You are on page 1of 15

Nabatia, Vol. 11, No.

1, Juli 2014

PENGARUH KOMBINASI PUPUK ANORGANIK DAN


JUMLAH MATA TUNAS TERHADAP PERTUMBUHAN AWAL
TANAMAN TEBU(Saccaharum officinarum L)
Suwanan1 dan A Miftakhurrohmat2

ABSTRACT
Aim of this study was to study the interaction effect between combination treatment of
anorganic fertilizer and amount of the buds on the beginning of the growth sugarcane
(Saccaharm officinarumL.), which conducted in green house of Sidoarjo
Muhammadiyah University on March to May 2014. Experiment was arranged by
randomized block design (RBD) with factorial consist of two factor and triplicate. First
factor was combination of anorganic fertilizer, consists of four levels ie K1 (Urea
100% with fertilizer ponska 0%) = 1304.378 kg urea/ha, K2 (Urea 75% fertilizer
ponska 25%) = 978.2835 kg urea/ha with Phonska 1000 kg/ha, K3 (urea 50% fertilizer
ponska 5%) = 652 196 kg urea/ha with Phonska 2000 kg/ha, K4 (urea 25% fertilizer
Phonska 75%) = 326.0945 kg urea/ha with Phonska 3000 kg/ha and K5 (Urea 0% with
fertilizer ponska 100%) = Phonska 4000 kg/ha, while the second factor is the number
of buds, comprising two kinds, namely T1 (the buds) and T2 (two buds). The data
showed that was interaction between combination treatment of anorganic fertilizer and
amount of buds at variable leaf area. The best treatment is a combination of Urea 50%
fertilizer ponska 5% (Urea 652 196 kg/ha with Phonska 2000 kg/ha) and number of
buds one (T1K3) to produce an average of leaf widest (14:50 cm2) age 30hst, and
treatment inorganic fertilizer effect on the variable leaf area, root length (59.54cm) and
the weight of the root (9.072gr), treatment K3 (urea 50% fertilizer ponska 5%) = 652
196 kg urea/ha with Phonska 2000kg/ha effect on the variable area leaf, as well as
observation of a variable length of root and root weight occurred in treatments K5
(urea fertilizer Phonska 0% to 100%) = urea 0 g/ha Phonska 4000 kg/ha. Treatment
buds number one (T1)was siginificantly different on observed variabel of plant
diamater and “luas daun” has good effect.
Keywords: anorganic fertilizer, the buds, beginning of the growth

ABSTRAK
Penelitian bertujuanuntukmengetahui pengaruh interaksi antaraperlakuankombinasi
pupuk anorganik danjumlah mata tunas terhadap pertumbuhan awal tanaman tebu
(Saccaharm officinarumL.), dilaksanakan digreen houseUniversitas Muhammadiyah
Sidoarjo pada bulan maret sampai mei 2014. Penelitian menggunakan Rancangan
Acak Kelompok (RAK) pola faktorial,terdiridua faktor dan tiga ulangan. Faktor
pertama adalah kombinasi pupuk anorganik,terdiri empat tarafyaituK1(Pupuk Urea
100% dengan pupuk ponska 0%) = urea 1304,378 kg/ha, K2 (Pupuk Urea 75% dengan
pupuk ponska 25%) = urea 978,2835 kg/ha dengan phonska 1000 kg/ha, K3 (Pupuk
Urea 50% dengan pupuk ponska 5%) = urea 652.196 kg/ha dengan phonska 2000
kg/ha, K4 (Pupuk Urea 25% dengan pupukphonska 75%) = urea 326,0945kg/ha
dengan phonska 3000 kg/ha dan K5 (Pupuk Urea0% dengan pupuk ponska 100%) =

1
Alumni Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
2
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

40
Nabatia, Vol. 11, No. 1, Juli 2014

phonska 4000kg/ha, sedangkan Faktor kedua adalah jumlah mata tunas, terdiri 2
macam, yaitu T1 (satu mata tunas)dan T2(dua mata tunas). Hasil penelitian
menunjukkan adanya interaksi antara perlakuan kombinasi pupuk anorganik dan
jumlah mata tunas pada variabel luasdaun. Perlakuan terbaik adalah Kombinasi pupuk
Urea 50% dengan pupuk ponska 5% (Urea 652.196 kg/ha dengan phonska 2000 kg/ha)
dan jumlah mata tunas satu (T1K3) dengan menghasilkan rata-rata daun terluas
(14.50cm2) umur 30hst, serta perlakuan pupuk anorganik berpengaruh pada
variabelluas daun, panjang akar (59.54cm) dan berat akar (9.072gr), Perlakuan K3
(Pupuk Urea 50% dengan pupukponska 5%) = urea 652.196 kg/ha dengan phonska
2000kg/haberpengaruh pada variabel luas daun, serta variabel pengamatan panjang
akar dan berat akar terjadi pada perlakuan K5(Pupuk Urea 0% dengan pupuk phonska
100%) = urea 0 gr/ha phonska 4000 kg/ha. Perlakuan jumlah mata tunas satu (T1)
berpengaruh nyata pada variabel pengamatan diameter tanaman dan luas daun yang
berpengaruh baik.
Kata kunci:Pupuk anorganik, mata tunas,tanaman tebu

