You are on page 1of 6

Perbandingan Ketebalan Retina Sentral Pasien Hipertensi Esensial

tanpa Penurunan Visus Dibanding Orang Normal

1
Ade J. Nursalim
2
Vera Sumual
2
Eugeni Sumanti

1
PPDS Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Divisi Vitreoretina Bagian Ilmu Kesehatan Mata Universitas Sam Ratulangi/
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
Email: dr.adejn@gmail.com

Abstract: One of the complications of hypertension is hypertensive retinopathy with a


prevalence of 2-17% in patients with hypertension without diabetes. Application of optical
coherence tomography (OCT) tool enables the clinician to simplify the pathophysiological
process of hypertensive retinopathy. This study was aimed to compare the central retina
thickness of essential hypertensive patients without decreased vision to of normal people. This
was a prospective comparative study using a quantitative method. There were 56 eyes in the
hypertension group and 71 eyes in the normal group. The t test showed that central retina
thickness in hypertension group was 201.66 μm (SD ±38,870) meanwhile in the normal group
was 249.59 µm (SD±19,245) (p=0.004). In conclusion, there was a significant difference in
central retinal thickness between essential hypertensive patients and normal people. It is
suggested that ophthalmologic examination should be performed on patients with essential
hypertension even without decreased vision.
Keywords: hypertension, decrease of vision, retinal thickness

Abstrak: Salah satu komplikasi hipertensi yaitu retinopati hipertensi dengan prevalensi 2-17%
pada penyandang hipertensi tanpa diabetes. Aplikasi alat optical coherence tomography
(OCT) memungkinkan klinisi untuk meneliti lebih lanjut mengenai proses patofisiologi
retinopati hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan ketebalan retina sentral
pasien hipertensi esensial tanpa penurunan visus dibanding orang normal. Jenis penelitian
ialah prospektif komparatif menggunakan metode kuantitatif. Hasil penelitian mendapatkan 56
mata untuk kelompok hipertensi dan 71 mata untuk kelompok normal yang memenuhi kriteria
penelitian. Uji t menunjukkan terdapat perbedaan ketebalan retina sentral pada kelompok
hipertensi dibanding kelompok normal. Rerata ketebalan retina pada kelompok hipertensi
ialah 201,66 µm (SD±38,870) dibanding pada kelompok normal ialah 249,59 µm
(SD±19,245) (p=0,004). Simpulan penelitian ini ialah terdapat perbedaan bermakna antara
ketebalan retina sentral pasien hipertensi esensial tanpa penurunan visus dibanding orang
normal. Disarankan untuk melakukan pemeriksaan mata pada penyandang hipertensi esensial
meskipun belum disertai keluhan penurunan tajam penglihatan.
Kata kunci: hipertensi, penurunan visus, ketebalan retina

Sebuah laporan pada Journal of the juta orang yang merupakan 31% dari
American Society of Hypertension tahun seluruh penduduk dunia. Prevalensi ini
2016 menu-liskan prevalensi hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan data dari
melebihi 1,3 milliar. Penulis menyatakan Framingham Heart study, salah satu
bahwa prevalensi hipertensi mencapai 1,39 penelitian epidemiologi awal dalam bidang

