You are on page 1of 10

p-ISSN 2086-6380 Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2018, 9(1):11-20

e-ISSN 2548-7949 DOI: https://doi.org/10.26553/jikm.2018.9.1.11-20


Available online at http://www.jikm.unsri.ac.id/index.php/jikm

KEIKUTSERTAAN PROGRAM KESEHATAN LANSIA DITINJAU DARI BIAYA,


KEPUASAN PELAYANAN DAN HARAPAN PASIEN DI PUSKESMAS
NANGGULAN KABUPATEN KULON PROGO

Dina Fitriana Rosyada,1Savitri Citra Budi


Prodi Diploma Rekam Medis, Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada

ELDERLY PROGRAMME INVOLVEMENT REVIEWED FROM COST, SERVICE


SATISFACTORY AND PATIENT EXPECTATIONS IN PUBLIC HEALTH CENTER
NANGGULAN KULON PROGO DISTRICT

ABSTRACT
Background: One of the efforts to improve social welfare for elderly is to provide health services. The
coverage of the utilization of elderly patient care at Nanggulan public health center is still low. The low
coverage is certainly caused by the fundamental things related to the selection of health care facilities such
as the existence of cost considerations, patient expectations and satisfaction on quality health service
facilities. The objectives of this research is to analyze the influence of the fundamental reasons for the
selection of health service facilities at Nanggulan public health center towards participation in the elderly
program.
Methods: The type of research is observational analytic research with cross sectional study design. The
sample size of this study is 50 elderly. The sample size is calculated using random sampling technique. The
dependent variable of the research is the participation of the lansia elderly program and the independent
variables of the study are cost consideration, patient expectation and satisfaction of service quality at
Nanggulan public health center.
Results: The analysis statistic used logistic regresion, the variables that influence the utilization of elderly
health service program at Nanggulan Community Health Center are the variable of patient satisfaction.
Conclusion: The elderly choose Nanggulan public health center used health but their participation do not
affect in elderly program because of the access factor factor or the distance of the house with Nanggulan
Health Center involvement of elderly programme was influenced by service satisfaction.
Keywords: Elderly program participation, elderly service usage, improvement of elderly welfare.

ABSTRAK
Latar Belakang: Salah satu upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial bagi Lanjut Usia adalah dengan
memberikan pelayanan kesehatan. Cakupan pemanfaatan pelayanan pasien bagi lanjut usia di Puskesmas
Nanggulan tergolong masih rendah. Rendahnya cakupan tersebut tentunya disebabkan oleh hal yang
mendasar berkenaan dengan pemilihan sarana pelayanan kesehatan seperti adanya pertimbangan biaya,
harapan pasien dan kepuasan pada kualitas pelayanan sarana pelayanan kesehatan. Tujuan dari penelitian ini
adalah menganalisis pengaruh alasan pendasaran pemilihan sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas
Nanggulan terhadap keikutsertaan dalam program lansia.
Metode: Jenis penelitian adalah penelitian analitik observasional dengan desain penelitian cross sectional.
Besar sampel penelitian ini ada 50 lansia. Besar sampel tersebut dihitung menggunakan rumusan teknik
random sampling. Variabel dependen penelitian adalah keikutsertaan lansia pada program lansia dan
variabel independen penelitian adalah pertimbangan biaya, harapan pasien dan kepuasan kualitas pelayanan
di Puskesmas Nanggulan. Analisis Statistik menggunakan uji regresi logistik.
Hasil Penelitian: Analisis statistik menggunakan uji logistik regresi variabel yang mempengaruhi
pemanfaatan pelayanan program kesehatan lansia di Puskesmas Nanggulan adalah variabel kepuasan pasien.
Kesimpulan: Lansia memilih Puskesmas Nanggulan sebagai tempat pemeriksaan kesehatan namun meski
demikian tidak langsung berpengaruh terhadap keikutsertaan mereka pada program lansia karena adanya
faktor akses atau jarak rumah dengan Puskesmas Nanggulan. Keikutsertaan program lansia lebih dipengaruhi
oleh adanya kepuasan pelayanan.
Kata Kunci: Program kesehatan lansia, pemanfaatan pelayanan, pasien, lanjut usia, peningkatan
kesejahteraan lansia.

