You are on page 1of 16

CAPAIAN TINGKAT PROFESIONALISME GURU

PADA SMP DAN MTs KOTA PAYAKUMBUH


===============================================
Aryadie Adnan

Prodi Pendidikan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang


aryadie_adnan@gmail.com

ABSTRACT

This is an evaluative study to determine the achievement level of professionalism of


teachers at the basic education level in Payakumbuh City. The study was deemed
necessary given the low ability of teachers in the mastery of the material and the ability
to teach, so the impact on the quality of learners. The study population is all teachers at
the basic education level, namely SD, MI, SMP and MTs in Payakumbuh City. Sampling
was determined with a technique of stratified purposive sampling with key person is a
teacher who has been carrying out UKG at Human Resources Ministry of Education and
Culture. The data was collected by way of documentation on the results of the study and
implementation of the UKG test of teachers chosen to be sampled in MI and MTs.
Documentation studies were also conducted on the data of teachers in the Education
Office Payakumbuh about the background and qualifications of teacher education. Data
was analyzed using descriptive analysis is to amend the total score obtained into
percentages, classifying outcomes based on data obtained in five categories: Very Good,
Good, Average, Poor and Very Poor The result of this study indicated that the
achievement level of professionalism of teachers in SD and MI Payakumbuh is still in
very low level, the average is around 49.51. This value indicates the performance level of
professionalism of teachers in the category of very low. For Junior Secondary teachers,
the average values is 40.71. This value indicates the performance level of professionalism
of teachers is also in the very low category.

Keywords: Teacher, professionalism, achievement

ABSTRAK

Studi ini merupakan studi evaluatif untuk menentukan tingkat capaian profesionalisme
guru di tingkat pendidikan dasar di Kota Payakumbuh. Penelitian ini dipandang perlu
mengingat rendahnya kemampuan guru dalam penguasaan materi dan kemampuan untuk
mengajar, sehingga berdampak pada kualitas peserta didik. Populasi penelitian adalah
seluruh guru di tingkat pendidikan dasar, yaitu SD, MI, SMP dan MTs di Kota
Payakumbuh. Pengambilan sampel ditentukan dengan teknik stratified purposive
sampling dengan orang kunci adalah guru yang telah melaksanakan UKG di Bidang
Sumber Daya Manusia Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara studi dokumentasi terhadap hasil studi dan pelaksanaan tes UKG
guru yang dipilih sebagai contoh di MI dan MTs. Studi dokumentasi juga dilakukan pada
data guru di Dinas Pendidikan Payakumbuh tentang latar belakang dan kualifikasi
pendidikan guru. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif untuk mengubah total
skor yang diperoleh dalam persentase, mengelompokkan hasil berdasarkan data yang

82 TINGKAP Vol. XII No. 1 Th. 2016


diperoleh dalam lima kategori: Sangat baik, Baik, Sedang, Buruk dan Sangat Buruk.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat capaian profesionalisme guru di SD dan
MI Kota Payakumbuh masih dalam tingkat yang sangat rendah (sangat buruk), dengan
rata-rata sekitar 49,51. Nilai ini menunjukkan tingkat kinerja profesionalisme guru
dalam kategori sangat rendah (sangat buruk). Untuk guru SMP, nilai rata-rata adalah
40,71. Nilai ini menunjukkan tingkat kinerja profesionalisme guru juga dalam kategori
sangat rendah (sangat buruk).

Kata Kunci: Guru, profesionalisme, tingkat capaian (prestasi)

A. Pendahuluan
diimbangi dengan peningkatan dan
Sesuai dengan visi, misi dan tujuan
produktivitas guru. Sehubungan
pemerintah didasari oleh UUD 1945,
dengan itu perlu diketahui seberapa
muaranya adalah menciptakan
profesional guru yang mengajar di
kesejahteraan rakyat, oleh karena itu
sekolah sekolah. Perkembangan
pemerintah telah berusaha untuk
metode pembelajaran, sistim evaluasi
menciptakan kondisi yang layak bagi
dan penilaian hasil belajar,
kehidupan masyarakat termasuk guru
penggunaan media pembelajaran,
dan tenaga kependidikan. Pada awal
penggunaan teknologi informasi dan
tahun 1970an keinginan masyarakat
komunikasi dalam proses belajar
untuk memasuki perguruan tinggi
mengajar menjadi sebagian dari
bidang kependidikan sangatlah
faktor yang menunjukkan status
kurang, karena sebagai guru tidak
profesionalisme guru tersebut.
memperoleh penghargaan yang
Profesionalisme guru juga menjadi
layak, baik secara finansial maupun
salah satu faktor dominan yang
sosial ditengah masyarakat. Akan
memberikan kontribusi nyata pada
tetapi setelah pemerintah memberikan
prestasi akademik peserta didik,
apresiasi terhadap kemampuan dan
profesi guru melalui sertifikasi, maka dimana prestasi akademik peserta
didik mencerminkan capaian kualitas
belakangan ini perguruan tinggi
pendidikan sesuai dengan harapan
kependidikan baik negeri maupun
swasta dibanjiri peminat, apalagi dan tujuan pendidikan nasional.
dengan terjadinya pemekaran daerah Realitanya penyelenggaraan sistem
(Kabupaten/Kota) berdampak bertam- pendidikan nasional sebagai wahana
bahnya kebutuhan tenaga kerja strategis dalam membentuk kualitas
dibanyak sektor, termasuk sektor sumberdaya manusia, kerapkali
pendidikan. Seharusnya dengan dituding belum mengarah pada
adanya apresiasi pemerintah terhadap pencapaian hasil yang memuaskan.
profesi guru melalui sertifikasi Indikasinya ditunjukkan oleh berbagai
tersebut diikuti dengan peningkatan hasil penelitian, bahwa pencapaian
kinerja dan produktivitas guru, namun kualitas hasil pendidikan di segenap
kenyataannya tidaklah demikian, jenjang pendidikan masih mempri-
beberapa laporan penelitian menye- hatinkan.Penilaian Pendidikan Inter-
butkan bahwa peningkatan kesejah- nasional menyebutkan akademik
teraan guru melalui sertifikasi tidak matematika anak Indonesia untuk

