You are on page 1of 13

sumber:www.oseanografi.lipi.go.

id

Oseana, Volume XXXI, Nomor 2, 2006 : 19 - 31 ISSN 0216-1877

SIKLUS NITROGEN DILAUT

Oleh

Deddy Setiapermana 1)

ABSTRACT

MARINE NITROGEN CYCLE. Most of the nitrogen in the ocean (95.2%) is in the
form of N2, which is not readily accessible to marine life due its strong triple bond.
The remaining 4.8% of nitrogen in the form of fixed nitrogen limits biological
productivity due to its relatively low concentrations. In turn, distribution of the
fixed nitrogen in the ocean is largely controlled by marine organism activities.
Thus, marine nitrogen cycle is dominated by biologically mediated processes, most
of which involve redox reactions. Marine plants assimilate dissolved inorganic
nitrogen (DIN) which is then transformed into organic nitrogen such as protein, by
a series of anabolic reactions. Particulate organic nitrogen (PON) synthesized by
marine plants is heterotrophically transformed by oxidation (remineralization,
ammonification and nitrification) and reduction (denitrification and nitrogen
fixation) processes. Currently, due to uncertainty in the estimates of global nitrogen
fluxes whether the nitrogen cycle is in a steady state can not be established. Most
geochemists hypothesize that the global rate of marine N2 fixation is grossly
underestimated.
Industrial fixation of nitrogen exceeding natural fixation, increased nitrogen load
in rivers due to poor agricultural practices, and sewage input have caused
conditions of anoxia in some estuaries and loss of excess nitrogen through
denitrification. Changes in relative abundance of the various forms of DIN and
redox levels have also altered the number and types of organisms found in heavily
contaminated estuaries. Burning of fossil fuels and deforestation has caused organic
nitrogen to be converted to nitrogen oxides, which contribute to acid rain and the
formation of ozone in the lower atmosphere. Ozone is a component photochemical
smog and hence is a health hazard. In the upper atmosphere, nitrogen oxides
contribute to the destruction of ozone.

1)
Bidang Sumberdaya Laut, Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI, Jakarta.

19

Oseana, Volume XXXI No. 2, 2006


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

PENDAHULUAN limpasan pupuk. Di beberapa lokasi, aliran


antropogenik nitrogen ini melampaui masukan
Sebagai salah satu unsur pembatas alami dari sungai dan telah mengakibatkan
pertumbuhan, nitrogen memainkan peran eutrofikasi pada perairan estuari. Nitrogen juga
penting dalam mengkontrol produktivitas menghilang dari biosfer daratan karena biomasa
biologis. Beberapa bahagian dari siklus yang terbakar, khususnya di hutan hujan
biogeokimiawi nitrogen di laut turut berperan tropika. Proses-proses ini bersama-sama
dalam rangkaian 'feedback' yang mengatur dengan pembakaran bahan bakar fosil telah
iklim, pembentukan sedimen biogenik, dan meningkatkan kandungan nitrogen oksida
kadar beberapa bahan kimia dalam air laut. dalam atmosfer. Pencemaran udara ini
Karena keberadaan nitrogen secara alamiah membantu pembentukan ozone pada troposfer,
dalam tingkat oksidasi yang beragam, nitrogen tetapi menyebabkan perusakan lapisan ozone
cenderung mengalami reaksi redoks yang pada stratosfer. Dalam tulisan ini, biogeokimiawi
mengakibatkan nitrogen memiliki siklus siklus nitrogen di laut diuraikan dalam kaitan
biogeokimiawi yang kompleks. Siklus yang dengan status 'steady state' dan berbagai
kompleks tersebut ditambah dengan variabilitas gangguan yang disebabkan oleh masukan
spasial dan temporal nitrogen yang besar antropogenik.
menyebabkan siklus nitrogen di laut sulit
dipelajari. Keadaan ini mengakibatkan
pengetahuan kita tentang aliran global dan
JENIS-JENIS NITROGEN
ukuran cadangan dimana nitrogen tersimpan
memiliki tingkat ketidakpastian yang cukup
Proses kimiawi nitrogen di laut terutama
tinggi. Data yang tersedia mengindikasikan
dikontrol oleh reaksi redoks melalui
bahwa siklus biogeokimiawi nitrogen di laut
perantaraan fitoplankton dan bakteri.
tidak dalam kondisi 'steady state', dan perkiraan
Akibatnya, nitrogen dalam air laut dan sedimen
tentang beberapa sumber nitrogen yang terikat
berada pada tingkat oksidasi yang beragam.
terlampau rendah.
Jenis-jenis nitrogen yang secara alami paling
Kegiatan manusia telah meningkatkan
aliran nitrogen global. Laju aliran nitrogen dominan dengan tingkat okasidasinya disajikan
terikat kedalam laut meningkat secara signifikan dalam Tabel 1. Jenis-jenis nitrogen inorganik
karena kegiatan buangan limbah dan pertanian. NO3-, NO2-, dan NH4- seringkali dinamakan
Pertanian menyebabkan erosi tanah dan sebagai Dissolved Inorganic Nitrogen (DIN).