Alamat Koresponding: Dina Fitriana Rosyada, Prodi Diploma Rekam Medis, Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada , Gedung SV
UGM, Sekip Unit 1, Catur Tunggal, Depok, Caturtunggal, Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281, email :
dinafitriana.r@ugm.ac.id

Maret 2018 11
Rosyada et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2018, 9(1):11-20

PENDAHULUAN serta aktif masyarakat dalam rangka


meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Permasalahan cukupan pelayanan
usia lanjut. Kemenkes (2015) tentang Standar
kesehatan puskesmas baik berupa unit
Pelayanan Minimal di bidang kesehatan di
kesehatan perorangan dan unit kesehatan
provinsi dan kabupaten/kota menyebutkan
masyarakat bagi pasien lanjut usia di
bahwa pemerintah daerah kabupaten/kota
Puskesmas Nanggulan masih rendah.
wajib memberikan skrining sesuai standar
Pelayanan kesehatan dimaksudkan untuk
pada warga usia 60 tahun keatas yang
memelihara dan meningkatkan derajat
membutuhkan pelayanan skrining kesehatan.4
kesehatan dan kemampuan lanjut usia agar
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis
kondisi fisik, mental, dan sosialnya dapat
pengaruh pendasaran pemilihan sarana
berfungsi secara wajar.1 Kesehatan Lanjut
pelayanan kesehatan terhadap keikutsertaan
Usia atau Lansia adalah program pelayanan
dalam program lansia di Puskesmas
kesehatan usia lanjut atau upaya kesehatan
Nanggulan Kabupaten Kulon Progo.
khusus yang dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan.
Sensus penduduk tahun 2010 METODE
menunjukkan bahwa Indonesia termasuk lima Jenis penelitian adalah penelitian
besar negara dengan jumlah penduduk lanjut analitik. Desain penelitian yang digunakan
usia terbanyak di dunia, yang mencapai 18,1 adalah observational yaitu studi yang hanya
juta jiwa atau 7,6 persen dari total penduduk. akan melaksanakan pengamatan tanpa
Badan Pusat Statistik (2013) intervensi.5 Berdasarkan waktunya, penelitian
memproyeksikan, jumlah penduduk lanjut ini merupakan cross sectional karena
usia (60+) diperkirakan akan meningkat pengukuran variabelnya dilakukan dalam satu
menjadi 27,1 juta jiwa pada tahun 2020, waktu yang sama.6,7,8 Populasi dalam
menjadi 33,7 juta jiwa pada tahun 2025 dan penelitian ini adalah seluruh lansia dengan
48,2 juta jiwa tahun 2035.2 Perhatian kriteria inklusinya adalah orang yang telah
pemerintah terhadap keberadaan lanjut usia mencapai usia 60 tahun ke atas di wilayah
ini cukup besar, yang diawali pada tahun 1996 kerja Puskesmas Nanggulan Kulon Progo
dengan ditetapkannya tanggal 29 Mei yang Yogyakarta. Namun dikarenakan
diperingati setiap tahun sebagai Hari Lanjut kemungkinan ada yang belum bisa dimintai
Usia. Di bidang kesehatan, Undang-Undang informasi, maka bisa diwakilkan pada
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan anaknya atau keluarga terkait. Kriteria
menyebutkan bahwa upaya untuk eksklusi dalam penelitian ini adalah lansia
meningkatkan dan memelihara kesehatan dibawah usia 60 tahun.
masyarakat dilaksanakan berdasarkan prinsip Besar sampel dihitung dengan teknik
non diskriminatif, partisipatif dan perhitungan random sampling, yakni
9
berkelanjutan. Upaya pemeliharaan kesehatan pengambilan subyek secara acak. Variabel
bagi lanjut usia ditujukan untuk menjaga agar dalam penelitian ini adalah pendidikan,
para lanjut usia tetap sehat, mandiri, aktif dan pendapatan, keikutsertaan dalam program
produktif secara sosial dan ekonomi sehingga lansia, pertimbangan biaya, kepuasan
untuk mewujudkan hal tersebut pemerintah pelayanan dan harapan pasien lansia. Besar
berkewajiban untuk menjamin ketersediaan sampel responden dalam penelitian ini adalah
fasilitas pelayanan kesehatan dan 50 responden lansia. Dimana besar sampel
memfasilitasi pengembangan kelompok lanjut tersebut dari populasi kunjungan lansia rata-
usia.3 rata per bulan di Puskesmas Nanggulan. Rata-
Puskesmas dengan dukungan peran rata jumlah lansia yang berkunjung dan

