Professional Documents
Culture Documents
SASARAN i
I. Dasar-dasar Engine Diesel 1
I.1. Definisi 1
I.2. Klasifikasi Engine 2
I.3. Istilah-istilah Pada Engine 3
I.4. Siklus Engine Diesel Empat Langkah 7
I.5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembakaran 9
l
ia
I.6. Istilah Pada Tenaga Keluaran Engine 11
Tr
I.7. Perbandingan Diesel dan Gasoline Engines 13
I.8. Spark Ignited Engines 15
I.9. Caterpillar Gas Engine 15
3
m
o !
II. Komponen Dasar Engine 17
co
e
II.1. Block Assembly 17
ft.
ca t
II.1.2. Cylinder 17
re
II.1.4. Piston 19
w
w
II.1.6. Crankshaft 21
PD
II.1.7. Flywheel 22
II.1.8. Camshaft 22
II.1.9. Push rod /batang penekan 23
II.1.10. Valve Lifters 24
II.1.11. Vibration Damper (Peredam Getaran) 24
II.2. Cylinder Head Group 25
II.3 Gear Train Assembly 26
II.3.1 Komponen Seperangkat Roda Gigi 27
1
III. Engine System 28
III.1. Air Induction System (Sistem Pemasukan Udara
dan Pembuangan Gas Bekas) 28
III.1.1. Komponen Dasar Air Induction System 28
III.2. Sistem Pendingin 32
III.2.1. Bagian-Bagian Sistem Pendingin 33
III.2.2. Variasi Pada Sistem Pendingin 38
III.3. Sistem Bahan Bakar 41
III.3.1. Rancangan Ruang Pembakaran 48
l
ia
III.3.2. Sistem Electronic Unit Injection 49
III.3.3. Governor & Rack 50
Tr
III.3.4. Sistem Electronic Unit Injection (EUI) 53
III.4. Sistem Pelumasan 55
III.4.1. Komponen Sistem Pelumasan 3 55
III.5. Starting System
m 62
o !
co
e
III.5.1. Electrical Starting System 62
ft.
ca t
2
Engine
OBJECTIVE:
l
4. Trace the flow of work for each engine system.
ia
5. Determine the correct fuel, coolant and lubricant for specific engine based on Cat
Tr
Spec.
6. Perform taking oil sample for S.O.S. and explain in writing the purpose and definition
of S.O.S.
3
7. Identify engine family and engine model for specific Caterpillar engine.
m
o !
8. Perform remove and install cylinder head following Service Manual procedure.
co
e
9. Perform assembly and disassembly components on cylinder head, piston & connecting
ft.
ca t
rod.
a
ns
10.Judge the reusability of each component on cylinder head, piston and connecting rod
re
3
Engine
l
ia
Berdasarkan fungsinya maka terminologi engine pada Caterpillar biasa
Tr
digunakan sebagai sumber tenaga atau penggerak utama (prime power) pada
machine, genset, kapal (marine vessel ) ataupun berbagai macam peralatan industri.
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
w
F
PD
Gambar 1.1
Engine
4
I.2. Klasifikasi Engine
Saat ini untuk mengerjakan berbagai macam jenis pekerjaan yang berbeda sudah banyak sekali jenis engine yang dirancang
l
oleh manusia. Secara umum penggolongan berbagai jenis engine yang saat ini biasa dipakai dapat dilihat pada bagan berikut ini:
ia
Tr
Engine
3
Eksternal Combustion Internal Combustion
m
o !
co
e
Turbine Piston Turbine Piston Wankel/Rotary
ft.
ca t
(Turbin Pesawat Terbang) (Mobil)
.s a
ns
w e
Steam Turbine Steam Machine Diesel Spark Ignited
(Pembangkit Listrik Tenaga Uap) w r
(Kereta Api Uap)
C
w Two
Stroke
Four
Stroke
Gas
Engine
Petrol
Engine
F
PD
Gambar1.2
5
Dari bagan tersebut maka penggolongan yang pertama dilakukan
adalah membagi engine berdasarkan tempat terjadinya proses pembakaran
dan tempat perubahan energi panas menjadi energi gerak. Apabila kedua
peristiwa tadi terjadi dalam ruang yang sama maka engine tersebut
dikategorikan sebagai engine dengan jenis internal combustion. Sedangkan
apabila ruang tersebut terpisah maka engine tersebut dikategorikan sebagai
engine eksternal combustion.
Eksternal combustion engine selanjutnya dapat dibagi menjadi dua
golongan, yaitu: turbine dan piston. Pada engine jenis internal combustion
l
ia
penggolongan engine selanjutnya terdiri dari: engine piston, turbine dan
wenkel atau rotar . Berdasarkan perlu tidaknya percikan bunga api untuk
Tr
proses pembakaran maka engine piston dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
engine diesel dan engine spark ignited. Merujuk pada banyaknya langkah
3
yang diperlukan untuk mendapat satu langkah power maka diesel engine
m
dibagi menjadi engine diesel dua langkah (two stroke) dan empat langkah
o !
co
e
(four stroke). Selanjutnya engine diesel empat langkah digolongkan lagi
ft.
ca t
berdasarkan cara pemasukan bahan bakar ke dalam ruang bakar menjadi dua
a
ns
jenis bahan bakar yang digunakan, yaitu: engine berbahan bakar gas dan
C
w
bensin.
w
w
Caterpillar hanya memp roduksi jenis engine diesel empat langkah dan
F
gas engine saja. Tetapi pada pembahasan kali ini topik yang akan dibatasi
PD
6
Bottom dead center/titik mati bawah: Posisi paling bawah dari
gerakan piston.
l
ia
Tr
Gambar 1.2
3
Gambar TDC dan BDC
m
o !
co
Bore: Diameter combustion chamber (ruang bakar).
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
w
F
PD
Gambar 1.3
Gambar Bore
7
Gambar 1.4
l
ia
Gambar Stroke
Tr
Displacement: Bore Area X Stroke .
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
Gambar 1.5
w
F
Gambar Displacement
PD
8
l
Gambar 1.6
ia
Gambar Compression Ratio
Tr
Friction/gesekan: Friction adalah tahanan yang timbul dari gesekan
3
antara dua permukaan yang saling bergerak relatif satu sama lain.
Contoh: Friction yang terjadi antara piston dan dinding liner pada
m
o !
co
saat piston bergerak ke atas dan ke bawah. Friction menimbulkan
e
ft.
benda yang bila diam akan tetap diam atau benda yang bergerak
w
w
9
Selain istilah-istilah di atas harus diketahui juga nama-nama komponen
dasar engine yang membentuk combustion chamber (ruang bakar), yaitu:
l
ia
Tr
Gambar 1.7
3
Komponen Engine Pembentuk Ruang Bakar
m
o !
co
No 1: Cylinder Liner
e
ft.
No 2: Piston
ca t
a
No 3: Intake valve
ns
re
No 4: Exhaust valve
No 5: Cylinder Head
.s
C
w
w
Adapun proses kerja siklus motor bakar empat langkah dapat diuraikan
sebagai berikut:
Langkah Hisap (suction/intake stroke ).
Pada langkah ini piston bergerak dari titik mati atas menuju titik
mati bawah. Katup hisap terbuka sehingga akibat kevakuman yang
terjadi dari ekspansi volume pada ruang bakar maka udara dari luar
dapat masuk ke dalam ruang bakar melalui katup hisap yang
terbuka. Pada motor bakar yang dilengkapi dengan turbocharger
maka udara yang masuk ke ruang bakar akan lebih banyak lagi
10
dikarenakan adanya dorongan dari sisi tekan compressor wheel
pada turbocharger.
Langkah Kompresi (compression stroke ).
Setelah piston mencapai titik mati bawah maka arah piston akan
berbalik menuju kembali ke titik mati atas, hanya saja pada langkah
ini tidak ada katup yang membuka. Sebagai akibat dari mengecilnya
volume ruang bakar maka udara yang ada di dalam ruang bakar
menjadi terkompresi. Dengan kompresi rasio yang berkisar antara
19 : 1 sampai 23 : 1 maka pengkompresian udara pada ruang
l
ia
bakar akan menghasilkan panas kompresi (heat compression) yang
tinggi (kurang lebih berkisar 1000 o F).
Tr
Beberapa derajat sebelum piston mencapai titik mati atas bahan
bakar solar di-injeksikan melalui nozle ke dalam ruang bakar,
penginjeksiannya harus 3
menggunakan tekanan yang tinggi
m
sehingga solar yang di semprotkan ke dalam ruang bakar berubah
o !
co
e
menjadi butiran-butiran cairan solar yang sangat halus seperti
ft.
ca t
11
membuka. Gas sisa hasil pembakaran di dorong keluar oleh piston
melalui katup buang. Selanjutnya melalui mufler gas tersebut akan
dilepas ke atmosfir. Kecuali untuk motor bakar diesel yang
diperlengkapi dengan turbocharger maka sebelum masuk ke dalam
mufler gas tersebut masih dimanfaatkan untuk memutarkan sudu-
sudu turbin pada turbin wheel.
Demikian siklus ini terjadi secara terus menerus pada motor bakar
diesel. Ilustrasi dari proses kerja diesel empat langkah dapat dilihat pada
l
ia
gambar di bawah ini. Urutan gambar dari kiri ke kanan memperlihatkan
kondisi: akhir langkah hisap, akhir langkah kompresi, awal langkah power dan
Tr
awal langkah buang.