77
78 Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2019

hipertensi yang menunjukkan bahwa dari menunjukkan kelainan apapun dan grade 1
4469 pasien acak yang diukur tekanan diawali dengan pelebaran arteri dan
darahnya sejak tahun 1949 hingga 1952 sklerosis ringan pada pembuluh darah
terdapat 18% populasi tersebut yang dengan tahap tertinggi pada grade 4
meng-alami hipertensi.1,2 Prevalensi antara dengan pelebaran arteri, penyilangan arteri
tahun 2000 dan tahun 2010 pun mengalami vena yang berat dengan perdarahan,
peningkatan sebanyak 5,2%. Data ini juga eksudat dan cotton wool spot disertai
menunjukkan disparitas antara negara pembengkakan saraf optik.6 Pada tahun
dengan penghasilan tinggi dibanding 2004, Mitchell-Wong7 mengusulkan sistem
negara dengan penghasilan rendah dimana klasifikasi baru dengan mempertim-
didapatkan peningkatan 2,6% pada negara bangkan implikasi klinis pada penderita
dengan peng-hasilan tinggi.2 Laporan oleh retinopati hipertensi. Mitchell-Wong mem-
Zhou et al3 tahun 2017 menunjukkan bagi tingkat keparahan dimulai dengan
terjadinya penurunan rerata tekanan darah grade none yang menunjukkan tidak
pada negara barat berpenghasilan tinggi adanya tanda yang terdeteksi hingga grade
dan negara Asia Pasifik tetapi pada Asia malignant yang menunjukkan perdarahan
Timur, Asia Tenggara, Asia Selatan, blot dot atau flame shaped, mikro-
Oceania dan Afrika Sub-Sahara, terjadi aneurisma, cotton wool spot, dan hard
peningkatan rerata tekanan darah dibanding exudation. Selain itu, Mitchell-Wong
tahun sebelumnya. Peningkatan rerata menghubungkan grade malignant retino-
tekanan darah pun terjadi pada negara pati hipertensi dengan kematian.
berpenghasilan rendah seperti Asia Timur Patofisiologi retinopati hipertensi bera-
dan Afrika Sub Sahara. Peningkatan wal dari peningkatan tekanan darah baik
tekanan darah di dunia lebih banyak di akut maupun kronik yang bisa terjadi
alami oleh jenis kelamin laki-laki daripada karena hipertensi esensial ataupun hiper-
perempuan yaitu mencapai 24,1% untuk tensi sekunder. Peningkatan ini meningkat-
laki-laki dibanding 20,1% untuk perem- kan tekanan luminal yang direspon oleh
puan pada tahun 2015. tubuh berupa vasospasme dan vaso-
Hipertensi merupakan salah satu konstriksi. Fase ini disebut sebagai fase
penyebab kematian utama di dunia. Salah vasokonstriksi yang terlihat sebagai pele-
satu kelainan patologik yang mendasari baran pembuluh darah arteri retina pada
kerusakan yang disebabkan oleh hipertensi pemeriksaan funduskopi. Seiring dengan
ialah disfungsi endotel. Istilah disfungsi berjalannya waktu, peningkatan tekanan
endotel merujuk kepada abnormalitas pada darah ini mengakibatkan kerusakan endotel
kapasitas vasodilatasi dari pembuluh darah. dengan penebalan tunika intima pembuluh
Kerusakan ini juga mendasari kelainan darah dan pelebaran pembuluh darah yang
patologik yang terjadi pada salah satu mengakibatkan sklerosis, terlihat sebagai
komplikasi hipertensi yaitu retinopati gambaran opak pada dinding arteri atau
hipertensi.4 yang dikenal sebagai copper wiring dengan
Retinopati hipertensi memiliki preva- penekanan arteri ke vena yang disebabkan
lensi 2-17% pada pasien dengan hipertensi oleh tekanan dari arteri yang menebal pada
tanpa diabetes. Prevalensi pada laki-laki vena. Keadaan ini dapat terjadi terus
lebih tinggi dibanding perempuan (34,1% hingga terjadi kebocoran materi plasma
vs 32,7%). Retinopati hipertensi juga dan berakhir pada edema saraf optik.5
memiliki prevalensi yang lebih tinggi pada Aplikasi alat optical coherence
usia 75 tahun ke atas dibanding dengan tomography (OCT) dalam dunia kedok-
usia yang lebih muda, dan paling banyak teran mata memungkinkan klinisi untuk
diderita oleh ras Afrika Amerika.5 meneliti lebih lanjut mengenai proses
Retinopati hipertensi dapat diklasifika- patofisiologi retinopati hipertensi yang
sikan berdasarkan 4 grade menurut Keith, pada tahun 1939 ketika sistem grading
Wagener dan Barker (1939). Grade 0 tidak retinopati hipertensi masih belum ditentu-
Nursalim, Sumual, Sumanti: Perbandingan ketebalan retina sentral ... 79