12 Maret 2018
Rosyada et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2018, 9(1):11-20

menggunakan pelayanan Puskesmas per bulan (Sungai Progo), sebelah selatan Kecamatan
adalah 189 lansia. Data penelitian dianalisis Sentolo dan sebelah barat Kecamatan
secara univariat, bivariat dan multivariat Girimulyo.10
menggunakan uji regresi logistik. Instrumen Luas wilayah Kecamatan Nanggulan
yang digunakan untuk penelitian ini adalah 3.960,67 Ha terdiri dari sawah 1.495,85 Ha,
lembar kuesioner untuk mendapatkan data pekarangan 674,56 Ha, tegalan 15,71 Ha,
primer dari responden dan peralatan ladang 885,5 Ha, lain-lain 889,05 Ha.
dokumentasi untuk mendokumentasi kegiatan Kecamatan Nanggulan terdiri 6 desa yaitu
pengambilan data. Desa Wijimulyo, Jatisarono, Kembang,
Tanjungharjo, Banyuroto dan Desa
Donomulyo, dengan jumlah dusun 61 dusun,
HASIL PENELITIAN
Rukun Warga (RW) 128 buah, Rukun
Puskesmas Nanggulan merupakan Tetangga (RT) 385 buah, dengan jumlah
puskesmas rawat jalan yang terletak di Desa penduduk jiwa terdiri dari laki-laki jiwa dan
Wijimulyo, Nanggulan, Kulon Progo. perempuan jiwa sedangkan jumlah kepala
Wilayah kerja yang menjadi tanggung jawab keluarga 9.335.11 Variabel yang digunakan
tugas pelayanannya meliputi 6 desa dengan 61 untuk mengidentifikasi karakteristik
dusun. Kecamatan Nanggulan merupakan responden adalah umur, jenis kelamin, tingkat
salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten pendidikan dan pendapatan. Hasil analisis
Kulon Progo bagian utara. Batas-batas karakteristik responden disajikan dalam Tabel
wilayah kecamatan sebelah utara Kecamatan 1.
Kalibawang, sebelah timur Kabupaten Sleman

Tabel 1.
Karakteristik Responden Lansia di Puskesmas Nanggulan Kabupaten Kulon Progo

Karakteristik Responden Jumlah Persentase


(orang) (%)
Jenis kelamin
Laki-laki 20 40
Perempuan 30 60
Umur
60 – 65 tahun 25 50
66 – 70 tahun 12 24
71 – 75 tahun 10 20
76 – 80 tahun 3 6
Pendidikan
SD 24 48
SMP 12 24
SMA/SMK 10 20
Perguruan Tinggi 4 8
Pendapatan (Per Bulan)
<Rp 500.000 11 22
Rp 500.000 – Rp 1.000.000 25 50
>Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000 9 18
>Rp 1.500.000 5 10

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa responden dengan umur 66 – 70 tahun ada


responden dalam penelitian ini mayoritas 24%, responden dengan umur 71 – 75 tahun
perempuan sebesar 60% sedangkan laki-laki ada 20%. Hanya ada 6% responden yang
sebesar 40%. Berdasarkan karakteristik umur tergolong dalam umur 76 – 80 tahun.
responden, mayoritas responden berumur 60 – Berdasarkan hasil analisis tingkat pendidikan
65 tahun yakni sebesar 50%, sedangkan diketahui bahwa semua responden pernah

