Professional Documents
Culture Documents
Tinjauan Teknologi Pengolahan Leachate Di Tempat Pembuangan Akhir (Tpa) Sampah Perkotaan
Tinjauan Teknologi Pengolahan Leachate Di Tempat Pembuangan Akhir (Tpa) Sampah Perkotaan
1 2007
Oleh :
Wahyu Purwanta
Abstract
Leachate is defined as a liquid, which flows through waste and extracts suspended
material or their suspension. In most landfill, leachate is consist of liquids that go into the
landfill, which originated from outside the landfill, such as surface drainage, rain water,
ground water, water from spring water and other liquids which produced from waste
decomposition. The existence of pollutant material or minerals in water body that is
originated from leachate will propose the growth of microorganisms, which are harmful for
human health and reduce the aesthetic.
Leachate handling could be done with several methods, such as: utilization of hydrolic
characteristics by ground water adjustment, thus the leachate flows would not go into the
direction of ground water. Another way of leachate handling are: landfill isolation, in order
to prevent the inflow of external water and the outflow of leachate water; site selection of
an area, which has a good capability of pollutant neutralization; leachate recirculation to
be redirected to the solid waste pile; flowing the leachate to domestic waste treatment
system and leachate processing with a certain system.
Some processing techniques that are often to be used are: physical-chemical processing,
such as coagulation-flocculation-settling; aerobic processing (activated sludge,
stabilization pond or aeration pond); anaerobic processing, such as stabilization pond and
utilization of sorption characteristics, such as active carbon. The aerobic stabilization
pond system is suitable for Indonesian condition due to the availability of sunlight, simple,
relatively cheap and their capability of BOD reduction above of 90% and COD reduction
of above 80%.
57
Wahyu Purwanta : Tinjauan Teknologi Pengolahan Leachate Di Tempat ……. JAI Vol. 2 , No.1 2006
58
Wahyu Purwanta : Tinjauan Teknologi Pengolahan Leachate Di Tempat ……. JAI Vol. 2 , No.1 2006
59
Wahyu Purwanta : Tinjauan Teknologi Pengolahan Leachate Di Tempat ……. JAI Vol. 2 , No.1
2006
Ø Mengisolasi TPA tersebut agar air eksternal dosis 1000 mg/L menyisihkan COD sampai
tidak masuk dan leachate-nya tidak keluar 16,3% dan Fe sampai 95%
Ø Mencari lahan yang mempunyai tanah
dasar dengan kemampuan baik untuk
menetralisir cemaran.
Ø Mengembalikan leachate (resirkulasi) ke
arah timbunan sampah.
Ø Mengalirkan leachate menuju pengolah air
domestik.
Ø Mengolah leachate dengan pengolahan
tersendiri.
Di negara maju biasanya masalah
leachate ini ditangani dengan diolah seperti
halnya air limbah biasa. Beberapa jenis
pengolahan yang biasa digunakan;
Ø Pengolahan fisik-kimiawi biasanya
koagulasi-flokulasi-pengendapan. Gambar 1 : Unit pengolah leachate di TPA
Ø Pengolahan secara aerobik ; lumpur aktif, Piyungan Yogyakarta berupa aerated lagon.
kolam stabilisasi atau kolam aerasi.
Ø Pengolahan secara anaerobik, biasanya 4.3 Proses lumpur aktif
kolam stabilisasi.
