You are on page 1of 12

Jurnal Sainsmat, September 2015, Halaman 136-147 Vol. IV, No.

2
ISSN 2086-6755
http://ojs.unm.ac.id/index.php/sainsmat

Pengujian Fitokimia dan Toksisitas Ekstrak Etanol Jantung


Pisang Kepok (Musa paradisiaca LINN.) dengan Metode
Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)
Phytochemistry and Toxicity Test of Ethanol Extract from Male
Flower Bud of Banana (Musa paradisiaca LINN.) with Brine Shrimp
Lethality Test (BLST) Method
Meytij Jeanne Rampe1)*, Joke Luis Tombuku2)
1)
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Manado. Jl. Kampus UNIMA Manado
2)
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Kristen Indonesia, Jl Raya Talete II Tomohon.

Received 8th April 2015 / Accepted 7th May 2015

ABSTRAK

Telah dilakukan pengujian fitokimia dan toksisitas ekstrak etanol jantung pisang
kepok (Musa Paradisiaca Linn.) dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT).
Pengujian dilakukan untuk mencari beberapa senyawa kimia dari ekstrak jantung pisang
Musa Paradisaca. Linn serta mengetahui efek toksik terhadap larva udang Artemia salina.
Leach. Maserasi jantung pisang kepok dilakukan dengan menggunakan etanol. Ekstrak
etanol yang diperoleh dilakukan pengujian fitokimia dan toksisitas. Hasil pengujian
fitokimia menunjukkan ekstrak etanol jantung pisang Musa paradisiaca. Linn memiliki
komposisi senyawa flavonoid, kumarin dan senyawa fenolik lainnya. Ekstrak etanol
jantung pisang kepok memberikan efek toksik terhadap larva udang Artemia salina. Leach
dengan nilai LC50 sebesar 806,8 μg/mL.

Kata kunci: jantung pisang kepok, fitokimia, toksisitas, BSLT.

ABSTRACT

The phytochemistry and toxicity test of banana male flower bud ethanol extract has
been performed using Brine shrimp lethality test (BSLT). The test was performed to
discover some chemical compounds from banana male flower bud ethanol extract Musa
paradisiaca Linn. and discover toxic effect through Artemia salina Leach. larvae. Banana

*Korespondensi:
email: meytij_rampe@yahoo.co.id

136
Rampe dan Tombuku (2015)

male flower bud macerated using ethanol. Phytochemistry and toxicity test was performed
into acquired ethanol extract. Phytochemistry test showing that banana male flower bud
ethanol extract contains flavonoid, kumarin, and other phenolic compounds. Banana male
flower bud ethanol extract showing toxic effects to shrimp Artemia salina Leach. larvae
with LC50 value as much as 806,8 μg/mL.

Key words: Banana male flower bud, Phytochemistry, Toxicity, BSLT.

PENDAHULUAN hipolipidemik, hipoglikemik, vasodilatory.


