You are on page 1of 13

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail :fkikuksw@adm.com

Uji Lemak
Vio Herawati Br. Tampubolon , Joko[2], Florentina D.S[3], Devin Geofani[4]
[1]
1,2,3,4
Program Studi Gizi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana
472018028@student.uksw.edu

ABSTRACT
Fat is the most abundant lipid compound in nature, all animal fats and most vegetable oils
contain long chain fatty acids. Fat forming can be distinguished based on the number and length of
carbon chains, the presence or absence of double bonds, the number of double bonds and the location of
double bonds, the form of cis or trans contained in fatty acids. The method in this practicum is carried out
by conducting solubility test, saponification, saturation test, cholesterol test (Salkowski test), and
extraction of fat from food ingredients. Each experiment was conducted so that the prince can test the
properties of fat and extract fat from food ingredients. The results found in the solubility test The sample
was mixed with distilled water which changed to dissolve namely margarine because the sample was the
same polar as the solvent. Whereas the sample mixed with chloroform contained sediment, namely
coconut oil, beef fat, soybean oil, egg yolk and olive oil because the sample is the same nonpolar as the
solvent. The sample of corn oil and sun seed oil does not change, this oil should have sediment because it
is exposed to an oxidation reaction. In conclusion Fat is needed by the body for metabolism so we have to
consume it but not excessively and are advised to consume unsaturated fats. Unsaturated fats play an
important role in transport and fat metabolism, immune function, maintaining cell membrane function
and integrity. The compounds regulate blood pressure, heart rate, immune function, nervous system
stimulation, muscle contraction and wound healing.
Keywords: Fat, Solubility Test and Unsaturated Fat.

ABSTRAK
Lemak adalah senyawa lipida yang paling banyak di alam, semua lemak bahan pangan hewani
dan sebagian besar minyak nabati mengandung asam lemak rantai panjang. Pembentuk lemak dapat
dibedakan berdasarkan jumlah dan panjangnya rantai karbon, ada atau tidaknya ikatan rangkap, jumlah
ikatan rangkap serta letak ikatan rangkap, bentuk cis atau trans yang terkandung di dalam asam lemak.
metode pada praktikum ini dilakukan dengan melakuan uji kelarutan, saponifikasi, uji saturasi, uji
kolestrol (Salkowski test), dan ekstraksi lemak dari bahan makanan. Setiap percobaan yang dilakukan ini
bertujuan agar pratikan dapat menguji sifat-sifat lemak dan mengekstraksi lemak dari bahan makanan.
Hasil yang didapati pada uji kelarutan Sampel yang dicampurkan dengan aquades yang berubah menjadi
larut yaitu margarin karena sampel bersifat polar yang sama dengan pelarutnya. Sedangkan pada sampel
yang dicampurkan dengan kloroform yang terdapat endapan yaitu minyak kelapa, lemak sapi, minyak
kedelai, kuning telur dan minyak zaitun karena sampel bersifat nonpolar yang sama dengan pelarutnya.
Sampel minyak jagung dan minyak biji matahari tidak berubah seharusnya minyak ini dapat terdapat
endapan karena terkena reaksi oksdasi. Kesimpulannya Lemak dibutuhkan oleh tubuh untuk metabolisme

