Professional Documents
Culture Documents
Abstract
The lateness of Kumendung village in sending draft of village regulation about Village
Revenue and Expenditure Budget and the report of the realization about implementation of
the Village Revenue and Expenditure Budget are the background in this study. The purpose
of this study is to analyze the management of Village Revenue and Expenditure Budget in
Kumendung village. In addition, it also to analyze the supporting and the inhibiting factors in
managing the Village Revenue and Expenditure Budget in Kumendung village. The method
used is a qualitative research method with descriptive approach. The results showed that
planning, implementation, administration, reporting, and accountability of Village Revenue
and Expenditure Budgets were not running well. Mainly in the administration, reporting, and
accountability activities which are often delayed. The inhibiting factors in the management of
Village Revenue and Expenditure Budget in Kumendung village is the inaccurate supervision
by the Head Village of Kumendung village, and the low coordination between village
government and village institutions. While the supporting factor is the good communication
in the village government and the effective leadership style of the Head Village of
Kumendung village. The recommendation which given are the need for change of focus in
controlling by the Head Village of Kumendung village, improvement of the coordination
system, and giving more intensive coaching and assistance to village official.
1
Mahasiswa Prodi S1 Administrasi Publik, Departemen Administrasi Publik, Universitas Diponegoro
2
Dosen Prodi S1 Administrasi Publik, Departemen Administrasi Publik, Universitas Diponegoro
Sedangkan faktor pendukungnya adalah komunikasi yang baik didalam pemerintah desa dan
gaya kepemimpinan Kepala Desa Kumendung yang efektif. Rekomendasi yang diberikan
adalah perlunya perubahan pusat perhatian dalam pengawasan oleh Kepala Desa
Kumendung, peningkatan sistem koordinasi, serta pembinaan dan pendampingan perangkat
dan kader desa yang lebih intensif.
Kata kunci: Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa; Pengelolaan; Desa; Pengawasan;
Kepemimpinan
PENDAHULUAN menyelenggarakan urusan pemerintahan
dan kepentingan masyarakat desa
Salah satu tujuan pemerintah setempat, yakni memegang kekuasaan
Indonesia dalam Undang-Undang Dasar pengelolaan keuangan dan aset desa.
Negara Republik Indonesia, adalah Pengelolaan menurut Prajudi
memajukan kesejahteraan umum, sehingga (Adisasmita, 2014: 21) merupakan
pemerintahan di Indonesia dapat pengendalian dan pemanfaatan semua
membangun kesejahteraan masyarakat. faktor sumber daya yang menurut suatu
Selain itu Sistem Pemerintahan di perencanaan diperlukan untuk penyesuaian
Indonesia dalam Undang-Undang Dasar suatu tujuan kerja tertentu. Keuangan desa
Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan semua hak dan kewajiban desa
memberikan keleluasaan kepada yang dapat dinilai dengan uang serta
pemerintah daerah untuk segala sesuatu berupa uang dan barang
menyelenggarakan otonomi daerah yang yang berhubungan dengan pelaksanaan
kemudian ditetapkan melalui Undang- hak dan kewajiban desa. Sedangkan aset
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang desa merupakan barang milik desa yang
Pemerintahan Daerah yang menggantikan berasal dari kekayaan asli desa, dibeli atau
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 diperoleh atas beban anggaran pendapatan
tentang Pemerintah Daerah yang sudah dan belanja desa atau perolehan hak
tidak sesuai lagi dengan perkembangan lainnya yang sah. Hak dan kewajiban desa
keadaan. yang berupa uang dan barang tersebut
Desa dalam Undang-Undang Nomor termasuk pendapatan desa, belanja desa,
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan dan pembiayaan desa, yang semua itu
Daerah merupakan kesatuan masyarakat terdapat dalam pengelolaan keuangan
hukum yang memiliki batas wilayah yang desa.