PENDAHULUAN jarang dilakukan impor gula. Untuk


Indonesia saat ini ini ingin mengatasi hal tersebut,sangatlah tepat
mewujudkan pembangunan di segala program pemerintah untuk mendirikan
bidang, termasuk rencana untuk lebih banyak lagi pabrik gula.Selain
mendirikan lebih banyak pabrik gula di untuk menutup kekurangan gula dalam
kawasan Indonesia. Karena pemerintah negeri dan untuk mengembalikan
menyadari bahwa kebutuhan rakyat kejayaan Indonesia sebagai pengekspor
terhadap gula selalu meningkat gula, serta akan menyerap banyak tenaga
(Wahyu,2006).Dan ditambahkan lagi kerja sehingga akan mengurangi
oleh (Rudi, 2012) dalam kerangka pengangguran.
ekonomi pertanian nasional,gula Dengan adanya program pendirian
merupakansalah satu komoditas pabrik-pabrik gulabaru, maka harus
strategis.Strategis karena pentingnya diimbangi dengan peningkatan produksi
komoditi tersebut untuk memenuhi tebu sebagai bahan baku. Oleh karena itu
kebutuhan pokok dan kalori bagi pemerintah mulai menggalangkan
masyarakat maupun industri. Dan penanaman tebu di seluruh wilayah
diperkuat oleh (Ratna, 2012) bahwa gula Indonesia (Wahyu, 2006). Ada beberapa
di Indonesia merupakan kebutuhan pokok faktor utama untuk meningkatkan hasil
setelah beras, jagung,dan kedelai. produksi tebu antara lain penambahan
Gula yang beredar di Indonesia ada luas lahan, penggunaan varietas unggul,
dua jenis yaitu gula Kristal putih (GKP) serta penggunan pupuk yang efektif.
yang ditujukan untuk konsumsi rumah Salah satu jenis bibit yang digunakan
tanggaatau masyarakatdan gulaKristal adalah bibit stek (potongan tebu), bibit ini
rafinasi (GKR) yang ditujukan untuk harus ditanam berhinpitan untuk
kebutuhan industri. Kebutuhan gula mendapatkan jumlah anakan yang
dalam negeri akhir-akhir ini tidak cukup maksimal sehingga mengurangi
dari produksi dalam negeri untuk jumlahsulaman dan jumlah mata tunas
memenuhi kekurangangula tersebuttidak bibit ini tidak kurang dari 3 ruas. Itu

41
Nabatia, Vol. 11, No. 1, Juli 2014

sebabnya dibutuhkan ± 70. 000 bibit ulangan. Faktor pertama adalah


setek per hekter (Edhi, 2002). kombinasi pupuk anorganik yang terdiri
dari 5 taraf yaituK1, Pupuk (N) Urea
Maka sehubungan dengan hal 100% dengan pupuk (N) ponska 0% =
tersebut dilakukan suatu percobaan urea 1304,378 kg/ha, K2, Pupuk (N) Urea
pertumbuhanstek tanaman tebu 75% dengan pupuk (N) ponska 25% =
dalampolibag,sehingga petani mampu urea 978,2835 kg/ha dengan phonska
mengontrol waktu tanam dan biasa 1000kg/ha, K3, Pupuk (N) Urea 50%
mengetahui daya tumbuh bibit tersebut dengan pupuk (N) ponska 5% = urea
sebelum dipindahkan ke lahan 652.196 kg/ha dengan phonska
produksi,serta untuk mengetahui 2000kg/ha, K4, Pupuk (N) Urea 25%
ketepatan penggunaan jenis pupuk dengan pupuk (N) ponska 75% = urea
anorganik. Selain bibit masih ada faktor 326,0945 kg/ha dengan phonska
lain yangberpengaruh dalam peningkatan 3000kg/ha dan K5, Pupuk (N) Urea 0%
pruduksi yaitu pupuk dan ketepatan dengan pupuk (N) ponska 100% =
waktu tanam. phonska 4000 kg/ha.
Dari kebutuhan unsur Nitrogen (N)
METODOLOGI PENELITIAN sebanyak 600 kg/ha, bila diakumulasikan
Bahan dan Alat dalam bentuh pupuk urea yang memiliki
Bahan yang digunakan terdiri bibit kandungan 46 % dalam 1 kemasan 50 kg,
tebu varietasBL dari bagal (batang tebu) Jadi membutuhkan pupuk urea sebanyak
mata 3 yang ber umur 7 bulan dan ruas 13, 043478 ku atau 1304, 378 kg/ha.
yang digunakan untuk percobaan ini Sedangkan unsur nitrogen yanag
adalah ruas ke 4 dan ke 5, diambil dari terkandung dalan pupuk ponska adalah
lahan pembibitan petani dan dikelentek. 15 % per 1 kemasan 50 kg, Jadi
Dan bahan lain yang digunakan air membutuhkan pupuk ponska sebanyak 40
bersih, tanah, fungisida, dan insektisida. ku atau 4000 kg/ha. Serta terdapan unsur
Sedangkan alat yang digunakan antara Fosfat (P) dan Kalium (K) dalam pupuk
lain cangkul, sabit, meteran, penggaris, ponska masing-masing 15 % per 1
polibag besar, timbangan analitik, sekop, kemasan 50 kg.Faktor ke dua adalah
gembor dan pisau. jumlah mata tunas yang terdiri dari 2
macam, yaituT1 (Satu mata tunas) dan T2
Rancangan Penelitian
(Dua mata tunas). Dari kedua faktor
Penelitian ini dilakuan dengan
tersebut dapat diperoleh 10 kombinasi
menggunakan Rancangan Acak
perlakuan.
Kelompok (RAK) dengan pola Faktorial
yang terdiri dari dua faktor dan tiga kali