1
sehingga kita harus mengonsumsinya namun tidak secara berlebihan dan disarankan mengonsumsi lemak
yang bersifat tak jenuh. Lemak tak jenuh berperan penting dalam transpor dan metabolisme lemak, fungsi
imun, mempertahankan fungsi dan integritas membran sel. Senyawa-senyawanya mengatur tekanan
darah, denyut jantung, fungsi kekebalan, rangsangan sistem saraf, kontraksi otot serta penyembuhan luka.
Kata kunci : Lemak, Uji Kelarutan dan Lemak Tak Jenuh.
PENDAHULUAN
Lemak adalah senyawa lipida yang paling banyak di alam, semua lemak bahan pangan hewani
dan sebagian besar minyak nabati mengandung asam lemak rantai panjang. Pembentuk lemak dapat
dibedakan berdasarkan jumlah dan panjangnya rantai karbon, ada atau tidaknya ikatan rangkap, jumlah
ikatan rangkap serta letak ikatan rangkap, bentuk cis atau trans yang terkandung di dalam asam lemak[1].
Titik cair asam lemak meningkat dengan bertambah panjangnya rantai karbon. Secara umum asam lemak
yang menyusun lemak bahan pangan secara alami terdiri dari asam lemak dengan konfigurasi posisi cis.
Komponen dasar lemak adalah asam lemak dan gliserol yang diperoleh dari hasil hidrolisis lemak,
minyak maupun senyawa lipid lainnya.
Lipid tidak memiliki rumus molekul yang sama, akan tetapi terdiri dari beberapa golongan yang
berbeda. Berdasarkan kemiripan struktur kimia yang dimiliki, lipid dibagi menjadi beberapa golongan,
yaitu Asam lemak, Lemak dan fosfolipid[1]. Lemak secara kimia diartikan sebagai ester dari asam lemak
dan gliserol. Fungsi lipid seperti minyak dan lemak sebagai nutrisi dan juga merupakan sumber energi
utama yang digunakan sebagai energi cadangan makanan yang disimpan pada jaringan adiposa dalam
tubuh, dalam bentuk lipoprotein fosfalipid yang berfungsi sebagai pengangkut zat-zat yang melewati
membran sel[1]. Steroid senyawa-senyawa memiliki beberapa fungsi misalnya kolestrol berperan dalam
proses pengangkutan lemak dalam tubuh. Estrogen dan testoleron berfungsi sebagai hormon kelamin:
dehidroksikolestrol dan ergastrol berperan sebagai provitamin D.
Praktium ini dilakukan dengan melakuan uji kelarutan, saponifikasi, uji saturasi, uji kolestrol
(Salkowski test), dan ekstraksi lemak dari bahan makanan. Setiap percobaan yang dilakukan ini bertujuan
agar pratikan dapat menguji sifat-sifat lemak dan mengekstraksi lemak dari bahan makanan. Sebagai
mahasiswa di bidang gizi yang nantinya akan bekerja memberi makanan pada pasien di rumah sakit harus
tahu makanan yang baik untuk pasiennya, terutama makanan yang mengandung lemak dan minyak
dengan porsi yang cocok dengan penyakit yang diderita oleh pasien.
METODE
Praktikan melakukan praktikum pada hari Kamis, 21 Februari 2019, pukul 15.00-17.00 WIB di
Laboratorium Biokimia, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana.
Pengunaan alat pada praktikum ini adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet ukur, gelas ukur, beker
gelas, hotplate, erlenmeyer, pengaduk kaca, timbangan analitik dan pipet tetes. Bahan yang digunakan
adalah NaOH, H2SO4, Petroleum eter (PE), minyak kelapa, minyak kedelai, minyak jagung, minyak biji
matahari, minyak zaitun, margarine, kuning telur, lemak sapi, potato chips, croissant, air suling dan
kloroform.
Pada praktikum kali ini yang pertama yaitu melakukan uji kelarutan dengan menambahkan 2ml
sampel minyak yang ada ke dalam tabung reaksi yang berisi 5 ml air. Mencampurkan dengan hati-hati,
mengulangi percobaan tersebut dengan mencampurkan sampel minyak ke dalam kloroform. Mengamati
dan mecatat apa yang terjadi. Uji yang ke dua yaitu uji saponifikasi dengan memasukkan 5 ml sampel
minyak ke dalam beaker 250 ml kemudian menambahkan 15 ml larutan NaOH. Menutup permukaan
beaker dengan penutup kaca, lalu memanaskannya diatas hotplate. Mengaduk beberapa kali selama diatas
hotplate menggunakan pengaduk kaca. Setelah itu mengambil sedikit larutan yang telah panas dan

