You are on page 1of 10

PERBEDAAN PEMBERIAN WATER TEPID SPONGE DAN KOMPRES

HANGAT TERHADAP SUHU TUBUH PADA ANAK DENGAN DEMAM


TIFOID DI RSUD K.R.M.T WONGSONEGORO SEMARANG
Tri Sakti Widyaningsih1), Khusnul Aini2) Ika Susana3)
Jl. Subali Raya No.12 Krapyak, Semarang, Telp. 024 – 7612988 – 7612944
Email : ikasusana546@gmail.com

ABSTRAK

Penanganan terhadap demam dapat dilakukan dengan tindakan farmakologis


maupun nonfarmakologis dan adapun tindakan keduanya.Tindakan nonfarmakologis adalah
tindakan memberikan kompres hangat dan water tepid sponge. Pada bulan Oktober 2016
menunjukkan angka kejadian demam sebanyak 179 anak, sedangkan 26 anak merupakan
demam tifoid. Penelitianinibertujuanmengetahuiperbedaan pemberian Water Tepid Sponge
dan Kompres hangat terhadap suhu tubuh pada anak dengan tifoid diRSUD KRMT
Wongsonegoro Semarang.
PenelitianinimenggunakananalisaUjiMann Whitneydengan desainpenelitianyang
digunakanadalahQuasy ExperimentDesign,pre-test post-testwithnonequivalent control
group. Subjek penelitianberjumlah 22 respondenyang terdiri11 responden pada
kelompokintervensi dengan Water Tepid Spongedan11 responden pada
kelompokkontrol denganKompres hangat.
Dalampenelitianinimenunjukkanada perbedaan pemberian Water Tepid Sponge
dan Kompres hangat terhadap sahu tubuh pada anak dengan tifoid.Hal tersebut
berdasarkan padahasil analisisdenganujiMann Whitneypadapasien tifoiddiperoleh
datap=0,001<0,05.
Dalampenelitianiniadalahada perbedaan pemberian Water Tepid Sponge dan
Kompres hangat terhadap sahu tubuh pada anak dengan tifoid di RSUD KRMT
Wongsonegoro Semarang.
KataKunci :Water Tepid Sponge, Kompres , demam tifoid

ABSTRACT
Handling of fever may be done by both pharmacological and
nonpharmacological measures and second action. Nonpharmacological action is the
action of giving warm compresses and water tepid sponge. In October 2016 showed a
fever of as many as 179 children, while 26 children were typhoid fever. This study aims
to determine the difference of Water Tepid Sponge and warm compresses to body
temperature in children with typhoid in RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang.
This research uses Mann Whitney Test with the research design used is Quasy
Experiment Design, pre-test post-test with nonequivalent control group.Subjects were 22
respondents consisting of 11 respondents in the intervention group with Water Tepid
Sponge and 11 respondents in the control group with warm Compress.
In this study showed that there are differences in the provision of Water Tepid
Sponge and warm compresses to the body's sahu in children with typhoid.
It is based on the results of the analysis with Mann Whitney test in typhoid patients
obtained pv = 0.001 <0.05.
In this research there is difference of giving Water Tepid Sponge and warm
compress to body sahu in children with typhoid in RSUD KRMT WONGSONEGORO.
Keywords :Water Tepid Sponge, Compress, typhoid fever

