Professional Documents
Culture Documents
1, Juli 2014
ABSTRACT
Aim of this study was to study the interaction effect between combination treatment of
anorganic fertilizer and amount of the buds on the beginning of the growth sugarcane
(Saccaharm officinarumL.), which conducted in green house of Sidoarjo
Muhammadiyah University on March to May 2014. Experiment was arranged by
randomized block design (RBD) with factorial consist of two factor and triplicate. First
factor was combination of anorganic fertilizer, consists of four levels ie K1 (Urea
100% with fertilizer ponska 0%) = 1304.378 kg urea/ha, K2 (Urea 75% fertilizer
ponska 25%) = 978.2835 kg urea/ha with Phonska 1000 kg/ha, K3 (urea 50% fertilizer
ponska 5%) = 652 196 kg urea/ha with Phonska 2000 kg/ha, K4 (urea 25% fertilizer
Phonska 75%) = 326.0945 kg urea/ha with Phonska 3000 kg/ha and K5 (Urea 0% with
fertilizer ponska 100%) = Phonska 4000 kg/ha, while the second factor is the number
of buds, comprising two kinds, namely T1 (the buds) and T2 (two buds). The data
showed that was interaction between combination treatment of anorganic fertilizer and
amount of buds at variable leaf area. The best treatment is a combination of Urea 50%
fertilizer ponska 5% (Urea 652 196 kg/ha with Phonska 2000 kg/ha) and number of
buds one (T1K3) to produce an average of leaf widest (14:50 cm2) age 30hst, and
treatment inorganic fertilizer effect on the variable leaf area, root length (59.54cm) and
the weight of the root (9.072gr), treatment K3 (urea 50% fertilizer ponska 5%) = 652
196 kg urea/ha with Phonska 2000kg/ha effect on the variable area leaf, as well as
observation of a variable length of root and root weight occurred in treatments K5
(urea fertilizer Phonska 0% to 100%) = urea 0 g/ha Phonska 4000 kg/ha. Treatment
buds number one (T1)was siginificantly different on observed variabel of plant
diamater and “luas daun” has good effect.
Keywords: anorganic fertilizer, the buds, beginning of the growth
ABSTRAK
Penelitian bertujuanuntukmengetahui pengaruh interaksi antaraperlakuankombinasi
pupuk anorganik danjumlah mata tunas terhadap pertumbuhan awal tanaman tebu
(Saccaharm officinarumL.), dilaksanakan digreen houseUniversitas Muhammadiyah
Sidoarjo pada bulan maret sampai mei 2014. Penelitian menggunakan Rancangan
Acak Kelompok (RAK) pola faktorial,terdiridua faktor dan tiga ulangan. Faktor
pertama adalah kombinasi pupuk anorganik,terdiri empat tarafyaituK1(Pupuk Urea
100% dengan pupuk ponska 0%) = urea 1304,378 kg/ha, K2 (Pupuk Urea 75% dengan
pupuk ponska 25%) = urea 978,2835 kg/ha dengan phonska 1000 kg/ha, K3 (Pupuk
Urea 50% dengan pupuk ponska 5%) = urea 652.196 kg/ha dengan phonska 2000
kg/ha, K4 (Pupuk Urea 25% dengan pupukphonska 75%) = urea 326,0945kg/ha
dengan phonska 3000 kg/ha dan K5 (Pupuk Urea0% dengan pupuk ponska 100%) =
1
Alumni Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
2
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
40
Nabatia, Vol. 11, No. 1, Juli 2014
phonska 4000kg/ha, sedangkan Faktor kedua adalah jumlah mata tunas, terdiri 2
macam, yaitu T1 (satu mata tunas)dan T2(dua mata tunas). Hasil penelitian
menunjukkan adanya interaksi antara perlakuan kombinasi pupuk anorganik dan
jumlah mata tunas pada variabel luasdaun. Perlakuan terbaik adalah Kombinasi pupuk
Urea 50% dengan pupuk ponska 5% (Urea 652.196 kg/ha dengan phonska 2000 kg/ha)
dan jumlah mata tunas satu (T1K3) dengan menghasilkan rata-rata daun terluas
(14.50cm2) umur 30hst, serta perlakuan pupuk anorganik berpengaruh pada
variabelluas daun, panjang akar (59.54cm) dan berat akar (9.072gr), Perlakuan K3
(Pupuk Urea 50% dengan pupukponska 5%) = urea 652.196 kg/ha dengan phonska
2000kg/haberpengaruh pada variabel luas daun, serta variabel pengamatan panjang
akar dan berat akar terjadi pada perlakuan K5(Pupuk Urea 0% dengan pupuk phonska
100%) = urea 0 gr/ha phonska 4000 kg/ha. Perlakuan jumlah mata tunas satu (T1)
berpengaruh nyata pada variabel pengamatan diameter tanaman dan luas daun yang
berpengaruh baik.