Tabel 1. Kombinasi Perlakuan Antara PupukAnorganikDengan


Jumlah Mata Tunas

42
Nabatia, Vol. 11, No. 1, Juli 2014

Keterangan: Masing-masing perlakuan terdiri dari satu pot


(polibag) tanaman dan tiga ulangan
Tabel 2. Denah Penelitian

Pelaksanaan Penelitian Penyiraman pada waktu tanam


1. Persiapan bibit tidak boleh berlebihan dan tidak boleh ke
Bibit yang digunakan adalah bibit kurangan air. Setelah satu hari tidak ada
tanaman muda yang berumur 7 bulan dan hujan maka perlu dilakukan penyiraman
dikelentek dan ruas ke 4 dan ke 5 yang tapi bila keadaan air masih basah,
digunakan untuk bibit stek, serta penyiraman bisa dilakukan tiga hari
dipotong-potong sehingga dalam satu sekali dengan melihat keadaan tanah.
potongan hanya terdapat satu dan dua b.Penyulaman
ruas (mata tunas). Penyulaman dilakukan ketika
2. Penanaman tanaman sudah tumbuhsemua dan dapat
Tanah dalam polibag harus dilakukan ketika tanaman berumur satu
diratakan, kemudian dengan bulan dengan menggunakan bibit
menggunakan alat (benda yang ujungnya cadangan.
runcing), tanah di garit atau dilubangi c.Pemupukan
dengan kedalaman ± 5-10 cm. Kemudian Pemupukan menggunakan beberapa
bibit tersebut di letakkan dalam garitan jenis pupuk antara lain Nitrogen, Fosfat,
atau lubang tersebut dengan posisi tidur dan Kalium. Pemupukan pertama
dan mata tunas menghadap kesamping. diberikan ketika tanaman berumur 20 hst
Selanjutnya bibit bagal tersebut ditimbun dan pemupukan kedua diserikan ketika
(ditutup) dengan tanah. tanaman berumur 60 hst.
3. Pemeliharaan d.Pengendalian hama dan penyakit
Pemeliharaan dalam penelitian ini Pengendalian hamadan penyakit
meliputi kegiatan antara lain: dilakukan dengan cara pencegahan
a.Penyiraman preventif dan kuratif. Cara preventif

43
Nabatia, Vol. 11, No. 1, Juli 2014

dilakukan menjelang tanam dengan kuratif diberikan ketika tanaman mulai


menggunakan fungisida, dan penyegahan tumbuh bisa menggunakan pestisida.
Variabel Pengamatan pengaruh antara perlakuan digunakan
Pengamatan selama periode dengan uji beda nyata jujur (BNJ).
pertumbuhan dimulai dari tanaman mulai Apabila pengaruhnya nyata maka
ditanam sampai tanaman berumur 60 hst. digunakan BNJ taraf 5%, apabila sangat
Pengamatan dilakukan dengan cara nyata maka digunakan BNJ taraf 1%.
destruktif (tanpa perusakan).
Pengamatan dilakukan dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
variabel pengamatan sebagai berikut: Hasil Penelitian
1) Saat munculnya tunas 1. Saat Munculnya Tunas
Pengamatan ini dilakukan ketika Hasil analisis ragam menunjukkan
tanaman mulai ditanam sampai bahwa interaksi antara Perlakuaan
tumbuh tunas semua (15 hst) Kombinasi Pupuk Anorganik dan jumlah
2) Tinggi tanaman atau panjang mata tunas menunjukkan interaksi yang
tanaman (cm) tidak nyata terhadap variabel saat
Tinggi tanaman diukur mulai munculnya tunas. Sedangkan pada
permukaan tanah sampai dengan masing masing faktor perlakuan
bagian tumbuh tanaman pada umur kombinasi pupuk anorganik danJumlah
30, 45, 60 hst. Mata Tunasjuga menunjukkan
3) Jumlah daun (helai) berpengaruh tidak nyata.
Pengamatan jumlah daun dilakukan Perlakuan T1 mempunyai waktu
mulai daun yang berwarna hijau rata-rata kemunculan tunas lebih cepat
sampai daun yang sudah membuka. dibandingkan perlakuan T2, yaitu
Pengamatan dilakukan ketika denganwaktu 8,75 hst Tapi dari kedua
tanaman berumur 40, 50, dan 60 hst. perlakuan tersebut bila dibandingkan
4) Diameter tanaman berpengaruh tidak nyata(Tabel 3)
Pengamatan ini dilakukan ketika 2. Tinggi Tanaman
tanaman berumur 30 dan 60 hst Hasil analisis ragam menunjukkan
5) Luas daun bahwa interaksi antara Perlakuaan
Pengamatan ini dilakukan ketika Kombinasi Pupuk Anorganik dan jumlah
tanaman berumur 30, 45, dan 60 hst mata tunas menunjukkan interaksi
6) Panjang akar yangtidak nyata terhadap variabel
Pengamatan ini dilakukan ketika pengamatan tinggi tanaman. Sedangkan
tanaman berumur 60 hst, pengamatan pada masing-masing faktor Kombinasi
ini dilakukan dengan cara destruktif. PupukAnorganik dan Perlakuan Jumlah
7) Berat akar Mata Tunas berpengaruh tidak nyata.
Pengamatan ini dila kukan ketika Perlakuan kombinasi pupuk
tanaman berumur 60 hst, pengamatan anorgnik (K4) menghasilkan tinggi
ini dilakukan dengan cara destruktif. tanaman lebih tinggi (96.17 cm, 144.92
Analisa Data cm dan 169.75 cm) walaupun tidak
Analisa data yang digunakan adalah berbeda dibandingkan dengan perlakuan
analisa ragam serta untuk mengetahui yang lainnya (K1, K2, K3, dan K5)
sedangkan Perlakuan T2 menghasilkan

