You are on page 1of 14

Pengaruh Pendidikan Gizi Terhadap Aktivitas Fisik, Asupan Energi dan Indeks Massa

Tubuh Pada Mahasiswa dengan Kelebihan Berat Badan

Dwi Ayu Lestari


Program Studi S1 Ilmu Gizi Andalusia Nusantara Jakarta
e-mail: uwieituyayu@gmail.com

ABSTRACT
This study aimed to determine the effect of nutrition education in group nutrition education
and leaflets toward physical activity, energy intake and body mass index (BMI) in the
overweight students.Tthis study is an experiment with Randomized Controlled Trial (RCT). The
population in this study were students of the Faculty of Health Sciences, University of
Muhammadiyah Prof.Dr.HAMKA with excess weight, the sample size of 50 people. The
division of the intervention group by means of random sampling. Tool anthropometric data
collection using questionnaires, physical activity, food recall. analysis data using independent
sample T-test and linear regression. There is significant influence of nutrition education on
physical activity (b = 0.07 CI 95% 0.01 to 0.13, p = 0.027). There is the influence of nutrition
education on energy intake (b = -1.47; 95% CI -1.56 to 4.51 between p = 0.334), fat intake (b = -
2.79; 95% CI between -3 , 9`2 to 9.50, p = 0.190) and body mass index (b = 0.88; 95% CI -2.90
to 1.14 between p = 0.125), but not statistically significant effect on students with excess weight.
No differences were significant increases in physical activity (p = 0.078) between the groups
after nutrition education and group leaflet. There is no difference in reduction in energy intake (p
= 0.164) between the groups after nutrition education and group leaflet. No differences were
significant decrease in fat intake (p = 0.238) between the groups after nutrition education and
group leaflet. There is no difference in reduction in body mass index (BMI) were significantly (p
= 0561) between groups after nutrition education and group leaflet. Nutrition education and
group nutrition education are effective leaflet to increased physical activity, but not yet effective
nutrition education to decrease energy intake and decreased body mass index in the overweight
students.

Keywords: Excess Weight, Physical Activity, energy intake, BMI, Nutrition Education.