kan. Sebuah penelitian dari Wei et al8 pada Kesehatan (KEPK) Rumah Sakit Umum
tahun 2013 menunjukkan peningkatan Pusat Prof. Dr. R. D. Kandou, Manado
ketebalan koroid subfoveal pada pasien dengan nomor surat 071/EC-KEPK/
dengan hipertensi. Zhang et al9 pada tahun VI/2019.
2012 juga telah meneliti kerusakan retinal
nerve fiber layer (RNFL) setelah terben- HASIL PENELITIAN
tuknya cotton wool spots sebagai konse- Penelitian ini dilakukan di Rumah
kuensi retinopati hipertensi pada retina. Sakit Mata Provinsi Sulawesi Utara.
Penelitian ini bertujuan untuk mem- Subjek penelitian sebanyak 56 mata untuk
bandingkan ketebalan retina sentral pasien kelompok hipertensi dan 71 mata untuk
hipertensi esensial tanpa penurunan visus kelompok normal yang memenuhi kriteria
dengan orang normal. penelitian. Tiap kelompok penelitian dibe-
rikan perlakuan sesuai konsep penelitian
METODE PENELITIAN yaitu setiap subjek diberikan informed
Penelitian ini merupakan studi kasus consent dan kemudian dilakukan pemerik-
kontrol. Jenis penelitian ialah prospektif saan OCT.
komparatif yang membandingkan kete- Hasil penelitian menunjukkan kedua
balan retina sentral pasien hipertensi kelompok didominasi oleh jenis kelamin
esensial tanpa penurunan visus dengan perempuan. Pada kelompok hipertensi ter-
orang normal. Penelitian dilakukan sejak dapat sebanyak 31 orang (55,4%) perem-
bulan Juni hingga Juli 2019. Kriteria puan dan 25 orang (44,6%) laki-laki
inklusi untuk penelitian ini ialah pasien sedangkan pada kelompok normal terdapat
dengan hipertensi esensial tanpa penurunan sebanyak 36 orang (50,7%) perempuan dan
visus dan orang normal dengan tekanan 35 orang (49,3%) laki-laki.
darah dalam batas normal dan tidak Usia minimum pada kelompok hiper-
memiliki riwayat penyakit sistemik lainnya tensi ialah 29 tahun dan usia maksimum
yang berobat ke poliklinik rawat jalan Ilmu pada kelompok hipertensi ialah 80 tahun.
Kesehatan Mata Rumah Sakit Khusus Nilai median usia ialah 53 tahun dan nilai
Mata, Provinsi Sulawesi Utara, visus 6/6, rerata usia ialah 52,23 tahun (SD±12,140).
serta media refraksi jernih yang memung- Usia minimum pada kelompok normal
kinkan dilakukannya funduskopi dan OCT. ialah 11 tahun dan usia maksimum pada
Kriteria eksklusi ialah pasien dengan kelompok hipertensi ialah usia 74 tahun.
diagnosis penyakit mata selain retinopati Nilai median usia ialah 55 tahun dan nilai
hipertensi, pasca operasi di area vitreo- rerata usia ialah 51,23 tahun (SD±12,559).
retina, dan pasca tindakan laser photo- Rerata tekanan darah sistolik untuk
coagulation. kelompok hipertensi ialah 153,21 mmHg
Pasien yang datang dikelompokkan ke (SD±9,714). Rerata tekanan darah diastolik
dalam dua kelompok yaitu kelompok pada kelompok hipertensi ialah 99,93
hipertensi dan kelompok normal. Pada mmHg (SD±5,746). Rerata ketebalan retina
kedua kelompok dilakukan pemeriksaan pada kelompok hipertensi ialah 201,66
ketebalan retina sentral dengan alat OCT. mmHg (SD±38,870), rerata durasi hiper-
Hasil pemeriksaan diolah dengan meng- tensi pada kelompok hipertensi ialah 10
gunakan komputer. Analisis univariat tahun (SD±8,451). Rerata tekanan darah
digunakan untuk melaporkan distribusi sistolik untuk kelompok normal ialah
frekuensi data penelitian dan analisis 126,93 mmHg (SD±6,216). Rerata tekanan
bivariat dalam bentuk uji t independen darah diastolik pada kelompok normal
untuk menganalisis signifikansi perbedaan ialah 84 mmHg (SD±3,265). Rerata kete-
rerata ketebalan retina sentral antar kedua balan retina pada kelompok normal ialah
kelompok. 249,59 µm (SD±19,245).
Penelitian ini telah mendapatkan per- Hasil uji statistik Kolmogorov-
setujuan etik dari Komisi Etik Penelitian Smirnov menunjukkan data hasil penelitian
80 Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2019

