You are on page 1of 16

DESA DALAM MENGELOLA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

(APBDes) UNTUK PEMBANGUNAN

Ahmad Syafii1, Dr.Dra.Kismartini, M.Si2


Departemen Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro
Jalan Profesor Haji Soedarto, SH Tembalang Semarang Kotak Pos 1269
Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405
Laman : http://www.fisip.undip.ac.id email : fisip@undip.ac.id

Abstract
The lateness of Kumendung village in sending draft of village regulation about Village
Revenue and Expenditure Budget and the report of the realization about implementation of
the Village Revenue and Expenditure Budget are the background in this study. The purpose
of this study is to analyze the management of Village Revenue and Expenditure Budget in
Kumendung village. In addition, it also to analyze the supporting and the inhibiting factors in
managing the Village Revenue and Expenditure Budget in Kumendung village. The method
used is a qualitative research method with descriptive approach. The results showed that
planning, implementation, administration, reporting, and accountability of Village Revenue
and Expenditure Budgets were not running well. Mainly in the administration, reporting, and
accountability activities which are often delayed. The inhibiting factors in the management of
Village Revenue and Expenditure Budget in Kumendung village is the inaccurate supervision
by the Head Village of Kumendung village, and the low coordination between village
government and village institutions. While the supporting factor is the good communication
in the village government and the effective leadership style of the Head Village of
Kumendung village. The recommendation which given are the need for change of focus in
controlling by the Head Village of Kumendung village, improvement of the coordination
system, and giving more intensive coaching and assistance to village official.

Keywords: Village Revenue and Expenditure Budget; Management; Village; Supervision;


Leadership.
Abstrak
Keterlambatan Desa Kumendung dalam mengirim rancangan peraturan desa tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa serta laporan realisasi pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa menjadi latar belakang dalam penelitian ini. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
di Desa Kumendung. Selain itu juga untuk menganalisis faktor pendukung dan penghambat
pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa di Desa Kumendung. Metode yang
digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan
pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa belum sepenuhnya berjalan
dengan baik. Utamanya pada kegiatan penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban yang
masih sering terjadi keterlambatan. Faktor penghambat pengelolaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa ini adalah ketidaktepatan pengawasan oleh Kepala Desa Kumendung, dan
tingkat koordinasi antara pemerintah desa dengan lembaga-lembaga desa yang masih rendah.