berwenang untuk mengatur dan mengurus Anggaran Pendapatan dan Belanja
urusan pemerintahan, kepentingan Desa (APBDes) sebagai bagian dari
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa keuangan desa dalam Peraturan Menteri
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 20
tradisional yang diakui dan dihormati tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan
dalam sistem pemerintahan Negara Desa merupakan rencana keuangan
Kesatuan Republik Indonesia. Sesuai tahunan pemerintah desa yang dibahas dan
dengan pasal 371 ayat 2 Undang-Undang disetujui bersama oleh pemerintah desa
Nomor 23 Tahun 2014 tentang dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Pemerintahan Daerah, desa memiliki yang di tetapkan dengan Peraturan Desa
kewenangan sesuai dengan ketentuan (Perdes) yang terdiri atas pendapatan,
peraturan perundang-undangan mengenai belanja, dan pembiayaan. Pengelolaan
desa, peraturan itu dituangkan melalui APBDes dalam Permendagri Nomor 20
Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan
tentang Desa. Desa terdiri atas kegiatan perencanaan,
Undang-Undang Nomor 6 Tahun pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan
2014 tentang Desa menyatakan bahwa dan pertanggungjawaban.
pemerintah desa yang terdiri atas kepala Pengelolaan APBDes berpedoman
desa dan perangkat desa bertugas pada petunjuk teknis perencanaan dan
pengelolaan keuangan desa untuk pengelolaan keuangan desa yang baik
menjamin penyelenggaraan pemerintahan, melalui Peraturan Bupati (Perbup)
pembangunan dan pelayanan masyarakat Rembang Nomor 64 tahun 2018 tentang
di desa yang baik. Pendapatan dan belanja Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa,
desa sudah semestinya dapat dikelola dijelaskan dalam bab ii pasal 2 bahwa
dengan baik, karena kini desa juga pengelolaan keuangan desa yang tercermin
mendapatkan Dana Desa (DD) yang di dalam APBDes harus berdasarkan asas
berasal dari Anggaran Pendapatan dan transparan, akuntabel, partisipatif, tertib
Belanja Negara (APBN) sebagai dan disiplin anggaran yang harus
pendapatan desa. Jumlah dana juga tidak dilakukan mulai dari kegiatan
sedikit, berikut jumlah besaran Dana Desa perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,
yang telah digulirkan pemerintah: pelaporan, dan pertanggungjawaban.
Kabupaten Rembang merupakan
Tabel 1.1 daerah yang memiliki 287 desa, yang
“Besaran Jumlah Dana Desa tahun 2015- setiap tahunnya menerima Dana Desa
2019” (DD). Pada tahun 2018 kemarin
No Tahun Jumlah (Triliun) Kabupaten Rembang meraih penghargaan
1 2015 20, 67 sebagai penyalur Dana Desa terbaik se-
2 2016 46, 98 Jawa Tengah, penghargaan ini diberikan
3 2017 60 langsung oleh Gubernur Jawa Tengah
4 2018 60 kepada Bupati Rembang (dikutip dari
5 2019 70 https://rembangkab.go.id).
Sumber: http://www.kemenkeu.go.id/ Meskipun pernah meraih
publikasi/berita/akumulasi-penyaluran- penghargaan sebagai kabupaten penyalur
dana-desa-hingga-tahun-2018-tahap-2- Dana Desa terbaik se-Jawa Tengah pada
mencapai-rp149-31-triliun/ tahun 2018, namun dalam pelaksanaannya
masih terdapat berbagai kendala. Kendala
Besarnya pendapatan yang ada di yang dialami diantaranya adalah dalam hal
desa menjadikan pentingnya peran pengajuan pencairan Dana Desa tahap I
pemerintah desa dalam penyelenggaraan (kesatu) tahun anggaran 2019. Yaitu dalam
pemerintahan di era otonomi ini, bahwa pengumpulan Peraturan Desa (Perdes)
pemerintah desa di era otonomi ini dituntut tentang APBDes yang merupakan syarat
untuk dapat menyelenggarakan utama untuk pengajuan pencairan Dana
pengelolaan keuangan desa. Keuangan Desa tahap kesatu tersebut.
