Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
ALVIANI
PO.71.3.251.14.1.001
i
UJI AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT KULIT PISANG
RAJA (Musa paradisiaca var sapientum) SEBAGAI TABIR
SURYA BERDASARKAN PENENTUAN NILAI SUN
PROTECTION FACTOR (SPF)SECARA IN VITRO
Oleh:
ALVIANI
PO.71.3.251.14.1.001
ii
iii
iv
KATA PENGATAR
dan rahmatNya sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Uji
Aktivitas Fraksi Etil Asetat Kulit Pisang Raja (Musa paradisiaca var
Factor (SPF) Secara In Vitro” dapat terselesaikan sebagai salah satu syarat
Penulis menyadari bahwa selesainya Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas
dari bantuan semua pihak, oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis dengan
tingginya kepada semua pihak, terutama kepada yang tercinta ayahanda Bakri dan
Nur Atika, dan Jusman atas segala doa dan dukungannya selama ini. Ucapan
pembimbing II, yang telah meluangkan waktu, pikiran, motivasi, bimbingan dan
bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi penulisan maupun dari segi
v
pembahasan, oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi
Pada kesempatan ini pula, ucapan terima kasih yang sama penulis
sampaikan kepada :
2. Bapak Dr. Rusli, Sp. FRS., Apt., selaku Ketua Jurusan Farmasi Politeknik
Makassar.
3. Bapak Raimundus Chaliks, S.Si., M., M.Sc., Apt selaku Ketua Program
Sinala, S.Si., M.Si., Apt dan Alfida Monica Salasa, S.Si., M.Kes, atas
penelitian.
pendidikan.
vi
6. Bapak dan Ibu Staf Tata Usaha Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes RI
ST., M.Kes, dan Ibu Dwi Rachmawaty D,S.Farm.,M.Kes) yang telah bersedia
menguji hasil Karya Tulis Ilmiah ini, dan juga atas kritik dan saran terhadap
perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini ataupun bagi pengembangan diri penulis
Kak Dwi, kak Ita, dan teman-teman Pondok Multazam atas dukungan dan
10. Kepada pihak lain yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu yang telah
bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi penulisan maupun dari segi
pembahasan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi
Penulis
vii
PERNYATAAN KEASLIAN
Nama : Alviani
NIM : PO.71.3.251.14.1.001
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya tulis ilmiah yang saya tulis ini
terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagaian keseluruhan karya tulis ilmiah ini
merupakan hasil karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggung jawabkan
terpuji tersebut.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa ada paksaan
sama sekali.
Alviani
viii
ABSTRAK
Tanaman pisang merupakan salah satu jenis tanaman yang paling banyak terdapat
di Indonesia tetapi masih belum memiliki acuan informasi yang lengkap, baik dari
segi fitokimia maupun dari segi farmakologi guna dimanfaatkan secara optimal.
Untuk itu telah dilakukan penelitian tentang Uji Aktivitas Fraksi Etil Asetat Kulit
Pisang Raja (Musa paradisiaca var sapientum) Sebagai Tabir Surya Berdasarkan
Penentuan Nilai Sun Protection Factor (SPF) Secara In Vitro. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak kulit pisang sebagai tabir surya.
Ekstrak kulit pisang diperoleh dengan cara maserasi menggunakan etanol 96%
kemudian diuapkan hingga diperoleh ekstrak kental. Pengujian aktivitas tabir
surya ekstrak kulit pisang raja dilakukan dengan mengukur absorbansinya pada
setiap 5 nm dengan menggunakan spektrofotometri pada panjang gelombang 290-
320 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit pisang raja dapat
memberikan perlindungan pada sinar ultraviolet B. Nilai SPF yang diperoleh dari
1000 ppm adalah sebesar 15,10. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan tabir
surya fraksi etil Asetat kulit pisang raja (Musa paradisiaca var sapientum)
diklasifikasikan dalam kategori maksimal.