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
Gambar 1.8
w
F
12
memutarkan engine. Udara yang mengandung bahan Oksigen diperlukan
untuk membakar bahan bakar. Sementara bahan bakar menghasilkan gaya.
Ketika bahan bakar dikabutkan di ruang bakar maka bahan bakar akan sangat
mudah untuk dinyalakan dan akan terbakar dengan effisien. Pembakaran
dapat terjadi ketika campuran bahan bakar dan udara dikompresikan sampai
dihasilkan panas yang cukup (+ 1000oF) sehingga dapat menyala tanpa
bantuan percikan bunga api.
Selanjutnya dari ketiga faktor yang sudah disebutkan di atas maka
terdapat tiga faktor lagi yang mengontrol hasil pembakaran:
l
ia
1. Volume udara yang dikompresikan. Makin banyak udara yang
dikompresikan maka makin tinggi temperatur yang dihasilkan.
Tr
Apabila jumlah udara yang dikompresikan mencukupi maka
akan dihasilkan panas yang temperaturnya di atas temperatur
penyalaan bahan bakar. 3
2.
m
Jenis bahan bakar yang dipergunakan jenis bahan bakar
o !
co
e
mempengaruhi karena bahan bakar yang jenisnya berbeda akan
ft.
ca t
Engine power ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu: torque dan Rpm
Rumus untuk horsepower:
TorqueRpm
Hp
5252
13
I.6. Istilah Pada Tenaga Keluaran Engine
l
ia
Tr
Gambar 1.9
Pemanfaatan Tenaga Engine Untuk Mendorong Tanah
3
Torque: Torque (momen puntir atau torsi) adalah gaya puntir.
m
o !
Crankshaft membuat torque menjadi gaya di flywhell, torque
co
e
converter atau bagian mekanis lainnya untuk berputar.
ft.
ca t
a
ns
hp
Torque 5252
w
(Lb. ft )
F
rpm
PD
14
l
ia
Gambar 1.10
Kurva Karakteristik Torsi dan HP vs RPM
Tr
Keterangan:
digunakan untuk melakukan kerja. Brake horse power itu lebih kecil
C
w
15
bahan bakar atau jumlah panas yang dipindahkan dari suatu benda
ke benda lainnya. Satu BTU adalah jumlah panas yang dibutuhkan
untuk menaikkan panas satu pound air sebesar satu derajat
Fahrenheit.
l
ia
Tr
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
Gambar 1.11
a
ns
bunga api: Perbedaan yang nyata antara diesel dan motor bensin
w
w
Bentuk ruang bakar diesel engine: Diesel engine dan motor bensin
Memiliki ruang bakar yang berbeda bentuknya. Pada diesel engine
ruang di antara cylinder head dan piston pada saat titik mati atas
sangat kecil sehingga menghasilkan perbandingan tekanan yang
tinggi.
16
Bentuk ruang bakar motor bensin: Pada motor bensin ruang bakar
ada di cylinder head. Ruangan di antara piston dan cylinder head
lebih besar dari pada diesel , sehingga rasio kompresinya lebih kecil.
l
ia
menjadi gerakan dengan menggunakan siklus empat langkah.
Tr
Diesel engine lebih hemat bahan bakar: Pada waktu beroperasi,
diesel engine umumnya lebih hemat dalam pemakaian bahan bakar
3
dibanding motor bensin. Dimana dengan sedikit bahan bakar, diesel
engine dapat menghasilkan tenaga yang lebih besar dibandingkan
m
o !
co
motor bensin. Hal tersebut terjadi karena solar memiliki kandungan
e
ft.
bensin.
ns
re
.s
C
w
w
w
F
PD
Gambar 1.12
Panas yang dikandung dalam bensin dan solar
Diesel engine lebih berat: Diesel engine pada umumnya lebih berat
dari pada motor bensin, karena konstruksi dan material bahan
17
pembuat diesel engine harus tahan terhadap tekanan dan
temperatur tinggi dari pembakaran.
l
ia
I.8. Spark Ignited Engines
Tr
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
Gambar 1.13
w
18
Sampai saat ini Gas engine Caterpillar tersedia dengan tipe 3300,
3400, 3500 dan 3600. Dengan aplikasi pemakaian untuk penerangan dan
penyaluran gas di lapangan natural ga s, pengairan, pemompaan dan power
cogeneration plant.
l
ia
Tr
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
w
F
PD
19
Engine
l
Engine block adalah bagian utama yang mendukung semua komponen
ia
engine.
Tr
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
II.1.2. Cylinder
20
Gb. 2.15 Cylinder
l
ia
II.1.3. Cylinder Liner
Tr
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
dengan piston.
Terdapat dua jenis Cylinder Liner : Wet type cylinder liner (tipe basah)
dan dry type (tipe kering). Liner basah mempunyai o-ring yang menyekat
selubung air dan mencegah bocornya pendingin.
Dry liner atau biasa juga disebut sleeve dipakai untuk memperbaiki
parent bore yang mengalami kerusakan. Liner semacam ini disebut “dry“
karena sangat merapat pada dinding lubang cylinder di block engine tanpa
ada air yang berkontak langsung dengannya.
21
II.1.4. Piston
l
ia
Tr
Gb. 2.16 Piston
3
m
Piston terpasang sempurna di dalam tiap cylinder liner dimana bisa
o !
co
e
bergerak ke atas dan ke bawah selama proses pembakaran. Bagian atas
ft.
ca t
beam.
w
F
satu.
3. Articulated, forged steel crown dengan pin bore dan bushing,
dimana cast aluminium skirt terpisah. Dua bagian ini disatukan
dengan wrist pin .
4. Tipe yang umum ialah piston tunggal cast aluminium dengan piston
ring belt (sabuk baja) sebagai tempat ring piston .
Berdasarkan sistem bahan bakar dan bentuk ruang bakar maka dikenal
dua macam piston, yaitu:
22
2. Direct injection piston tidak mempunyai heat plug.
Adapun jenis piston ring yang terpasang pada piston adalah sebagai
berikut:
l
ia
Biasanya hanya terdapat satu oil control ring di bawah dua
compression ring, oil control ring melumasi dinding cylinder liner
Tr
pada saat piston bergerak ke atas dan ke bawah. Lapisan oli
mengurangi keausan cylinder liner dan piston.
3
II.1.5. Connecting Rod
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
w
F
PD
23
l
ia
Tr
II.1.6. Crankshaft
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
w
F
24
Gb. 2.7 Oil Passage Di dalam Crangshaft
l
ia
Untuk mengurangi gerak maju atau mundur pada crankshaft (gerakan
Tr
maju-mundur crankshaft tersebut biasa disebut End Play) maka dipasanglah
thrust main bearing. Ada dua macam thrust main bearing, yaitu:
II.1.7. Flywheel
a
ns
dan gaya momentum flywheel menjaga crankshaft tetap berputar mulus pada
C
w
Pada bagian luar terdapat komponen ring gear melingkari flywheel. Ring
gear dipergunakan sebagai roda gigi yang spline dengan pinion starting motor
untuk start engine.
II.1.8. Camshaft
25
Camshaft digerakkan oleh roda gigi crankshaft. Bila camshaft berputar
maka cam lobe berputar. Komponen valve (klep) yang terhubung ke camshaft
akan ikut bergerak naik dan turun. Bila permukaan lobe berada di atas, valve
akan terbuka. Putaran camshaft adalah setengah putaran crankshaft sehingga
valve membuka dan menutup pada waktu yang tepat selama proses empat
langkah.
Bagian camshaft yang mendorong valve adalah camshat lobe. Masing-
masing lobe mengoperasikan (1) Intake dan (2) Exhaust valve untuk setiap
cylinder. Beberapa cam memiliki lobe untuk menyemprotkan bahan bakar.
l
ia
Lobe ini akan menekan unit injector. Lobe tersebut akan mengatur kapan
bahan bakar disemprotkan ke combustion chamber.
Tr
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
1. Base Circle
2. Ramps
3. Nose
Jarak dari base circle ke puncak nose disebut lift . Cam Lift menentukan
seberapa jauh valve dibuka. Selain itu bentuk kelandaian ramp juga
menentukan kecepatan membuka dan menutup valve, sedangkan bentuk
nose akan menentukan berapa lama valve tersebut membuka penuh.
26
Misal : 1. Kecepatan atau waktu yang dibutuhkan untuk bergerak dari valve
tertutup menjadi terbuka penuh.
2. Lamanya atau duration valve dalam keadaan terbuka.
3. Kecepatan atau waktu yang dibutuhkan untuk bergerak dari valve
terbuka penuh menjadi tertutup.
l
ia
Camshaft menggerakkan push rod sehingga mengangkat rocker arm.
Tr
II.1.10. Valve Lifters
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
w
F
PD
27
Valve lifter atau cam follower
bertumpu pada setiap lobe camshaft.
l
ia
Tr
Ada 2 tipe valve lifter, yaitu:
1. Slipper follower
2. Roller follower
3
m
Roller Follower
o !
Gb. 2.19 Valve Lifter
co
e
Roller follower memiliki roda baja
ft.
ca t
lobe.
re
.s
C
w
w
w
F
menyerupai flywheel kecil ini berfungsi untuk meredam getaran yang terjadi
akibat putaran crankshaft (torsional vibration).
28
Gb. 2.20 Vibration Damper
l
ia
Ada dua jenis peredam getar, yakni:
Tr
1. Peredam karet (rubber damper), yaitu peredam yang menggunakan
karet padat untuk menyerap getaran.