Tabel 1. Jenis-jenis Nitrogen di laut

Jenis Rumus Molekul Bilangan Oksidasi Nitrogen

Ion Nitrat NO3- +V


Ion Nitrit NO2- +III
Gas Nitrous Oksida N2O +I
Gas Nitric Oksida NO +II
Gas Nitrogen N2 0
Gas Amonia NH3 -III
Ion Amonium NH4- -III
Amina organic RNH2 -III

20

Oseana, Volume XXXI No. 2, 2006


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Bilangan oksidasi nitrogen dari semua Gambar 1. Perkiraan dan besaran dari aliran-
senyawa organik adalah-III. Senyawa organik aliran ini masih memiliki tingkat ketidakpastian
nitrogen yang paling dominan adalah senyawa yang tinggi. Ukuran dari cadangan utama
humat (humic), kemudian diikuti oleh nitrogen nitrogen diberikan dalam Tabel 2. Ukuran
organik yang terdapat dalam jumlah yang lebih cadangan tersebut juga masih mengandung
sedikit meliputi asam amino, asam nukleat, gula ketidakpastian, misalnya ukuran cadangan
amino, dan urea beserta polimernya (misalnya amonia di atmosfer bervariasi dengan
DNA, RNA dan khitin). perbedaan satu digit (one order of magnitude)
Fungsi utama senyawa-senyawa (LIBES, 1992).
nitrogen organik diduga dalam proses Sebagaimana disajikan dalam Tabel 2,
osmoregulasi, jadi hampir seluruhnya berada kebanyakan nitrogen berada dalam bentuk N2,
dalam bentuk larutan sebagai bagian dari sehingga tidak dapat digunakan secara mudah,
matriks intraselular. Senyawa-senyawa amina
karena hanya organisme penangkap nitrogen
ini sangat penting dan terdapat dalam jumlah
yang mampu memecahkan ikatan rangkap tiga
besar pada organisme laut dan pesisir yang
mengalami fluktuasi salinitas. Senyawa tersebut yang kuat dari N2. Kebanyakan nitrogen terikat
dikeluarkan ke dalam air laut sebagai Dissolved yang terlarut dalam air laut adalah berbentuk
Organic Matter (DOM) dan kemudian terurai nitrat dan asam humat. Biota laut mengandung
menjadi jenis-jenis dengan berat molekular kurang dari 0,002 persen kandungan nitrogen
rendah, seperti metil, dimetil dan trimetil amina. di laut yang tersebar merata pada biomasa
tumbuhan dan bakteri. Meskipun biota darat
SIKLUS BIOGEOKIMIA mengandung persentase nitrogen yang lebih
NITROGEN GLOBAL besar (2,74%), tetapi sebagian besar terdapat
Aliran nitrogen antara daratan, laut, dalam bentuk biomasa tumbuhan.
atmosfer dan sedimen digambarkan dalam

Gambar 1. Siklus Nitrogen biokimiawi global (DELWICHE, dalam: LIBES, 1992)

21

Oseana, Volume XXXI No. 2, 2006


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Tabel 2. Cadangan tempat penyimpanan utama Nitrogen (dalam 1015 g N) (ROSSWALL, T. (dalam:
BOLIN & COOK, 1983)

