You are on page 1of 12

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PENGEMBANGAN

OBJEK WISATA BERTARAF INTERNASIONAL


DI PANTAI PADANG

JURNAL

HARNETI OKTAVIANI
NIM. 12030101

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATRA BARAT
PADANG
2017
COMMUNITY PREPAREDNESS DEVELOPMENT IN DEALING
INTERNATIONAL TOURIST ATTRACTIONS ON PADANG BEACH

By :
Harneti Oktaviani1Helfia Edial2 Afrital Rezki3

1
.Geography Education Students STKIP PGRI Sumatera Barat
2,3
Lecturer in Geography Education STKIP PGRI Sumatera Barat

Abstract
This study aims to determine analyze and discuss community preparedness in the
face of international tourism development in Padang beach views from; 1) the ability and
skills to communicate with the community of foreign tourists in welcoming international
events and international tours, 2) community participation in the safety and comfort of
tourists attractions Padang Beach, 3) the ability of people in the rescue action (Aid Basic
Life) when the insident in regional attractions Padang Beach.

This research is a quantitative descriptive study, which analyzes the readiness of


the community in the development of attraction international Padang Beach. The sample
in this study conducted by cluster sampling (sampling area), with the distribution of the
three regions namely Muara Padang Beach neighborhood 17 samples, 35 samples
Cimpago Lake neighborhood and area Muaro restless 32 samples. Collecting data using
questionnaires, analysis used is the percentage and scale likers Results of the study 1)
Ability and communication skills people who are in the tourist area of Padang Beach is
quite (64.40%) so that the majority of traders and parking attendants do not master a
foreign language, 2) Community participation in the safety and comfort are classified as
good (81.35%) because the majority of vendors and parking attendants are also involved
in maintaining the security and comfort of the visitors, but in case of criminal acts the
majority of people do not do anything on a regional attraction Padang Beach guard
official TNI, Police and police Pamog Paraja,, 3) The ability of people in the rescue
action is quite (69.03%) because rescuse team who have full responsibility to rescue
drowning victims in Padang Beach tourist area.

Keywords: Community Preparedness, Padang Beach.


KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PENGEMBANGAN
OBJEK WISATA BERTARAF INTERNASIONAL DI PANTAI PADANG

Oleh :
Harneti Oktaviani1Helfia Edial2 Afrital Rezki3

1
.Mahasiswa Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat.
2,3
Staf Pengajar Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui menganalisis dan membahas kesiapan
masyarakat dalam menghadapi pengembangan objek wisata bertaraf internasional di
Pantai Padang dilihat dari; 1) kemampuan dan keterampilan berkomunikasi masyarakat
sekitar dengan wisatawan mancanegara dalam menyambut event internasional maupun
wisata internasional, 2) partisipasi masyarakat terhadap keamanan dan kenyamanan
wisatawan di objek wisata Pantai Padang, 3) kemampuan masyarakat pada tindakan
penyelamatan (Bantuan Hidup Dasar) saat terjadinya insident di kawasan objek wisata
Pantai Padang.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuntitatif, yaitu menganalisis


kesiapan masyarakat dalam pengembangan objek wisata Pantai Padang bertaraf
internasional. Sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik cluster Sampling
(area sampling), dengan pembagian tiga kawasan yakni kawasan LP Muaro Padang 17
sampel, kawasan Danau Cimpago 35 sampel dan kawasan Muaro Lasak 32 sampel.
Pengumpulan data mengunakan angket, analisa yang digunakan adalah persentase dan
skala likers. Hasil penelitian 1) Kemampuan dan keterampilan berkomunikasi
masyarakat yang berada di kawasan wisata Pantai Padang tergolong cukup (64.40%)
sehingga mayoritas pedagang dan juru parkir tidak menguasai berbahasa asing, 2)
Partisipasi masyarakat terhadap keamanan dan kenyamanan tergolong baik (81.35%)
karna mayoritas pedagang dan juru parkir juga terlibat dalam menjaga keamanan dan
kenyamanan pengunjung namun jika terjadi tindakan kriminal mayoritas masyarakat
tidak berbuat apa-apa pada kawasan objek wisata Pantai Padang penjagaan resmi TNI,
POLRI dan Polisi Pamog Paraja, 3) Kemampuan masyarakat pada tindakan penyelamatan
tergolong cukup (69.03%) karna tim rescuse yang memiliki tanggung jawab penuh
terhadap penyelamatan korban tenggelam di kawasan wisata Pantai Padang.