Kata kunci:Pupuk anorganik, mata tunas,tanaman tebu
41
Nabatia, Vol. 11, No. 1, Juli 2014
42
Nabatia, Vol. 11, No. 1, Juli 2014
43
Nabatia, Vol. 11, No. 1, Juli 2014
44
Nabatia, Vol. 11, No. 1, Juli 2014
45
Nabatia, Vol. 11, No. 1, Juli 2014
daun pada pengamatan umur40 hst sedangkan pengamatan luas daun pada
perlakuan kombinasi pupuk anorgnik umur 40 hst dan 50 hst. Menunjukkan
(K1) menghasilkan jumlah daun lebih bahwa perlakuan (T2) menghasilkan
banyak yaitu (5.17 helai) serta untuk lebih banyak (4.90 helai, dan 5.50 helai),
pengamatan umur 50 hst perlakuan sedangkan untuk pengamatan umur 60
kombinasi pupuk anorganik (K2 dan K4) hstperlakuan (T1) menghasilkan jumlah
yang lebih banyak yaitu masing-masing daun lebih banyak yaitu (6.33 helai)
(5.58 helai) walaupun tidak walaupun dari kedua perlakuan tersebut
berbedadibandingkan dengan semua berbeda tidak nyata (Tabel 5).
perlakuan kombinasi pupuk anorganik,
46
Nabatia, Vol. 11, No. 1, Juli 2014
Hasil uji beda nyata jujur (BNJ) Sedangkan pada semua kombinasi
terhadap variabel pengamatan luas daun perlakuan pupuk anorganik N (K1-K5)
umur 30hst, Pada interaksi antara perlakuan jumlah (T2) menghasilkan luas
perlakuan kombinasi pupuk anorganik daun yang sama (tidak berbada nyata).
dan jumlah mata tunas menunjukan Pada perlakuan kombinasi
bahwa pada perlakuan kombinasi dosis pupukanorganikN (K2 dan K3) dengan
pupuk anorganik (K3) dan perlakuan perlakuan jumlah matatunas (T1)
jumlah matatunas (T1) menghasilkan menghasilkan rata-tara luas daun yang
rata-rata daun terluas walupun tidak lebih lebar dibandingkan rata-rata
berbeda bila dibandingkan dengan perlakuanjumlah matatunas (T2)
perlakuan (K2) dan perlakuan (K4). sedangkan pada perlakuan kombinasi
47
Nabatia, Vol. 11, No. 1, Juli 2014
pupukanorganikN (K1, K4, K5) dan menghasilkan luas daun yang sama
perlakuan jumlah mata tunas (T1 dan T2) (berbeda tidak nyata)
Dari hsil uji beda nyata jujur (BNJ) daun umur 45 hst menghasilkan daun
5% menunjukkan bahwa perlakuan lebih luas dari perlakuan jumlah mata
kombinasi pupuk anorganik pada tunas (T1), tapi pada pengamatan umur
pengamata luas daun umur 45 hst dan 60 60 hst perlakuan jumlah matatunas (T1)
hst menunjukkan bahwa perlakuan yang lebih baik, dan dari ke 2 perlakuan
kombinasi pupukanorganik (K3) tersebut bila dibandingkan menunjukkan
menghasilkan daun terluas (506.89 cm) berbeda nyata (Tabel 8).
dan (884.81 cm) walaupun berbeda tidak 6. Panjang Akar
nyata dibandingkan denganperlakuaan Hasil analisis ragam menunjukkan
kombinasi pupuk anorganik (K2, dan bahwa interaksi antara Perlakuaan
K4), dan untuk umur 60 hst bila Kombinasi Pupuk Anorganik dan Jumlah
dibandingkan berbeda tidak nyata dengan MataTunas memberikan pengaruh tidak
perlakuan kombinasi pupuk anorganik nyata terhadap variabel pengamatan
(K4), Sedangkan perlakuan kombinasi panjang akar. Sedangkan pada masing-
pupuk anorganik pupuk (K5) masing faktor perlakuan kombinasi
menghasilkan daun tersempit yaitu pupuk anorganik memberikan pengaruh
(317.28 cm) pada umur 45 hst dan K1 sangat nyata.
menghasilkan daun tersempit (625.46
cm) pada umur 60 hst. Serta perlakuan Perlakuaan kombinasi pupuk anorganik
kombinasi pupuk anorganik (K3) berbeda (K5) menunjukkan akar tepanjang (59.54
nyata dengan perlakuan kombinasi pupuk cm) walapun tidak berbeda dibandingkan
anorganik (K1 dan K5).Perlakuan jumlah dengan perlakuaan (K4, K3 dan K2),
mata tunas (T2) pada pengamatan luas Sedangkan perlakuaan (K1)
48
Nabatia, Vol. 11, No. 1, Juli 2014
menghasilkan akar terpendek yaitu 42.22 memghasilkan tunas lebih panjang dari
cm dan berbeda tidak nyata dengan (K2, perlakuan jumlahmatatunas (T1) tapi dari
K3 dan K4) Tabel 9. Serata untuk keduanya bila dibanbingkan berbeda
perlakuan jumlah mata tunas (T2) tidak nyata (Tabel 9).
49
Nabatia, Vol. 11, No. 1, Juli 2014
K3) dengan perlakuan jumlah mata tunas tunas T2 sedangkan pada perlakuan
(T1) menghasilkan rata-rata luas daun jumlah mata tunta (T1 dan T2)
yang lebih lebar dibandingkan dengan menghasilkan luas daun yang sama.
perlakuan kombinasi pupuk anorganik N (berbeda tidak nyata).
(K1, K4 dan K5) perlakuan jumlah mata
50
Nabatia, Vol. 11, No. 1, Juli 2014
51
Nabatia, Vol. 11, No. 1, Juli 2014
52
Nabatia, Vol. 11, No. 1, Juli 2014
53
Nabatia, Vol. 11, No. 1, Juli 2014
54