Penelitian lain juga melaporkan
Obat-obat modern telah mendominasi mempunyai aktivitas membantu
pelayanan kesehatan formal, namun pertumbuhan rambut, relaksan otot,
penggunaan obat tradisional tetap mutagen, menyembuhan luka (Barua dan
mendapat tempat yang penting bahkan Mitali, 2013).
terus berkembang. Obat tradisional tidak Banyaknya khasiat yang dimiliki oleh
dapat dipisahkan dari kehidupan kita Musa paradisiaca. Linn maka diduga
karena sudah lekat dengan budaya bangsa terdapat bermacam-macam konstituen
dan digunakan oleh segenap lapisan kimia yang terkandung di dalamnya
masyarakat. Sesuai dengan standar mutu (Padmasari et al.,2013). Jantung pisang
dari WHO, obat tradisional harus diduga mengandung senyawa flavonoid hal
memenuhi beberapa persyaratan meliputi ini jelas terlihat dari warnanya yang merah
kualitas, keamanan, dan khasiat keunguan (Rachmat, 2013). Maka dari itu
(Departemen Kesehatan Republik perlu dilakukan penentuan kandungan
Indonesia, 2002), untuk memenuhi kimia yang mampu bertanggungjawab
persyaratan tersebut diperlukan upaya dalam memberikan aktivitas dan
penegasan keamanan melalui uji praklinik meningkatkan kontrol kualitas dari produk
yang meliputi uji ketoksikan dan aktivitas, herbal tersebut. Untuk menganalisis
yang jika syaratnya terpenuhi, maka dapat kandungan kimia tersebut perlu dilakukan
berlanjut ketahap uji klinik (Kurniawan, skrining fitokimia (Dewi et al., 2013).
2012). Informasi tentang khasiat jantung
Salah satu bahan alam yang dapat pisang Musa paradisiaca. Linn belum
digunakan untuk pengobatan tradisional dikenal luas sehingga dilakukan penelitian
adalah Musa paradisiaca. Linn. Menurut untuk menambah informasi tentang
Rachmat (2013), M. paradisiaca. Linn kandungan kimia yang dapat memberikan
merupakan hortikultura asli Indonesia dan efek farmakologi (Widiyatni, 2010). Oleh
merupakan salah satu jenis pisang yang karena itu, perlu dilakukan penelitian
mempunyai banyak khasiat yang salah secara ilmiah untuk mengetahui efek toksik
satunya adalah menurunkan tekanan darah. dari jantung pisang Musa paradisiaca.
Beberapa penelitian aktifitas farmakologi Linn. Karena ada jantung pisang yang
terhadap Musa paradisiaca. Linn telah terasa sepat dan pahit, apabila hendak
melaporkan mempunyai efek farmakologi diolah menjadi sayur biasanya direndam
sebagai antimikroba, antihipertensi, anti- atau direbus terlebih dahulu. Pemeriksaan
alergik, antioksidan, analgesik, diuretik, toksisitas senyawa aktif atau bahan yang

137
Pengujian Fitokimia dan Toksisitas Ekstrak Jantung Pisang

akan digunakan sebagai obat merupakan METODE


salah satu penelitian yang penting sebagai Alat dan Bahan
syarat uji keamanan suatu obat baru,
Alat yang digunakan adalah rotary
sehingga dapat diketahui jumlah takaran
evaporator, mikropipet, neraca analitik,
yang tepat (Frank, 1994).
dan seperangkat alat gelas.
Untuk mengetahui toksisitas senyawa
Bahan yang digunakan adalah
tumbuhan diperlukan metode yang tepat,
C2H5OH, H2 SO4, FeCl3, HCl, NaOH.
cepat dan sederhana. Salah satu metode
reagen Lieberman-Burchard, reagen
yang digunakan adalah uji toksisitas
Dragendorff, jantung pisang Musa
dengan menggunakan larva udang Artemia
paradisiaca, Linn, larva udang Artemia.
salina. Leach. Metode ini dikenal dengan
salina. Leach.
Brine Shrimp Lethality Test (BSLT).
Prosedur
Metode BSLT dipilih karena metode ini
Gambar 1 menunjukkan diagram alir
sering digunakan untuk praskrining
pemeriksaan golongan senyawa kimia,
terhadap senyawa aktif yang terkandung
dilanjutkan dengan pengujian fitokimia dan
dalam ekstrak tumbuhan karena sederhana,
toksisitas metode Brine Shrimp Lethality
cepat, murah, mudah, dapat dipercaya, dan
Test (BSLT).
hasilnya representatif (Kurniawan, 2012).

Jantung Pisang
Musa paradisiaca. Linn

Dipotong kecil-kecil
Dikeringkan

Simplisia Jantung Pisang


Musa paradisiaca. Linn

Dimaserasi dengan etanol 70%


Dipekatkan dengan Rotary Evaporator

Ekstrak
Kental

Uji Fitokimia Uji Toksisitas

Gambar 1. Prosedur Penelitian

138
Rampe dan Tombuku (2015)

Preparasi Sampel Pengambilan telur udang Artemia salina.