44
Nabatia, Vol. 11, No. 1, Juli 2014

tinggi tanaman lebih tinggi (87.17 tidak berbedadibandingkan dengan


cm,137.33 cm dan 161.00 cm) walaupun perlakuan (T1) (Tabel 4)

3. Jumlah Daun jumlah daun. Serta pada masing-masing


Hasil analisis ragam menunjukkan faktor kombinasi pupuk anorganik dan
bahwa interaksi antara Perlakuaan jumlah mata tunas juga memberikan
Kombinasi Pupuk Anorganik danjumlah pengaruh yang tidak nyata.
mata tunas memberikan pengaruh tidak Hasil uji beda nyata jujur (BNJ) 5%
nyata terhadap variabel pengamatan terhadap variabel pengamatan jumlah

45
Nabatia, Vol. 11, No. 1, Juli 2014

daun pada pengamatan umur40 hst sedangkan pengamatan luas daun pada
perlakuan kombinasi pupuk anorgnik umur 40 hst dan 50 hst. Menunjukkan
(K1) menghasilkan jumlah daun lebih bahwa perlakuan (T2) menghasilkan
banyak yaitu (5.17 helai) serta untuk lebih banyak (4.90 helai, dan 5.50 helai),
pengamatan umur 50 hst perlakuan sedangkan untuk pengamatan umur 60
kombinasi pupuk anorganik (K2 dan K4) hstperlakuan (T1) menghasilkan jumlah
yang lebih banyak yaitu masing-masing daun lebih banyak yaitu (6.33 helai)
(5.58 helai) walaupun tidak walaupun dari kedua perlakuan tersebut
berbedadibandingkan dengan semua berbeda tidak nyata (Tabel 5).
perlakuan kombinasi pupuk anorganik,

4. Diameter Tanaman dengan huruf yang tidak sama), T1 dan


Hasil analisis ragam menunjukkan T2 memberikan respon yang tidak sama,
bahwa interksi antara Perlakuaan dan perlakuan (T1) lebih besar dari (T2)
Kombinasi Pupuk Anorganik danjumlah pada variabel pengamatan diameter
mata tunas memberikan pengaruh tidak tanaman umur 30 hst dan 60 hst yaitu
nyata terhadap variabel pengamatan (1.60 cm dan 1.59 cm) (Tabel 6).
diameter tanaman. Sedangkan pada 5. Luas Daun
masing-masing faktor perlakuan Hasil analisis ragam menunjukkan
kombinasi pupuk anorganik berpengaruh bahwa interaksi antara Perlakuan
tidak nyata Sedangkan perlakuan jumlah Kombinasi Pupuk Anorganik dan Jumlah
mata tunas berpengaruh sangat nyata Mata Tunas berpengaruh sangat nyata
terhadap variabelpengamatan diameter terhadap variabel pengamatan luas daun
batang pada umur 30 hst dan 60 hst. pada pengamatan umur 30 hst.
Dari uji beda nyata jujur (BNJ) Sedangkan pada masing-masing
bahwa perlakuan jumlah matatunas (T1) perlakuan kombinasi pupuk anorganik
dan (T2) berbada sangat nyata, (diikuti dan jumlah mata tunas menunjukkan

46
Nabatia, Vol. 11, No. 1, Juli 2014

pengaruh sangat nyata pula terhadap hst.


variabel pengamatan luas daun umur 30

Hasil uji beda nyata jujur (BNJ) Sedangkan pada semua kombinasi
terhadap variabel pengamatan luas daun perlakuan pupuk anorganik N (K1-K5)
umur 30hst, Pada interaksi antara perlakuan jumlah (T2) menghasilkan luas
perlakuan kombinasi pupuk anorganik daun yang sama (tidak berbada nyata).
dan jumlah mata tunas menunjukan Pada perlakuan kombinasi
bahwa pada perlakuan kombinasi dosis pupukanorganikN (K2 dan K3) dengan
pupuk anorganik (K3) dan perlakuan perlakuan jumlah matatunas (T1)
jumlah matatunas (T1) menghasilkan menghasilkan rata-tara luas daun yang
rata-rata daun terluas walupun tidak lebih lebar dibandingkan rata-rata
berbeda bila dibandingkan dengan perlakuanjumlah matatunas (T2)
perlakuan (K2) dan perlakuan (K4). sedangkan pada perlakuan kombinasi