1
Mahasiswa Prodi S1 Administrasi Publik, Departemen Administrasi Publik, Universitas Diponegoro
2
Dosen Prodi S1 Administrasi Publik, Departemen Administrasi Publik, Universitas Diponegoro
Sedangkan faktor pendukungnya adalah komunikasi yang baik didalam pemerintah desa dan
gaya kepemimpinan Kepala Desa Kumendung yang efektif. Rekomendasi yang diberikan
adalah perlunya perubahan pusat perhatian dalam pengawasan oleh Kepala Desa
Kumendung, peningkatan sistem koordinasi, serta pembinaan dan pendampingan perangkat
dan kader desa yang lebih intensif.
Kata kunci: Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa; Pengelolaan; Desa; Pengawasan;
Kepemimpinan
PENDAHULUAN menyelenggarakan urusan pemerintahan
dan kepentingan masyarakat desa
Salah satu tujuan pemerintah setempat, yakni memegang kekuasaan
Indonesia dalam Undang-Undang Dasar pengelolaan keuangan dan aset desa.
Negara Republik Indonesia, adalah Pengelolaan menurut Prajudi
memajukan kesejahteraan umum, sehingga (Adisasmita, 2014: 21) merupakan
pemerintahan di Indonesia dapat pengendalian dan pemanfaatan semua
membangun kesejahteraan masyarakat. faktor sumber daya yang menurut suatu
Selain itu Sistem Pemerintahan di perencanaan diperlukan untuk penyesuaian
Indonesia dalam Undang-Undang Dasar suatu tujuan kerja tertentu. Keuangan desa
Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan semua hak dan kewajiban desa
memberikan keleluasaan kepada yang dapat dinilai dengan uang serta
pemerintah daerah untuk segala sesuatu berupa uang dan barang
menyelenggarakan otonomi daerah yang yang berhubungan dengan pelaksanaan
kemudian ditetapkan melalui Undang- hak dan kewajiban desa. Sedangkan aset
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang desa merupakan barang milik desa yang
Pemerintahan Daerah yang menggantikan berasal dari kekayaan asli desa, dibeli atau
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 diperoleh atas beban anggaran pendapatan
tentang Pemerintah Daerah yang sudah dan belanja desa atau perolehan hak
tidak sesuai lagi dengan perkembangan lainnya yang sah. Hak dan kewajiban desa
keadaan. yang berupa uang dan barang tersebut
Desa dalam Undang-Undang Nomor termasuk pendapatan desa, belanja desa,
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan dan pembiayaan desa, yang semua itu
Daerah merupakan kesatuan masyarakat terdapat dalam pengelolaan keuangan
hukum yang memiliki batas wilayah yang desa.
berwenang untuk mengatur dan mengurus Anggaran Pendapatan dan Belanja
urusan pemerintahan, kepentingan Desa (APBDes) sebagai bagian dari
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa keuangan desa dalam Peraturan Menteri
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 20
tradisional yang diakui dan dihormati tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan
dalam sistem pemerintahan Negara Desa merupakan rencana keuangan
Kesatuan Republik Indonesia. Sesuai tahunan pemerintah desa yang dibahas dan
dengan pasal 371 ayat 2 Undang-Undang disetujui bersama oleh pemerintah desa
Nomor 23 Tahun 2014 tentang dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Pemerintahan Daerah, desa memiliki yang di tetapkan dengan Peraturan Desa
kewenangan sesuai dengan ketentuan (Perdes) yang terdiri atas pendapatan,
peraturan perundang-undangan mengenai belanja, dan pembiayaan. Pengelolaan
desa, peraturan itu dituangkan melalui APBDes dalam Permendagri Nomor 20
Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan
tentang Desa. Desa terdiri atas kegiatan perencanaan,
Undang-Undang Nomor 6 Tahun pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan
2014 tentang Desa menyatakan bahwa dan pertanggungjawaban.
pemerintah desa yang terdiri atas kepala Pengelolaan APBDes berpedoman
desa dan perangkat desa bertugas pada petunjuk teknis perencanaan dan
pengelolaan keuangan desa untuk pengelolaan keuangan desa yang baik
menjamin penyelenggaraan pemerintahan, melalui Peraturan Bupati (Perbup)
pembangunan dan pelayanan masyarakat Rembang Nomor 64 tahun 2018 tentang
di desa yang baik. Pendapatan dan belanja Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa,
desa sudah semestinya dapat dikelola dijelaskan dalam bab ii pasal 2 bahwa
dengan baik, karena kini desa juga pengelolaan keuangan desa yang tercermin
mendapatkan Dana Desa (DD) yang di dalam APBDes harus berdasarkan asas
berasal dari Anggaran Pendapatan dan transparan, akuntabel, partisipatif, tertib
Belanja Negara (APBN) sebagai dan disiplin anggaran yang harus
pendapatan desa. Jumlah dana juga tidak dilakukan mulai dari kegiatan
sedikit, berikut jumlah besaran Dana Desa perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,
yang telah digulirkan pemerintah: pelaporan, dan pertanggungjawaban.
Kabupaten Rembang merupakan
Tabel 1.1 daerah yang memiliki 287 desa, yang
“Besaran Jumlah Dana Desa tahun 2015- setiap tahunnya menerima Dana Desa
2019” (DD). Pada tahun 2018 kemarin
No Tahun Jumlah (Triliun) Kabupaten Rembang meraih penghargaan
1 2015 20, 67 sebagai penyalur Dana Desa terbaik se-
2 2016 46, 98 Jawa Tengah, penghargaan ini diberikan
3 2017 60 langsung oleh Gubernur Jawa Tengah
4 2018 60 kepada Bupati Rembang (dikutip dari
5 2019 70 https://rembangkab.go.id).
Sumber: http://www.kemenkeu.go.id/ Meskipun pernah meraih
publikasi/berita/akumulasi-penyaluran- penghargaan sebagai kabupaten penyalur
dana-desa-hingga-tahun-2018-tahap-2- Dana Desa terbaik se-Jawa Tengah pada
mencapai-rp149-31-triliun/ tahun 2018, namun dalam pelaksanaannya
masih terdapat berbagai kendala. Kendala
Besarnya pendapatan yang ada di yang dialami diantaranya adalah dalam hal
desa menjadikan pentingnya peran pengajuan pencairan Dana Desa tahap I
pemerintah desa dalam penyelenggaraan (kesatu) tahun anggaran 2019. Yaitu dalam
pemerintahan di era otonomi ini, bahwa pengumpulan Peraturan Desa (Perdes)
pemerintah desa di era otonomi ini dituntut tentang APBDes yang merupakan syarat