Kata kunci : Kesiapan Masyarakat, Pantai Padang


PENDAHULUAN masyarakat sekitar serta peluang
Indonesia merupakan negara investasi (Wikipedia).
kepulauan terbesar di dunia, dengan ± Pemerintahan Kota Padang
18.110 pulau yang dimilikinya dengan melakukan pengembangan kawasan
garis pantai sepanjang 108.000 km. wisata Pantai Padang. Pengembangan
Negara Indonesia memiliki potensi tersebut dilakukan dengan menata
alam, keanekaragaman flora dan fauna, kawasan objek wisata Pantai Padang
peninggalan purbakala, peninggalan dengan menjadikan Kawasan Wisata
sejarah, serta seni dan budaya yang Keluarga (KWK) pada sepanjang 500
semuanya itu merupakan sumber daya meter di Jalan Samudera Pantai Padang.
dan modal yang besar artinya bagi usaha Kawasan wisata tersebut akan dibangun
pengembangan dan peningkatan plaza sebagai arena bermain keluarga,
kepariwisataan (Upi,edukasi) yang terdiri dari bangunan panggung
Pengembangan yang dilakukan kebudayaan, lapangan utama dengan
oleh lembaga terkait agar objek wisata bangku taman, hingga pancuran air
lebih terstruktur dengan baik, lebih tawar untuk pengunjung membersihkan
menarik untuk dikunjungi, lebih nyaman diri setelah bermain di pantai. Pada
dan aman untuk pengunjung. Tidak KWK Pantai Padang juga akan dibangun
hanya pengembangan objek wisata juga pedestrian, dari pintu masuk hingga
memerlukan promosi. Promosi ini agar menuju plaza yang ditujukan agar
objek wisata dikenal oleh masyarakat wisatawan dapat berjalan sambil melihat
luas. Promosi yang dilakukan oleh Dinas pemandangan pantai.
Pariwisata baik melalui media cetak Pengembangan KWK di
maupun media eletronik. Pengembangan kawasan pantai mengunakan anggaran
dan promosi yang dilakukan oleh untuk membangun KWK Pantai Padang
pemerintah untuk meningkatkan pada APBD 2016. Dalam pembangunan
pengunjung. Apabila tingkat pengunjung KWK Pantai Padang, akan
tinggi maka dapat berpegaruh terhadap menggunakan sistem "year to year"
perekonomian masyarakat sekitar yang dengan pembagian tahapan
tentunya akan berdampak pada pembangunan kedalam empat tahapan,
pendapatan daerah. yakni pembangunan lapangan utama
Kota Padang adalah salah satu dengan menempatkan tempat duduk
kota yang memiliki potensi wisata alam santai keluarga di tahap pertama.
dan budaya yang beragam. Hal ini Dilanjutkan dengan tahapan kedua yakni
disebabkan karna Kota Padang secara membangun panggung kebudayaan yang
geografis terletak di pesisir pantai barat nantinya diperuntukkan sebagai
Pulau Sumatera, dengan garis pantai pagelaran kesenian, lalu pada tahapan
sepanjang 84 km. Luas keseluruhan ketiga membangun sarana pancuran air
Kota Padang adalah 694,96 km², dan tawar bagi para pengunjung yang ingin
lebih dari 60% dari luas tersebut, sekitar membersihkan diri selesai bermain dari
± 434,63 km² merupakan daerah pantai. Dan pada tahap keempat
perbukitan yang ditutupi hutan lindung. membangun pedestrian dengan taman-
Dengan demikian kondisi kota Padang taman hijau di sepanjangnya. Dan
berada di pesisir pantai dan memiliki nantinya KWK Pantai Padang ini, tidak
kawasan perbukitan yang membentang. akan memungut biaya retribusi. KWK
Kota Padang merupakan daerah yang ini ditujukan untuk warga Kota Padang
memiliki objek wisata yang patut untuk yang hendak bersantai bersama keluarga
dikembangkan. Perkembangan tersebut di hari libur, istilahnya alun-alunnya
akan berdampak terhadap perekonomian Kota Padang. Proyek pengembangan ini
daerah dan tentu saja perekonomian dimulai dari tahun 2015 hingga 2019.
Pengembangan Pantai Padang (MNEK) 2016. Multilateral Naval