PENDAHULUAN diselenggarakan dengan berdasarkan pada


Pembangunan kesehatan diarahkan perikemanusiaan, pemberdayaan dan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, kemandirian, adil dan merata.
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap Visi Rencana Strategis (RENSTRA)
orang agar peningkatan derajat kesehatan yang ingin dicapai Kementrian Kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya dapat Republik Indonesia adalah “Masyarakat
terwujud. Pembangunan kesehatan Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan“. Visi
ini dituangkan menjadi 4 misi yaitu penyakit jantung, penyakit kandung kemih
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (Hadi, 2005).
melalui pemberdayaan masyarakat, Masalah kelebihan berat badan
termasuk swasta dan masyarakat madani, meningkat tajam di kawasan asia-pasifik.
melindungi kesehatan masyarakat dengan Seperti di Korea Selatan terdapat 20.5%
menjamin tersedianya upaya kesehatan yang tergolong overweight dan 1.5% tergolong
paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan, obesitas. Di Thailand 16% penduduknya
menjamin ketersediaan dan pemerataan mengalami overweight dan 4% mengalami
sumberdaya kesehatan, serta menciptakan obesitas. Di daerah perkotaan cina prevalensi
tata kelola keperintahan yang baik. overweight 12% pada laki-laki dan 14% pada
(RENSTRA,2010). perempuan, sedangkan di pedesaan
sangat pesat. Gangguan gizi yang overweight 5,3% pada laki-laki dan 9,8% pada
terjadi pada periode ini bersifat permanen, perempuan. (Low, 2009).
tidak dapat dipulihkan walaupun kebutuhan Pada tahun 2010 di Indonesia
gizi pada masa selanjutnya terpenuhi. prevalensi kelebihan berat badan orang
(Kemenkes, 2007). dewasa > 18 tahun 43,3%. Prevalensi
Di Indonesia saat ini memiliki masalah kelebihan berat badan pada perempuan > 18
gizi ganda.Artinya, masalah gizi kurang belum tahun lebih tinggi 26,9% dari prevalensi pada
teratasi sepenuhnya, sementara sudah muncul laki-laki sebesar 16,3%. Prevalensi kelebihan
masalah gizi lebih. Penyebab masalah gizi berat badan di DKI Jakarta menurut umur 19-
pada tingkat individu adalah keadaan gizi 24 tahun pada tahun 2010 yaitu
dipengaruhi oleh asupan gizi, aktivitas fisik 35,2%.(Riskesdas, 2010).
dan lingkungan. Apabila seseorang Penanggulangan kelebihan berat badan
mendapatkan asupan gizi lebih maka dilakukan secara komperhensif, yang meliputi
seseorang itu akan mengalami kelebihan berat perubahan perilaku makan, pemilihan jenis
badan. Kelebihan berat badan merupakan makanan, serta peningkatan aktivitas tubuh
masalah kesehatan yang penting, kelebihan dengan pendekatan yang bersifat pendidikan.
berat badan berhubungan dengan morbiditas Pendidikan gizi merupakan upaya strategis
dan mortalitas yang lebih tinggi karena dari sisi manfaat jangka pendek maupun
berdampak terhadap terjadinya penyakit jangka panjang untuk membantu individu,
degeneratif seperti diabetes mellitus tipe 2, kelompok atau masyarakat dalam
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mungkin. Hambatan penanganan kelebihan
mereka menuju konsumsi pangan yang sehat berat badan bersumber dari pengaruh
dan bergizi sesuai dengan kebutuhan tubuh lingkungan (misal keluarga, teman, dan
(Kahn,2006). lingkungan sekitarnya), sosio ekonomi,
Pendidikan gizi dilaksanakan melalui psikologi, asupan yang berlebih dan faktor
penyuluhan sebagai upaya untuk menanamkan keturunan (Kamelia,2003).
pengertian gizi, pengenalan masalah makan, Melihat fenomena dari prevalensi sebesar
perencanaan makan dan perencanaan diit yang 35,2% menurut umur 19-24 tahun di DKI
disepakati. Pendidikan kesehatan dalam hal ini Jakarta tersebut maka kelebihan berat badan
pendidikan gizi dapat dilaksanakan dua jalur merupakan salah satu masalah penting yang
yaitu secara langsung lewat tatap muka, dihadapi oleh dewasa muda seperti mahasiswa,
maupun tidak langsung. Pendidikan gizi yang karena jika tidak diperhatikan maka akan
bersifat langsung dapat dilaksanakan melalui beresiko terjadi penyakit degeneratif seperti
penyuluhan baik secara individu maupun diabetes mellitus tipe 2, penyakit jantung,
kelompok, sedang pendidikan gizi tidak penyakit kandung kemih dan lainnya. Alasan
langsung dapat melalui media massa, buku dipilihnya mahasiswa karena mahasiswa
bacaan, elektroknik, leaflet dan sebagainya. merupakan pemuda-pemudi bangsa dengan
Keberhasilan dari pendidikan gizi secara berbagai macam keunggulan yang membawa
langsung tergantung dari cara penyampaian, suatu inovasi, perubahan dan benih seorang