Capaian Tingkat Profesionalisme Guru Pada SMP dan MTs … 83


tingkat SLTP berada di urutan 2.791.204, hanya sebesar 45% guru
keempat paling bawah dari 38 negara. yang telah berpendidikan S1/D4.
Pada tahun 2007, daya saing Sedangkan dari segi kompetensi juga
Indonesia berdasarkan survei yang masih rendah, hasil Uji Kompetensi
dilakukan World Competitivenes, Awal (UKA) tahun 2012 yang diiikuti
berada pada peringkat kedua oleh 248.733 guru dari semua jenjang,
terbawah dari 55 negara. Sementara memperlihatkan rata-rata kompetensi
pada tahun 2011, Indonesia berada guru adalah 44,49 dari skala 0 -1004.
pada peringkat 35 dari 59 negara, di Berdasarkan pada kondisi yang
atas Filipina, urutan ke 39, dan di dikemukakan tersebut, profesional-
bawah Thailand, urutan ke 26 , isme menjadi isu kebijakan yang
Malaysia, urutan ke 10, dan selalu mendapat perhatian dan begitu
Singapura, urutan ke 1 1. Salah satu penting, sebab sumbangan variabel
penyebabnya diindikasikan kekurang- profesionalisme guru terhadap mutu
mampuan guru dalam menghasilkan pendidikan sangat signifikan. Oleh
kualitas anak didik yang memadai, sebab itu pemerintah memberikan
rendahnya kemampuan dan keteram- perhatian yang lebih serius dan
pilan guru dalam mengajar seringkali berupaya meningkatkan profesional-
dianggap sebagai biang keladi isme guru, manifestasinya adalah
rendahnya pencapaian hasil variabel profesionalisme guru
2
pendidikan . Hal demikian diperkuat dirumuskan secara formal dalam
juga oleh Jakaria3 bahwa secara suatu peraturan perundang-undangan.
kuantitas jumlah guru relatif sudah Pasal 2 ayat (1) UU No.14/2005
terpenuhi, namun secara kualitas, tentang Guru dan Dosen yang
terutama kualifikasi dan kompetensi menyatakan bahwa guru mempunyai
masih rendah, secara nasional tahun kedudukan sebagai tenaga profesional
2010 rasio kuantitas guru dan murid pada jenjang pendidikan dasar,
tingkat SD adalah 1:18 dan di tingkat pendidikan menengah, pendidikan
SMP sebesar 1:17, data ini anak usia dini, dan pada jalur
menunjukkan angka yang lebih pendidikan formal yang diangkat
rendah dari PP No.7 tahun 2008, sesuai dengan peraturan perundang-
sebesar 1:20. Sementara dari segi undangan. Pada pasal 2 ayat (2), UU
kualifikasi, dari jumlah keseluruhan No.14/2005 tentang Guru dan Dosen,
guru di semua jenjang sebanyak pengakuan kedudukan sebagai tenaga
profesional dibuktikan dengan serti-
1
Jakaria, Yaya. 2012. “Kajian Pendidikan fikat guru, dan dalam Permendiknas
Profesi Guru dalam Jabatan”. Jurnal No.16/2007 ditetapkan bahwa guru
Penelitian Kebijakan Pendidikan. Volume harus memenuhi standar minimum
5 No.3. Desember 2012.
kualifikasi akademik dan kompetensi
2
Iskandar Agung. 2012. “Continuing Profe- yang dipersyaratkan. Kompetensi
sional Development (CPD) dan Perubahan yang dipersyaratkan adalah kompe-
Paradigma Sekolah”. Jurnal Penelitian tensi profesional, pedagogik, kepri-
Kebijakan Pendidikan. Volume 5 No.3,
Desember 2012.
3 4
Jakaria, Yaya. 2012. Op cit. Ibid

84 TINGKAP Vol. XII No. 1 Th. 2016


badian dan kompetensi sosial. Penga- kannya kebijakan nyata berupa
kuan terhadap profesionalisme guru rencana aksi, agar mampu mening-
tidak dapat dibentuk dalam waktu katkan profesionalisme guru sesuai
yang relatif singkat,meskipun seorang dengan yang diharapkan. Namun
guru telah memiliki sertifikat guru, demikian secara empiris indikator
karena dari pengamatan di sejumlah profesional guru tersebut belum
tempat5 menunjukkan bahwa didefinisikan, sehingga intervensi
sertifikasi guru terkesan belum cukup kebijakan untuk meningkatkan
mampu menjadi pintu masuk profesionalisme guru belum dapat
peningkatan mutu pendidikan, kecuali ditetapkan.
baru berfungsi sebagai kertas Tidak jauh berbeda dengan
berharga. Pemberian pengakuan baru kondisi sebagaimana yang dijelaskan
hanya sekedar untuk memperoleh di atas, di Kota Payakumbuh kondisi
tunjangan dan meningkatkan taraf profesionalisme guru juga cukup
hidup. Sertifikasi guru belum memprihatinkan jika kita kaitkan
mengarah pada penetapan kemam- dengan kinerja dan produktivitas guru
puan untuk meningkatkan profesio- dalam mencapai kualitas hasil
nalisme guru, dan tidak berbanding Pendidikan. Oleh karena itu penelitian
lurus dengan kinerja guru dalam ini diharapkan dapat menyingkap
proses pembelajaran yang dilakukan. beberapa isu yang diperlukan oleh
Masalah lain yang sering terlihat pemerintah Kota Payakumbuh dalam
adalah guru hanya memahami melahirkan kebijakan untuk mening-
instruksi tersebut sebagai formalitas katkan kualitas hasil Pendidikan.
untuk memenuhi tuntutan kebutuhan Berdasarkan latar belakang beberapa
yang sifatnya administratif, sehingga masalah yang dikemukakan sesuai
kompetensi guru profesional tidak dengan kondisi yang berhasil
menjadi prioritas utama. Dengan diperoleh informasinya, maka dapat
pemahaman tersebut, kontribusi untuk dirumuskan masalah dalam penelitian
peningkatan kualitas proses pem- ini sebagai berikut:
belajaran sesuai dengan kebutuhan 1. Apakah guru pada tingkat
peserta didik menjadi kurang pendidikan SMP dan MTs Kota
terperhatikan bahkan terabaikan6. Payakumbuh telah ditetapkan
Realitas kondisi profesionalisme guru mengampu mata pelajaran sesuai
yang belum sesuai dengan dengan latar belakang pendi-
kompetensinya menghendaki dilaku- dikannya?
2. Apakah guru yang mengajar di
5
Iskandar Agung. 2012. Op cit. SMP dan MTs Kota payakumbuh
6
telah memenuhi kualifikasi pendi-
Nur Aisyah Sholihah T, 2010. “Pengaruh dikan yang sesuai dengan
Profesionalisme Guru Terhadap Prestasi
peraturan pemerintah?
Belajar Al Qur'an dan Hadist Siswa Kelas
X MA NU Banat Kudus”. Skripsi. Malang: 3. Bagaimana tingkat capaian
Program Studi Pendidikan Agama Islam profesionalisme guru pada tingkat
Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah Universitas pendidikan SMP dan MTs di Kota
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Payakumbuh?