3
2. Peredam cairan kental (viscous damper), yaitu peredam yang di
m
dalamnya menggunakan cairan kental (oli berat) untuk menyerap
o !
co
e
getaran.
ft.
ca t
a
ns
dapat membuka dan menutup dengan timing yang tepat, dan agar bahan
w
w
1. Cylinder head
2. Valve cover (tutup klep)
3. Bridge
4. Valve spring assemblies
5. Valve guide
6. Valve seat insert
7. Valve
8. Rocker arm
29
l
Gb. 2.8 Komponen Valve Train
ia
Tr
II.3 Gear Train Assembly
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
w
F
30
II.3.1. Komponen Seperangkat Roda Gigi
l
ia
Tr
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
31
Engine
l
panas dan gas pembakaran. Tiap hambatan terhadap aliran udara atau gas
ia
pembakaran yang melalui sistem akan mengurangi kinerja engine .
Tr
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
32
l
ia
Gb. 3.1b Komponen Dasar Air Induction System
Tr
Untuk melakukan pekerjaan dan perbaikan pada sistem udara pada
3
engine, maka penting untuk memahami aliran udara melalui sistem dan
m
o !
co
fungsi tiap komponen. Juga penting untuk memahami bentuk komponen
e
ft.
terdapat di dalam udara. Udara bersih merupakan masalah kritis bagi unjuk
w
engine. Jenis precleaner umum yang biasa digunakan ada dua jenis yaitu:
PD
Cyclone Tube
Full View
Kotoran yang tersaring oleh precleaner selanjutnya akan dibuang ke
atmosfer melalui komponen dust ejector.
33
2. Menambah tenaga engine (horsepower).
Turbocharger menyediakan lebih banyak udara ke dalam engine sehingga
memungkinkan lebih banyak bahan bakar yang dapat dibakar.
l
ia
disebut boost.
Tr
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
Waste gate: Waste gate adalah bagian dari beberapa turbocharger. Apabila
w
F
boost lebih besar dari yang dianjurkan, maka waste gate terbuka untuk
PD
34
Aftercooler: Turbocharger menaikkan suhu udara masuk sekitar 300 derajat
F. Udara masuk yang panas, kurang padat. Aftercooler mengambil panas
dari udara masuk.
l
ia
Exhaust Manifold: Udara masuk ke dalam ruang bakar dimana terjadi
pembakaran. Gas hasil pembakaran keluar melalui lubang keluar dan masuk
Tr
ke dalam exhaust manifold . Exhaust manifold terpasang pada cylinder head
dan tepat pada lubang keluar untuk gas buang.
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
w
F
Exhaust Stack: Setelah gas buang melalui muffler, maka gas buang tadi
melewati exhaust stack (pipa keluar). Stack (pipa) ini mengeluarkan gas
buang agar menjauh dari operator. Gas buang masuk ke atmosfer melalui
stack tadi. Sebagai tambahan pada komponen dasar anda juga perlu
35
memahami mengenai engine marine dan industrial yang mungkin memakai
(1) water cooled exhaust manifold dan (2) water cooled turbocharger.
l
ia
Tr
Gb. 3.4 Exhaust Stack
Panas selalu pindah dari sumber panas yang satu (1) ke sumber panas
w
w
yang lebih dingin (2). Sumber panas dan sasaran panas dapat berupa logam,
w
F
cairan atau udara. Apabila perbedaan suhu tersebut semakin jauh maka
PD
36
III.2.1. Bagian-Bagian Sistem Pendingin
l
ia
Tr
Gb. 3.5 Skema Sistem Pendingin Engine
oleh tali kipas terletak dekat radiator berguna untuk menambah aliran udara
ns
re
Water pump: Water pump terdiri dari sebuah impeller dengan kipas-kipas
C
w
37
Oil cooler (pendingin oli): Dari saluran keluar water pump, cairan pendingin
mengalir ke oil cooler. Oil cooler terdiri dari satu set tabung dalam
rumahnya. Pada contoh ini cairan pendingin mengalir melalui tabung-tabung
membuang panas oli yang ada di sekeliling tabung. Oil cooler membuang
panas dari oli pelumas sehingga sifat-sifat dan konsentrasi oli tetap
terpelihara.
l
ia
Tr
3
m
o !
co
e
ft.
After Cooler: Dari oil cooler, cairan pendingin mengalir ke engine block atau
.s
C
After cooler membuang panas dari udara yang masuk. Pada jacket water
after cooler sistem pendingin membuang panas dari udara. Konstruksi
aftercooler seperti radiator dengan tabung-tabung dan sirip-sirip. Udara
panas yang ditekan oleh turbo melewati sirip-sirip dan memindahkan panas
ke air pendingin di dalam tabung.
38
l
Gb. 3.8 After Cooler
ia
Water Jacket: Dari aftercooler, air pendingin mengalir ke engine block dan
Tr
di sekitar cylinder liner. Membuang panas yang tidak berguna dari piston,
ring dan liner. Rongga-rongga tempat air tersebut disebut water jacket.
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
w
F
Cylinder head: Air pendingin bergerak dari lubang-ubang pada engine block
menuju cylinder head, mengambil panas dari valve seat dan valve guide.
39
melalui radiator, kadang-kadang ke pipa bypass untuk kembali ke pompa air
(water pump). Bila engine dingin, regulator menutup. Air pendingin
mengalir kembali ke water pump, tidak melalui radiator, tetapi melalui pipa
bypass. Ini akan membantu mempercepat memanaskan engine . Bila engine
mulai panas, suhu air pendingin mulai naik sampai mencapai suhu
pembukaan radiator. Bila regulator membuka lebih lebar dan lebih banyak
lagi air yang menuju radiator.
l
ia
Tr
3
m
o !
co
e
ft.
Bila anda berada pada permukaan yang lebih tinggi, titik didih akan turun.
Bila sistem pendingin tidak bertekanan, maka air pendingin cepat mendidih
sehingga mempercepat kerusakan engine.
40
l
ia
Gb. 3.11 Radiator
Fan (Kipas)
Tr
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
w
F
41
III.2.2. Variasi Pada Sistem Pendingin
l
mesin.
ia
Pada saluran gas buang yang didinginkan, air pendingin mengalir di sekitar
Tr
lubang-lubang saluran gas buang.
3
Elemen kondisioner air pendingin/coolant conditioner element
m
Pilihan lain pada sistem pendingin adalah menggunakan elemen kondisioner
o !
co
e
air pendingin bila perlu.
ft.
ca t
Elemen kondisioner air pendingin mengalir bersama air pendingin. Anti karat
a
ns
engine bekerja.
.s
C
w
pompa air digerakkan oleh roda gigi, berarti aliran air pendingin juga
PD
42
l
Gb.3.13 Sistem Pendinginan pada Truk Jalan Raya
ia
Tr
Shunt line/pipa pararel
Bila kecepatan truck berubah, kecepatan pompa air juga berubah, namun
demikian aliran air pendingin tidak terlalu cepat berubah sehingga terdapat
3
perbedaan tekanan dipompa air. Shunt line menyediakan air yang cukup ke
m
o !
co
saluran masuk pompa air untuk menjaga tekanan dan mencegah air
e
ft.
mendidih. Air pendingin pada saluran masuk pompa dapat mendidih karena
ca t
a
43
dipasang pengatur suhu (temperature regulator). Air pendingin mengalir
melalui keel cooler.
Keel cooler adalah tabung-tabung yang dililitkan atau dilas ke lambung
kapal. Air mengalir dari expansion tank (1) ke pompa air (water pump) (2)
terus mengalir ke engine dan keel cooler (3) dimana air laut mendinginkan
air pendingin.
l
ia
Tr
3
m
o !
co
e
Gb.3.14 Keel Cooler
ft.
ca t
a
Heat exchanger
ns
re
Sistem pendingin ini terdiri dari pompa air (water pump), lubang-lubang
.s
aliran air, saluran gas buang yang didinginkan oleh air (water cooled
C
w
44
l
Gb. 3.15 Heat exchanger
ia
Zinc Rod (batang seng)
Tr
Zinc rod dipasang pada engine kapal untuk mengurangi karat. Seng lebih
rentan pada karat dari pada logam lain di sistem pendingin. Bila seng dilalui
3
air laut, seng tersebut lebih cepat berkarat. Proses berkarat karena air laut
m
ini disebut korosi galvanic. Batang seng disebut “Anoda yang berkorban”
o !
co
e
sebab dia dirancang untuk berkarat dari pada benda lain. Batang seng harus
ft.
ca t
45
umum, bertambah banyak bahan bakar yang diterima engine, maka
bertambah torque yang tersedia pada flywheel.
Sistem bahan bakar memberikan bahan bakar yang bersih pada saat
yang tepat dan pada jumlah yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan
horsepower yang diperlukan.
l
ia
Tr
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
46
Tangki bahan bakar
Tanki bahan bakar adalah tempat menyimpan bahan bakar.
Tangki bahan bakar tersedia dalam bermacam-macam ukuran.
Anda dapat menjumpai tangki bahan bakar yang terletak pada beberapa
posisi tergantung pada pemakaiannya.
l
ia
bakar mengalir dari transfer pump ke injection pump
Primary fuel filter
Tr
Fuel Transfer Pump menghisap bahan bakar dari tangki, melalui primary
fuel filter.