Kata Kunci : Kulit Pisang Raja, Tabir Surya, Sinar UV, spektrofotometri
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... ix
x
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 26
A. Hasil Penelitian ............................................................................... 26
B. Pembahasan .................................................................................... 28
LAMPIRAN ....................................................................................................... 35
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2 Hasil skrining fitokimia fraksi etil kulit pisang raja .................... 27
Tabel 4.3 Hasil perhitungan nilai SPF fraksi etil asetat kulit pisang raja ... 28
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Skema Kerja Uji Aktivitas Fraksi Etil Asetat Kulit Pisang Raja (Musa
Gambar 3 Nilai SPF fraksi etil asetat kulit pisang raja .................................... 41
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sinar matahari sebagai sumber cahaya alami memiliki peranan yang sangat
manfaat, sinar matahari juga dapat memberikan efek yang merugikan pada kulit
terutama jika jumlah paparannya berlebihan. Kerusakan kulit akibat paparan sinar
matahari yang berlebihan dapat merugikan kulit, seperti warna kulit menjadi
gelap,eritema, kulit terbakar, pengerutan kulit, penuaan dini, dan kanker kulit.
misalnya menggunakan payung, topi, atau jaket dan secara kimia dengan
adalah radiasi ultraviolet (UV) dimana sinar ini berdasarkan panjang gelombang
dan efek fisiologi dibedakan menjadi tiga tipe yaitu UV-A (320-360 nm), UV-B
(280-320 nm), UV-C (100-280 nm). Sinar UV-B lebih merusak kulit dari pada
dua macam sinar yang lain karena dapat menyebabkan kulit terbakar dan kanker
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif
dari sinar matahari yaitu, dengan menggunakan tabir surya. Kemampuan tabir
surya dalam melindungi kulit dan mencegah paparan sinar matahari ditunjukkan
oleh nilai SPF (Sun Protection factor). Tabir surya mencegah kerusakan kulit
secara fisik melalui mekanisme kerja memantulkan dan menyebarkan radiasi sinar
1
2
UV, sedangkan secara kimia melalui mekanisme kerja mengabsorpsi radiasi sinar
UV, secara umum tabir surya mencegah radiasi sinar UV sebelum merusak sel
kulit. Semakin tinggi nilai SPF suatu tabir surya, maka semakin baik pula aktivitas
yang paling banyak terdapat di Indonesia, tetapi masih belum memiliki acuan
informasi yang lengkap, baik dari segi fitokimia maupun dari segi farmakologi
belum popular dan yang dikenal sampai saat ini masih terbatas pada buahnya.
Pengolahan bagian lainnya yang berupa limbah seperti batang, daun, kulit buah
dan sebagainya masih sedikit sekali. Penelitian terdahulu terhadap pisang Musa
cavendish dari Filipina, telah berhasil diisolasi salah satu jenis antioksidan yaitu
daripada buah. Selain itu, aktivitas antioksidan bagian kulit lebih banyak daripada
ekstrak kulit pisang goroho menggunakan tiga macam ekstrak, menghasilkan nilai
SPF yang tidak jauh berbeda seperti Ekstrak etanol mempunyai nilai SPF tertinggi
dari semua pelarut yaitu sebesar 16,63 kemudian diikuti oleh ekstrak metanol
besar pula. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang positif sebagai
semakin besar pula nilai SPF yang di dapat. Sehingga penelitian ini menyatakan
ekstrak kulit pisang goroho memiliki potensi tabir surya yang baik dengan
Dari uraian diatas maka akan dilakukan penelitian untuk menguji potensi
saktivitas tabir surya ekstrak kulit buah pisang raja (Musa paradisiaca var
B. Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat aktivitas tabir surya pada fraksi etil asetat kulit pisang
Protector Factor ?
2. Berapa potensi aktivitas tabir surya pada ekstrak kulit pisang raja ?
C. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui aktivitas tabir surya pada fraksi etil asetat kulit pisang
Protector Factor.