memiliki penyebaran normal. Uji statistik berada di angka 13,2% dari keseluruhan
dilanjutkan dengan uji t independen untuk penduduk, yang jauh berada di atas rerata
membandingkan rerata kedua kelompok nasional yang berada pada 8,4%.14
dan didapatkan signifikansi 0,004 yang Obesitas,15,16 minum minuman beralkohol
menunjukkan rerata ketebalan retina pada secara berlebihan,17,18 dan merokok19,20
kelompok hipertensi yaitu 201,66 µm diketahui merupakan faktor risiko terjadi-
(SD±38,870) lebih rendah daripada kelom- nya hipertensi. Provinsi Sulawesi Utara
pok normal yaitu 249,59 µm (SD±19,245). menduduki posisi pertama nasional untuk
obesitas yang mencapai 30,2% dari
BAHASAN keseluruhan penduduk dibanding rerata
Penelitian ini berhasil mengumpulkan nasional yang mencapai 21,8%. Selain itu,
subyek sesuai kriteria penelitian sebanyak Provinsi Sulawesi Utara juga memiliki
56 mata untuk kelompok hipertensi dan 71 angka proporsi konsumsi minuman
mata untuk kelompok normal. Kelompok beralkohol pada penduduk dengan usia
hipertensi didominasi oleh jenis kelamin lebih dari 10 tahun yaitu mencapai angka
perempuan yaitu sebanyak 31 orang 16% yaitu sekitar 5 kali lipat lebih tinggi
(55,4%) sedangkan jenis kelamin laki-laki daripada proporsi nasional yang hanya
sebanyak 25 orang (44,6%). Hipertensi 3,3%. Proporsi konsumsi tembakau nasio-
merupakan faktor risiko berbagai macam nal cenderung stabil di angka 34,3 pada
penyakit kronis dan menjadi beban morbid- tahun 2007 hingga 33,8 di tahun 2018.13
ditas dan mortalitas global. Proporsi Hasil penelitian ini menunjukkan usia
hipertensi untuk laki-laki dan perempuan minimum pada kelompok hipertensi ialah
secara umum berbeda dengan hasil pene- 29 tahun. Hasil penelitian epidemiologi di
litian ini. Proporsi hipertensi di beberapa India menunjukkan usia minimal hipertensi
negara didominasi oleh laki-laki. India yang dilaporkan oleh Gupta et al10 ialah 15
memiliki angka hipertensi pada laki-laki tahun, akan tetapi, American Academy of
lebih tinggi daripada perempuan yaitu Pediatric (AAP) dalam laporannya tahun
13,8% pada laki-laki dibandingkan 8,8% 2018 tidak membatasi usia minimum
pada perem-puan.10 Proporsi ini berubah penyandang hipertensi. Menurut AAP,
ketika perempuan memasuki masa meno- hipertensi pada anak bisa terjadi pada usia
pause. Defisiensi esterogen dan progestin 0-18 tahun.12
meningkatkan risiko hipertensi pada Rerata ketebalan retina pada kelompok
perempuan. Hal ini terjadi rata-rata setelah hipertensi ialah 201,66 (SD±38,870), rerata
usia 70 tahun ke atas. Hal ini juga berlaku durasi hipertensi pada kelompok hipertensi
pada pasien yang telah melalui prosedur ialah 10 tahun (SD±8,451). Lee et al21
ovariektomi.11 India dan Indonesia memi- mendapatkan ketebalan retina sentral pada
liki profil yang sama sebagai negara kelompok hipertensi ialah 245,08 µm
dengan kategori penghasilan rendah dan (SD±10,79). Penelitian lain oleh Lee et al22
menengah. Prevalensi hipertensi lebih dalan sebuah studi longitudinal di Korea
tinggi pada negara dengan penghasilan mendapatkan rerata ketebalan dari 18
rendah dan menengah yaitu 31,5% diban- sampel mata berada pada 233,8 µm
ding negara dengan penghasilan tinggi (SD±30,8).23 Rerata ketebalan retina pada
yang mencapai 28,5%.12,13 kelompok normal ialah 249,59 µm
Hasil penelitian Riset Kesehatan Dasar (SD±19,245). Penelitian yang sama dengan
Negara Republik Indonesia (RISKESDAS) menggunakan 18 sampel mata melaporkan
2018 tidak membagi penderita hipertensi ketebalan retina pada kelompok normal
berdasarkan jenis kelamin akan tetapi, ialah 256,3 µm (SD±28,1). Chan et al23
Provinsi Sulawesi Utara, tempat dilaksana- mengukur ketebalan makula orang normal
kannya penelitian ini menduduki peringkat pada 37 mata sehat dan mendapatkan
pertama jumlah penduduk hipertensi berda- ketebalan retina sentral pada orang normal
sarkan diagnosis dokter. Prevalensi ini ialah 212 µm (SD±20). Penelitian di
Nursalim, Sumual, Sumanti: Perbandingan ketebalan retina sentral ... 81

