih lanjut oleh
unit ion-exchange konvensional. Penggunaan ED sebagai unit pre-treatment tentu saja
menambah biaya investasi. Namun biaya operasi yang diperlukan untuk meregenerasi resin
penukar ion dapat dikurangi. Penerapan ED sebagai tahap demineralisasi awal dapat
mengurangi biaya operasi secara keseluruhan. Perbandingan biaya operasi

Predemineralisasi air umpan boiler (Strathmann, 2004)

Perbandingan biaya plant deionisasi kapasitas 1000 m3/hari dengan proses ion-exchange
konvensional dengan plant yang menggunakan pretreatment ED (Strathmann, 2004)

Konsentrasi garam pada umpan (mg/L) 300 600 900

Tanpa elektrodialisis (US$ /m3) 0.36 0.72 1.08

Biaya operasi elektrodialisis (US$ /m3) 0.14 0.20 0.25

Biaya regenerasi ion-exchange dengan ED 0.04 0.08 0.12


(US$ /m3)
Penghematan biaya regenerasi ion-exchange 0.18 0.44 0.71
dengan pretreatment ED (US$ /m3)
Penghematan biaya tahunan plant (operasi 64800 158400 255600
360 hari), (US$)

Wenten dkk., Institut Teknologi Bandung, 2014 27


ED juga telah banyak diaplikasikan di bidang industry makanan dan minuman, diantaranya
adalah demineralisasi whey dan deasidifikasi jus buah. Skema proses demineralisasi cheese
whey dan skimmed milk dapat dilihat pada gambar berikut.

Unit elektrodialisis 4 tahap yang digunakan pada proses demineralisasi cheese whey dan
skimmed milk (Strathmann, 2004)

Electrodialysis stacks for cheese whey demineralization (1000 m3/day. Plant in operation since
1989) (www.ameridia.com/html/tec.html)

Wenten dkk., Institut Teknologi Bandung, 2014 28


Potensi terbesar elektrodialisis dengan membran bipolar adalah untuk memproduksi asam dan
basa dari garam. Dalam proses tersebut, membran bipolar berfungsi sebagai penghasil ion-ion
H+ dan OH- melalui reaksi dissosiasi air. Karena beberapa alasan, elektrodialisis dengan
membran bipolar saat ini tidak diaplikasikan pada skala komersial.

Beberapa hambatan EDBM


adalah sebagai berikut:
- Permselektivitas membran
tidak mencukupi meyebabkan
kontaminasi produk dan
rendahnya efisiensi arus
- transport air akibat
elektroosmosis
- stabilitas membran bipolar dan
monopolar yang rendah pada
konsentrasi asam dan basa
tinggi
Produksi asam dan basa mineral menggunakan elektrodialsis Strathmann, 2004
dengan membran bipolar (Strathmann, 2004)

Stack elektrodialisis dengan membran bipolar untuk memproduksi asam


organik (www.ameridia.com/html/ebp.html)

Wenten dkk., Institut Teknologi Bandung, 2014 29


Proses EDBM dapat digunakan untuk proses regenerasi absorbent pada proses absorbsi
gas SO2. larutan Na2SO3 yang telah bereaksi dengan gas SO2 (NaHSO3 dan NasSO4)
diregenerasi dalam unit elektrodialisis dengan membran bipolar untuk diperoleh kembali
Na2SO3 yang dapat digunakan dalam proses absorbs berikutnya.

Desulfurisasi gas cerobong melalui proses SoxalTM menggunakan


elektrodialisis membran bipolar (Strathmann, 2004)

Dalam bidang bioteknologi, EDBM dapat diaplikasikan untuk memperoleh asam organik
dari proses fermentasi. Dengan menggabungkan EDBM, proses fermentasi dapat
dioperasikan secara kontinyu. Salah contonya adalah proses pembuatan asam itanoic

Proses terintegrasi fermentasi kontinyu dan proses elektrodialsis dengan


membran bipolar (Strathmann, 2004)

Wenten dkk., Institut Teknologi Bandung, 2014 30


Elektrodialisis juga dapat diaplikasikan pada proses pengolahan produced water untuk
memperoleh kembali air. Pada proses pengolahan produced water, ED digunakan pada tahap
demineralisasi awal sebelum dioleh lebih lanjut melalui softener. Produced water yang telah
diolah dapat digunakan untuk keperluan produksi steam.