2. Untuk mengetahui Berapa potensi aktivitas tabir surya pada fraksi etil
D. Manfaat penelitian
TINJUAN PUSTAKA
Regnum : Plantae
divisi : Spermatophyta
Sub-Divisi : Angiospremae
Kelas : Monocotyledoneae
Family : Musaceae
genus : Musa
berbatang semu yang dapat tumbuh sekitar 2,1-2,9 meter, berakar serabut
batang semu tegak yang berwarna hijau hingga merah dan memiliki noda
berlilin. Daun ini diperkuat oleh tangkai daun yang panjangnya antara
berkelamin satu yaitu berumah satu dalam satu tandan dan berwarna
4
5
seperti daun, batang, bongol bunga, buah dan kulit buah pisang. Dalam
penelitian ini hanya dibahas khasiat dan penggunaan dari kulit pisang
saja. Kulit buah pisang dapat dijadikan pakan ternak, arang pisang yang
menjadi alternatif sebagai bahan bakar memasak, selain itu kulit pisang
2008).
air memiliki efisiensi paling tinggi, diikuti dengan methanol dan etanol.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Someya et al., (2002), kulit
pisang memiliki kadar senyawa flavonoid dan fenolik yang jauh lebih
B. Tabir Surya
tahun 1938. Tabir surya merupakan bahan-bahan kosmetik yang secara fisik
adalah melindungi kulit dari radiasi sinar matahari dan meminimalisirkan efek
dari bahaya sinar UV, yaitu dengan membentuk butir-butir pigmen (melanin)
yang akan memantulkan kembali sinar matahari. Jika kulit terpapar sinar
matahari, maka akan timbul dua tipe reaksi melanin, seperti penambahan melanin
terus-menerus, maka akan terbentuk noda hitam pada kulit (Tranggono dkk 2007).
tabir surya adalah efektif dalam menyerap sinar eritmogenik pada rentang panjang
terhadap tanning maksimum. Tidak mudah menguap dan resisten pada air dan
keringat. Memiliki sifat-sifat yang mudah larut yang sesuai untuk memberikan
7
formulasi kosmetik yang sesuai. Tidak berbau dan memiliki sifat-sifat fisik yang
Tabir surya yang mengabsorpsi 95% atau lebih dari radiasi UV dengan
b. Suntanning agents
panjang gelombang yang lebih besar dari 320 nm dan menghasilkan tan
bahwa menggunakan tabir surya dengan SPF (Sun Protecting Factor) tinggi
memberi efek perlindungan lebih lama terhadap cahaya matahari dan mencegah
dari tabir surya dinilai dalam faktor proteksi cahaya (Sun Protecting Factor/SPF)
yaitu perbandingan antara dosis minimal untuk menimbulkan eritema pada kulit
terolesi tabir surya dengan tidak. Nilai SPF ini berkisar 0 sampai 100, dan
5. Ultra bila SPF lebih dari 15, contoh: kombinasi PABA, non-PABA,
Penentuan tabir surya berdasarkan nilai SPF secara in vitro yaitu dengan
(DEM) pada kulit yang terlindungi terhadap energi untuk menghasilkan eritema
minimal pada kulit tidak terlindungi, sedangkan pengujian in vitro yaitu nilai SPF
sebagai berikut :
320
Keterangan :
Nilai EE×I adalah konstan. Konstanta nilai EE×I dapat dilihat: (Mansur et al,
1986)
290 0,0150
295 0,0817
300 0,2874
305 0,3278
310 0,1864
315 0,0837
320 0,0180
Total 1
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Maserasi
aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai,
11
kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
belum mengalami pengolahan apapun kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang
simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman.
Simplisia hewani adalah simplisia yang dapat berupa hewan utuh atau zat-zat
berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia murni,
misalnya ikan dan madu. Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia berupa
bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara
sederhana dan belum berupa bahan kimia murni, contoh serbuk seng dan serbuk
tembaga.
tertentu.
12
3. Refluks
pelarut selama waktu dan jumlah pelarut tertentu dengan adanya pendingin
sempurna.
