You are on page 1of 6

WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373

Volume 3, Nomor 2 Hal: 118-123


Desember 2015

KEANEKARAGAMAN JENIS FAUNA DARAT PADA KAWASAN


WISATA MANGROVE DI DESA LABUAN KECAMATAN LAGE
KABUPATEN POSO

I Made Ismail Lose1, Elhayat Labiro2, Sustri2


JurusanKehutanan, FakultasKehutanan, UniversitasTadulako
Jl. Soekarno-Hatta Km. 9 Palu, Sulawesi Tengah 94118
1
Mahasiswa FakultasKehutananUniversitasTadulako
Korespondensi: Fromhellmail@yahoo.com
2
Staf PengajarFakultasKehutananUniversitasTadulako

Abstract
The mangrove forest is a forest type that grows in tidal areas (especially in the sheltered beach,
lagoons, and estuaries) that vegetation communities tolerate high salinity. The mangrove forest
ecosystem is a system consisting of organisms (vegetation, animals, and microorganisms) that
interact with the system environment on a mangrove forest habitat. On the basis of this system,
the mangrove ecosystem can be seen as a habitat for mangrove vegetation. The research was
conducted in the tourist area of mangroves in the village of Labuan. The research was conducted
in the tourist area of mangroves in the village of Labuan district of Lage, Poso Regency. This
study lasted for 3 months starting from May to July 2014. The data collection technique using the
line transect observation location. Based on the observation of terrestrial fauna species in the
tourist area of mangrove forest in the village of Labuan, the three types of land fauna that fauna
species of birds, reptiles fauna and fauna of invertebrates/insects. Tourist area of mangrove forest
in Labuan village is dominated by the number of fauna species of birds (Aves). Species diversity
index (H ') of 2. 4314 and evenness index (E) of 0.7080. need for attention and conservation efforts
of the government to the location of the tourist area of mangroves in the village of Labuan, see the
condition of the area is damaged and not well maintained. Because other than as a tourist area, the
area also serves as the habitat of the fauna to live and forage, therefore their rehabilitation and
maintenance of back region.
Keywords: Diversity Type, Land Fauna, Mangrove.

PENDAHULUAN 2006; Kusmana dkk. 2002 dalam Qaddafi,


2012).
LatarBelakang Hutan mangrove didefinisikan sebagai
Hutan mangrove merupakan tipe hutan suatu ekosistem yang terdiri dari gabungan
yang tumbuh di daerah pasang surut (terutama komponen daratan dan komponen laut, dimana
di pantai yang terlindung, laguna, dan muara termasuk di dalamnya flora dan fauna yang
sungai) yang komunitas vegetasinya hidup saling bergantung satu dengan yang
bertoleransi terhadap kadar garam yang tinggi. lainnya. Ekosistem mangrove dikenal sebagai
Adapun ekosistem hutan mangrove adalah hutan yang mampu hidup beradaptasi pada
suatu sistem yang terdiri dari organisme lingkungan pesisir yang sangat ekstrim, tapi
(vegetasi, satwa, dan mikroorganisme) yang keberadaannya rentan terhadap perubahan
berinteraksi dengan system lingkungannya lingkungan. Perubahan lingkungan tersebut
pada suatu habitat hutan mangrove. Atas dasar disebabkan adanya tekanan ekologis yang
system ini, ekosistem mangrove dapat berasal dari alam dan manusia. Bentuk tekanan
dipandang sebagai habitat bagi vegetasi ekologis yang berasal dari manusia
mangrove dan satwa yang ada di dalamnya. umumnyaberkaitan dengan pemanfaatan
Ekosistem mangrove sangat rumit, karena mangrove seperti konversi lahan menjadi
terdapat banyak faktor yang saling pemukiman, pertambakan, pariwisata dan
mempengaruhi, baik di dalam maupun di luar pencemaran (Pratiwi 2009).
pertumbuhan dan perkembangannya (Arief, Ekosistem hutan mangrove merupakan
salah satu ekosistem yang memiliki