menjadi Kawasan Wisata Keluarga Exercise Komodo (MNEK) 2016
(KWK) mulai terlihat dengan adanya dihadiri angkatan laut dari 36 negara
pembenahan Pantai Padang. Dimana yang dilaksanakan pada tanggal 12
Pemerintah mulai membersihan hingga 16 April 2016 di Padang dan
kawasan tenda ceper yang berada di Mentawai. Lantamal II Teluk Bayur
sepanjang Pantai Padang, membersihkan bersama Pemko Padang membangun
Pantai Padang dari pedagang maupun Tugu Perdamaian di Pantai Padang,
rumah makan yang berdiri di sepanjang tepatnya di kawasan Muaro Lasak. Tugu
bibir pantai. Sehingga warga Kota perdamaian sendiri berbentuk burung
Padang dan wisatawan dari luar daerah merpati origami dan dibawahnya
Kota Padang dapat dengan leluasa terdapat bola dunia. Peresmian Tugu
menikmati keindahan Pantai Padang Perdamaian tersebut dilaksanakan pada
(KabarBisnis). pembukaan Multilateral Naval Exercise
Objek wisata Pantai Padang Komodo (MNEK) 2016 (infosumbar).
merupakan salah satu objek wisata yang Events-events tersebut
menjadi destinasi utama dan berdampak positif terhadap penambahan
membanggakan bagi warga Kota daya tarik wisata yang berada di
Padang. Evenst-events besar sudah kawasan Pantai Padang, sekaligus
digelar dikawasan wisata Pantai Padang. sebagai perkenalan bagi dunia luar.
Events-events dimanfaatkan oleh Seiring dengan itu Pemko terus
Pemerintah Kota Padang untuk membenahi kawasan wisata Pantai
mempromosikan objek wisata Pantai Padang sehingga wisatawan dapat
Padang luar daerah Sumatera Barat berkunjung dengan aman dan nyaman di
maupun mancanegara. kawasan wisata tersebut.
Dalam dua tahun terakhir ini Dalam pengembangan dan
Kota Padang sudah menjadi tuan rumah promosi wisata yang dilakukan oleh
dua kegitan yang bertaraf internasional lembaga terkait harus mengikut sertakan
yakni; Konferensi Tingkat Tinggi Indian masyarakat lokal yang berada di
Ocean Rim Association (KTT IORA) kawasan wisata tersebut. Hal ini
yang digelar pada tanggal 20 sampai 23 dikarnakan masyarakat sekitar yang
Oktober 2015. Kegiatan ini juga akan menerima dan melayani
mengikut sertakan kawasan objek wisata pengunjung selama berada di objek
Pantai Padang, yang mana para peserta wisata. Masyarakat juga berpengaruh
Konferensi Tingkat Tinggi Indian Ocean terhadap keberhasilan pengembangan
Rim Association (KTT IORA) objek wisata serta mempengaruhi
melakukan serangkaian kegitan promosi kawasan objek wisata. Apabila
“babendi-bendi” di Pantai Padang masyarakat tidak ikut serta maupun
(depan Lapau Panjang Cimpago), mendukung pengembangan yang
menyaksikan pemecahan rekor MURI dilakukan oleh lembaga terkait maka
penampilan 1.200 talempong pacik oleh pengembangan tersebut tidak berjalan
siswa/siswi sekolah di Kota Padang, dengan optimal dan begitupun
serta melepas tukik (anak penyu) di sebaliknya.
Pantai Padang. Pemerintah Kota Padang Masyarakat sekitar juga
juga pada saat itu meresmikan taman mempengaruhi citra objek wisata di
IORA di kawasan tersebut mata pengunjung. Walaupun objek
(Padangmedia). wisata tersebut memiliki pesona alam
Events kedua yang menjadikan yang indah akan tetapi jika masyarakat
Kota Padang tuan rumah adalah tidak memperlihatkan sikap positif
Multilateral Naval Exercise Komodo dalam menerima kehadiran pengunjung
maka objek wisata tersebut akan yang terjadi antara tamu dengan
meninggalkan kesan tidak mempunyai masyarakat sekitar kawasan objek
daya tarik dihati pengunjung. Sehingga wisata Pantai Padang menggunakan
masyarakat sekitar juga harus bahasa isarat seperti bahasa tubuh.
mengambil peran dalam membina citra Padahal, events tersebut dijadikan