untuk dapat menyelenggarakan utama untuk pengajuan pencairan Dana
pengelolaan keuangan desa. Keuangan Desa tahap kesatu tersebut.
desa kemudian tercermin melalui APBDes. Salah satu desa yang belum
Keuangan desa melalui APBDes menurut mengirimkan rancangan Perdes tentang
Herlianto (2017: 7-9) dalam pengelolaanya APBDes untuk pengajuan pencairan Dana
berdasarkan prinsip transparan, akuntabel, Desa tahap I (kesatu) adalah Desa
partisipatif, serta tertib dan disiplin Kumendung yang terletak di Kecamatan
anggaran. Rembang. Hal itu dibenarkan oleh Bapak
Kabupaten Rembang sebagai salah Heru Susilo, selaku Kepala Bidang
satu daerah di Jawa Tengah yang Penyelenggaraan Pemberdayaan
menerapkan otonomi daerah telah Pemerintahan Desa pada Dinpermades
melakukan upaya untuk mewujudkan Kabupaten Rembang dalam wawancara
yang dilakukan pada tanggal 21 Oktober KAJIAN TEORI
2019. Padahal Desa Kumendung saat ini
sudah masuk kategori desa maju setelah Manajemen Publik
ada kebijakan dana desa yang mendukung Menurut Overman (Pasolong, 2017:
ini, dulu sebelum ini masih termasuk 83) mengemukakan bahwa manajemen
kategori desa berkembang. Tenyata Desa publik adalah suatu studi interdisipliner
Kumendung pada tahun anggaran 2018 dari aspek-aspek umum organisasi, dan
juga termasuk yang terlambat dalam merupakan gabungan antara fungsi
mengirimkan laporan pelaksanaan manajemen seperti planning, organizing,
APBDes dan laporan realisasi kegiatan. dan controlling di satu sisi dengan SDM,
Ketidaktepatan waktu dalam keuangan, fisik, informasi dan politik di
penyelesaian dan pengumpulan Perdes sisi lain. Menurut Laurence Lynn (Wijaya,
tentang APBDes sebagai syarat dokumen 2014: 2) terdapat tiga kemungkinan dalam
utama untuk pengajuan pencairan Dana menggambarkan manajemen publik, yaitu
Desa tahap I (kesatu), serta ketidaktepatan sebagai seni (art), ilmu (sciene), dan
waktu dalam pengumpulan laporan profesi (profession). Manajemen Publik
pelaksanaan APBDes dan laporan realisasi sebagai seni dapat diartikan sebagai
kegiatan merupakan bentuk permasalahan aktivitas kreatif yang dilaksanakan oleh
fungsi perencanaan, pelaporan dan para praktisi, tidak dapat dipelajari dengan
pertanggungjawaban, serta pengawasan cara “dihitung” artinya manajemen publik
dalam pengelolaan APBDes. Tahap merupakan sebuah aktivitas yang memiliki
perencanaan, pelaporan dan tingkat fleksibelitas yang tinggi dan sangat
pertanggungjawaban yang merupakan tergantung dari situasi dan kondisi dimana
bagian dari kegiatan pengelolaan sesuai beroperasi. Sedangkan manajemen publik
Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 20 sebagai ilmu dapat diartikan sebagai
tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan manajemen publik memerlukan sebuah
Desa dan Peraturan Bupati Rembnag analisis sistematis dengan menggunakan
nomor 64 tahun 2018 tentang Pedoman interpretasi dan eksplanasi. Dan
Pengelolaan Keuangan Desa belum manajemen publik sebagai profesi Lynn
dijalankan sesuai ketetapan yang ada. merujuk pada kelompok yang
Rumusan masalah dalam penelitian mendedikasikan dirinya kepada ilmu ini.
ini adalah bagaimana pengelolaan Manajemen Publik sebagai bagian
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa dari administrasi publik menurut Keban
(APBDes) di Desa Kumendung, (2004: 85) merupakan suatu studi
Kecamatan Rembang, Kabupaten interdisipliner dari aspek-aspek umum
Rembang. Sedangkan tujuan dari organisasi, dan merupakan gabungan
penelitian ini adalah untuk antara fungsi manajemen seperti planning,
mendeskripsikan dan menganalisis organizing, dan controlling di satu sisi,
pengelolaan Anggaran Pendapatan dan dengan sumber daya manusia, keuangan,
Belanja Desa (APBDes) di Desa fisik, informasi dan politik di sisi lain.
Kumendung, Kecamatan Rembang, Selain itu manajemen publik juga
Kabupaten Rembang. memfokuskan pada bagaimana organisasi
publik mengimplementasikan kebijakan
publik. Perencanaan, pengorganisasian, perencanaan perlu disusun sasaran-
dan pengontrolan merupakan perangkat sasaran atau hasil-hasil yang akan
utama yang dilakukan oleh manajer publik dicapai dari masing-masing
dalam rangka menyelenggarakan program operasional desa serta
pelayanan pemerintah/publik. Manajemen merancang agenda kegiatan untuk
publik menurut Islamy (2003: 56) juga mencapai hasil-hasil dari rencana
berkaitan dengan fungsi dan proses program dan merancang jadwal
manajemen yang berlaku baik pada sektor kegiatan program dalam satu tahun.
publik (pemerintahan), maupun sektor Didalam penganggaran
diluar pemerintahan yang tidak bertujuan prinsipnya adalah merancang
mencari untung. kebutuhan dana yang digunakan
untuk membiayai program dan
Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan kegiatan desa di bidang
Belanja Desa (APBDes) pemerintahan, masyarakat, dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja pembangunan. Menentukan
Desa (APBDes) menurut Herlianto (2017: besaran dana yang digunakan untuk
19) merupakan rencana keuangan tahunan membiayai program dan kegiatan
pemerintah desa yang dalam konteks atau sering disebut dengan pos
pembangunan APBDes yang baik perlu pengeluaran atau belanja.
memperhatikan prinsip untuk Mengidentifikasi sumber-sumber
memfasilitasi dan memacu perkembangan pendapatan untuk membiayai
ekonomi produktif, meningkatkan dan belanja yang sudah direncanakan.
menjamin pemerataan pembangunan serta Prinsip dalam proses penganggaran
mendorong pemberdayaan masyarakat. adalah menentukan terlebih dahulu
Pengelolaan APBDes menurut pos pengeluaran atau belanja, baru
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor pos pendapatan.
113 Tahun 2014 (dalam Herlianto, 2017:
3) merupakan keseluruhan kegiatan yang b. Pelaksanaan
meliputi tahap-tahap berikut ini: Pelaksanaan menurut
Herlianto (2017: 12) terkait dengan
a. Perencanaan dan pengangggaran kegiatan mengelola dan
