Professional Documents
Culture Documents
1 Tahun 2014
Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Faktor Budaya Dengan Kejadian Tifus di Wilayah Kerja 95
Puskesmas Lambur Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2013.
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.1 Tahun 2014
Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Faktor Budaya Dengan Kejadian Tifus di Wilayah Kerja 96
Puskesmas Lambur Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2013.
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.1 Tahun 2014
n % n % n % OR 95% CI P
SPAL
Risiko Rendah 30 12 221 88 251 100
0,550 0,327-0,926 0,033
Risiko Tinggi 38 19,8 154 89,2 192 100
Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Faktor Budaya Dengan Kejadian Tifus di Wilayah Kerja 97
Puskesmas Lambur Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2013.
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.1 Tahun 2014
Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Faktor Budaya Dengan Kejadian Tifus di Wilayah Kerja 98
Puskesmas Lambur Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2013.
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.1 Tahun 2014
disebabkan oleh BAB sembarang tempat, dari mampu imunitas untuk melawan bibit penyakit
itu bahwa penelitian ini sejalan dengan hasil yang ada, dengan demikian sebaiknya air yang
penelitian Meliono, (2007) menyatakan bahwa ada harus terlebih dahulu di masak baru bisa
pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh untuk diminum, sesuai dengan syarat air minum
beberapa faktor, diantaranya: Pendidikan. yang ada bahwasanya di indonesia ini pada
Pendidikan” adalah sebuah proses pengubahan umumnya belum ada air minum yang sudah bisa
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok diminum secara langsung harus tetap
dan juga usaha mendewasakan manusia melalui melakukan pengolahan dengan memasak untuk
upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas membunuh kuman yang ada pada sumber air.
dapat kita kerucutkan sebuah visi pendidikan Sesuai dengan sugiharto, 1985 bahwa syarat-
yaitu mencerdaskan manusia. Akan tetapi disatu syarat air minum yang sehat adalah untuk
sisi pengetahuan merupakan unsur yang menjaga agar penyakit-penyakit, baik yang
memegang peranan paling penting yang menilai disebabkan oleh yang ada di dalam air maupun
kemampuan seseorang dalam berperilaku dalam zat-zat yang ada dalam air maka perlu kiranya
kehidupan sehari-hari utamanya dalam diketahui persyaratan air yang sehat ditinjau
menerima berbagai hal yang diterimanya baik dari segi kesehatan, Pada umumnya air minum
melalui media maupun tatap langsung dengan dikatakan telah memenuhi syarat apabila telah
petugas kesehatan. Jadi sunggu perlu perhatian memenuhi syarat utama diantaranya syarat
bagaimana jamban tersebut sesui untuk kuantitatif dan sysrat kualitatif.
fungsinya dan tidak memberikan dampak Hasil penelitian ini mengindikasikan
terhadap pencemaran air, tanag dan lingkungan kembali bahwa promosi tentang penggunaan
sekitarnya, dengan melihat keadaan yang ril, jamban masih kurang atau belum optimal
masih banyaknya jamban yang berada disungai dilaksanakan. Disamping itu pula belum ada
dan airnya juga dimanfaatkan oleh orang metode ataupun cara yang diinginkan oleh
banyak tentunya ini yang menjadi masalah responden dalam menggunakan jamban. Maka
terhadap masyarakatnya dikarenakan sumber untuk dapat mengatasi hal tersebut perlu
pencetusnya penyakit tidak dapat dihindari atau dilakukan beberapa hal diantaranya : 1). Petugas
dicegah. kesehatan atapun tokoh penyuluh lainnya
Hubungan Penggunan Jamban dengan menyediakan metode yang diingini oleh klien
kejadian Tifus dengan maksud petugas membantu klien
Penelitian ini dilakukan untuk melihat membuat keputusan ataupun petugas kesehatan
faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian memberikan konseling tentang menggunakan
tifus wilayah kerja puskesmas Lambur jamban yang baik dan memenuhi syarat
Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2013 kesehatan sekaligus petugas mendorong klien
hasil analisis bivariat antara kebiasaan untuk berpikir melihat persamaan yang ada dan
penggunaan air minum dengan mengkonsumsi membandingkan dengan buang air besar
mentah dengan kejadian tifus memiliki OR disembarang tempat sehingga dengan cara