47
Nabatia, Vol. 11, No. 1, Juli 2014

pupukanorganikN (K1, K4, K5) dan menghasilkan luas daun yang sama
perlakuan jumlah mata tunas (T1 dan T2) (berbeda tidak nyata)

Dari hsil uji beda nyata jujur (BNJ) daun umur 45 hst menghasilkan daun
5% menunjukkan bahwa perlakuan lebih luas dari perlakuan jumlah mata
kombinasi pupuk anorganik pada tunas (T1), tapi pada pengamatan umur
pengamata luas daun umur 45 hst dan 60 60 hst perlakuan jumlah matatunas (T1)
hst menunjukkan bahwa perlakuan yang lebih baik, dan dari ke 2 perlakuan
kombinasi pupukanorganik (K3) tersebut bila dibandingkan menunjukkan
menghasilkan daun terluas (506.89 cm) berbeda nyata (Tabel 8).
dan (884.81 cm) walaupun berbeda tidak 6. Panjang Akar
nyata dibandingkan denganperlakuaan Hasil analisis ragam menunjukkan
kombinasi pupuk anorganik (K2, dan bahwa interaksi antara Perlakuaan
K4), dan untuk umur 60 hst bila Kombinasi Pupuk Anorganik dan Jumlah
dibandingkan berbeda tidak nyata dengan MataTunas memberikan pengaruh tidak
perlakuan kombinasi pupuk anorganik nyata terhadap variabel pengamatan
(K4), Sedangkan perlakuan kombinasi panjang akar. Sedangkan pada masing-
pupuk anorganik pupuk (K5) masing faktor perlakuan kombinasi
menghasilkan daun tersempit yaitu pupuk anorganik memberikan pengaruh
(317.28 cm) pada umur 45 hst dan K1 sangat nyata.
menghasilkan daun tersempit (625.46
cm) pada umur 60 hst. Serta perlakuan Perlakuaan kombinasi pupuk anorganik
kombinasi pupuk anorganik (K3) berbeda (K5) menunjukkan akar tepanjang (59.54
nyata dengan perlakuan kombinasi pupuk cm) walapun tidak berbeda dibandingkan
anorganik (K1 dan K5).Perlakuan jumlah dengan perlakuaan (K4, K3 dan K2),
mata tunas (T2) pada pengamatan luas Sedangkan perlakuaan (K1)

48
Nabatia, Vol. 11, No. 1, Juli 2014

menghasilkan akar terpendek yaitu 42.22 memghasilkan tunas lebih panjang dari
cm dan berbeda tidak nyata dengan (K2, perlakuan jumlahmatatunas (T1) tapi dari
K3 dan K4) Tabel 9. Serata untuk keduanya bila dibanbingkan berbeda
perlakuan jumlah mata tunas (T2) tidak nyata (Tabel 9).

7. Berat Akar tidak nyata pula bila dibandingkan


Hasil analisis ragam menunjukkan dengan perlakuan (K2 dn K3) (Tabel 10).
bahwa interaksi antara Perlakuaan
Pembahasan
Kombinasi Pupuk Anorganik danJumlah Dari hasil analisis ragam dapat
Mata Tunasmemberikan pengaruh tidak dijelaskan bahwa Interaksi jumlah mata
nyata terhadap variabel pengamatan berat tunas dan kombinasi dosis pupuk
akar.Sedangkan pada masing-masing berpengaruh nyata pada variabel
factor, perlakuanpupuk anorganik pengamatan luas daun umur 30 hst bahwa
memberikan pengaruh sangat nyata pada perlakuan kombinasi pupuk
terhadap variabel pengamatan berat akar. anorganik (K3) perlakuan jumlah mata
Hasil uji beda nyata jujur (BNJ) 5%
tunas (T2) menghasilkan rata-rata daun
menunjukkan bahwa perlakuan
terluas walapun tidak berbada bila
kombinasi pupuk anorganik N (K5) dibandingkan dengan (K2 dan K4).
menghasilkan akar terberat (9.07 gr), Sedangkan pada perlakuan semua
walaupun berbeda tidak nyata bila
perlakuan kombinasi pupuk anorganik N
dibandingkan dengan perlakuan (K3 dan (KI-K5) jumlah mata tunas (T2)
K4), Sedangkan perlakuan kombinasi menghasilkan luas daun yang sama (tidak
pupuk anorganik (K1) menghasilkan akar berbeda nyata). Pada perlakuan
teringgan yaitu (5.13 gr) dan berbeda kombinasi pupuk anorganik N (K2 dan

49
Nabatia, Vol. 11, No. 1, Juli 2014

K3) dengan perlakuan jumlah mata tunas tunas T2 sedangkan pada perlakuan
(T1) menghasilkan rata-rata luas daun jumlah mata tunta (T1 dan T2)
yang lebih lebar dibandingkan dengan menghasilkan luas daun yang sama.
perlakuan kombinasi pupuk anorganik N (berbeda tidak nyata).
(K1, K4 dan K5) perlakuan jumlah mata