penyampai pesan, penerima pesan dan tempat pemimpin. Mahasiswa merupakan sumber daya
berlangsungnya konseling (Nejad,2005). manusia untuk menyongsong pembangunan
Rostania (2013) melakukan penelitian bangsa dalam mengisi kemerdekaan. Sehingga
mengenai pengaruh edukasi gizi dengan tidak salah jika kita menempatkan mahasiswa
perubahan pengetahuan, hasil menunjukan ada sebagai harapan pembangunan bangsa menjadi
pengaruh bermakna edukasi gizi terhadap bangsa yang maju dimasa yang akan datang.
pengetahuan dengan nilai p value 0,000 <0,05. Dapat dibayangkan jika mahasiswa tidak
Mengingat kelebihan berat badan pada anak, menempatkan fungsi sebagaimana mestinya,
remaja, hingga dewasa dan beresiko terhadap bangsa dan negara ini akan tertinggal dalam
terjadinya berbagai penyakit, upaya untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
penanganan kelebihan berat badan (obesitas yang kian waktu tidak terbendung lagi
dan overweight) harus dilakukan sedini perkembangannya. Diharapkan dapat menjadi
mahasiswa yang berkualitas dengan ditunjang untuk asupan energi. Data diambil langsung
oleh status gizi mahasiswa yang baik. oleh peneliti dibantu oleh tenaga enumerator
Berdasarkan hal tersebut diatas maka, lulusan S1 Gizi yang disiapkan secara khusus.
peneliti ingin mempelajari pengaruh Alat pengumpulan data berupa kuesioner,
pendidikan gizi secara penyuluhan dan leaflet formulir, timbangan berat badan injak 150 kg
terhadap perubahan aktivitas fisik, asupan dengan ketelitian 0,1 kg dengan merek secca,
energi dan indeks massa tubuh mahasiswa yang microtoise untuk mengukur tinggi badan
kelebihan berat badan. dengan kapasitas 200cm dan ketelitian 0,1cm,
food model untuk membantu estimasi besar
METODE PENELITIAN
porsi yang dikonsumsi oleh sampel.
Jenis penelitian ini adalah penelitian
Pengolahan data antropometri untuk
eksperimen eksperimen dengan Randomized
mencari nilai indeks massa tubuh
Controlled Trial (RCT). Populasi pada
menggunakan rumus. Aktivitas fisik diukur
penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu-
dengan menggunakan rumus Physical Activity
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Level (PAL) dan hasilnya dimasukan kedalam
Prof. Dr. HAMKA yang mengalami kelebihan
kategori PAL, untuk food recall menggunakan
berat badan dengan sampel 50 orang.
program Nutrisurvey. Selanjutnya data
Pemilihan sampel dilakukan dengan cara
dianalisis dengan menggunakan SPSS 14
random untuk menentukan sampel masuk
dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat
dalam kelompok penyuluhan atau kelompok
kemaknaan 0,05.
leaflet.
Hasil dan Pembahasan Penelitian
Sampel terpilih diberikan perlakuan berupa
Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas
penyuluhan gizi selama 1x/ minggu selama 4
Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA (FIKes
bulan dan pemberian leaflet 1x/bulan selama 4
UHAMKA) adalah salah satu fakultas yang
bulan. Kemudian dilihat berat badannya dan
berada di UHAMKA yang terletak di Jakarta
perubahan aktivitas fisik serta perubahan
Selatan, FIKes terdiri dari 3 program studi,
asupan energi sebelum diberikan penyuluhan
yaitu program studi kesehatan masyarakat,
dan leaflet sampai 4 bulan.
program studi gizi, dan program studi teknik
Data yang dikumpulkan menggunakan
kardiovaskuler. Dari hasil skrining visual 535
kuesioner berupa identitas sampel, data
mahasiswa terdapat 50 orang dengan status
antropometri (berat badan dan tinggi badan),
kelebihan berat badan.
formulir aktivitas fisik dan formulir food recall
1. Karakteristik Sampel pada kelompok penyuluhan dan kelompok
Karakteristik unur dan jenis kelamin leaflet (p= 0,066).
tiap kelompok penelitian dapat dilihat pada Karakteristik pekerjaan dan pendidikan
tabel dibawah ini: orang tua tiap kelompok penelitian dapat
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik dilihat pada tabel 2 dibawah ini:
Sampel Pada Tiap Kelompok Penelitian
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik
Karakteristik Kelompok Total p
Orang Tua Pada Tiap Kelompok Penelitian
Sampel Penyuluhan Leaflet Karakteristik Kelompok Total p
Umur Orang Tua Penyuluhan Leaflet
18-19 tahun 22 14 9 0,012
(88%) (56%) (100%) n % n % n %
20-21 tahun 3 11 41 Pendidikan
(12%) (44%) (100%) Ayah 14 46,7 16 53,3 30 100 0,564
Total 25 25 50 Tamat SMA 11 55,0 9 45 20 100
(50%) (50%) (100%) Tamat PT 25 50 25 50 50 100
Jenis Jumlah
Kelamin Pendidikan
7 2 9 0,066 Ibu
Laki-laki (77,8%) (22,2%) (100%) Tamat SMA 15 44,1 19 55,9 34 100 0,225