1
PENDAHULUAN minggu ke-4 demam turun perlahan
secara lisis, kecuali apabila terjadi
Demam adalah infeksi atau fokus infeksi seperti kolesistitis, abses
inflamasi yang disebabkan oleh jaringan lunak maka demam akan
bakteri, virus, atau patogen lain menetap. Banyak orang tua pasien
merangsang pelepasan pirogen yang demam tifoid melaporkan bahwa
bekerja di hipotalamus, tempat demam lebih tinggi saat sore dan
mereka memicu produksi malam hari dibandingkan dengan pagi
prostaglandin dan meningkatkan nilai harinya.Pada saat demam sudah tinggi,
acuan (set point ) suhu tubuh. Hal ini pada kasus demam tifoid dapat disertai
memicu respons dingin, meyebabkan gejala sistem saraf pusat, seperti
menggigil, vasokonstriksi, dan kesadaran berkabut atau delirium atau
penurunan perfusi perifer dan obtundasi atau penurunan keasadaran
memungkinkan suhu tubuh meningkat mulai apati sampai koma.
kenilai acuan yang baru sebagai suhu Menurut Widagdo,2012. Gejala
yang lebih besar dari 38°C (Carman & demam tifoid itu bisa terjadi tergantung
Kyle, 2015). umur yang dibedakan yaitu :
Demam tifoid adalah suatu a. Anak usia sekolah
sindrom yang terutama disebabkan Mula mula adalah gejalanya
oleh salmonella typhi. Demam tifoid demam, lesu, anoreksia, sakit
merupakan jenis terbanyak dari kepala, dan sakit perut selama 2-3
salmonelosis. Jenis lain dari demam hari. Mula-mula bisa terjadi diare
enterik adalah demam paratifoid yang dengan tinja seperti sup kacang,
disebabkan oleh S. Paratyphi A, S. tetapi belakangan konstipasi lebih
Achoomuelleri (semula S. Paratyphi menonjol. Mual dan muntah bila
B), dan S. Hirschfeldii (semula S, timbul pada minggu ke-2 atau ke-3
paratyphi C). Demam tifoid merupakan tanda adanya
melihatkan gejala lebih berat komplikasi. Mungkin di jumpai
dibandingkan demam enterik yang gejala mimisan dan batuk dan alergi
lain. ( Widagdo, 2012). berat. Suhu badan naik secara rmiten
Menurut Soedarmo,dkk, (2012). dan makin meningkat dalam 1
Pada anak periode inkubasi demam minggu, kemudian menetap pada
tifoid antara 5-40 hari dengan rata rata suhu 40°C. Dalam minggu ke-2,
10-14 hari.Gejala klinisnya sangat suhu bertahan tinggi, dan gejala
bervariasi dan gejala ringan tidak yang nampak makin berat. Anak
memerlukan perawatan khusus sampai nampak sakit akut dengan alergi.
dengan berat sehingga harus dirawat. b. Bayi dan umur < 5 tahun
Variasi gejala ini disebabkan oleh Pada usia ini biasanya penyakit
faktor galur salmonella,status nutrisi berlangsung ringan dengan demam
dan imunologik pejamu serta lama sakit ringan dan lesu, sehingga diagnosis
dirumahnya. Semua demam tifoid sulit ditetapkan. Pada pemeriksaan
selalu menderita diawal penyakit, di temukan adanya s.typhi gejala
penampilan demam pada kasus demam diare lebih sering di temukan hingga
tifoid mempunyai istilah khusus yaitu diagnosisnya mengarah ke
step-ladder temperaturechartyang gastroenteritis. Pada sebagian anak
ditandai dengan timbul demam insidius, gejalanya bisa mengarah ke infeksi
kemudian naik secarabertahap saluran nafas bawah.
tiapharinya dan mencapai titik tertinggi c. Bayi baru lahir
pada akhir minggu pertama, setelah itu Infeksi pada ibu hamil dapat
demam akan bertahan tinggi dan pada menyebabkan lahir prematur.