suatu objek wisata. Dikarenakan sebagai alat promosi wisata Pantai
masyarakat sekitar yang akan Padang dimata dunia.
berinteraksi langsung dengan Berdasarkan pengamatan
pengunjung. penulis kawasan objek pantai padang
Masalah-masalah klasik di hanya memiliki satu pos penyelamatan
kawasan Pantai Padang seperti tindakan yang mana pos tersebut terletak di depan
premanisme dan pembalakan masih kantor Dinas Kebudayaan dan
terjadi di kawasan ini. Para pedagang Pariwisata Kota Padang. Sedangkan,
nakal pun ikut melakukan premanisme kawasan objek wisata memiliki kawasan
dengan mematok harga yang tidak yang cukup luas. Maka jika terjadi
masuk akal. Baru-baru ini Kota Padang kecelakan atau pengunjung atau
dihebohkan oleh pengakuan salah masyarakat sekitar yang hanyut maka
seorang pengunjung Pantai Padang yang memerlukan waktu untuk menuju ke
dibagikan di media sosial yakni lokasi kejadian. Namun, saat hari libur
facebook. Pengunjung tersebut berbagi penulis melihat banyak team penyelamat
cerita tentang pengalamannya. Ia yang berjaga disekitar kawasan objek
memesan Cappucino dan Langkitang wisata Pantai Padang.
untuk porsi 2 orang. Ketika akan Dari permasalahan tersebut
membayar pesanan, betapa kagetnya ia terlihat bahwa masyarakat disekitar
mendengar bahwa total tagihannya kawasan objek wisata Pantai Padang
sebesar Rp 200.000 hanya untuk 2 porsi belum siap untuk berkerja sama dalam
Langkitang dan Cappucino. Jelas ini rangka pengembangkan objek wisata
merupakan pemalakan (premanisme) pantai padang. Tidak hanya itu masalah
terselubung di tempat wisata pantai tersebut membuat citra pariwisata Kota
Padang. Tidak hanya premanisme di Padang buruk di mata pengunjung dari
objek wista Pantai Padang namun para luar wilayah Kota maupun pengunjung
pedangang yang tidak terstruktur dengan yang berasal dari Kota sendiri.
baik, baik pedagang kaki lima maupun Berdasarkan masalah diatas peneliti
pedangan yang berjualan mengunakan tertarik untuk melakukan penelitian
kendaraan pribadi yang memakan badan dengan judul “Kesiapan Masyarakat
jalan. Sehingga pada akhir pekan dan Dalam Menghadapi Pengembangan
hari libur akan terjadi kemacetan Objek Wisata Bertaraf Internasional Di
diwilayah Pantai Padang (redaksi cepat). Pantai Padang”.
Berdasarkan observasi yang
penulis lakukan pada bulan April saat METODE PENELITIAN
events Multilateral Naval Exercise
Komodo (MNEK) 2016 masyarakat Penelitian ini merupakan
sekitar mengalami kesulitan penelitian deskriptif kuntitatif, Menurut
berkomunikasi kepada tamu luar negeri Sugiyono (2013:7) menyatakan
yang terlibat dalam events. Tamu penelitian kuantitatif dapat diartikan
khususnya para jurnalis yang sedang sebagai metode penelitian yang
menikmati suasana sore di pantai padang berlandaskan pada filsafah positivisme,
ketika mereka berusaha berkomunikasi digunakan untuk meneliti pada populasi
kepada masyarakat namun komunikasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
tersebut tidak begitu lancar. komunikasi mengunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuntitatif.
Populasi Penelitian Masyarakat Di dijabarkan menjadi indikator
Kawasan Objek Wisata Pantai Padang variabel. Indikator variabel tersebut
sebanyak 338 responden. dijadikan titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen
Menurut Sugiyono (2013:81) yang dapat berupa pertanyaan
menyatakan sampel adalah bagian dari maupun pertanyaan. ( Sugiono:
jumlah dan karakteristik yang dimiliki 2013)
oleh populasi tersebut.
Jawaban setiap instrumen
Menurut Arikunto (2006:134) yang mengunakan skala likert
menyatakan sampel sebagian atau wakil garasi nilai dari 4, 3,2,1 nilai baik
