Professional Documents
Culture Documents
Perbandingan Efek Pemberian Ondansentron Dan Petidin Intravena Untuk Mencegah Menggigil Pasca Anestesi Umum PDF
Perbandingan Efek Pemberian Ondansentron Dan Petidin Intravena Untuk Mencegah Menggigil Pasca Anestesi Umum PDF
PENELITIAN
Perbandingan Efek Pemberian Ondansetron dan Petidin Intravena untuk
Mencegah Menggigil Pasca Anestesi Umum
Comparison of The Effect of Intravenous Pethidine and Ondansetron for
Prevention of Shivering After General Anesthesia
Arie Z ain ul Fa ton i *, I sngad i*, W iwi J aya*
*Bagian/SMF Anestesi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya / RSU dr Saiful Anwar Malang
Korespondensi / correspondence: ariezainulfatoni@gmail.com
ABSTRACT
Methods : This experimental study was designed as single blind true experimental
design of 32 patients 18-40 years oíd who underwent 1-3 hours surgery in general
anesthesia. At the end of surgery, we made patient breathed spontaneously. Twenty
minutes before extubation, patients were divided into two groups : Group I received
pethidine 0.4 mg/kgbw and group II received ondansetron 0.1 mg/kgbw. After
adequate spontaneous breathing and laryngeal reflex recovery, extubation was done.
After extubation patients were receiving oxygen 8L/minute. Vital signs, side effects and
shivering were measured every 5 minutes for 30 minutes long. Statistical analysis were
performed by Mann whitney, with p-value < 0.05 was considered significant.
Results : Patient characteristics of the two groups were not significantly different
(p>0.05). Incidence of shivering in group I were developed in 4 patients (25%) which
3 patients were 1st degree and 1 patient was 2nd degree. In group II, 3 patients
(18.75%) had incidence of shivering, which 2 patients were 1st degree and 1 patient
was 2nd degree. The incidence and grades of shivering between two groups were not
significantly different (p>0.05). Tympanic membrane temperature of group I and
group II were not significanlty different s (p>0.05). Nausea occured in group I
(12.5%) on the other side group II had no side effects but the results were not
significantly different (p>0.05).
Conclusion : Pethidine 0.4 mg/kgbw and ondansetron 0.1 mg/kgbw have similar effect
in preventing post anesthesia shivering
Volume VI, Nomor 2, Tahun 2014
Terakreditasi DIKTI2,dengan
Volume VI, Nomor Tahunmasa
2014 berlaku 3 Juli 2014 - 2 Juli 2019 89
Dasar SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 212/P/2014
Jurnal Anestesiologi Indonesia
ABSTRAK
Latar belakang : Menggigil merupakan komplikasi yang sering terjadi pasca tindakan
anestesi umum yang berdampak tidak nyaman pada pasien dan menimbulkan berbagai
resiko. Oleh sebab itu, menggigil perlu dicegah atau diatasi. Sampai saat ini obat
yang paling sering digunakan di RSSA adalah petidin. Akan tetapi petidin mempunyai
efek samping mual, muntah dan depresi napas. Ondansetron merupakan antagonis
5-HT3 yang mempunyai efek anti mual, anti muntah dan anti menggigil.
Hasil : Data karakteristik pasien antara kedua kelompok tidak berbeda bermakna
(p>0.05). Kejadian menggigil pada kelompok I terjadi pada 4 pasien (25%), menggigil
derajat 1 pada 3 pasien dan sisanya derajat 2. Pada kelompok II, 3 pasien (18.75%)
mengalami kejadian menggigil, menggigil derajat 1 pada 2 pasien dan sisanya
derajat 2. Kejadian dan derajat menggigil antara kedua kelompok tidak berbeda
bermakna (p>0.05). Suhu membran timpani kelompok I dan kelompok II juga tidak
bermakna (p>0.05). Dua pasien (12.5%) pada kelompok I mengalami mual
sedangkan pada kelompok II tidak didapatkan efek samping (p=0.151) tetapi
secara statistik tidak berbeda bermakna (p>0.05).
Kesimpulan : Petidin 0.4 mg/kgbb dan ondansetron 0.1mg/kgbb mempunyai efek yang
sama dalam mencegah menggigil pasca anestesi umum.
PENDAHULUAN
pasien mengalaminya setelah tindakan Secara umum, tata laksana menggigil ini
anestesi umum dan sekitar 57% pasien dibagi menjadi dua yaitu non
mengalaminya selama tindakan anestesi farmakoterapi dan farmakoterapi.
regional. Hal ini disebabkan oleh Tindakan pencegahan non
beberapa hal yaitu : hipotermi akibat farmakoterapi yaitu dengan menjaga
redistribusi panas dari pusat tubuh ke suhu tubuh tetap normal selama
perifer, suhu kamar operasi yang tindakan operasi dan setelah tindakan
dingin/rendah, lamanya luka daerah anestesi dengan pemberian selimut yang
operasi yang terbuka, pelepasan sitokin mengandung udara hangat dan
akibat tindakan operasi, dan pemberian cairan infus yang hangat.