Maret 2018 13
Rosyada et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2018, 9(1):11-20

mengenyam pendidikan formal. Sebagian sebesar 50% responden. Responden yang


besar berpendidikan Sekolah Dasar (SD) memiliki pendapatan per bulan <Rp 500.000,-
yakni sebesar 48%. Pada responden yang sebesar 22% sedangkan responden dengan
memiliki pendidikan terakhir Sekolah pendapatan per bulan sebesar >Rp 1.000.000,-
Menengah Pertama (SMP) ada 24% sampai Rp 1.500.000,0 sebanyak 18%. Hanya
sedangkan pada responden yang memiliki ada 10% responden yang memiliki
pendidikan terakhir Sekolah Menengah pendapatan per bulan >Rp 1.500.000,-.
Atas/Sekolah Menengah Kejuruan Variabel terikat dalam penelitian ini
(SMA/SMK) sebesar 20%. Hanya 8% adalah keikutsertaan pasien dalam program
responden yang memiliki pendidikan terakhir lansia di Puskesmas Nanggulan Kabupaten
di Perguruan Tinggi (PT). Berdasarkan hasil Kulon Progo Yogyakarta. Hasil dari
analisis tingkat pendapatan diketahui bahwa pengambilan data keikutsertaan pasien dalam
mayoritas pendapatan per bulan responden program lansia disajikan dalam gambar
adalah Rp 500.000,- sampai Rp 1.000.000,- diagram sebagai berikut.

Keikutsertaan Program Lansia di Puskesmas

36%

64%

Belum pernah Sudah pernah

Gambar 1.
Persentase Keikutsertaan Responden dalam Program Lansia
di Puskesmas Nanggulan Kabupaten Kulon Progo

Berdasarkan gambar 1 diketahui bahwa penyakit dini lansia. Hanya ada sebanyak 34%
responden lansia yang belum pernah responden lansia yang sudah pernah
mengikuti program lansia di Puskesmas mengikuti program lansia di Puskesmas
Nanggulan Kabupaten Kulon Progo tersebut.
Yogyakarta adalah sebanyak 64%. Program Pada penelitian ini digunakan variabel bebas
lansia yang dimaksudkan di sini adalah yaitu adanya pertimbangan biaya, harapan
meliputi senam lansia, pemberian makanan pasien lansia dan kepuasan pasien terhadap
tambahan pada lansia, cek rutin kesehatan pelayanan puskesmas. Berikut ini merupakan
lansia berupa tes kadar gula dalam darah, cek hasil persentase variabel bebas dalam
kadar kolesterol, asam usat dan pemeriksaan penelitian.

14 Maret 2018
Rosyada et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2018, 9(1):11-20

Pertimbangan Biaya

6%
12%
Biaya
Tidak ada
12%
Sesuai keinginan pasien
70% Sudah tradisi keluarga

Gambar 2.
Pertimbangan Biaya

Berdasarkan hasil penelitian diketahui dengan tidak mempertimbangkan alasan


responden yang memilih alasan pertimbangan khusus, sesuai keinginan dan kebiasaan tradisi
biaya ada sebesar 70%, sedangkan selainnya keluarga.

HARAPAN KETIKA MEMILIH FASILITAS


PELAYANAN KESEHATAN

0%

Pelayanan bagus dan biaya


32%
murah
Pelayanan yang meyakinkan

60% Memberikan kenyamanan


8%
Menurut keluarga dirasa
baik

Gambar 3.
Diagram Persentase Harapan Ketika Memilih Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh harapan dalam memilih tempat untuk memeriksakan
kondisi kesehatan lansia adalah mayoritas menjawab C yaitu mendapatkan pelayanan yang dapat
memberikan kenyamanan, ketenangan dan menyenangkan hati. Sebesar 32% responden yang
memilih jawaban A dimana harapannya adalah mendapatkan pelayanan yang bagus dengan biaya
relatif murah. Hanya 8% responden yang memilih jawaban B yaitu dengan harapan mendapatkan
pelayanan yang sesuai dengan keyakinan. Tidak ada responden yang memilih jawaban D yakni
dengan harapan mendapatkan pelayanan yang menurut keluarga adalah dirasa baik.