118
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 3, Nomor 2 Hal: 118-123
Desember 2015

produktivitas tinggi dibandingkan ekosistem kadal (Varanus sp.), kepiting mangrove, kupu-
lain dengan dekomposisi bahanorganik yang kupu, burung dan berbagai jenis fauna lainnya.
tinggi, dan menjadikannya sebagai mata rantai Oleh karena itu perlu di lakukan suatu
ekologis yang sangat penting bagi kehidupan penelitian mengenai keanekaragaman jenis
mahluk hidup yang berada di perairan fauna darat yang ada di kawasan wisata hutan
sekitarnya. Materi organik menjadikan hutan mangrove di Desa Labuan, Kecamatan Lage,
mangrove sebagai tempat sumber makanan Kabupaten Poso.
dan tempat asuhan berbagai biota seperti ikan, Rumusan Masalah
udang dan kepiting. Produksi ikan dan udang Kawasan wisata hutan mangrove yang
di perairan laut sangat bergantung dengan berada di Desa Labuan memiliki potensi jenis-
produksi serasah yang dihasilkan oleh hutan jenis fauna yang cukup beragam. Namun
mangrove. (Kapludin, 2010). penelitian mengenai fauna pada kawasan hutan
Indonesia adalah negara kepulauan mangrove tersebut masih sangat kurang,
terbesar di dunia ini dan memiliki sumber daya sehingga diperlukan adanya suatu penelitian
alam yang melimpah. Indonesia juga untuk mengetahui keanekaragaman jenis fauna
merupakan salah satu negara yang memiliki daratan pada kawasan wisata hutan mangrove
keanekaragaman hayati tertinggi di dunia di Desa Labuan, Kecamatan Lage,
terutama pada jenis satwa dan tumbuhan. KabupatenPoso.
Bahkan, sebagian dari kekayaan hayati Tujuan dan Kegunaan
Indonesia tersebut tidak dijumpai di belahan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bumi mana pun. Oleh sebab itu Indonesia keanekaragaman jenis fauna darat yang
termasuk ke dalam daftar negara mega- terdapat pada kawasan hutan mangrove di
biodiversity (Widayati, 2007). Desa Labuan.
Hewan adalah organisme bersel banyak. Penelitian ini diharapkan dapat
Hewan tersusun atas banyak sel yang biasanya memberikan informasi tentang
membentuk serangkaian jaringan dan organ. keanekaragaman hayati fauna yang terdapat
Hewan memiliki struktur, kebiasaan makan, pada kawasan tersebut serta dapat berguna bagi
reproduksi, dan perilaku yang sangat beragam. masyarakat dan pemerintah setempat dalam
Cara hidup hewan saat dewasa adalah hidup melakukan suatu kegiatan dalam rehabilitasi
bebas, menetap atau parasit (Bryan dkk, 2010). dan menentukan strategi konservasi untuk
Hewan dapat digolongkan menjadi dua kawasan tersebut ke depannya.
jenis yaitu hewan tidak bertulang belakang
(invertebrata) dan hewan bertulang belakang MATERIDAN METODE PENELITIAN
(vertebrata). Hewan tidak bertulang belakang
Lokasi dan Waktu Penelitian
terdiri dari beberapa golongan, yaitu: hewan
Penelitian ini dilaksanakan di kawasan
bersel satu (protozoa), hewan cacing (vermes),
wisata mangrove di Desa Labuan Kecamatan
hewan lunak (moluska), hewan berongga
Lage Kabupaten Poso. Penelitian ini
(selenterata), hewan berkulit duri
berlangsung selama 3 (tiga) bulan yaitu
(ekinodermata), dan hewan berbuku-buku
dimulai dari bulan Mei sampai bulan Juli 2014,
(antrhopoda). Sedangkan jenis hewan
dengan waktu pengamatan mulai pukul 05.30-
bertulang belakang yaitu ikan, amfibi ,reptilia,
08.30 WITA serta pukul 16.00-1830 WITA.
burung (aves) dan mamalia (Waluyo dan
Alat dan Bahan
Irianto, 2010).
Alat dan bahan yang digunakan dalam
Kawasan wisata hutan mangrove yang
penelitian ini adalah buku panduan lapangan
terdapat di Desa Labuan, Kecamatan Lage,
Burung-burung di Kawasan Wallacea (Coates
Kabupaten Poso, merupakan salah satu
dan Bishop 2000), Satwa dan Tumbuhan
kawasan alam pesisir pantai yang saat ini
Langka (Widayanti 2007), Binokuler 7x35,
berada di Kabupaten Poso. Kawasan hutan
alat tulis menulis (pulpen dan buku), kamera,
mangrove ini memiliki berbagai jenis
Tally sheet dan tali raffia.
keanekaragaman hayati, terutama pada jenis
fauna seperti ular pohon (Chrysopelea sp.),