Sampel jantung pisang Musa Leach langsung diambil dari Laboratorium
paradisiaca. Linn berasal dari Desa Tarun, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan
kecamatan Melonguane, kabupaten Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Kepulauan Talaud, provinsi Sulawesi Negeri Manado.
Utara. Bagian jantung pisang yang diambil Penyiapan Larva Artemia salina. Leach
adalah kulit luar jantung pisang Musa Telur udang ditetaskan 2 hari sebelum
paradisiaca. Linn yang berwarna merah dilakukan uji. Disiapkan bejana untuk
keunguan. Pencucian dengan akuades penetasan telur udang. Penetasan telur
dilakukan untuk memisahkan sampel dari dilakukan dengan cara merendam sebanyak
sisa-sisa tanah. Selanjutnya dipotong kecil- 2,5 mg telur dalam wadah yang berisi air
kecil kemudian dikeringanginkan, dan laut sebanyak 250 mL dibawah cahaya
disimpan dalam wadah tertutup yang lampu 25 watt dan dilengkapi dengan
disebut simplisia. aerator. Telur akan menetas dan menjadi
Pembuatan Ekstrak dengan Cara larva setelah 24 jam. Larva Artemia salina.
Maserasi. Leach yang baik digunakan untuk uji BSLT
Berdasarkan Indrayani, et al., (2006) yaitu yang berumur ± 48 jam dan siap
yang telah dimodifikasi. Simplisia jantung digunakan sebagai target uji toksisitas.
pisang M. paradisiaca. Linn yang telah Sebab jika lebih dari 48 jam dikhawatirkan
kering dimasukkan ke maserator, kematian Artemia salina. Leach bukan
ditambahkan etanol 70 %, dimaserasi disebabkan toksisitas ekstrak melainkan
selama 3×24 jam. Selanjutnya filtrat oleh terbatasnya persediaan makanan.
dievaporasi dengan rotary evaporator pada Larva udang dipisahkan dari telurnya
temperatur 40 oC hingga didapatkan ekstrak dengan dipipet ke dalam beker/vial yang
jantung pisang Musa paradisiaca. Linn. berisi air laut (Hayati et al., 2010).
Pengujian Fitokimia Pembuatan Konsentrasi sampel uji
Ekstrak etanol yang diperoleh, Konsentrasi larutan uji untuk BSLT adalah
selanjutnya dilakukan penapisan fitokimia 1500 μg/mL, 1000 μg/mL, 500 μg/mL, 100
untuk mengetahui kandungan senyawanya. μg/mL dan 0 μg/mL (sebagai kontrol).
Pengujian yang dilakukan meliputi uji Untuk pembuatan larutan stok, ekstrak
alkaloid, uji flavonoid, uji saponin, uji kental jantung pisang Musa paradisiaca.
tannin, uji steroid, kumarin, dan kuinon Linn ditimbang sebanyak 20 mg, kemudian
(Widiyatni, 2010). dilarutkan kedalam air laut sebanyak 20
Pengujian Toksisitas dengan Metode mL, hingga diperoleh konsentrasi larutan
BSLT stok 2000 μg/mL. Dari larutan stok ini,
Uji toksisitas dilakukan terhadap semua selanjutnya dibuat lagi konsentrasi 1500
senyawa yang diperoleh pada penelitian ini. μg/mL, 1000 μg/mL, 500 μg/mL, 100
Uji toksisitas terhadap larva udang Artemia μg/mL dan 0 μg/mL.
salina. Leach menggunakan metode BSLT Pelaksanaan Uji Toksisitas
(Brine Shrimp Lethality Test). Uji toksisitas pada masing-masing ekstrak
Pengambilan telur Artemia salina. Leach sampel. Disiapkan wadah untuk pengujian,
untuk masing-masing konsentrasi ekstrak