desa kemudian tercermin melalui APBDes. Salah satu desa yang belum
Keuangan desa melalui APBDes menurut mengirimkan rancangan Perdes tentang
Herlianto (2017: 7-9) dalam pengelolaanya APBDes untuk pengajuan pencairan Dana
berdasarkan prinsip transparan, akuntabel, Desa tahap I (kesatu) adalah Desa
partisipatif, serta tertib dan disiplin Kumendung yang terletak di Kecamatan
anggaran. Rembang. Hal itu dibenarkan oleh Bapak
Kabupaten Rembang sebagai salah Heru Susilo, selaku Kepala Bidang
satu daerah di Jawa Tengah yang Penyelenggaraan Pemberdayaan
menerapkan otonomi daerah telah Pemerintahan Desa pada Dinpermades
melakukan upaya untuk mewujudkan Kabupaten Rembang dalam wawancara
yang dilakukan pada tanggal 21 Oktober KAJIAN TEORI
2019. Padahal Desa Kumendung saat ini
sudah masuk kategori desa maju setelah Manajemen Publik
ada kebijakan dana desa yang mendukung Menurut Overman (Pasolong, 2017:
ini, dulu sebelum ini masih termasuk 83) mengemukakan bahwa manajemen
kategori desa berkembang. Tenyata Desa publik adalah suatu studi interdisipliner
Kumendung pada tahun anggaran 2018 dari aspek-aspek umum organisasi, dan
juga termasuk yang terlambat dalam merupakan gabungan antara fungsi
mengirimkan laporan pelaksanaan manajemen seperti planning, organizing,
APBDes dan laporan realisasi kegiatan. dan controlling di satu sisi dengan SDM,
Ketidaktepatan waktu dalam keuangan, fisik, informasi dan politik di
penyelesaian dan pengumpulan Perdes sisi lain. Menurut Laurence Lynn (Wijaya,
tentang APBDes sebagai syarat dokumen 2014: 2) terdapat tiga kemungkinan dalam
utama untuk pengajuan pencairan Dana menggambarkan manajemen publik, yaitu
Desa tahap I (kesatu), serta ketidaktepatan sebagai seni (art), ilmu (sciene), dan
waktu dalam pengumpulan laporan profesi (profession). Manajemen Publik
pelaksanaan APBDes dan laporan realisasi sebagai seni dapat diartikan sebagai
kegiatan merupakan bentuk permasalahan aktivitas kreatif yang dilaksanakan oleh
fungsi perencanaan, pelaporan dan para praktisi, tidak dapat dipelajari dengan
pertanggungjawaban, serta pengawasan cara “dihitung” artinya manajemen publik
dalam pengelolaan APBDes. Tahap merupakan sebuah aktivitas yang memiliki
perencanaan, pelaporan dan tingkat fleksibelitas yang tinggi dan sangat
pertanggungjawaban yang merupakan tergantung dari situasi dan kondisi dimana
bagian dari kegiatan pengelolaan sesuai beroperasi. Sedangkan manajemen publik
Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 20 sebagai ilmu dapat diartikan sebagai
tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan manajemen publik memerlukan sebuah
Desa dan Peraturan Bupati Rembnag analisis sistematis dengan menggunakan
nomor 64 tahun 2018 tentang Pedoman interpretasi dan eksplanasi. Dan
Pengelolaan Keuangan Desa belum manajemen publik sebagai profesi Lynn
dijalankan sesuai ketetapan yang ada. merujuk pada kelompok yang
Rumusan masalah dalam penelitian mendedikasikan dirinya kepada ilmu ini.
ini adalah bagaimana pengelolaan Manajemen Publik sebagai bagian
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa dari administrasi publik menurut Keban
(APBDes) di Desa Kumendung, (2004: 85) merupakan suatu studi
Kecamatan Rembang, Kabupaten interdisipliner dari aspek-aspek umum
Rembang. Sedangkan tujuan dari organisasi, dan merupakan gabungan
penelitian ini adalah untuk antara fungsi manajemen seperti planning,
mendeskripsikan dan menganalisis organizing, dan controlling di satu sisi,
pengelolaan Anggaran Pendapatan dan dengan sumber daya manusia, keuangan,
Belanja Desa (APBDes) di Desa fisik, informasi dan politik di sisi lain.
Kumendung, Kecamatan Rembang, Selain itu manajemen publik juga
Kabupaten Rembang. memfokuskan pada bagaimana organisasi
publik mengimplementasikan kebijakan
publik. Perencanaan, pengorganisasian, perencanaan perlu disusun sasaran-
dan pengontrolan merupakan perangkat sasaran atau hasil-hasil yang akan
utama yang dilakukan oleh manajer publik dicapai dari masing-masing
dalam rangka menyelenggarakan program operasional desa serta
pelayanan pemerintah/publik. Manajemen merancang agenda kegiatan untuk
publik menurut Islamy (2003: 56) juga mencapai hasil-hasil dari rencana
berkaitan dengan fungsi dan proses program dan merancang jadwal
manajemen yang berlaku baik pada sektor kegiatan program dalam satu tahun.