2
memasukkannya ke dalam tabung reaksi yang berisi air 5ml. Mengocok dengan hati-hati, busa yang
muncul menunjukkan adanya sabun. Pada tabung reaksi yang lain, menyediakan larutan sabun yang
sudah panas tadi, melarutkannya ke dalam sedikit air. Kemudian menambahkan beberapa tetes MgSO4
dan mencampurkannya. Mengamati dan mencatat apa yang terjadi pada tabung reaksi tersebut.
Kemudian dengan melakukan uji saturasi yang pertama menambahkan 1 ml sampel minyak ke
dalam tabung reakasi terpisah yang berisi 3 ml PE, memcampurkan campuran tersebut hingga asam
lemak larut, mengamati dan mencatat apabila endapan hijau yang terbentuk adalah asam lemak tak jenuh,
sedangkan asam lemak tak jenuh terdapat warna biru pada permukaan larutan. Setelah itu dengan
melakukan uji kolestrol yang pertama dengan menambahkan 2 ml klorofom ke dalam masing-masing
tabung reaksi yang berisi 1 ml margarine, 1 ml lemak sapi, 1 ml kuning telur, 1 ml minyak zaitun.
Selanjutnya menambahkan 2 ml H2SO4 ke dalam masing-masing tabung. Mengamati dan mencatat
apabila muncul warna kuning hingga merah bata menandakan adanya kolestrol.
Percobaan yang terakhir dengan membuat ekstraksi lemak dari bahan makanan dengan
menimbang terlebih dahulu 10 gr potato chips, dan menghancurkannya. Kemudian memasukkanya ke
dalam erlenmeyer 250 ml, menambahkan 25 ml PE ke dalam erlenmeyer tersebut dan mengaduk selama
beberapa menit sehingga semua lemak dapat terangkat ke PE. Sambil menunggu larut, menimbang beaker
100 ml yang bersih dan kering seakurat mungkin, dan mencatat berat beaker tersebut. Setelah itu dengan
menuangkan secara hati-hati larutan PE dalam beaker. Kemudian meletakkan beaker ke atas hotplate atau
water bath untuk menguapkan PE. Ketika sudah yakin bahwa PE menguap menurunkan beaker dari
hotplate dan mendinginkannya. Proses pendinginan bisa menggunakan air tetapi pastikan bahwa air tidak
masuk dalam beaker. Setelah beaker dingin, memastikan bahwa tidak ada air yang menempel pada
dinding beaker dan memimbangnya lagi beaker tersebut. Untuk mendapatkan hasilnya dengan
menghitung berat lemak yang menjadi ekstrak dari potato chips kemudian membandingkannya dengan
presentase berat lemak yang telah tercantum pada kemasan potato chips.
HASIL
Tabel 1. Uji Kelarutan
No Sampel Hasil Keterangan Gambar
1. Minyak kedelai + Akuades - Tidak larut, minyak
dibagian atas, air
dibagian bawah.

2. Minyak kedelai + Kloroform + Larut, warna bening

3
3. Kuning telur + Akuades + Larut, warna kuning
keruh

4. Kuning telur + Kloroform - Tidak larut, kuning


telur terpisah dibagian
atas, kloroform
dibagian bawah

5. Minyak zaitun + Akuades - Tidak larut, atas


berwarna kuning,
bawah berwarna bening

6. Minyak zaitun + Kloroform + Larut, warna kuning


bening

7. Minyak biji matahari + Akuades - Tidak larut, atas


berwarna keruh, bawah
berwarna bening

8. Minyak biji matahari + Kloroform + Larut, warna bening

4
9. Minyak kelapa + Akuades - Tidak larut, minyak
dan air terpisah
menjadi dua bagian
atas dan bawah

10. Minyak kelapa + Kloroform - Tidak larut, warna


bening tetapi ditengah
terdapat cincin

11. Lemak sapi + Akuades - Tidak larut, atas


berwarna kuning,
bawah berwarna bening

12. Lemak sapi + Kloroform - Tidak larut, atas


berwana kuning
bening, bawah
berwarna bening

13. Mentega + Akuades - Tidak larut, atas


berwarna kuning pekat,
bawah berwarna bening

14. Mentega + Kloroform + Larut, warna kuning

5
15. Minyak jagung + Akuades - Tidak larut, atas
berwarna kuning
bening, bawah
berwarna bening

16. Minyak jagung + Kloroform + Larut, warna kuning


bening

Tabel 2. Saponifikasi
No Sampel Hasil Keterangan Gambar
1. Minyak kedelai + Akuades + Ada busa, warna putih
keruh