Ø Pemanfaatan sifat-sifat sorpsi seperti Selain pengolahan secara fisik-kimiawi
karbon aktif. seperti diatas, leachate juga dapat diolah
dengan mengkombinasikan dengan proses
4.1 Pengendapan dengan kapur biologis memanfaatkan mikroorganisme seperti
dalam activated sludge (lumpur aktif). Cara ini
Salah satu cara dalam pengolahan banyak diterapkan di lapangan, dan sangat
leachate adalah dengan mengendapkan melalui efektif terutama bila diawali dengan
proses sedimentasi dengan bantuan presipitasi pengendapan mineral (logam berat) dengan
kapur (lime). Kapur dalam jumlah yang pembubuhan kapur; salah satu hasilnya adalah
mencukupi harus ditambahkan dengan asam penyisihan;
karbonik bebas dan dengan asam karbonik dari BOD = 99,1 % dari 12.000 mg/L
bikarbonat guna menghasilkan kalsium karbonat COD = 94,9 % dari 18.000 mg/L
yang bertindak sebagai koagulan. Cd = 87,5 % dari 0,08 mg/L
Ø Efeknya mulai terlihat pH = 7 dengan dosis Cr = 75 % dari 0,28 mg/L
1 – 6 mg/l Fe = 99,2 % dari 376 mg/L
Ø Salah satu hasil yang didapat; Ni = 60,2 % dari 1,91 mg/L
Penyisihan COD = 61 % dari 18.550 mg/L Pb = 85,4 % dari 0,82 mg/L
Penyisihan BOD = 51,7% dari 10.910 Zn = 97,4 % dari 22 mg/L
mg/L Hg = 28,9 % dari 0,006 mg/L
Penyisihan Fe = 98,8 % dari 312 mg/L
Penyisihan Zn = 97,1 % dari 21 mg/L 4.4 Kolam Stabilisasi Aerobik
Penyisihan Hg = 57,1 % dari 0,007 mg/L
Kolam stabilisasi aerobik (aerobic
4.2 Koagulasi -flokulasi stabilization ponds) adalah proses pengolahan
limbah cair secara alami dalam wujud kolam
Sama dengan prinsip sedimentasi dengan yang lebar dengan melibatkan algae dan bakteri
pembubuhan kapur, pada prinsip ini hanya dan dalam kondisi aerobik hingga kedalaman
koagulan yang digunakan bisa alumunium sulfat kolamnya. Ada dua tipe utama, tipe pertama
[ Al (SO4)] dan ferri khloride [Fe Cl3]. Hasil dari bertujuan memaksimumkan produksi algae,
uji tersebut antara lain; pada jenis ini kolam dibatasi dengan kedalaman
Ø Koagulan alumunium sulfat. 150 cm – 450 cm. Pada tipe kedua, ditujukan
Dosis 100 mg/L menyisihkan COD < 10% untuk produksi oksigen sebanyak -banyaknya,
dan Fe sampai 60% dan kedalaman kolam hingga 1,5 meter.
Dosis 1000 mg/L menyisihkan COD < 10% Agaknya sistem ini cocok untuk kondisi
dan Fe sampai 96% Indonesia karena relatif tersedia sinar matahari,
Ø Koagulan ferri khloride. sederhana dan relatif murah. Beberapa hasil
Dosis 100 mg/L menyisihkan COD sampai dari negara yang memiliki musim dingin adalah;
12% dan Fe sampai 21%
60
Wahyu Purwanta : Tinjauan Teknologi Pengolahan Leachate Di Tempat ……. JAI Vol. 2 , No.1
2006
• TPA Lingen (Jerman), dengan waktu standar ini mendapatkan porsi yang baik,
kontak 100 hari diperolah penyisihan BOD melalui pertimbangan bahwa;
sebesar 99,8% § Lahan sebuah TPA biasanya terletak di luar
• TPA Ugley (Inggris), waktu kontak 100 hari kota yang kadangkala berdekatan dengan
diperoleh penyisihan BOD 99,7% dan COD perumahan penduduk yang belum terjangkau
97,1% oleh sistem PDAM yang baik, sehingga
• TPA Peslan (Perancis), total penyisihan masalah pencemaran leachate perlu
BOD (diakhiri dengan pembubuhan kapur) dipertimbangkan.
adalah 96% dan COD sebesar 80% § Hujan di Indonesia yang cukup tinggi.