139
Pengujian Fitokimia dan Toksisitas Ekstrak Jantung Pisang

sampel membutuhkan 4 wadah dan 1 kematian larva udang yaitu bila tidak
wadah sebagai kontrol. Selanjutnya pada menunjukkan pergerakan selama
tiap konsentrasi larutan dimasukkan 10 pengamatan. Setelah dilakukan pengamatan
ekor larva Artemia salina. Leach. selama 24 jam kemudian tingkat toksisitas
Pengamatan dilakukan selama 24 jam ditentukan dengan menghitung jumlah
terhadap kematian larva dimana setiap larva yang mati. Nilai LC50 ditentukan
konsentrasi dilakukan tiga kali dengan Analisis Regresi Linier (Widiyatni,
pengulangan dan dibandingkan dengan 2010), pada Tabel 1.
kontrol. Kriteria standar untuk menilai

Tabel 1. Tingkat Nilai Toksisitas LC50 (Aras, 2013)

No Nilai LC50 (µg/ml) Tingkat Toksisitas


1 0-250 Sangat Toksik
2 250-500 Toksik
3 500-1000 Sedang
4 > 1000 Tidak Toksik

HASIL DAN PEMBAHASAN khas seperti daun teh, penguapan dengan


rotary evaporator pada suhu 40 oC
Data hasil penelitian uji toksisitas diperoleh ekstrak kental 30,39 g.
diolah dan disajikan dalam bentuk tabel Identifikasi Golongan Senyawa Kimia
dan grafik, kemudian dideskripsikan Hasil pengujian golongan senyawa
hasilnya. Tingkat toksisitas larva udang kimia dari ekstrak jantung pisang Musa
Artemia salina. Leach dapat diketahui paradisica. Linn menunjukkan terdapat zat
dengan melakukan uji LC50 menggunakan aktif. Hasil identifikasi golongan senyawa
Analisis Regresi Linier (Hayati et al., kimia dari ekstrak jantung pisang Musa
2010). paradisiaca Linn. tertera pada Tabel 2.
Hasil Esktraksi Senyawa alkaloid tidak terdeteksi (-)
Proses ekstraksi jatung pisang Musa pada proses pengujian zat aktif, karena
paradisiaca. Linn dilakukan dengan cara pada uji pereaksi mayer tidak menunjukkan
maserasi. Hal ini dilakukan dengan tujuan adanya kekeruhan atau endapan seperti
agar zat aktif dalam sampel bisa pada gambar 2, pada pereaksi hager tidak
diekstraksi. Selain itu perbedaan pelarut menunjukkan adanya endapan berwarna
yang digunakan bertujuan untuk kuning , dan pada pereaksi froehdoe tidak
mengekstraksi zat aktif yang berbeda menunjukkan perubahan warna kuning
polaritasnya sehingga bisa diekstraksi kehijauan pada saat pengujian. Hasil
dengan baik. pengujian dari senyawa alkaloid dapat
Serbuk simplisia massa sebesar 137g dilihat pada Gambar 2.
dimaserasi sebanyak tiga kali pengulangan Senyawa flavonoid (+) ditandai dengan
selama 3×24 jam dengan menggunakan adanya perubahan warna kuning pada
etanol sebanyak 6 L dan diperoleh filtrat tabung saat ditambahkan larutan ammonia
berwarna kuning kecoklatan dengan bau seperti terlihat pada Gambar 3.