penggunaan obat – obat anestesi yang Penggunaan teknik farmakoterapi
menurunkan ambang batas menggigil merupakan cara yang sering digunakan
dan menurunkan respon vasokontriksi untuk mengatasi kejadian menggigil
terhadap hipotermi.1,2,3 pasca anestesi umum. Ada beberapa
obat yang dapat digunakan untuk
Menggigil merupakan suatu
mengatasi kejadian menggigil pasca
respon yang tidak nyaman bagi pasien
anestesi umum antara lain : petidin,
dan akan menimbulkan risiko yang
fentanil, morfin, ketamin, tramadol,
tidak baik bagi pasien karena berkaitan
klonidin, magnesium sulfat dan
dengan aktivasi simpatis/adrenergik 5,6,7
ondansetron.
seperti meningkatnya proses
metabolisme tubuh, meningkatnya Petidin merupakan agonis opioid
kebutuhan konsumsi oksigen sampai 4 - sintetik yang bekerja pada reseptor
6 kali lipat, timbulnya peningkatan opioid µ (mu) dan κ (kappa). Petidin
produksi karbondioksida dan akan mempunyai efek untuk mengatasi
memperberat nyeri pasca operasi. menggigil melalui reseptor κ. Petidin
Peningkatan kadar katekolamin dalam merupakan obat yang paling efektif dan
darah juga akan meningkatkan risiko sering digunakan untuk mengatasi
komplikasi kardiovaskular. Menggigil menggigil. Akan tetapi petidin
juga akan meningkatkan tekanan mempunyai beberapa efek samping
intraokuli dan tekanan intrakranial. Hal yang tidak menguntungkan seperti
ini akan membahayakan pada pasien mual, muntah, pruritus dan depresi
pasien dengan kondisi yang tidak nafas.1,8
optimal seperti pasien dengan gangguan
Ondansetron adalah derivat dari
jantung dan pasien dengan penyakit
karbazolon yang strukturnya berkaitan
paru obstruksi menahun. Oleh sebab itu
dengan antagonis reseptor serotonin dan
kejadian menggigil pasca anestesi
sub tipe 5-Hidroksitriptamin tipe 3 (5-
umum sebaiknya dicegah dan kalau
sudah timbul harus segera ditangani HT3 ) spesifik yang tidak mempunyai
efek pada aktifitas reseptor dopamin,
dengan baik.3,4
histamine, adrenergik dan kolinergik.8
dengan kriteria inklusi dan eksklusi dari pemberian petidin berupa mual.
tertentu serta bersedia untuk mengikuti Dari 16 pasien yang mendapat petidin
penelitian ini. 0.4 mg/kgbb, didapatkan 2 (12.5%)
pasien mengalami efek samping mual
Dari tabel 1 menunjukkan tidak
(gambar 3). Sedangkan pada kelompok
terdapat perbedaan yang bermakna
ondansetron tidak didapatkan kejadian
(p>0.05) untuk variabel usia, jenis
mual. Akan tetapi secara statistik (tabel
kelamin, BB, TB, BMI, durasi anestesi,
2) menunjukkan tidak ada perbedaan
suhu membran timpani sebelum
yang bermakna (p>0.05) pada kejadian
induksi, suhu kamar operasi, jenis
mual diantara kedua kelompok
operasi jumlah perdarahan dan jumlah
perlakuan tersebut.
cairan sampel antara kelompok petidin
dan kelompok ondansentron. PEMBAHASAN
Petidin Ondansentron
Karakteristik Mean/ ±Std. Mean/ ±Std. Uji Statistik
Sampel Total dev. Total dev. (p)
Usia (tahun) (2) 33.6 ±8.30 30.0 6.91 0.137
Jenis kelamin(2)
Laki-laki 7 43% 9 57% 0.486
Perempuan 9 57% 7 43%
Berat Badan/BB (kg) (1) 53.6 ±7.76 51.8 ±9.45 0.558
Tinggi Badan/TB (cm) (1) 157.2 ±5.84 156.5 ±11.14 0.828
2 (2)
BMI (kg/m ) 21.5 ±1.99 20.9 ±1.91 0.363
Durasi Anestesi
(menit) (2) 125 ±47.69 109 ±44.35 0.322
Suhu membran timpani
sebelum induksi (Celcius)(2) 36.7 ±0.25 36.6 ±0.19 0.382
Suhu Kamar
Operasi (Celcius) (1) 21.0 ±0.88 21.0 ±0.48 0.934
Jenis Operasi(2) 0.924
Ortopedi 3 18.8% 3 18.8%
Onkologi 3 18.8% 4 25%
Plastik 2 12.5% 1 6.20%
Digestif 1 6.20% 1 6.20%
Neurosurgeri 2 12.5% 2 12.5%
Mata 3 18.8% 1 6.20%
THT 2 12.5% 4 25%
Jumlah Perdarahan (ml) (2) 129.3 94.9 88.1 99.4 0.069
Jumlah Cairan (ml) (2) 850.0 380.78 734.3 368.20 0.301
Keterangan:
(1)
Uji t independen
(2)
Uji Mann whitney
Menggigil derajat 3 0 0% 0 0%
Menggigil derajat 4 0 0% 0 0%