populasi yang diteliti, apabila subjeknya dan sangat buruk.
kurang dari 100, lebih baik diambil
semua sehingga penelitinnya merupakan Keterangan :
penelian populasi. Tetapi, jika jumlah Iya/ Selalu/ Ikut serta/ Sangat sering/
Sangat pernah/ Sering = 4
subjek besar, dapat diambil antara 10-
Kadang-kadang/ Sering/ Sekedar ikut
15% atau 20-25% atau lebih. serta/ Pernah/ Sesekali/ Selalu = 3
Ragu-ragu/ Kadang-kadang/ Jarang
Pengambilan responden masyarakat sekali= 2
dalam penelitian ini dilakukan dengan Tidak/ Hampir tidak pernah= 1
teknik cluster Sampling (area sampling)
yaitu pengambilan sampel berdasarkan ( Sugiyono 94:2013)
daerah populasi yang ditetapkan. Dalam penelitian ini
Teknik analisa data yang terdapat 3 bagian kawasan
digunakan untuk menganalisa data penelitian yakni; Kawasan Pantai
dalam penelitian ini adalah analisis Muaro, Kawasan Danau Cimpago
deskriptif, karena tujuan penelitian ini dan Kawasan Muaro Lasak. Maka
adalah untuk melihat kecenderungan hasil pengelolan data tentang
indikator masing-masing variabel dua kesiapan masyarakat dalam
teknik sebagai berikut; pengembangan objek wisata Pantai
Padang bertaraf internasional dapat
1. Rumus persentase dilihat sebagai berikut:
𝑓 1. Kawasan Pantai Muaro
𝑝 = ×100% Dalam hubungan
𝑛
teknik pengumpulan data
Berdasarkan rumus di atas maka angket, instrumen tersebut
sample responden sebanyak 84 disebarkan 17 responden,
responden kemudian direkapitulasi dari
data 17 responden. Misalnya,
2. Skala Likerts Skor Ideal = 4 x 17
Penelitian ini mengunakan = 68
metode analisa dengan mengunakan Skor Terendah= 1 x 17 = 17
skala Likert. Skala Likert digunakan Untuk
untuk mengukur sikap, pendapat, menginterperstasikan hasil
dan persepsi seseorang atau analisis deskriptif maka
kelompok orang tentang fenomena persentase kelompok
sosial. dalam metode analisa skala responden adalah 53/68 x
Likert ini fenomena sosial di 100% = 77.9% tergolong
tetapkan secara spesifik yang mana “Cukup”. Dengan kriteria nilai
selanjutnya disebut sebagai variabel pencapaian responden
penelitian. Variabel tersebut diukur
diklasifikasikan sebagai masyarakat berusaha melayani dengan
berikut: baik walaupun hanya mengunakan
Tabel.3.4. Kriteria Nilai bahasa isarat jika mereka tidak
Pencapaian Responden memahani Bahasa Indonesia. Bahasa
Kategori Pencapaian isarat yang dilakukan antara pedagang
Angka 0% - Sangat dengan wisatawan asing dalam bentuk
24,5% buruk menunjuk barang yang diinginkan serta
Angka 25% - Buruk pembayaran juga dengan menunjuk
49.5% nominal uang rupiah yang dimiliki
Angka 50% - Cukup pedagang. Dan pada kawasan Muaro
74.5% Lasak rata-rata tergolong tergolong
Angka 75% - Baik Cukup (66.73%), karena walaupun
100% komunikasi terjadi antara masyarakat
( Sugiyono 94:2013) dengan wisatawan asing jarang terjadi
namun, jika komunikasi terjadi maka
masyarakat berusaha melayani dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN baik walaupun masyarakat tidak bahasa
asing namun masyarakat akan minta
Pertama, masyarakat di tolong kepada anaknya untuk melayani
kawasan wisata Pantai Padang dalam wisatawan tersebut. Pelayanan yang
kemampuan dan keterampilan dilakukan dengan bahasa inggris dasar
berkomunikasi dengan wisatawan asing mengunakan kosa kata bahasa inggris
yang berkunjung ke kawasan wisata yang sering digunakan.
Pantai Padang pada kawasan Pantai Hal tersebut diperkuat oleh
Muaro, kawasan Danau Cimpago Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
maupun kawasan Muaro lasak. Pada Padang yang melakukan wawancara
kawasan Pantai Muaro kemampuan takterstruktur pada tanggal 23 Desember