140
Rampe dan Tombuku (2015)

Tabel 2. Hasil pengujian golongan senyawa kimia jantung pisang Musa paradisiaca. L

No. Senyawa Jantung pisang kepok Pengamatan


1. Alkaloid - -
- Mayer - -
- Hager - -
- Froehdoe - -
2. Flavonoid + Larutan berwarna kuning
3. Saponin - -
- Busa - -
- Kekeruhan - -
4. Steroid - -
5. Kuinon - -
6. Kumarin + Warna kuning pekat
7. Senyawa fenolik + Warna biru-kehitaman
lainnya
Keterangan:
tanda (+) : terkandung senyawa
tanda (-) : tidak terkandung senyawa

Senyawa saponin (-) tidak terdeteksi Senyawa steroid (-) tidak terdeteksi
pada proses pengujian zat aktif, karena pada proses pengujian zat aktif, karena
pada uji busa tidak menunjukkan adanya tidak perubahan warna merah pada
busa setinggi 1 cm dan tetap stabil selama layer kloroform dan warna hijau flrosemi
15 menit seperti pada Gambar 4(a) dan pada layer asam pada saat penambahan
pada penambahan 3 tetes olive oil tidak H2 SO4. Hasil pengujian senyawa steroid
menunjukkan pembentukan emulsi pada dapat dilihat pada
tabung reaksi saat proses pengujian seperti Gambar 5.
terlihat pada Gambar 4(b). Hasil pengujian
senyawa saponin dapat dilihat pada
Gambar 4.

(a) (b) (c)

Gambar 2. Pemeriksaan Senyawa Alkaloid: a). Mayer, b) Hager, dan c) Froehdoe

141
Pengujian Fitokimia dan Toksisitas Ekstrak Jantung Pisang

Senyawa Kumarin (+) ditandai dengan


adanya perubahan warna kuning pekat pada
tabung reaksi pada saat penambahan NaOH
10%. Hasil pengujian senyawa kumarin
dapat dilihat pada Gambar 6.
Senyawa kuinon (-) tidak terdeteksi
pada proses pengujian zat aktif, karena
tidak menunjukkan perubahan warna merah
pada tabung reaksi saat penambahan
Gambar 3. Hasil Pemeriksaan Senyawa
H2 SO4. Hasil pengujian senyawa kuinon
dapat dilihat pada Gambar 7(b). Flavonoid

(a) (b)

Gambar 4. Pemeriksaan Senyawa Saponin: (a) Uji Busa dan (b) Uji Kekeruhan

Senyawa Fenolik (+) lainnya ditandai senyawa ini mempunyai aktivitas sebagai
dengan adanya perubahan warna biru antioksidan dan antibiotik. Fenol termasuk
kehitaman pada tabung reaksi pada saat flavonoid mempunyai fungsi sebagai
pengujian. Hasil pengujian senyawa fenolik antioksidan yang berfungsi sebagai
lainnya dapat dilihat pada Gambar 7(a). pereduksi radikal bebas, selain itu juga
mempunyai peranan penting dalam
menghambat mikroba atau sebagai
antibiotik. Secara umum jumlah kandungan
fenol (termasuk flavonoid) yang dominan,
akan menunjukkan adanya aktivitas dari
senyawa fitokimia yang berfungsi
menghancurkan mikroba terutama pada
kelompok bakteri gram positif.
Menurut Ramos (2007) dengan diet
Gambar 5. Pemeriksaan Senyawa Steroid menggunakan senyawa aktif fenol dan
flavonoid dapat mengobati kanker. Adapun
Pada jantung pisang Musa paradisiaca. efek antiproliferatif dari kandungan total
Linn kandungan metabolit sekunder yang fenol dan flavonoid jantung pisang Musa
tinggi adalah senyawa fenolik. Kandungan paradisiaca. Linn adalah melindungi tubuh

142
Rampe dan Tombuku (2015)

terhadap berbagai penyakit seperti infeksi


oleh kuman, kanker, penyakit jantung
koroner, diabetes, penyakit infeksi ginjal,
dan stroke. Senyawa steroid tidak
terdeteksi pada proses pengujian zat aktif,
karena tidak menunjukkan perubahan
warna merah pada layer kloroform dan
warna hijau flrosemi pada layer asam pada
saat penambahan H2SO4. Gambar 6. Pemeriksaan Kumarin