18 23 41 Tamat PT 10 62,5 6 37,5 16 100
Perempuan (43,9%) (56,1%) (100%) Jumlah 25 50 25 50 50 100
25 25 50 Pekerjaan
Total (50%) (50%) (100%) Ayah
Sumber: Data Primer, 2014 Pegawai 23 53,5 20 46,5 43 100 0,221
Swasta/ PNS
Distribusi frekuensi Tabel 1 Wirausaha 2 28,6 5 71,4 7 100
Jumlah 25 50 25 50 50 100
didapatkan hasil bahwa pada penelitian Pekerjaan Ibu
Bekerja 11 64,7 6 35,3 17 100 0,136
sebagian besar berumur 18-19 tahun baik dari Tidak Bekerja 14 42,4 19 57,6 33 100
Jumlah 25 50 25 50 50 100
kelompok penyuluhan 22 orang (88%),
Sumber: Data Primer, 2014
maupun dari kelompok leaflet 14 orang
(56%). Dari hasil analisis statistik uji Chi- Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa
Square menunjukan bahwa ada perbedaan pendidikan gizi ayah pada kelompok
umur sampel pada kelompok penyuluhan dan penyuluhan yang tamat SMA 14 orang
kelompok leaflet (p= 0,012). (46,7%) sedangkan pada kelompok leaflet
Distribusi frekuensi jenis kelamin ada 16 orang (53,3%) dan lainnya tamat PT
pada penelitian sebagian besar adalah atau sarjana. Pendidikan ibu pada kelompok
perempuan baik dari kelompok penyuluhan penyuluhan yang tamat SMA 15 orang
18 orang (43,9%), maupun dari kelompok (44,1%) sedangkan pada kelompok leaflet
leaflet 23 orang (56,1%). Dari hasil analisis ada 19 orang (55,9%). Dari hasil analisis
statistik uji Chi-Square menunjukan bahwa statistik uji Chi-Square menunjukan bahwa
tidak ada perbedaan jenis kelamin sampel tidak ada perbedaan pendidikan ayah sampel
pada kelompok penyuluhan dan kelompok Berdasarkan Tabel 3 hasil analisis
leaflet (p= 0,012), serta tidak ada perbedaan linier berganda menunjukan bahwa
pendidikan ibu sampel kelompok penyuluhan pendidikan gizi berpengaruh signifikan
dan kelompok leaflet (p= 0,225). terhadap aktivitas fisik, setiap peningkatan 1
Pekerjaan ayah sebagai pegawai poin pendidikan gizi sebesar 0,07 dengan
swasta/PNS merupakan presentase terbesar rentang antara 0,01 hingga 0,13 (b=0,07; CI
pada masing-masing kelompok yaitu 23 95%; 0,01 hingga 0,13; p=0,027) maka akan
orang (53,5%) kelompok penyuluhan dan 20 meningkatkan aktivitas fisik. Nilai Adjusted
orang (46,5%) kelompok leaflet. Sedangkan R square sebesar 0,80 memiliki pengertian
pekerjaan ibu tidak bekerja merupakan bahwa 8 persen aktivitas fisik yang dicapai.
persentase terbesar dari masing-masing Dengan kata lain terdapat 92 persen aktivitas
kelompok, kelompok penyuluhan sebanyak fisik dipengaruhi oleh hal lain selain
14 orang (42,4%) dan pada kelompok leaflet pendidikan gizi. Artinya pendidikan gizi
19 orang (57,6%). Dari hasil analisis statistik efektif terhadap peningkatan aktivitas fisik
uji Chi-Square menunjukan bahwa tidak ada pada mahasiswa dengan kelebihan berat
perbedaan pekerjaan ayah sampel pada badan. Penelitian ini sejalan dengan yang
kelompok penyuluhan dan kelompok leaflet dilakukan Sumarlan (2012) tentang edukasi
(p= 0,221), serta tidak ada perbedaan gizi terhadap perubahan aktivitas fisik pada
pekerjaan ibu sampel kelompok penyuluhan remaja dengan obesitas di SMP Negeri 3
dan kelompok leaflet (p= 0,136). Kota Palapa menyatakan bahwa sesudah
2. Pengaruh Pendidikan Gizi Terhadap diberikan edukasi gizi dilakukan selama dua
Aktivitas Fisik Pada Mahasiswa dengan minggu ada pemahaman tentang merubah
Kelebihan Berat Badan prilaku responden dan bertindak menurunkan
Tabel 3 PengaruhPendidikan Gizi asupan energi dan menigkatkan aktivitas fisik
Terhadap Aktivitas Fisik Pada Mahasiswa
agar penurunan berat badan dapat tercapai
Dengan Kelebihan Berat Badan
Variabel Confidence Interval (CI) 95% secara optimal. Tetapi penelitian ini tidak
Independen Koefisiensi Batas Batas Nilai
Regresi (β) Bawah Atas p sejalan dengan penelitian Rostania (2013)
Konstanta 1,82 1,72 1,92
Pendidikan Gizi 0,07 0,01 0,13 0,027 tentang pengaruh edukasi gizi tehadap
penyuluhan
n observasi 50
perubahan pengetahuan dan gaya hidup
Adjusted R 0,80 sedentary pada anak gizi lebih di SDN
square
Sumber: Data Primer, 2014 Sudirman 1 Makassar, bahwa tidak ada
pengaruh bermakna setelah edukasi gizi pada mahasiswa dengan kelebihan berat
dengan gaya hidup sedentary. badan.
4. Pengaruh Pendidikan Gizi Terhadap Penelitian ini sejalan dengan yang
Asupan Energi Pada Mahasiswa dilakukan Thasim (2013) tentang pengaruh
dengan Kelebihan Berat Badan edukasi gizi terhadap pengetahuan dan
Tabel 4 PengaruhPendidikan Gizi asupan gizi pada anak gizi lebih di SDN 1
Terhadap Asupan Energi Pada
Makassar menyatakan tidak ada pengaruh
Mahasiswa Dengan Kelebihan Berat