2. Minyak kedelai + Akuades + MgSO4 + Ada busa, warna putih


keruh

3. Kuning telur + Akuades + Ada busa, warna keruh

4. Kuning telur + Akuades + MgSO4 + Ada busa, warna putih


keruh

6
5. Minyak zaitun + Akuades + Ada busa, warna putih
keruh

6. Minyak zaitun + Akuades + MgSO4 + Larut, warna kuning


bening

7. Minyak biji matahari + Akuades - Tidak ada busa, warna


bening

8. Minyak biji matahari + Akuades + - Tidak ada busa, warna


MgSO4 bening agak keruh

9. Minyak kelapa + Akuades + Ada busa, warna


bening

10. Minyak kelapa + Akuades + MgSO4 - Tidak ada busa, warna


putih bening

7
11. Lemak sapi + Akuades + Ada busa, warna
kuning, bawah
berwarna kuning
bening

12. Lemak sapi + Akuades + MgSO4 - Tidak ada busa, warna


kuning bening

13. Mentega + Akuades + Ada busa, warna


bening

14. Mentega + Akuades + MgSO4 - Tidak ada busa, warna


bening

15. Minyak jagung + Akuades + Ada busa, warna


kuning, bagian bawah
berwana kuning bening

16. Minyak jagung + Akuades + MgSO4 - Tidak ada busa, warna


bening

8
Tabel 3. Uji Saturasi
No Sampel Hasil Keterangan Gambar
1. Minyak kedelai - Tidak ada endapan

2. Kuning telur - Ada endapan kuning

3. Minyak zaitun + Ada endapan hijau

4. Minyak biji matahari - Tidak ada endapan

5. Minyak kelapa - Tidak ada endapan

6. Lemak sapi - Ada endapan kuning

9
7. Mentega - Tidak ada endapan

8. Minyak jagung - Tidak ada endapan

Tabel 4. Uji Kolesterol


No Sampel Hasil Keterangan Gambar
1. Minyak kedelai + Atas berwarna merah
bata , bawah berwarna
kuning bening

2. Kuning telur + Atas berwarna putih


keruh , bawah berwarna
bening, terdapat cincin
merah bata

3. Minyak zaitun + Atas berwarna kuning


bening , bawah
berwarna merah bata

4. Minyak biji matahari + Atas berwarna merah


bata , bawah berwarna
kuning bening

10
5. Minyak kelapa + Atas berwarna merah
bata, tengah berwarna
kuning , bawah
berwarna bening

6. Lemak sapi + Terdapat cincin, bawah


berwarna bening

7. Mentega + Atas berwarna merah


bata , bawah berwarna
bening

8. Minyak jagung + Atas berwarna merah


bata, tengah berwarna
kuning , bawah
berwarna bening dan
terdapat cincin

5. Ektraksi Lemak Dari Bahan Makanan


 Bahan potato chips  Bahan biskuit croissant
Diketahui : B0 = 61 gr Diketahui : B0 = 62 gr
B1 = 63 gr B1 = 73 gr
B2 = 10 gr B2 = 64 gr
Ditanya : total lemak (%)? Ditanya : total lemak (%)?
Jawab : Jawab :
𝐵1(𝑔𝑟) – 𝐵0 𝐵1(𝑔𝑟) – 𝐵0
Rumus total lemak (%) = 𝑥 100% = Rumus total lemak (%) = 𝑥 100% =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙(𝑔𝑟) 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙(𝑔𝑟)
63 𝑔𝑟 – 61 𝑔𝑟 73 𝑔𝑟 – 62 𝑔𝑟
Total lemak potato chips (%) = 𝑥 100% Total lemak biskuit croissant (%) = 𝑥 100%
10 𝑔𝑟 64 𝑔𝑟
= 20% = 17,1875%

Ket :
B0 = berat beaker kosong (g)
B1 = berat lipid dengan beaker (g)

PEMBAHASAN
Uji lemak dilakukan untuk mengetahui adanya lemak yang terkandung dalam bahan makanan.
Bahan makanan akan di uji dengan cara sebagai berikut :