4. Soxhletasi
alat khusus berupa esktraktor soxhlet. Suhu yang digunakan lebih rendah
sifat kelarutannya dalam suatu pelarut(like dissolved like). Ekstraksi zat aktif
dilakukan dengan cara merendam simplisia nabati dalam pelarut yang sesuai
selam beberapa hari pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya. Pelarut yang
digunakan, akan menembus dinding sel dan dan kemudian masuk ke dalam sel
tanaman yang penuh dengan zat aktif. Pertemuan antara zat aktif dan pelarut
akan mengakibatkan terjadinya proses pelarutan dimana zat aktif akan terlarut
dalam pelarut. Pelarut yang berbeda di dalam sel mengandung zat aktif,
sementara pelarut yang berada di luar sel belum terisi zat aktif, sehingga tidak
konsentrasi zat aktif yang ada di luar sel. Perbedaan konsentrasi ini akan
tinggi akan terdesak keluar sel dan digantikan oleh pelarut dengan konsentrasi
b) Pengerjaan maserasi
selama tiga hari sampai zat aktif yang dikehendaki larut. Kecuali dikatakan
dibiarkan selama 3-5 hari pada tempat yang terlindung dari cahaya. Diaduk
Bejana di tutup dan dibiarkan selama 2 hari di tempat sejuk dan terlindung dari
karena metode ini sesuai dan baik untuk skala kecil maupun skala industri.
hari sambil sesekali diaduk. Pelarut yang digunakan untuk maserasi dapat
bersifat “bisa campur air” seperti air itu sendiri yang disebut dengan
14
pelarut polar dan dapat juga digunakan pelarut yang tidak dapat
bercampur dengan air seperti : aseton, etil asetat. Pelarut yang tidak dapat
bercampur dalam air ini disebut pelarut nonpolar atau pelarut organik.
cara penyaringan.
Waktu maserasi pada umumnya 5 hari, karena dengan waktu tersebut telah
tercapai keseimbangan antara bahan yang diekstraksi pada bagian dalam sel
dengan luar sel. Pengocokan yang dilakukan selama maserasi akan menjamin
keseimbangan konsentrasi bahan ekstraksi lebih cepat dalam cairan. Tanpa adanya
adalah air, etanol, etanol-air atau eter. Pilihan utama untuk pelarut pada maserasi
diantaranya :
Tujuan dari ekstraksi adalah untuk menarik semua zat aktif dan komponen
kimia yang terdapat dalam simplisia. Dalam menentukan tujuan dari suatu proses
ekstraksi.
flavonoid dan lain-lain. Metode umum yang dapat digunakan adalah studi
pustaka dan untuk kepastian hasil yang diperoleh, ekstrak diuji lebih lanjut
secara kimia atau analisa kromatografi yang sesuai untuk kelompok senyawa
dengan cara mendidihkan atau menyeduh simplisia tersebut dalam air. Dalam
hal ini, proses ekstraksi yang dilakukan secara tradisional tersebut harus di
tiru dan dikerjakan sedekat mungkin, apalagi jika ekstrak tersebut akan
16
dilakukan kajian ilmiah lebih lanjut terutama dalam hal validasi penggunaan
obat tradisional.
untuk isolasi senyawa kimia baru yang belum diketahui sifatnya dan
biologi khusus.
E. Spektrofotometer UV
Penyerapan sinar ultraviolet dan sinar tampak oleh suatu molekul organik
Transisi tersebut umumnya antara orbital ikatan atau orbital pasangan elektron
bebas ke orbital anti ikatan. Spektrum tampak terletak antara 400 nm (ungu) – 750
(Kristanty, 2012).
tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditranmisikan
kontinu, monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blangko dan
suatu alat untuk mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan blangko ataupun
pembanding.
berupa larutan, gas, atau uap. Untuk sampel yang berupa larutan perlu
Dibuat seri larutan baku dari zat yang akan dianalisis dengan berbagai
sampai 0,8. Anjuran ini berdasarkan anggapan bahwa pada kisaran nilai
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
menguji uji aktivitas fraksi kulit buah pisang raja (Musa paradisiaca sapientum)
sebagai tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara
in vitro
Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Maret-Juni 2017 yang bertempat
Makassar.
corong gelas, kapas, labu ukur, pipet tetes, spektrofotometer UV- VIS,
Sampel yang digunakan adalah kulit buah pisang Raja yang berasal dari
Kabupaten Bone. Buah pisang tersebut dibersihkan dari kotoran yang menempel
dengan air yang mengalir sampai benar-benar bersih. Lalu kulit yang sudah
19
20
Kemudian kulit buah pisang dikeringkan dengan cara di oven selama 3 hari pada
suhu 60oC kemudian diangin- anginkan dalam suhu kamar tanpa terkena sinar
selanjutnya.