119
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 3, Nomor 2 Hal: 118-123
Desember 2015
s
Metode Penelitian ni
H′ = Pi Ln Pi dimana Pi =
Teknik pengambilan data dilakukan N
dengan menggunakan transek jalur pada lokasi 𝑖=1
Dimana:
pengamatan, dan menggunakan 8 titik H’ = Indeks keanekaragaman
pengamatan yaitu dimana pengamat berjalan Ln = Logaritma natural
dengan mengikuti arah dan letak garis tengah Pi = Proporsi nilai penting ke-i
transek secara perlahan-lahan sekaligus Ni = Jumlah seluruh individu jenis ke-i dari
mencatat semua jenis fauna yang dijumpai. suatu komunitas
Transek tersebut di gambarkan pada gambar N = Jumlah seluruh individu jenis pada suatu
berikut ini: komunitas
I = Perbandingan antara jumlah individu jenis
st ke-i dengan jumlah seterusnya.
Indeks Kemerataan Jenis
p Untuk indeks kemerataan jenis,
digunakan rumus Pielow evenness indices
(Ludwig dan Reinolds 1988) dalam (Qiptiyah
p dkk, 2013) dengan rumus sebagai berikut:
st E = H’/ In S
Arah lintasan pengamatan Keterangan:
Gambar 1. Jalur Transek Pengamatan E = Indeks Kemerataan
Keterangan: H’ = Indeks keanekaragaman Shannon
P = Jarak pandang rata-rata pengamat di lokasi S = Jumlah Jenis
O = Posisi pengamat
St = Posisi satwa liar HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengumpulan dan pengidentifikasian
jenis-jenis fauna akan dilakukan melalui Komposisi Jenis
pengamatan secara langsung pada saat Berdasarkan hasil pengamatan terhadap
dijumpai di lokasi penelitian dengan jenis fauna darat pada kawasan wisata hutan
menggunakan alat-alat penelitian. Kemudian mangrove di Desa Labuan, terdapat 3 jenis
peneliti juga membawa buku panduan fauna daratan yaitu fauna jenis burung, fauna
lapangan untuk membantu mengidentifikasi reptil dan fauna invertebrata/insekta.
jenis fauna secara langsung untuk diamati. Fauna jenis burung yang ada terdiri dari
Analisis data 11 famili, 22 jenis dan 24 individu. Untuk
Komposisi Jenis fauna reptil yang ada terdiri dari 3 famili, 3
Untuk mengetahui komposisi masing- jenis dan 3 indvidu. Sedangkan fauna
masing jenis fauna, dilakukan dengan Serangga/insekta terdapat 6 famili, 9 jenis dan
memasukkan data dari masing-masing jenis 64 individu (gambar 1). Kawasan wisata hutan
fauna ke dalam tabel yang dapat mangrove di Desa Labuan didominasi oleh
memperlihatkan keberadaan masing-masing jumlah jenis fauna burung (Aves). Hasil
jenis pada habitat yang berbeda. komposisi selengkapnya dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 1. Komposisi Jenis
No Nama Nama Nama Jumlah Ketera
Indonesia Daerah Ilmiah ngan
Jumlah jenis

Indeks Keanekaragaman Jenis


Untuk mengetahui keanekaragaman jenis,
maka digunakan rumus Shannon Wiener
dalam Tungka (2013) dengan rumus sebagai
berikut:
Gambar 1. Komposisi Jenis Fauna Darat

120
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 3, Nomor 2 Hal: 118-123
Desember 2015