berkomunikasi masyarakat terhadap 2016 beliau menyatakan “Permko lebih
wisatawan asing yang berkunjung di kepada penataan pedagang, SDM
kawasan wisata Pantai Padang kawasan (Sumber Daya Manusia) baik dari harga
Pantai Muaro rata-rata tergolong Cukup makan maupun tarif parkir. Belum ada
(64.70%), karena komunikasi terjadi pelatihan bahasa asing namun jika ada
antara masyarakat dengan wisatawan pihak swasta yang ingin melakukan
asing jarang terjadi namun, jika pelatihan bahasa asing maka kami akan
komunikasi terjadi maka masyarakat mengizinkan tapi dari Pemko pelatihan
berusaha untuk melayani dengan baik bahasa asing belum dilakukan kepada
walaupun hanya mengunakan bahasa masyarakat di kawasan wisata Pantai
isarat jika mereka tidak memahani Padang nanum rencana kedepannya
Bahasa Indonesia. Bahasa isarat yang ada”
dilakukan antara pedagang dengan Hal ini sesuai dengan salah satu
wisatawan asing dalam bentuk program pengembangan kepariwisata
menunjuk barang yang diinginkan serta yang dinyatakan Bakaruddin (2011:110)
pembayaran juga dengan menunjuk dimana program pengembangan sumber
nominal uang rupiah yang dimiliki daya manusia dan kelembagaan yang
pedagang. mana salah satunya menyatakan perlu
Sedangkan, pada kawasan Danau adanya penyuluhan pembinaan
Cimpago rata-rata tergolong Cukup masyarakat secara berkala melalui
(61.73%), karena walaupun komunikasi pendekatan yang berkesinambungan dan
terjadi antara masyarakat dengan menyeluruh. Agar keberhasilan dalam
wisatawan asing jarang terjadi namun,
jika komunikasih terjadi maka
pengembangan pariwisata dapat meskipun masyarakat di kawasan ini
terwujud (Smith dalam Seokarno) tidak berani menegur bahkan membantu
apabila terjadi tindakan kriminal di
Hal ini tidak sesuai dengan Aji kawasan ini namun masyarakat hanya
Setyanto (2014) pada dasarnya proses manasehati pengunjung yang
komunikasi dengan wisatawan asing, berkunjung ke kios. Namun kantor pos
membutuhkan kemampuan dan polisi pariwisata terdapat dikawasan
penguasaan bahasa asing. Bahasa asing Danau Cimpago tepatnya di kawasan
yang harus diketahui dan harus dikuasai Lapau Panjang Cimpago (LPC). Dan
oleh masyarakat sekitar tempat wisata, pada kawasan Muaro Lasak partisipasi
minimal adalah bahasa asing dasar, kosa masyarakat dalam menjaga keamanan
kata sederhana dalam perkenalan, atau dan kenyamanan wisatawan di kawasan
hanya sekedar menyapa wisatawan asing wisata Pantai Padang kawasan Muaro
ini. Dan pada dasarnya seluruh proses Lasak tergolong Baik (76,74%), karena
komunikasi dengan para wisatawan masyarakat terlibat dan ikut serta dalam
asing, membutuhkan kemampuan dan menjaga keamanan dan kenyamanan
penguasaan bahasa asing. Terkait wisatawan meskipun hanya sebagian
tentang pelatihan masyarakat masyarakat di kawasan ini tidak semua
mengatakan telah mendapat pelatihan berani menegur saat terjadi tindakan
dari pihak swasta namun masyarakat di kriminal di kawasan ini.
kawasan Muaro Lasak tidak tertarik Dalam hal penjagaan resmi di
karna mereka takut ada kaitan politik kawasan wisata Pantai Padang Dinas
namun pada kawasan Pantai Muaro dan Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Danau Cimpago masyarakat tertarik Padang dalam wawancara takterstruktur
untuk mengikuti pelatihan bahasa asing pada tanggal 23 Desember 2016 beliau
menyatakan “Penjagaan di kawasan
Kedua, partisipasi masyarakat wisata Pantai Padang dilakukan oleh
terhadap keamanan dan kenyamanan TNI, Polisi, dan Polisi Pamong Praja.
wisatawan yang berkunjung ke kawasan Pemerintah juga lebih kepada penataan