2
Gejala timbul pada hari ke-3, Penanganan terhadap demam dapat
biasanya berupa muntah, diare, dilakukan dengan tindakan
dan kembung. Suhu tub uh farmakologis maupun nonfarmakologis
bervariasi, bisa sampai 40,5°C, dan adapun
dan bisa di sertai kejang. Gejala tindakankeduanya.Tindakan
lainnya adalah anoreksia dan farmakologis adalah memberikan obat
berat badan sangat menurun. antipiretik, sedangkan tindakan
d. Relapaus nonfarmakologis adalah tindakan
Dapat terjadi pada 4-8% kasus tambahan dalam menurunkan suhu
demam tifoid yang tidak di beri panas seperti memberikan minuman
pengobatan. Pada kasus yang yang banyak ,menggunakan pakaian
mendapat pengobatan relapsus yang tidak tebal, dan memberikan
dapat timbul pada hari ke-12 kompres (Kania,2008)
setalah penghentian antibiotik.
Gejala dari relapsus biasanya Water tepid sponge adalah
lebih ringan dan langsung lebih Kompres yang menggunakan teknik
pendek. Relapsus dapat terjadi seka dengan menggunakan kompres
beberapa kali hangat (Kusyati,2013)
Kompres hangat adalah
Berdasarkan data yang di mengompres air hangat pada pasien
peroleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa berarti memberikan cairan atau alat
Tengah berdasarkan system surveilans yang menimbulkan rasa hangat pada
terpadu beberapa penyakit terpilih pada bagian tubuh tertentu (Tim penulis
tahun 2010 penderita Demam Tifoid poltekkes kemenkes Maluku).
ada 44.422 penderita, termasuk urutan Berdasarkan survey
ketiga dibawah diare dan TBC selaput pendahuluan pada tanggal 26 Desember
otak, sedangkan pada tahun 2011 2016 data yang diambil di ruang Nakula
jumlah penderita demam tifoid 4 RSUD KRMT Wongsonegoro
meningkat menjadi 46.142 penderita. Semarang pada bulan Juni-September
Hal ini menunjukan bahwa kejadian 2016 menunjukan angka kejadian
demam tifoid di Jawa Tengah termasuk demam pada pasien anak rata rata umur
tinggi. Kasus tertinggi tifoid adalah di 1-10 tahun sebanyak 320 anak,
Kota Semarang yaitu sebesar 3.993 sedangkan pada bulan Oktober 2016
kasus (18,91%) dibanding dengan menunjukkan angka kejadian demam
jumlah keseluruhan kasus Tifoid di sebanyak 179 anak adalah merupakan
kabupaten atau kota lain di Jawa demam yang disebabkan oleh infeksi
Tengah. Dibandingkan jumlah kasus seperti influenza, otitis media,
keseluruhan PTM lain di Kota pneumonia, dan infeksi saluran kemih
Semarang terdapat proporsi sebesar dan demam sebanyak 26 atau 15,6 %
3,19%. Sedangkan kasus tertinggi anak di rumah sakit KRMT
kedua adalah Kabupaten Sukoharjo Wongsonegoro Semarang adalah
yaitu 3.164 kasus (14,25%) dan apabila demam tifoid. Perawat yang ada di
dibandingkan dengan jumlah ruang Nakula 4 Rumah Sakit KRMT
keseluruhan PTM lain di Kabupaten Wongsonegoro Semarang saat
Sukoharjo adalah sebesar 10,99%. menangani demam pada anak di
Kasus ini paling sedikit dijumpai di ruangan tersebut yaitu menggunakan
Kabupaten Semarang yaitu 4 kasus obat antipiretik disertai kompres hangat
(0,01%). Sedangkan Kabupaten Cilacap untuk menurunkan demam, di rumah
juga belum pernah melaporkan. Rata- sakit tersebut belum pernah dilakukan
rata kasus tifoid di Jawa Tengah adalah kompres watertepidsponge, sehingga
635,60 kasus (Dinkes Jateng 2011).