22

Oseana, Volume XXXI No. 2, 2006


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

ASIMILASI NITROGEN OLEH Sebagaimana ditunjukkan dalam reaksi (6),


FITOPLANKTON asam amino yang lain dapat dibentuk melalui
transfer gugus amina dari asam amino ke karbon
Di laut produksi primer dibatasi oleh dari asam karboksilat lain. Reaksi tersebut
ketersediaan nitrogen. Beberapa organisme disebut 'transaminasi'. Keseluruhan proses
foto-ototrof dapat mengikat nitrogen, tetapi dimana nitrat atau nitrit direduksi membentuk
organisme ini terbatas pada lingkungan bentik bahan organik, disebut 'reduksi nitrogen
anaerobik, sehingga hanya ditemui di estuari. asimilatori'.
Fitoplankton oseanik adalah bukan organisme Karena nitrit memiliki tingkat oksidasi
pengikat N 2 sehingga fitoplankton harus yang lebih rendah daripada nitrat, maka proses
memenuhi kebutuhan nitrogennya melalui perubahan menjadi bentuk organik
penyerapan atau asimilasi jenis-jenis nitrogen membutuhkan energi yang lebih sedikit.
terlarut yaitu nitrat, nitrit, amonium dan urea. Bahkan untuk urea dan ammonium, energi yang
Sesudah mengalami proses transpor di dinding diperlukan lebih sedikit lagi dibanding nitrit.
sel, nitrogen diubah menjadi metabolit, misalnya Karena itu urea dan amonium terlarut
protein, melalui serangkaian reaksi anabolik dimanfaatkan terlebih dahulu dibanding nitrit
berikut. Jika nitrit yang diasimilasi, rangkaian dan nitrat dalam mekanisme pemanfaatan DIN
reaksi anabolik berawal dari reaksi (2); dan jika oleh fitoplankton.
ammonium yang diasimilasi reaksi anabolik
dimulai dengan reaksi (5).
TRANSFORMASI
HETEROTROFIK NITROGEN
NO3- + 2H+ + 2e- Æ NO2- + H2O (1)
2NO2- + 4H+ + 4e- Æ N2O22- + 2 H2O (2) Particulate Organic Nitrogen (PON) =
Nitrogen Organik Partikulat yang disintesis
N2O22- + 6H+ + 4e- Æ 2 NH2OH (3)
oleh fitoplankton mempunyai dua kemungkinan
+ -
NH2OH + 2H + 2e Æ NH3+H2O (4) nasib. Kemungkinan pertama, fitoplankton akan
HOOCCO(CH2)2COOH +NH3+2 NADPH Æ (5) mati, sel-selnya mengalami penguraian (lysis),
dan Dissolved Organic Nitrogen (DON) =
α -asam ketoglutarat Nitrogen Organik Terlarut yang dilepaskan akan
HOOCCH(NH2)CH2CH2COOH + 2 diuraikan oleh bakteri. Kemungkinan kedua,
sel-sel fitoplankton dikonsumsi oleh protozoa
NADP + 2 H2O
atau zooplankton. Ekskresi dan eksudasi dari
Asam glutamat
kedua konsumer tersebut juga melepaskan
CH3COCOOH + HOOCCH(NH2)CH2CH2COOH Æ (6)
DON seperti halnya lysis sel-sel setelah mati.
Asam piruvat Asam glutamat Bakteri mengoksidasi DON melalui serangkaian
reaksi, sebagaimana disajikan dibagian sebelah
CH3CH(NH2)COOH + HOOCCO(CH2)2COOH kanan Gambar 2. Hasil oksidasi (DIN) dapat
direduksi oleh fitoplankton melalui asimilasi
Alanin α -asam ketoglutarat nutrien atau DIN direduksi oleh bakteri
heterotrofik yang memanfaatkan DIN sebagai
Jika nitrat atau nitrit yang diasimilasi, akseptor elektron. Proses ini dinamakan reduksi
nitrogen harus direduksi ketingkat oksidasi - ntrogen disimilatori, karena nitrogen tereduksi
III. Dalam bentuk yang tereduksi (NH3), nitrogen dilepaskan ke air bukan menjadi bagian biomasa
bereaksi dengan salah satu asam karboksilat, bakteri. Proses reduksi ini diperlihatkan
yaitu α-Asam ketoglutarat seperti reaksi (5). dibagian sebelah kiri Gambar 2 bersama-sama
Hasilnya adalah sebuah asam amino yang dengan fiksasi nitrogen.
dalam contoh di atas adalah asam glutamat.

23

Oseana, Volume XXXI No. 2, 2006


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Gambar 2. Skema Siklus Biogeokimiawi Nitrogen: 1) remineralisasi, 2) amonifikasi, 3) nitrifikasi, 4)


denitrifikasi (reduksi nitrat disimilatori), 5) fiksasi nitrogen, 6) reduksi nitrogen asimilatori,
7) asimilasi DON (LIBES, 1992).

Reaksi Oksidasi karena sifat reaktif ikatan nitrogen-karbon.