E. Prosedur Kerja
1. Pembuatan ekstrak
kali pengadukan dan disimpan di tempat gelap pada suhu kamar. Maserasi
filtrat diuapkan dengan cara diangin – anginkan pada suhu kamar hingga
2. Skrining fitokimia
1. Uji Alkaloid
2. Uji Flavonoid
3. Uji Saponin
terbentuk busa atau lebih lalu ditetesi dengan HCL 2N, Jika buih tidak
mengandung saponin.
4. Uji Tanin
perubahan warna biru tua atau hitam maka positif mengandung tanin.
5. Uji Triterpenoid
6. Uji Polifenol
(III) klorida 10%, jika terjadi warna biru tua, biru kehitamanatau hitam
hingga tanda (1000 ppm). Kemudian dari larutan tersebut dipipet sebanyak
2,0 ml, 4,0 ml, 6,0 ml, dan 8,0 ml. Masing-masing dimasukkan ke dalam
(diperoleh larutan dengan konsentrasi 200, 400, 600, dan 800 ppm).
dan dihitung nilai log SPF yang merupakan nilai rata-rata dari serapan dan
kemudian ditentukan nilai SPF serta jenis proteksi tabir surya dari ekstrak
F. Pengumpulan Data
G. Analisis Data
Dibuat kurva serapan uji kuvet 1 cm, dengan panjang gelombang antara
290 nm dan 360 nm, digunakan etanol sebagai blanko. Serapan larutan uji
gelombang 290 nm sampai panjang gelombang 320 nm. Untuk menghitung nilai
Keterangan :
Nilai EE×I adalah konstan. Konstanta nilai EE×I dapat dilihat: (Mansur et al,
1986).
290 0,0150
295 0,0817
300 0,2874
305 0,3278
310 0,1864
315 0,0837
320 0,0180
Total 1
Cara perhitungan :
H. Penarikan Kesimpulan
diperoleh.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian uji aktivitas ekstrak etil asetat kulit pisang raja (Musa
paradisiaca var sapientum) sebagai tabir surya berdasarkan penentuan nilai Sun
No % Rendamen Hasil
sebanyak 20,2191 g difraksinasi menggunakan etil asetat dan didapat fraksi etil
26
27
Tabel 4.2 : Hasil skrining fitokimia fraksi etil asetat kulit pisang raja
Hasil Fraksi
No Senyawa kimia Pereaksi Hasil
Etil Asetat
1 Alkaloid Ekstrak ditimbang 0,5 -Mayer = endapan -Larutan
gram sampel,masukkan putih (putih bening (-)
kedalam tabung kekuningan )
-Larutan
reaksi,dilarutkan dengan
-dragendrof = kuning (-)
1 ml HCl 2N dan 9 ml
endapan merah
air.
jingga
2 Flavonoid Ekstrak di timbang 0,5 Endapan orange Endapan
gram+etanol 70%+5-6 orange(+)
tetes HCl pekat
3 Saponin Ekstrak ditimbang 0,5 Jika buih tidak Busa hilang
gram, dimasukkan hilang dengan (-)
kedalam tabung penambahan HCl 2N
reaksi,ditambahkan 10 maka hasilnya
ml air panas dan dikocok mengandung
selama 10 menit, hingga saponin.
terbentuk busa atau lebih
lalu ditetesi dengan HCl
2N.
4 Tanin Ekstrak ditimbang 0,5 Biru tua atau hitam Hitam (+)
gram, masukkan kedalam
tabung reaksi
ditambahkan 10 ml air
panas dan kocok, + 20 ml
NaCl 10% dan
disaring.filtrat yang
dihasilkan ditambahkan
FeCl3.