3
peneliti tertarik untuk meneliti tentang Berdasarkan tabel 4.1 dapat
perbedaan pemberian kompres water dilihat perbedaan suhu tubuh anak
tepid sponge dan pemberian kompres demam tifoid sebelum dilakukan water
hangat dengan demam tifoid di ruang tepid sponge adalah 38,19°C dengan
Nakula 4 Rumah Sakit KRMT standar deviasi 0,2256, sedangkan
Wongsongoro Semarang. perbedaan suhu tubuh sesudah
dilakukan water tepid sponge adalah
37,53°C dengan standar deviasi 0,2767
METODE PENELITIAN yang menunjukkan penurunan suhu
tubuh setelah pemberian water tepid
Rancangan penelitian yang digunakan sponge sebesar 0,66°C. Setelah di
yaitu pre test and post tes lakukan uji statistik menggunakan
nonequivalent control group yaitu pada wiloxon untuk mengetahui perbedaan
desain ini pre test and post tes antara sebelum dan sesudah pemberian
nonequivalent control group peneliti water tepid sponge memberikan hasil
tidak melakukan randomisasi, penetuan bahwa Rank (pre<post) didapatkan 11
kriteria inklusi yang tepat dapat responden yang artinya suhu tubuh
meminimalisir ketidak keseimbangan menurun sesudah di berikan water tepid
karakteristik antar kelompok. sponge, dengan nilai p value yang di
hasilkan0,003.
HASIL PENELITIAN
2. Perbedaan suhu tubuh
A. Bivariat sebelum dan sesudah di lakukan
kompres hangat.
1. Perbedaan suhu tubuh
sebelum dan sesudah di lakukan Tabel 4.2
water tepid sponge. Perbedaan suhu tubuh
sebelum dan sesudah di lakukan
Tabel 4.1 kompres hangat di RSUD KRMT
Rerata suhu tubuh sebelum dan Wongsonegoro Kota Semarang
sesudah di lakukan water tepid bulan Agustus
sponge di RSUD KRMT n=11
Wongsonegoro Kota Semarang
bulan Agustus Ranks n Penu P
n=11 Mean Sd Min Max runan value
suhu
Ranks N Penu P Pre Nega 8
Mean Sd Min Max runan Value kom 0,3 tive
suhu 38,23 37,9 39,0
pres 289
Pre Nega 11 hangat
Water 0,2 tive Posi 2 0,22 0,163
38,19 38,0 38,6 post Kom
Tepid 256 pres 0, 3 tive
Sponge 38,01 37,8 38,9
han 270
Posi 0,66 0,003 gat
Post tive o
C
Water 0,2 Ties 1
37,53 37,0 38,2
Tepid 767
Sponge
Ties Berdasarkan tabel 4.2 Perbedaan
suhu tubuh anak demam tifoid sebelum
dilakukan kompres hangat adalah
38,23°C dengan standar deviasi 0,3289
dan perbedaan suhu tubuh setelah

4
dilakukan kompres hangat 38,01°C Suhu Tubuh P
dengan standar deviasi 0,3270 Z
(°C) Value
menunjukkan penurunan suhu tubuh
sesudah pemberian kompres hangat Sebelum Sesudah
sebesar 0,22°C. Setelah di lakukan uji (Mean ± (Mean ±
statistik menggunakan wilcoxcon untuk SD SD)
mengetahui perbedaan antara sebelum 38,23 ± 38,01 ±
-1,394 0,163
dan sesudah pemberian kompres hangat 0,3289 0,3270
memberikan hasil bahwa Rank
(pre<post) didapatkan 8 responden Berdasarkan tabel 4.3
yang artinya suhu tubuh menurun didapatkan hasil uji wilcoxon
sesudah diberikan kompres hangat, menunjukkan nilai Z = -1,394
(pre>post) didapatkan 2 responden dengan nila p value = 0,163 (p
yang artinya suhu tubuh naik saat diberi value = ≤ 0,05). Hal ini
kompres hangat dan (pre=post) menunjukkan ada perbedaan
didapatkan 1 responden yang artinya pemberian kompres hangat
suhu tubuh menetap saat diberikan terhadap penurunan suhu tubuh
kompres hangat, dengan nilai p value pada suhu tubuh anak demam
yang di hasilkan0,163. tifoid.

Tabel. 4.5
Tabel 4.3 Perbedan water tepidsponge
Uji normalitas water teipd sponge dan kompres hangat di RS
n=11 KRMT Wongsonegoro Kota
Semarang
Suhu Tubuh P bulan Agustus
Z n=11
(°C) Value
Sebelum Sesudah
(Mean± (Mean± Mean P Z
Min max SD
SD) SD) rank value
Water
38,19± 37,53± 0,27
-2,941 0,003 Tepid 11 37,0 38,2 16.00
0,2256 0,2767 67
Sponge 3,267
0,001
Kom
Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan 0,3
pres 11 38,01 38,9 7.00
hasil uji wilcoxon menunjukkan nilai Z 270
Hangat
= -2,941 dengan nila p value = 0,003 (p Total 22
value = ≤ 0,05). Hal ini menunjukkan
ada perbedaan pemberian
Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan
watertepidsponge terhadap penurunan
analisa mann whitney bahwa pemberian
suhu tubuh pada suhu tubuh anak
water tepid sponge dan kompres hangat
demam tifoid.
ada perbedaan secara statistik dengan
Zhitung = -3,267 dengan
Tabel 4.4
menunnjukkan nilai p value = 0,001 (p
Uji normalitas
value = ≤ 0,05), dan dapat disimpulkan
kompres hangat
bahwa ada perbedaan pemberian water
n=11
tepid sponge dan kompres hangat
terhadap suhu tubuh pada anak dengan
demam tifoid di RSUD KRMT
Wongsonegoro Semarang.