Menurut Herlianto (2017: 10) menggerakan sumber daya manusia
dalam tahap ini terkait dengan dan dana untuk menyelenggarakan
program desa yang dapat kegiatan-kegiatan yang sudah
melibatkan partisipasi masyarakat dirumuskan dalam perencanaan
melalui musyawarah perencanaan sesuai dengan jadwal/waktu yang
pembangunan desa. Program desa ditentukan. Ada beberapa hal yang
harus sesuai dengan aspirasi, perlu diperhatikan dalam
kebutuhan, potensi, dan masalah pelaksanaan program, yaitu:
yang dihadapi oleh masyarakat, Pemerintah desa bertanggungjawab
dengan penentuan prioritas melaksanakan program kegiatan;
program yang melibatkan Pemerintah desa yang dibantu oleh
masyarakat yang partisipatif dari dusun, RT, RW mengumpulkan
bawah dan menyeluruh. Didalam dana (pendapatan) untuk
membiayai pengeluaran; pendapatan ke dalam buku
Pemerintah desa mengalokasikan rincian pendapatan.
dana untuk membiayai pelaksanaan 2) Penatausahaan Belanja Desa
kegiatan; Kepala Desa melakukan Penatausahaan belanja
koordinasi dan pengawasan desa dilakukan dengan
terhadap jalannya kegiatan pembuatan bukti kuitansi dan
pemerintah desa; Masyarakat ikut pencatatatan belanja kegiatan
menyumbangkan tenaga, dana, dan tunai oleh bendahara desa pada
ikut berpartisipasi mengawasi buku kas umum. Sedangkan
jalannya pelaksanaan kegiatan. untuk belanja kegiatan yang
bersifat transfer langsung ke
c. Penatausahaan pihak ketiga bendahara
Penatausahaan menurut melakukan pencatatan ke dalam
Herlianto (2017: 13) merupakan buku bank. Pencatatan
kegiatan pencatatan yang khusus penerimaan baik kas maupun
dilakukan oleh bendahara desa transfer harus disertai dengan
melalui buku kas umum, buku kas bukti yang lengkap dan sah
pembantu pajak, buku bank desa serta dicatat secara benar dan
serta setiap bulan membaut laporan tertib. Selain pencatatan
pertanggungjawaban bendahara. transaksi pada buku kas umum
Berikut hal-hal yang perlu atau buku bank, bendahara desa
dilakukan dalam penatausahaan juga mencatat kewajiban
oleh bendahara desa: perpajakan yang dipotong/
1) Penatausahaan Penerimaan dipungut atas transaksi belanja
Desa yang dilakukan.
Penatausahaan penerimaan 3) Penatausahaan Pembiayaan
desa ini merupakan kegiatan Desa
penerimaan yang bersifat tunai Penatusahaan pembiayaan
yang diterima oleh bendahara desa dilakukan dengan
desa dengan dibuatkan bukti mencatat penerimaan
kuitansi tanda terima dan pembiayaan maupun
dicatat oleh bendahara desa pengeluaran pembiayaan dalam
pada buku kas umum. buku rincian pembiayaan.
Sedangkan untuk penerimaan 4) Dokumen Penatausahaan oleh
yang bersifat transfer, Bendahara Desa
bendahara desa akan mendapat Akumulasi realisasi
informasi dari bank berupa nota belanja dapat dilihat dari
kredit atas dana-dana yang dokumen buku pembantu
masuk ke rekening kas desa, rincian objek belanja.
untuk selanjutnya dilakukan 5) Laporan Bendahara Desa
pencatatan dalam buku bank. Bendahara wajib
Selain itu, bendahara desa juga mempertanggungjawabkan
membukukan realisasi laporan keuangan melalui
laporan pertanggungjawaban
yang disampaikan setiap bulan Laporan pertanggung-
kepada kepala desa paling jawaban pelaksanaan
lambat tanggal 10 bulan APBDes setiap akhir tahun
berikutnya. Serta sebelumnya, anggaran disampaikan
bendahara melakukan tutup kepada bupati/ walikota
buku setiap akhir bulan secara melalui camat setelah
tertib, meliputi buku kas pemerintah desa dan BPD
umum, buku bank, buku pajak telah sepakat terhadap
dan buku rincian pendapatan laporan pertanggung-
yang dilakukan bersama jawaban pelaksanaan
dengan kepala desa. APBDes dalam bentuk
peraturan desa (Perdes).
d. Pelaporan dan Pertanggungjawaban Selanjutnya, peraturan desa
Menurut Herlianto (2017: 15) disampaikan bupati/
kepala desa memiliki kewajiban walikota sebagai bagian tak
untuk menyampaikan laporan yang terpisahkan dari laporan
bersifat periodik semesteran dan penyelenggaraan
tahunan kepada bupati/ walikota pemerintahan desa. Laporan
dan juga yang disampaikan ke paling lambat disampaikan
BPD, dengan rincian sebagai paling lambat 1 bulan
berikut: setelah tahun anggaran.
1) Laporan kepada bupati/ c) Laporan Realisasi
walikota (melalui camat) Penggunaan Dana Desa
meliputi: Laporan realisasi
a) Laporan semesteran penggunaan dana desa
realisasi pelaksanaan disampaikan kepada bupati/
APBDes walikota setiap semester,
Laporan realisasi yaitu semester 1 paling
pelaksanaan APBDes lambat minggu ke empat
disampaikan kepada bupati/ bulan Juli tahun anggaran
walikota terdiri atas laporan berjalan dan semester 2
semester pertama yang paling lambat minggu ke
disampaikan paling lambat empat bulan Januari tahun
pada akhir bulan Juli tahun anggaran berikutnya.
berjalan dan laporan 2) Laporan kepada Badan
semester akhir tahun yang Permusyawaratan Desa (BPD)
disampaikan paling lambat
pada akhir bulan Januari Laporan keterangan pertanggung-
tahun berikutnya. jawaban realisasi pelaksanaan APBDes
b) Laporan pertanggung- terdiri dari pendapatan, belanja, dan
jawaban pelaksanaan pembiayaan. Laporan pertanggungjawaban
APBDes setiap akhir tahun realisasi pelaksanaan APBDes merupakan
angggaran laporan yang disampaikan secara periodik
kepada BPD terhadap pelaksanaan
APBDes yang telah disepakati di awal Peneliti menggunakan dua sumber
tahun dalam bentuk peraturan desa data dalam melakukan penelitian ini,
(Perdes). Laporan tersebut dilampiri sumber pertama adalah sumber primer atau
dengan format laporan pertanggung- data berasal langsung dari subjek
jawaban pelaksanaan APBDes tahun penelitian yang didapatkan melalui
anggaran berkenan, format laporan wawancara, observasi, dan sebagainya.
kekayaan milik desa per 31 Desember Sedangkan sumber kedua adalah sumber
tahun anggaran berkenaan, serta format sekunder, yaitu data diperoleh dari buku
laporan program pemerintah dan hingga website guna menunjang sumper
pemerintah daerah yang masuk ke desa. pertama.