sebesar 0,447 dengan 95% CI=0,263-0,867 dan demikian maka klien akan menggunakan
p value 0,020. Artinya ada hubungan yang jamban tersebut dengan baik. 2). Membantu
bermakna kebiasaan penggunaan air minum klein untuk mengerti dan mengingat cara
dengan mengkonsumsi air mentah dengan menggunakan jamban dengan sehat. Petugas
kejadian tifus di wilayah kerja puskesmas kesehatan memberi contoh dan menjelaskan
Lambur Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada klien bagaimana cara-cara
Tahun 2013. Dapat disimpulkan bahwa pemakaiannya.Petugas juga memperlihatkan
responden yang kebiasaan penggunaan air dan menjelaskan dengan flip charts, poster,
minum dengan mengkonsumsi dengan mentah pamflet atau halaman bergambar. Petugas juga
mempunyai peluang 0,447 terjadinya tifus perlu melakukan penilaian bahwa klien telah
dibandingkan responden yang kebiasaan mengerti,jika memungkinkan klien dapat
penggunaan air minum dengan mengkonsumsi membawa bahan-bahan tersebut kerumah. Ini
air masak yang tidak berisiko. Unutk itu dengan akan membantu klien mengingat apa yang harus
banyak masyarakat masih menganggap remeh dilakukan dan juga dapat memberi tahu kepada
terhadap air yang tidak memenuhi syarat bahkan orang lain sebagaimana apa yang menjadi
langsung untuk di konsumsi maka dalam hal ini tujuan dari promosi kesehatan. Promosi
akan bisa terjadi tekontaminasinya saluran kesehatan adalah upaya meningkatkan
metabolisme tubuh dikarenakan air yang kemampuan masyarakat melalui pembelajaran
dikonsumsi mengandung kuman dan tidak dari oleh dan bersama masyarakat,agar mereka
Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Faktor Budaya Dengan Kejadian Tifus di Wilayah Kerja 99
Puskesmas Lambur Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2013.
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.1 Tahun 2014
Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Faktor Budaya Dengan Kejadian Tifus di Wilayah Kerja 100
Puskesmas Lambur Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2013.
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.1 Tahun 2014
Jabung Timur Tahun 2013 dengan p value Suparmin, 2002. Pembuangan Tinja dan
0,000 > 0,05. Limbah Cair. Jakarta : EGC Penerbit
Saran Buku Kedokteran
a. Diharapkan Dinas Kesehatan dan lintas Waluyo, 2004. Penyakit Menular dan
sektor terkait lebih meningkatkan promosi Mematikan. Yogyakarta: Nuha
kesehatan tentang penatalaksanaan kejadain Medika
tifus secara continue dan terpadu di
masyarakat. Selain itu dapat meningkatkan
frekuensi promosi kesehatan khususnya
yang berkaitan dengan upaya
memasyarakatkan jamban keluarga yang
sehat, penggunaan konsumsi air, kebiasaan
mencuci tangan pakai sabun sebelum
makan dan sesudah BAB.
b. Kepala Puskesmas, Pustu dan para Bidan di
Desa agar memotivasi Para Perangkat Desa
dalam upaya penyediaan sarana dan
prasarana sanitasi secara swadaya dan
praktik berPHBS dalam kehidupan sehari-
hari.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., 2006. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
Cipta
Azwar A. 1996. Pengantar Administrasi
Kesehatan. Jakarta, Bina Rupa Aksara
Brooks, William, 2005. Penyebab dan Gejala
Demam Typoid. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjung Jabung
Timur, 2013. Profil Kesehatan
Tanjabtim Tahun 2012
Hasan, Iqbal, 2006. Analisis Data Penelitian.
Jakarta : Bumi Aksara
Irianto, Kus, 2004. Gizi & Pola Hidup Sehat.
Bandung: Yrama Widya
Lemeshow, S , Jr, D & Klar, J et.all, 1997.
Besar Sampel Dalam Penelitian
Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Murti, Bisma, 2006. Desain dan Ukuran Sampel
untuk Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif. Jogjakarta: Gajah
MadaUniversity press
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit Edisi
1. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Nugroho, Susilo, 2011. Pengobatan Demam
Tifoid. Yogyakarta: Nuha Medika
Sastroasmoro, S dan ismael, S 2002. Dasar-
dasar Metodelogi Penelitian Klinis.
Edisi Kedua. Jakarta : Saagung Seto.
Soegijanto, 2002. 10 Besar Penyakit Menular
dan Mematikan. Fakultas Kedokteran
Universitas Padjajaran
Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Faktor Budaya Dengan Kejadian Tifus di Wilayah Kerja 101
Puskesmas Lambur Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2013.