5
dinding pembuluh
PEMBAHASAN kepermukaan kulit dan hilang
kelingkungan sehingga terjadi
1. Perbedaan Suhu tubuh sebelum penurunan suhu tubuh (Potter
dan sesudah pemberian water & Perry,2010).
tepid sponge pada anak demam Menurut penelitian ini juga
tifoid.
diperkuat oleh Alves, (2008).
Berdasarkan penelitian tabel Hasil penelitian pemberian water
4.1 dapat diketahui bahwa tepid sponge dan antipiretik
perbedaan suhu tubuh sebelum di efektif untuk menurunkan suhu
beri tindakan water tepid sponge tubuh anak pada 30 menit awal,
adalah 38,19°C dengan standart dan menunnjukkan tren level
deviasi 0,2256 , nilai minimum suhu yang lebih tinggi
38°C dan nilai maksimum dibandingkan anak yang hanya
38,6°C. Sedangkan perbedaan diberi antipiretik saja. Adapun
suhu tubuh setelah diberikan hasil penelitian ini sendiri
tindakan water tepid sponge menghasilkan kesimpulan bahwa
adalah 37,53°C dengan standart water tepid sponge efektif dalam
deviasi 0,2767 , nilai minimum menurunkan suhu tubuh anak
adalah 37,0°C dan nilai dengan demam 90 menit awal,
maksimum 38,2°C. Dengan setelah itu akan terjadi kenaikan
rerata penurunan suhu sebesar suhu seperti semula. Sehingga
0,66 °C.Setelah di lakukan uji dapat disimpulkan bahwa
statistik menggunakan wilcoxcon terdapat perbedaan hasil
untuk mengetahui perbedaan mengenai lama efek terapi water
antara sebelum dan sesudah tepid sponge dalam menurunkan
pemberian water tepid sponge suhu tubuh dengan demam antara
memberikan hasil bahwa Rank penelitian ini dengan penelitain
(pre<post) didapatkan 11 terkait lainnya.
responden yang artinya suhu Menurut Kozier dalam
tubuh menurun sesudah di Suprapti (2008) mengungkapkan
berikan water tepid sponge, bahwa panas mempunyai efek
dengan nilai p value yang di yang berbeda dalam tubuh, efek
hasilkan0,003. tersebut juga tergantung dari
Pada prinsipnya pemberian lamanya pemberian panas.
water tepid sponge dapat Pemberian panas 15 - 20 menit
menurunkan suhu tubuh melalui memiliki efek vasodilatasi
proses penguapan dan dapat pembuluh darah sehingga terjadi
memperlancar sirkulasi darah, peningkatan aliran darah.
sehingga darah akan mengalir Peningkatan aliran darah akan
dari organ dalam kepermukaan menurunkan viskositas darah dan
tubuh dengan membawa panas. metabolisme lokal karena aliran
Kulit memiliki banyak pembuluh darah membawa oksigen ke
darah, terutama tangan, kaki, dan jaringan.
telinga. Aliran darah melalui
kulit dapat mencapai 30% dari 2. Perbedaan Suhu tubuh sebelum
darah yang di pompakan ke dan sesudah pemberian
kompres hangat pada anak
jantung, kemudian panas
demam tifoid
berpindah dari darah melalui