publik (pemerintahan), maupun sektor Didalam penganggaran
diluar pemerintahan yang tidak bertujuan prinsipnya adalah merancang
mencari untung. kebutuhan dana yang digunakan
untuk membiayai program dan
Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan kegiatan desa di bidang
Belanja Desa (APBDes) pemerintahan, masyarakat, dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja pembangunan. Menentukan
Desa (APBDes) menurut Herlianto (2017: besaran dana yang digunakan untuk
19) merupakan rencana keuangan tahunan membiayai program dan kegiatan
pemerintah desa yang dalam konteks atau sering disebut dengan pos
pembangunan APBDes yang baik perlu pengeluaran atau belanja.
memperhatikan prinsip untuk Mengidentifikasi sumber-sumber
memfasilitasi dan memacu perkembangan pendapatan untuk membiayai
ekonomi produktif, meningkatkan dan belanja yang sudah direncanakan.
menjamin pemerataan pembangunan serta Prinsip dalam proses penganggaran
mendorong pemberdayaan masyarakat. adalah menentukan terlebih dahulu
Pengelolaan APBDes menurut pos pengeluaran atau belanja, baru
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor pos pendapatan.
113 Tahun 2014 (dalam Herlianto, 2017:
3) merupakan keseluruhan kegiatan yang b. Pelaksanaan
meliputi tahap-tahap berikut ini: Pelaksanaan menurut
Herlianto (2017: 12) terkait dengan
a. Perencanaan dan pengangggaran kegiatan mengelola dan
Menurut Herlianto (2017: 10) menggerakan sumber daya manusia
dalam tahap ini terkait dengan dan dana untuk menyelenggarakan
program desa yang dapat kegiatan-kegiatan yang sudah
melibatkan partisipasi masyarakat dirumuskan dalam perencanaan
melalui musyawarah perencanaan sesuai dengan jadwal/waktu yang
pembangunan desa. Program desa ditentukan. Ada beberapa hal yang
harus sesuai dengan aspirasi, perlu diperhatikan dalam
kebutuhan, potensi, dan masalah pelaksanaan program, yaitu:
yang dihadapi oleh masyarakat, Pemerintah desa bertanggungjawab
dengan penentuan prioritas melaksanakan program kegiatan;
program yang melibatkan Pemerintah desa yang dibantu oleh
masyarakat yang partisipatif dari dusun, RT, RW mengumpulkan
bawah dan menyeluruh. Didalam dana (pendapatan) untuk
membiayai pengeluaran; pendapatan ke dalam buku
Pemerintah desa mengalokasikan rincian pendapatan.
dana untuk membiayai pelaksanaan 2) Penatausahaan Belanja Desa
kegiatan; Kepala Desa melakukan Penatausahaan belanja
koordinasi dan pengawasan desa dilakukan dengan
terhadap jalannya kegiatan pembuatan bukti kuitansi dan
pemerintah desa; Masyarakat ikut pencatatatan belanja kegiatan
menyumbangkan tenaga, dana, dan tunai oleh bendahara desa pada
ikut berpartisipasi mengawasi buku kas umum. Sedangkan
jalannya pelaksanaan kegiatan. untuk belanja kegiatan yang
bersifat transfer langsung ke
c. Penatausahaan pihak ketiga bendahara
Penatausahaan menurut melakukan pencatatan ke dalam
Herlianto (2017: 13) merupakan buku bank. Pencatatan
kegiatan pencatatan yang khusus penerimaan baik kas maupun
dilakukan oleh bendahara desa transfer harus disertai dengan
melalui buku kas umum, buku kas bukti yang lengkap dan sah
pembantu pajak, buku bank desa serta dicatat secara benar dan
serta setiap bulan membaut laporan tertib. Selain pencatatan
pertanggungjawaban bendahara. transaksi pada buku kas umum
Berikut hal-hal yang perlu atau buku bank, bendahara desa
dilakukan dalam penatausahaan juga mencatat kewajiban
oleh bendahara desa: perpajakan yang dipotong/
1) Penatausahaan Penerimaan dipungut atas transaksi belanja
Desa yang dilakukan.
