Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Law of The Republic of Indonesia number 6 of 2014 concerning the village, mandates
that the central government allocates fund through transfer mechanism to the Re-
gency/ City. Therefore, it is necessary to monitor and evaluate the implementation
regarding about the integrity of the law. This study aims to improve the capability and
capacity of Village Government apparatus in term management of the Village Fund, to
optimize the fund utilization. The method used in this research is descriptive qualita-
tive, data collection techniques include focus group discussions, in-depth interview,
observation, and documentation. The place of research in the Bulusulur village, Won-
ogiri District, Wonogiri Regency, Central Java. The Informant consist of the village
head, including the village apparatus, village-owned enterprises (Village BUM) Director,
UKM Management Unit, Village Facilitators, and Supervisor of authorities Sub-District
and District The results showed that the implementation of village fund is executed
with the establishment of Village BUM which has five (5) units Enterprises, that is Keceh
Swimming Pool, Campgrounds, Clean Water Facilities, Waste Bank, And Integrated
Agriculture. Each business unit has a manager of business unit who is responsible for
planning until of reporting.However, in practice there are some constraints such as the
difference in the paradigm of the stakeholders associated with the management of the
Village Funds, lack of participation of the village community in the implementation of
the job program of Village BUM, and a lack of knowledge related to the establishment
of work plans and financial statements of Village BUM. The solution that is proposed
includes competency enhancement training to Village BUM manager, start from stra-
tegic planning, programming, budgeting, implementation, and accompaniment of the
Village BUM financial execution.
Keywords: village owned enterprises, village fund, independent village, financial
execution
37
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS Vol. 16, No. 1, Februari 2016: 37 - 45
38
Optimalisasi Dana Desa dengan Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUM Des) Menuju Desa Mandiri (Nugrahaningsih et al.)
dan potensi desa. Logika pendirian BUMDes yang kurang maksimal, serta kurangnya
didasarkan pada kebutuhan dan potensi partisipasi Badan Permusyawaratan Desa
desa, sebagai upaya peningkatan kese- (BPD).
jahteraan masyarakat. Berkenaan dengan Tujuan penelitian ini adalah memasti-
perencanaan dan pendiriannya, BUMDes kan seluruh ketentuan dan kebijakan keu-
dibangun atas prakarsa (inisiasi) masyara- angan dan Pembangunan Desa dil-
kat, serta mendasarkan pada prinsip- aksanakan dengan baik sehingga pem-
prinsip kooperatif, partisipatif, (user-owned, anfaatan dana desa menjadi lebih optimal.
user-benefited, and user-controlled), trans- Ruang Lingkupnya meliputi kebijakan keu-
paransi, emansipatif, akuntabel, dan sus- angan dan pembangunan desa beserta im-
tainable dengan mekanisme member-base plementasi dana desa dengan pembentukan
dan self-help. Dari semua itu yang ter- Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) oleh
penting adalah bahwa pengelolaan BUMDes Pemerintah Desa.
harus dilakukan secara profesional dan
mandiri. TINJAUAN PUSTAKA
Sesuai dengan amanat Undang- Definisi Desa
undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 2014,
Pemerintah akan mengalokasikan Dana De- pasal 1 ayat 1 dinyatakan bahwa desa ada-
sa, melalui mekanisme transfer kepada Ka- lah desa dan desa adat atau yang disebut
bupaten/Kota. Penelitian ini dilaksanakan dengan nama lain, selanjutnya disebut De-
atas dasar penelitian-penelitian sebelumnya sa, adalah kesatuan masyarakat hukum
yang membahas mengenai pengelolaan yang memiliki batas wilayah yang ber-
keuangan dana desa dan alokasinya yang wenang untuk mengatur dan mengurus
merupakan keseluruhan kegiatan yang urusan pemerintahan, kepentingan
meliputi perencanaan, pelaksanaan, pena- masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
tausahaan, pelaporan, dan pertanggungja- masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
waban keuangan desa. tradisional yang diakui dan dihormati da-
Dalam pemberdayaan masyarakat lam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
pedesaan diperlukan konsistensi. Hal itu Republik Indonesia sedangkan pengertian
harus menjadi konsepsi yang benar-benar Pemerintahan Desa adalah penyeleng-
memungkinkan masyarakat pedesaan un- garaan urusan pemerintahan dan kepent-
tuk dapat bertahan dalam situasi ingan masyarakat setempat dalam sistem
perekonomian yang serba sulit seperti saat pemerintahan Negara Kesatuan Republik
ini. Selain itu, meningkatkan harkat dan Indonesia. Desa berkedudukan di wilayah
martabat serta kemampuan dan kemandiri- kabupaten/kota.
an yang nantinya dapat menciptakan sua- Pemerintah desa menggunakan dana
sana kondusif. Jadi, hal itu memungkinkan APB Desa untuk membiayai pelaksanaan
masyarakat pedesaan untuk berkembang kewenangan desa dalam bentuk berbagai
dan memperkuat daya saing serta potensi kegiatan pembangunan dan pemberdayaan
yang dimiliki. Pemberdayaan masyarakat masyarakat desa. Selain itu pemerintah de-
pedesaan juga harus mampu memberikan sa wajib menyelenggarakan pengelolaan
perlindungan yang jelas terhadap masyara- keuangan dengan tertib dan sesuai dengan
kat. ketentuan.
Berdasarkan kondisi existing desa,
masih banyak kendala ditemukan dalam Dana Desa
pelaksanaannya diantaranya, masih ter- Berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 2014, Da-
dapat desa yang belum menyusun Anggaran na Desa adalah dana yang bersumber dari
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa), Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
kurangnya kompetensi Tim Pelaksana yang diperuntukkan bagi Desa yang
Kegiatan Desa dalam menyusun laporan ditransfer melalui Anggaran Pendapatan
pertanggungjawaban alokasi dana desa se- dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota dan
bagai bagian pelaksanaan rencana pem- digunakan untuk membiayai penyeleng-
bangunan, bentuk partisipasi masyarakat garaan pemerintahan, pelaksanaan pem-
39
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS Vol. 16, No. 1, Februari 2016: 37 - 45
40
Optimalisasi Dana Desa dengan Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUM Des) Menuju Desa Mandiri (Nugrahaningsih et al.)
Tabel 1.
Mitra Desa dan Peran
No Mitra Peran
1 Desa/ Kelurahan Bulusulur Desa binaan
Kepala desa Kades berperan aktif dalam setiap
pelaksanaan pembangunan yang diadakan
yaitu memimpin pelaksanaan pem-
bangunan
2 Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Partnership dan koordiantor antara kepala
desa sebagai kepala pemerintah desa dan
BPD sebagai wakil-wakil rakyat desa
3 BUMDes Sebagai peran pengusul program atas da-
sar kebutuhan masyarakat dan pengelola
dana desa
4 Aparat pengawas Kabupaten dan Membantu Kepala Desa di bidang Pem-
Kecamatan, Perangkat Desa binaan dan Pelayanan Teknis Administrasi
(Sekretaris Desa) baik keuangan dan umum
Sumber: Hasil Wawancara dengan Direktur BUMDes Bulusulur (Mei, 2016)
41
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS Vol. 16, No. 1, Februari 2016: 37 - 45
Gambar 1.
Alur Kegiatan Penelitian
42
Optimalisasi Dana Desa dengan Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUM Des) Menuju Desa Mandiri (Nugrahaningsih et al.)
43
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS Vol. 16, No. 1, Februari 2016: 37 - 45
44
Optimalisasi Dana Desa dengan Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUM Des) Menuju Desa Mandiri (Nugrahaningsih et al.)
45