(a) (b)

Gambar 7 Pemeriksaan senyawa Kuinon dan Fenolik

Hasil identifikasi senyawa kimia Uji Toksisitas Terhadap Larva Udang


beberapa ekstrak terlihat tidak sama dengan Artemia salina. Leach
data literatur. Hal ini bisa disebabkan oleh Data hasil pengujian toksisitas ekstrak
konsentrasi senyawa dalam ekstrak terlalu jantung pisang Musa paradisiaca. Linn
sedikit sehingga tidak terdeteksi dan terhadap larva Artemia salina. Leach
memperlihatkan hasil positif saat dilihat pada Tabel 3.
direaksikan dengan pereaksi uji. Selain itu Tabel 3 memperlihatkan uji toksisitas
senyawa-senyawa yang terkandung dalam terhadap larva udang Artemis salina. Leach
tanaman dapat dipengaruhi oleh berbagai dilakukan dengan 3 kali replikasi dengan
faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain konsentrasi 0 μg/mL (sebagai kontrol) 100
perbedaan iklim, habitat, kondisi nutrisi μg/mL, 500 μg/mL, 1000 μg/mL, 1500
tanah, dan waktu pemanenan dari tanaman. μg/mL. Hasil uji toksisitas ekstrak jantung
Kemudian, pemilihan pelarut pada proses pisang Musa paradisiaca. Linn terhadap
ekstraksi dan kondisi pada saat preparasi Artemia salina. Leach pada kontrol
ekstrak dapat memengaruhi senyawa yang menunjukkan hasil 0% kematian. Pada
terkandung dalam ekstrak yang akan diuji konsentrasi 1500 μg/mL memiliki tingkat
(Farnsworth, 1966). Hasil pengujian mortalitas 100% pada hewan uji.
golongan senyawa kimia dalam ekstrak Sedangkan konsentrasi terendah dari
jantung pisang Musa paradisiaca. Linn ekstrak jantung pisang Musa paradisiaca.
dapat dilihat pada Tabel 3. Linn telah memberikan efek mortalitas

143
Pengujian Fitokimia dan Toksisitas Ekstrak Jantung Pisang

pada Artemia salina. Leach dengan nilai menunjukkan kematian terhadap larva
mortalitas 23%. Pada pengamatan 24 jam udang Artemia salina. Leach.
semua konsentrasi rata-rata telah

Tabel 3. Hasil uji toksisitas terhadap kematian Artemia salina. Leach pada pengamatan jam
ke-24

Konsentrasi Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 %


(ppm) Mati Hidup Mati Hidup Mati Hidup Mortalitas
0 0 10 0 10 0 10 0
100 1 9 3 7 3 7 23
500 2 8 6 4 6 4 47
1000 6 4 6 4 6 4 60
1500 10 0 10 0 10 0 100

Grafik perentasi % mortalitas larva jumlah senyawa flavonoid, kumarin dan


udang Artemia salina. Leach terhadap fenolik semakin tinggi. Flavonoid berperan
konsentrasi ekstrak etanol jantung pisang sebagai antioksidan dengan cara
kapok dapat dilihat pada Gambar 8. mendominasikan atom hidrogennya atau
Semakin tinggi konsentrasi ekstrak melalui kemampuannya mengkelat logam,
etanol jantung pisang kepok maka semakin berada dalam bentuk glikosida atau
tinggi persen mortalitas hal ini disebabkan glikogen (Rachmat et al., 2013; Putanti,
konsentrasi ekstrak yang tinggi maka 2013).