Maret 2018 15
Rosyada et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2018, 9(1):11-20

Kepuasan Kualitas Pelayanan Puskesmas

30%

70%

BAIK CUKUP

Gambar 4.
Diagram Persentase Kepuasan Kualitas Pelayanan Puskesmas Nanggulan
Kabupaten Kulon Progo

Berdasarkan hasil penelitian mengenai 70%. Sebesar 30% responden yang


pelayanan puskesmas diperoleh mayoritas menyatakan pelayanan Puskesmas cukup baik
responden menyatakan baik yakni sebesar
.
Tabel 2.
Hubungan antara Pertimbangan Biaya, Harapan Ketika Memilih Fasilitas Pelayanan
Kesehatan dan Kepuasan Kualitas Pelayanan dengan Keikutsertaan Program Lansia

Variabel Koefisien P Value Ket


Pertimbangan Biaya 0,707 0,000 Sig
Harapan ketika memilih fasilitas pelayanan kesehatan - 1 -
Kepuasan Kualitas Pelayanan 0,526 0,006 Sig

Berdasarkan hasil analisis hubungan harapan memilih fasyankes dengan


diperoleh bahwa nilai P untuk variable keikutsertaan program lansia di Puskesmas
pertimbangan biaya adalah sebesar 0,000 atau Nanggulan Kulon Progo.
nilai P < α (α=0,05). Dimana hasil ini
menunjukkan arti bahwa ada hubungan antara Tabel 3.
keiutsertaan lansia pada program lansia di Pengaruh Pertimbangan Biaya dan
Puskesmas Nanggulan. Pada variabel Kepuasan Kualitas Pelayanan terhadap
kepuasan kualitas pelayanan puskesmas juga Keikutsertaan Program Lansia
diperoleh hasil yang signifikan, yaitu dengan
Variabel P value Keterangan
P < dari α. Dimana menunjukkan bahwa Pertimbangan Biaya 0,070 -
variabel kepuasan pelayanan puskesmas ada Kepuasan kualitas pelayanan 0,001 Sig.
hubungan dengan keikutsertaan lansia pada
program lansia. Pada variable harapan ketika Hasil analisis multivariate dengan uji
memilih fasilitas pelayanan kesehatan statistik regresi logistik menunjukkan bahwa
diperoleh nilai P sebesar 1 dimana nilai keikutsertaan program lansia lebih
tersebut > dari α (α=0,05), sehingga dipengaruhi oleh adanya kepuasan pelayanan
dinyatakan tidak ada hubungan pada variabel puskesmas yang telah diterima pengguna