3
Primary fuel filter juga menjaring kotoran kasar yang terdapat di dalam
bahan bakar.
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
w
F
PD
47
l
Gb. 3.19 Water separator
ia
Tr
Fuel Transfer Pump
Dari primary fuel filter, bahan bakar mengalir masuk ke transfer pump.
Transfer pump menyedot bahan bakar melalui bagian hisap yang
bertekanan rendah dari sistem bahan bakar.
3
m
o !
Kegunaan yang utama dari fuel transfer pump adalah untuk menjaga
co
e
ft.
pasokan yang cukup bahan bakar yang bersih di dalam injection pump.
ca t
a
ns
re
dalam filter kedua atau terakhir. Saringan bahan bakar menjaring partikel
w
(kotoran) yang sangat halus yang terdapat di dalam bahan bakar yang
w
F
Filter terakhir terletak atau terpasang di antara transfer pump dan rumah
injection pump. tidak seperti filter oli, maka filter bahan bakar tidak
mempunyai bypass valve. Apabila filter menjadi buntu, maka aliran bahan
bakar berhenti dan engine akan mati. Hal ini untuk melindungi engine dari
bahan bakar yang kotor.
Priming pump
Secara umum filter bahan bakar terakhir terpasang bersamaan dengan
priming pump pada base nya. Anda dapat menggunakan priming pump
48
untuk memperlancar pengisian fuel apabila anda telah selesai melepas
rumah pompa karena sesuatu perbaikan.
Pompa ini juga digunakan untuk memperlancar pengisian bahan bakar pada
sistem setelah dilakukan penggantian fuel filter.
l
ia
Tr
Gb. 3.20 Priming Pump
Fuel Injection Pump Housing
3
m
o !
Bahan bakar keluar dari fuel filter terakhir lalu mengalir masuk ke dalam
co
e
ft.
49
Pada sistem yang memakai pompa dan pipa saluran bahan bakar, maka
pipa baja saluran bahan bakar yang bertekanan tinggi menghubungkan
injection pump ke nozzle. Bagian yang bertekanan tinggi dari sistem bahan
bakar terdiri dari pipa saluran bakar yang bertekanan tinggi dan nozzle.
l
ia
Tr
Gb. 3.22 High Pressure Fuel Lines
3
Nozzle
m
o !
co
e
Bahan bakar mengalir melalui pipa bahan bakar yang bertekanan tinggi
ft.
ca t
Nozzle mempunyai valve yang akan terbuka apabila tekanan bahan bakar
re
Apabila valve terbuka, maka bahan bakar akan mengabut dan disemprotkan
w
50
l
Gb. 3.23 Nozzle
ia
Fuel Return Lines
Tr
Lebih banyak bahan bakar yang tersedia di dalam rumah injection pump
dari pada yang dipakai engine .
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
w
F
51
Fuel Shutoff (pemutus bahan bakar)
l
ia
Tr
3
Gb. 3.25 Fuel Shutoff
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
w
F
PD
52
III.3.1. Rancangan Ruang Pembakaran
l
ia
Gb. 3.26 Dua Tipe Ruang Bakar
Tr
Rancangan ruang pembakaran mempengaruhi efisiensi dan kinerja dari
3
engine. Rancangan piston dan metode yang digunakan untuk menginjeksikan
m
bahan bakar ke dalam silinder menentukan seberapa cepat dan sempurnanya
o !
co
e
bahan bakar terbakar.
ft.
ca t
Pada sistem yang memakai pompa dan pipa saluran bahan bakar
a
ns
Pada sistem EUI, hanya ada satu jenis dasar dari ruang pembakaran yaitu DI.
w
F
53
Pada beberapa engine, dipakai glow plug untuk memanaskan udara ketika
menghidupkan engine . Untuk mencegah timbul lubang karena terbakar
pada puncak piston , maka piston PC mempunyai heat plug baja yang
terpasang dekat bagian tengah puncak piston.
l
ia
Tr
3
m
o !
co
e
Gb. 3.27 EUI System
ft.
ca t
a
ns
yang sama seperti pada yang memakai sistem dengan pompa dan pipa
.s
C
Sistem EUI memakai (1) fuel tank, (2) primary fuel filter, (3) fuel
w
w
F
yang memakai pump dan lines system (sistem yang memakai pompa dan pipa
saluran bahan bakar).
Fuel Manifold: Bahan bakar keluar filter akhir lalu masuk ke dalam fuel
manifold (saluran bahan bakar). Manifold bahan bakar biasanya bagian dari
block engine. Manifold ini berisi bahan bakar.
Electronic unit injector: Fuel injection pump (pompa injeksi bahan bakar),
pipa bertekanan tinggi, dan nozzle diganti dengan komponen tunggal yang
disebut unit injector. Electronic unit injector terpasang pada cylinder head.
54
Bahan bakar yang berada di dalam manifold masuk ke dalam injector, yang
menakar, menekan, dan menginjeksikan bahan bakar.
Electronic unit injector dapat dikenal dari solenoid yang terpasang pada
dekat bagian atasnya.
l
ia
Tr
3
m
Gb. 3.28 Electronic Unit Injector
o !
co
e
Electronic control module: Pada sistem EUI, mechanical governor, timing
ft.
ca t
55
III.3.3 Governor & Rack
Durasi injeksi bahan bakar (fuel injection duration) ini dikontrol oleh
governor dan rack, terus ke segment pada plunger untuk mengatur posisi
scroll melalui perputaran plunger di dalam barrel.
Jika engine membutuhkan bahan bakar (fuel) lebih banyak, hanya dapat
dilakukan dengan menaikkan durasi injeksi bahan bakar (fuel injection
duration).
l
ia
Tr
3
m
o !
co
e
ft.
Fuel Control Rack: Rack adalah suatu batang dengan sejumlah jajaran gigi
re
56
Scroll Position: Perputaran plunger di lubang barrel dengan posisi scroll
tetap mempertahankan port dalam keadaan tertutup (menambah bahan
bakar), disebut fuel on position (1). Pergerakan rack yang menyebabkan
posisi scroll membuat port terbuka sehingga bahan bakar (fuel) dapat
mengalir dari inlet port ke outlet port dan terus ke tangki (return line),
disebut fuel off position.
l
ia
Tr
3
m
o !
co
e
Gb. 3.32 Scroll Position
ft.
ca t
a
(flyweight force = spring force), kondisi ini disebut balance position dan
PD
engine beroperasi pada putaran konstan (stable rpm). Jumlah bahan bakar
yang dibutuhkan (fuel delivery), secara langsung berkaitan dengan engine
rpm dan horsepower yang dihasilkan (output HP). Penambahan fuel delivery
berarti meningkatkan engine output (rpm atau HP). Governor mengatur
jumlah bahan bakar yang dibutuhkan untuk mengontrol putaran engine
(rpm), antara kebutuhan putaran rendah (low idle rpm setting) dan putaran
tinggi (high idle rpm setting). Penempatan atau posisi governor biasanya
dipasang di belakang fuel injection pump (FIP).
Timing advance
57
Setiap perubahan beban (engine load) dan putaran ( engine rpm),
bahan bakar (fuel) yang harus diinjeksiksn juga terjadi dalam derajat waktu
yang berbeda untuk tiap-tiap perubahan. Hal ini bertujuan untuk
mempertahankan atau memperoleh saat yang tepat, bagi bahan bakar
untuk terbakar.
Jika putaran engine naik, maka bahan bakar yang akan diinjeksikan
atau disemprotkan ke dalam silinder harus lebih cepat. Peristiwa ini
dinamakan dengan istilah “timing advance”. Demikian pula sebaliknya,
dengan peristiwa yang berlawanan disebut “timing retard”.
l
ia
Timing advance unit dengan penempatan posisi satu poros bersama
FIP camshaft, akan memajukan ( advance) atau memundurkan (retard)
Tr
waktu penyemprotan bahan bakar (fuel injection timing), yang bergantung
pada cepat atau lambatnya putaran engine .
3
Waktu penyemprotan bahan bakar (fuel injection timing) dapat
dimajukan atau dimundurkan.
m
o !
co
e
Advance timing: Bahan bakar diinjeksikan/disemprotkan lebih cepat
ft.
ca t
ditunjang oleh sistem pemasukan udara (air induction & exhaust system )
w
yang baik. Dimana sistem pemasukan udara adalah hal yang vital, karena
w
F
bahan bakar tidak akan terbakar sempurna tanpa udara yang cukup.
PD
Karena itu penerapan fuel ratio control yang dipasang pada governor
bermanfaat untuk membuat gas buang lebih bersih, mencegah timbulnya
asap hitam yang berlebihan dan pemakaian bahan bakar lebih effisien.
58
III.3.4. Sistem Electronic Unit Injection (EUI)
l
ia
Gb. 21.33 ECM
Tr
Pada sistem electronic unit injection (EUI), mechanical governor,
timing advance dan fuel ratio control, diganti dengan electronic control
3
module (ECM) dan sejumlah solenoid atau sensor.
m
Timing wheel & sensor: Sebagai pengganti timing advance mechanism,
o !
co
e
timing wheel dan sensor memonitor engine rpm secara electronik.
ft.
ca t
tepat.