Capaian Tingkat Profesionalisme Guru Pada SMP dan MTs … 85


Secara umum penelitian ini Guru merupakan personal-personal
bertujuan untuk mengetahui gam- yang telah memiliki ilmu secara
baran nyata tentang latar belakang mendasar tentang keguruan dan
pendidikan guru, kualifikasi pendi- pendidikan. Dengan menempuh
dikan guru dan capaian tingkat pendidikan pada lembaga pendidikan
profesionalisme guru SMP dan MTs tinggi kependidikan selama suatu
di kota Payakumbuh. periode tertentu, mereka diberi ijazah
sebagai seorang guru.
B. Tinjauan Kepustakaan Perubahan-perubahan dalam
Guru pembentukan pendidik sering terjadi.
Hal ini terlihat dengan adanya
Guru yang biasa juga disebut Pen- pendidikan Akta IV bagi lulusan
didik dalam pengertian yang seder- Sarjana S1. Pendidikan Akta meru-
hana adalah orang yang memberikan pakan pendidikan khusus untuk calon
ilmu pengetahuan kepada murid atau pendidik, kemudian berkembang
siswa. Dalam UU RI No. 20 Tahun menjadi Pendidikan Pelatihan Profesi
2003 tentang Sistim Pendidikan Guru (PLPG) dengan semakin
Nasional7 dijelaskan bahwa pendidik berkembangnya lembaga pendidikan
merupakan tenaga profesional yang tinggi. Melalui Kepmenpan RB No 16
bertugas merencanakan dan melak- tahun 2009 tentang Jabatan
sanakan proses pembelajaran menilai Fungsional Pendidik dan Angka
hasil pembelajaran, melakukan pem- Kreditnya mulai tahun 2015,
bimbingan dan pelatihan, serta pendidikan khusus untuk bidang
melakukan penelitian dan pengabdian kependidikan tersebut dikembangkan
kepada masyarakat, terutama bagi dalam bentuk Pendidikan Profesi
pendidikan pada perguruan tinggi. Guru (PPG) yang dilaksanakan oleh
Dengan demikian pendidik adalah setiap prodi kependidikan di lembaga
orang orang yang memberikan ilmu pendidikan tinggi selama 1 tahun
pengetahuan kepada peserta didik, atau 2 semester.
untuk pendidik yang mengajar pada
tingkat pendidikan dasar dan tingkat Profesionalisme
pendidikan menengah lebih populer
disebut dengan guru. Sementara Berasal dari kata profesi yang artinya
pendidik yang bertugas pada tingkat adalah bidang pekerjaan yang digeluti
pendidikan tinggi lebih populer atau yang ditekuni oleh seseorang
disebut dengan dosen. Guru adalah dalam usaha untuk memperoleh
orang-orang yang melaksanakan imbalan penghasilan yang dibutuhkan
tugasnya akan berhadapan dan untuk menunjang hidupnya. Beberapa
berinteraksi langsung dengan para ahli seperti Gilley dan Eggland 8
peserta didik dalam suatu proses yang
sistimatis, terencana dan bertujuan. 8
Gilley, Jerry. W and Eggland, Steve. A.
1989. Principles of Human Resourches
7
Kemendiknas. 2005. Undang-Undang RI Development. New York: Addison Wesley
No 20 Tahun 2003 Tentang Sistim Pub. Company. Inc.
Pendidikan Nasional. Jakarta: Kemendik-
nas.

86 TINGKAP Vol. XII No. 1 Th. 2016


mendefinisikan profesi sebagai rasa kebersamaan di antara sesama
bidang usaha manusia berdasarkan profesi.
pengetahuan, dimana keahlian dan Untuk menyakinkan bahwa
pengalaman pelakunya diperlukan guru sebagai pekerjaan atau profesi,
oleh masyarakat. Sanjaya9 menjelaskan syarat-syarat
Profesionalisme merupakan dan ciri-ciri pokok dari pekerjaan
sikap seseorang yang bekerja dengan profesional sebagai berikut:
penuh tanggung jawab sesuai dengan a. Pekerjaan profesional ditunjang
profesinya dan keahliannya. Profe- oleh suatu ilmu tertentu secara
sionalisme juga merupakan komitmen mendalam yang hanya mungkin
para anggota suatu profesi untuk didapatkan dari lembaga-lembaga
meningkatkan kemampuannya secara pendidikan yang sesuai, sehingga
terus menerus. “Profesionalisme” kinerjanya didasarkan kepada
adalah sebutan yang mengacu kepada keilmuan yang dimilikinya yang
sikap mental dalam bentuk komitmen dapat dipertanggungjawabkan se-
dari para anggota suatu profesi untuk cara ilmiah.
senantiasa mewujudkan dan mening- b. Suatu profesi menekankan kepada
katkan kualitas profesionalnya. suatu keahlian dalam bidang
Setiap manusia dituntut untuk tertentu yang spesifik sesuai
bisa memiliki profesionalisme karena dengan jenis profesinya, sehingga
di dalam profesionalisme tersebut antara profesi yang satu dengan
terkandung kepiawaian atau keahlian yang lainnya dapat dipisahkan
dalam mengoptimalkan ilmu penge- secara tegas.
tahuan, skill, waktu, tenaga, sumber c. Tingkat kemampuan dan keahlian
daya, serta sebuah strategi pencapaian suatu profesi didasarkan kepada
yang bisa memuaskan semua latar belakang pendidikan yang
bagian/elemen. Dalam Undang- dialaminya yang diakui oleh
Undang No. 14 tahun 2005 tentang masyarakat, sehingga semakin
Guru dan Dosen pasal 1 disebutkan tinggi latar belakang pendidikan
bahwa “guru adalah pendidik akademik sesuai dengan pro-
profesional dengan tugas utama fesinya, semakin tinggi pula
mendidik, mengajar, membimbing, tingkat keahliannya dengan demi-
mengarahkan, melatih, menilai, dan kian semakin tinggi pula tingkat
mengevaluasi peserta didik pada penghargaan yang diterimanya.
pendidikan anak usia dini, jalur d. Suatu profesi selain dibutuhkan
pendidikan formal, pendidikan dasar oleh masyarakat juga memiliki
dan pendidikan menengah”. dampak terhadap sosial kema-
Dengan demikian guru yang syarakatan, sehingga masyarakat
profesional menunjukkan sikap dan memiliki kepekaan yang sangat
penampilan yang ditandai dengan tinggi terhadap setiap efek yang
keahlian di bidangnya, menguasai
materi dan metodologi, memiliki rasa 9
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembela-
tanggung jawab pribadi, sosial, jaran Berorientasi Standar Proses
intelektual, moral dan spiritual; Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada
memiliki sikap kesejawatan berupa Media Group.