Badan pemberian edukasi gizi terhadap asupan
Variabel Confidence Interval (CI) 95%
Independen Koefisiensi Batas Batas Nilai energi.
Regresi (β) Bawah Atas p
Konstanta 95,84 91.04 100,65
5. PengaruhPendidikan Gizi Terhadap
Pendidikan Gizi -1,47 -1,56 4,51 0,334 Asupan Lemak Pada Mahasiswa
penyuluhan
n observasi 50 Dengan Kelebihan Berat Badan
Adjusted R 0,19
square Tabel 5 PengaruhPendidikan Gizi
Sumber: Data Primer, 2014 Terhadap Asupan Lemak Pada
Mahasiswa Dengan Kelebihan Berat
Berdasarkan Tabel 4 hasil analisis Badan
linier berganda menunjukan bahwa Variabel Confidence Interval (CI) 95%
Independen Koefisiensi Batas Batas Nilai
pendidikan gizi berpengaruh terhadap Regresi (β) Bawah Atas p
Konstanta 28.54 91.04 100,65
asupan energi, tetapi pengaruhnya secara Pendidikan Gizi -2,79 -1,56 4,51 0,334
Penyuluhan
statistik tidak signifikan. Setiap peningkatan n observasi 50
1 poin pendidikan gizi sebesar -1,47 dengan Adjusted R 0,01
square
rentang antara -1,56 hingga 4,51 (b=-1,47; Sumber: Data Primer, 2014
CI 95%; -1,56 hingga 4,51; p=0,334) maka Berdasarkan Tabel 5 hasil analisis
akan menurunkan asupan energi. Nilai linier berganda menunjukan bahwa
Adjusted R square sebesar 0,19 memiliki pendidikan gizi berpengaruh terhadap asupan
pengertian bahwa 19 persen asupan energi lemak tetapi pengaruhnya secara statistik
yang dicapai. Dengan kata lain terdapat 81 tidak signifikan. Setiap peningkatan 1 poin
persen asupan energi dipengaruhi oleh hal pendidikan gizi sebesar -2,79 dengan rentang
lain selain pendidikan gizi. Pendidikan gizi antara -3,92 hingga 9,50 (b=-2,79; CI 95%; -
dengan penyuluhan dan leaflet kurang 3,92 dengan 9,50; p=0,190) maka akan
efektif terhadap penurunan asupan energi menurunkan asupan lemak. Nilai Adjusted R
square sebesar 0,01 memiliki pengertian
bahwa 1 persen asupan lemak yang dicapai. IMT dipengaruhi oleh hal lain selain
Dengan kata lain terdapat 99 persen asupan pendidikan gizi.
lemak dipengaruhi oleh hal lain selain Artinya pendidikan gizi dengan
pendidikan gizi, pendidikan gizi dengan penyuluhan dan leaflet kurang efektif terhadap
penyuluhan dan leaflet kurang efektif penurunan indeks massa tubuh pada mahasiswa
terhadap penurunan asupan lemak pada dengan kelebihan berat badan. Seperti halnya
mahasiswa dengan kelebihan berat badan. penelitian yang dilakukan Widhayati (2009)
6. PengaruhPendidikan Gizi Terhadap tentang efek pendidikan gizi terhadap Indeks
Indeks Massa Tubuh Pada Mahasiswa
Massa Tubuh (IMT) selama enam bulan pada
Dengan Kelebihan Berat Badan
anak SD di Semarang menyatakan bahwa tidak
Tabel 6 PengaruhPendidikan Gizi
ada perbedaan bermakna terhadap penurunan
Terhadap Indeks Massa Tubuh Pada
Mahasiswa Dengan Kelebihan Berat persentil IMT sesudah dilakukan edukasi gizi.
Badan
Variabel Confidence Interval (CI) 95%
7. Perbedaan Nilai Aktivitas Fisik Sebelum
Independen Koefisiensi Batas Batas Nilai dan Sesudah Pendidikan Gizi Pada
Regresi (β) Bawah Atas p
Konstanta 29.68 26,48 32,87 Kelompok Penyuluhan
Pendidikan Gizi -0,88 -2,90 1,14 0,125
Penyuluhan Visualisasi tentang perkembangan tingkat
n observasi 50
Adjusted R 0,005 aktivitas fisik sebelum dan sesudah
square
dilaksanakan pendidikan gizi dapat dilihat pada
Sumber: Data Primer, 2014
grafik dibawah ini:
Berdasarkan Tabel 6 hasil analisis
linier berganda menunjukan bahwa Grafik 1 Perubahan Nilai Aktivitas Fisik
pendidikan gizi berpengaruh terhadap indeks Mahasiswa Sebelum dan Sesudah
Pendidikan Gizi Pada Kelompok
massa tubuh, tetapi pengaruhnya secara Penyuluhan
statistik tidak signifikan. Setiap peningkatan 1
poin pendidikan gizi sebesar -0,88 dengan
rentang antara -2,90 hingga 1,14 (b=0,88; CI
95% antara -2,90 hingga 1,14; p=0,125) maka
akan menurunkan indeks massa tubuh. Nilai
Adjusted R square sebesar 0,005 memiliki Berdasarkan visualisasi hasil nilai
pengertian bahwa 0,5 persen IMT yang aktivitas fisik Grafik 1 terdapat peningkatan
dicapai. Dengan kata lain terdapat 99,5 persen aktivitas fisik mahasiswa sebelum dan
sesudah dilaksanakan pendidikan gizi dengan
metode penyuluhan berupa materi. Dilihat Pendidikan Gizi Pada Kelompok
dari perubahan kategori dari ringan ke Penyuluhan
sedang, penyuluhan gizi dengan media materi Grafik 3 Perubahan Asupan Energi,
Asupan Lemak Mahasiswa Sebelum dan
mampu mengubah aktivitas fisik ringan ke
Sesudah Pendidikan Gizi Pada
aktivitas sedang ini dikarenakan dalam proses Kelompok Penyuluhan
pemberian materi dijelaskan bahwa aktivitas
sangat berpengaruh terhadap penurunan
kelebihan berat badan.