.s
ECM merasakan putaran engine (rpm) dan beban (load), serta mengatur
C
w
59
III.4. Sistem Pelumasan
l
III.4.1. Komponen Sistem Pelumasan
ia
Sistem pelumasan terdiri dari: (1) oil pan, (2) suction bell (3) oil pump,
Tr
(4) pressure relief valve, (5) oil filter with bypass valve , (6) engine oil cooler
with bypass valve, (7) main oil gallery, (8) piston cooling jet, (9) crankcase
3
breather connecting lines dan pipes dan oli sendiri.
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
w
F
PD
Oil pan: Oil pan atau sump berfungsi sebagai tempat atau penampung oli.
Oil pan juga membuang pan as dari oli ke atmosfer. Oil pan terpasang pada
bagian bawah dari blok engine .
60
l
Gb.3.35 Oil Pan
ia
Tr
Suction bell dan inlet screen: Dari oil pan, oli masuk melewati saringan
masuk dan terus ke suction bell . Saringan masuk mencegah masuknya
kotoran kasar ke dalam sistem oli pelumasan.
3
Suction bell mengirim oli ke oil pump (pompa oli).
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
w
F
PD
61
Dari oil pump, oli mengalir melalui oil cooler. Oil cooler berfungsi
menyerap panas dari oli. Oli mengisi rumah oil cooler. Di dalam rumah oil
cooler terdapat beberapa pipa yang dialiri oleh air pendingin engine . Panas
berpindah dari oli ke air pendingin engine. Oil cooler juga mempunyai
bypass valve .
l
ia
Tr
3
Gb. 3.37 Oil Pump dan Relief Valve
m
o !
co
e
Oil filter dan bypass valve
ft.
ca t
Oli mengalir dari oil cooler ke oil filter. Sistem pelumasan ada yang
a
ns
rancangannya. Filter menyaring kotoran dan partikel logam dari oli. Filter
.s
62
Pada sistem saringan dengan aliran penuh, maka 100% oli melewati
saringan.
Pada sistem ini harus mempunyai bypass valve.
Sistem dengan filter bypass memakai 2-buah filter. 90% dari oli mengalir
melalui filter biasa dan 10 % lagi mengalir melalui filter bypass.
l
Sistem filter bypass juga mempunyai bypass valve .
ia
1. Filter utama
Tr
2. Bypass filter
3. Oil pump
4. Engine atau komponen 3
m
o !
Oil gallery: Pada beberapa engine yang memakai turbocharger, maka oli
co
e
mengalir melalui filter ke turbocharger melalui saluran masuk.
ft.
ca t
a
Pada engine yang lain, oli yang bersih setelah disaring lalu masuk ke saluran
.s
oli utama.
C
w
Saluran oli ini merupakan saluran oli yang utama yang melalui block.
PD
Oil flow: Dari saluran oli, oli mengalir ke semua bagian yang bergerak dari
engine, termasuk main bearing (metal duduk) dan crankshaft.
63
2. Oil manifold
Pelumasan dinding cylinder : Oli mencapai dinding cylinder ketika oli keluar
dari connecting rod bearing dan menyemprot bagian bawah piston.
l
bergerak termasuk peralatan penggerak valve, rumah pompa injeksi, timing
ia
advance unit dan komponen lainnya.
Tr
Oli kembali ke oil pan melalui saluran.
normal ini.
a
ns
re
Jet pendingin piston, menyemprotkan oli kebagian bawah dari tiap piston
.s
C
w
64
Crankcase Breather: Crankcase breather mengeluarkan gas hasil
pembakaran bahan bakar yang bocor melalui ring piston. Hal ini akan
menjaga agar di dalam crankcase selalu bertekanan tetap. Breather ini
biasanya selalu terletak pada bagian atas engine. Breather ini
menyeimbangkan tekanan di dalam crankcase engine dengan tekanan di
luar engine sehingga memungkinkan oli dengan mudah kembali ke oil pan .
l
ia
Tr
3
m
o !
co
e
Gb. 3.40 Crankcase Breather
ft.
ca t
a
ns
re
Oil filter: Pada sisitim pelumasan, saringan oli memerlukan perawatan yang
sangat penting. Saringan ini akan menjadi kotor apabila tidak dirawat secara
.s
C
65
Sistem pelumasan memakai beberapa bypass valve dan relief valve
untuk mengamankan engine. Oil pump (1), memakai pressure relief valve
(2), sementara oil cooler (3), dan oil filter (4), memakai bypass valve (5).
l
ia
Pressure relief valve: Pressure relief valve biasanya terpasang dekat oil
Tr
pump.
Selama tekanan oli masih tinggi, maka valve akan tetap dalam keadaan
ca t
a
ns
terbuka.
re
Apabila relief valve membuka, maka sebagian oli kembali ke oil pan .
.s
C
Apabila tekanan oli turun sampai di bawah gaya tekan spring untuk
w
Oil cooler bypass valve: adalah valve pengarah, yang akan membuka
PD
apabila perbedaan tekanan antara oli yang akan masuk ke oil cooler lebih
besar dari gaya tekan spring untuk membuka valve.
Apabila valve terbuka, maka oli dialirkan di luar dari oil cooler.
Hal ini untuk meyakinkan bahwa sebagian oli akan mencapai bagian engine
yang penting apabila terjadi masalah pada oil cooler.
Apabila oli dalam keadaan dingin, maka oli tidak akan mengalir dengan baik
karena masih cukup kental. Hal ini akan menyebabkan valve membuka. Oil
cooler bypass valve biasanya terpasang di dalam oil cooler.
66
Oil filter bypass valve: Oil filter bypass valve adalah valve pengarah aliran oli
yang akan membuka apabila perbedaan tekanan antara oli yang akan
masuk ke filter lebih besar dari gaya tekan spring pada valve untuk
membuka. Apabila oli masih dalam keadaan kental karena masih dingin
seperti ketika engine baru dihidupkan atau pada waktu filter dalam keadaan
buntu, maka filter bypass valve membuka. Oli dialihkan dari oil filter agar
sebagian oli selalu dapat mencapai bearing dan komponen engine lainnya.
Hal ini untuk mengamankan engine dari kerusakan karena kekurangan oli.
l
ia
III.5. Starting System
Tr
III.5.1. Electrical Starting System
3
Starting sistem bekerja dengan memutar engine hingga tercapainya
m
tekanan dan temperature kompresi tertentu di dalam ruang bakar yang
o !
co
e
diperlukan untuk membakar bahan bakar. Pada semua starting sistem motor
ft.
ca t
67
4. Wire & kabel (kabel besar & kecil)
l
ia
Gb. 3.42 Electrical Starting System
Tr
Cranking/ Starting Motor: Suatu alat untuk memutar dan menghidupkan
3
engine, dengan mengubah tenaga dari aliran udara bertekanan menjadi
energi mekanik.
m
o !
co
e
ft.
Pinion: Roda gigi penghubung yang dipasang (spline ) di ujung poros (shaft)
ca t
a
dari starting motor, untuk selanjutnya berhubungan dengan ring gear pada
ns
re
Untuk beberapa mesin yang memakai master switch dan disconnects switch
ke battery, digunakan neutral switch sebagai safety untuk memutus arus
listrik ke starting motor , ketika transmisi dalam keadaan bekerja.
68
III.5.2. Air Starting System
l
ia
Gb. 3.42 Skematik Air Starting System
Tr
III.4.1.3.1. Komponen-Komponen Utama
5. Pinion
re
Sistem Operasi Air Starting System: Air starting sistem menggunakan udara
.s
C
Air starting sistem lazim diterapkan pada off highway truck. Kekurangannya
PD
adalah sistem ini hanya mempunyai satu atau dua kali kesempatan untuk
menghidupkan engine, jika dalam kesempatan yang ada engine tidak hidup
maka udaranya akan habis dan starting motor tidak dapat berfungsi.
69
Push Button Valve: On/off push button valve suatu tombol untuk mengatur
aliran udara yang ke relay valve diaphragm.
l
ia
Tr
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
w
F
PD
70
Engine
Karena cooling sistem merupakan salah satu hal yang vital dalam
l
kelancaran pengoperasian engine, maka perlu dilakukan beberapa prosedure
ia
pengujian untuk meyakinkan apakah cooling sistem bekerja dengan baik.
Tr
Check coolant level
Periksalah level air pendingin secara berkala sebelum engine dihidupkan.
3
Sistem pendingin bisa bertekanan. Ketika membuka tutup radiator,
m
kendurkan secara perlahan untuk menghindari kecelakaan terutama waktu
o !
co
sistem pendingin dalam keadaan panas. Selalu menggunakan petunjuk
e
ft.
temperatur titik beku lengkap dengan hasil yang langsung diketahui dalam
w
F
F atau
C.
PD
Temperatur titik beku akan terbaca pada garis lintang yang membatasi porsi
antara terang dan gelap di dalam sisi kaca. Bacalah temperatur pada daerah
skala untuk ethylene glycol.
71
Measuring coolant tester result
Lihat gambar:
1. Perhatikan “grafik kurva titik beku pada salah satu buku tersebut.
l
2. Masukkan data hasil pengujian ke dalam grafik temperatur titik beku.
ia
3. Temukan dan tarik garis “temperatur” (freezing point
F atau
C)
Tr
sampai memotong garis kurva titik beku yang ada di tengah gambar,
kemudian hubungkan dari titik perpotongan tersebut ke garis
“konsentrasi anti beku”
3
4. Bacalah nilai (%) konsentrasi antifreeze.
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
w
F
PD
Cara lain untuk mengetes konsentrasi antifreeze dalam air pendingin adalah
dengan menggunakan coolant test kit (8T5296 conditioner test kit ). Bola
yang mengapung di dalam pipet, menunjukkan konsentrasi dari antifreeze.
