Tonsillitis

Definisi
Inflamasi pada pharyngeal tonsil

Epidemiologi
 Sering terjadi pada anak-anak
 Streptococcus sp. → anak usia 5 – 15 tahun
 Virus → younger children
 30% tonsilitis pada anak disebabkan oleh GABHS

Etiologi

Akut Kronis
 GABHS  GABHS
 H.influenza  H.influenza
 Fusobacterium
 Komplikasi tonsilitis akut
 Infeksi subklinis tanpa
adanya onset akut

Faktor Resiko
 Bad oral hygiene
 Unhygienic eating habits
 Constant postnasal discharge
 Irritant eatables
 Mouth breathing

Klasifikasi
 Berdasarkan Onset
1. Akut
- Acute catarrhal/superficial tonsillitis: bagian dari general pharyngitis, biasanya
karena infeksi virus
- Acute follicular tonsillitis: Infeksi menyebar ke kripta sehingga terisi materi
purulent (yellowish spot)
- Acute parenchymatous tonsillitis: uniformly enlarged & red
- Acute membranous tonsillitis: tahap lanjutan acute follicular tonsillitis, eksudasi
dari kripta menyatu membentuk membrane di permukaan tonsil
2. Kronis
- Chronic follicular tonsillitis: yellowish spot
- Chronic parenchymatous tonsillitis: hyperplasia, tonsil membesar hampir
bersentuhan satu sama lain
 - Chronic fibroid tonsillitis: tonsil kecil tapi menandakan adanya infeksi, ada riwayat
sore throat
 Berdasarkan Derajat Pembesaran

T0 Tonsil di dalam fossa/post tosillectomy

T1 Tonsil masih terbatas dalam fossa tonsilaris
T2 Tonsil sudah melewati pilar anterior, belum
melewati paramedian (pilar posterior)
T3 Sudah melewati garis paramedian, belum
melewati garis median
T4 Melewati garis median

Manifestasi Klinis
Akut Kronis
 Fever & Chills  Cryptic tonsilitis
 Sore throat  Halitosis (Bad smell)
 Dysphagia  Chronic sore throat
 Odynophagia  Foreign body sensation
 Enlarged/tenderness cervical  Cacagus (Unpleasant taste)
lymph node
 Enlarged red tonsil
 Otalgia
 Pharyngeal exudate
 Palatine ptechiae

Patogenesis & Patofisiologi

Diagnosis

 Red Flag & Serious Diagnosis

National Institute for Health Care Excellence (NICE) merekomendasikan rujukan
mendesak, jika terdapat gejala:
 Sore throat persistent >3-4 w
 Dysphagia/odynophagia >3 w
 Red/white patches/ulceration/swelling of oral/pharyngeal mucosa >3 w
 Stridor or respiratory difficulty
 Suppurative complication (eg. Peritonsillar abscess)
 Diphteria

Differential Diagnosis
 Diphtheria
 Scarlet Fever
- Disebabkan Streptococcus pyogenes
- Ditandai dengan rash, dimulai dari thoraks dan menyebar ke abdomen & ekstremitas
 - Exudative tonsillopharyngitis
 Glandular Fever
- Disebabkan oleh EBV
- Limfositosis
 Herpes Simplex Virus Pharyngitis

Management
 Antibiotik, dipertimbangkan pada Centor score >3
 Phenoxymethylpenicillin for 10 days
 Macrolides
 Analgesics (eg. Aspirin/paracetamol)
 Corticosteroid
 Tonsillectomy
 Indikasi Absolut
- Obstructive Sleep Apnea
- Febrile convulsion
- Persistent/rurrent tonsillar hemorrhage
 Indikasi Relatif
- Recurrent acute tonsillar infections (>6x/tahun)
- Dysphagia
- Halitosis
- Failure to thrive
 Kontraindikasi
o Segera setelah serangan infeksi
o Measles
o Bleeding & coagulation defects
o Uncontrolled systemic disease (eg. DM)

Komplikasi
 Peritonsillar Abscess: penyebaran infeksi dari tonsil ke jaringan peritonsillar
menyebabkan terbentuknya abses antara tonsillar capsule & tonsil bed
 Parapharyngeal Abscess: pembentukan abses di parapharyngeal space
 Airway Obstruction
 Acute otitis media: infeksi dari tonsil menyebar ke tuba auditori
 Post-streptococcus Glomerulonephritis: gangguan inflamasi pada ginjal, bermanifestasi
setelah 1 – 2 minggu infeksi streptococcus
 Rheumatic Fever: rare, gejala yang timbul seperti polyarthritis, dapat menyebabkan
gangguan/kerusakan katup jantung.
 Tonsilloliths: pembentukan calculus/batu di tonsil akibat retensi debris yang
mengandung garam inorganik kalsium & magnesium

Prognosis
Karena kemajuan dalam bidang medical, komplikasi terkait tonsillitis, termasuk kematian,
jarang terjadi.