Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN KASUS
Penanganan Perioperatif Pasien Penyakit Jantung Kongenital Dewasa dengan
ASD, Suspek Hipertensi Pulmonal, LV Smallish
Perioperative Treatment of Congenital Adult Heart Disease Patients with ASD,
Suspects of Pulmonary Hypertension, LV Smallish
Wisnhu Wardhana*, Cindy Elfira Boom**
*Fellow Anestesi Kardiovaskular RS Harapan Kita
**Konsultan Anestesi Kardiovaskular RS Harapan Kita
ABSTRACT
Grown-up congenital heart disease (GUCH) is the highest incidence of heart diseases
with a 10% incidence of congenital heart defects in adults is acyanotic Atrial Septal
Defect (ASD). ASD optimal therapy remains controversial. Surgery is recommended in
middle age and old age patients with significant left to right shunting. The most
common comorbid in a young adulthood congenital defect is unstable hemodynamic,
pulmonary hypertension, arrhythmia, cardiovascular diseases andrespiratory
infections. Female patient 29 years old with atrial septal defect and pulmonary
hypertension, Right ventricle (RV) and Left ventricle (LV) Smallish conducted ASD
closure surgery. Preoperative preparation includes anamnesis, physical examination
and investigation. The main pathological changes are an increase in pulmonary
vascular resistance and secondary changes in increased blood flow from left to right
shortcuts. The perioperative problem in this patients is small size of the left heart
atrium and ventricle which giving result of unstable hemodynamic like arrhythmia and
pulmonary hypertension when atrial defect closure done. Under these conditions,
given the hemodynamic was support with medication (nitroglycerin, milrinone,
norepinephrine, adrenaline) and reconstruction of Patent Foramen Ovale (PFO),
resulting in stable hemodynamic during surgery and treatment in the Intensive Care
Unit (ICU
ABSTRAK
Kata kunci: defek septum atrial, hipertensi pulmonal, grown-up congenital heart
(GUCH)
ketika beraktivitas. Aliran darah pul- harapan hidup dan keluaran fungsional
monal yang meningkat, overload jan- biasanya normal. Sayangnya penutupan
tung kanan, aritmia dan hipertensi pul- yang terlambat masih merupakan resiko
monal cenderung meningkat dengan kematian prematur.2
usia. Diperkirakan 25% pasien dengan
Follow up jangka panjang setelah op-
ASD yang tidak diperbaiki akan men-
erasi penutupan ASD menunjukkan
inggal pada usia 27 tahun, 50% dalam
waktu hidup yang sebanding dengan
37 tahun dan 90% pada usia 60 tahun.1
usia kontrol jika operasi dilakukan pada
Kesuksesan dramatik dari operasi jan- dekade awal atau sebelum onset hiper-
tung pediatrik, menyebabkan peningka- tensi pulmonal. Hasil dari operasi
tan populasi pasien dewasa muda den- pasien pada dekade ketiga dan keempat
gan grown up congenital heart menunjukkan hasil yang lebih buruk
(GUCH).Pasien GUHC dapat dibagi daripada kontrol.1Perbandingan operasi
menjadi 3 kategori : pasien yang telah penutupan ASD dengan manajemen
menjalani operasi perbaikan, pasien medis, khususnya ketika simptom telah
yang menjalani operasi paliatif dan berkembang, menunjukkan keuntungan
pasien yang belum menjalani operasi waktu hidup pada kelompok yang
korektif maupun paliatif. Terdapat be- diterapi dengan operasi selama dekade
berapa alasan kenapa pasien tidak diko- kedua dan ketiga. Penelitian terbaru
reksi, salah satunya adalah diagnosis yang membandingkan 51 pasien usia 35
terlambat, khususnya pada kasus ASD -50 tahun dan 38 pasien usia 51-72
dan coarcatio aorta, pasien dengan pasien menunjukkan angka mortalitas
sirkulasi pulmonal dan sistemik yang sebesar 3,3%, pada kelompok usia yang
seimbang, relatif asimptomatis sampai lebih tua.1