Dijelaskan oleh Sutejo (1996) perlakuaan kombinasi pupuk anorganik


bahwa unsur Nitrogen adalah unsur yang (K3) perlakuan jumlah mata tunas (T1)
berguna untuk pertumbuhan dan menghasilkan luas daun terluas karena
pembentukan bagian-bagian vegetative dalam perlakuan tersebu terdapat jumlah
seperti batang dan daun. Maka unsur yang seimbang. Dan dalam
menimbulkan pengaruh yang tidak nyata kombinasi tersebut unsur P dan K
karena setiap kebutuhan unsur N yang berfungsi sebagai peyeimbagunsur N,
dibutuhkan tanaman tersedia dalam karena dalam fase pertumbuhan vegetatif
jumlah yang sama meskipun berasal dari (batang dan daun) tersebut, unsur N
pupuk yang berbeda. Serta hal ini adalah unsur yang mempunyai peranan
mengindikasikan bahwa pemanfaatan lebih bila dibandingkan dengan dengan
pupuk yang diserap oleh akar dapat unsur P dan K.
digunakan oleh tanaman dengan baik Serta tambahkan olehLingga,
untuk membentuk bagian-bagian tanaman (2013) ada beberapa keuntungan dan
seperti daun, batang maupun akar kekurangan penggunaan pupuk nitrogen.
mengingat untuk pertumbuhan vegetatif Beberapa keuntungan penggunaan pupuk
kebutuhan unsur hara N, P dan K dalam nitrogen antara lain sebagai berikut.
jumlah yang berimbang sangat 1. Pertumbuhanya sangat subur.
diperlukan oleh tanaman 2. Merangsamg pertumbuhan daun.
(Anoymaus,2002). Maka dalam 3. Merangsang tumbuhnya anakan.

50
Nabatia, Vol. 11, No. 1, Juli 2014

Sedangkan beberapa kelemahan perlakuan jumlah tunas dan perlakuan


pupuk nitrogen jika pemberianya kombinasi pupuk anorganik tersebut
melebihi batas, antara lain seperti berikut. disebabkan pada perlakuan N (K3)
1. Tanaman menjadi mudah rebah kebutuhan unsur hara. Nitrogen sudah
karena ruas bagian bawah menjadi terpenuhi dan berada dalam keadaan
lemah. cukup tersedia untuk mendukung
2. Daya tahan tanaman terhadap pertumbuhan tanaman tebu. Menurut
penyakit menurun karena kondisi (Ratna, Farida, 1999), hara yang terdapat
tanaman sangat lemah. dalam tanah mengalami keseimbangan
3. Terlambat pematangan karena antara hara yang tidak tersedia, lambat
nitrogen masih merangsang tersedia dan yang segera tersedia. Pada
pertumbuhan. penambahan unsur P dan K telah
4. Kualitas hasil panen kurang baik. merubah keseimbangan unsur hara dalam
Sedangkan unsur fosfat berguna tanah, hara tanah menjadi lebih
untuk merangsang pembentukan akar seimbang. Serta dengan keadaan tersebut
terutama akar bibit dan tanaman muda, maka akan memperngaruhi pertumbuhan
serta mempercepat pertumbuhan tanaman serta variabel pengamatan
(Primantoro, 1996).Dan unsur kalium (K) seperti luas daun, panjang akar dan berat
berfungsi untuk memacu tranlokasi akar. Tersedianya unsur hara yang
karbohidrat dari daun ke organ tanaman seimbang pada kondisi yang cukup dapat
yang lain terutama tanaman penyimpan memacu pertumbuhan bahkan dapat
karbohidrat pada bagian umbi dan dapat meningkatkan produksi tanaman.
memperbaiki kualitas hasil (panen) serta Hal ini sesuai dengan pendapat
menurunkan serangan jamur (Soepardi Dwidjoseputro (1986), bila unsur-unsur
1983).Perlakuan kombinasi pupuk hara yang berada dalam tanah berada
anorganik berpengaruh nyata pada dalam keadaan seimbang, maka suatu
variabel luas daun, panjang akar dan tanaman akan tumbuh dengan suburnya.
beras akar. Pada variabel luas daun Harjadi S, (1979) berpendapat bahwa
pemberian kombinasi pupuk anorganik tingkat daya serap tanaman terhadap
(K3) memberikan pengaruh pada pupuk sebagian berhubungan dengan
pengamatan luas daun karena dalam produktif (productive capasity) dari
perlakuan tersebut tersedia jumlah unsur tanah. Tanaman yang di tanam pada
yang seimbang. Serta hal tersebut terjadi tanah-tanah dengan capasitas produktif
karena adanya pengaruh pemberiaan yang rendah menunjukkan respon
unsur (N) dalam jumlah yang sama tapi maksimum terhadap pemupukan dosis
berasal dari kombinasi pupuk yang rendah dari pada tanah-tanah yang
dosisnya berdeda maka akan mempunyai kapasiatas produkstif tinggi.
menimbulkan waktu penyerapan unsur Kapasitas produksi atau tertumbuhan
(N). suatu tanaman tergantungpada
Menurut Sutejo (1996), unsur ketersediaan hara dan kondisi tanah
Nitrogen adalah unsur hara yang beguna dalam jangka panjang, sehingga dengan
untuk pembentukan setra pertumbuhan adanya pemupukan secara optimum
bagian-bagian vegetatif, seperti batang, biasanya tidak dapat dicapai hanya
daun, cabang.Adanya pengaruh dari dengan suatu langkah singkat. Bila