Pemecahan dari ikatan tersebut melepaskan
Remineralisasi dan Amonifikasi amonia (NH3) yang cenderung bereaksi dengan
Istilah remineralisasi digunakan untuk H+ atau H2O dan membentuk amonium (NH4).
mengacu kepada tahap awal dekomposisi PON Proses ini dinamakan 'amonifikasi' untuk
dimana nitrogen padat diubah menjadi DON. biomolekul yang mengandung nitrogen paling
DON kemudian diuraikan oleh bakteri dominan adalah protein (Gambar 3).
heterotrofik. Penguraian ini berlangsung cepat,

Gambar 3. Contoh proses Amonifikasi protein (LIBES, 1992)

24

Oseana, Volume XXXI No. 2, 2006


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Nitrifikasi terikat hilang dalam proses ini, maka proses


tersebut dinamakan 'denitirifikasi'. Disamping
Dalam air dengan kandungan oksigen
kondisi sub-oksik dan anoksik sebagai
yang cukup, ammonium mudah teroksidasi
menjadi nitrit dan kemudian menjadi nitrat prasyarat terjadinya proses denitrifikasi,
berturut-turut oleh bakteri Nitrosomonas dan sejumlah besar bahan organik diperlukan untuk
Nitrobacter. Proses ini disebut 'nitrifikasi' yang proses denitrifikasi. Kondisi ini lazim ditemui
terjadi secara bertahap, seperti digambarkan di zona upwelling di kawasan pesisir seperti di
dalam Gambar 4 untuk dekomposisi aerobik perairan Peru dan daerah dengan kondisi
PON pada detritus dalam volume tertentu air perairan yang relatif tenang (stagnant) antara
laut pada kondisi gelap. Pada awalnya, PON lain perairan bagian timur Pasifik Utara tropik.
diurai menjadi amonium yang merangsang Denitrifikasi juga terjadi pada sedimen pesisir
pertumbuhan Nitrosomonas. Bakteri ini dan perairan estuari yang tercemar sebagai
mengoksidasi amonium menjadi nitrit, sehingga akibat keberadaan bahan organik dalam jumlah
kadar amonium menurun dan kadar nitrit besar.
meningkat. Peningkatan kadar nitrit tersebut
akan merangsang pertumbuhan Nitrobacter,
Fiksasi Nitrogen
yang mengoksidasi nitrit menjadi nitrat.
Akhirnya, seluruh DIN dioksidasi menjadi Nitrogen masuk ke dalam laut melalui
nitrat. PON yang tersisa adalah senyawa yang aliran sungai, curah hujan, difusi dari sedimen
tidak bisa diurai oleh bakteri laut anaerobik. dan fiksasi N2. Dalam fiksasi N2, ikatan rangkap
tiga dalam N2 harus dipecahkan. Atom yang
Reaksi Reduksi dibebaskan menjadi bagian dari senyawa
tereduksi yang biasanya berupa senyawa
Denitrifikasi
organik. Karena pemecahan ikatan N 2
Dalam kondisi air laut yang tak jenuh merupakan reaksi yang memerlukan banyak
dengan oksigen (sub-oksik dan anoksik), energi, hanya ada beberapa organisme yang
beberapa jenis bakteri heterotrofik merespirasi mampu 'memfiksasi' nitrogen. Organisme yang
bahan organik dengan menggunakan nitrat memiliki kemampuan memfiksasi nitrogen,
sebagai penerima elektron. Sebagian nitrat apakah bakteri heterotrofik maupun ototrofik
direduksi berturut-turut menjadi nitrit dan
terbatas hanya pada beberapa jenis bakteri
kemudian N2, dengan demikian tidak menjadi
yang disajikan dalam Tabel 3.
bagian dari biomasa bakteri. Karena nitrogen

25

Oseana, Volume XXXI No. 2, 2006


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Tabel 3. Bakteri pengikat nirogen yang diisolasi dari lingkungan perairan laut (CAPONE, dalam
BLACKBURN & SORENSEN, 1988)

Heterotrof Fototrof
Kaitan dgn O2 &
Habitat Kelompok & Genus Habitat
Genus
1. Aerobik 1. Cyanobakteri
Azotobacter spp. Sedimen lamun, • Chroococcaceae
intertidal, estuari, Synechococcus sp. Cangkang keong, sedi-
rawa air asin men intertidal tropik
Gloeocapsa sp Lapisan endapan mik-
2. Mikroaerofilik roba
Azospirillum spp. Akar lamun • Pleurocapsalea
(Spartina, Zostera), Dermocarpa sp. Akuariumlaut
air laut Xenococcus sp. Akuariumlaut
Campylobacter spp Akar lamun Myxosarcina sp. Cangkang keong, inter-
(Spartina) tidal
Beggiatoa spp. Permukaan sedimen Pleurocapsa sp. Pecahan karang
• Oscillatoria
3. Anaerobik fakultatif Sedimen pantai& Kelompok LPPP a) Cangkang keong, inter-
Enterobacter spp. intertidal tidal
Sedimen estuari & Oscillatoria sp. Lapisan endapan inter-
Klebsiella spp. pantai, akar lamun tidal
(Halodule), batang Microcoleus sp. Lapisan endapan rawa
mangrove, bulu- Lapisan endapan mik-
babi Phormidium sp. roba
Air laut, batang
Vibrio spp. mangrove • Nostacalea Lapisan endapan alga
Anabaena sp. Lapisan endapan
mikroba
4. Anaerobik obligat Sedimen lamun, Calothrix sp. Lapisan endapan
Desulfovibrio spp. intertidal, rawa & mikroba
estuari Nodularia sp. Lapisan endapan
Sedimen lamun, mikroba
Clostridium spp. intertidal, rawa & Nostoc sp.
estuari Ascidian
2. Prochlorales
Prochloron b)
3. Anoxyphotobacteria Lumpur pelabuhan
• Rhodospirillaceae
Rhodopseudomonas sp. Habitat anaerobik
• Chromatiaceae
Thiocapsa sp.