Diantara 3 jenis fauna darat, terdapat bahwa kemerataan jenis fauna darat pada
beberapa jenis fauna darat yang dilindungi dari kawasan wisata hutan mangrove di Desa
masing-masing jenis. Dari jenis burung yang Labuan tergolong tidak merata.
dilindungi adalah burung raja udang meninting Tabel 3. Indeks Keanekaragaman Jenis
(Alcedo meninting), burung madu sriganti 40
(Nectarinia jugularis), cekakak sungai 30
(Halcyon chloris), dan burung madu kelapa 20
(Anthreptes malacencis), jenis burung 10
endemik yaitu, pelanduk sulawesi
(Trichastoma celebense) cabai panggul kelabu
(Dicaeum celebicum), serindit sulawesi
(Loriculus stigmatus) dan serindit paruh merah
(Loriculus exilis). Burung migran/pengunjung
yaitu, Cekakak suci (Halcyon sancta),
sedangkan burung penetap yaitu, kedasi gould Pembahasan
(Chrysococcyx russatus), pergam hijau Fauna yang Hidup di Hutan Mangrove
(Ducula aenea), kokokan laut (Butorides Menurut (Irwanto 2006) komunitas fauna
striatus), cucak kutilang (Pycnonotus hutan mangrove membentuk percampuran
aurigaster), wiwik uncuing (Cacomantis antara 2 (dua) kelompokyaitu:
sepulcralis), walik kembang (Ptilinopus 1. Kelompok fauna daratan
melanospila), remetuk laut (Gerygone membentuk/terestrial yang umumnya
sulphurea), walik raja (Ptilinopus superbus), menempati bagian atas pohon mangrove,
wiwik kelabu (Cacomantis merulinus) dan terdiri atas: insekta, ular, primate dan
mandar padi zebra (Gallirallus torquatus). burung. Kelompok ini sifat adaptasi khusus
Dari jenis fauna reptil yang ada, hanya untuk hidup di dalam hutan mangrove,
memiliki status sebagai hewan penetap yaitu karena mereka melewatkan sebagian besar
kadal biasa/kebun (Mabuya multifasciata) hidupnya di luar jangkauan air laut pada
kadal ekor biru/ blue tailed skinks (plestiodon bagian pohon yang tinggi meskipun mereka
fasciatus) dan ular pohon/pucuk (Ahaetulla dapat mengumpulkan makanannya berupa
prasina). Dan dari jenis serangga/insekta hewan laut pada saat air surut.
terdapat beberapa jenis yang dilindungi, adalah 2. Kelompok fauna perairan/akuatik, terdiri
jenis Kupu-kupu dari famili Nymphalidae atas dua tipe yaitu:
yaitu kupu-kupu raja (Ideopsis vulgars a. Yang hidup di kolam air, terutama
macrina), kupu-kupu sayap burung (Ideopsis berbagai jenis ikan dan udang.
juventa kolleri), dan Kupu- kupu sayap biru b. Yang menempati substrat baik keras
(Elymnias vasudeva). Sedangkan yang (akar dan batang mangrove) maupun lunak
tergolong sebagai penetap yaitu kupu-kupu (lumpur) terutama kepiting, kerang dan
kecil (Catochrysops strabo naerina), semut berbagai jenis invertebrate lainnya.
rang-rang (Oecophylla smaragdina), nyamuk Menurut Ningsih (2009), mahluk hidup
(Anopheles sp.), semut hitam besar yang memiliki ciri yang sama dikelompokkan
(Camponotus caryae), belalang tongkat dalam satu golongan, contoh:
(Acrophylla wuelfingi) dan lalat merah pengelompokkan berdasarkan lingkungan
(Drosophila melanogaster). tempat hidupnya (habitat), yaitu hewan yang
Indeks Keanekaragaman Jenis dan hidup di darat, laut, atau udara (terbang).
Kemerataan Jenis Komposisi Jenis Fauna Darat
Dari hasil analisis data diketahui terdapat Dari data hasil pengamatan menunjukkan
indeks keanekaragaman jenis (H’) pada areal bahwa habitat hutan mangrove memiliki 31
penelitian yang diteliti sebesar 2,4314 yang jenis fauna darat 24 jenis famili serta 86 jumlah
didapatkan dari 31 jenis fauna dengan total 86 individu, dengan 3 jenis fauna darat yaitu fauna
individu. Sedangkan untuk indeks jenis burung, fauna reptil dan fauna
kemerataan jenis (E) pada areal penelitian serangga/insekta. Fauna Jenis burung
yaitu sebesar 0,7080. Hasil analisis data untuk
indeks kemerataan jenis menunjukkan