Capaian Tingkat Profesionalisme Guru Pada SMP dan MTs … 87


ditimbulkan dari pekerjaan hal-hal yang berkaitan dengan
profesinya itu. tugas keprofesionalan guru10.
Guru yang profesional
diharapkan menjadi guru yang efektif, Dalam UU No. 14 tahun 2005 11 juga
memiliki kualitas kemampuan dan dijelaskan bahwa guru wajib memiliki
sikap yang sanggup memberikan yang kualifikasi akademik, kompetensi,
terbaik bagi peserta didik dan sertifikat pendidik, sehat jasmani dan
menyenangkan peserta didik dalam rohani serta memiliki kemampuan
proses belajar mengajarnya. Sesuai untuk mewujudkan tujuan pendidikan
dengan UU No 14 Tahun 2005 nasional. Kompetensi yang harus
Tentang Guru dan Dosen pada Bab III dimiliki oleh seorang guru adalah:
Prinsip profesionalitas pada pasal 7
a. Kompetensi pedagogik, berhu-
butir 1 dijelaskan bahwa profesi
bungan dengan kemampuan guru
dosen dan profesi guru merupakan
dalam mengelola proses pembe-
bidang pekerjaan khusus yang
lajaran dengan memusatkan per-
dilaksanakan berdasarkan prinsip
hatiannya terhadap peserta didik.
sebagai berikut:
b. Kompetensi profesional, berhu-
a. Memiliki bakat, minat, panggilan bungan dengan pengetahuan dan
jiwa dan idealisme. kemampuan dalam menjalankan
b. Memiliki komitmen untuk mening- profesi sebagai pendidik secara
katkan mutu pendidikan, ke- profesional.
imanan, ketaqwaan dan akhlak c. Kompetensi kepribadian, berkaitan
mulia. dengan nilai dan perilaku guru,
c. Memiliki kualifikasi akademik dan baik bagi diri sendiri, peserta
latar belakang pendidikan sesuai didik, dan masyarakat.
dengan bidang tugas. d. Kompetensi sosial terkait dengan
d. Memiliki kompetensi yang diper- kemampuan dan keterampilan
lukan sesuai dengan bidang tugas. perilaku guru dalam kaitannya
e. Memiliki tanggung jawab atas dengan lingkungan sosial.
pelaksanaan tugas keprofesionalan Oleh karena itu profesionalisme
f. Memperoleh penghasilan yang seorang guru sangat ditentukan oleh
ditentukan sesuai dengan prestasi latar belakang pendidikan, kompe-
kerja. tensi pedagogik dan kompetensi
g. Memiliki kesempatan untuk profesionalnya.
mengembangkan keprofesionalan
secara berkelanjutan dengan bela- a. Latar Belakang Pendidikan
jar sepanjang hayat.
h. Memiliki jaminan perlindungan Seorang guru adalah seorang yang
hukum dalam menjalankan tugas telah menempuh pendidikan pada
keprofesionalan. 10
Kemendiknas RI. 2005. UU RI No. 14
i. Memiliki organisasi prefesi yang
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
mempunyai kewenangan mengatur Jakarta: Kemendikbud RI.
11
Ibid

88 TINGKAP Vol. XII No. 1 Th. 2016


tingkat pendidikan tinggi di Lembaga pelajaran yang diajarkan/diampu, dan
Pendidikan Tinggi Kependidikan diperoleh dari program studi yang
(LPTK), dimana seorang calon guru terakreditasi13.
memperoleh kualifikasi akademik.
Untuk dapat menjadi seorang guru b. Kompetensi Pedagogik
pada Sekolah Dasar atau MI, seorang Menurut J. Hoogeveld (Belanda),
guru harus telah menyelesaikan
pedagogik ialah ilmu yang
pendidikan pada jenjang pendidikan mempelajari masalah membimbing
S1 keguruan, atau yang lebih dikenal anak kearah tujuan tertentu, yaitu
dengan Program Studi PGSD, atau supaya kelak ia mampu secara
telah memiliki pendidikan pada mandiri menyelesaikan tugas
program Studi PGSD dengan jenjang hidupnya.
pendidikan D-IV. Sebagaimana
Kompetensi pedagogik terdiri
dijelaskan dalam Peraturan Menteri dari pemahaman karakteristik siswa;
Pendidikan Nasional Nomor16 Tahun penguasaan teori belajar dan prinsip-
2007 tentang kualifikasi dan prinsip pembelajaran; melakukan
Kompetensi Guru bahwa guru pengembangan kurikulum; menye-
Sekolah Dasar dan Madrasah lenggarakan pembelajaran yang
Ibtidaiyah Guru pada SD/MI, atau
mendidik; menyelenggarakan ke-
bentuk lain yang sederajat, harus giatan pengembangan; memanfaatkan
memiliki kualifikasi akademik tekonologi informasi dan komunikasi;
pendidikan minimum diploma empat memfasilitasi pengembangan potensi
(D-IV) atau sarjana (S1) dalam peserta didik; berkomunikasi secara
bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1 efektif, empatik, dan santun dengan
PGSD/PGMI) atau psikologi yang
peserta didik; menyelenggarakan
diperoleh dari program studi yang penilaian dan evaluasi proses dan
terakreditasi Kemendiknas12. hasil belajar; memanfaatkan hasil
Sedangkan untuk seorang guru penilaian dan evaluasi untuk
SMP atau MTs, seorang guru harus kepentingan pembelajaran; dan
telah menyelesaikan pendidikan pada melakukan tindakan reflektif untuk
jenjang pendidikan S1 keguruan.
peningkatan kualitas pembelajaran.
Sebagaimana dijelaskan dalam Penguasaan materi merupakan
Peraturan Menteri Pendidikan kompetensi pertama yang harus
Nasional Nomor16 Tahun 2007 dimiliki guru sebagai dasar untuk
tentang kualifikasi dan Kompetensi melaksanakan proses pembelajaran
Guru bahwa guru pada SMP dan yang bermakna, bahan bidang studi
MTs atau bentuk lain yang sederajat,
terdiri dari pokok-pokok bahasan
harus memiliki kualifikasi akademik yang disajikan setiap tatap muka
pendidikan minimum diploma empat didepan kelas. Dalam perencanaan
(D-IV) atau sarjana (S1) program pembelajaran pokok bahasan dirinci
studi yang sesuai dengan mata kedalam bahagian bahagian yang
12
lebih kecil menjadi sub pokok
Kemendiknas. 2008. Peraturan Pemerintah
RI No. 16 Tahun 2007 Tentang Standar
13
Nasional Kualifikasi dan Kompetensi Ibid
Guru”. Jakarta: Kemendiknas.