8. Perbedaan Nilai Aktivitas Fisik


Sebelum dan Sesudah Pendidikan Gizi
Pada Kelompok Leaflet
Berdasarkan visualisasi hasil nilai asupan
Grafik 2 Perubahan Aktivitas Fisik
Mahasiswa Sebelum dan Sesudah energi dan asupan lemak Grafik 3 hasil rata-
Pendidikan Gizi Pada Kelompok rata (%) asupan energi diatas ada perbedaan
Penyuluhan
asupan energi sebelum dan sesudah
dilaksanakan pendidikan gizi dengan media
materi. Hal ini seperti pernyataan Atmarita
(2004) bahwa setelah pendidikan gizi
mahasiswa mulai memilih bahan makanan
Berdasarkan visualisasi hasil nilai atau menu makanan sesuai dengan kebutuhan
aktivitas fisik Grafik 2 ada peningkatan tubuhnya. Pada asupan lemak ada perbedaan
aktivitas fisik mahasiswa sebelum dan sesudah sebelum dan sesudah pendidikan gizi dengan
dilaksanakan pendidikan gizi dengan media media materi, namun tetap dalam kategori
leaflet tetapi, tidak tetap dalam kategori ringan lebih (≥25%). Karena kebiasaan makan yang
(< 1.69). hal ini terjadi karena kurangnya sulit diubah dan pengaruh lingkungan seperti
motivasi, kurang peduli serta kurang pada saat kuliah sering makan diluar rumah,
dukungan dari teman sebaya dan orang tua rata-rata memilih makanan cepa saji yang
dalam beraktivitas. mengandung tinggi lemak,dan pengaruh
teman sebaya yang kurang mendukung dalam
9. Perbedaan Asupan Energi, Asupan
penurunan asupan lemak, serta kurangnya
Lemak Sebelum dan Sesudah
komitmen sampel dalam perubahan prilaku 11. Perbedaan Indeks Massa Tubuh (IMT)
pola makan untuk menurunkan berat badan. Sebelum dan Sesudah Pendidikan Gizi
Pada Kelompok Penyuluhan
10. Perbedaan Asupan Energi, Asupan
Lemak Sebelum dan Sesudah
Grafik 5 Perubahan IMT Mahasiswa
Pendidikan Gizi Pada Kelompok Leaflet Sebelum dan Sesudah Pendidikan Gizi
Pada Kelompok Penyuluhan
Grafik 4 Perubahan Asupan Energi dan
Asupan Lemak Mahasiswa Sebelum dan
Sesudah Pendidikan Gizi Pada Kelompok
Leaflet

Berdasarkan visualisasi hasil indeks


Berdasarkan visualisasi hasil nilai massa tubuh Grafik 5 ada penurunan kategori
asupan energi dan asupan lemak Grafik 4 hasil IMT antara sebelum dan sesudah
rata-rata (%) asupan energi diatas ada dilaksanakan pendidikan gizi dengan metode
perbedaan asupan energi sebelum dan sesudah penyuluhan berupa materi tetapi, tetap dalam
dilaksanakan pendidikan gizi dengan media kategori obesitas (≥27). Karena mahasiswa
leaflet. Ini terjadi karena didalam lembar kurang memonitor dirinya dengan baik dan
leaflet diberikan contoh diet rendah energi proses penurunan bedat badan padahal
sebagai acuan dalam memilih makanan dalam mereka menyadari mengurangi kelebihan
sehari. Dan pada asupan lemak ada perbedaan berat badan sangat berguna bagi kesehatan.
sebelum dan sesudah pendidikan gizi dengan
media leaflet tetapi, tetap dalam kategori lebih 12. Perbedaan Indeks Massa Tubuh (IMT)
Sebelum dan Sesudah Pendidikan Gizi
(≥25%). Artinya ada sedikit perubahan dalam Pada Kelompok Leaflet
pemilihan bahan makanan rendah lemak,
butuh motivasi dan dukungan dari teman
sebaya agar perubahan perilaku memilih
makanan dapat terkontrol dengan baik demi
penurunan berat badan.
Grafik 6 Perubahan IMT Mahasiswa Tabel 7 Perbedaan Peningkatan
Sebelum dan Sesudah Pendidikan Gizi Aktivitas Fisik, Penurunan Asupan
Pada Kelompok Leaflet Energi, Penurunan Asupan Lemak dan
Penurunan Indeks Massa Tubuh Antara
Kelompok Penyuluhan dan Kelompok
Leaflet
Variabel Kelompok p
Penyuluhan Leaflet
Mean SD Mean SD
Aktivitas -0.18 0.15 -0.10 0.13 0,078
Fisik
Asupan 5.44 6.14 1.8 11.2 0.164
Energi
Asupan 4.40 3.07 3.27 3.60 0.238
Lemak
Berdasarkan visualisasi hasil indeks IMT 0.04 0.20 0.08 0.27 0.561