METODE PENELITIAN Didalam penelitian ini peneliti


menggunakan tiga teknik pengumpulan
Pada penelitian mengenai “Desa data, yaitu melalui wawancara, observasi,
dalam Mengelola Anggaran Pendapatan serta dokumentasi mengenai pengelolaan
dan Belanja Desa (APBDes) untuk APBDes di Desa Kumendung Kecamatan
Pembangunan” khususnya di Desa Rembang Kabupaten Rembang.
Kumendung Kecamatan Rembang
Kabupaten Rembang ini peneliti HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan metode penelitian kualitatif
deskriptif, yaitu suatu penelitian yang Perencanaan APBDes
menggambarkan keadaan nyata di Perencanaan APBDes berdasarkan
lapangan dengan data berupa kata-kata, bab v bagian kesatu dalam Peraturan
dokumen, serta berbagai catatan hasil Bupati Rembang Nomor 64 tahun 2018
pengamatan. merupakan perencanaan penerimaan dan
pengeluaran pemerintahan desa pada tahun
Terdapat beberapa subyek yang anggaran berkenaan yang dianggarkan
peneliti jadikan sebagai informan dalam dalam APBDes. Perencanaan APBDes
penelitian ini, yang mana peneliti pilih menurut Herlianto (2017: 12) merupakan
menggunakan metode purposive sampling, kegiatan pemerintah desa yang harus
yaitu berdasarkan orang atau informan melibatkan partisipasi masyarakat melalui
yang memiliki power dan otoritas pada Musyawarah Perencanaaan Pembangunan
situasi sosial terkait. Subjek pada Desa (Musrenbangdes). Program desa
penelitian ini diantaranya yaitu: Kepala harus sesuai dengan aspirasi, kebutuhan,
Bidang Penyelenggaraan Pemberdayaan potensi, dan masalah yang dihadapi oleh
Pemerintahan Desa Dinas Pemberdayaan masyarakat, dengan penentuan prioritas
Masyarakat dan Desa Kabupaten program yang melibatkan masyarakat yang
Rembang; Kepala Seksi Pemberdayaan partisipatif dari bawah dan menyeluruh. Di
Masyarakat dan Desa Kecamatan dalam perencanaan perlu disusun sasaran-
Rembang; Pendamping Desa Kumendung; sasaran atau hasil-hasil yang akan dicapai
Pemerintah Desa Kumendung; Badan dari masing-masing program operasional
Permusyawaratan Desa Kumendung; dan desa serta merancang agenda kegiatan
Tokoh Masyarakat Desa Kumendung. untuk mencapai hasil-hasil dari rencana
program dan merancang jadwal kegiatan
program dalam satu tahun.
Pelaksanaan Musrenbangdes dalam koordinasi terkait hal tersebut juga sudah
perencanaan APBDes di Desa dilakukan antara pemerintah desa dengan
Kumendung, Kecamatan Rembang, BPD, namun yang disayangkan adalah
Kabupaten Rembang masih belum masih kurangnya komunikasi,
optimal, hal ini dikarenakan peserta penampungan aspirasi, dan penyampaian
Musrenbangdes yang merupakan wakil prioritas program kepada masyarakat.
dari masyarakat baik itu anggota BPD,
Gambar 1.1
RT/RW, dan lembaga yang lain, masih
Pembangunan Warung Desa Kumendung
kurang tanggap dan belum bisa tahun 2019 sebagai salah satu prioritas
menyampaikan aspirasi dan potensi dari program Pemerintah Desa Kumendung
masyarakat dengan baik.