5 Triterpenoid 5 ml ekstrak dicampur Terbentuk warna Merah
dengan 2 ml kloroform merah kecoklatan kecoklatan
dan 3 ml asam sulfat pada antar antar
pekat. permukaan. permukaan
(+)
6 Polifenol 1 ml ekstrak direaksikan warna biru tua, biru Biru
dengan larutan besi(III) kehitaman atau kehitaman
klorida 10% hitam kehijauan. (+)
28
Tabel 4.3 : Hasil perhitungan nilai SPF fraksi etil asetat kulit pisang raja
1 400 3,80358
2 600 7,54280
3 800 11,72125
4 1000 15,10727
B. Pembahasan
Pada penelitian ini digunakan sampel kulit pisang raja yang diekstraksi
metode sederhana dan paling banyak digunakan karena metode ini sesuai dan baik
Pilihan utama untuk pelarut pada maserasi adalah etanol, karena etanol
memiliki beberapa keunggulan sebagai pelarut yaitu, etanol bersifat lebih selektif,
beracun), etanol bersifat netral, memiliki daya absorbsi yang baik, dapat
bercampur dengan air pada berbagai perbandingan, panas yang dapat diperlukan
untuk pemekat lebih selektif, dan etanol dapat melarutkan berbagai zat aktif dan
digunakan kulit pisang raja (Musa paradisiaca var sapientum) kering sebanyak
739,98 gram yang dimasukkan ke dalam wadah kaca dan dilarutkan menggunakan
pelarut etanol 96% hingga simplisia terendam sempurna. Simplisia diaduk rata
dan wadah ditutup rapat kemudian disimpan di tempat gelap pada suhu ruangan.
mungkin terjadi antara wadah dengan sampel. Proses maserasi dilakukan selama
12 hari, dilakukan penggantian larutan penyari tiap 3 hari sambil sering diaduk-
aduk dengan tujuan mempercepat proses ekstraksi. Filtrat yang diperoleh dari
kental. Ekstrak kental tersebut kemudian difraksinasi dengan pelarut etil asetat
dengan metode spektrofotometri (Sayre et al., 1979). Dibuat kurva serapan uji
kuvet 1 cm, dengan panjang gelombang antara 290 dan 360 nm, digunakan etanol
sebagai blanko. Serapan larutan uji menunjukkan pengaruh zat yang menyerap
setiap interval 5 dari panjang gelombang 290 nm sampai panjang gelombang 320
nm.
pengujian aktivitas tabir surya sampel secara in vitro dan juga merupakan metode
yang sangat sederhana, cepat, serta bahan kimia dan sampel yang digunakan
dibuat adalah 400ppm, 600ppm, 800ppm, dan 1000 ppm dengan menggunakan
pelaru etanol sebagai larutan pengencer dan blanko kemudian dilakukan replikasi
SPF 2-100.
terbakar (sebelumnya memakai tabir surya), 10 menit bagi yang memiliki kulit
cerah, 15 menit bagi yang berkulit sedang, dan 20 menit bagi yang berkulit gelap,
angka SPF menunjukkan bahwa berapa kali lipat tabir surya dapat melindungi
kulit dengan waktu aman jika tidak memakai tabir surya (Wahyu Triasmara,
yang sama menggunakan kulit pisang dengan spesies yang berbeda yaitu
14,11 aktivitas tabir surya menggunakan pelarut etanol, sedangkan hasil dari
penelitian pisang raja memperoleh aktivitas tabir surya 15,11 pada konsentrasi
1000 ppm menggunakan pelarut Etil Asetat, SPF yang biasa digunakan pada
kenaikan 1200 ppm diperoleh nilai SPF 19,03 sehingga kulit pisang raja dapat
dijadikan acuan untuk pembuatan krim tabir surya pada konsentrasi 1200 ppm.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian uji aktivitas fraksi etil asetat kulit pisang raja
bahwa Ekstrak etil asetat kulit pisang raja memiliki aktivitas tabir surya,
dengan nilai SPF masing-masing adalah, konsentrasi 400 ppm sebesar 3,80;
600 ppm sebesar 7,54; 800 ppm 11,72; 1000 ppm sebesar 15,10.
B. Saran
Disarankan kepada peneliti selanjutnya, sebelum simplisia kering
32
33
DAFTAR PUSTAKA
Dita F, dkk.(2014). aktivitas antioksidan dan tabir surya pada ekstrak kulit buah
pisang goroho (musa acuminate L) jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol.
3 No. 2 ISSN 2302 – 2493.
Departemen Kesehatan RI. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan
Obat, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta. Hal. 19,
11, 40-42.
Daniells, J., dkk. (2001). Musalogue: a catalogue of Musa germplasm. Diversity
in the genus Musa. International Network for the Improvement of Banana
and Plantain, Montpellier, France (E. Arnaud and S. Sharrock, compil).