16 Maret 2018
Rosyada et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2018, 9(1):11-20

(lansia) yang sudah pernah berobat di Puskesmas Nanggulan yaitu senam sehat
puskesmas tersebut. Hasil tersebut didukung lansia dan cek kesehatan lansia. Hasil dari
dengan adanya nilai P value 0,001 yang mana penelitian menunjukkan tidak adanya
<α 0,05 dimana menunjukkan adanya pengaruh variabel pertimbangan biaya dan
signifikansi pengaruh. Dalam hal kepuasan harapan responden dengan keikutsertaan
pelayanan Puskesmas, responden program lansia di Puskesmas Nanggulan. Dari
mengemukakan pelayanan yang diberikan alasan yang dikemukakan responden dalam
pihak Puskesmas sudah baik, dengan petugas wawancara menggunakan lembar kuesioner
yang ramah termasuk dokter yang ramah terkait kendala tidak rutin ke puskesmas untuk
kepada pasien. Hal tersebut didukung ikut serta dalam program lansia adalah karena
Puskesmas Nanggulan menerapkan adanya faktor jarak rumah dengan puskesmas, dan
program santun lansia, dimana lansia yang ketidaktahuan informasi adanya program
berobat ataupun periksa kesehatan ditangani lansia dari Puskesmas Nanggulan. Hal ini
dengan ramah oleh petugas Puskesmas didukung dengan penelitian yang menyatakan
Nanggulan. bahwa faktor yang mempengaruhi kunjungan
lansia ke posyandu yaitu didukung keluarga
PEMBAHASAN yang baik, sikap yang baik, pengetahuan baik,
asumsi lansia yang tidak bekerja, akses yang
Karakteristik responden dalam
baik dan adanya dukungan masyarakat.15,16,17
penelitian ini berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan hasil uji regresi logistik ganda
mayoritas responden adalah perempuan, hal
diperoleh variabel yang dominan yang
ini sejalan dengan pada penelitian terkait
signifikan (p=0,000) berpengaruh terhadap
faktor-faktor mempengaruhi lansia tidak
pemanfaatan pelayanan posyandu lanjut usia
mengikuti Posyandu lansia di Jombang tahun
adalah jarak rumah dengan Puskesmas.18
2013 dan penelitian faktor yang
Suatu penelitian selainnya menyatakan
mempengaruhi minat lansia mengunjungi
bahwa faktor-faktor yang berhubungan
Posyandu.12,13 Dari hasil penelitian
dengan keikutsertaan lansia dalam posyandu
menunjukkan bahwa responden lansia
lansia adalah umur, pendidikan, pekerjaan,
memilih pertimbangan biaya sebagai
pendapatan, sumber daya kesehatan, fasilitas
pertimbangan memillih sarana pelayanan
kesehatan, dukungan masyarakat dan
kesehatan namun bukan berarti pertimbangan
kebijakan pemerintah.19 Pelayanan kesehatan
biaya adalah pertimbangan yang utama,
di puskesmas ataupun rumah sakit akan dapat
karena hal tersebut didukung pula dengan
berpengaruh pada jumlah kunjungan pasien.
kepuasan pelayanan puskesmas. Hal tersebut
Lebih lanjut dalam program lansia di
sejalan dengan penelitian yang menyatakan
Puskesmas Nanggulan ini dipengaruhi oleh
bahwa adanya respon lanjut usia terhadap
faktor kepuasan pelayanan Puskesmas.
biaya kesehatan merasa puas dengan jaminan
Dimana dari pihak puskesmas sudah
kesehatan masyarakat.14
menerapkan program santun. Hal tersebut
Namun disisi lain dalam pemanfaatan
tidak sejalan dengan penelitian yang
pelayanan program lansia pengguna layanan
menyatakan dampak yang belum dicapai oleh
yaitu masyarakat lansia di Nanggulan hanya
puskemas yaitu realisasi cakupan pelayanan
menggunakannya ketika sakit saja, tidak
kesehatan lansia sebesar 70% dan
untuk pemeriksaan kesehatan rutin, dimana 20
ketersediaan fasilitas santun lansia.
idealnya lansia memeriksakan kesehatannya
Disamping itu adanya dukungan dari
sebulan sekali ke puskesmas untuk kontrol
pihak keluarga lansia yang memberikan waktu
kondisi kesehatan. Lebih lanjut mengikuti
untuk lansia dan bersedia mengantarkan lansia
program lansia yang diadakan pihak
mengikuti program lansia di puskesmas.

Maret 2018 17
Rosyada et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2018, 9(1):11-20