120
Persen Mortalitas

100
80
60
40 y = 0,005x + 0,966
20 R² = 0,949
0
0 500 1000 1500 2000
Konsentrasi (µg/mL)

Gambar 8. Grafik mortalitas Artemia salina. Leach terhadap konsentrasi ekstrak etanol
jantung pisang kepok Musa paradisiacal. Linn

144
Rampe dan Tombuku (2015)

Gambar 8 memperlihatkan hasil uji mortalitas 60% dan pada konsentrasi 1500
toksisitas ekstrak jantung pisang Musa μg/mL menunjukkan nilai mortalitas 100%.
paradisiaca. Linn terhadap Artemia. salina. Berdasarkan hasil penelitian di atas,
Leach pada konsentrasi 100 μg/mL maka dapat dilihat nilai LC50 dengan
menunjukkan nilai mortalitas 23% menggunakan metode BSLT terhadap
konsentrasi 500 μg/mL nilai mortalitas Larva udang Artemia salina. Leach dapat
47%, konsentrasi 1000 μg/mL nilai dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Pengukuran Nilai LC50 dengan Metode BSLT

Bagian tanaman Konsentrasi % LC50


(μg/mL) Mortalitas (μg/mL)
Jantung Pisang 0 0 806,8
100 23
500 47
1000 60
1500 100

Waktu pengamatan terhadap larva Metode BSLT pada pengujian


udang Artemia salina. Leach dilakukan toksisitas dengan hewan uji Artemia salina.
selama 24 jam. Dari Tabel 4 dapat dilihat Leach dikatakan bersifat toksik jika LC50 <
bahwa dengan meningkatnya waktu 1000 μg/mL (Aras, 2013). LC50 akut jika
pengamatan, kematian larva udang semakin kematian hewan uji terjadi selama 6 jam
menigkat. Gejala keracunan timbul secara paparan sedangkan LC50 kronik jika
perlahan-lahan dalam waktu yang lama kematian hewan uji terjadi paparan 24 jam
sesudah pemberian suatu zat. Artinya karena dibutuhkan waktu lebih lama untuk
keracunan belum langsung terjadi pada saat kelarutan ekstrak.
pemberian suatu zat, namun zat tersebut Pernyataan di atas menunjukkan
diekskresikan dulu sehingga dengan waktu ekstrak jantung pisang Musa. paradisiaca.
yang lama pengaruhnya baru terlihat. Linn bersifat toksik terhadap Larva Udang
Tabel .4 dapat juga dilihat bahwa tiap Artemia salina. Leach. Dengan persamaan
konsentrasi terjadi kenaikan tingkat Regresi Linier = 0,005 + 0,966
mortalitas dari larva udang. Ini berarti sehingga didapatkan nilai LC50 = 806,8
bahwa semakin tinggi konsentrasi suatu zat µg/mL. Dengan demikian ekstrak jantung
yang diberikan, semakin besar pula jumlah pisang Musa paradisiaca. Linn dengan
larva udang yang mati. Tingkat mortalitas pelarut etanol memberikan efek toksik.
yang paling tinggi terjadi pada konsentrasi Semakin besar atau tinggi konsentrasi
1500 μg/mL. Dengan kata lain, semakin ekstrak jantung pisang M. paradisiaca.
tinggi konsentrasi yang diberikan semakin Linn semakin tinggi respon atau dampak
besar pula keracunan yang ditimbulkan. yang ditimbulkan yakni kematian hewan