Capaian Tingkat Profesionalisme Guru Pada SMP dan MTs … 89


bahasan sebagai materi pelajaran. Kompetensi Profesional
Kompetensi Pedagogik merupakan Kompetensi secara umum adalah
salah satu jenis kompetensi yang kemampuan atau kecakapan, menurut
mutlak perlu dikuasai guru. Kompe- kamus umum Bahasa Indonesia,
tensi pedagogik pada dasarnya adalah kompetensi adalah kekuasaan untuk
kemampuan guru dalam mengelola menentukan atau memutuskan suatu
pembelajaran peserta didik.
hal15. Dalam UU No. 14 Tahun 2005
Kompetensi Pedagogik meru- tentang Guru dan Dosen dijelaskan
pakan kompetensi khas, yang akan bahwa kompetensi adalah seperangkat
membedakan guru dengan profesi pengetahuan, keterampilan dan
lainnya dan akan menentukan tingkat perilaku yang harus dimiliki, dihayati
keberhasilan proses dan hasil dan dikuasai oleh seorang guru atau
pembelajaran peserta didiknya.
dosen dalam menjalankan tugas
Kompetensi ini tidak diperoleh secara keprofesionalannya16.
tiba-tiba tetapi melalui upaya belajar Kompetensi profesional seorang
secara terus menerus dan sistematis, guru adalah seperangkat kemampuan
baik pada masa pra jabatan yang harus dimiliki oleh seorang guru
(pendidikan calon guru) maupun agar ia dapat melaksanakan tugas
selama dalam jabatan, yang didukung
mengajarnya dengan berhasil. Dengan
oleh bakat, minat dan potensi demikian kompetensi profesional
keguruan lainnya dari masing-masing guru adalah sejumlah kompetensi
individu yang bersangkutan. yang berhubungan dengan profesi
Berkaitan dengan kegiatan yang menuntut berbagai keahlian di
Penilaian Kinerja Guru terdapat 7 bidang pendidikan atau keguruan.
aspek dengan beberapa indikator yang
Kompetensi profesional merupakan
berkenaan penguasaan kompetensi kemampuan dasar guru dalam
pedagogik14 yaitu: pengetahuan tentang belajar dan
1) Menguasai karakteristik peserta tingkah laku manusia, bidang studi
didik yang dibinanya, sikap yang tepat
2) Menguasasi teori belajar dan tentang lingkungan dan mempunyai
prinsip‐prinsip pembelajaran yang ketrampilan dalam teknik mengajar,
mendidik keberhasilan guru dalam menjalankan
3) Pengembangan kurikulum profesinya sangat ditentukan oleh
4) Kegiatan pembelajaran yang kemampuan mengajar.
mendidik
5) Pengembangan potensi peserta Hipotesis
didik Dari paparan atar belakang masalah
6) Komunikasi dengan peserta didik dan kajian teori yang telah
7) Penilaian dan Evaluasi. dikemukakan pada bagian terdahulu,

15
14 Poerwadarminta. 1999. Kamus Besar
Akhmad Sudrajat. 2012. “Aspek dan Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Indikator Kompetensi Pedagogik Guru”. 16
http://groups.yahoo.com/group/rezaervani) Kemendiknas RI. 2005. Op cit.

90 TINGKAP Vol. XII No. 1 Th. 2016


maka dapat dikemukakan hipotesis sehingga diperoleh proporsi yang
penelitian ini sebagai berikut: ideal untuk dijadikan sumber
“Capaian Tingkat Profesionalisme pengambilan data. Namun agar hasil
Guru Pada Jenjang Pendidikan SMP analisis lebih mendekati kondisi riel
dan MTs di Kota Payakumbuh Masih kondisi populasi, maka sampel yang
Rendah” digunakan adalah seluruh guru yang
telah mengikuti Tes Kompetensi Guru
C. Metode Penelitian atau Uji Kompetensi Guru (TKG/
UKG) yang dilaksanakan secara
Penelitian ini dapat dikategorikan
online dari Bidang SDM Kementerian
pada jenis penelitian Evaluatif,
Pendidikan dan Kebudayaan.
Tempat pelaksanaan penelitian adalah
Sementara sampel dari MI dan MTs
wilayah administrasi Dinas Pendi-
diambil secara random sampling
dikan Kota Payakumbuh. Sedangkan
karena datanya tidak tersedia pada
waktu penelitian dilaksanakan pada
Bidang SDM Kemendikbud.
bulan Juli – September 2015, atau
Data yang diperlukan dalam
dilaksanakan dalam durasi waktu
penelitian yang dilakukan adalah data
selama 3 bulan.
primer dan data sekunder, data primer
Populasi dari penelitian ini
berupa data yang diambil langsung
adalah seluruh guru yang ada di
dari responden untuk keperluan
sekolah-sekolah pada jenjang pendi-
identifikasi responden sebagai guru,
dikan SMP dan MTs dalam wilayah
data hasil tes guru MTs sedangkan
administrasi Dinas Pendidikan Kota
data sekunder diperlukan untuk
Payakumbuh. Dari informasi data
mengetahui latar belakang pendi-
sementara, jumlah SMP adalah 9
dikan dan mengetahui kompetensi
SMP Negeri, 6 SMP Swasta dengan
pedagogik dan kompetensi
penyebaran di Kecamatan Paya-
profesional guru dari hasil tes UKG.
kumbuh Barat 2 SMP Negeri, di
Sumber data untuk penelitian
Kecamatan Payakumbuh Timur 4
SMP Negeri, di Kecamatan Paya- ini adalah Bidang SDM Kemendik-
bud, LPMP Provinsi Sumatera Barat
kumbuh Utara 4 SMP Negeri, 5 SMP
dan guru yang terpilih sebagai sampel
Swasta, di Kecamatan Lamposi Tigo
penelitian pada MTs. Teknik pengum-
Nagori 1 SMP Swasta, MTs ada 6
pulan data yang akan digunakan
sekolah terdiri dari 2 MTs Negeri dan
dalam penelitian ini adalah dengan
4 MTs Swasta dengan penyebaran di
teknik studi dokumentasi terhadap
Payakumbuh Utara 1 MTs Negeri, di
hasil Uji Kompetensi Guru SMP
Kecamatan Payakumbuh Barat 1 MTs
Kota Payakumbuh yang dilaksanakan
Negeri 2 MTs Swasta, di Kecamatan
oleh bidang SDM Kemendikbud.
Payakumbuh Timur 1 MTs Swasta
Untuk guru MTs karena datanya tidak
dan di Kecamatan Latina 1 MTs
tersedia di bidang SDM Kemendik-
Swasta. Dari seluruh sekolah itu
bud, maka dilakukan Tes Kompetensi
terdapat 553 orang guru pada SMP
yang meliputi Kompetensi Profe-
dan 200 orang guru pada MTs.
sional dan Kompetensi Pedagogik
Teknik pengambilan sampel
dengan menggunakan instrumen tes
dalam penelitian ini dilakukan dengan
dari Bidang SDM Kemendikbud.
teknik Purposive Random Sampling,