26

Oseana, Volume XXXI No. 2, 2006


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Satu-satunya jenis pengikat nitrogen Di perairan tropik, Oscillatoria spp. tersebar


yang berbentuk sel bebas adalah Oscillatoria secara luas dan memiliki tingkat populasi yang
spp., jenis cyanobakteria fotosintetik yang tinggi, sehingga jenis-jenis ini dianggap
dianggap sebagai salah satu tipe 'blue-green sebagai organisme pengikat nitrogen laut yang
algae'. Organisme ini berkembang dengan cepat paling penting. Perkiraan mengenai kontribusi
pada perairan pesisir tropik, sehingga seringkali organisme ini baik musiman dan tahunan
menghasilkan 'blooming'. Fiksasi nitrogen terhadap budget nitrogen laut global disajikan
sangat dibutuhkan di perairan tropik karena dalam Tabel 4.
keterbatasan kandungan nitrogen yang ekstrim.

Tabel 4. Perkiraan fiksasi nitrogen musiman oleh Oscillatoria spp. (CAPONE & CARPENTER,
dalam : LIBES 1992)
Laut Fiksasi Nitrogen (109 g N/tahun)

M. Semi M. Panas M. Gugur M. Dingin Total


Pasifik 11 163 162 0,9 337
Atlantik 101 474 133 614 1322
India 1890 0,5 267 966 3124
Cina Selatan & Arafuru 7 0,9 0,1 10,2 18

Total 2009 638 562 1591 4801

Organisme pengikat nitrogen lainnya hampir sepenuhnya didukung oleh nitrogen


adalah meliputi organisme bentos dan/atau yang dipasok oleh organisme pengikat nitrogen
organisme yang hidup bersimbiosis. simbiotik yang hidup pada rumput laut tersebut.
Kebanyakan organisme ini adalah heterotrof yang Sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 5,
membutuhkan bahan organik labil dalam jumlah kebanyakan fiksasi nitrogen terjadi pada
besar, sehingga keberadaanya terbatas di rawa- lingkungan bentik dangkal, khususnya pada
rawa estuaria dan mangrove, serta terumbu sedimen rawa-rawa air asin. Di laut terbuka,
karang. Sebagai contoh adalah bakteri pengikat fiksasi nitrogen di bawah lapisan zona eufotik
nitrogen simbiotik pada akar Spartina, sejenis diduga terjadi pada zona-zona mikro anoksik,
tumbuhan rawa air asin. Nitrogen yang diikat oleh antara lain seperti PON pada detritus yang
organisme pengikat nitrogen ini diekskresikan tenggelam. Karena ketiadaan data perkiraan
kedalam air porous dan segera diasimilasi oleh kuantitatif dari proses tersebut belum
akar tumbuhan inangnya. Bakteri pengikat dilakukan, tetapi diduga proses tersebut
nitrogen yang hidup sebagai epifit telah menyumbangkan nitrogen terikat dalam jumlah
ditemui pada rumput laut pelagis seperti yang tidak signifikan bagi laut. Tingkat
Sargassum, yang hidup di Laut Sargasso. 'standard error' yang relatif besar dalam Tabel 5
Karena jenis rumput ini hidup di Laut Sargasso memberikan indikasi mengenai ketidakpastian yang
yang merupakan perairan dengan relatif tinggi dari data-data dalam Tabel tersebut.
keterbatasan nitrogen yang ekstrim, Diperkirakan data-data tersebut secara umum
pertumbuhan rumput laut tersebut diduga lebih rendah dari nilai seharusnya
(underestimated).