6
Berdasarkan penelitian kenaikan suhu sesudah diberi
tabel 4.2 dapat diketahui bahwa perlakuan dengan status pasien
perbedaan suhu tubuh sebelum di dengan penyakit infeksi saat
beri tindakan kompres hangat masuk rumah sakit.
adalah 38,23°C dengan standart Dengan kompres air
deviasi 0,3289 nilai minimum hangat menyebabkan suhu tubuh
37,9°C dan maksimum 39°C. di luar akan hangat sehingga
Sedangkan perbedaan suhu tubuh tubuh akan menginterprestasikan
sesudah di berikan tindakan bahwa suhu di luar cukup panas,
kompres hangat adalah 38,01°C akhirnya tubuh akan menurunkan
dengan standart deviasi 0,3270, kontrol pengatur suhu di otak
nilai minimum 37,8°C dan nilai supaya tidak meningkatkan suhu
maksimum dan 38,9°C. Dengan pengatur tubuh, dengan suhu di
perbedaan penurunan suhu luar hangat akan membuat
sebesar 0,22°C. Setelah di pembuluh darah tepi di kulit
lakukan uji statistik melebar dan mengalami
menggunakan wilcoxcon untuk vasodilatasi sehingga pori-pori
mengetahui perbedaan antara kulit akan membuka dan
sebelum dan sesudah pemberian mempermudah pengeluaran
kompres hangat memberikan panas, sehingga akan terjadi
hasil bahwa Rank (pre<post) penurunan suhu tubuh (Guyton,
didapatkan 8 responden yang 2007).
artinya suhu tubuh menurun Menurut teori Sodikin
sesudah diberikan kompres (2012) menyatakan bahwa
hangat, (pre>post) didapatkan 2 apabila anak mengalami demam
responden yang artinya suhu sebaiknya di lakukan tindakan
tubuh naik saat diberi kompres seperti kompres hangat,
hangat dan (pre=post) didapatkan memberikan lingkungan
1 responden yang artinya suhu senyaman mungkin, dampingi
tubuh menetap saat diberikan anak selama demam agar anak
kompres hangat, dengan nilai p merasa nyaman dan aman,
value yang di hasilkan0,163. berikan mainan yang menjadi
Berbagaikemungkinkan kesukaanya, berikan minuman
terjadinya perbedaan hasil lebih banyak dari biasanya, dan
terhadap suhu tubuh anak pada aktivitas yang berat di batasi,
akhir pengukuran. Demam yang mengemukakkan bahwa
(peningkatan suhu) sangat kompres hangat efektif
dipengaruhi oleh kondisi menurunkan suhu tubuh sebesar
penyakit khususnya infeksi yang 0,710 (p<0,0001).
dialami oleh responden. Pirogen
endogen yang dilepaskan pada 3. Uji Normalitas
proses infeksi akan langsung Hasil uji normalitas data
mempengaruhi pusat pengatur dengan menggunakan shapiro
suhu tubuh yang mengakibatkan wilk (n<50) didapatkan sebelum
kenaikan suhu tubuh responden. pemberian water tepid sponge p
Hal ini juga terjadi pada value = 0,022, sesudah
penelitian yang dilakukan pemberian water tepid sponge p
(Valita, 2007) dimana dari value = 0,006 dan sebelum
sepuluh responden, ada seorang pemberian kompres hangat p
responden yang mengalami value = 0,024, sesudah