51
Nabatia, Vol. 11, No. 1, Juli 2014

sejumlah besar pupuk diberikan pada untuk merangsang pembentukan akar


tanah dengan kapasitas produski tanah terutama akar bibit dan tanaman muda,
rendah, maka sebagaian besar pupuk dan mempercepat pertumbuhan
yang diberikan hilang karena proses (Primantoro, 1996).SertaFosfat yang
pencucian atau pelarutan oleh air. cukup akan memperbesar pertumbuhan
Pengamatan variabel panjang akar, akar. Percobaan-percobaan dari Ohlrogge
Hasil beda nyata jujur (BNJ) 5% dan rekan-rekannya di universitas
menunjukkan perlakuaan kombinasi Purdue, menunjukkan bahwa apabila
pupuk (K5) menunjukkan akar tepanjang pupuk P yang mudah larut diberikan di
(59.54 cm) walapun tidak berbeda dalam larikan(tanah), maka akar tanaman
dibandingkan dengan perlakuaan (K4, akan berkembang hebat sekali di daerah
K3, K2), Sedangkan perlakuaan (K1) itu, (Anonymous 2012) maka secara
menghasilkan akar terpendek yaitu 42.22 langsung akan menperngaruhi berat akar.
cm (Tabel 9) hal ini dipengaruhi oleh Tapi pada perlakuan kombinasi
unsur fosfat (P),unsur fosfat berguna pupuk anorganik (K1) diperoleh akar
untuk merangsang pembentukan akar teringan karena didalam perlakuan
terutama akar bibit dan tanaman muda, tersebut tidak terdapat unsur fosfat (P)
serta mempercepat pertumbuhan meskipun jumlah unsur (N) yang
(Primantoro, 1996).Unsur (P) tersebut diberikan sama. Tapi dalam hal ini unsur
berasal dari pupuk phonska, yang di fosfat (P) yang mempunyai peran dalam
dalamnya terdapat unsur fosfat dan pembentukan akar. Perlakuan jumlah
kalium. Serta Fosfat yang cukup akan tunas berpengaruh nyata pada variabel
memperbesar pertumbuhan akar. diameter tanaman dan luas daun.
Percobaan-percobaan dari Ohlrogge dan Diameter tanaman dalam variabel ini
rekan-rekannya di universitas Purdue, jumlah tunas menunjukkan pengaruh
menunjukkan bahwa apabila pupuk P sangat nyata pada pengamatan umur 30
yang mudah larut diberikan di dalam hst dan 60 hst, Dari uji beda nyata jujur
larikan (tanah), maka akar tanaman akan (BNJ) bahwa perlakuan jumlah mata
berkembang hebat sekali di daerah itu, tunas (T1 dan T2) berbada sangat nyata,
(Anonymous, 2012). (T1 dan T2) memberikan respon yang
Pengamatan variabel berat tidak sama, dan perlakuan jumlah mata
akar,Hasil uji beda nyata jujur (BNJ) 5% tunas (T1) lebih besar dari (T2) pada
menunjukkanbahwaperlakuaan variabel pengamatan diameter tanaman
kombinasi pupuk N (K5) menghasilkan umur 30 hst dan 60 hst. Hal ini terjadi
akar terberat (9.07 gr), walaupun tidak karena adanya jumlah tunas yang berbeda
berbeda dibangingkan dengan perlakuaan dalam setiap perlakuan jumlah mata tunas
(K3 dan K4), Sedangkan perlakuan (K1) sehingga terjadi pesaingan dalam
menghasilkan akar teringgan yaitu 5.13 penyerapan unsur hara. Karena unsur
gr dantidak berbeda pula bila hara yang diberikan dalam perlakuan
dibandingkan dengan perlakuan K2 dn jumlah tunas dan kombinasi npupuk
K3 (Tabel 8), hal ini terjadi seperti pada anorganik dalam jumlah yang sama,
variabel panjang akar. Karena pada sehingga dalam perlakuan jumlah mata
kombinasi pupuk anorganik (K5) terdapat tunas (T1) terjadi pengaruh dalam
unsur fosfat (P), unsur fosfat berguna variabel pengamatan diameter batang

52
Nabatia, Vol. 11, No. 1, Juli 2014

Serta peberiaan pupuk yang seimbang baik, serta untuk variabel


dan sesuai harus dilakukan. Rinsema pengamatan panjang akar dan berat
(1993) akar dengan perlakuan kombinasi
Variabel Luas daun dalam variabel pupuk anorganikpupuk (N) urea 0%
ini perlakuan jumlah tunas dari hasil uji dengan pupuk phonska50% = urea
beda nyata jujur (BNJ) 5% menunjukkan 0kg/ha dengan phonska 4000kg/ha
bahwa perlakuan jumlah mata tunas (T1) (K5) memberikan pengaruh yang
pada pengamata luas daun umur 30 hst an lebih tinggi.
60 hst menghasilkan rata-rata daun lebih 3. Perlakuan jumlah mata tunas
luas dari jumlah mata tunas (T2), Hal ini berpengaruh nyata pada variabel
karena adanya pengaruh jumlah tunas, diameter tanaman dan luas daun,
tapi pada pengamatan umur 45 hst jumlah pada variabel pengamatan diameter
mata tunas (T2) yang lebih baik, tapi dari tanaman dan luas daun perlakuaan
ke 2 perlakuan tersebut bila dibandingkan jumlah mata tunassatu(TI) yang
menunjukkan berbeda tidak nyata. memberikan pengaruh lebih baik