27

Oseana, Volume XXXI No. 2, 2006


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Tabel 5. Perkiraan kontribusi total tahunan Gabungan Nitrogen terhadap Siklus Nitrogen Global
oleh Fiksasi Nitrogen pada lingkungan bentik laut. (CAPONE & CARPENTER, dalam:
LIBES,1992)

Luas Fiksasi Nitrogen


Lingkungan (10 6 W 2 ) Tg/tahun
g/m2/tahun
(=1012g/tahun)
Kedalaman
> 3000 m 272 0 0
2000 - 3000 m 31 0,0007 0,022
1000 - 2000 m 16 0,001 0,016
200 - 1000 m 16 0,01 0,16
0 - 200m 27 0,1 ± 0,04 2,7
Estuari 1,08 0,4 ± 0,07 0,43
Padang Lamun 0,28 5,5 1,5
Terumbu Karang 0,11 25 ± 8,4 2,8
Rawa air asin 0,26 24 ±10,5 6,3
Mangrove 0,13 11 1,5
Total 363 15,4

APAKAH SIKLUS NITROGEN Jangka waktu berbagai pengamatan


DALAM KONDISI 'STEADY yang telah dilakukan, secara umum kurang
STATE'? memadai untuk mendeteksi kecenderungan
bersifat jangka panjang tersebut dan secara
Karena tingkat ketidakpastian yang geografis sangat terbatas untuk melakukan
relatif tinggi dari data-data laju transpor penilaian tentang keberadaan 'steady state'
nitrogen global, pada saat ini tidak mungkin dalam skala waktu yang pendek sekalipun.
untuk menentukan apakah siklus nitrogen di Misalnya, sebaran nitrogen organik pada
laut dalam keadaan 'steady state' atau tidak. permukaan sedimen dari sepertiga luas laut
Laju transpor sangat sulit ditentukan, karena yang masih belum diketahui sampai sekarang,
variabilitas temporal dan spasial berskala kecil akibatnya, laju pengendapan global PON sulit
dalam proses-proses seperti pertumbuhan diperkirakan. Demikian pula dengan perkiraan
fitoplankton dan input sungai. Selain itu, denitrifikasi yang dibatasi oleh ketiadaan
sejumlah besar jenis-jenis unsur kimia harus informasi kuantitatif tentang reduksi pada zona
dimasukkan dalam penghitungan budget. Hal
ini memerlukan sejumlah besar sampling dan mikro anoksik, serta produksi dan keluarnya
analisis sampel. Terlebih lagi, siklus nitrogen N2O dari permukaan laut.
dipengaruhi pula oleh variabilitas berjangka Ketidakpastian yang cukup tinggi,
panjang sebagai akibat fluktuasi faktor-faktor ditemui pula dalam pengetahuan kita tentang
lingkungan, antara lain sirkulasi 'thermohaline' laju masuknya nitrogen ke dalam laut. Hal ini
(Great Conveyor Belt of the Ocean) dan iklim. sebagian disebabkan oleh permasalahan yang
Kedua faktor ini mempengaruhi berbagai berkaitan dengan sampling di sungai. Masalah
proses yang mengontrol laju masuk dan logistik mengakibatkan sampling hujan dan
keluarnya nitrogen kedalam sistem laut. aerosol menjadi sangat sulit, sehingga