wisata Pantai Padang tersebut baik tarif parkir dan makanan di kawasan
kawasan Pantai Muaro, kawasan Danau wisata Pantai Padang Juga Sapta
Cimpago maupun kawasan Muaro lasak. Pesona ”
Pada kawasan Pantai Muaro partisipasi Hal ini tidak sesuai dengan
masyarakat dalam menjaga keamanan Dirjen Pariwisata dalam Bakaruddin
dan kenyamanan wisatawan di kawasan (2011:75) dimana pengunjung merasa
wisata Pantai Padang kawasan Pantai aman, nyaman dan tidak takut dari
Muaro tergolong Baik (86.76%), karena tindakan kejahatan seperti kecopetan.
masyarakat terlibat dan ikut serta dalam Untuk keamanan dan kenyamanan di
menjaga keamanan dan kenyamanan kawasan pariwisata dipengaruhi oleh
wisatawan meskipun masyarakat di tingkat pemahaman masyarakat yang
kawasan ini tidak berani menegur rendah tentang sadar wisata melalui
bahkan membantu apabila terjadi unsur sapta pesona hal tersebut
tindakan kriminal di kawasan ini. dikemukakan oleh Wahyu Khalik (2014)
Sedangkan,kawasan Danau Cimpago Namun, untuk partisipasi
partisipasi masyarakat dalam menjaga masyarakat dalam menjaga kenyamanan
keamanan dan kenyamanan wisatawan telah sesuai dengan Budianda (2000)
di kawasan wisata Pantai Padang masyrakat berpartisipasi dalam
kawasan Danau Cimpago tergolong pembangunan pariwisata, dimana
Baik (80.56%), karena masyarakat masyarakat ikut serta dalam proses
terlibat dan ikut serta dalam menjaga pengembangan pariwisata sehingga, rasa
keamanan dan kenyamanan wisatawan
tanggung jawab tumbuh pada Dalam hal tindakan
masyarakat hal tersebut menyebabkan penyelamatan pada korban hanyut di
rasa memiliki jawab otomatis masyrakat kawasan wisata Pantai Padang Dinas
akan ikut merawat serta memelihara Kebudayaan dan Pariwisata Kota
kelestrarian objek wisata. Padang dalam wawancara takterstruktur
Ketiga, kemampuan masyarakat pada tanggal 23 Desember 2016 beliau
pada tindakan penyelamatan (Bantuan menyatakan “tim penyelamatan
Hidup Dasar) saat terjadinya insident di dilakukan oleh tim Rescuse dibantu tim
kawasan wisata Pantai Padang tersebut Bazanas, BPBD Padang dengan
baik kawasan Pantai Muaro, kawasan kordinasi yang baik, kantor tim rescuse
Danau Cimpago maupun kawasan berada di Lapau Panjang Cimpago
Muaro Lasak. Pada kawasan Pantai (LPC) ”
Muaro kemampuan masyarakat pada Hal ini sesuai dengan Egar
tindakan penyelamatan (Bantuan Hidup Rahadianto (2015) menyatakan penjaga
Dasar) saat terjadinya insident di pantai (life guard) merupakan
kawasan wisata Pantai Padang kawasan pemberian pertolongan pertama
Pantai Muaro tergolong Cukup khususnya dalam pemberian bantuan
(73.15%), hal ini dikarnakan semua hidup dasar pada korban tenggelam.
kejadian yang berhubungan dengan Pada tiga kawasan tersebut menyatakan
kecelakan korban hanyut dilakukan oleh tim Rescuse yang membantu
Tim rescuse masyarakat hanya penyelamatan korban hanyut. Tim
melaporkan dan memberi petunjuk rescuse sendiri pada kawasan wisata
berkaitan dengan korban. Sedangkan, Pantai Padang terdapat satu kantor
kawasan Danau Cimpago kemampuan utama kantor terletak di kawasan di
masyarakat pada tindakan penyelamatan Lapau Panjang Cimpago (LPC). Kantor
(Bantuan Hidup Dasar) saat terjadinya utama berada di antara Lapau Panjang
insident di kawasan wisata Pantai Cimpago (LPC) dimana kantor yang
Padang kawasan Danau Cimpago terletak lantai 3 yang memantau ke
tergolong Cukup (74.42%), hal ini seluruh kawasan Wisata Pantai Padang,
dikarnakan semua kejadian yang dan salah satu pos rescuse di depan
berhubungan dengan kecelakan korban kantor Budaya dan Pariwisata.
hanyut dilakukan oleh Tim rescuse
masyarakat hanya melaporkan dan PENUTUP