Capaian Tingkat Profesionalisme Guru Pada SMP dan MTs … 91


Dalam penelitian ini analisis D. Hasil dan Pembahasan
data dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Analisis deskriptif dengan meng- Tingkat Pendidikan Guru
gunakan persentase untuk melihat Untuk menjadi guru SMP dan MTs,
tingkat capaian profesionalisme setiap guru disyaratkan memiliki
guru pada setiap sekolah dan kualifikasi pendidikan minimal S1
setiap mata pelajaran pokok. sebagaimana tertuang dalam
2. Analisis deskriptif dengan Peraturan Menteri Pendidikan
menggunakan formula persentase Nasional No. 16 tahun 2007.
untuk melihat latar belakang Berdasarkan data dari Dinas
pendidikan sebagai guru sesuai Pendidikan Kota Payakumbuh jumlah
dengan mata pelajaran diampu. guru SMP sebanyak 553 dan guru
Sesuai dengan skor tes maksimal MTs sebanyak 200 orang, yang
yang dapat diperoleh, maka dari hasil terpilih menjadi sampel sebagai guru
analisis data UKG dibuatkan klasi- yang telah melaksanakan UKG
fikasi tingkat capaian profesionalitas sebanyak 385 orang. Dari hasil studi
guru menjadi 5 kategori. Kategori dokumentasi ditemukan bahwa guru
sangat kurang diberikan untuk nilai dengan tingkat pendidikan S1
nilai yang berada di bawah nilai berjumlah 328 orang atau sebanyak
tengah dari skala nilai 0 – 100, 85 %, guru dengan tingkat pendidikan
sedangkan 4 kategori lainnya di atas D3 sebanyak 51 orang atau 13 %,
mean dikategorikan dengan range guru dengan tingkat pendidikan D2
yang sama. Dengan demikian skala sebanyak 5 orang atau 1,3 %.
penilaiannya adalah sebagai berikut: Sedangkan guru dengan tingkat
87,8 – 100,0 = Sangat Baik pendidikan S2 hanya seorang atau 0,3
75,1 – 87,7 = Baik %, sebagaimana dapat dicermati pada
62,6 – 75,0 = Sedang Tabel 1 berikut ini.
50,0 – 62,5 = Kurang
< 50,0 = Sangat Kurang
.
Tabel 1. Jumlah guru SMP dan MTs Kota Payakumbuh Sesuai Dengan
Tingkat Pendidikannya
No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase
1. Sarjana S2 1 0,30
2. Sarjana S1 328 85,00
3. Diploma 3 51 13,00
4. Diploma 2 5 1,30
Jumlah 385 100,00
Sumber : Diolah dari Form UKG

Latar Belakang Pendidikan studi atau mata pelajaran, oleh karena


itu latar belakang pendidikan guru
Latar belakang guru SMP dan MTs
harus sesuai dengan mata pelajaran
adalah pendidikan pada prodi bidang
yang akan menjadi tugas pokoknya

92 TINGKAP Vol. XII No. 1 Th. 2016


dalam mengajar. Dari sebanyak 58 19 orang atau 29 %berlatar belakang
orang guru matematik, yang memiliki pendidikan Fisika dan 16 orang atau
latar belakang pendidikan Matematik 24 % berlatar belakang pendidikan
sebanyak 46 orang atau 79,3 %, Biologi. Untuk guru IPS dari 58
sisanya sebanyak 12 orang atau 20,7 orang guru 46 orang atau 79,3 %
%dengan latar belakang pendidikan berlatar belakang pendidikan IPS,
bukan Matematik, seperti Pertanian, sisanya 12 orang atau 20,7 %
Peternakan dan program studi memiliki latar belakang pendidikan
lainnya. Untuk Guru pelajaran IPA program studi Sejarah, Geografi,
dari 66 orang guru 31 orang atau 47 Ekonomi dan lainnya.
% berlatar belakang pendidikan IPA,

Tabel 2. Jumlah guru Mata Pelajaran SMP dan MTs Kota Payakumbuh
Sesuai Dengan Latar Belakang Pendidikannya

Latar Belakang Pendidikan Guru


No Mata Pelajaran
Sesuai Mapel % Lainnya % Jumlah
1. Matematika 46 79,3 12 20,7 58
2. IPA 31 47,0 35 53,0 76
3. IPS 46 79,3 12 20,7 58
4. Bhs. Indonesia 50 87,7 7 12,3 57
5. Bhs. Inggris 44 100 0 0 44
6. TI &K 21 91,3 2 8,7 23
7. PKN 13 81,2 3 18,8 16
8. Penjaskes 14 87,5 2 12,5 16
9. Bimb. Konseling 22 88,0 3 12,0 25
10. Seni Budaya 13 59,1 9 40,9 22
Jumlah 300 77,9 85 22,1 385
Sumber : Diolah dari Form UKG