121
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 3, Nomor 2 Hal: 118-123
Desember 2015

yang ada terdiri dari 11 famili, 22 jenis dan 24 lebih dari separuh mahluk hidup di bumi.
individu. Untuk fauna Reptil yang ada terdiri (Irianto 2009).
dari 3 famili, 3 jenis dan 3 individu. Dan Keanekaragaman Jenis
serangga terdapat 6 famili, 9 jenis dan Indeks keanekaragaman jenis merupakan
64 individu. nilai yang menunjukkan tinggi rendahnya
Hasil analisis data menunjukkan bahwa keanekaragaman komunitas. Dari data yang
pada masing-masing jenis fauna memiliki didapatkan jumlah individu jenis fauna darat
jumlah dan tingkat kehadiran yang berbeda. yang mendominasi kawasan wisata hutan
Pada fauna burung, memiliki jumlah jenis yang mangrove di Desa Labuan adalah fauna
banyak, tetapi memiliki tingkat kehadiran yang invertebrata dari jenis serangga yaitu semut
rendah. Faktor yang menyebabkan hal tersebut rang-rang (Oecophylla smaragdina), nyamuk
adalah faktor cuaca karena pada saat (Anopheles sp.) dan semut hitam besar
dilaksanakan penelitian terjadi hujan, sehingga (Camponotus caryae) yang merupakan hewan
kehadiran fauna burung yang mendatangi penetap pada kawasan hutan mangrove
kawasan tersebut rendah, dan keadaan lokasi tersebut.
yang sudah tidak terawat dan terdapat sampah. Hasil analisis data menunjukkan bahwa
Menurut Lack (1971) dalam Lagebada (2013), nilai indeks (H’) keanekaragaman jenis fauna
menyatakan bahwa jumlah jenis burung sangat darat pada kawasan wisata mangrove di Desa
bergantung pada kondisi habitat dan jumlah Labuan memiliki nilai 2,2573 dengan total 86
jenis burung dipengaruhi oleh tingkat jumlah individu. Hal ini dapat dikatakan
penggunaan sumber daya yang ada. Faktor bahwa keberadaan jenis fauna darat pada
selanjutnya yaitu karena adanya aktifitas kawasan tersebut memiliki nilai yang
masyarakat pada kawasan tersebut seperti tergolong rendah karena melihat kondisi lokasi
melakukan rekreasi dan melakukan penelitian. Keanekaragaman jenis yang tinggi
penebangan pohon mangrove untuk dijadikan menunjukkan bahwa suatu komunitas yang
kayu api sebagai bahan bakar. Menurut tinggi, karena dalam komunitas memiliki
Alikodra (2002) bahwa habitat yang baik harus kompleksitas yang tinggi, karena dalam
dapat menyediakan pakan, air, tempat komunitas terjadi interaksi yang tinggi pula
berlindung, tempat beristirahat dan tidur (Soegianto,1994 dalam Hasman, 2011).
malam, serta tempat untuk berkembang biak Habitat dari jenis fauna terganggu akibat
ditinjau dari segi kualitas dan kuantitas. adanya sampah dan penebangan mangrove
Sedangkan fauna reptil, memiliki jumlah jenis pada kawasan tersebut, terutama pada fauna
yang paling sedikit dan tingkat kehadiran jenis burung. Menurut Gray (1981) dalam
rendah. Jenis fauna serangga/insekta Lagebada, (2013) bahwa tinggi rendahnya
merupakan jumlah yang paling banyak dan indeks keanekaragaman komunitas
sering ditemui pada saat penelitian tergantung pada banyaknya jumlah jenis dan
berlangsung seperti jenis nyamuk (Anopheles jumlah individu pada masing-masing jenis.
Sp.), semut rang-rang (Oecophylla Kemerataan
smaragdina), dan semut hitam (Camponotus Hasil analisis data pada kawasan wisata
caryae). Serangga adalah hewan yang paling mangrove di Desa Labuan terdapat 31 jenis
banyak tersebar luas di bumi. Mereka fauna, indeks keanekaragaman senilai 2,2573
merupakan kelompok terbesar dari seluruh dan didapatkan indeks kemerataan senilai
kelompok hewan, dengan jumlah jutaan jenis 0,6573 dari data tersebut menunjukkan bahwa
dan spesies yang berbeda. Menurut Parker habitat fauna pada kawasan tersebut memiliki
(2004). insekta merupakan hewan yang nilai kemerataan yang rendah. Hal ini
terampil, cepat berproduksi, cepat disebabkan karena habitat tempat tinggal fauna
berkembang, dan telah menjadi kelas dirusak oleh manusia, contoh seperti
arthropoda yang dominan dalam setiap habitat penebangan mangrove.
(kecuali air laut). Telah ditemukan lebiah dari
700.000 spesies insekta yang masih hidup,
suatu jumlah yang merupakan

122
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 3, Nomor 2 Hal: 118-123
Desember 2015