massa tubuh Grafik 6 diatas ada perbedaan Sumber: Data Primer,2014

IMT antara sebelum dan sesudah dilaksanakan Berdasarkan Tabel 7 hasil uji statistik

pendidikan gizi dengan media leaflet tetapi, Independent Samples T-Test menunjukan

tetap dalam kategori obesitas (≥27). Karena bahwa tidak ada perbedaan peningkatan

kurangnya dukungan dari teman sebaya yang aktivitas fisik yang bermakna setelah

tidak ikut dalam penelitian ini mempunyai pendidikan gizi antara kelompok penyuluhan

pengaruh lebih besar dibandingkan dengan dan kelompok leaflet (p=0.078). Ini terjadi

motivasi yang dimiliki. mungkin pemberian leaflet sebagai media


pendidikan gizi kurang bisa diterima
13. Perbedaan Peningkatan Aktivitas Fisik, mahasiswa karena kurangnya minat membaca,
Penurunan Asupan Energi, Penurunan
Asupan Lemak dan Penurunan Indeks berbeda dengan pemberian materi sebab ada
Massa Tubuh Antara Kelompok proses motivasi yang diberikan pada saat
Penyuluhan dan Kelompok Leaflet menjelaskan materi tentang penurunan
kelebihan berat badan sehingga terdapat
Pada penelitian ini untuk mengetahui
peningkatan aktivitas fisik.
perbedaan peningkatan aktivits fisik,
Pada asupan energi tidak ada perbedaan
penurunan asupan energi, asupan lemak dan
penurunan asupan energi yang bermakna
penurunan rata-rata indeks massa tubuh dapat
sesudah pendidikan gizi antara kelompok
dilihat dibawah ini:
penyuluhan dan kelompok leaflet (p=0.182).
dikarenakan dalam pemberian materi dan
leaflet diberikan penjelasan tentang bahaya
kelebihan berat badan, Tips dan trik Penelitian ini sejalan dengan hasil
penurunan kelebihan berat badan sehingga penelitian Widhayati (2009) tentang efek
mahasiswa mulai timbul kesadaran betapa pendidikan gizi terhadap Indeks Massa Tubuh
berbahayanya kelebihan berat badan jika (IMT) selama enam bulan di Semarang
tidak ditindak lanjuti sedini mungkin dengan menyatakan bahwa tidak ada perbedaan
mengatur pola makan, aktivitas fisik dan bermakna terhadap penurunan persentil IMT
mengkonsumsi asupan energi sesuai dengan antara kelompok dan individu.
kebutuhan tubuh. asupan lemak tidak ada
perbedaan penurunan asupan lemak yang KESIMPULAN DAN SARAN
bermakna sesudah pendidikan gizi antara 1. Kesimpulan
kelompok penyuluhan dan kelompok leaflet a. Terdapat pengaruh signifikan antara
(p=0.238). pendidikan gizi terhadap aktivitas fisik
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian (b=0,07;CI 95%; antara 0,01 hingga
tentang efek pendidikan gizi terhadap asupan 0,13; p=0,027). Ada pengaruh antara
energi dan asupan lemak pada anak SD di pendidikan gizi terhadap asupan energi
Semarang menyatakan tidak ada perbedaan (b=-1,47; CI 95% antara -1,56 hingga
penurunan asupan energi dan asupan lemak 4,51; p=0,334), asupan lemak (b=-
antara kelompok dan individu 2,79;CI 95% antara -3,92 hingga 9,50;
(Widhayati,2009). p=0,190) dan indeks massa tubuh
Indeks Massa Tubuh tidak ada (b=0,88; CI 95% antara -2,90 hingga
perbedaan penurunan IMT yang bermakna 1,14; p=0,125), tetapi pengaruhnya
sesudah pendidikan gizi antara kelompok secara statistik tidak signifikan pada
penyuluhan dan kelompok leaflet (p=0.561). mahasiswa dengan kelebihan berat
Pendidikan gizi baik secara pemberian materi badan.
dan leaflet pada mahasiswa belum dapat b. Tidak ada perbedaan peningkatan
mengubah IMT secara jelas, sebab perubahan aktivitas fisik yang bermakna (p=0.078)
IMT dapat terlihat dalam jangka waktu yang sesudah dilakukan pendidikan gizi antara
cukup lama jika penelitian tidak berlangsung kelompok penyuluhan dan kelompok
lama maka tidak akan menggambarkan leaflet.