Pengelolaan leachate pada dasarnya sangat
4.5 Kolam Stabilisasi Anaerobik tergantung kepada karakteristiknya,
sedangkan karakteristik leachate juga sangat
Secara teori, kolam anaerobik digunakan tergantung bagaimana leachate tersebut
untuk pengolahan limbah kandungan organik terbentuk/ terakumulasi. Secara ideal suatu
tinggi yang juga sangat tinggi konsentrasi pengolahan leachate harus dilak ukan uji
padatannya. Waktu kontak 15 hari dengan keterolahan terlebih dahulu (treatability) dan
beban 1 – 2 kg COD/m3/hari diperoleh dibuat juga skala pilotnya.
penyisihan COD antara 85 – 90 % dari COD Langkah awal dalam pengelolaan
masuk rata-rata 27.000 mg/L (TPA San Liberale leachate adalah memperhatikan sistem lapisan
– Italy). bawah TPA (liners system). Tujuan dari disain
Pada penelitian skala laboratorium sistem liners adalah untuk mencegah dan
terhadap kemungkinan terolahanya leachate meminimisasi infiltrasi leachate ke lapisan tanah
antara lain menghasilkan : dibawahnya sehingga mencegah kontaminasi ke
§ Aerasi leachate selama 10 – 14 hari dapat air tanah. Umumnya sistem liners ini juga untuk
menurunkan COD sampai 85%, kombinasi mencegah larinya gas ke udara tanpa terkumpul
dengan dilanjutkan karbon aktif dalam gas storage yang telah disediakan.
menghasilkan penurunan COD hingga 90%. Sebagai ilustrasi pada lapisan paling bawah
§ Timbunan sampah yang sudah menjadi suatu TPA hendaknya merupakan compacted
kompos ternyata juga mampu menurunkan clay liner (CCL) (tebal 60 cm), diatasnya dilapisi
pencemar organik, pada simulasi dengan flexible membrane liner (FML) 40 mm, kemudian
umpan COD 2500 mg/l dan dioperasikan baru diletakkan pasir-kerikil (untuk pengumpulan
secara anaerobik menghasilkan penyisihan leachate) setebal 30 cm, dilapisi lagi dengan
COD 80%. geotextile, kemudian dilapisi tanah setebal 60
Cara resirkulasi leachate sudah banyak cm dan baru lapisan sampah kota. Teknik dan
diterapkan dalam pengelolaan leachate. Ada sistem liners sangat bervariasi tergantung pada
dua keuntungan dari cara ini, yaitu; kondisi dan karakteristik tanahnya. Pada wilayah
§ Mempercepat proses evaporasi. yang dibawahnya sama sekali tidak ada akuifer
§ Mereduksi cemaran organik leachate. air tanah, maka compacted clay sudah cukup.
5. SISTEM PENGELOLAAN
61
Wahyu Purwanta : Tinjauan Teknologi Pengolahan Leachate Di Tempat ……. JAI Vol. 2 , No.1
2006
lapisan liner tambahan akan lebih menjamin hal § Pengolahan leachate dengan
tersebut diatas. Tanah lempung mempunyai mengalirkan pada suatu artificial wetland.
kemampuan yang baik dalam menahan
pencemar anorganik (seperti logam berat) Di negara maju biasanya masalah
melalui mekanisme sorpsi. Penggunaan leachate ini ditangani dengan diolah seperti
campuran tanah yang bersifat alkalin sebagi halnya air limbah biasa. Pengelolaan leachate
tanah penutup akan menaikkan pH leachate, pada dasarnya sangat tergantung kepada
sehingga proses dekomposisi akan lebih cepat, karakteristiknya, sedangkan karakteristik
terutama guna mendorong konversi karbon leachate juga sangat tergantung bagaimana
organik ke pembentukan gas metan disamping leachate tersebut terbentuk/ terakumulasi.
memungkinkan logam-logam tertentu menjadi Secara ideal suatu pengolahan leachate harus
terendapkan. dilakukan uji keterolahan terlebih dahulu
Selain sistem liners, juga perlu (treatability) dan dibuat juga skala pilotnya.