KESIMPULAN Kapludin, Y. 2010. Karakteristik dan


Keragaman Biota Pada Vegetasi
Dari hasil pembahasaan, dapat ditarik Mangrove Dusun Wael Kabupaten
kesimpulan sebagai berikut: Seram Bagian Barat.
1. Pada lokasi penelitian dijumpai sebanyak http://www.scribd.com/doc/177261871/
68 individu fauna darat yang berasal dari 31 Karakteristik-Mangrove.Diakes 28
jenis fauna darat. Oktober 2014
2. Jenis-jenis fauna darat yang dijumpai Qaddafi , M., 2012. Perbandingan Pola
berasal dari 24 famili dengan jenis fauna Sebaran Gradial Dari Lima Jenis Flora
yang dilindungi 7 jenis yang dilindungi, 4 Penyusun Mangrove Pada Pesisir
jenis fauna endemik, 3 fauna migran dan 18 Pantai Desa Kalamalea, Kecamatan
jenis fauna penetap. Poso Kota Utara, Kabupaten Poso,
3. Indeks keanekaragaman jenis (H’) sebesar Provinsi Sulawesi Tengah. Skripsi.
2,2573 dan indeks kemerataan jenis (E) Jurusan Kehutanan. Fakultas
sebesar 0,6573 Kehutanan. Universitas Hasanudin.
Makassar. (Tidak Dipublikasikan)
DAFTAR PUSTAKA Qiptiyah, M.,Broto BW.,Setiawan H. 2013.
Keragaman Jenis Burung Pada
Alikodra HS. 2002. Pengelolaan Satwa Liar. Kawasan Mangrove Di Taman Nasional
Bogor. Departemen Pendidikan dan Rawa Aopa Watumohai. Jurnal. Balai
Kebudayaan Direktorat Jenderal Besar Penelitian Bioteknologi dan
Pendidikan Tinggi Pusat Antar Ilmu Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta.
Hayati, Institut Pertanian Bogor. Balai Penelitian Kehutanan Makassar.
Coates dan Bishop. 2000. Burung-Burung di Ningsih, MI, 2009. Klasifikasi Hewan.
Kawasan Wallacea (Terjemahan). Bird Penerbit Pringgandani, Bandung.
Life International Indonesia Programme Parker, S. 2004. 100 Pengetahuan Serangga
and Dove Publications pty. Ltd, Bogor. dan Laba-Laba. Penarbit Pakar Raya,
Hasman, 2011. Studi Jenis-Jenis Burung di Bandung.
Universitas Tadulako. Skripsi. Jurusan Pratiwi., R. 2009. Komposisi Keberadaan
Kehutanan. Fakultas Kehutanan. Krustasea di Mangrove Delta
Universitas Tadulako. Palu. (Tidak Mahakam Kalimantan Timur. Jurnal
dipublikasikan) MAKARA, SAINS, VOL. 13, NO. 1,
Irwanto 2006. Keanekaragaman Jenis Fauna APRIL 2009: 65-76
Pada Habitat Mangrove. From: Tungka SR., 2013. Keanekaragaman Jenis
http://arifinbisnis.wordpress.com/2009/ Burung di Kawasan Hutan Mangrove
07/03/botani-mangrove- Desa Labuan Kecamatan Lage
keanekaragaman-fauna-pada-habitat- Kabupaten Poso. Skripsi. Fakultas
mangrove/, diakses 10 Maret 2014 Kehutanan Untad. Palu. Tidak
Irianto, K. 2009. Memahami Dunia Serangga. Dipublikasikan.
Penerbit Sarana Ilmu Pustaka. Bandung. Widayati, HE, 2007. Satwa dan Tumbuhan
Bryan K., Green J., Hunt S., Martin J. 2010. Langka. Penerbit Caraka Darma
Materi Biologi Volume 6, Hewan. Aksara, Mataram Nusa Tenggara Barat.
Penerbit Pakar Raya, Bandung. Waluyo.K. dan Irianto. K. 2010 Memahami
Lagebada, S., 2013. Keanekaragaman Jenis Sains Zoologi. Penerbit PT Sarana
Burung Pasca Banjir di Kawasan Cagar IlmuPustaka, Bandung
Alam Pangi Binangga. Skripsi. Fakultas
Kehutanan Untad. Palu. (Tidak
Dipublikasikan).

123

You might also like