7
pemberian kompres hangat p bandingkan dengan teknik water
value = 0,012 dimana p < α = tepid sponge yang hampir
0,05 yang berati bahwa data sekujur tubuhnya di balut dengan
sebelum pemberian water tepid washlap. Namun seperti yang di
sponge dan data sesudah jelaskan, kombinasi cara kerja
pemberian water tepid sponge pada water tepid sponge
merupakan data berdistribusi mengakibatkan water tepid
tidak normal. Uji analisis yang sponge yang dilakukan lebih
dapat di gunakan pada data yang unggul dalam menurunkan suhu
berdistribusi tidak normal dalam tubuh anak dengan demam
penilitian ini adalah uji wilxocon dibandingkan dengan kompres
yang bertujuan untuk menguji hangat.
beda mean dari hasil pengukuran Menurut hasil penelitian
dari kelompok yang berbeda. (Hamid, 2011) yang
berjudul”Kefektifan kompres
4. Uji beda Mann-Whitney Test untuk tepid sponge yang dilakukan ibu
mengetahui Perbedaan dalam menurunkan demam pada
Pemberian Water Tepid Sponge anak di puskesmas Mumbulsari
dan Kompres Hangat terhadap Kabupaten Jember” sebanyak 30
Suhu Tubuh Pada Anak dengan responden di pecah menjadi dua
Demam Tifoid. kelompok perlakuan kompres
Berdasarkan tabel 4.5 hangat konvesional dan kompres
didapatkan analisa mann whitney hangat tepid sponge,
bahwa pemberian water tepid menunjukkan bahwa pengukuran
sponge dan kompres hangat ada suhu pada menit ke-5 dan ke-15
perbedaan secara statistik p value tidak didapatkan perbedaan
= 0,001 (p value = ≤ 0,05), dan penurunan suhu tubuh secara
dapat disimpulkan bahwa ada signifikan antara kelompok
perbedaan pemberian water tepid kompres hangat konvesional dan
sponge dan kompres hangat kompres tepid sponge. Penuranan
terhadap suhu tubuh pada anak suhu tubuh tampak nyata berbeda
dengan demam tifoid di RSUD mulai menit ke-30 sampai
KRMT Wongsonegoro Semarang. dengan menit ke-120, besar
Perbedaan suhu tubuh setelah di selisih rerata penurunan suhu
lakukan pemberian water tepid tubuh antara kedua kelompok
sponge sebesar 0,66°C dan perlakuan berbeda setiap waktu
penurunan suhu kompres hangat pengukuran, dimana kelompok
sebesar 0,22 °C, jadi ada perlakuan kompres hangat tepid
perbedaan sebesar 0,44°C. sponge memiliki derajat
Berdasarkan protap penurunan suhu yang lebih besar
tindakan, terdapat keunggulan dibandingakn dengan kelompok
yang di miliki teknik kompres kompres hangat konvensional
hangat dibandingkan dengan dengan selisih terbesar mencapai
water tepid sponge diantaranya 0,81°C pada menit ke 60.
suhu air yang lebih hangat, dan Dengan demikian dapat
durasi pemberian kompres yang disimpulkan bahwa kompres
lebih panjang.selain itu, kecilnya hangat tepid sponge yang
jumlah washlap yang kontak dilakukan ibu efektif
dengan tubuh memberikan menurunkan suhu tubuh pada
kenyamanan yang lebih di anak demam.

8
Water tepid sponge c. Ada perbedaan setelah pemberian
merupakan suatu prosedur yang water tepid sponge dan kompres
di berikan kepada pasien dengan hangat pada anak demam tifoid di
tujuan untuk menurunkan atau buktikan dengan hasil uji Mann
mengurangi suhu tubuh dengan Whitney menunjukkan nilai
menggunakan air hangat Seperti probalitas p value = 0,001 (p
kompres hangat, water tepid value = ≤ 0,05). Water tepid
sponge bekerja dengan sponge dapat di katakan lebih
mengirimkan implus ke efektif dengan hasil yang di dapat
hipotalamus bahwa lingkungan dengan rata-rata penurunan suhu
sekitar sedang dalam keadaan 0,66°C dan penurunan suhu saat
panas. Keadaan ini akan di beri kompres hangat adalah
mengakibatkan hipotalamus 0,22°C.
berespon mematok suhu tubuh
yang lebih tinggi dengan cara
menurunkan produksi dan SARAN
konservasi panas tubuh (Guyton Berdasarkan hasil penelitian
& Hall,2007). yang telah di lakukan dapat di
berikan beberapa saran, guna untuk
5. Keterbatasan Penelitian memperbaiki dan pemanfaat peneliti
tentang perbedaan pemberian water
Peniliti ini mengalami beberapa tepid sponge dan kompres hangat,
kendala, seperti : antara lain :
1. Penelitian ini memakan
waktu yang lama karena a. Bagi Orang Tua
syarat penelitian harus Perlu meningkatkan
membuat surat ethical pengetahuan tentang mengenai
clearance. teknik kompres hangat yang tepat
2. Peneliti hanya bisa sesuai kondisi anaknya. Orang
mengumpulkan responden tua yang memiliki anak
sebanyak 22 karena waktu hendaknya dapat memberikan
yang di miliki terbatas. kompres water tepid sponge
secara mandiri ketika anak
KESIMPULAN mengalami demam sebelum
dibawa ke pelayanan kesehatan,
Berdasarkan hasil penelitian sebagai upaya awal untuk
dan pembahasan dapat di simpulkan menangani suhu tubuh anak.
sebagai berikut : b. Bagi Perawat
a. Perbedaan suhu tubuh anak yang Perlu diadakan sosialisasi
mengalami demam tifoid pada orang tua tentang
sebelum 38,19°C dan sesudah di penanganan anak demam
berikan tindakan water tepid menggunakan kompres hangat
sponge 37,53°C dengan rata rata atau dilingkup rumah sakit
penurunan suhu 0,66°C maupun dilingkup komunitas.
b. Perbedaan suhu tubuh anak yang Penjelasan mengenai kompres
mengalami demam tifoid sebelum watertepidsponge untuk
38,23 °C dan sesudah di beri diberikan pada anak sesuai
tindakan kompres hangat 38,01°C dengan kondisi anak, hingga cara
dengan rata rata penurunan suhu pemberian.
0,22°C c. Bagi Rumah Sakit