keseimbangan sirkulasi pulmonal dan
Manifestasi klinis dari pintasan jantung
sistemik terganggu. Beberapa pasien
kiri ke kanan tergantung usia pasien,
dipertimbangkan tidak dapat dioperasi
letak dan ukuran anomali. Gagal untuk
dan beberapa pasien tidak memung-
berkembang adalah gambaran yang pal-
kinkan operasi karena fasilitas yang
ing sering didapatkan pada pasien den-
tidak memadai.2
gan penyakit jantung kongenital dan
ASD yang dihubungkan dengan pen- mempengaruhi respon metabolik terha-
ingkatan aliran darah paru / pulmonary dap injuri dan keluaran setelah operasi
blood flow (PBF}> 50% seharusnya jantung korektif. Ketidakseimbangan
ditutup untuk mencegah berkem- energi adalah faktor kontribusi utama.3
bangnya disfungsi RV dan aritmia
Dengan teknik medis terbaru, hal ini
atrial. Pada pasien yang menjalani op-
tidaklah sulit untuk mendiagnosis pen-
erasi penutupan sebelum usia 25 tahun,
atas 98%, PV kiri bawah 97%, AoA bali dan dibuat atrial septectomy 0,5
97%, AoD 97%, Tekanan RA 1 23 v 24 cm. Setelah dibuat ASD creation dicoba
m 19 mmHg, RV 50/14, PA 40/23 (35), off pump dan tekanan darah sistemik
LPA 26/11 (22), LA a 24 v 27 m 23 stabil. Pasien keluar dari kamar operasi
mmHg, LV 98/23, Ao 107/80 (93) AoA dengan support NTG 1 mcg/kgBB/
110/81 (93). Kesimpulan :ASD sekun- menit, milrinone 0,375 mcg/kgBB/
dum, PH high flow low resistance, menit dan adrenaline 0,05µg/kg/menit.
PARi 0,97, FR 2,57.
DISKUSI
Monitor yang digunakan pada pasien
Pada operasi ligasi PDA pertama kali,
ini adalah EKG (elektrokardiografi),
menginisiasi penanganan lanjutan
SpO2, artery line, CVP (central venous
utama pada operasi jantung kongenital
pressure), urine output dan TEE
dan berkembangnya teknik operasi
(transesophageal ecocardiography).
modern. Perbaikan mayor diikuti den-
Pasien dipasang artery line di ruang
gan perbaikan yang bermakna di dalam
persiapan, premedikasi midazolam 5
mortalitas dan meningkatnya harapan
mg, kemudian masuk ke kamar operasi
hidup. Di tahun 2000, konferensi Be-
dan diinduksi menggunakan fentanyl
thesda ke 32 melaporkan kurang lebih
250 mcg, propofol 50 mg, ecron 8 mg.
85% dari pasien yang dioperasi dengan
Pemeliharaan menggunakan
kelainan jantung kongenital dapat hidup
sevoflurane, fentanyl dan ecron
sampai usia dewasa.1
intermittent. Pada pemeriksaan TEE
preoperasi didapatkan RA, LA dilatasi, Evaluasi pasien GUCH sebelum operasi
EF 49%, TAPSE 1,8 adanya RV dan meliputi riwayat medis dan status fung-
LV smallish, katup trikuspid : TR mild, sional pasien. Untuk mendapatkan ri-
Vc 0,34, TVG 16 mmHg dan ASD (+) wayat medis dan operasi yang akurat-
3,2 cm. merupakan suatu tantangan, karena
hanya setengah dari pasien dengan
Operasi berlangsung selama 285 menit
GUCH dapat mendiskripsikan diagno-
dengan CPB time I 61 menit, CPB time
sisnya dengan benar. Pasien dengan
II 74 menit, Aox time I 17 menit, Aox
GUCH memiliki kapasitas fungsional
time II 16 menit, dengan ischaemia
yang bervariasi. Pada pasien ini ber-
time I 13 menit, II 13 menit. S e t e l a h
dasarkan anamnesa didapakan pasien
off pump I pasien mengalami low car-
mudah lelah dan sesak nafas bila berak-
diac output syndrome, dengan pemerik-
tifitas dengan NYHA klas II-III disertai
saan TEE didapatkan septum interver-
aritmia.1,4
trikular mendesak ke LV (D shape),
gerakan paradoks, tekanan darah sis- Beberapa tanda dan gejala pasien den-
temik turun, diputuskan on pump kem- gan GUCH adalah murmur jantung
continuous, right bundle branch block masi status struktural jantung, status
(RBBB), sianosis. RBBB dapat terjadi fungsional ventrikel dan derajat Pul-
pada populasi umum, namun begitu, monal Artery Hipertension (PAH).