145
Pengujian Fitokimia dan Toksisitas Ekstrak Jantung Pisang

uji. Mortalitas dan kelangsungan hidup mangostana L.). Jurnal Jurusan Farmasi
dalam suatu periode waktu paparan Fakultas Matematika Dan Ilmu
merupakan efek spesifik dalam uji Pengetahuan Alam Universitas Udayana.
toksisitas akut dengan pemaparan jangka hal. 1-7.
panjang. Farnsworth NR. 1966. Biological and
Phytochemical Screening of Plants.
KESIMPULAN
Journal of Pharmaceutical Sciences, 55
(3): 225-276.
1. Ekstrak etanol jantung pisang Musa
paradisiaca. Linn mengandung Frank CL. 1994. Toksikologi Dasar: Asas,
golongan senyawa kimia berupa Organ Sasaran, Dan Penilaian Resiko.
flavonoid, kumarin dan golongan Edisi Kedua. Jakarta: UI. Press.
fenolik lainnya.
2. Hasil pengujian toksisitas Hayati EK, Nur H. 2010. Phytochemical Test
menunjukkan bahwa ekstrak jantung And Brine Shrimp Lethality Test Against
Artemia Salina Leach Of Anting-Anting
pisang Musa paradisiaca. Linn
(Acalypha Indica Linn.) Plant Extract.
memiliki efek toksik terhadap larva
Chemistry Department, Science and
udang Artemia salina Leach dengan Technology Faculty Maulana Malik
nilai LC50 = 806,8 µg/mL. Ibrahim Islamic State University of
Malang, ALCHEMY. 1 (2) : 53-103.
DAFTAR PUSTAKA
Indrayani L, Hartati S, Lydia S. 2006. Skrining
Aras RT. 2013. Uji Toksisitas Ekstrak Teripang Fitokimia Dan Uji Toksisitas Ekstrak
Holothuria Scabra Terhadap Artemia Daun Pecut Kuda (Stachytarpheta
Salina. SKRIPSI. Program Studi Ilmu Jamaicensis L. Vahl) Terhadap Larva
Kelautan Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Udang Artemia Salina Leach. Fakultas
Ilmu Kelautan Dan Perikanan Universitas Sains dan Matematika, Universitas Kristen
Hasanuddin Makassar. hal. 23-36. Satya Wacana, Salatiga. Jurnal Berk.
Penel. Hayati. (12): 57–61.
Barua N, Mitali D. 2013. An Overview On
Pharmacological Activities Of Musa Kurniawan H. 2012. Uji Toksisitas Akut
sapientum And Musa paradisiaca. Ekstrak Metanol Daun Kesum (Polygonum
International journal of pharma minus Huds) Terhadap Larva Artemia
professional research. Assisten Professor, salina. Leach Dengan Metode Brine
Department Of Pharmacology, Jorhat Shrimp Lethality Test (BSLT). Skripsi
Medical College, Jorhat. Assam. 4 (2): 1- Program Studi Farmasi Fakultas
2. Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Tanjungpura, Pontianak. hal 1.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2000. Acuan Sediaan Herbal. Jakarta: Padmasari PD, Astuti KW, Warditiani NK.
Direktorat Jendral POM-Depkes RI. 2013. Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol
70% Rimpang Bangle (Zingiber
Dewi IDADY, Astuti KW, Warditiani NK.
purpureum Roxb.). Jurnal Jurusan Farmasi
2013. Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol
Fakultas Matematika Dan Ilmu
95% Kulit Buah Manggis (Garcinia

146
Rampe dan Tombuku (2015)

Pengetahuan Alam Universitas Udayana.


hal. 1-7.

Putranti RI. 2013. Skrining Fitokimia Dan


Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rumput
Laut (Sargassum duplicatum dan
turbinaria ornate) dari Jepara, TESIS,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Diponegoro, Semarang.

Rachmat F, A Nurlely, ASS Mulyani. 2013. Uji


Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan
Ekstrak Jantung Pisang Batu (Musa
balbisiana Colla). Praktikum Kimia Bahan
Alam. Program Studi Kimia Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. hal 4-
12.

Ramos S. 2007. Effects of Dietary Flavonoids


on Apoptotic Pathways Related to Cancer
Chemoprevention, J. Nutr. Biochem, 18,
427–442.

Widiyatni. 2010. Isolasi, Penentuan Struktur


Senyawa Serta Uji Aktivitas Biologi Dari
Ekstrak Etanol Tandan Tanaman (Musa
Paradisiaca). Tesis Universitas Indonesia
Fakultas Mipa Program Magister Ilmu
Kimia Kekhususan Kimia Hayati Depok.
hal 22-46.

147

You might also like