Bulgaria yang melibatkan 163 mata sehat worldwide management. Circulation


melaporkan ketebalan retina sentral Res. 2015;116(6):925-36.
mencapai 248,9 µm (SD±17,9).24 3. Zhou B, Bentham J, Di Cesare M, Bixby H,
Perbedaan ketebalan retina sentral Danaei G, Cowan MJ, et al.
yang didapatkan pada penelitian ini dan Worldwide trends in blood pressure
from 1975 to 2015: a pooled analysis
penelitian lainnya kemungkinan disebab- of 1479 population-based measurement
kan oleh faktor perbedaan etnis. Hal yang studies with 19· 1 million participants.
serupa pernah dilaporkan oleh Kelty et al25 Lancet. 2017; 389(10064):37-55.
pada tahun 2008 yang meneliti ketebalan 4. Mordi I, Mordi N, Delles C, Tzemos N.
retina pada ras Kaukasian dan memban- Endothelial dysfunction in human
dingkannya dengan ras Afrika Amerika. essential hypertension. J Hypertens.
Kelty et al mendapatkan bahwa fovea pada 2016; 34(8):1464-72.
ras Kaukasia cenderung lebih tebal dari- 5. Harjasouliha A, Raiji V, Garcia Gonzalez
pada ras Afrika Amerika. Perbedaan kete- JM. Review of hypertensive retino-
balan antara jenis kelamin juga dilaporkan pathy. Dis Mon. 2017; 63(3):63-9.
6. Bokman CL, Gonzalez MA. Hypertensive
oleh penelitian yang sama yaitu jenis
Retinopathy in Manual of Retinal Dis-
kelamin perempuan cenderung memiliki eases. Cham: Springer, 2016; p. 627-9.
ketebalan retina yang lebih tebal daripada 7. Wong TY, Mitchell P. Hypertensive
laki-laki. retinopathy. N Engl J Med. 2004;
Uji statistik dengan uji t menunjukkan 351(22):2310-17.
signifikansi 0,004 dengan rerata ketebalan 8. Wei WB, Xu L, Jonas JB, Shao L, Du KF,
retina pada kelompok hipertensi ialah Wang S, et al. Subfoveal choroidal
201,66 µm (SD±38,870), lebih rendah thickness: The Beijing eye study.
daripada kelompok normal 249,59 µm Ophthalmology. 2013;120(1):175-80.
(SD±19,245). Temuan ini didukung oleh 9. Zhang L, Xu L, Zhang JS, Zhang YQ, Yang
beberapa penelitian yang melaporkan hal H, Jonas JB. (2012). cotton-wool spot
and optical coherence tomography of a
serupa. Hasil penelitian oleh Lee et al22 di
retinal nerve fiber layer defect. Arch
Korea mendapatkan penurunan ketebalan Ophthalmol. 2012;130(7):913.
retina pada pasien hipertensi dibandingkan 10. Gupta R, Gaur K, Ram CV. Emerging
pasien normal yaitu 233,8 µm (SD±30,8) trends in hypertension epidemiology in
pada pasien hipertensi dibanding 256,3 µm India. J Hum Hypertens. 2018;Sep
(SD±28,1) pada pasien normal. 25:1.
11. Blacher J, Kretz S, Sorbets E, Lelong H,
SIMPULAN Vallée A, Lopez-Sublet M.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat Épidémiologie de l’HTA: différences
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan femme/homme. La Presse Médicale.
bermakna antara ketebalan retina sentral 2019;May 28.
pasien hipertensi esensial tanpa penurunan 12. Mills KT, Bundy JD, Kelly TN, Reed JE,
Kearney PM, Reynolds K, et al.
visus dibanding orang normal. Disarankan Global disparities of hypertension
untuk melakukan pemeriksaan mata pada prevalence and control: a systematic
penyandang hipertensi esensial meskipun analysis of population-based studies
belum disertai keluhan penurunan tajam from 90 countries. Circulation. 2016;
penglihatan. 134(6):441-50.
13. Reynolds K, Chen J, He J. Global
DAFTAR PUSTAKA disparities of hypertension prevalence
1. Bloch MJ. Worldwide prevalence of and control. Circulation. 2016; 2016
hypertension exceeds 1.3 billion. J Am (134):441-50.
Soc Hypertens. 2016;10(10):753-4. 14. Kesehatan K, Penelitian B, Kesehatan P.
doi:10.1016/j.jash.2016.08.006 Hasil Utama RISKESDAS 2018.
2. Rahimi K, Emdin CA, MacMahon S. The Jakarta [ID]: Balitbangkes Kemen-
epidemiology of blood pressure and its terian Kesehatan, 2018; p. 61-75.
82 Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2019