Partisipasi masyarakat dalam


perencanaan APBDes di Desa
Kumendung, Kecamatan Rembang,
Kabupaten Rembang masih belum
maksimal, hal ini dikarenakan tingkat
kepedulian masyarakat terhadap
pembangunan di desa yang masih rendah,
dan kebanyakan masyarakat masih belum
paham arah pembangunan pemerintah
sekarang, SDM yang ada masih belum
sadar akan pentingnya untuk turut serta
mengawal pengelolaan keuangan desa
yang besar sekarang ini. Penjadwalan program dalam
Sasaran atau hasil yang akan dicapai perencanaan APBDes di Desa
yang seharusnya ditetapkan dalam Kumendung, Kecamatan Rembang,
perencanaan APBDes di Desa Kabupaten Rembang belum dilaksanakan
Kumendung, Kecamatan Rembang, dengan baik, hal ini karena masih
Kabupaten Rembang ternyata belum menunggu kesiapan dari sumber daya
dilaksanakan dengan baik, hal ini manusia dan sumber keuangan yang
dikarenakan hanya kepala desa saja yang dibutuhkan.
bisa menyampaikan terkait sasaran Penganggaran program dalam
tersebut, sekretaris desa selaku koordinator perencanaan APBDes di Desa
pelaksana pengelolaan keuangan desa, Kumendung, Kecamatan Rembang,
ketua BPD, dan juga masyarakat tidak tau Kabupaten Rembang belum terlaksana
akan sasaran atau hasil yang akan dicapai dengan baik, khususnya dibidang
yang seharusnya ditetapkan dan pemberdayaan masyarakat. Hal ini karena
dikomunikasikan bersama. adanya beberapa lembaga desa yang
Penentuan prioritas program dalam menerima dana operasional saja tapi belum
perencanaan APBDes di Desa paham tupoksinya dan bahkan lembaga
Kumendung, Kecamatan Rembang, tersebut tidak aktif, sehingga justru
Kabupaten Rembang sudah dilakukan, membuat anggaran keuangan desa
menguap begitu saja. Adanya program desa belum mampu menghasilkan
titipan dari dinas daerah yang justru Pendapatan Asli Desa (PADes) sendiri
mengganggu penganggaran keuangan karena BUMDes juga belum berjalan.
desa. Selain itu juga komunikasi dan
penyampaian informasi terkait Tanggungjawab pemimpin yang
penganggaran program dalam perencanaan diperankan oleh Kepala Desa Kumendung
APBDes kepada masyarakat yang belum dalam pelaksanaan APBDes di Desa
dilaksanakan dengan baik. Kumendung, Kecamatan Rembang,
Kabupaten Rembang sudah baik, hal ini
Pelaksanaan APBDes terlihat dari ketegasan, kontribusi, dan
Pelaksanaan APBDes menurut pengorbanan yang dilakukan.
Herlianto (2017: 12) merupakan kegiatan
mengelola dan menggerakan sumber daya Alokasi dana dan pembiayaan
manusia dan dana untuk program dalam pelaksanaan APBDes di
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang Desa Kumendung, Kecamatan Rembang,
sudah dirumuskan dalam perencanaan Kabupaten Rembang sudah baik, hal ini
APBDes sesuai dengan jadwal/waktu yang dapat terjadi karena dalam mengalokasikan
ditentukan. Beberapa hal yang perlu dana untuk pembiayaan program sudah
diperhatikan dalam pelaksanaan APBDes, melibatkan tim ahli dan optimalnya peran
yaitu: pemerintah desa bertanggungjawab pendamping desa dalam proses
melaksanakan program kegiatan; perencanaan dan penganggaran. Selain itu
pemerintah desa yang dibantu oleh dusun, masyarakat juga siap untuk diajak gotong
RT, RW mengumpulkan dana royong apabila dibutuhkan tenaganya.
(pendapatan) untuk membiayai Koordinasi dan pengawasan
pengeluaran; pemerintah desa pimpinan dalam pelaksanaan APBDes di
mengalokasikan dana untuk membiayai Desa Kumendung, Kecamatan Rembang,
pelaksanaan kegiatan; kepala desa Kabupaten Rembang sudah berjalan
melakukan koordinasi dan pengawasan dengan baik, hal ini terbukti dengan
terhadap jalannya kegiatan pemerintah adanya rapat koordinasi yang diadakan
desa; masyarakat ikut menyumbangkan rutin setiap hari senin dan juga adanya
tenaga, dana, dan ikut berpartisipasi diskusi yang sering dilakukan bersama
mengawasi jalannya pelaksanaan kegiatan. perangkat Desa Kumendung. Selain itu
Sumber daya manusia dalam Kepala Desa Kumendung juga selalu
pelaksanaan APBDes di Desa melakukan pengawasan baik secara
Kumendung, Kecamatan Rembang, langsung di lapangan ataupun secara tidak
Kabupaten Rembang masih belum langsung yaitu dengan audiensi lisan
optimal, perangkat desa masih belum terhadap penanggungjawab program dan
lancar dan terampil dalam menggunakan kegiatan.
sistem informasi dalam pengelolaan Partisipasi dan pengawasan dari
APBDes, selain itu juga tingkat masyarakat dalam pelaksanaan APBDes di
kedisiplinan yang masih rendah. Untuk Desa Kumendung, Kecamatan Rembang,
pendanaan dalam pelaksanaan APBDes Kabupaten Rembang masih rendah.
juga masih bergantung pada dana transfer, Kebanyakan masyarakat hanya
berpartisipasi sebagai tenaga tukang batu desa dalam penguasaan teknologi dan
dan kuli bangunan saja, belum terlibat sistem yang digunakan dalam
sebagai panitia pelaksanaan program yang penatausahaan APBDes yaitu Siskeudes.
lebih kompleks. Selain itu juga masyarakat Selain itu dalam penatausahaan APBDes
yang masih cenderung apatis dan cuek di Desa Kumendung Kecamatan Rembang
dalam pengawasan pelaksanaan program. Kabupaten Rembang juga masih
terkendala oleh keterlambatan pelaksana
Penatausahaan APBDes kegiatan dalam penyerahan nota dan SPJ.
Penatausahaan APBDes dalam bab v
bagian ketiga Peraturan Bupati Rembang Pengelolaan dokumen arsip
Nomor 64 tahun 2018 tentang Pedoman bendahara desa dalam penatausahaan
Pengelolaan Keuangan Desa merupakan APBDes di Desa Kumendung, Kecamatan
kegiatan pencatatan setiap penerimaan dan Rembang, Kabupaten Rembang sudah
pengeluaran serta melakukan tutup buku berjalan dengan baik, hal ini sudah
setiap akhir bulan secara tertib. Kegiatan dilakukan secara otomatis dengan
penatausahaan bertumpu pada tugas dan menggunakan Siskeudes. Selain itu juga
tanggungjawab bendahara desa. dilakukan secara manual dan ditempatkan
Pelaksanaan penatausahaan harus disertai di gudang arsip yang ada di kantor desa,
dengan surat tanda setoran, bukti dan dokumen arsip juga siap jika suatu
penerimaan, dan bukti penerimaan lain saat dibutuhkan.
yang sah, serta wajib
Gambar 1.2
mempertanggungjawabkan uang melalui
Daftar Dokumen Arsip Bendahara Desa
laporan pertanggungjawaban. Laporan Kumendung tahun 2019 pada Siskeudes
pertanggungjawaban tersebut kemudian
disampaikan setiap bulan kepada kepala
desa. Penatausahaan menurut Herlianto
(2017: 13) merupakan kegiatan pencatatan
yang khusus dilakukan oleh bendahara
desa, melalui buku kas umum, buku kas
pembantu pajak, buku bank desa, serta
setiap bulan membuat laporan
pertanggungjawaban bendahara. Berikut
Gambar 1.3
hal-hal yang perlu dilakukan dalam Ruang Arsip di Kantor Desa Kumendung
penatausahaan oleh bendahara desa:
penatausahaan penerimaan desa;
penatausahaan belanja desa;
penatausahaan pembiayaan desa; dokumen
penatausahaan oleh bendahara desa; dan
laporan bendahara desa.