Cara pengetesan
72
Isi pipet yang berisi dua bola dengan air pendingin yang akan di tes.
Perhatikan beberapa jumlah bola yang mengapung di dalam pipet, lalu
bacalah hasil tes pada tabel intruksi yang didapat dalam tes kit (8T5296).
Contoh:
Jika kedua bola mengapung, maka konsentrai antifreeze dalam air
pendingin terlalu tinggi.
l
ia
Jika kedua tenggelam, maka konsentrasi anti freeze dalam air
pendingin terlalu rendah.
Tr
Konsentrasi yang baik yaitu salah satu bola tenggelam dan lainnya
mengapung.
3
m
o !
Coolant Conditioner Concentration
co
e
Konsentrasi antifeeze harus diketahui terlebih dahulu, sebelum melakukan
ft.
ca t
Dengan prosedur:
2) Tambahkan air tersebut dengan air bersih (aqua), hingga tinggi air pada
botol menunjukkan angka 10 mililiter.
73
4) Setelah itu, tuangkan solusi-A (cairan kuning) setetes demi setetes ke
dalam botol dan dikocok. Hitung berapa jumlah tetes yang dimasukkan,
sampai cairan di dalam botol berubah warna menjadi hijau, biru atau
abu-abu.
Hitungan jumlah tetes dari solusi-A tersebut, dimasukkan dan dibaca pada
l
tabel yang tersedia di dalam test-kit seperti di bawah ini:
ia
Tr
Antifreeze Antifreeze Kadar Hal-hal yang harus
NO
diperhatikan
0 ÷ 30 % 30 ÷ 60 % Conditioner
1 0 ÷ 6 tetes 0 ÷ 10 tetes
30 Perlu diisi conditioner
m
o !
co
e
2 7 ÷ 16 tetes 11 ÷ 20 tetes Kurang Tambah conditioner
ft.
ca t
a
Periksa kadar
Berlebihan
4 29 ÷ 51 tetes 33 ÷ 55 tetes
antifreeze
.s
C
w
Kurangi air
w
Berbahaya
w
F
pendingin, tambah
sangat
5 > 51 tetes > 55 tetes dengan air biasa dan
PD
berlebihan
periksa kembali
74
Setelah mengukur konsentrasi antifreeze dan coolant conditioner,
pastikanlah apakah campuran air pendingin (coolant mix) perlu diperiksa
dan disesuaikan (kadar conditioner ditambah atau dikurangi) :
1) Jika level air pendingin kurang tetapi konsentrasinya cukup atau sesuai
spesifikasi, tambahkanlah kekurangan tersebut dengan air yang kadar
conditionernya cukup pula.
l
ia
Selanjutnya lakukan pengetesan ulang, hingga diperoleh hasil yang
Tr
memadai. Jangan menambahkan conditioner, jika campurannya sudah pas.
3
Setiap melakukan service perawatan ( maintenance) pada sistem pendingin
m
(cooling system), periksalah kondisinya secara visual sekiranya ditemukan
o !
co
e
kandungan oli (1), solar (2) atau kotoran (3) pada air pendingin. Karena ini
ft.
ca t
75
2) Pasang tutup tersebut pada pompa tekan (pressurized pump) dengan
posisi yang telah tertentu.
5) Jika tidak sesuai dengan spesifikasi, berarti klep sudah rusak dan
gantilah dengan tutup yang baru. Demikian sebaliknya, tutup dapat
dipakai kembali.
l
ia
Radiator cap seal test
Tr
Lepaskanlah seal dari tutup radiator lalu periksa dan perhatikan apakah
terdapat kotoran, kerusakan pada permukaan atau putus. Jika masih baik
dapat digunakan kembali, atau sebaliknya ganti dengan yang baru.
3
m
o !
Temperature regulator test
co
e
Thermostat (water temperature regulator) harus diperiksa, disetiap
ft.
ca t
a
kerusakan engine .
w
w
w
F
2. Catat derajat temperatur yang tertera pada thermostat , atau lihat pada
service manual.
76
4. Panaskan air dan catat temperaturnya pada waktu thermostat membuka.
l
ia
Tr
IV.2. Sistem Test Lubrication 3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
w
F
PD
77
Oil pressure
Setiap kali menghidupkan engine , periksa tekanan oli pada oil pressure
gauge. Hal ini akan terbaca atau menunjukkan secara tepat, apabila engine
sudah beroperasi dalam keadaan normal. Untuk lebih memastikan
akuratnya pembacaan, hidupkan engine dan baca tekanan pada gauge , lalu
bandingkan dengan spesifikasi pada service manual.
l
analisa oli secara berkala, dengan sampel oli yang diambil setiap periode
ia
penggantian oli. Sampel oli ini dikirim ke laboratorium untuk di analisa,
Tr
untuk memperoleh informasi tentang kondisi oli dan keausan engine.
Untuk lebih jelasnya mengenai S.O.S dan prosedurnya, dapat dilihat pada
3
OMM (operation and maintenance manual) tentang prosedur umum
perawatan (general maintenance procedure).
m
o !
co
e
Oil level
ft.
ca t
a
Level oli (oil level) adalah suatu tanda yang digunakan untuk mengetahui
ns
jumlah atau kapasitas oli, dengan cara membaca garis batas yang terdapat
re
pada dipstick (yaitu: Full merupakan tanda untuk menyatakan jumlah oli
.s
C
Periksalah level oli secara berkala untuk memonitor pemakaian oli engine.
w
F
Berfungsi untuk memeriksa level oli dengan cara; tarik dipstick keluar dari
tempatnya (port) dan keringkan bagian ujung yang ada tanda Full dan Add,
kemudian masukkan kembali ke dalam port sampai maksimum. Setelah itu,
78
dipstick ditarik keluar kembali dan perhatikan bagian ujung yang basah oleh
oli. Bacalah posisinya berada pada Full dan Add , perlu ditambah atau tidak.
o Reading dipstick
1. Jika diukur pada waktu engine mati, bacalah tanda yang ada tanda atau
tulisan Engine Stop.
2. Jika diukur pada waktu engine hidup, bacalah tanda yang ada tanda
l
atau tulisan Engine Running.
ia
Tr
o Full & add marks
o Unmarked dipstick
a
ns
Untuk beberapa aplikasi engine, ada dipstick yang tidak memiliki tanda
re
“Low, Add atau Full”. Hal ini dikarenakan, posisi dari konstruksi engine
.s
C
Jika dijumpai hal seperti tersebut di atas, maka operator harus memberi
tanda sendiri pada dipstick sesuai petunjuk service manual dari aplikasi
engine yang dimaksud.
79
dalam pembacaan level oli (kurang atau berlebihan) dan dapat
berakibat fatal bagi engine .
o Effect of overfilling
l
ia
Tr
3
Selanjutnya pada bagian ini anda akan mempelajari mengenai
m
o !
viskositas, index viskositas dan TBN.
co
e
ft.
ca t
a
Engine memerlukan oli dari jenis yang benar, viskositas yang benar dan
re
jumlah yang benar agar dapat berkerja dengan benar. Oli harus melumasi,
.s
C
keadaan kerja. Oli harus mengalir dan melumasi dalam cuaca yang dingin
w
F
dan mampu menahan panas tanpa membuat oli tersebut menjadi encer
PD
atau rusak.
Tingkat SAE
Jenis oli
80
Jenis oli menyatakan sifat kinerjanya seperti detergennya, dispersancy
(additive yang bersifat untuk mencegah terjadinya gumpalan pada oli
apabila oli mulai kotor karena karbonisasi ataupun karena hal lainnya), dan
daya tahan terhadap terjadinya kerusakan.
l
tersebut.
ia
Perhatikan literatur yang berlaku untuk mengetahui rekomendasi yang
Tr
benar.
Viscositas
3
Viscositas menyatakan sifat dasar daya hambatan oli untuk mengalir.
m
o !
Aliran oli berhubungan langsung dengan seberapa baiknya oli menyelimuti
co
e
dan melindungi parts.
ft.
ca t
a
Viscosity Index
w
w
F
Viscocity Index (Index Viscositas) atau VI, adalah suatu ukuran kemampuan
PD
Adalah sangat penting apabila oli tidak menjadi encer apabila pada
temperatur yang tinggi.
81
Oli yang encer tidak memberikan pengamanan yang cukup terhadap
keausan.
Multiviscosity oil
Viscositas oli yang rendah dicampur dengan additive akan membuat oli
menjadi kental ketika temperatur naik.
Apabila oli yang berviscositas ganda menjadi rusak (jelek), maka viscositas
l
oli akan kembali ke viscositas yang rendah dari oli dasar.
ia
Tingkat viscositas
Tr
The Society of Automotive Engineers meng-klasifikasikan oli menurut huruf
SAE dan diikuti oleh Nomor.
Angka yang kecil berarti oli tersebut lebih encer, dan angka yang lebih
re
Nomor tingkat viscositas tanpa “W” ditentukan untuk oli musim panas, yang
ditest mempunyai viscositas yang benar pada 210 derajat Fahrenheit.
Additives Oli
82
l
ia
Gb. 4.25 Pengetesan Oli
Tr
Oli dasar biasanya dihasilkan dari penyulingan oli mentah. Oli dasar tidak
dapat menyediakan cukup pengamanan dan pelumasan untuk engine yang
berkinerja tinggi saat ini. Additive oli tertentu telah dibuat untuk
3
meningkatkan kemampuan dan ketahanan oli tersebut.
m
o !
co
e
Beberapa additive oli yang umum
ft.
ca t
gumpalan.