Profesionalisme bawah dari kategori yang ada. Dari


tabel 3 dapat dilihat bahwa guru yang
Untuk capaian tingkat profesional-
memiliki tingkat profesionalisme
isme guru pada tingkat pendidikan
sangat baik tidak ada (0,00 %), yang
SMP dan MTs Kota Payakumbuh,
memiliki tingkat profesionalisme baik
dari 385 orang guru yang telah
3,78 %. Sedangkan guru yang
mengikuti tes UKG, secara
memiliki tingkat profesionalisme
keseluruhan diperoleh nilai rata-rata
sangat kurang jumlahnya 41,56 %
sebesar 40,71. Angka ini menunjuk-
atau hampir setengah dari jumlah
kan guru SMP Kota Payakumbuh
guru yang ada, guru yang memiliki
tingkat capaian profesionalismenya
tingkat profesionalisme kurang juga
baru pada kategori sangat kurang,
masih banyak yaitu 37, 66 %.
atau berada pada level yang paling

Capaian Tingkat Profesionalisme Guru Pada SMP dan MTs … 93


Tabel 3. Tingkat Capaian Profesionalisme Guru SMP dan MTs Kota
Payakumbuh Tahun 2014

No Nilai Kategori Jumlah Persentase


1 87,8 – 100,0 Sangat baik 0 0,00
2 75,1 – 87,7 Baik 15 3,90
3 62,6 – 75,0 Sedang 65 16,18
4 50,0 – 62,5 Kurang 145 37,66
5 < 50,0 Sangat Kurang 160 41,56
Jumlah 385 100,00
Sumber : Data diolah dari hasil UKG Nasional

Untuk capaian tingkat profesional IPA52,84. Capaian ini masuk dalam


guru mata pelajaran, beberapa mata kategori kurang, guru IPA yang
pelajaran pokok dapat digambarkan memiliki tingkat profesionalisme
sebagai berikut: sangat baik tidak ada (0,00 %), guru
yang memiliki tingkat professional-
a. Tingkat Profesionalisme Guru isme baik juga tidak ada (0,00 %).
Matematik Sedangkan guru yang memiliki
Berdasarkan data guru matematik tingkat profesionalisme kurang
SMP dan MTs Kota Payakumbuh jumlahnya 50,00 %dan guru IPA
yang telah melakukan UKG, dapat yang memiliki tingkat pr ofesional-
dijelaskan bahwa secara keseluruhan isme sangat kurang sebanyak
nilai rata rata yang diperoleh guru 34,85%.
matematik 55,15, ini masuk dalam
kategori kurang. Guru matematik c. Tingkat Profesionalisme Guru
yang memiliki tingkat professional- IPS
isme sangat baik tidak ada (0,00%), Secara keseluruhan tingkat capaian
guru yang memiliki tingkat profesionalisme guru-guru IPS SMP
profesionalisme baik 6,90%. Sedang- dan MTs di Kota Payakumbuh,
kan guru matematik yang memiliki memperoleh nilai rata-rata sebesar
tingkat profesionalisme sangat kurang 49,22 nilai ini berada pada kategori
jumlahnya 44,83% atau hampir sangat kurang, guru IPS yang
setengah dari jumlah guru yang ada, memiliki tingkat profesionalisme
guru matematik yang memiliki sangat baik tidak ada (0,00 %), guru
tingkat profesionalisme kurang juga yang memiliki tingkat profesional-
masih banyak yaitu 34,48 persen. isme baik juga tidak ada (0,00 %).
Sedangkan guru yang memiliki
b. Tingkat Profesionalisme Guru tingkat profesionalisme kurang ada
IPA sebanyak 46,55% dan guru yang
memiliki tingkat profesionalisme
Untuk guru IPA SMP dan MTs Kota sangat kurang 48,28 %, hampir
Payakumbuh, jika dilihat secara setengah dari jumlah guru IPS.
keseluruhan nilai rata rata guru

94 TINGKAP Vol. XII No. 1 Th. 2016


d. Tingkat Profesionalisme Guru di SMP dan MTs Kota Payakumbuh
Bahasa Indonesia adalah 64,83.Nilai ini masuk dalam
kategori sedang, guru TIK yang
Tingkat capaian profesionalisme
memiliki tingkat profesionalisme
guru-guru Bahasa Indonesia SMP dan
sangat baik tidak ada (0,00 %), guru
MTs Kota Payakumbuh rata-rata
yang memiliki tingkat profesionalisme
sebesar 44,37. Nilai ini berada pada
baik 26,09 %, guru TIK yang memiliki
kategori sangat kurang. Guru Bahasa
tingkat profesionalisme sedang 56,52%
Indonesia yang memiliki tingkat
dan guru yang memiliki tingkat
profesionalisme sangat baik tidak ada
profesionalisme kurang 17,39%.
(0,00%), guru yang memiliki tingkat
Sedangkan guru TIK yang memiliki
profesionalisme baik tidak ada
tingkat profesionalisme sangat kurang
(0,00%), guru yang memiliki tingkat
tidak ada.
profesionalisme kurang sebanyak
19,30% dan guru yang memiliki ting-
kat profesionalisme sangat kurang g. Tingkat Profesionalisme Guru
sebanyak 77,19%, atau lebih dari PKn
setengah jumlah guru Bahasa Dari data yang diperoleh, secara
Indonesia yang ada. keseluruhan tingkat capaian profesio-
nalisme guru-guru PKn SMP dan
e. Tingkat Profesionalisme Guru MTs di Kota Payakumbuh,
Bahasa Innggris memperoleh nilai rata-rata sebesar
Dari data yang diperoleh, secara 59,47. Nilai ini berada pada kategori
keseluruhan tingkat capaian profesio- kurang. Guru PKn yang memiliki
nalisme guru Bahasa Inggris SMP tingkat profesionalisme sangat baik
dan MTs di Kota Payakumbuh tidak ada (0,00 %), guru PKn yang
memperoleh nilai rata-rata sebesar memiliki tingkat profesionalisme baik
52,83. Nilai ini berada pada kategori 6,25 %, guru PKn yang memperoleh
kurang. Guru Bahasa Inggris yang kategori sedang 37,50 %, guru PKn
memiliki tingkat profesionalisme yang memiliki tingkat profesio-
sangat baik tidak ada (0,00%),guru nalisme kurang 31,25 %, dan guru
yang memiliki tingkat profesio- PKn yang memiliki tingkat profesio-
nalisme baik sebanyak 4,55%. nalisme sangat kurang sebanyak
Sedangkan guru yang memiliki 25,00%.
tingkat profesionalisme kurang
43,18% atau hampir setengah dari h. Tingkat Profesionalisme Guru
jumlah guru Bahasa Inggris yang ada, BK
untuk guru yang memiliki tingkat Secara keseluruhan guru BK
profesionalisme sangat kurang memperoleh nilai rata-rata sebesar
sebanyak 36,36 %. 53,55. Nilai ini berada pada kategori
sedang. Guru BK yang memiliki
f. Tingkat Profesionalisme Guru tingkat profesionalisme dengan
TI dan Komputer kategori sangat baik dan baik tidak
Jika dilihat secara keseluruhan nilai rata ada (0,00 %), guru yang memiliki
rata yang diperoleh guru TIK yang ada tingkat profesionalisme kategori