Penatausahaan penerimaan, belanja,


dan pembiayaan desa di Desa Kumendung
masih belum optimal, hal ini karena masih
terkendala oleh kemampuan bendahara
Laporan pertanggungjawaban dilaksanakan sebagaimana mestinya.
bulanan oleh bendahara desa dalam Laporan kepada BPD Desa Kumendung
penatausahaan APBDes di Desa hanya disampaikan di akhir tahun
Kumendung masih belum dilaksanakan anggaran saja.
secara tepat waktu dan konsisten. Hal ini
terjadi karena bendahara desa masih Pertanggungjawaban APBDes
terkendala dalam penatausahaan Pertanggungjawaban APBDes
penerimaan, belanja, dan pembiayaan desa berdasarkan bab v bagian kelima Peraturan
sehingga juga berdampak menghambat Bupati Rembang Nomor 64 tahun 2018
dalam melakukan laporan tentang Pengelolaan Keuangan Desa yaitu
pertanggungjawaban bulanan. Kepala Desa menyampaikan laporan
pertanggungjawaban realisasi APBDes
Pelaporan APBDes kepada bupati melalui camat setiap akhir
Pelaporan APBDes berdasarkan bab tahun anggaran. Pertanggungjawaban
v bagian keempat Peraturan Bupati APBDes juga harus disetujui oleh BPD
Rembang Nomor 64 tahun 2018 tentang dan diinformasikan kepada masyarakat
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa melalui media informasi. Laporan
dilakukan kepala desa dengan pertanggungjawaban disampaikan paling
menyampaikan laporan realisasi lambat 3 (tiga) bulan setelah akhir tahun
pelaksanaan APBDes dan laporan realisasi anggaran berkenaan yang ditetapkan
kegiatan kepada bupati melalui camat dengan Peraturan Desa. Menurut Herlianto
berupa laporan semester pertama paling (2017: 15) kepala desa memiliki kewajiban
lambat pada akhir bulan Juli tahun untuk menyampaikan laporan
berjalan. Menurut Herlianto (2017: 15) pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan
kepala desa memiliki kewajiban untuk APBDes setiap akhir tahun angggaran
menyampaikan laporan yang bersifat kepada bupati melalui camat dan kepada
periodik semesteran kepada bupati/ Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
walikota dan juga yang disampaikan ke
BPD. Laporan realisasi APBDes oleh
kepala desa kepada bupati di akhir tahun
Laporan semester pertama anggaran di Desa Kumendung masih
pelaksanaan APBDes dan laporan realisasi mengalami keterlambatan, hal ini
kegiatan kepada bupati melalui camat di disebabkan karena tingkat kedisiplinan
Desa Kumendung masih terjadi para perangkat desa, lembaga desa, dan
keterlambatan, hal ini dikarenakan SDM pelaksana kegiatan yang masih kurang.
yang kurang disiplin dan masih suka Penguasaan teknologi dan sistem aplikasi
mengulur waktu dalam melakukan pengelolaan keuangan juga masih kurang.
pekerjaan, termasuk dalam penyusunan Selain itu juga karena pendampingan,
SPJ dan pembuatan laporan keuangan pembimbingan, serta pengawasan dari
lainnya, ditambah lagi kurangnya pemerintah daerah ke desa yang masih
penguasaan teknologi. Selain itu laporan belum optimal.
semester pertama pelaksanaan APBDes
dan laporan realisasi kegiatan kepada BPD Laporan realisasi APBDes Desa
di Desa Kumendung juga tidak Kumendung yang harus diinformasikan
kepada masyarakat melalui media
informasi belum dilaksanakan dari masyarakat dalam pelaksanaan
sebagaimana mestinya. Laporan hanya APBDes juga masih rendah.
disampaikan melalui musyawarah desa dan Penatausahaan APBDes di Desa
yang menghadiri hanya perwakilan Kumendung belum berjalan dengan baik,
masyarakat saja. Laporan realisasi karena bendahara desa belum lancar dalam
APBDes belum disampaikan melalui menggunakan teknologi dan sistem yang
media informasi yang bisa diakses oleh digunakan untuk penatausahaan APBDes,
seluruh masyarakat Desa Kumendung. selain itu juga karena terlambatnya
Padahal berdasarkan regulasi yang ada pelaksana kegiatan dalam menyerahkan
masyarakat tidak hanya memiliki hak nota dan SPJ kegiatan. Untuk laporan
untuk mengetahui anggaran, tetapi berhak pertanggungjawaban bulanan oleh
untuk menuntut pertanggungjawaban atas bendahara desa juga masih belum
rencana ataupun pelaksanaan anggaran dilaksanakan secara konsisten dan tepat
tersebut. waktu. Pelaporan APBDes di Desa
Kumendung kepada bupati pada semester
SIMPULAN pertama masih terjadi keterlambatan.
Pengelolaan APBDes di Desa Selain itu laporan semester pertama
Kumendung Kecamatan Rembang pelaksanaan APBDes kepada BPD juga
Kabupaten Rembang belum dapat tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya.
dikatakan optimal, hal tersebut didasarkan Pertanggungjawaban APBDes di Desa
dari berbagai permasalahan yang masih Kumendung belum berjalan dengan baik,
banyak ditemukan mulai dari tahap karena laporan realisasi APBDes di akhir
perencanaan hingga pertanggungjawaban. tahun anggaran masih mengalami
Perencanaan APBDes di Desa Kumendung keterlambatan. Laporan realisasi APBDes
belum berjalan dengan baik, karena juga belum disampaikan melalui media
pelaksanaan Musrenbangdes belum informasi yang bisa diakses oleh seluruh
sepenuhnya bisa menampung aspirasi masyarakat Desa Kumendung.
masyarakat, partisipasi masyarakat dalam
DAFTAR PUSTAKA
tahap perencanaan APBDes masih rendah, Adhayanto, O., Bismar Arianto,
penentuan prioritas program dan sasaran Winatawira, Suryadi, Nurhasanah.
yang akan dicapai belum disosialisasikan 2019. The Evaluation of the
kepada masyarakat, penjadwalan dan Utilization of the 2018 Village Funds
penganggaran program juga belum in Bintan District and Lingga
dilaksanakan dengan baik. Pelaksanaan District. Jurnal Bina Praja 11 (2):
APBDes di Desa Kumendung belum 125-136.
berjalan dengan baik, karena SDM yang
ada belum sepenuhnya menguasai Adisasmita, Rahardjo. 2014. Pengelolaan
teknologi dalam pengelolaan APBDes dan Pendapatan dan Anggaran Daerah.
tingkat kedisiplinannya juga masih rendah. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Pendapatan desa masih bergantung hanya
pada dana transfer saja, desa belum Bawias, R., Pangkey, M., & Rorong, A.
mampu menghasilkan Pendapatan Asli 2015. Pengelolaan Anggaran
Desa (PADes). Partisipasi dan pengawasan Pendapatan dan Belanja Desa
dalam Menunjang Pembiayaan
Pembangunan di Desa Bitunuris Islamy, Irfan. 2003. Dasar-dasar
Kecamatan Salibabu Kabupaten Administrasi Publik dan Manajemen
Kepulauan Talaud. JURNAL Publik. Jakarta: Bina Aksara.
ADMINISTRASI PUBLIK, 4(32).
Keban, Yeremias T. 2004. Enam Dimensi
Berita Pemerintah. 2018. Prestasi Lagi, Strategik Administrasi Publik.
Rembang Raih Penghargaan Yogyakarta: Gava Media.
Penyaluran Dana Desa Terbaik Se
Jateng. Dalam https://rembangkab. Kencana Syafiie, Inu. 2010. Ilmu
go.id/berita/prestasi-lagi-rembang- Administrasi Publik (Edisi Revisi).
raih-penghargaa-penyaluran-dana- Jakarta: PT. Rineka Cipta.
desa-di-terbaik-se-jateng/ (Diakses Kementerian Keuangan. 2018. Akumulasi
pada Kamis, 17 Oktober 2019). Penyaluran Dana Desa Hingga
Fitriyani, L. Y., Marita, Windyastuti, Tahun 2018 Tahap 2 Mencapai Rp
Ridho Wahyu Nurahman. 2018. 149,31 Triliun. Dalam
Determinants Of Village Fund http://www.kemenkeu.go.id/publikas
Allocation in Trimulyo Village, i/berita/akumulasi-penyaluran-dana-
Sleman Regency, the Special Region desa-hingga-tahun-2018-tahap-2-
of Yogyakarta. Jurnal Akuntansi mencapai-rp149-31-triliun/ (Diakses
Multiparadigma JAMAL Volume 9. pada Kamis, 17 Oktober 2019).
Nomor 3. Halaman 526-539. Kencana Syafiie, Inu. 2011. Manajemen
Malang. ISSN 2086-7603. e-ISSN Pemerintahan. Jakarta: Pustaka Reka
2089-5879. Tahun 2018. Cipta.
Handoko, T. Hani. 2011. Manajemen Mahasinpaisan, T. 2011. The Causal
Personalia dan Sumberdaya Relationship of Organizational
Manusia. Yogyakarta: Penerbit Performance of Thailand Higher
BPFE. Education Institutions. A Paper to be
Hariani, Dyah. 2013. Azas-Azas Presented at the 9th Annual Hawaii
Manajemen. Semarang: UPT UNDIP International Conference on
Press Semarang. Education Honolulu, Hawaii
Descriptors: relationship,
Hasibuan, Malayu S.P. 2006. Manajemen transformational. Journal Of
(Dasar, Pengertian, dan Masalah). Knowledge Management, 1–9.
Bumi Aksara: Jakarta.
Pasolong, Harbani. (2017). Teori
Herlianto, Didit. 2017. Manajemen Administrasi Publik. Bandung:
Keuangan Desa (Berbasis pada Alfabeta.
Peraturan Menteri dalam Negeri
Republik Indonesia Nomor 113 Puspawardani, W. 2017. Pengelolaan
Tahun 2014 tentang Pengelolaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Keuangan Desa). Gosyen Desa Oleh Pemerintah Desa Di
Publishing: Yogyakarta. Desa Parakanmanggu Kecamatan
Parigi Kabupaten
Pangandaran. Dinamika: Jurnal Umam, Khaerul. 2012. Manajemen
Ilmiah Ilmu Administrasi Organisasi. Bandung: CV. Pustaka
Negara, 4(1), 1-8. Ceria