memberi petunjuk berkaitan dengan KESIMPULAN
korban, namun kantor pos pengamanan
dan pos polisi pariwisata terdapat 1. Kemampuan dan keterampilan
dikawasan Danau Cimpago tepatnya di berkomunikasi masyarakat yang
kawasan Lapau Panjang Cimpago berada di kawasan wisata Pantai
(LPC). Dan pada kawasan Muaro Lasak Padang tergolong cukup (64.40%)
kemampuan masyarakat pada tindakan sehingga mayoritas pedagang dan
penyelamatan (Bantuan Hidup Dasar) juru parkir tidak menguasai
saat terjadinya insident di kawasan berbahasa asing.
wisata Pantai Padang kawasan Muaro 2. Partisipasi masyarakat terhadap
Lasak tergolong Cukup (59.52%), hal ini keamanan dan kenyamanan
dikarnakan semua kejadian yang tergolong baik (81.35%)
berhubungan dengan kecelakan korban dikarnakan mayoritas pedagang dan
hanyut dilakukan oleh Tim rescuse juru parkir juga terlibat dalam
masyarakat hanya melaporkan dan menjaga keamanan dan
memberi petunjuk berkaitan dengan kenyamanan pengunjung namun
korban. jika terjadi tindakan kriminal
mayoritas masyarakat tidak berbuat Budianda. Luhur. 2000. Partisipasi
apa-apa pada kawasan objek wisata masyarakat dalam
Pantai Padang penjagaan resmi pengembangan pariwisata
TNI, POLRI dan Polisi Pamog (suatu studi terhadap
Paraja. partisipasi masyrakat di objek
3. Kemampuan masyarakat pada wisata pantai air manis
tindakan penyelamatan tergolong kelurahan air manis kota
cukup (69.03%) dikarnakan tim padang). Tesis. Universitas
rescuse yang memiliki tanggung Indonesia.
jawab penuh terhadap
penyelamatan korban tenggelam di Bonawati, Eva. 2014. Geografi
kawasan wisata Pantai Padang. Indonesia. Ombak Dua.
Yogyakarta.
SARAN
http://aresearch.upi.edu/operator/upload/
1. Bagi masyarakat di kawasan wisata s_mrl_0606862_chapter1.pdf.
Pantai Padang terutama bagi akses Februari 2016
pedagang dan juru parkir untuk
berpartisipasi jika nantinya http://kabar24.bisnis.com/read/2015080
pemerintah terkait pelatihan bahasa 7/78/460386/pengembangan-
asing, serta berpartisipasi dalam pariwisata-pemkot-padang-
membantu melawan tindakan prioritaskan-kawasan-pantai-
kriminal di kawasan wisata Pantai padang. akses Februari 2016
Padang. http://padangmedia.com/ini-jadwal-
2. Bagi pemerintah agar memberikan
kegiatan-iora-di-padang/.
masukan tentang pelatihan bahasa
asing bagi pedangang dan juru akses 3 Agustus 2016
parkir di kawasan wisata Pantai
http://redaksicepat.com/2042/makan-
Padang.
3. Dapat menjadi acuan dan tolak ukur langkitang-cappucino-di-
bagi pemerintah dan instansi untuk pantai-padang-bayar-rp-
mengetahui kesiapan masyarakat 200-000/. Akses 3 Agustus
dalam menghadapi pengembangan
objek wisata bertaraf internasional http://www.infosumbar.net/berita/berita-
di kawasan wisata Pantai Padang sumbar/tugu-perdamaian-
mayoritas pedagang dan juru parkir pantai-padang/. akses 3
tidak bisa berbahasa asing dan Agustus 2016
melakukan tindakan penyelamatan.
http://www.wikipedia.com . akses 15
Februari 2016
DAFTAR PUSTAKA
Rahardiantomo. Egar. Dkk. 2015 .
Arikunto, Suharja, 2006. Prosedur
Pengetahuan Life Guard
Penelitian Suatu Pendekatan
Tentang Bantuan Hidup Dasar
Praktik. PT Rineka Cipta.
Jakarta. Pada Wisatawan Tenggelam
Di Pantai Klayar Pacitan.
Bakaruddin. 2011. Permasalahan dan Jurnal. STIKes Kusuma
Pengembangan Husada. Surakarta
Kepariwisataan. UNP Press.
Padang. Satyanto. Aji. 2012. Pentingnya
Penguasaan Bahasa Dan
Budaya Asing Sebagai
Pendukung Utama Sektor
Pariwisata. Jurnal. Universitas
Brawijaya Malang.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian


Kuantitatif dan Kualitatif. CV
Alfabeta. Bandung.

You might also like