perubahan penurunan IMT yang terjadi pada c. Tidak ada perbedaan penurunan asupan
sampel. energi yang bermakna (p=0.164)
sesudah dilakukan pendidikan gizi antara seperti kebiasaan mengkonsumsi serat,
kelompok penyuluhan dan kelompok dukungan lingkungan seperti teman
leaflet. sebaya, orang tua dan sebagainya.
d. Tidak ada perbedaan penurunan asupan
lemak yang bermakna (p=0.238) sesudah DAFTAR PUSTAKA
dilakukan pendidikan gizi antara Atmarita dan Fallah. 2004. Analisis Situasi
kelompok penyuluhan dan kelompok Gizi dan Kesehatan Masyarakat,
leaflet. dalam Prosiding Widyakarya
e. Tidak ada perbedaan penurunan Indeks Nasional Pangan dan Gizi VIII,LIPI,
Massa Tubuh (IMT) yang bermakna Jakarta.
(p=0.561) sesudah dilakukan pendidikan Hadi H. 2005. Beban Ganda Masalah Gizi
gizi antara kelompok penyuluhan dan dan Implikasinya terhadap
kelompok leaflet. Kebijakan Pembangunan Kesehatan
B. Saran Nasional, dalam Pengukuhan Guru
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang Besar fakultas Kedokteran
dapat diberikan adalah sebagai berikut: Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
1. Intervensi pada kelebihan berat badan Hadik. 2013. Definisi, Fungsi dan Peran
dapat dilakukan dengan memberikan Mahasiswa. Malang: STIE ASIA
informasi tentang gizi menggunakan Malang.
media berupa materi dan leaflet Kahn RF. 2006. Continuing Medical
khususnya pada peningkatan aktivitas Education in nutrition. American
fisik. Journal of Clinical Nutrition.
2. Intervensi pada kelebihan berat badan Kamelia E, Sembiring T MD, Hakimi, Lubis
dengan meningkatkan aktivitas fisik, IZ. 2003.Obesity Among Children
menurunkan asupan energi demi Aged 10-13 Years in Public and
menurunkan nilai Indeks Massa Tubuh Private Elementary Schools.
dilakukan dengan cara memonitor diri Indonesiana: Pediatrica Indonesiana
sendiri secara berkala agar dapat hasil Vol.43.Num.3-4.
yang optimal dan tidak sesaat. Kemenkes RI. 2007. Masalah Gizi Setiap
3. Diperlukan penelitian lebih lanjut Siklus Kehidupan. Jakarta:
dengan variabel yang belum diteliti Kemenkes RI
Low S, Chin MC, Deurenberg-Yap M. 2009. Kota Palapa. Semarang: Universitas
Review on Epidemic of Obesity.Ann Diponogoro.
Acad Singapore;38:57-65 Thasim S. 2013. Pengaruh Edukasi Gizi
Nejad, Lilian M. 2005. Comparison of the Terhadap Perubahan Pengetahuan
Health Belief Model and the Theory dan Asupan Energi Pada Anak Gizi
of Planned Behavior in the Prediction Lebih Di SDN Sudirman 1
of Dieting and Fasting Behavior. Makassar. Makassar: Fakultas Ilmu
Australia: La Trobe University. Kesehatan Universitas Hasanuddin
Podojoyo, Susyani, Nuryanto. 2007. Makassar.
Konseling Gizi terhadap Penurunan Widhayati RE. 2009. Efek Pendidikan Gizi
Berat badan remaja Overweight dan Terhadap Perubahan Konsumsi
Obes di kota Palembang. Jurnal Energi dan Indeks Massa Tubuh
Pembangunan Manusia. Pada Remaja Kelebihan Berat
Renstra. 2010. Rencana Strategis Badan. Tesis.Semarang: Program
Kementerian Kesehatan Tahun Pascasarjana Universitas
2010-2014. Jakarta:Kementeri Diponegoro.
Kesehatan RI Wulandari T. 2007. Self Regulated
RisKesDas. 2010. Pedoman Pengisian Behavior Pada Remaja Putri yang
Kuesioner, Badan Penelitian dan Mengalami Obesitas, Fakultas
Pengembangan Kesehatan DepKes Psikology Universitas Gunadarma.
RI , Jakarta. Proceeding PESAT vol 2 ISSN 1858
Rostania M, Syam A. 2013. Pengaruh -2559.
edukasi gizi terhadap perubahan
pengetahuan dan gaya hidup
sedendary pada anak gizi lebih di
SDN Sudirman 1 Makassar.
Makassar: Universitas Hasanuddin.
Sumarlan. 2012. Edukasi Gizi Terhadap
Perubahan Berat Badan, Asupan
Gizi dan Aktivitas Fisik Pada
Remaja Obesitas di SMP Negeri 3

You might also like