Professional Documents
Culture Documents
Jurnal
MARNI
09070325
ABSTRACT
1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Angkatan 2009
2
Pembimbing I Dosen Universitas Negeri Padang Sumatera Barat
3
Pembimbing II Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat
PENDAHULUAN sekampung. Dan mempertahankan nilai-
nilai sosial masyarakat Tiku yang
Masyarakat Sumatera Barat terkenal
terkandung dalam malam baetong.
dengan beberapa tradisi perkawinan yang
Dikatakan seperti itu, karena acara
masih berfungsi sampai sekarang
perkawinan adalah acara yang dianggap
diantaranya ada tradisi makan bajamba
rumit dan menghabiskan biaya yang
dalam upacara perkawinan di Kecamatan
banyak, tetapi dengan adanya tradisi
Bukik Barisan Kabupaten Limo Puluah
malam baetong ini pekerjaan yang banyak
Koto (Martin, 2010, 95), tradisi manyilau
akan dikerjakan bersama-sama seperti
kandang dalam upacara perkawinan di
memasak, menghias rumah pengantin,
Nagari Tambangan Tanah Datar (Sari,
sampai yang namanya biaya untuk
2012:92), dan tradisi pasalaman (Heral,
perkawinan.
2010:99).
Tidak hanya itu, dengan adanya
Pada masyarakat Tiku Kecamatan
tradisi ini ikatan emosional dan solidaritas
Tanjung Mutiara Kabupaten Agam salah
para masyarakat Tiku terlihat kuat dan
satunya dikenal dengan tradisi malam
akrab karena ketika tradisi berlangsung
baetong dalam adat perkawinan. Tradisi
biasanya mereka bertemu, bersendagurau
malam baetong ini berasal dari adat
dan bercerita yang terkadang diantara
masyarakat Pariaman dan tradisi ini
mereka sudah lama tidak berjumpa. Tradisi
dibawa oleh masyarakat Pariaman
malam baetong sudah menjadi tradisi
kedaerah Kecamatan Tanjung Mutiara
turun temurun pada masyarakat Tiku.
Kabupaten Agam. Tradisi ini bisa
dilaksanakan setelah pernikahan dan
setelah resepsi perkawinan. Fungsi dari
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
tradisi malam baetong itu sendiri bagi
masyarakat Tiku Kecamatan Tanjung 1. Mendeskripsikan proses malam
Mutiara Kabuputaten Agam adalah, untuk baetong Bagi masyarakat Tiku
mencari dana, mewujudkan rasa gotong Kecamatan Tanjung Mutiara
royong, pengikat tali persatuan dan Kabupaten Agam.
kesatuan dalam masyarakat secara umum, 2. Mendeskripsikan fungsi malam
sebagai sarana untuk menjalin rasa baetong dalam upacara perkawinan
persamaan, sakit, senang dan berat serta bagi masyarakat Tiku Kecamatan
sebagai tali kekerabatan dalam Tanjung Mutiara Kabupaten Agam.
Penelitian yang relevan dengan yang digunakan adalah data primer.
penelitian ini adalah penelitian yang Metode pangumpulan data dengan
dilakukan oleh Suryanti (2007) dengan menggunakan observasi, wawancara
judul “ Makna Ritual Bajiluang pada mendalam dan studi dokumen. Informan
masyarakat Pauah Kamba Kabupaten penelitian ini adalah anggota masyarakat
Padang Pariaman”. Selanjutnya penelitian yang melaksanakan tradisi malam baetong
yang dilakukan oleh Sari (2012) dengan yang terdiri dari 11 orang informan.
judul “Makna tradisi manyilau kandang
dalam upacara perkawinan di Nagari HASIL PENELITIAN
Tambangan Kabupaten Tanah Datar”. Tradisi “malam baetong”
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Masyarakat Nagari Tiku memiliki
Fatmiati (2012) yang berjudul “ Tradisi berbagai macam tradisi, seperti tradisi
manjiliki boru pada masyarakat Padang malam baetong. Tradisi ini asal mulanya
penelitian diatas berbeda dengan penelitian mana mereka merupakan pendatang dari
yang penulis lakukan terkait dengan lokasi Pariaman. Kedatangan mereka ke Nagari
penelitian, tradisi yang dikaji, serta Tiku adalah dikarenakan batas Kabupaten
Proses Tradisi Malam Baetong (seprai, kain dan baju) semuanya dihitung
Pada masyarakat Tiku uang yang dihitung dan diumumkan pada saat malam
diperoleh dari masyarakat yang bapanggia baetong sama halnya dengan menghitung
itu dihitung semuanya pada saat malam uang dari sanak family dan dari
DAFTAR PUSTAKA