11
Uji kelarutan, uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid terhadap berbagai macam pelarut[2].
Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan ke dalam
pelarut polar seperti aquades maka hasilnya lipid tersbut tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid
memiliki sifat nonpolar sehingga hanya akan larut pada pelarut yang sama-sama nonpolar seperti
kloroform[2]. Sampel yang dicampurkan dengan aquades yang berubah menjadi larut yaitu margarin
karena sampel bersifat polar yang sama dengan pelarutnya. Sedangkan pada sampel yang dicampurkan
dengan kloroform yang terdapat endapan yaitu minyak kelapa, lemak sapi, minyak kedelai, kuning telur
dan minyak zaitun karena sampel bersifat nonpolar yang sama dengan pelarutnya. Sampel minyak jagung
dan minyak biji matahari tidak berubah seharusnya minyak ini dapat terdapat endapan karena terkena
reaksi oksdasi.
Uji saponifikasi yang bertujuan untuk menghidrolisis lemak berupa trigliserida oleh basa/alkali,
basa kuat yang digunakan yaitu NaOH yang akan menghasilkan griserol dan sabun[3]. MgSO4 yang
ditambahkan pada larutan di uji ini berfungsi untuk mengasilkan buih pada sabun[3]. Sampel pada uji
saponifikasi yang dicampurkan dengan aquades minyak jagung tidak menghasilkan sabun, sampel yang
dicampurkan dengan MgSO4 margarin, dan minyak biji matahari tidak menghasilkan buih. Hanya sampel
minyak jagung yang tidak menghasilkan sabun dan buih.
Uji saturasi digunakan untuk mengetahui asam lemak, asam tersebut termasuk ke dalam asam
lemak jenuh atau tidak jenuh[4]. PE berfungsi untuk mengekstraksikan/melarutkan lemak pada bahan
karena lemak bersifat nonpolar[4]. Sampel yang terdapat endapan pada uji ini yaitu lemak sapi dan kuning
telur, karena lemak pada sampel terekstraksi dengan PE dengan warna kuning yang termasuk ke dalam
lemak jenuh. Sedangkan sampel yang lain tidak menunjukkan adanya perubahan warna dan pengendapan.
Uji Salkowski merupakan uji kualitatif yang dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaan
kolesterol[2]. Kolestrol yang dilarutkan dengan kloroform dan dengan menambahkan asam sulfat yang
berfungsi sebagai pemutus ikatan ester lipid. Sampel yang digunakan menunjukkan bahwa semuanya
mengandung kolestrol.
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan pelarut.
Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material
lainnya[5]. Ekstraksi padat cair atau leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke
dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karena komponen terlarut kemudian
dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat
dapat dilakukan jika bahan yang diinginkan dapat larut dalam PE pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan
diperlukan apabila padatan hanya sedikit larut dalam pelarut. Dengan menimbang terlebih dahulu 10 gr
potato chips, dan menghancurkannya. Kemudian memasukkanya ke dalam erlenmeyer 250 ml,
menambahkan 25 ml PE ke dalam erlenmeyer tersebut dan mengaduk selama beberapa menit sehingga
semua lemak dapat terangkat ke PE. Sambil menunggu larut, menimbang beaker 100 ml yang bersih dan
kering seakurat mungkin, dan mencatat berat beaker tersebut. Setelah itu dengan menuangkan secara hati-
hati larutan PE dalam beaker. Kemudian memanaskan ke atas hotplate atau water bath untuk menguapkan
PE. Ketika sudah yakin bahwa PE menguap beaker didinginkannya. Proses pendinginan bisa
menggunakan air tetapi pastikan bahwa air tidak masuk dalam beaker. Setelah beaker dingin, memastikan
bahwa tidak ada air yang menempel pada dinding beaker dan memimbangnya lagi beaker tersebut. Untuk
mendapatkan hasilnya dengan menghitung berat lemak yang menjadi ekstrak dari potato chips kemudian
membandingkannya dengan presentase berat lemak yang telah tercantum pada kemasan potato chips. Hal
ini dilakukan agar kita tahu bahwa yang makanan yang dikonsumsi oleh tubuh sehat.