Puspitasari, Rahayu. 2018. Peran Badan Wahjosumidjo. 1987. Kepemimpinan dan


Permusyawaratan Desa terhadap Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Pengawasan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa di Desa Mojogede Widowati, Linda., Santoso, R. S. 2017.
Kecamatan Balongpanggang Akuntabilitas Pengelolaan Dana
Kabupaten Gresik. Publika: Jurnal Desa di Desa Sridadi Kecamatan
Online Program Studi S-1 Ilmu Rembang Kabupaten Rembang
Administrasi Negara, 6(6), 1-7). tahun 2016. Jurnal Administrasi
Publik, Fisip, Undip.
Santo Prastowo, D. 2017. Pengelolaan
Keuangan Desa Bangunharjo Wijaya, Andy Fefta, dan Oscar Radyan
Kecamatan Sewon Kabupaten Danar. (2014). Manajemen Publik
Bantul. Adinegara, 6(2), 205-214. Teori dan Praktik. Malang:
University of Brawijaya Press.
Sondang, P. Siagian. 2005. Organisasi,
Kepemimpinan dan Perilaku Yandip Prov Jateng. 2019. Pencairan dana
Organisasi. Jakarta: CV. Haji desa kabupaten rembang sudah dapat
Masagung. dimulai bulan ini. Dalam https://
jatengprov.go.id/beritadaerah/pencai
Suaib, E., Bahtiar, Jamal Bake. 2016. The ran-dana-desa-kabupaten-rembang-
Effectiveness of 'APB-Desa' sudah-dapat-dimulai-bulan-ini/
Management in West Muna Regency. (Diakses pada Kamis, 17 Oktober
MIMBAR Social and Development 2019).
Journal, Vol. 32, No. 2, pp. 282-291.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

Thoha Miftah. 2017. Kepemimpinan


dalam Manajemen. Depok: PT. Raja
Grafindo Persada.

Triyono, Fatchan Achyani, Mufti Arief


Arfiansyah. 2019. The Determinant
Accountability of Village Funds
Management (Study in Te Villages in
Wonogiri District). JURNAL Riset
Akuntansi dan Keuangan Indonesia
Vol.4 No.2.

You might also like