15. Jiang SZ, Lu W, Zong XF, Ruan HY, Liu inner plexiform layers in patients with
Y. Obesity and hypertension. Experi- hypertension. Retina. 2018 May 11.
mental and therapeutic medicine. doi: 10.1097/IAE. 000000000000
2016;12(4):2395-9. 2216. [Epub ahead of print]
16. Seravalle G, Grassi G. Obesity and hyper- 22. Lee HM, Lee WH, Kim KN, Jo YJ, Kim
tension. Pharmacol Res. 2017;122:1-7. JY. Changes in thickness of central
17. Rehm J, Prieto JA, Beier M, Duhot D, macula and retinal nerve fibre layer in
Rossi A, Schulte B, et al. The role of severe hypertensive retinopathy: a
alcohol in the management of 1‐year longitudinal study. Acta
hypertension in patients in European Ophthalmol. 2018;96(3):e386-92.
primary health care practices–a survey 23. Chan A, Duker JS, Ko TH, Fujimoto JG,
in the largest European Union Schuman JS. Normal macular
countries. BMC family practice. 2016; thickness measurements in healthy
17(1):130. eyes using Stratus optical coherence
18. Fernandez-Sola J. Cardiovascular risks and tomography. Arch Ophthalmol. 2006;
benefits of moderate and heavy alcohol 124(2):193-8.
consumption. Nat Rev Cardiol. 2015; 24. Mitkova-Hristova VT, Konareva-
12(10):576. Kostyaneva MI. Macular thickness
19. Leone A. Smoking and hypertension. J measurements in healthy eyes using
Cardiol Curr Res. 2015;2(2):00057. spectral optical coherence tomography.
20. Li G, Wang H, Wang K, Wang W, Dong Folia Medica. 2011;53(4):28-33.
F, Qian Y, et al. The association 25. Kelty PJ, Payne JF, Trivedi RH, Kelty J,
between smoking and blood pressure in Bowie EM, Burger BM. Macular
men: a cross-sectional study. BMC thickness assessment in healthy eyes
Public Health. 2017;17(1):797. based on ethnicity using Stratus OCT
21. Lee S H, Lee WH, Lim HB, Jo YJ, Kim optical coherence tomography. Invest
JY. Thicknesses of central macular, Ophthalmol Vis Sci. 2008;49(6):2668-
retinal nerve fiber, and ganglion cell 72.

You might also like