diperhatikan adalah kemiringan teras (slope) Penelitian laboratorium dan lapangan
dan sistem perpipaan pengumpul leachate. telah banyak mencatat bahwa proses resirkulasi
Untuk mencegah terakumulasinya leachate di leachate akan mempercepat stabilitas timbunan.
suatu tempat di dasar TPA, maka suatu seri Dari sana disimpulkan bahwa pengembalian
teras yang berslope harus dibuat didasar TPA, leachate ke massa sampah akan dapat
sehingga leachate dapat dialirkan melalui pipa- menurunkan beban organik sampai 90%.
pipa. Jaringan perpipaan pengumpul leachate Resirkulasi pada prakteknya di beberapa TPA
merupakan bagian penting dari sistem juga dapat mengurangi bau dan lalat serta
pengelolaan leachate. memperbanyak gasbio yang terbentuk.
Secara umum sekali leachate terbentuk,
maka opsi pengelolaannya adalah;
- Daur ulang (leachate recycling) DAFTAR PUSTAKA
- Penguapan (leachate evaporation)
- Diolah dan dibuang (treat and disposal) § Damanhuri, E, (1995) Teknik Pembuangan
- Dibuang ke sistem air buangan kota Akhir (TPA), Diktat Kuliah, TL -ITB
§ Damanhuri, T.P, (1993), Pengelolaan Lindi
di TPA Sampah Dalam Kaitannya Dengan
Pencegahan Pencemaran Lingkungan,
6. KESIMPULAN Proceeding Seminar Nasional Pengelolaan
Lingkungan – Tantangan Masa Depan,
Penanganan leachate di TPA dapat Jurusan Teknik Lingkungan ITB, ISBN 979-
dilakukan dengan berbagai cara antara lain : 8456-00-9
§ Memanfaatkan sifat -sifat hidrolis dengan § De Walle, F.B., Chian, E.S, (1978) Gas
pengaturan air tanah sehingga aliran Production from Solid Waste in Landfill,
leachate tidak menuju ke arah air tanah. Journal of the Environmental Engineering
§ Mengisolasi TPA tersebut agar air eksternal Division, ASCE, v.104 p.p 415
tidak masuk dan leachate-nya tidak keluar. § Eleazer, W.E., Odle, W.S., Wang, Y.S. and
§ Mencari lahan yang mempunyai tanah dasar Barlaz, M.A. (1997). Biodegradability of
dengan kemampuan baik untuk menetralisir municipal solid waste components in
cemaran. laboratory-scale landfill. Environ. Sci.
§ Mengembalikan leachate (resirkulasi) ke Technol. 31:911-917.
arah timbunan sampah. § Farquhar, G.J., & Rovers, F.A., (1973) Gas
§ Mengalirkan leachate menuju pengolah air Production During Refuse Decomposition,
buangan domestik. Water, Air and Soil Pollution, 2 p 483-495
§ Pengolahan leachate dengan mengalirkan § Institute of Wastes Management
pada suatu artificial wetland Sustainable Landfill Working Group
§ Mengolah leachate dengan pengolahan (IWMLWG) (1999). The Rational and
sendiri, yang biasa digunakan adalah : Operation of the Flushing Bioreactor.
§ Pengolahan kimia fisika, biasanya § Krol, A., Rudolph, V. and Swarbrick, G.
koagulasi-flokulasi-pengendapan. (1994). Landfill : A Containment Facility or
§ Pengolahan secara aerobik ; proses a Process Operation. Paper presented at
lumpur aktif, kolam stabilisasi atau kolam the 2nd National Hazard & Solid Waste
aerasi. Convention, Melbourne.
§ Pengolahan secara anaerobik, biasanya § Leckie, J.O, Pacey, J.G, & Halvadakis,
kolam stabilisasi. (1979), Landfill Management with Moisture
§ Pemanfaatan sifat-sifat sorpsi seperti Control, Journal Environmental Division,
karbon aktif. 105 p 337-355
62
Wahyu Purwanta : Tinjauan Teknologi Pengolahan Leachate Di Tempat ……. JAI Vol. 2 , No.1
2006
63