9
Insitusi dapat Kozier, Erb , dkk,. 2011
memfasilitasi dengan fasilitas .Fundamental Keperawatan Edisi
yang memadai sehingga 7.EGC : Jakarta.
mendukung tercapainya konsep
keperawatan dan dijadikan Hamid, Mohammad Ali., 2011.
sebagai intervensi keperawatan Keefektifan Kompres Tepid Sponge
dalam menangani demam tifoid yang dilakukan Ibu dalam menurunkan
di RS maupun pelayanan demam pada anak: Randomized
kesehatan yang lain sehingga Control Trial di puskesmas Mumbulsari
meminimalkan penggunaan Kabupaten Jember. Surakarta :
antipiretik pada pasien. Universitas Sebelas Maret.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Kusyati Yunani, 2013 .
Perlu diadakan penelitian Keterampilan & prosedur
lain yang lebih dalam Laboratorium Keperawatan Dasar
menurunkan suhu tubuh pasien Edisi 2. EGC : Jakarta.
demam tifoid dan disarankan
untuk melakukan penambahan Potter & Perry. 2010. Buku Ajar
sampel lebih banyak dari Fundamental Keperawatan: Konsep,
penelitian. Proses, dan Praktek, Edisi 4. EGC :
Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Soedarmo, Poerwo.,Garna
Herry.,dkk. 2012. Infeksi dan Pediatri
Alves, J. G. B., & Almedia. Tropis Edisi 2. Jakarta : Ilmu Kesehatan
Tepid Sponging Plus Dyprone Versus Anak FKUI.
Dyprone Alone In Reducing Body
Temperature In Febril Children. Brazil,
Susanti Nurlaili. 2015.
2008.
Efektifitas kompres dingin dan
Carman Terri., & Carman, Susan, hangat pada penatalaksanaan
2015, Buku Ajar Keperawatan Pediatri demam.Malang : UIN Maliki
Edisi 2. EGC : Jakarta. Malang.

Dewi Kusumo., 2016. Perbedaan Wardiyah, dkk.2016


penurunan suhu tubuh antara .Perbandingan Efektifitas pemberian
pemberian kompres hangat dengan kompres hangat dan teping sponge
tepid sponge bath pada anak demam. terhadap penurunan suhu tubuhb anak
Surabaya : Universitas Muhammadiyah. yang mengalami demam RSUD
Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi
Ely Achmad., & Payopo Anita., Lampung. Bandar Lampung :
2012. Tim Penulis Kemenkes Maluku. Akademik Malahaya.
Penuntun Praktikum Keterampilan
Kritis II. Salemba Medika : Jakarta.

Guyton, A. C., & John E. Hall.


2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.
EGC : Jakarta.

10

You might also like