Diagram sederhana yang menggambarkan plant recovery produced water dengan unit
elektrodialisis terintegrasi (Strathmann, 2004)

Data operasi produced water recovering plant dengan unit elektrodialsis reversal
(Strathmann, 2004)

Plant elektrodialisis Aquamite XV-3

Kosentrasi air garam umpan ED (mg/L) 2500 – 12000

Konsentrasi garam produk ED (mg/L) 350-3500

Konsentrasi garam brine (mg/L) 8000-35000

Laju penyisihan garam (%) 70-85

Volume air umpan (m3/hari) 680-560

Volume air produk (m3/hari) 480

Volume air limbah (m3/hari) 80-200

Pemulihan air (%) 70-85

Wenten dkk., Institut Teknologi Bandung, 2014 31


AlMarzooqi, F.A., Al Ghaferi, A.A., Saadat, I. and Hilal, N. (2014), “Application of capacitive deionisation in
water desalination: A review”, Desalination, http://dx.doi.org/10.1016/j.desal.2014.02.031
Baker, R.W. (2012) Membrane Technology and Applications, 3rd ed., John Wiley and Sons.
Bazinet, L. (2005). Electrodialytic phenomena and their applications in the dairy industry: a review. Critical
Reviews in Food Science and Nutrition, 44(7-8), 525-544.
Bouhidel, K.E., Lakehal, A. (2006). Influence of voltage and flow rate on electrodeionization (EDI) process
efficiency. Desalination 193: 411–421
Ganzi, G.C. (1988). Electrodeionization for High-purity Water Production. In Sirkar, K.K., and Lloyd, D.R.
(Eds.), New membrane materials and processes for separation. AIChE Symposium series, No. 261,
Vol. 84, 73–83
Ganzi, G.C., Parise, P.L.(1990). The production of pharmaceutical grades of water using Continuous
deionization post-reverse osmosis. Parenter. Sci. Technol. Parenter. Drug Assoc., 44 (4), 231–241.
Gifford, J.D., Atnoor, D. (2000). An Innovative Approach to Continuous Electrodeionization Module and
System Design for Power Applications. International Water Conference, October 22-26
Huang, C., Xu, T., Zhang, Y., Xue, Y., and Chen, G. (2007). Application of Electrodialysis to The
Production of Organic Acids: State-of-The-Art and Recent Developments, Journal of Membrane
Science, 288, 1–12.
Klaysom, C., Ladewig, B.P., Lu, G.Q.M. & Wang, L. (2013) Recent Advances in Ion Exchange
Membranes for Desalination Applications. In: Functional Nanostructured Materials and Membranes
for Water Treatment. 125-161. Wiley-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA.
Leong, J.X., Wan Daud, W.R., Ghasemi, M., Liew, K.B., Ismail, M., (2013). Ion exchange membranes as
separators in microbial fuel cells for bioenergy conversion: a comprehensive review, Renewable and
Sustainable Energy Reviews, 28, 575–587
Li, N.N. et.al. (2008). Advanced membrane Technology and Applications. John Wiley and Sons Inc.
Mulder, M. (1996). Basic Principle of Membrane Technology, Kluwer Academic Publishers, Netherlands.
Nikonenko, V.V., Pismenskaya, N.D., Belova, E.I., Sistat, P., Pourcelly, G., Larchet, C., Huguet, P. (2010)
Intensive current transfer in membrane systems: Modelling, mechanisms and application in
electrodialysis, Advances in Colloid and Interface Science, 160, 101–123.
Ramon, G. Z., Feinberg, B. J dan Hoek, E. M. V. (2011). Membrane-based production of salinity gradient
power, Energy & Environmental Science, 4, 4423.
Sata, T. (2004). Ion Exchange Membranes Preparation, Characterization, Modification and Application.
The Royal society of chemistry.
Strathmann, H. (1992). Electrodialysis. In Ho, W.S.W., Sirkar, K.K., Membrane Handbook, Van Nostrand-
Reinhold, New York
Strathmann, H. (2004). Ion-Exchange Membrane Separation Process. Elsevier.
Strathmann, H., Grabowski, A., Eigenberger, G., (2006). “Electromembrane processes, efficient and
versatile tools in a sustainable industrial development” , Desalination, 199, 1–3.
Strathmann, H. (2010) Electrodialysis, a mature technology with a multitude of new applications.
Desalination. 264, 268-288.
Strathmann, H., Grabowski, A. & Eigenberger, G. (2013) Ion-Exchange Membranes in the Chemical
Process Industry. Industrial & Engineering Chemistry Research. 52, 10364-10379.
Su, W., Pan, R., Xiao, Y., Chen, X. (2013). “Membran-free electrodeionization for high purity water
production”, Desalination, 329, 86-92.
Tanaka, Y (2006) Irreversible thermodynamics and overall mass transport in ion-exchange membrane
electrodialysis. Journal of Membrane Science, 281, 517-531.
Tanaka, Y. (2007). Ion Exchange Membranes: Fundamentals and Applications, Elsevier: Amsterdam.

Wenten dkk., Institut Teknologi Bandung, 2014 32


Widiasa, I.N. and Wenten, I.G. (2007), “Combination of reverse osmosis and electrodeionization for
simultaneous sugar recovery and salts removal from sugary wastewater”, Reaktor, 11, 91-97.
Wood, J., Gifford, J., Arba, J., Shaw, M. (2010) Production of ultrapure water by continuous
electrodeionization, Desalination, 250: 973–976.
www.ameridia.com/html/tec.html
www.ameridia.com/html/elea.html

View publication stats


Wenten dkk., Institut Teknologi Bandung, 2014 33

You might also like