You are on page 1of 7
PERBANDINGAN KEKUATAN KOLOM KOMPOSIT BERDASARKAN ACI 318 DAN AISC-LRFD Priyo Suprobo, Arif Sarwo Wibisono ABSTRACT Strength analysis of concrete encased composite columns using American Concrete Institute Code (ACI 318) and AISC-LRFD 1994 Specification are reviewed, evaluated and described in this paper. ACI 318 provisions for nominal strength are calculated based on strain compatibility concepts and AISC-LRED provisions are based on the bilinear interaction formulas. The results of strength calculation between axial and bending strength are plotted in the interaction diagrams. Trial column designs are analyzed to evaluate their strength as a function of ratio of structural steel to gross column area and nominal strength of concrete. The comparative results show that AISC-LRFD is generally conservative if compared to ACI 318. PENDAHULUAN Telah diketahui bersama bahwa _terdapat perbedaan antara elemen struktur tekan (kolom) baja dan beton. Kedua elemen struktur tersebut telah menjadi subyek yang sama-sama mendapat perhatian. Tetapi kolom komposit, kurang mendapat perhatian jika dibandingkan dengan dua elemen struktur tadi. Hal ini disebabkan ketidaklengkapan dan kadang- kadang ketidakcocokan peraturan-peraturan yang mengatur kolom komposit. Sebagai contoh, ACI 318 dan AISC-LRFD mempunyai cara yang berbeda dalam perhitungan kekuatan nominal kolom. Dengan cara perhitungan yang berbeda maka hasil yang didapatpun akan berbeda (Furlong 1983; Griffis 1992; Ricles dan Pabojian 1994; El-Tawil dan Deierlein, 1999). Tujuan dari tulisan ini adalah_memaparkan perbedaan antara ACI 318 dan AISC-LRFD dalam hal cara perhitungan kekuatan nominal kolom komposit. Kolom komposit yang ditinjau dibatasi pada kolom pendek sehingga kekuatannya hanya tergantung pada analisa_penampang, sedangkan stabilitasnya belum ditinjau dalam tulisan ini, Perbedaan kekuatan dievaluasi sebagai fungsi dari rasio penulangan Ay/Ag dan kuat tekan beton (f) yang dipakai, Pada kolom komposit rasio penulangan A,/A, merupakan perbandingan antara luas profil (saja) dengan was penampang kolom. PERATURAN DESAIN Dasar dari peraturan desain kolom komposit di Amerika adalah ACI 318 dan AISC-LRFD 1994. Peraturan AISC-LRFD untuk kolom komposit jika Gitelusuri adalah berdasarkan pada laporan Task Group 20 Structural Stability Research Council SSRC (1979). Pada laporan SSRC dijelaskan bahwa kolom komposit akan mempunyai kelakuan yang menyerupai kolom baja jika penampang kolom _komposit mempunyai kekuatan baja yang lebih besar dibandingkan kekuatan betonnya. Dan sebaliknya, kolom komposit akan berperilaku menyerupai kolom beton bertulang jika kekuatan betonnya lebih besar dibandingkan kekuatan baja. Dengan berdasar pada dasar pemikiran tersebut, kemudian SSRC mengambil suatu batasan rasio penulangan A,/A, sebesar 0,04. Jika penampang kolom mempunyai A,/A, lebih besar atau sama dengan 0,04 maka dapat didesain sebagai kolom komposit dan jike penampang memiliki AJA, kurang dari 0,04 kolom dide: sebagai kolom beton bertulang biasa. AISC-LRFD menggunakan batasan minimum 4% untuk dapat didesain sebagai kolom komposit. ACI 318 tidak mempunyai batasan rasio penulangan untuk kolom komposit. Peraturan ACI 318 untuk kekuatan nominal penampang Perhitungan kekuatan nominal _penampang kolom komposit menurut peraturan ACI 318 sama dengan perhitungan