Meskipun demikian terdapat kemungkinan Hal ini didukung dengan adanya


adanya faktor penghambat yaitu kesulitan kepuasan responden terhadap pelayanan yang
dalam berkomunikasi dengan lansia, dana sudah diberikan pihak Puskesmas Nanggulan,
swadaya yang belum mencukupi untuk setiap sehingga diperkirakan adanya inovasi
pertemuan dan kurangnya dukungan beberapa pelaksanaan program yang demikian dapat
keluarga lansia.21 Dari analisa ini dapat dibuat didukung oleh masyarakat lansia di wilayah
inovasi upaya peningkatan kunjungan kerja Puskesmas Nanggulan. Kebijakan
pelayanan lansia adalah dengan mengaturkan pelayanan kesehatan primer harus bersifat
agenda untuk diadakan kegiatan program holistik dan komprehensif, terjangkau, dan
lansia di setiap dusun, dengan cara bergantian dalam upaya meningkatkan kemandirian
sesuai jadwal, kemudian menginformasikan lansia dan keluarga serta didukung oleh peran
kegiatan tersebut melalui tokoh masyarakat kader.25
setempat atau pengurus dusun bahwa ada
kegiatan program lansia dari puskesmas. KESIMPULAN DAN SARAN
Bentuk kegiatan yang demikian bisa dengan
Keikutsertaan dalam pogram lansia
cara mengadakan program posyandu lansia di
di Puskesmas Nanggulan Kulon Progo
wilayah kerja Puskesmas Nanggulan Kulon
Progo. Diharapkan hal ini dapat membantu Yogyakarta dipengaruhi oleh kepuasan
meringankan pasien lansia yang jarak pelayanan dari pihak Puskesmas. Lansia
rumahnya jauh. Bentuk pelaksanaan program dan atau keluarga lansia dalam hal ini
lansia di posyandu lansia yang diaktifkan memilih Puskesmas Nanggulan sebagai
kembali juga dapat digunakan sebagai solusi tempat pemeriksaan kesehatan namun
dari rendahnya cakupan kunjungan pasien meski demikian tidak berpengaruh
lansia di Puskesmas Nanggulan Kabupaten terhadap keikutsertaan mereka pada
Kulon Progo. Posyandu lansia adalah suatu program lansia karena adanya faktor akses
wadah pelayanan kesehatan bersumber daya
atau jarak rumah dengan Puskesmas
masyarakat (UKBM) untuk melayani
Nanggulan. Usaha untuk meningkatkan
penduduk lansia, yang proses pembentukan
kunjungan lansia dapat dilakukan dengan
dan pelaksanaannya dilakukan oleh
masyarakat Bersama Lembaga swadaya inovasi mengadakan kegiatan program
masyarakat (LSM), lintas sector pemerintah yang bertempat di kantor setiap dusun
dan non-pemerintah, swasta, organisasi sosial yang mana akan lebih memudahkan
dan lain-lain, dengan menitikberatkan masyarakat lansia mendapatkan informasi
pelayanan kesehatan pada upaya promotive dan menjangkau tempat pelaksanaan
dan preventif.23,24 Posyandu lansia harapannya pelayanan kesehatan serta program lansia
dapat dilakukan di tempat yang berdekatan seperti senam sehat lansia juga cek
dengan wilayah rumah lansia di wilayah kesehatan lansia di Puskesmas Nanggulan
Puskesmas tersebut.
Kulon Progo.

DAFTAR PUSTAKA (http://www.kesmas.kemkes.go.id/assets/


upload/dir_519d41d8cd98f00/files/PMK-
1. Buku Profil Kecamatan Nanggulan No.-25-Tahun-2016-ttg-Rencana-Aksi-
Tahun 2014. Kabupaten Kulon Progo. Nasional-Kesehatan-Lanjut-Usia-Tahun-
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik 2016-2019_867.pdf )
Indonesia Nomor 25 Tahun 2016 3. Undang-undang Republik Indonesia
Tentang Rencana Aksi Nasional Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan Lanjut Usia Tahun 2016 – Kesehatan.
2019.