C
w
zat karbonat.
6. Depressant Pour-Point menjaga agar oli tetap bersuhu rendah.
Oli dasar Petroleum mengandung lilin, yang akan mengkristal pada suhu
rendah. Depressant Pour-Point mencegah terbetuknya kristal lilin
tersebut.
7. Peningkat Viscositas menjaga agar oli tidak menjadi terlalu encer pada
suhu yang tinggi.
TBN
83
Additive oli yang sangat umum yang anda jumpai adalah Total Base
Number atau TBN. TBN dihasilkan dengan menambahkan unsur alkalin ke
dalam oli dasar. Lebih banyak alkalin terdapat di dalam oli, maka lebih tinggi
TBN dan lebih besar kemampuannya untuk menetralisir asam.
Sulfur
l
ia
bakar ini terbakar, maka belerang membantu timbulnya asam. Asam yang
sangat korosif (penyebab karat) akan mencemarkan oli.
Tr
Menetralkan belerang
3
Additive alkalin yang terdapat di dalam oli akan menetralkan asam ini.
m
o !
co
Hal ini akan mencegah asam sulfat menimbulkan karat pada part dari
e
ft.
logam.
ca t
a
asam.
Karena bahan bakar yang berbeda mengandung kadar belerang yang
.s
C
w
berbeda, maka adalah sangat penting untuk menggunakan TBN yang cukup
w
tinggi.
w
F
84
l
ia
Gb. 4.26 Sistem Aspirasi Udara
Tr
Perubahan jumlah aliran udara masuk (air intake) atau gas buang (exhaust)
pada engine, akan berpengaruh pada kemampuan engine (performance).
Untuk mengetahui apakah air system tersebut berfungsi dengan baik, yaitu
dengan cara :
3
m
o !
co
1. Memeriksa air filter indicator.
e
ft.
pressure).
ns
re
Adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengetahui kondisi saringan udara
PD
Indicator reading
85
Periksalah elemen saringan udara (air filter element), apabila terjadi
pergeseran posisi diaphragm (zone replacing) pada indikator.
Pemeriksaan secara visual untuk memastikan apakah filter buntu atau tidak,
adalah dengan melihat dan memperhatikan keadaan dari diaphragm
(warna) pada air indicator. Yaitu :
l
ia
bersihkanlah.
Merah : Filter buntu, periksa dan bersihkan atau ganti dengan yang
Tr
baru.
Lepas plug pada intake manifold, pasang adapter yang sesuai dan selang
(line) yang tersedia. Pastikan lokasinya dengan mengecek pada service
manual.
Lalu sambung ujung lainnya dari selang dimaksud, ke connector yang
terdapat pada engine pressure gauge. Pilihlah gauge yang sesuai !
Kemudian engine di bebani sampai pada kondisi 100% beban (full load),
bacalah boost pressure pada gauge dan bandingkan dengan spesifikasi
pada service manual.
86
Jika terjadi boost pressure yang tidak sesuai atau di bawah spesifikasi,
beberapa kemungkinan dapat disebabkan oleh filter buntu, kebocoran
saluran masuk (intake manifold) antara klep masuk (intake valve ) dengan
compressor dari turbocharger, dan lain sebagainya.
Check the service manual
l
ia
H2O, maka gauge yang digunakanpun harus dengan skala in-H2O .
Tr
Smoke density test
asap” (smoke density tool) . Alat ini dengan menggunakan sensor yang
a
ns
dipasang pada saluran keluar gas buang (exhaust stack), bekerja dengan
re
mengukur jumlah sinar yang terhalang oleh asap ketika melalui sensor.
.s
C
Contoh : Dari suatu hasil pengetesan smoke density, pada alat ukur
w
F
(smoke density tool) terbaca 04, ini berarti 4% dari cahaya yang
PD
Cara pengukuran kepadatan asap ini dinamakan “snap idle test”, dengan
prosedur sebagai berikut:
1. Pasang sensor pada exhaust stack dan hidupkan engine tanpa beban
(low idle).
87
3. Sambungkan sensor pada ujung (top) dari stack dan dihubungkan
dengan alat pengukur.
5. Naikkan putaran engine sampai high idle rpm dan bacalah nilai nominal
yang muncul. Lakukan beberapa kali dan catat data yang diperoleh.
l
ia
Disini akan dibicarakan tentang:
Tr
Fuel system test procedure
Pin timing.
3
m
o !
co
Nozzle testing
e
ft.
ca t
dynamic timing.
w
w
88
l
ia
Gb. 4. 27 Nozzle Testing
Tr
Karena fuel system (sistem bahan bakar) merupakan hal yang vital bagi
engine performance, maka perlu dilakukan berbagai perlakuan untuk
3
memastikan seluruh komponen terkait bekerja secara baik dan normal.
m
Beberapa metode diagnostic test dapat dilakukan setiap saat, terutama
o !
co
e
waktu terjadi masalah atau setelah engine selesai melakukan servis besar
ft.
ca t
(general overhaul).
a
ns
89
Indikasi (1), merupakan daerah waktu sebagai referensi (reference timing)
dimana pada grafik menunjukkan peningkatan engine rpm diiringi dengan
naiknya derajat waktu (timing). Akan tetapi, peristiwa ini hanya akibat port
effect pada saluran di fuel injection pump (FIP) dan di belum dipengaruhi
oleh automatic timing advance unit (ATAU).
Indikasi (2), pada titik patah pertama terlihat pada engine rpm tertentu
ATAU mulai bekerja dan timing mulai berubah (start advance) serta terus
bertambah seiring naiknya engine rpm. Peningkatan timing disini terjadi
lebih besar, karena merupakan gabungan dari pengaruh port effect dan
l
ia
ATAU.
Tr
Indikasi (3), Peningkatan timing ini akan terus berlanjut selama ATAU masih
beroperasi. Namun suatu ketika pada engine rpm tertentu, ATAU berhenti
bekerja dan perubahan timing kembali hanya dipengaruhi oleh port effect.
3
Saat ATAU mulai berhenti seperti terlihat pada titik patah terakhir, disebut
m
o !
dengan stop advance.
co
e
ft.
ca t
Timing indicator
Misal: 8T5300 atau 6V3100 engine timing indicator hanya untuk engine seri
3300 dan 3400.
Timing indicator mendapat masukan dari dua signal yaitu transducer yang
dipasangkan pada injection line no.1 untuk mendeteksi timing dan magnetic
pick-up yang dipasangkan di flywheel housing, adalah untuk mengamati
engine rpm.
90
Dari dua signal yang diterima indicator, satu dari proses injeksi sebelum
piston mencapai Top Dead Center (TDC) dan lainnya dari putaran flywheel,
akan terbaca berapa besar derajat waktu penyemprotan (timing) saat
engine beroperasi pada putaran tertentu.
l
ia
4. Sambungkan indicator ke battery untuk mendapatkan power.
Tr
5. Hidupkan engine dan periksa fuel pressure (tekanan sistem bahan
bakar).
6. Naikkan putaran engine sampai 1000 rpm dan mulailah mengukur atau
membaca dynamic timing.
3
m
o !
co
7. Kemudian baca dan catat masing-masing dynamic timing, untuk setiap
e
ft.
Test results
.s
dengan reference timing, awal (timing advance start) dan akhir (timing
w
2. Jika dari titik-titik yang diperoleh tidak membentuk suatu garis yang
beraturan atau terlalu banyak penyimpangan, ini akan memberi
indikasi adanya komponen yang rusak.
91
Timing Advance Start and Stop Advance
l
ia
Gb. 4.28 Timing Window
Tr
Setelah diperoleh bentuk grafik dynamic timing dari hasil pengukuran,
barulah kondisi automatic timing advance unit (ATAU) dapat dievaluasi. Baik
3
atau tidak beroperasinya ATAU, tidak dapat diketahui tanpa melalui
m
o !
pengetesan dynamic timing.
co
e
ft.
dengan membentuk grafik atau garis seperti reference timing (1), timing
ns
re
Untuk seri engine 3400 (non electronic), ATAU terbagi dua yakni sistem
mekanik (mechanically system) dan hidrolik (hydraulically system) .
92
ATAU mechanically system: Tidak dapat dilakukan penyetelan, kecuali
mengganti komponen tertentu (seperti spring) dengan yang baru.
l
ia
3. Putar sekrup kecil (small screw/stop screw); kekanan (clockwise =
Tr
CW) untuk menaikkan atau kekiri (counterclockwise = CCW) untuk
menurunkan advance stop rpm.
screw), maka timing advace stop (sekrup kecil/stop screw ) juga harus
re
disetel. Karena ketika memutar start screw (sekrup besar), stop screw
.s
C
(sekrup kecil) terbawa berputar hingga berubah dari posisi semula. Hal
w
w
ini disebabkan posisi duduk dari stop screw berada pada ujung start
w
F
screw.
PD
Pin Timing
93
Gb. 4.29 Pin Timing
l
ia
Seandainya pada waktu pengetesan reference timing (1) tidak sesuai
Tr
dengan spesifikasi, periksalah komponen terkait lainnya yang ada hubungan
dengan engine timing. Misalnya, pemasangan timing gear atau fuel injection
pump (FIP).