kekuatan nominal penampang kolom eton bertulang —biasa. Dasari perhitungannya adalah strain compatibility. Regangan serat tekan beton terluar sama dengan 0,003 dan regangan penampang berbentuk linier. Dengan berdasar pada kedua hal diatas, maka regangan pada semua komponen penampang dapat diketahui sehingga gaya serta momen yang bekerja pada masing-masing bagian penampang dapat dihitung. "fr. Priyo Suprobo MS., PhD. adalah staf pengajar di Jurusan Teknik Sipil, FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember | Surabaya Surabaya rif Sarwo Wibisono, ST. adalah alumnus Program S1 Jurusan Teknik Sipil FTSP, Institut Teknofogi Sepuluh Nopember MEDIA TEKNIK No.4 Tahun XXIII Edisi November 2001 No.ISSN 0216-3012 19 Tegangan tekan beton diasumsikan sebesar 0,85f.’ dan kekuatan tarik beton diabaikan. Jika suatu garis netral telah ditentukan, maka tinggi blok tekan beton tergantung dari kuat tekan beton (f,”) yang digunakan. Faktor pengali (B;) bemilai 0,85 untuk f.’ < 30MPa dan untuk f’ > 30MPa —dihitung dengan persamaan 0,85-0,08(f-30) dengan —nilai._ minimum 0,65.Tegangan pada profil WF dan tulangan longitudinal dapat dihitung sebagai perkalian antara regangan dengan modulus elastisitasnya, dengan batas P, dan M, adalah beban aksial dan momen berfaktor, Pjo adalah kekuatan tekan maksimun kolom (pada kondisi tekan murni), dan M,o adalah kekuatan lentur maksimum (pada kondisi lentur murni). Sedangkan dan $, merupakan faktor reduksi kekuatan untuk kolom dan balok (.=0,85 dan $,=0,90). Kekuatan tekan maksimum kolom pada kondisi tekan murni dihitung dengan persamaan (El-Tawil dan Deierlein 1999): maksimum tegangan lelehnya (Gambar 1). Pro = 0,6 f.’Ac + 0,7 Fyt Apt FyAy (4) 242m - LF con KY ZA... 40 meviein ) =o, & © * . i t— oc, Z le— « — Vimo > 1. ATG mmininy p> 7 Geom {| ‘+——__—_ti_—_____ Gambar 1. Gambar penampang, diagram regangan dan gaya yang bekerja Kekuatan maksimum kolom pada kondisi tekan ‘murni dapat dibitung dengan persamaan (EI-Tawil dan Deierlein 1999) Pao = 0,85 f.'Ac + Fye Ar + Fy As ao Dimana f,’, Fy, dan Fy menyatakan kuat tekan beton, tegangan leleh tulangan longitudinal dan tegangan leleh profil WF. Sedangkan A., A, dan A, menyatakan luas penampang dari beton, tulangan longitudinal dan profil WF Peraturan AISC-LRFD 1994 untuk kekuatan nominal penampang Didalam peraturan AISC-LRFD 1994 untuk perhitungan kekuatan nominal dihitung berdasarkan pada persamaan interaksi bilinier HI-la dan H1-1b, dimana pesamaan H1-1a dan H1-1b juga digunakan untuk kolom baja. Persamaan Hi-la dan H1-1b adalah: e 02 jika Ge, Q) 592 * @) oPa Pin eM ae MEDIA TEKNIK No.4 Tahun XXIII Edisi Noveriber 2001 No.ISSN 0216-3012 Dimana pengertian tiap-tiap notasi sama dengan pengertian notasi pada persamaan ACI 318. Persamaan yang digunakan pada AISC-LRFD ini (Persamaan 4) merupakan turunan dari persamaan yang digunakan oleh ACI 318 (Persamaan_ 1). Persamaan Py untuk AISC-LRFD (Persamaan 4) merupakan persamaan Pap untuk ACI 318 (Persamaan 1) dengan memberikan pengurangan kekuatan sebesar 30% untuk bagian beton dan tulangan longitudinal Dalam laporan Task Group 20 (1979), pengurangan sebesar 30% untuk bagian beton dan tulangan longitudinal merupakan saran ACI 318 untuk memperhitungkan pengaruh beton yang tidak terkekang. Kekuatan nominal kolom pada kondisi lentur muri dapat dihitung dengan persamaan yang