12
Lemak merupakan zat organik yang sukar larut dalam air yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
kelangsungan metabolisme[1]. Lemak dapat ditemukan dari makanan hewani seperti daging, ikan, telur
maupun pada nabati seperti kacang-kacangan jagung dan kelapa. Secara umum asam lemak yang
menyusun lemak bahan pangan secara alami terdiri dari asam lemak dengan konfigurasi posisi cis.
Komponen dasar lemak adalah asam lemak dan gliserol yang diperoleh dari hasil hidrolisis lemak,
minyak maupun senyawa lipid lainnya. Mendukung kesehatan organ tubuh seperti ginjal, hati, jantung
dan usus agar tidak mudah terluka atau cedera, Membantu kesehatan kulit, Menunjang produksi hormon
yang dibutuhkan tubuh untuk mengatur sistem kerja organ tubuh dan sistim respon tubuh, Membantu
penyerapan vitamin, menunjang fungsi otak, sumber pertumbuhan sel, dan yang paling utama yaitu
sumber energi[8].
Sebagai ahli yang dibidang gizi lebih menyarankan kepada masyarakat untuk mengonsumsi
makanan yang mengandung lemak tak jenuh. lemak tak jenuh tunggal berpengaruh menguntungkan kadar
kolesterol dalam darah, terutama bila digunakan sebagai pengganti asam lemak jenuh. Asam lemak ini
banyak ditemukan pada minyak ikan dan nabati seperti saflower, jagung dan biji matahari. Sumber alami
yang penting bagi kesehatan adalah kacang-kacangan dan biji-bijian[7]. berperan penting dalam transpor
dan metabolisme lemak, fungsi imun, mempertahankan fungsi dan integritas membran sel. Asam lemak
omega-3 dapat membersihkan plasma dari lipoprotein kilomikron, serta menurunkan produksi trigliserida
dan apolipoprotein b (beta) di dalam hati. Selain berperanan dalam pencegahan penyakit jantung koroner
dan artritis, asam lemak omega-3 dianggap penting untuk memfungsikan otak dan retina secara baik.
Asam lemak ini merupakan prekursor sekelompok senyawa eikosanoid yang mirip hormon, yaitu
prostaglandin, prostasiklin, tromboksan, dan leukotrien. Senyawa-senyawa ini mengatur tekanan darah,
denyut jantung, fungsi kekebalan, rangsangan sistem saraf, kontraksi otot serta penyembuhan luka[8].
KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum ini adalah praktikan sudah dapat menguji sifat-sifat lemak, dapat
melakukan setiap uji dengan baik dan mengekstraksi lemak dari bahan makanan. Lemak dibutuhkan oleh
tubuh untuk metabolisme sehingga kita harus mengonsumsinya namun tidak secara berlebihan dan
disarankan mengonsumsi lemak yang bersifat tak jenuh. Lemak tak jenuh berperan penting dalam
transpor dan metabolisme lemak, fungsi imun, mempertahankan fungsi dan integritas membran sel.
Senyawa-senyawanya mengatur tekanan darah, denyut jantung, fungsi kekebalan, rangsangan sistem
saraf, kontraksi otot serta penyembuhan luka.
DAFTAR PUSTAKA
1 Budimarwanti. 2010. Analisis Lipid. Malang:Universitas Negeri Malang.
2 Deman, M. John , 2009 , Kimia Makanan , Institut Teknologi Bandung, Bandung.
3 Gill, Fiona L, Matthew P. Crump b, Remmert Schouten c, Ian D. Bull. 2009. Lipid analysis of a ground
sloth coprolite. University of Washington. Quaternary Research vol 72, pp: 284–288
4 Suhardjo, Kusharto CM. 2010. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta (ID) : Kanisius.
5 Ketaren S. Pengantar teknologi minyak dan lemak pangan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia;
2008.Fennema OR. Food chemistry. 3 ed. USA: Marcel Dekker.Inc; 2009.p.9-22.
6 Purwanti, Ani. 2008 . Optimasi Kondisi Proses Ekstraksi Minyak Biji Pepaya. Jurusan Teknologi
AKPRIND. Yogyakarta.
7 Mayes PA. Biosintesis asam lemak. In: Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, editors.
Biokimia. Jakarta. 2010.
8 Almatsier S. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;2011.p.52-76

13

You might also like