Penatausahaan penerimaan 3) Penatausahaan Pembiayaan
desa ini merupakan kegiatan Desa
penerimaan yang bersifat tunai Penatusahaan pembiayaan
yang diterima oleh bendahara desa dilakukan dengan
desa dengan dibuatkan bukti mencatat penerimaan
kuitansi tanda terima dan pembiayaan maupun
dicatat oleh bendahara desa pengeluaran pembiayaan dalam
pada buku kas umum. buku rincian pembiayaan.
Sedangkan untuk penerimaan 4) Dokumen Penatausahaan oleh
yang bersifat transfer, Bendahara Desa
bendahara desa akan mendapat Akumulasi realisasi
informasi dari bank berupa nota belanja dapat dilihat dari
kredit atas dana-dana yang dokumen buku pembantu
masuk ke rekening kas desa, rincian objek belanja.
untuk selanjutnya dilakukan 5) Laporan Bendahara Desa
pencatatan dalam buku bank. Bendahara wajib
Selain itu, bendahara desa juga mempertanggungjawabkan
membukukan realisasi laporan keuangan melalui
laporan pertanggungjawaban
yang disampaikan setiap bulan Laporan pertanggung-
kepada kepala desa paling jawaban pelaksanaan
lambat tanggal 10 bulan APBDes setiap akhir tahun
berikutnya. Serta sebelumnya, anggaran disampaikan
bendahara melakukan tutup kepada bupati/ walikota
buku setiap akhir bulan secara melalui camat setelah
tertib, meliputi buku kas pemerintah desa dan BPD
umum, buku bank, buku pajak telah sepakat terhadap
dan buku rincian pendapatan laporan pertanggung-
yang dilakukan bersama jawaban pelaksanaan
dengan kepala desa. APBDes dalam bentuk
peraturan desa (Perdes).
d. Pelaporan dan Pertanggungjawaban Selanjutnya, peraturan desa
Menurut Herlianto (2017: 15) disampaikan bupati/
kepala desa memiliki kewajiban walikota sebagai bagian tak
untuk menyampaikan laporan yang terpisahkan dari laporan
bersifat periodik semesteran dan penyelenggaraan
tahunan kepada bupati/ walikota pemerintahan desa. Laporan
dan juga yang disampaikan ke paling lambat disampaikan
BPD, dengan rincian sebagai paling lambat 1 bulan
berikut: setelah tahun anggaran.
1) Laporan kepada bupati/ c) Laporan Realisasi
walikota (melalui camat) Penggunaan Dana Desa
meliputi: Laporan realisasi
a) Laporan semesteran penggunaan dana desa
realisasi pelaksanaan disampaikan kepada bupati/
APBDes walikota setiap semester,
Laporan realisasi yaitu semester 1 paling
pelaksanaan APBDes lambat minggu ke empat
disampaikan kepada bupati/ bulan Juli tahun anggaran
walikota terdiri atas laporan berjalan dan semester 2
semester pertama yang paling lambat minggu ke
disampaikan paling lambat empat bulan Januari tahun
pada akhir bulan Juli tahun anggaran berikutnya.
berjalan dan laporan 2) Laporan kepada Badan
semester akhir tahun yang Permusyawaratan Desa (BPD)
disampaikan paling lambat
pada akhir bulan Januari Laporan keterangan pertanggung-
tahun berikutnya. jawaban realisasi pelaksanaan APBDes
b) Laporan pertanggung- terdiri dari pendapatan, belanja, dan
jawaban pelaksanaan pembiayaan. Laporan pertanggungjawaban
APBDes setiap akhir tahun realisasi pelaksanaan APBDes merupakan
angggaran laporan yang disampaikan secara periodik
kepada BPD terhadap pelaksanaan
APBDes yang telah disepakati di awal Peneliti menggunakan dua sumber
tahun dalam bentuk peraturan desa data dalam melakukan penelitian ini,
(Perdes). Laporan tersebut dilampiri sumber pertama adalah sumber primer atau
dengan format laporan pertanggung- data berasal langsung dari subjek
jawaban pelaksanaan APBDes tahun penelitian yang didapatkan melalui
anggaran berkenan, format laporan wawancara, observasi, dan sebagainya.
kekayaan milik desa per 31 Desember Sedangkan sumber kedua adalah sumber
tahun anggaran berkenaan, serta format sekunder, yaitu data diperoleh dari buku
laporan program pemerintah dan hingga website guna menunjang sumper
pemerintah daerah yang masuk ke desa. pertama.