jika ditemukan bersama dengan bising EKG harus didapatkan sebagai base-
continuous, hal ini mengindikasikan line, lihat kemungkinan penggunaan
defek kongenital. Penemuan diatas se- pacemaker atau gangguan ritme. Pe-
harusnya menstimulasi pemeriksaan meriksaan rontgen dada dapat mem-
ekokardiografi sebelum operasi.4 bantu menentukan derajat kelainan jan-
tung dan paru sebagai baseline.1,4
Target keseluruhan dari pemeriksaan
laboratorium dan penunjang yang lain Pintasan kiri ke kanan yang kronis da-
adalah untuk membantu dokter di pat menyebabkan aliran darah pulmonal
dalam memahami derajat keterlibatan berlebihan, selanjutnya terjadi edema
beberapa komorbid. Pasien dengan pulmonal atau hipertensi pulmonal.
status fungsional yang normal dapat Peningkatan aliran darah pulmonal
diterapi seperti pasien dewasa yang menyebabkan peningkatan PVR dalam
menjalani operasi, sedangkan pasien waktu yang lama akan menurunkan
dengan gangguan fungsional berat perlu shunting kiri ke kanan dan akhirnya
pemeriksaan evaluasi tambahan. terjadi keseimbangan tekanan ventrikel
Evaluasi laboratorium meliputi pe- kanan dan kiri. Proses ini menyebabkan
meriksaan darah lengkap, koagulasi dan konversi shunt kiri ke kanan menjadi
pemeriksaan metabolik dasar. shunt kanan ke kiri yang dinamakan
Kateterisasi dan/atau ekocardiografi sindrom Eisenmenger. Sekali Eisen-
akan membantu khususnya pada pasien menger Syndrome berkembang, akan
simptomatis dengan memberikan infor- terjadi sianosis dengan derajat gagal
tensi pulmonal didapatkan ketika kanan diastolik jantung kanan dan te-
MPAP > 25 mmHg pada saat istirahat kanan atrium kanan meningkat dan ga-
atau 30 mmHg pada saat latihan. Ber- gal jantung kanan akan muncul di
dasarkan definisi, hipertensi pulmonal dalam tanda klinis. Meskipun ventrikel
dianggap ringan ketika MPAP 26-35 kiri tidak dipengaruhi secara langsung,
mmHg, sedang 36-45 mmHg dan berat dilatasi ventrikel kanan progresif dapat
ketika > 45 mmHg.3 mengganggu compliance ventrikel kiri,
menyebabkan peningkatan left ven-
Peningkatan aliran darah pulmonal
tricular end-diastolic dan pulmonary
yang berhubungan dengan latihan di-
capillary wedge pressure.3
hubungkan dengan peningkatan mini-
mal tekanan arteri pulmonal. Ketika Perubahan pembuluh darah pada hiper-
aliran meningkat, resistensi pembuluh tensi arteri pulmonal adalah vasokon-
darah pulmonal menurun. Respon ini striksi, trombosis, proliferasi sel otot
utamanya disebabkan oleh recruitment polos dan endothelial. Sel endothelial
pembuluh darah pulmonal yang tidak memegang peranan utama di dalam
mendapat perfusi sebelumnya dan pada mempertahankan hemodinamik pul-
keadaan yang lebih sedikit adanya dis- monal normal melalui pelepasan be-
tensi dari pembuluh yang baru saja ter- berapa substansi vasoaktif termasuk
perfusi.3 nitric oxide (NO), prostanoid dan endo-
thelin (ET) yang berkontribusi terhadup
Evolusi hemodinamik dari gangguan
tonus vaskular. NO, sebelumnya dike-
hipertensi pulmonal telah dideskripsi-
nal sebagai endothelium-derived relax-
kan dengan jelas. Awalnya, kemam-
ing factor (EDRF), memegang peranan
puan vascular bed pulmonal untuk ber-
utama di dalam modulasi tonus vasku-
dilatasi dan recruit pembuluh darah hi-
lar pulmonal. Selain menjadi vasodila-
lang, menyebabkan peningkatan te-
tor, NO berperan sebagai bronkodilator,
kanan arteri pulmonal pada saat isirahat
substansi neurotransmitter, antikoagu-
dan selanjutnya peningkatan dengan
lan, anti proliferasi dan antimikrobial
latihan. Di dalam respon terhadap pen-
dan menghambat agregrasi trombosit.