28

Oseana, Volume XXXI No. 2, 2006


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

perkiraan input yang terkait dengan angin/ kegiatan manusia kemungkinan telah
aliran udara (aeolian) masih mengandung menyebabkan sebuah perubahan yang cukup
ketidakpastian. Perkiraan laju fiksasi nitrogen signifikan dalam berbagai aliran nitrogen,
global bervariasi dengan dua digit, karena sehingga mengganggu keseimbangan alami.
kesulitan analitik dan pengetahuan yang tak Sebagaimana diperlihatkan dalam Tabel 6,
lengkap mengenai jenis-jenis organisme yang sebagian besar fiksasi nitrogen pada saat ini
mampu memfiksasi nitrogen. adalah akibat berbagai kegiatan manusia.
Perubahan yang tak terlampau besar Kebanyakan fiksasi nitrogen oleh industri
dalam perkiraan laju, mempunyai dampak besar terjadi karena proses Born-Haber berikut ini,
pada perhitungan budget global. Jadi, tingkat
presisi yang lebih baik dalam perkiraan aliran N2(g) + 3H2(g) katalis 2NH3 (g) (8)
diperlukan sebelum keberadaan 'steady state'
dapat dievaluasi. Walaupun demikian, setidak- Amonia yang dihasilkan kemudian
tidaknya upaya untuk mengkonstruksi budget diubah ke dalam bentuk yang sesuai dengan
nitrogen laut global telah dan sedang dilakukan. peruntukkannya, seperti pupuk atau kegunaan
Berdasarkan penghitungan siklus nitrogen lain.
yang telah dilakukan, kondisi 'steady state' Meskipun sebagian dari nitrogen yang
dapat tercapai bila beberapa laju pasokan terikat ini menghasilkan pertambahan biomas,
nitrogen jauh lebih rendah atau beberapa
sebagian besar terbawa ke dalam sungai oleh
ukuran 'sink' lebih besar. Evaluasi terhadap
aliran air tanah dan air permukaan. Praktek
berbagai model, menunjukkan bahwa aliran
pertanian yang buruk juga ikut berperan dalam
nitrogen yang belum diketahui (missing) dan
meningkatkan beban nitrogen pada sungai
terlewatkan dalam perhitungan berkisar dari 2 x
dengan mempercepat laju erosi tanah. Apabila
1012 sampai dengan 74 x 1012 g/th. Perbedaan
dikombinasikan dengan input buangan,
ini sebagian besar disebabkan oleh perbedaan
dalam laju pengendapan PON dan aliran gas sumber-sumber nitrogen antropogenik ini telah
N2O yang keluar dari permukaan laut ke melampaui aliran alami nitrogen dalam sungai
atmosfer. Kebanyakan pakar kimia laut meng- pada beberapa kawasan estuari. Di Teluk
hipotesis-kan, bahwa nitrogen yang 'missing' Chesapeake, dekomposisi bahan organik ini
berasal dari fiksasi N2, yang pada kenyataannya secara periodik menyebabkan terjadinya
hasil perkiraannya jauh dari tingkat semestinya. kondisi anoksik dan sebagian kelebihan
nitrogen hilang dalam denitrifikasi. Perubahan
dalam jumlah relatif berbagai bentuk DIN dan
GANGGUAN ANTHROPOGENIK tingkat redoks juga akan mengubah jumlah dan
Walaupun siklus nitrogen di laut tipe organisme yang dijumpai pada estuari yang
mungkin berada dalam kondisi 'steady state', terkontaminasi berat.

Tabel 6. Perbandingan sumber alami dan antropogenik Nitrogen terikat (1 Tg = 1012g) (DELWICHE,
dalam :LIBES, 1992)
Sumber Laju (Tg N/tahun)
Biologis alami 60
Proses atmosferik 7,4
Legume tanaman berbuah butiran (kacang, kedelai dll.) 40,6
Legume tanaman pakan ternak 28,4
Bahan bakar fosil dan pembakaran lain 19,8
Fiksasi industri 40

29

Oseana, Volume XXXI No. 2, 2006


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Begitu banyak nitrogen dimasukkan ke KESIMPULAN


dalam perairan pesisir, sehingga kadar nutrien
meningkat dan hal ini diduga akan menstimulasi 1. Nitrogen tersebar luas dalam laut, tetapi
produktivitas pesisir. Dampak seperti itu tidak dapat dimanfaatkan oleh kehidupan
merupakan sebuah kebetulan yang dalam laut, karena kebanyakan berada
menguntungkan, karena juga mengkonsumsi dalam bentuk N2 (95,2%). Bentuk nitrogen
CO2, sehingga mengurangi kenaikan kadar gas ini terikat yang dapat dimanfaatkan oleh
dalam atmosfer yang disebabkan oleh kehidupan, memiliki kadar yang relatif
pembakaran bahan bakar fosil dan deforestasi. rendah, akibatnya nitrogen terikat
membatasi. produktivitas biologis.
Pembakaran bahan bakar fosil dan deforestasi juga
Kebalikannya, sebaran nitrogen terikat di
merupakan 'sink' bagi nitrogen terikat, karena
laut sebagian besar dikontrol oleh
menyebabkan nitrogen organik diubah menjadi organisme laut. Jadi, siklus nitrogen di laut
nitrogen oksida. Nitrogen oksida didominasi oleh proses yang dimediasi
memberikan kontribusi terhadap proses secara biologis yang kebanyakan
terjadinya hujan asam dan pembentukan ozone di melibatkan reaksi redoks.
lapisan bawah atmosfer. Ozone adalah 2. Alga/fitoplankton laut memenuhi
komponen kabut bercampur asap fotokimiawi kebutuhan nitrogennya dengan cara
yang membahayakan kesehatan. Di lapisan atas mengasimilasi DIN (amonium, nitrit dan
atmosfer, nitrogen oksida turut merusak ozone dan nitrat). Apabila energi untuk mengasimilasi
hal ini juga membahayakan kesehatan, karena amonium lebih sedikit, maka amonium
ozone pada stratosfer menyerap cahaya ultraviolet. diasimilasi lebih cepat dibandingkan
Oleh karena itu, melapisi/melindungi permukaan dengan nitrit dan nitrat.
bumi dari radiasi elektromagnetik bersifat 3. Produktivitas tertinggi lazim ditemui di
mutagenik. Kenaikan kadar nitrogen oksida perairan pesisir, hal ini karena input nitrogen
dalam atmosfer akan meningkatkan kadar dari sungai dan fiksasi nitrogen oleh bakteri.
keseimbangan normal dalam atmosfer (NAEC = Kebanyakan bakteri pengikat nitrogen
Normal Atmospheric Equilibrium adalah bakteri heterotrofik, kecuali
Concentration), karenanya akan merubah cyanobakteri Oscillatoria spp. yang
bersifat fotosintetik/ototrofik dan banyak
tingkat kemampuan laut untuk bertindak
terdapat di perairan tropik.
sebagai sumber atau 'sink' gas-gas tersebut.
Semua input antropogenik ini memiliki 4. PON yang disintesis oleh fitoplankton
potensi untuk merubah produktivitas laut mempunyai dua kemungkinan nasib.
Pertama, fitoplankton mati, sel-sel terurai
secara signifikan. Siklus feedback positif
(lisis) dan DON yang dilepaskan diuraikan
menghubungkan produksi biologis dengan
oleh bakteri. Kedua, sel-sel fitoplankton
siklus biogeokimiawi dari oksigen dan karbon. dikonsumsi oleh protozoa dan zooplankton
Jadi, berbagai gangguan ini dapat mengubah yang ekskresi dan eksudasinya juga
tingkat redoks air laut, dampaknya juga akan merupakan sumber DON. Dalam reaksi
mengubah laju pengendapan detritus biogenik. Hal oksidasi, nitrogen tereduksi dalam senyawa
ini pada gilirannya memiliki potensi untuk DON, kemudian dioksidasi secara bertahap.
mempengaruhi iklim global, serta laju sirkulasi dan Amonium pertama-tama diproduksi melalui
posisi paras laut. proses amonifikasi, yang kemudian diubah