Capaian Tingkat Profesionalisme Guru Pada SMP dan MTs … 95


kurang 40,00 % dan guru yang tingkat pendidikan SMP dan MTs,
memiliki tingkat profeionalisme kate- maka dapat disimpulkan beberapa hal
gori sangat kurang sebanyak 36,00 %, sebagai berikut :
dan ada guru BK sebanyak 24,00% 1) Berdasarkan tingkat pendidikan,
memiliki tingkat profesionalisme dari 385 orang guru SMP dan MTs
dalam kategori sedang. Kota Payakumbuh yang telah
mengikuti tes UKG, 328 orang
i. Tingkat Profesionalisme Guru atau 85,00 % berpendidikan S1
Penjaskes dan 51 orang atau 13,00 %
Dari data yang diperoleh secara berpendidikan D3, sisanya
keseluruhan nilai rata-rata guru berpendidikan D2 dan S2.
Penjaskes sebesar 48,75. Nilai ini 2) Berdasarkan latar belakang pendi-
berada pada kategori sangat kurang. dikan, dari 385 orang guru SMP
Guru Penjaskes yang memiliki tingkat dan MTs Kota Payakumbuh hanya
profesionalisme dengan kategori 300 orang atau 77,9 % yang latar
sangat baik dan baik tidak ada belakang pendidikannya sesuai
(0,00%), guru yang memiliki tingkat dengan mata pelajaran yang
profesionalisme dengan kategori diajarkannya, 85 orang atau 22,1%
kurang ada 37,50 % dan kategori mengajarkan mata pelajaran yang
sangat kurang sebanyak 43,75 %. tidak sesuai dengan latar belakang
pendidikannya.
3) Berdasarkan capaian tingkat pro-
j. Tingkat Profesionalisme Guru
fesionalisme, maka dari data hasil
Seni Budaya
tes UKG terhadap 385 orang guru
Secara keseluruhan guru Seni Budaya SMP dan MTs Kota Payakumbuh,
yang ada di SMP dan MTs Kota nilai rata rata yang diperoleh
Payakumbuh, memperoleh nilai rata- mereka adalah 40,71. Nilai ini
rata sebesar 52,61. Nilai ini berada menunjukkan capaian tingkat
pada kategori kurang. Guru Seni profesionalisme guru SMP dan
Budaya yang memiliki tingkat MTs Kota Payakumbuh pada
profesionalisme dengan kategori kategori Sangat Kurang.
sangat baik dan baik tidak ada
(0,00%), guru yang memiliki tingkat Berdasarkan kesimpulan sebagai-
profesionalisme sedang 9,09 %, guru mana yang dijelaskan di atas, maka
yang memiliki tingkat profesio- dapat dikemukakan beberapa saran
nalisme kategori kurang 45,45% dan untuk memperbaiki kondisi SMP dan
guru yang memiliki tingkat MTs Kota Payakumbuh dalam
profesionalisme dengan kategori capaian tingkat profesionalisme guru
sangat kurang sebanyak 45,45 %. yaitu:
1) Pemerintah Kota Payakumbuh
melalui Dinas Pendidikan harus
E. Penutup
melakukan analisis kebutuhan
Dari hasil penelitian tentang capaian guru, sebelum melakukan retkrut-
tingkat profesionalisme guru pada men guru-guru di SMP dan MTs,

96 TINGKAP Vol. XII No. 1 Th. 2016


sehingga dapat menentukan latar Agama Kota Payakumbuh,
belakang guru yang dibutuhkan. memfasilitasi dan mendorong
2) Pemerintah Kota Payakumbuh setiap guru melalui sekolah agar
dapat membuat suatu kebijakan mau meningkatkan kemampuan
di bidang pendidikan yang profesional dan pedagogiknya
sasarannya adalah peningkatan secara bertahap dan berkelan-
kompetensi profesional dalam jutan.
penguasaan bahan ajar dan 4) Pemerintah Kota Payakumbuh
peningkatan kompetensi peda- harus membuka peluang bagi
gogik yaitu peningkatan kemam- guru yang belum S1 untuk
puan mendidik guru. melanjutkan pendidikannya, se-
3) Dinas Pendidikan Kota Paya- suai dengan kelayakan umur guru
kumbuh dan Kantor Kementerian tersebut.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Akhmad Sudrajat. 2012. “Aspek dan Indikator Kompetensi Pedagogik Guru”.


http://groups.yahoo.com/group/rezaervani)
Gilley, Jerry. W and Eggland, Steve. A. 1989. Principles of Human Resourches
Development. New York: Addison Wesley Pub. Company. Inc.
Iskandar Agung. 2012. “Continuing Profesional Development (CPD) dan
Perubahan Paradigma Sekolah”. Jurnal Penelitian Kebijakan
Pendidikan. Volume 5 No.3, Desember 2012.
Jakaria, Yaya. 2012. “Kajian Pendidikan Profesi Guru dalam Jabatan”. Jurnal
Penelitian Kebijakan Pendidikan. Volume 5 No.3. Desember 2012.
Kemendiknas RI. 2005. UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Jakarta: Kemendikbud RI.
Kemendiknas. 2005. Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sistim
Pendidikan Nasional. Jakarta: Kemendiknas.
-------. 2008. Peraturan Pemerintah RI No. 16 Tahun 2007 Tentang Standar
Nasional Kualifikasi dan Kompetensi Guru. Jakarta: Kemendiknas.
Nur Aisyah Sholihah T, 2010. “Pengaruh Profesionalisme Guru Terhadap Prestasi
Belajar Al Qur'an dan Hadist Siswa Kelas X MA NU Banat Kudus”.
Skripsi. Malang: Program Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan PAI
Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Poerwadarminta. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Capaian Tingkat Profesionalisme Guru Pada SMP dan MTs … 97

You might also like