ingkatan afterload ini, ventrikel kanan
Pelepasan NO secara terus menerus
mengalami hipertrophi. Awal dari pen-
dari endothel pulmonal menentukan
yakit, ventrikel kanan mampu memper-
resistensi pembuluh darah pulmonal
tahankan cardiac output pada saat isti-
yang rendah. Prostacyclin (PGI2), se-
rahat. Namun ketika penyakit berkem-
buah produk dari metabolisme siklook-
bang progresif, ventrikel menjadi tidak
sigenasi dari asam arakhidonat, adalah
mampu mempertahankan cardiac out-
vasodilator kuat dan inhibitor agregasi
put normal ketika istirahat. Ketika dis-
trombosit. 3
fungsi jantung kanan berkembang, te-
gan tehnik titrasi lambat untuk membuat fenestrasi septum atrial sebe-
menghindari gejolak hemodinamik dan sar 0.5 cm.
kenaikan tekanan pulmonal yang
Dengan pemberian milrinone ( inhibitor
akut.Induksi menggunakan fentanyl
PDE ) drip dengan tujuan untuk menu-
250 mcg, propofol 50 mg, ecron 8 mg.
runkan afterload, pemberian inotropik
Pemeliharaan menggunakan
untuk memperbaiki kontraktilitas jan-
sevoflurane, fentanyl dan ecron
tung sertapeningkatan SVR dan pem-
intermittent. Dosis yang diberikan
berian nitrogliserin untuk memberikan
sesuai dengan rekomendasi untuk
efek vasodilatasi pulmonal. Hal ini ter-
memblokir respon kardiorespirasi saat
jadi karena ventrikel kiri tidak terbiasa
dilakukan intubasi. Setelah dipastikan
menerima jumlah aliran darah yang be-
kerja obat tercapai maksimal dan
sar. Sebelum dilakukan penutupan sep-
ditambahkan spray lidokain untuk
tum interatrial, jumlah darah yang diter-
menumpulkan reflek simpatis, hal ini
ima atrium kanan sebagian dialirkan ke
untuk menghindari rasa nyeri yang
atrium kanan.. Setelah dbuat PFO, dila-
dapat meningkatkan gejolak
kukan untuk weaningdan tekanan darah
hemodinamik.
sistemik stabil. Dengan topangan nitro-
Setelah dilakukan ASD closure, sebe- gliserin 1 mcg/kgBB/menit, milrinone
lumdilakukan weaning disiapkantopan- 0,375 mcg/kgBB/menit dan adrenaline
gan obat – obatan berupa norephine- 0,05 mcg/kg/menit. Pemberian nitro-
prin drip, milrinone drip dan dobutamin gliserin pada kasus ini untuk menu-
drip. Pada saat weaning, terjadi gejolak runkan PVR dengan harapan HR dan
hemodinamik, mulai dari tekanan darah kontraktilitas membaik atau meningkat.
sistemik turun berkisar 70 /30 mmHg
Pasca operasi pasien masih tersedasi
MAP 43 , gambaran EKG sinus Tachy-
dan terintubasi dipindahkan ke ICU
cardiadan ketika dilakukan pengukuran
dengan topangan NTG 1 mcg/kgBB/
tekanan arteri pulmonal, didapatkan
menit, milrinone 0,375 mcg/kgBB/
hasil melebihi tekanan darah sistemik.
menit dan adrenaline 0,05 mcg/kg/
Pada pemeriksan TEE didapatkan LV
menit. Ekstubasi dilakukan setelah 12
tidak berkontraksi dengan baik, septu-
jam perawatan di ICU.Pasien dirawat di
minteratrial mencembung kekanan dan
ICU selama 2 hari dan dipindahkan ke
septum interventrikel mencembung
ruang Intermediate.
kekiri dengan irama jantung berubah
menjadisupra ventricular tachycardia SIMPULAN
(SVT) dan ventricel tachycardia
(VT).Dilakukan pijat jantung secara Telah dilakukan anestesi pada pasien
langsung oleh dokter bedah dan dipu- wanita umur 29 thn dengan diagnose
tuskan untuk on pump yang keduauntuk ASD, suspek PH LV samallish dan