30

Oseana, Volume XXXI No. 2, 2006


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

menjadi nitrit dan akhirnya nitrat melalui yang ada menunjukkan bahwa laju aliran
proses nitrifikasi. Sedangkan dalam reaksi keluar nitrogen terikat dari laut adalah lebih
reduksi, produk teroksidasi direduksi baik cepat dibandingkan dengan laju masuk
oleh plankton melalui proses asimilasi nitrogen. Hipotesis yang dianut oleh
nutrien maupun oleh bakteri heterotrofik kebanyakan ahli geokimia adalah perkiraan laju
yang memanfaatkan DIN sebagai penerima fiksasi nitrogen global jauh lebih rendah
elektron. Kedua proses reaksi reduksi daripada yang seharusnya (grossly
tersebut dinamakan denitrifikasi atau underestimated).
reduksi nitrogen disimilatori. 7. Meskipun siklus nitrogen berpeluang besar
5. Proses denitrifikasi terjadi didaerah akan dapat dibuktikan dalam kondisi 'steady
'upwelling' dan di perairan yang relatif state', kegiatan manusia sangat mungkin
tenang (stagnant). Profil vertikal jenis-jenis menyebabkan perubahan cukup signifikan
DIN mempunyai minimum dan maksimum berbagai aliran nitrogen, sehingga
yang mencerminkan sebaran ke dalaman dari mengganggu keseimbangan nitrogen alami.
berbagai proses metabolik. Denitrifikasi
juga terjadi pada sedimen, meskipun
heterogenitas redoks menyebabkan DAFTAR PUSTAKA
denitrifikasi berhubungan langsung
(coupled) dengan nitrifikasi. Agar
denitrifikasi terjadi, diperlukan pasokan BOLIN, R.B. and R.B. COOK 1983. The major
bahan organik dalam jumlah besar. Karena
biogeochemical cycles and their
kandungan bahan organik terbesar
interactions. John Wiley & Sons Inc.
terdapat di perairan estuari dan sedimen
pesisir, maka kebanyakan denitrifikasi terjadi Chichester :551pp.
pada kedua tempat ini. BLACKBURN, T.H. and J. SORENSEN 1988.
6. Pada saat ini, terkait dengan dampak Nitrogen cycling in coastal marine
ketidak-pastian dalam perkiraan aliran environments. John Wiley & Sons Inc.
nitrogen global, kita tidak dapat New York :451pp.
menentukan apakah siklus nitrogen berada
dalam kondisi 'steady state' atau tidak, LIBES, S. M. 1992. An introduction to marine
sebagai akibat dari ketidakpastian dalam biogeochemistry. John Wiley & Sons
perkiraan aliran nitrogen global. Perkiraan Inc. New York: 734 pp.

31

Oseana, Volume XXXI No. 2, 2006

You might also like