Moloney F.J., collins S., dan Murphy G.M 2002. Sunscreen : Safety, Efficacy and
Appropriate Use. Am.J.Clin. Dermatol. Vol.3, 185-191
Nagarajaiah, S.B. and J. Prakash, 2011. Chemical composition and antioxidant
potential of peels from three varieties of banana. Asian J. Food Agro-
Ind., 4: 31-46..
Rejeki, S dan Wahyuningsih, S,S. (2015). Formulasi Gel Tabir Surya Minyak
Namplung (Tamanu Oil) dan Diuji Nilai SPF Secara In Vitro”. Jurnal
University Research Colloquinum. 97-103.
34
Lampiran I
SKEMA KERJA
Spektrofotometri
Pengumpulan data
Analisi data
Kesimpulan
Gambar 1 : Skema Kerja Uji Aktivitas Fraksi Etanol Kulit Pisang Raja (Musa
paradisiaca var sapientum) Sebagai Tabir surya
36
Lampiran II (Perhitungan)
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖
% Rendamen = x 100 %
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
144,7606
= x 100 %
739,98
= 19,5627%
0,8299
= 20,2191x 100%
= 4,104%
sebagai berikut :
320
Keterangan :
1. 400 ppm
a. SPF = 10 x 0,0150 x 0,52916
= 0,07937
b. SPF = 10 x 0,0817 x 0,48728
= 0,39811
c. SPF = 10 x 0,2874 x 0,43409
= 1,24757
d. SPF = 10 x 0,3278 x 0,37208
= 1,21967
e. SPF = 10 x 0,1864 x 0,31760
= 0,59201
f. SPF = 10 x 0,0839 x 0,27094
= 0,22678
g. SPF = 10 x 0,0180 x 0,22257
= 0,04006
SPF = 0,07937 + 0,39811 + 1,24757 + 1,21967 + 0,59201 + 0,22678 + 0,04006
= 3,80357
2. 600 ppm
a. SPF = 10 x 0,0150 x 1,00570
= 0,1508
b. SPF = 10 x 0,0817 x 0,93318
= 0,76241
c. SPF = 10 x 0,2874 x 0,84391
= 2,42540
d. SPF = 10 x 0,3278 x 0,74183
= 2,43172
e. SPF = 10 x 0,1864 x 0,64906
= 1,20985
38
Tabel 1 : Data awal uji aktivitas fraksi etil asetat kulit pisang raja sebagai tabir
surya
No Konsentrasi ekstrak CF EE()xI Abs CF xEE(λ)xI(λ)xabs SPF
1. 400 ppm 10 0,015 0,52916 0,07937 3,80357
0,0817 0,48728 0,39811
0,2874 0,43409 1,24757
0,3278 0,37208 1,21967
0,1864 0,3176 0,59201
0,0837 0,27094 0,22678
0,018 0,22257 0,04006
2. 600 ppm 10 0,015 1,0057 0,15085 7,54281
0,0817 0,93318 0,76241
0,2874 0,84391 2,42540
0,3278 0,74183 2,43172
0,1864 0,64906 1,20985
0,0837 0,56815 0,47554
0,018 0,48354 0,08704
3. 800 ppm 10 0,015 1,4777 0,22166 11,72125
0,0817 1,93318 1,57941
0,2874 1,2544 3,60515
0,3278 1,1098 3,63792
0,1864 0,97796 1,82291
0,0837 0,86129 0,72090
0,018 0,74057 0,13330
4. 1000 ppm 10 0,015 1,9702 0,29553 15,10727
0,0817 1,8581 1,51807
0,2874 1,6789 4,82516
0,3278 1,4863 4,87208
0,1864 1,3104 2,44259
0,0837 1,1628 0,97326
0,018 1,0032 0,18058
41
Lampiran III
20
Nilai SPF
15
10
0
400 600 800 1000
Konsentrasi Fraksi Etil Asetat Kulit Pisang Raja (ppm)
A. Identitas Diri
Agama : Islam
Kab.Bone
E-mail : alviani.121096@gmail.com
Ibu : Julmiati
B. Riwayat Pendidikan
Jurusan Farmasi