18 Maret 2018
Rosyada et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2018, 9(1):11-20

(http://www.depkes.go.id/resources/dow 14. Anita. Respons Lanjut Usia Terhadap


nload/general/UU%20Nomor%2036%20 Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan di
Tahun2%20009%20tentang%20Kesehata UPTD Panti Sosial Tresna Werhda
n.pdf ) Nirwana Puri Kalimantan Timur. 2014.
4. Standar Pelayanan Minimal Bidang 15. Henniwati. Faktor-faktor yang
Kesehatan di Provinsi dan Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan
Kabupaten/Kota. Kementrian Kesehatan. Posyandu Lanjut Usia Di Wilayah Kerja
2015. Puskesmas Kabupaten Aceh Timur.
https://www.slideshare.net/ssuser200d5e/ Tesis. Sekolah Pascasarjana Universitas
draft-standar-pelayanan-minimal- Sumatera Utara. Medan. 2008.
kesehatan-2015) (http://repository.usu.ac.id/bitstream/han
5. Arikunto, S. Prosedur Penelitian: Suatu dle/123456789/6745/08E00905.pdf;jsessi
Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka onid=1962A51FBE4E08B60A28919245
Cipta. 2006. 3B7C7E?sequence=1)
6. Cresswell, John W. Research Design. 16. Peraturan Pemerintahan Republik
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Indonesia Nomor 43 Tahun 2004.
Mixed. Edisi Ketiga. ISBN: 978-602- Tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan
8764-84-1. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia.
2014. (https://www.google.co.id/searchab..8.38
7. Nazir, Moh. Metode Penelitian. ISBN: .6913...0j0i131k1j0i3k1j0i22i30k1.0._lB
979-450-173-5. Ghalia Indonesia, w6bwztGk)
Pejaten Barat, Jakarta. 2003. 17. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
8. Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi Indonesia No. 128/Menkes/SK/II/2004
(Mixed Methods). ISBN: 978-602-9328- Tentang Kebijakan Dasar Pusat
06-6. Alfabeta, Bandung. 2014. Kesehatan Masyarakat.
9. Kuntoro. Tehnik Sampling. Edisi Kedua. 18. Lavety, D Yanuar. Peran Puskesmas
Surabaya: Airlangga University Press. dalam Upaya Memberdayakan Lansia
2010. untuk Meningkatkan Kesehatan Lansia di
10. Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo Purwokwerto Selatan. Skripsi. Fakultas
Tahun 2013.( Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
http://www.depkes.go.id/resources/downl Yogyakarta. 2016.
oad/profil/PROFIL_KAB_KOTA_2012/ 19. Purnawati, Nina. Faktor-faktor yang
3401_DIY_Kab_Kulon_Progo_2012.pdf mempengaruhi kunjungan lansia dalam
) kegiatan Posyandu di Desa Plumbon
11. Buku Profil Kecamatan Nanggulan Kecamatan Mojolaban Sukoharjo.
Tahun 2014. Kabupaten Kulon Progo. Skripsi. Universitas Muhammadiyah
12. Maryati Heni, Fatoni A, Hexawan. Surakarta. 2014.
Gambaran Faktor-Faktor yang 20. Silitonga, Febrilia Dewi C. Evaluasi
Mempengaruhi Lansia Tidak Mengikuti Dampak Program Puskesmas Santun
Posyandu Lansia di Posyandu Dahlia Usia Lanjut di Kota Semarang. Skripsi.
Ngabar Desa Sumberteguh Kecamatan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Kudu Kabupaten Jombang Tahun 2013. Universitas Diponegoro. 2015.
Skripsi. STIKES Pemkab Jombang. (https://media.neliti.com/media/publicati
2013. ons/135698-ID-evaluasi-dampak-
(www.stikespemkabjombang.ac.id/ejurna program-puskesmas-santun.pdf)
l/index.php/Juli.../4) 21. Sundari Sri dan Mentari P. Faktor-faktor
13. Ningsih R, Arneliwati, Widia Lestari. yang berhubungan dengan keikutsertaan
Factor-faktor yang Mempengaruhi Minat dalam Posyandu Lansia. Tugas Akhir.
Lansia Mengunjungi Posyandu Lansia. Akademik Kebidanan Ummi Khasanah;
JOM PSIK VOL.1 NO.2 Oktober 2014. Bantul. 2012.
2014. 22. Wahono, Hesthi. Analisis Faktor-Faktor
(https://media.neliti.com/media/publicati yang Mempengaruhi Pemanfaatan
ons/183825-ID-faktor-faktor-yang- Posyandu Lansia di Gantungan
mempengaruhi-minat-la.pdf) Makamhaji. Skripsi. Fakultas Ilmu

Maret 2018 19
Rosyada et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2018, 9(1):11-20

Kesehatan Muhammadiyah Surakarta. 24. Pusat Data dan Informasi Kementrian


2010. Kesehatan RI. Situasi dan Analisis Lanjut
(http://eprints.ums.ac.id/9520/1/J210080 Usia. Infodatin 2016. 2016.
010.pdf) (www.depkes.go.id/download.php?.../inf
23. Keputusan Menteri Kesehatan Republik odatin/infodatin%20lansia...)
Indonesia Tentang Pedoman Pelaksanaan 25. Zulfitri, Reni. Analisis Kebijakan
Promosi Kesehatan di Puskesmas. Pelayanan Kesehatan Primer dalam
Nomor. 585/Menkes/SK/2007. Manajemen Pelaksanaan Penyakit Kronis
(http://www.depkes.go.id/resources/dow Lansia. Jurnal Kesehatan Masyarakat
nload/promosi-kesehatan/pedoman- Andalas. p-ISSN 1978-3833 e-ISSN
pelaksanaan-promosi-kesehatan-di- 2442-6725 10(1)52-58. 2015.
puskesmas.pdf) (Jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/
article/view/163)

20 Maret 2018

You might also like