3
Untuk timing gear, prosedurnya dapat dilihat pada service manual.
m
o !
co
Sementara itu, selain berpedoman petunjuk service manual,
e
pada
ft.
dead center (TDC) atau titik mati atas (TMA), baik waktu
PD
Prosedur: 1. Tentukan piston no.1 pada posisi TMA (TDC) langkah kompresi,
dengan cara sebagai berikut:
94
tersedia dan terdapat pada flywheel housing.
l
pada FIP housing. Sambil menekan timing pin putarlah FIP
ia
camshaft kearah kiri (CCW), hingga ujung dari timing-pin masuk
Tr
ke dalam slot (celah) yang terdapat pada FIP camshaft. Proses ini
disebut FIP timing.
3
3. Jika kedua pin timing sudah selaras pada posisinya (baik timing-
bolt pada flywheel dan timing pin pada FIP), maka engine dan FIP
m
o !
co
sudah Timing (sesuai pada posisinya) dan siap dihidupkan.
e
ft.
ca t
a
ns
re
Timing check
.s
Periksalah secara berkala, untuk memastikan kondisi engine & FIP timing
PD
Nozzle Testing
95
l
ia
Gb. 4.30 Nozzle Testing
Tr
Nosel harus diperiksa dan di tes sebelum dipasang. Demikian pula halnya
pada waktu melakukan servis besar (engine overhaul). Pengetesan nosel
3
harus dilakukan dengan alat yang direkomendasi untuk tes nozzel (lihat
gambar di atas).
m
o !
co
e
Pada waktu pemeriksaan nozzel yang diperiksa adalah:
ft.
ca t
96
Dari percobaan atau pengujian di atas, untuk membantu dalam mengambil
keputusan apakah suatu nozzel harus diganti atau tidak. Misal; gantilah
nozzel jika buntu, bocor sedikit atau mengucur dan selanjutnya.
l
ia
Tr
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
w
F
PD
97
PD
F
w
C
w re
w a
.s
ca t
ns e
o !
ft. 3
co
m Tr
ia
Engine Component Test Sheet
98
ENGINE exercises
ENGINE DESIGNATION
l
ia
berikan contoh model enginenya!
3. Sebutkan penggolongan engine berdasarkan cara pemasukan bahan
Tr
bakar ke dalam ruang bakar!
4. Sebutkan penggolongan engine berdasarkan Bore family !
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
w
F
PD
99
ENGINE exercises
ENGINE SYSTEM
1. Piston yang mempunyai bentuk sedikit oval pada waktu dingin akan
mempunyai bentuk bulat sempurna pada waktu panas disebut:
a. Ground piston
l
ia
b. Cam Ground piston
c. Round Ground piston
Tr
d. Slipper Piston
3
2. Travel piston dari TDC ke BDC disebut;
a. Stroke
m
o !
co
e
b. Cycle
ft.
ca t
c. Bore
a
ns
d. Diameter
re
.s
d. Menghasilkan Putaran
4. Pada Scroll type Fuel Injection Pump jumlah fuel yang disemprotkan
ditentukan oleh:
a. Sleeve position
b. Helical Slot position
c. Fuel Transfer pump
d. By Pass Valve
5. Fungsi utama Pressurized Cooling System adalah untuk:
100
a. Menurunkan temperatur air
b. Menaikkan titik didih air
c. Mencegah kebocoran
d. Mencegah sifat korosi air
l
ia
d. Exhaust Gas
Tr
7. Komponen yang berfungsi sebagai indikasi keadaan saringan udara
adalah:
a. Fuel pressure gauge 3
b. Air cleaner indicator
m
o !
co
e
c. Fuel transfer pump
ft.
ca t
pendinginnya adalah:
C
w
a. Air
w
w
F
b. Udara
c. Bahan bakar
PD
d. Oli
101
a. 3% - 6%
b. 30% - 60%
c. 0.3% -0.6%
d. 0.03% - 0.06%
l
ia
d. 0.03% - 0.06%
Tr
12. Fungsi dari Vibration Damper adalah :
a. Mengurangi Linear Vibration
3
b. Mengurangi Torsional Vibration
c. Mengurangi Side Vibration
m
o !
co
e
d. Mengurangi semua getaran
ft.
ca t
a
ns
a. Water Pump
.s
102
d. Putaran engine
17. Bila fuel filter tersumbat maka pengaruhnya terhadap engine adalah:
l
ia
a. Overspeed
b. Overheating
Tr
c. Low power
d. Tidak terpengaruh
3
m
18. Untuk mengetahui jumlah oli yang terdapat di dalam crankcase dapat
o !
co
e
dilihat dengan menggunakan:
ft.
ca t
a. Dipstik
a
ns
b. Sight Glass
re
c. Oil filter
.s
d. Oil Cooler
C
w
w
w
F
103
21. Low idle adalah:
a. Putaran engine terendah tanpa beban
b. Putaran engine tertinggi tanpa beban
c. Putaran engine pada beban penuh
d. Putaran yang melebihi high idle
l
ia
c. Temperatur udara melebihi yang diijinkan
d. Ketiganya benar
Tr
23. Yang bukan fungsi dari engine oli adalah:
a. Lubricating 3
b. Cooling
m
o !
co
e
c. Cleaning
ft.
ca t
d. Menambah gesekan
a
ns
re
104
ENGINE exercises
ENGINE SYSTEM
1. Piston yang mempunyai bentuk sedikit oval pada waktu dingin akan
mempunyai bentuk bulat sempurna pada waktu panas disebut:
a. Ground piston
b. Cam Ground piston
c. Round Ground piston
l
d. Slipper Piston
ia
Tr
2. Keausan maksimum pada cylinder biasanya terjadi pada:
a. Bagian bawah cylinder
b. Dekat bagian atas cylinder
3
c. Bagian tengah cylinder
m
o !
co
e
d. Dekat bagian bawah cylinder
ft.
ca t
a
b. Outside Micrometer
C
w
c. Inside Caliper
w
d. Machinist rule
w
F
PD
105
c. Taper
d. Semuanya
l
ia
7. Jet Spray pada blok spray oil terletak pada:
Tr
a. Water pump shaft untuk melumasi bearing
b. Menghubungkan rod bearing untuk lubrikasi dan menahan
beban 3
m
c. Di bawah piston untuk mendinginkan piston dan melumasi
o !
co
e
dinding cylinder
ft.
ca t
106
c. Gap gauge
d. Plasticgauge
l
ia
12. Piston bergerak dari T.D.C ke B.D.C disebut:
Tr
a. Half cycle
b. Two cycle
c. Four cycle 3
d. 1 Stroke
m
o !
co
e
ft.
ca t
a. Langkah kompresi
re
b. Langkah pembuangan
.s
c. Langkah penghisapan
C
w
d. Langkah outlet
w
w
F
a. Langkah kompresi
b. Langkah hisap
c. Langkah outlet
d. Langkah tenaga
15. Ketika piston melewati Bottom Dead Center setelah langkah tenaga:
a. Hanya exhaust valve yang terbuka
b. Hanya intake valve yang terbuka
c. Kedua valve terbuka
107
d. Kedua valve tertutup
16. Ketika piston melewati Bottom Dead Center setelah langkah intake :
a. Hanya exhaust valve yang terbuka
b. Hanya intake valve yang terbuka
c. Kedua valve terbuka
d. Kedua valve tertutup
l
ia
cylinder pada langkah intake oleh:
a. Suction
Tr
b. Vacuum
c. Piston pressure
d. Atmospheric pressure 3
m
o !
co
e
18. Valve terbuka pada saat cam lobe pada camshaft mengangkat:
ft.
ca t
a. Valve lifter
a
ns
b. Valve guide
re
c. Valve seat
.s
d. Valve bearing
C
w
w
w
F
b. Cooling
c. Strength
d. Cleaning
20. Pernyataan berikut ini yang bukan merupakan fungsi dari flywheel:
a. Clutch drive face
b. Drive Gear for starter
c. Mengurangi torsional vibration
d. Smoothes out power strokes
108
21. Turbocharger digerakkan oleh:
a. Timing gear
b. Camshaft
c. Balancer Gear
d. Exhaust Gas
22. Ketika Air Cleaner Indicator menyala merah, hal itu mengindikasikan:
a. Kerusakan pada turbocharger
l
ia
b. Kualitas bahan bakar yang tidak baik
c. Air Cleaner buntu
Tr
d. Bahan bakar kosong
23. Aftercooler 3
yang menggunakan Engine coolant sebagai media
pendingin disebut:
m
o !
co
e
a. S.C.A.C.
ft.
ca t
b. J.W.A.C.
a
ns
c. A.T.A.A.C.
re
.s
24. Hal yang penting pada out put water pump adalah:
C
w
a. Water Pressure
w
w
F
b. Water Flow
c. Boiling point
PD
26. Pada Scroll Fuel Injection Pump, fuel delivery merupakan tugas dari:
a. Posisi sleeve
b. Posisi helical slot
109
c. Tekanan fuel transfer pump
l
ia
b. CD
c. SD
Tr
29. T.B.N adalah:
3
a. Jumlah kandungan Sulfur dalam bahan bakar
b. Derajat Engine Oil
m
o !
co
e
c. Jumlah kandungan Alkali dalam oli
ft.
ca t
a
ns
a. 0.5%
.s
b. 1%
C
w
c. 1,5%
w
w
F
a. 1% - 3%
b. 3% - 6%
c. 7% - 9%
110