diusulkan oleh Galambos dan Chapuis yang terdapat, pada Manual AISC-LRFD 1994 pada bagian Commentary. Persamaan yang digunakan adalah: Jar dengan Z, adalah modulus plastis penampang, F, adalah tegangan leleh baja, h; adalah dimensi kolom dalam arah momen, c, adalah nilai rata-rata jarak tulangan tekan terhadap serat tekan terluar dan jarak tulangan tarik terhadap serat tarik terluar, Ay adalah is Mu 2 40h -2eaeeo[ (5) Dem luas penampang profil bagian badan (web), f," adalah kuat tekan beton dan hy adalah dimensi kolom yang, tegak lurus arah momen. PERHITUNGAN KEKUATAN Peraturan ACI 318 Perhitungan kekuatan nominal kolom komposit menurut peraturan ACI 318 membutuhkan perhitungan yang komplek dan cukup panjang, sehingga tidak mudah dilakukan secara manual. Penggunaan tabel, grafik bantu atau program komputer akan sangat membantu (Furlong 1974; Furlong 1983; Furlong 1988). Pada tulisan ini digunakan cara numerik, dan cara ini telah banyak digunakan pada perhitungan kekuatan _kolom komposit, dengan variasi dalam perhitungannya (Lachance 1982; Munoz dan Hsu 1997a; Munoz dan Hsu 1997b; El-Tawil dan Deierlein 1999). Profil WF dibagi menjadi 1000 pias, yaitu 100 pias untuk masing-masing flens atas dan bawah dan 800 pias untuk badan. Regangan pada suatu pias diketahui dari diagram —regangan _penampang. Tegangan pias merupakan hasil perkalian antara regangan yang terjadi dengan modulus elastisitasnya, dengan batas maksimum tegangan leleh profil (F,) dan gaya yang bekerja pada pias merupakan perkalian luas pias dengan tegangan yang bekerja. Sedangkan momen yang bekerja pada pias merupakan perkalian antara gaya pada pias dengan lengan momennya, Wibisono (2000) membuktikan bahwa_perhitungan numerik ini mempunyai tingkat Keakurasian yang cukup baik jika dibandingkan dengan _hasil perhitungan secara manual. Gaya dan momen yang bekerja pada beton dan tulangan longitudinal dihitung dengan cara yang sama seperti pada perhitungan kolom beton bertulang, Hasil perhitungan disajikan dalam bentuk diagram interaksi dengan sumbu horisontal nilai momen dan nilai gaya pada sumbu vertikal. Diagram interaksi ACI 318 berbentuk parabola. Peraturan AISC-LRFD 1994 Untuk menggambar diagram interaksi_bilinier AISC-LRFD, hanya dibutuhkan dua nilai yang harus diketahui, yaitu Py dan Myo. Jika kedua nilai telah diketahui, berdasarkan persamaan Hi-la dan H1-Ib (Persamaan 2 dan 3) maka semua kondisi dalam diagram interaksi dapat diketahui, Langkah-langkah yang dilakukan untuk membuat diagram interaksi AISC-LRFD adalah: 1. Menghitung nilai Py dan menggunakan Persamaan 4 dan 5. 2. Menentukan ailai perbandingan P,/(p.Pyo) antara 0,0 sampsi dengan 1,0 dengan interval sesuai kehendak. 3. Diambil * suatu nilai tertentu, misalkan dinotasikan “a hitung nilai P,=Py/6.=a Pro. 4, Menghitung nilai perbandingan M,/(sM,o) dengan menggunakan persamaan 2 dan 3. Jika nilai “a” < 0,2 maka‘digunakan Persamaan 2 dan jika nilai “a” > 0,2.maka digunakan Persamaan 3. Misalkan nilai perbandingan M,/(.M,o) dinotasikan dengan “b”. 5. Menghitung nilai M,=My/.=b Mug 6. Untuk semua nilai perbandingan P,/(}.Pro), dilakukan perhitungan seperti cara di atas. Dengan menggunakan $.=1 dan =I, maka akan didapat kekuatan nominal. Jika semua nilai telah dihitung, maka dapat digambar diagram interaksi bilinier AISC-LRFD. Myo dengan perbandingan P,/(d

You might also like