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Berdasarkan hasil penelitian dan Anonymous. 2002.
pembahasan dapat disimpulkan bahwa: Pengertian_pupuk_https://www.go
1. Interaksi antara perlakuan Kombinasi ogle.co.id/search?q=pengertian+pu
puk &ie=utf-8&oe=utf-8&rls=org
pupuk anorganik dan jumlah mata
diakses juni 2014
tunas berpengaruh nyata pada
variabel pengamatan luas daun hal Anonymous, 2004Pusat Penelitian
Perkebunan Gula Indonesia
ini ditunjukkan pada interaksi antara
Varietas Bulu Lawang, Malang
perlakuan jumlah mata tunas dan diakses desember 2013
kombinasi pupuk anorganik
Anonymous, 2004 Pusat Penelitian
menunjukan bahwa perlakuan
Perkebunan Gula Indonesia,
kombinasi dosis pupukanorganik Malang diakses desember 2013
pupuk (N) urea 50% dengan pupuk
Anonymous,2007PT. Pupuk Sri Widjaja
phonska50% = urea 652.196kg/ha
Palembang (Pusri)Tentang Urea
dengan phonska 2000kg/ha(K3) pada http://pusri.wordpress.com/2007/09
perlakuan jumlah mata tunas satu /22/mengenal-pupuk-urea/diakses
(T1) menghasilkan rata-rata daun juli 2014
terluas. Anonymous, 2008Aris Lukito |
2. Perlakuan kombinasi pupuk Agricultural
anorganik berpengaruh nyata pada sitehttp://arluki.wordpress.com/diak
variabel luas daun, panjang akar dan ses juli 2014
beras akar. Pada pengamatan Anonymous,2008Pupuk NPK
variabel luas daun dengan perlakuan Phonskahttp://www.petrokimia-
kombinasi pupuk anorganik pupuk gresik.comPupuk/Phonska.NPk
(N) urea 50% dengan pupuk diakses juni 2013
phonska50% = urea 652.196kg/ha Anonymous 2011Budidaya Tanaan
dengan phonska 2000kg/ha(K3) Tebu,http://budidayaukm.blogspot.
memberikan pengaruh yang lebih com/2011/07/budidaya-tanaman-

53
Nabatia, Vol. 11, No. 1, Juli 2014

tebu-saccharum.html diakses Primantoro, Heru, Memupuk Tanaman


desember 2013 Sayur,Penebar Swadaya,
Jakarta1985
Anonymous,2012Bibit Tanaman
TebuError! Hyperlink reference not R.M Edhi Sutardjo, 2002 Budidaya
valid. tanaman-tebu.html diakses Tanaman Tebu,Bumi Aksara
juli 2014 Jakarta
Anonymous,2012 Unsur Hara Esensial Ratna Winandi Asmarantaka,2012 Usaha
Dan Tani Tebu Dan Daya Saing Industri
Nonesensial.blogsport.com/2012/05 Gula Indonesia, Ekonomi Gula,PT
/Unsur-Unsur yang dibutuhkan oleh Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
tanaman. html diakses Mei 2014 Rinsema 1993 Pupuk dan Cara
Anonymous,2012Unsur Hara Makro Dan Pemupukan. Bhineka Cipta Jakarta
Mikro Yang Dibutuhkan Oleh Rudi Wibowo, 2012 Pospek Industri
Tanaman.http://organichcs.com/201 Berbasis Tebu, Ekonomi gula, PT
4/05/03/unsur-makro-dan-mikro- Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
yang dibutuhkan-oleh-tanaman
diakses juli 2014 Sastrowijoyo S,1996Cara Mengenal
Klon-Klon Tebu Secara Morfologi,
BP3G, 1977Pedoman Pennaman Tebu P3GI Pasuruan
Tegalan Awal Musim Hujan Di
Jawa, Pasuruan Soepardi, Goeswono,1983Pemupukan
Berimbang Guna Meningkatkan
BP3G, 1979 Pedoman Pennaman Tebu Jumlah dan Mutu Hasil Pertanian,
Tegalan Awal Musim Kemarau Di Deptan
Jawa, Pasuruan
Sumarno, 1981 Hubungan Unsur Hara
Dwidjoseputro, 1985 Pengantar Fisiologi Tanah Tanaman, Universitas
Tumbuhan, Grahamedia Jakarta Brawijaya Malang
Harjadi, 1979 Pengantar Agronomi, Sutejo, 1992 Mul, M, Pupuk dan Cara
Grahamedia Jakarta Pemupukan Penebar Swadaya,
P3G Pasurua, 2004 Deskripsi Tebu Jakarta
Varietas Bulu Lawang, Pasuruan Wahyu Muljana, 2006 Cocok Tanam
Pinus Lingga Marsono, 2013Petunjuk Tebu Dengan Segala Masalahnya,
Penggunaan Pupuk, Penebar Aneka Ilmu, Semarang
Swadaya, Jakarta Timur Jumlah
Mata Tunas

54

You might also like